NovelToon NovelToon

Ruang Rahasia

Dekat yang Disengaja

Shift Sore, 17.20
Sella menyandarkan punggung ke dinding ruang ganti. Udara di ruangan sempit itu terasa hangat, bukan karena suhu, tapi karena Dion berdiri terlalu dekat.
Sella baru saja selesai ganti baju, seragam masih separuh terpakai, rambutnya basah, napasnya belum teratur.
Sella tak bergerak. Tapi juga tak menjauh.
Dion
Dion
Kamu sering banget pulang telat ya sekarang.
Sella
Sella
Emang kenapa?
Dion
Dion
Gak papa. Aku suka aja ngelihat kamu sebelum kamu pulang.
Sella menahan senyum. Jantungnya berdebar, tapi wajahnya tetap datar. Ia menyambar tas, berjalan ke pintu.
Tapi sebelum keluar, ia menoleh. Sebentar. Dan matanya bicara lebih banyak dari bibirnya.
Sella
Sella
Kamu nyari alasan atau nyari aku?
Pintu tertutup perlahan. Tapi udara panas itu tinggal di sana. Bersama Dion. Dan niat yang makin tak bisa ditepis.
Malam Hari, 22.13
Di rumah, suaminya sudah tertidur.
Sella berbaring di ranjang, layar ponselnya menyala redup. Ia membuka pesan dari Dion chat yang dikirim tanpa suara, tapi membuat tubuhnya terasa bising.
Dion
Dion
Kamu ngelihatin aku tadi pas aku buka seragam ya?
Sella
Sella
Kamu ge-er.
Dion
Dion
Tapi kamu gak langsung pergi. Dan kamu sempat gigit bibir.
Sella menatap layar. Jemarinya menggantung di atas keyboard. Lalu ia balas.
Sella
Sella
Kamu suka?
Dion
Dion
Suka kamu. Suka kalau kamu diem-diem ngelihatin aku. Aku bisa ngerasain dari jauh.
Sella menggigit bibir, lalu membaringkan diri pelan. Sella mengetik.Menghapus. Mengetik lagi. Lalu Tangan kirinya menyibak sedikit selimut, memperlihatkan leher dan bahu yang setengah tersibak cahaya kamar. Cekrek. Suara kamera ponsel memecah sunyi. Ia menatap layar. Tak ada kata. Hanya satu foto yang ia kirim.
Sella
Sella
NovelToon
Dion
Dion
{voice note}
Sella melirik suaminya. Perlahan, Sella menurunkan volume ponsel ke titik paling rendah cukup untuk dirinya sendiri. Lalu ia tekan play. Suara Dion terdengar, rendah dan nyaris berbisik:
Dion
Dion
"Gila kamu tahu gak, sejak tadi aku nahan. Bayangin kamu. Di ruang ganti. Tutup pintu. Sendiri."
Sella menutup mata, satu tangan menggenggam selimut, tubuhnya terasa hangat dari dalam. Ia belum membalas. Tapi pikirannya sudah pergi ke tempat yang tak bisa ia ceritakan pada siapa pun.

Waktu yang Diam-Diam

Shift Pagi, 09.12
Lorong belakang, sunyi, hanya langkah sesekali. Sella pura-pura sibuk di rak linen, tapi matanya gelisah. Ia menunggu. Dion belum muncul. Begitu Dion lewat, tak ada sapaan. Hanya tatapan yang cukup lama, cukup dalam. Ia berhenti sebentar di belakang Sella. Napasnya hangat di dekat telinga.
Dion
Dion
Kamu dengerin voice note-ku sampai habis?
Sella tak menoleh. Tapi mengangguk.
Dion
Dion
Aku pengen lanjutinnya. Langsung. Bukan suara.
Lalu Dion pergi. Sella tak bergerak. Tapi tubuhnya sudah terbakar.
Parkiran belakang rumah sakit. Selepas shift pagi, 14.07
Sella baru saja membuka helm ketika ponselnya bergetar.
Dion
Dion
[14.08] Capek?
Dion
Dion
[14.08] Temani aku makan sebentar, yuk.
Sella
Sella
[14.10] Boleh. Tapi jangan lama-lama. Aku bilang ke rumah cuma mau istirahat sebentar.
Warung kecil di pojok jalan belakang RS, 14.30
Mereka duduk di sudut tersembunyi. Tempat itu tenang, hanya satu meja lain yang terisi. Dion duduk terlalu dekat. Saat tangan mereka bersentuhan mengambil gelas, tak ada yang menjauh.
Dion
Dion
Akhir-akhir ini kamu sering bilang ‘sebentar’. Tapi nyatanya kamu nggak buru-buru pulang.
Sella tersenyum kecil, pandangannya mengarah ke sendok di tangannya.
Sella
Sella
Karena kadang, aku memang nggak pengen cepat-cepat pulang.
Dion tak berkata lagi. Tapi sejak detik itu, mereka sama-sama tahu: "sebentar" akan semakin panjang.
Kamar Tidur, 21.34
Rumah sudah tenang. Suaminya baru saja selesai mandi dan langsung tertidur, punggungnya membelakangi Sella seperti biasa.
Di atas ranjang, lampu redup. Sella memegang ponselnya dengan satu tangan, membuka galeri.
Foto-foto makanan siang tadi dan satu foto lain: selfie Dion di parkiran, dikirim tanpa kata.
NovelToon
Sella menatap foto itu lama. Lalu jempolnya bergerak.
Sella
Sella
[21.37] Kamu kirim itu buat apa?
Dion
Dion
[21.38] Buat kamu. Buat nemenin kamu yang katanya gak pengen cepat pulang.
Sella menoleh ke sebelah. Suaminya masih lelap. Ia pasang earphone, menekan voice note dari Dion yang baru saja masuk.
Dion
Dion
[Voice note] 00:19 detik. "Kalau kamu ada di sini sekarang, aku bakal tarik kamu duduk di pangkuanku. Kamu diam aja, aku cuma mau lihat wajah kamu waktu gak harus pura-pura."
Sella menutup mata. Suaranya berbisik, tapi tubuhnya terasa gaduh.
Malam itu panjang. Tapi yang membuatnya terjaga bukan lagi suara dengkur tapi suara lain, yang datang dari dalam dirinya sendiri.

Saat Aku Butuh, Dia Sibuk

Selasa, 04.47 – Kamar Tidur
Sella membuka mata perlahan. Udara kamar masih dingin, sisa malam belum sepenuhnya pergi. Ia menggeliat pelan, lalu menoleh.
Armand berdiri di depan lemari, sudah rapi, parfum kerjanya menyebar tipis di ruangan. Ia bahkan belum sempat melirik ke arah ranjang.
Sella menarik selimut hingga ke dada, lalu memanggil pelan.
Sella
Sella
Sayang…
Armand hanya menoleh sebentar.
Armand
Armand
Aku harus berangkat lebih awal, ada briefing pagi.
Sella duduk separuh, nada suaranya agak lebih tegas.
Sella
Sella
Masih pagi banget. Kamu gak bisa sebentar aja?
Armand menghela napas, mendekat hanya untuk mencium pipinya sekilas.
Armand
Armand
Maaf. Aku gak bisa terlambat, serius ini urgent.
Kata sella pelan.
Sella
Sella
Nanti malam aku masuk shift, kalau bukan sekarang, kapan?
Armand sudah membuka pintu kamar.
Armand
Armand
Nanti kita omongin lagi ya.
Dan seperti itu saja, ia pergi.
Sella menatap pintu yang tertutup. Diam. Kesal. Dingin yang merayap dari kulit sampai ke dalam hati. Di sampingnya, ponsel menyala. Notifikasi dari Dion. Satu pesan belum dibuka. Malam nanti ia kerja. Tapi siangnya masih panjang. Dan ia benci rasanya ketika butuh tapi diabaikan.
Selasa, 05.12 – Kamar Tidur
Ia menatap layar ponsel. Notifikasi dari Dion masih menyala. Jemarinya ragu, tapi rasa kesal belum reda dan rasa butuh itu belum juga pergi. Ia buka.
Dion
Dion
[05.09] Udah bangun belum, perawat cantik? Tadi mimpiin kamu.
Sella menggigit bibir bawah. Masih belum membalas. Lalu notifikasi lain muncul.
Dion
Dion
[05.10] Voice note – 00:22
Sella pakai earphone. Pelan. Suaminya sudah pergi, rumah sunyi.
Dion
Dion
~ Kalau kamu duduk di pangkuanku sekarang, mungkin aku gak bakal ngelepas kamu. Aku bakal tahan kamu di situ sampai kamu lupa kalau harus berangkat kerja nanti malam ~
Sella menutup mata. Sebaris senyum muncul, tipis. Tangannya akhirnya membalas.
Sella
Sella
[05.13] Kamu gak tidur? Aku bangun dalam keadaan bingung mau marah, sedih, atau pengen.
Dion
Dion
[05.14] Gak usah pilih salah satu. Pake aja semua. Aku bisa bantu, kalau kamu mau.
Sella menatap layar itu lama. Lalu meletakkan ponsel ke samping, menghela napas pelan. Hari masih pagi. Tapi pikirannya sudah jauh dari tempat tidur. Dan malam nanti, belum tentu jadi pelarian. Mungkin justru perpanjangan dari rasa yang sejak subuh belum selesai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!