NovelToon NovelToon

[S1] A+ UNIVERSITAS INDONESIA - (END)

Catatan di perpustakaan

Happy Reading
Hujan mengguyur di Universitas Indonesia sejak sore. Jalanan yang biasanya ramai oleh suara langkah mahasiswa kini sunyi, hanya terdengar derik pintu perpustakaan yang sesekali tertutup angin. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia terlihat gelap di beberapa lantai. Tapi di lantai tiga, lampu masih menyala—padahal sudah lewat pukul sembilan malam. Jennifer melangkah pelan. Sepatu boots-nya sedikit berdecit di lantai marmer yang basah oleh jejak hujan. Tangannya menggenggam erat buku tebal berjudul Criminal Minds: Unnatural Psychology. Ia sedang mencari ruang baca sunyi, tapi instingnya mengatakan ada sesuatu yang… tidak beres. Tepat di tikungan rak sejarah lokal, dia melihatnya—sebuah tubuh tergeletak. Mata Jennifer membelalak. Seorang mahasiswa, berseragam jaket kuning, terbaring di antara tumpukan buku yang berserakan. Lehernya tertekuk aneh. Di sampingnya, secarik kertas kecil terselip di bawah buku: “A+” Langkah-langkah cepat terdengar dari arah belakang. Samudra, Samuel, dan Anya muncul dengan napas terengah. Mereka segera mendekat.
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Oh shit,... dia udah dingin, siapa dia?
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Namanya Alvan. Kriminologi 2022. gua pernah sekelas waktu semester lalu
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Kenapa bisa mati disini? ini..... dibunuh?
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Jangan sentuh tubuhnya dulu, liat ini /sambil menunjuk kertas kecil di lantai
Anya Pramesti
Anya Pramesti
“A+, sama seperti simbol di kasus kemarin. Yang di parkiran belakang asrama.
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Yang katanya bunuh diri itu?
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Tapi yang ini jelas bukan bunuh diri. Lehernya seperti dipatahkan.
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Dan kenapa setiap kali kejadian aneh muncul, selalu ada simbol ‘A+’? Itu bukan nilai. Itu tanda.
Jennifer memungut kertas itu dengan pinset kecil dari saku jaketnya. Ia memang selalu membawa peralatan kecil semacam itu sejak kasus pertama bermunculan dua minggu lalu. Awalnya hanya berita buram—mahasiswa menghilang, muncul lagi dalam kondisi linglung. Tapi ini? Ini jelas bukan halusinasi. Pintu ruang baca berderit. Dari balik kaca, Hana dan Angkasa masuk, dengan wajah pucat pasi.
Hana Kimura
Hana Kimura
Kami melihat sesuatu… dari jendela luar. Sosok... tinggi. Berjubah hitam. Berdiri lama di lorong ini.
Angkasa Atmaja
Angkasa Atmaja
Dan begitu kami kejar, dia hilang. Seperti bayangan yang menguap.
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Kita harus lapor polisi. Tapi juga ke Dr. Sofia. Dia yang pertama kali bicara soal kemungkinan ‘sistem nilai rahasia’ di kampus ini.
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Sistem nilai rahasia?
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Bukan cuma angka di transkrip. Tapi nilai... yang menentukan hidup dan mati seseorang. Kalau teorinya benar, ‘A+’ ini bisa berarti lebih dari sekadar prestasi. Ini... tanda pilihan.
Mereka semua saling bertatapan. Petir menyambar di luar jendela, cahayanya memantul di rak buku dan dinding kaca. Hujan kian deras. Suara petir menggema sampai ke dalam dada. Satu hal kini pasti: kematian ini bukan yang terakhir. Dan Universitas Indonesia... bukan kampus biasa. --- Bersambung

Konsultasi dengan Dr. Sofia

Happy Reading
Hujan belum juga reda. Kabut tipis menyelimuti gedung-gedung kampus pagi itu. Suasana Universitas Indonesia terasa lebih sunyi dari biasanya. Seolah-olah seluruh kompleks menahan napas, menunggu sesuatu. Jennifer, Samudra, Samuel, Anya, Hana, dan Angkasa berjalan cepat melewati Gedung FISIP, menuju ruang dosen tempat Dr. Sofia biasa mengajar. Mereka menyembunyikan kegelisahan masing-masing di balik diam. Dr. Sofia adalah satu-satunya orang yang pernah membahas “nilai tak terlihat” dalam kelas Kriminologi Sosial. Waktu itu, sebagian besar mahasiswa mengira itu cuma teori konspirasi. Tapi sekarang, semuanya terasa sangat nyata. Mereka tiba di ruangan kecil di lantai dua. Lampu meja menyala, aroma kopi hitam tercium samar. Dr. Sofia tengah membaca koran sambil mencoret-coret catatan di jurnal makalah. Ia mengangkat kepala, menatap keenam mahasiswa itu yang berdiri ragu-ragu di pintu.
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Pagi-pagi datang enam orang sekaligus ke ruang saya. Ada apa?
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Kami…menemukan Alvan, Bu. Di perpustakaan. Semalam.
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Dia… tewas. Dan ada catatan kecil di sampingnya bertuliskan ‘A+’.
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Yang kedua? /sambil meletakkan pulpen
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Ibu tahu tentang ini?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Dugaan saya memang belum bisa dipastikan. Tapi simbol itu muncul juga pada kasus sebelumnya, di area asrama utara. Semuanya mahasiswa berprestasi… namun punya rekam jejak konflik.
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Konflik apa, Bu?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Konflik internal. Tekanan akademik. Persaingan beasiswa. Dan beberapa… terlibat organisasi rahasia yang tidak tercatat secara resmi di kampus.
Angkasa bergidik. Ruangan yang semula hangat terasa mendingin. Hana mencatat cepat di bukunya, sementara Samuel dan Jennifer saling berpandangan. Kata “organisasi rahasia” mulai mengalirkan ketegangan baru di dalam ruangan.
Hana Kimura
Hana Kimura
Ada semacam kultus?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Bukan kultus dalam bentuk agama. Ini lebih ke… sistem seleksi akademik alternatif. Mereka menyebutnya ‘Jalur Dalam’.
Angkasa Atmaja
Angkasa Atmaja
Seperti semacam... elit kampus bayangan?”
Angkasa Atmaja
Angkasa Atmaja
Bisa dibilang begitu. Hanya mereka yang ‘terpilih’ yang tahu pasti mekanismenya. Dan simbol A+... bukan nilai ujian. Tapi tanda bahwa seseorang telah diuji secara lain. Secara ekstrem.
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Dan kalau gagal... seperti Alvan?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
(mengangguk pelan) Bisa jadi begitu.
Ruangan kembali senyap. Bunyi detik jam dinding seolah menggema keras di telinga mereka. Di luar, gerimis masih terus turun. Sebuah dunia gelap terbuka sedikit demi sedikit di balik dinding kampus ternama itu.
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Bu, kami harus tahu siapa yang menjalankan ini. Siapa di balik semua ini?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Itu yang sedang saya cari tahu. Tapi saya tak bisa lakukan ini sendiri. Kalian... sudah menyentuh sesuatu yang sangat sensitif.
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Lalu, apa langkah pertama kami?
Dr. Sofia Alvarez
Dr. Sofia Alvarez
Kembali ke TKP perpustakaan, tapi bukan bagian umum. Di lantai basement, ada arsip dosen dan catatan seminar lama. Jika benar ada organisasi itu, jejaknya pasti tercatat di sana.
Jennifer menatap teman-temannya satu per satu. Mata mereka semua kini berbagi satu hal: tekad. Meskipun ketakutan masih menggantung di udara, ada kekuatan baru yang tumbuh—keinginan untuk mengungkap kebenaran. Mereka bukan lagi sekadar mahasiswa. Mereka adalah penyelidik dalam sistem yang sudah terlalu lama diselimuti bayangan. --- BERSAMBUNG
kalian mau aku tambahin konflik diantara mereka? atau mau di tambah tokoh baru yang misterius?
jgn lupa vote, komen, ya

Arsip Rahasia di Bawah Tanah

Happy Reading
Hampir tengah malam. Langit UI gelap tanpa bintang. Gerbang menuju perpustakaan utama sudah dikunci, tapi itu tidak menghentikan mereka. Jennifer berhasil mendapatkan salinan kunci dari penjaga malam lewat "pinjaman tak resmi" — sisa-sisa keberanian dari aktivitas jurnalistiknya dulu. Mereka berenam menyelinap ke dalam, menyalakan senter dari ponsel. Tak ada suara selain detak sepatu di lantai marmer yang dingin. Perpustakaan itu terasa lebih menyeramkan di malam hari, seperti bangunan tua yang menahan napas setiap kali ada yang melangkah. Lantai utama mereka lewati dengan cepat. Tujuan mereka ada di bawah—lantai basement tempat arsip lama disimpan. Tangga ke sana tersembunyi di balik pintu logam tak bertanda, biasanya terkunci untuk umum.
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Pintunya di sini. Tapi kodenya berubah. Harusnya dulu pakai kunci fisik.
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Biar ku coba... (mengeluarkan kabel kecil dari tas) Sedikit pelatihan dari klub teknik dulu. Jangan bilang ke siapa-siapa.
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Kau pasti punya masa lalu yang menarik, Samudra.
Klik. Pintu terbuka dengan bunyi logam berderit yang memekakkan telinga. Di baliknya, lorong gelap dengan tangga turun yang berdebu menyambut mereka. Aroma kertas tua dan kelembapan menusuk hidung. Hana menggenggam lengan Jennifer. Mereka menuruni tangga pelan-pelan. Di ujung, ada pintu kayu tua bertuliskan “ARSIP KHUSUS — DILARANG MASUK TANPA IZIN” dengan tinta merah memudar.
Hana Kimura
Hana Kimura
Kau yakin ini tempatnya?
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Dr. Sofia bilang, seminar-seminar rahasia dosen disimpan di sini. Termasuk topik ‘jalur dalam’. Kita lihat dulu, baru tarik kesimpulan.
Angkasa Atmaja
Angkasa Atmaja
Tempat ini seperti perpustakaan hantu. Semua terasa diam tapi penuh suara.
Mereka mendorong pintu kayu itu bersama. Di dalam, lorong-lorong rak besi penuh berkas dan dokumen berjilid tebal menyambut. Lampu neon tua menyala redup di atas kepala. Samuel berjalan ke sudut ruang dan menarik satu map berdebu bertuliskan: “Diskusi Tertutup - 2013: Sistem Seleksi Alternatif Mahasiswa Unggulan”
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Nih. Ada nama dosen senior, alumni, dan catatan internal. Tapi... tunggu, ini ada simbol ‘A+’ tercetak di sampul!
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Buka cepat
Di dalamnya, lembaran-lembaran penuh kode dan nama disamarkan. Tapi satu halaman membuat semua mata mereka membesar. Sebuah diagram lingkaran. Di tengahnya tertulis: “A+ adalah simbol seleksi untuk Program INTI.” Nama-nama disekitarnya dilingkari dengan tinta merah—tiga di antaranya dicoret dengan tulisan tangan kecil: “Dihapus. Gagal.”
Jennifer Aniston Kim
Jennifer Aniston Kim
Ini... sistem nilai bawah tanah yang dimaksud Dr. Sofia. Mereka menciptakan jalur masuk elit, berdasarkan… apa ini? ‘Tes keberanian’, ‘tes loyalitas’... bahkan ‘pengorbanan’?
Samudra Atmaja
Samudra Atmaja
Bukan tes biasa. Ini seleksi psikologis ekstrem. Mereka dipaksa memilih antara integritas atau ambisi. Kalau gagal... mereka dibuang.
Angkasa Atmaja
Angkasa Atmaja
Seperti Alvan...
Lampu di atas kepala tiba-tiba berkedip. Semua membeku. Suara langkah pelan terdengar di luar ruangan arsip. Suara sol sepatu... lambat... mendekat. Hana menahan napas. Jennifer mematikan senter ponselnya.
Hana Kimura
Hana Kimura
Itu siapa?
Samuel Hartanto
Samuel Hartanto
Bukan penjaga. Langkahnya terlalu pelan.
Anya Pramesti
Anya Pramesti
Kita harus sembunyi.
Mereka berdesakan ke balik rak besi. Langkah itu semakin dekat… lalu berhenti di depan pintu kayu. Ceklek. Pegangan pintu diputar. Tapi tak terbuka. Terkunci dari dalam. Setelah beberapa detik sunyi yang menyesakkan, suara langkah menjauh. Tapi di balik itu... terdengar suara lain, samar, bergetar seperti bisikan yang dilempar ke udara: “Nilaimu tak cukup.”
Ketika akhirnya berani keluar dari persembunyian, Jennifer menggenggam erat lembaran bertuliskan sistem INTI dan simbol A+. Mereka sudah membuka gerbang pertama. Tapi bayangan yang menyelimuti kampus ini baru saja bangkit. --- BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!