NovelToon NovelToon

MENIKAH DENGAN SANG DADDY

BAB 1

"Maaf Tuan, apakah hari ini kita jadi berangkat ke Italia?" tanya sang asisten yang bernama Michael Jhaseon yang kerap di panggil dengan nama Michael.

Max menghela nafasnya lalu kemudian mengganggukkan kepalanya dengan dingin. Sudah hampir tiga tahun Max tidak pulang ke negara nya lantaran ada sesuatu disana yang sudah mengusik dirinya.

"Bagaimana dengan Ara?" tanya Max tapi masih fokus ke berkasnya.

"Nona Bella baik tuan dan tiga hari lagi Nona bella akan segera lulus sekolah" Jawab Michael dengan sopan tapi tidak dengan wajah datar nya.

"Hmmmm persiapkan kepulangan kita nanti malam"

"Baik Tuan" Michael segera meninggalkan ruangan sang Bos.

Di tempat lain tepatnya di negara maju yaitu negara Italia yang mana seorang gadis belia dengan drees warna pink serta ada ikat rambut pita, membuat Bella begitu cantik bagai peri dalam kayangan yang sedang memandangi bunga-bunga yang ia rawat selama tiga tahun ini.

Wajah yang teduh dan senyum yang begitu manis hingga matanya pun ikut melengkung seperti bulan sabit.

"Nona Bella" Sapa kepala pelayan yang bernama Dario yang sudah berumur sekitar 40 tahunan memanggil sang Nona.

"Pak Dario, ada apa?" Jawab Bella dengan suaranya yang khas dan lembut.

"Silahkan masuk Nona, waktunya anda makan siang" Dario mengingatkan sang Nona untuk makan siang, apalagi sudah terlewat hampir 1 jam lebih.

Bella mengangguk kan kepalanya dan segera mengikuti dario dari belakang.

Tiba di ruang makan Bella menatap makanan yang tersaji di atas meja makan dengan hampa. Sungguh Bella begitu merindukan sang Daddy yang sudah dirinya tidak temui setelah dirinya lulus menengah bawah.

"Pak Dario, apa ada kabar dari Daddy? Bella rindu dengan Daddy." wajah gadis itu langsung murung jika menyangkut sang Daddy. Apalagi mengingat dirinya akan lulus sekolah tiga hari, dirinya sangat ingin sang Daddy ada di sampingnya saat dimana hari kelulusan itu tiba. Bahkan dirinya tidak pernah berbicara atau berkomunikasi dengan sang Daddy membuat rindu itu semakin membuncah rasanya.

"Nona bella, anda jangan Khawatir besok Tuan Max akan segera tiba" jawab Dario membuat Mata cerah bella langsung berbinar mendengar nya. Sungguh hati Bella rasanya berbunga-bunga mendengar kabar itu.

Kasihan juga melihat Nona nya yang melanda rindu dengan sang Tuan, sedangkan sang Tuan sibuk negara sebelah dengan segudang pekerjaan yang begitu banyak.

Mungkin Bella merasa bosan berada di mansion ini apalagi Bella tidak memegang handphone dan juga tidak ada seorang teman. Bella hanya menghabiskan waktunya dengan membaca di sebuah ruang baca, terkadang juga ikut memasak atau merawat taman nya.

"Apakah itu benar Pak Dario?"Tanya bella sekali lagi memastikan ucapan dari sang kepala pelayan itu.

"Tentu Nona, anda bisa memegang perkataan saya" Jawab Dario dengan tersenyum melihat wajah sang Nona yang berserih-seri.

Bella tidak menjawab lagi dan dirinya segera makan dengan lawab, apalagi setelah mendengar kabar kepulangan sang Daddy.

Setelah makan Bella langsung menuju kamar nya untuk segera menunaikan sholat nya dan tidak sabar menunggu esok hari nya.

Semua para pelayan yang melihat kebahagiaan sang Nona ikut merasakan senang juga. Apalagi sang Nona sangat baik dan ramah dengan tingkah polos nya.

Kini Max memasuki mansion nya tepat jam 2 dini hari dengan para pelayan yang sudah berbaris menyambut kedatangan nya. Terkecuali dengan sang gadis cantik yang tidak ikut lantaran sedang tidur dan tentunya tidak boleh mengusik tidur gadis itu.

Perjalanan yang begitu melelahkan. Max segera masuk ke kamarnya hingga tepat di depan pintu Bella sang anak angkat Max tiba-tiba in menghentikan langkah kakinya dengan beberapa detik, setelah itu Max kembali melangkah kan kakinya menuju kamar nya.

Max memasuki kamar nya yang sudah lama dirinya tidak tempati selama tiga tahun ini. Max yang sudah melakukan perjalanan jauh merasa tubuhnya begitu lengket dan dirinya segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Setelah mandi Max melihat melirik ke jam dinding melihat sudah menunjukkan hampir pukul tiga. Max tahun Bella akan segera turun mengambil air minum. Tiba-tiba saja Max ingin melihat putri angkat itu, tanpa aba-aba Max langsung turun dengan menggunakan bathroom tanpa ada dalaman.

Max menuruni anak tangga hingga dimana dirinya telah sampai ke dapur dan langsung tertekun melihat seorang wanita membelakangi dengan rambut yang begitu panjang bergelombang sebatas pinggang dengan pakaian tidur berwarna putih dengan gambar kelinci yang begitu lucu.

Max semakin mendekat hingga dimana Max sudah dekat hingga Max langsung mencium aroma wangi Bella yang membuat nya merasakan getaran yang sudah dirinya tahu selama ini.

Brukkkkk....

"Akkhhh...." ringis Bella merasakan jidat nya sakit karena menabrak sesuatu bahkan minuman nya langsung tumpah.

Max seperti biasa tatapan nya langsung menjadi datar.

Bella melihat dan mata nya langsung berkaca-kaca karena telah melihat seseorang yang begitu dirinya rindukan.

"Daddy...." lirih Bella.

Bukkkk....

Bella langsung memeluk Max dengan erat, tangis nya langsung tumpah begitu saja.

"Bella rindu dengan Daddy, apa Daddy sudah memaafkan Bella?" tangis gadis itu begitu pilu terdengar.

Bella pikir dengan kepergian Daddy nya adalah karena dirinya begitu nakal. Karena dulu seingat Bella jika dirinya nakal maka sang Daddy akan marah lalu menghukum nya dan setelah itu Daddy tidak akan pulang berminggu-minggu lama nya.

"Maafkan Bella Daddy, Bella sungguh minta maaf" ucap gadis itu dengan pilu nya.

Sedangkan Max malah tertegun melihat putri angkat nya telah beranjak dewasa. Apalagi melihat rambut Bella yang begitu harum di indra penciumannya.

"Hmm...." jawab Max.

Bella langsung mendongak melihat wajah sang Daddy apalagi tinggi nya hanya sebatas dada bidang Max.

"Ohhhh shittt..." umpat Max melihat sesuatu belahan putih yang begitu indah. Pantas saja rasanya begitu kenyal ternyata sudah besar.

"Kenapa kamu memakai pakaian seperti ke dapur hmmm?" tanya Max. Biasa nya Bella memang kalau turun selalu mekakai pakaian tidur yang tertutup hanya terkadang saja dirinya memakai pakaian tidur dengan tali satu yang memperlihatkan dada nya, Max pun melihat itu dari CCTV, tapi tidak menyangka saja Kalau langsung Bella sangat menggoda iman.

Apalagi bentuk tubuh Bella termasuk berisi di bagian tertentu.

"Mmm..itu Dad, Bella malas" cicit Bella merasakan takut kalau dirinya membuat kesalahan lagu dab berakhir sang Daddy pergi lagi, padahal dirinya masih rindu dengan sang Daddy.

Mata Max tidak pernah ter-alihkan dari bongkahan dada Bella, tapi karena Bella yang pendek, Max seperti melihat wajah Cantik Bella.

"Cukup ini yang terakhir kali nya aku melihat kamu turun dengan pakaian seperti ini" Ucap Max dengan dingin namun tegas tidak mau terbantah. Karena hanya dirinya yang boleh melihat Bella berpakaian seperti ini.

"Maaf Daddy"

"Pergi ke kamar mu dan segera tidur" titah Max.

Bella mengangguk kan kepalanya dengan menunduk dan segera pergi meninggalkan sang Daddy.

"Ahkkkk sial" umpat Max setelah kepergian Bella.

Max menatap ke bawah dan melihat sesuatu telah menjelang tinggi tapi bukan tiang bendera.

Ckckck" Dasar murahan" dengus Max. Melihat bongkahan indah itu dari anak angkat nya ternyata sesuatu di antara pangkal paha nya langsung bereaksi.

Max berjalan tertatih-tatih ke kamar nya karena si si kecil sedang bangun gara-gara Bella. Yang tadi pun pas sekali Bella tidak memakai pakaian lengkap membuat Max kembali mengeram kecil mengingat belahan dada indah itu. Max juga merasa wangi Bella masih melekat di hidung nya.

Max terpaksa mandi yang ke dua kali nya untuk menuntaskan sesuatu.

"Ahkkk Ara sayang....ternyata kamu sudah besar hmmm" Desah Max dengan tangan bermain di bawah sana.

"Yes Beby...ohhhhh...kamu sangat nikmat" Max merasa kesal dengan kelakuan nya yang sekarang hingga max tetap harus menyelesaikan ritual nya sampai dirinya benar-benar merasa lega.

BAB 2

Pagi-pagi sekali Bella begitu bersemangat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk sang Daddy sekaligus untuk meminta maaf kepada Max.

Dengan bersenangdung kecil dan membuat sarapan dengan penuh cinta, Bella berharap ini sedikit meluluhkan Max nanti nya.

Dan ternyata seorang pria dengan perawakan tinggi dengan tubuh yang begitu Hot malah menatap tajam ke arah Bella.

"Siapa yang mengijinkan nya masuk ke sini" Suara berat nan tegas itu mengejutkan semua orang terutama dengan Bella.

"Berani sekali kalian membiarkan nya memasak dan kalian hanya menonton nyasaja" Ucapan itu langsung membuat semua para pelayan langsung menunduk ketakutan. Mereka tahu setelah ini mereka akan di hukum oleh sang Tuan.

"Daddy Bella yang meminta untuk memasak sendiri" Bela Bella kepada para pelayan dan menurut nya ini salahnya. Max semakin menatap dingin Bella.

Darah Max memang mendidih melihat gadis nya memasuki dapur. Max tidak suka itu, dirinya tidak mau membuat gadis nya lelah.

"Kalian semua harus di hukum" Tegas Max tidak mau terbantah. Sedangkan pelayan hanya menunduk ketakutan saja, ini memang kesalahan mereka yang telah menginjinkan sang Nona untuk memasak selama ini.

"Daddy jangan seperti itu, Bella yang memaksa sama mereka" Bella hampir menangis mengatakan nya tidak terima kalau para pelayan di hukum karena perbuatan nya.

"Jangan hukum Mereka Daddy ini salah Bella, hukum saja Bella" Bella menunduk takut dengan meneteskan air mata nya hingga terjatuh ke lantai dan Max bisa melihat itu.

"Tidak Nona, maafkan kami Tuan. Silahkan hukum kami" Ucap sang Koki yang bernama Bi Renita.

"Keluar semua, ambil bagian kalian kepada Dario sekarang juga"

" Daddy jangan seperti itu, tolong maafkan Bella Daddy" Bella menggigit bibirnya dengan kuat agar suara isak tangis tidak terdengar. Niat hati nya ingin memasak untuk sang Daddy, ini malah di luar prediksi nya.Max mengangkat dagu Bella dan bisa melihat wajah Bella yang sudah memerah terutama dengan hidungnya.

"Jangan menggigit bibir mu" Max hampir kehilangan akal untuk tidak mencium bibir sexsi itu saat melihat Bella menggigit bibirnya sendiri, sangat menggoda di mata Max.

Karena terlalu kuat menggigit bibirnya Bella tidak sadar telah melukai bibirnya hingga mengeluarkan darah.

Tanpa aba-aba Max langsung menarik tangan Bella ke kamarnya dan langsung menduduki Bella di sopa yang berada di ruangan kamar nya sendiri.

Bella sudah pasrah akan apa yang terjadi kepada dirinya sendiri dengan hukuman dari Max.

Ternyata Max mengambil obat P3k lalu mengobati bibir Bella yang telah di lukainya itu.

"Lain kali jangan menggigit bibir sendiri." Ucap Max sambil mengobati luka nya.

Tapi fokus Max malah ke arah lain melihat bibir Pink alami Bella. Max merasa dirinya begitu bodoh jika berada di dekat Bella. Membuat sesuatu hampir terbangun, Memang murahan sekali.

"Duduk disini" perintah Max agar Bella segera duduk di pangkuan nya.

Tanpa basa-basi Bella langsung duduk di pangkuan nya karena dulu memang Bella sering duduk di pangkuan sang Daddy.

"Ouhhhh....Bella" desis Max dengan mendongak kan kepalanya menikmati bokong Bella sang anak tiri yang menimpa sang adik kecil. Max menikmati ini.

"Daddy kenapa?" tanya Bella khawatir mendengar suara desisan dari Max.

"Hmmm..." Max memegang erat pinggang Bella dan menyandarkan dagunya di bahu Bella sambil menghirup aroma tubuh Bella yang memabukkan sambil menahan gejolak yang ada pada dalam dirinya.

"Daddy, apakah Daddy baik-baik saja? apa Bella Berat?" Bella pikir karena dirinya yang terlalu berat apalagi dirinya sadar dirinya yang hampir berusia 17 tahun. Pikiran Bella memang masih polos.

"Ara" Panggil Max dengan nafas yang memburu.

"Iya Daddy" jawab Bella tanpa tahu apa yang sedang di rasakan oleh sang Daddy sekarang.

"Tiga minggu lagi kamu akan ulang tahun kan?" Tanya Max dan Bella mengangguk dengan semangat.

"Iya Daddy, Bella akan berulang tahun tiga minggu lagi" jawab Bella dengan begitu antusiasis, sehingga kini Bella menjadi lupa akan ketakutan nya sendiri.

"Tapi kamu harus di hukum Ara" ucap Max dengan berbisik. Max memang memanggil Bella dengan sebutan Ara, karena itu adalah panggilan kesayangan.

"Daddy" lirih Bella. Bella kemudian menunduk takut mendengar ucapan dari sang Daddy barusan.

"Berdiri Ara" perintah Max dan Bella segera berdiri. Lalu Max tersenyum licik melihat ketakutan Bella.

Max juga bangkit tidak peduli jika burung nya sudah menegakkan sempurna di balik celananya dan Bella melihat itu.

"Berbaring disini Bella" Max menunjuk sopa agak Bella segera berbaring.

"Daddy, apakah Daddy akan menampar bokong Bella Daddy?" Tanya Bella dengan perasaan yang takut, karena menurut Bella ini adalah hukuman yang sakit menurut Bella.

"Tidur dan berbaring Ara" Bella menurut dan Max sangat suka Bella yang penurut seperti ini.

Bella berbaring sambil memejamkan matanya bersiap tangan dari Sang Daddy yang akan memukulnya.

Plakkk...

"Yah Ara, jika kamu melakukan kesalahan lagi kamu akan di hukum lebih dari ini"

Plakkkk.....

"Dengar tidak"

"Iya Dad" jawab Bella.

Plakkk.....

"Ahkkkk Bella bagus" Fantastis liar Max semakin dalam saat menampar bokong Bella yang begitu kenyal. Max memang licik terhadap Bella.

"Jangan keluar dari kamar ini sampai makan siang" Lalu Max segera pergi keluar dan segera memanggil asisten nya Michael untuk memesankan seorang wanita untuk dirinya.

Bella memang sangat beracun bagi Max dan sekaligus obat penawar.

"Memang sialan"

Tidak lama kemudian panggilan wanita telah datang menunggu. Tanpa aba-aba Max langsung menyuruh si wanita itu mengulum miliknya.

"Ohhhh Ara, kamu memang gadis iblis" desah Max.

Max menarik rambut si wanita itu lalu memperdalam punya nya hingga ke rongga wanita itu sangking dalam nya guluman itu dan ikut memajukan mundurkan kepala si wanita itu lebih cepat. Tetapi walaupun begitu fantastisnya hanya untuk si gadis kecil nya si Arabella Humairah.

"Kamu memang luar biasa Beby"

hingga hampir satu jam lebih akhirnya penuntasan itu terjadi barulah Max merasa lega. Lalu Max menyuruh wanita itu pergi dari hadapan nya. Tenang saja dirinya pun masih perjaka yang mana dirinya belum memasuki goa mana pun dan Max hanya ingin milik Bella yang harus merasakan nikmatnya pusaka kebanggaan nya ini.

"Kamu memang luar biasa Ara sayang" menunggu tiga minggu itu sangat berat bagi Max, serasa dirinya menunggu tiga abad lamanya. Tidak mungkin kan dirinya menikahi gadis itu yang belum genap berusia 17 tahun itu? Max tidak sabar menunggu hari itu tiba dan dirinya akan memakan habis tubuh Bella tanpa ampun. Apalagi mengingat dirinya selalu bermain solo atau memanggil panggilan wanita untuk menuntaskan hasrat nya, itu pun karena Bella gadis angkat nya.

BAB 3

Waktu makan siang telah tiba dan Max telah duduk di tempat nya." Panggilkan Ara untuk makan" titah Max kepada salah satu pelayan nya yang berbaris di belakangnya. Sungguh seorang raja!

Hingga Bella telah tiba dengan wajah yang menunduk dengan tidak berani menatap sang Daddy lagi. Mengingat kejadian semalam dimana dirinya di hukum membuat Bella semakin takut kepada sang Daddy.

Salah satu pelayan khusus melayani dirinya dan sang anak angkat telah mengisi piring mereka tapi di saat Max hendak ingin menyuapkan makanan nya jadi terhenti karena melihat Bella yang tidak menyentuh sedikit pun makanan nya bahkan Bella hanya menunduk saja.

Tak....

Suara sendok terdengar kuat membuat Bella semakin takut. " Cepat makan Ara" Ucap Max. Seketika Bella langsung menatap sang Daddy.

"Maaf Dad, Bella gak lapar" cicit Bella yang kemudian menunduk lagi.

Max menghela nafas melihat putri angkat nya yang tidak mau makan. "Jangan membuat ku marah dengan mu" ucap Max dengan tegas yang tidak mau terbantah. Tentu saja Bella langsung menciut mendengar suara daddy yang begitu tegas yang mana Bella langsung menyuapkan makanan nya ke dalam mulutnya. Max langsung tersenyum tipis melihat itu. Mana mau dirinya kalau Ara tidak makan.

Setelah selesai makan Bella kembali ke kamarnya, sedangkan Max juga langsung pergi ke ruang kerjanya, takutnya jika berlama-lama dengan gadis kecil nya, dirinya tidak bisa mengontrol diri melihat tingkah Bella yang menggemaskan di mata nya.

Sungguh Max tidaklah fokus saat bekerja karena pikiran nya tertuju kepada Bella. Inilah yang dirinya tidak sukai kalau sudah bertemu dengan Bella.

Takkk.....

Terdengar suara bolpoin di letakkan kuat dengan beriringan suara helaan nafas. Max berjalan ke arah jendela. Matanya yang tajam menangkap seseorang gadis di sebuah taman yang di yakini itulah adalah putri angkat nya yang tidak lain gadis pujaan nya.

Dulu sekitar 6 tahun yang lalu dimana dirinya sedang melakukan transaksi di sebuah negara yang banyak pulau tak sengaja saat setelah pulang dirinya melihat ada sebuah kecelakaan dan yang pasti Max pikir bukan kecelakaan biasa.

Max adalah orang yang tergolong begitu cuek dengan sekitar nya tapi saat ingin melewati mereka, ada satu wanita yang merangkak ke mobil mereka dengan pakaian yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Entah bagaimana Max menyuruh untuk berhenti dan mengecek mereka.

Wanita memohon dengan keadaan yang begitu memprihatinkan sambil menunjuk ke arah mobil. Max yang waktu itu langsung memberikan isyarat kepada Michael untuk mengecek mobil itu dan saat itu wanita itu langsung menghembuskan nafas terakhirnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tidak lama kemudian Michael membawa seorang anak yang berusia 10 tahun yang tak jauh bedah dengan pakaian sang ibu yang menutupi seluruh tubuh nya dengan air mata yang meluruh tapi tidak mengeluarkan air mata.

Sesaat Max sempat terpana akan kecantikan anak itu dan segera menyuruh Michael untuk membawanya ke dalam mobil lala Max menelpon anak buahnya untuk segera membereskan kejadian itu.

Dan nyatanya Max malah jatuh cinta kepada gadis itu entah di mulai dari umur berapa saat itu Bella hingga saat ini.

Entahlah padahal tadi Bella berada di kamar nya tapi kini dirinya sudah melihat gadis itu sibuk dengan taman nya.

Naluri nya mengatakan bahwa dirinya harus menghampiri Bella. Melihat senyum indah itu membuat kaki nya langsung melangkah menuju ke taman.

"Tumbuh cantik yah sayang ku, Kalian sudah seperti keluarga sendiri" Ucap Bella sambil menghirup bunga nya. Bahkan Bella belum sadar bahwa Max sudah berada di belakangnya.

"Kalian sangat cantik" Sungguh Bella sangat puas melihat bunga-bunga yang ia rawat kini sudah tumbuh cantik bermekaran indah. Tentu hati Bella sangat puas dengan pencapaian nya saat ini.

"Kau lebih cantik gadis kecil ku" Batin Max dengan gaya nya yang khas menatap punggung Bella.

"Astaghfirullah " Bella tentu terkejut melihat siapa Max yang sudah tiba-tiba berdiri di belakangnya.

"Daddy?" lirih Bella langsung menunduk kan kepalanya. Sedangkan Max hanya menatap Bella dengan tatapan biasanya yaitu datar.

"Ikut dengan ku" titah Max langsung berjalan tanpa mau mendengar jawaban dari Bella. Max berjalan menuju gajebo yang berada di ujung taman dan Bella mengikuti sang Daddy dari arah belakang.

Max duduk dengan gaya angkuh nya sedangkan Bella masih tetap berdiri dengan meremas kedua tangannya. Sungguh aura Max sangat lah kental yang patut di takuti termasuk Bella juga.

Max menghela nafasnya melihat Bella yang masih takut kepadanya." Duduk disini" Perintah Max menepuk di sebelah nya. Bella pun menurut.

Tapi Lagi-lagi Max hampir geram melihat Bella yang duduk nya malah ada jarak di antara mereka padahal dirinya ingin memeluk pinggang gadis nya.

Dengan sekali tarikan Bella langsung berada di pangkuan Max yang mana membuat Bella terkejut.

"Daddy jangan seperti ini" Malu Bella. Bella juga takut ada yang melihat mereka seperti ini dan akan menjadi salah paham

"Kau mau membantah ku" bisik Max yang mana membuat Bella geli. Tapi tetap saja Bella dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Max menyelinapkan anak rambut Bella ke kuping nya dan menelusuri garis wajah Bella. Sungguh Paras Bella begitu sempurna. Dirinya yakin bahwa belum ada sesuatu yang tercampur di wajah nya Bella.

Sebenarnya Bella tidak nyaman akan keadaan yang seperti ini, tapi Bella takut jika mengeluarkan satu kata pun akan membuat sang Daddy marah kepadanya. Tentu dirinya tidak mau itu terjadi.

"Ara" Panggil Max.

"Iya Daddy" jawab Bella.

"Aku dengar kau bosan berada di rumah" Bella langsung mengangguk kan kepalanya. Bagaimana tidak bosan sama sekali, dirinya tidak pernah keluar rumah hampir tujuh tahun lama nya.

"Bella ingin melihat di luar Dad" Bella langsung mengutarakan rasa di hatinya yang sudah dirinya pendam selama ini.

Kasihan juga melihat Bella yang tidak pernah melihat dunia luar sekali pun. Selama ini dirinya pun tidak memperbolehkan Bella memegang ponsel kalau Bella tidak berumur 17 tahun nanti nya.

"Bella kau tahu kan kalau aku bukan Daddy kandung mu?" Tanya Max.

"Iya Daddy, tapi aku sudah menganggap Daddy seperti Daddy kandung ku sendiri" Jawaban yang di berikan oleh Bella membuat Max lemas. Dirinya tidak mau di anggap Bella seperti itu, dirinya mau di anggap sebagai pria oleh Bella tapi Max sadar, Bella tentu menganggap nya seperti Daddy sendiri, apalagi hanya dirinya sendiri yang mencintai secara sepihak.

"Hmmm..." hanya itu jawaban yang bisa diberikan oleh Max.

"Apa kau tahu balas budi?" tanya Max sekali lagi.

"Bella tahu Dad" jawab Bella mengangguk anggukkan kepalanya. Hal itu terlihat gemas di mata Max.

"Nanti setelah kamu berusia 17 tahun kamu harus berbalas budi kepada ku"

"Tentu Dad" jawab Bella dengan penuh kepercayaan diri. Bella sangat sadar diri akan pengorbanan yang di lakukan oleh Max kepadanya. Bahkan dirinya berniat mencari calon ibu tiri untuk di nikahi oleh Max nanti nya. Bella juga terkadang merasa kasihan kepada Sang Daddy yang tidak kunjung menikah akibat merawat dirinya.

"Bagus" jawab Max dengan mengacak-acak rambut Bella. Bella tersenyum menikmati momen seperti ini yang sudah lama Bella rindukan.

"Bella sayang Daddy" ucap Bella lalu membalikkan tubuhnya sambil memeluk erat Max."Jangan berubah yah Daddy walaupun Daddy menikah nanti" Max terkekeh mendengar nya. Menurut artian Max adalah ketika mereka menikah nanti, padahal menurut Bella adalah kalau nanti sang Daddy menikah dengan wanita lain kasih sayang Max jangan berubah.

"Tentu Girl" jawab Max. Tapi otak Max malah berubah seketika setelah merasakan dada Bella yang menempel di dadanya.

"Bella" Panggil Max yang mana suaranya sudah berubah parau.

"Coba gesekkkan bokong mu" titah Max. Walaupun sedikit heran Bella tetap melakukan ucapan dari sang Daddy.

"Yes Girl, like that" otak Max memang semesum itu kalau bersama dengan Bella.

B"kong Bella yang menggesek itu sangat di nikmati oleh Max. katakanlah Max seorang pedofil dan yah Max mengakui itu dan dirinya pun tidak peduli dengan omongan seperti itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!