NovelToon NovelToon

My Clingy Husband

Bab 1 [Happy wedding]

"Saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan putri saya yang bernama Davina Brawijaya binti Rafa Brawijaya, dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar seratus juta rupiah, dibayar tunai."

Ucapan sakral itu menggema di dalam sebuah gedung megah yang telah didekorasi dengan nuansa putih dan emas, membuat suasana semakin khidmat. Para tamu undangan yang hadir terlihat memperhatikan prosesi ijab kabul dengan serius, menyaksikan momen penting dalam kehidupan dua insan yang tengah bersatu dalam ikatan suci pernikahan.

Galaxy Adhitama, sang pengantin pria, duduk bersila di hadapan ayah mempelai wanita. Wajahnya menunjukkan raut tegang. Jelas terlihat bahwa detik ini begitu menegangkan baginya. Jantungnya berdebar cepat, keringat dingin mulai membasahi pelipis. Tapi ia mencoba tenang, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya yang tak beraturan.

Dengan suara lantang dan penuh keyakinan, ia akhirnya mengucapkan,

"Saya terima nikah dan kawinnya Davina Brawijaya binti Rafa Brawijaya dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."

Semua yang hadir seolah menahan napas sejenak, menanti pengesahan dari para saksi.

"Bagaimana, para saksi?" tanya penghulu dengan suara mantap.

"SAH!!" seruan serempak para saksi dan kerabat langsung menggema memenuhi seluruh ruangan. Sorak sorai dan tepuk tangan pun menyusul. Momen itu menandai bahwa Davina dan Galaxy kini resmi menjadi sepasang suami istri.

Senyuman bahagia menghiasi wajah kedua mempelai. Davina tampak anggun dengan gaun putihnya yang berkilau, sementara Galaxy tampak gagah dengan setelan jas yang rapi. Mereka saling bertatapan, seolah tak percaya bahwa hari yang telah mereka impikan akhirnya tiba juga.

Setelah prosesi ijab kabul selesai, acara dilanjutkan dengan pesta pernikahan. Tamu-tamu berdatangan memberi selamat, membawa doa dan harapan baik untuk rumah tangga yang baru saja terbentuk.

Di tengah keramaian itu, Galaxy terus memandangi wajah istrinya dengan penuh rasa cinta dan syukur. Ia masih tak percaya, gadis yang selama ini menemaninya dalam suka dan duka, kini telah resmi menjadi miliknya.

"Sayang," panggil Galaxy lembut.

Davina menoleh, membalas tatapannya dengan senyum manis yang tulus.

"Kamu udah siap menua bareng aku?" tanya Galaxy sembari memeluk pinggang sang istri dengan hangat.

"Aku udah siap dong. Bahkan kalau kita udah nggak punya gigi sekalipun, aku tetap siap, sayang," jawab Davina dengan tatapan penuh cinta. Mereka pun saling menatap, terdiam sejenak dalam momen penuh makna.

"I love you, darling," ucap Galaxy, menyentuhkan hidungnya ke hidung Davina.

"I love you too," balas Davina pelan.

Galaxy yang terbawa suasana langsung mengecup bibir Davina. Ciuman itu bukan hanya sekadar kecupan biasa, tapi penuh makna dan rasa. Tangan Galaxy pun ikut menekan tengkuk sang istri, memperdalam momen mesra mereka.

Namun, momen romantis itu tiba-tiba terhenti ketika terdengar suara seseorang dari arah kerumunan tamu.

"Ehem ehem... uang sewa kontraknya berapa, Pak? Mau bayar nih," ucap seorang tamu dengan nada bercanda.

Mereka berdua langsung menghentikan ciumannya, menatap tamu itu dengan ekspresi bingung.

"Kontrak?" tanya Galaxy heran.

"Iya, sewa kontrak tinggal di dunia. Dunia ini kan kayaknya udah kalian miliki berdua. Kita mah cuma ngontrak, ya kan ya?"

"Iyaa!" para tamu lainnya ikut menyahut dengan tawa, membuat seluruh ruangan kembali riuh oleh gelak tawa.

Galaxy dan Davina hanya bisa tersenyum malu. Wajah mereka memerah karena digoda oleh para tamu yang menyaksikan kemesraan mereka.

Tak lama kemudian, sepasang tamu istimewa mendekati mereka. Vyora dan Elzan, sahabat mereka sejak masa SMA, datang memberikan ucapan selamat. Vyora langsung memeluk Davina dengan erat.

"Selamat ya, Davina, Galaxy. Selamat atas pernikahan kalian," ucap Vyora bahagia.

"Selamat juga, bro. Akhirnya kalian sah juga. Semoga rumah tangganya sakinah, mawadah, warahmah," ucap Elzan, menjabat tangan Galaxy sambil tersenyum hangat.

"Aamiin," jawab Davina dan Galaxy serempak.

"Oh ya, spesial buat kalian. Besok kami bakal masakin menu paling enak di café kami. Datang ya! Gratis kok. Ini buat rayain hari bahagia kalian."

Davina terlihat terharu, tapi juga merasa sungkan.

"Wah makasih banyak, tapi ngerepotin gak nih?" tanyanya ragu.

"Enggaklah. Kalian bahagia, kami juga ikut bahagia. Gak ada tuh istilah merepotkan kalau buat sahabat sendiri. Iya kan, Sayang?" jawab Vyora sambil menatap suaminya.

"Betul banget," Elzan mengangguk sambil menggenggam tangan Vyora. "Jadi, datanglah besok. Kita rayakan bareng."

"Aaaa so sweet! Makasih banyak ya." Davina memeluk Vyora hangat. Galaxy juga ikut menyampaikan rasa terima kasih.

"Thanks udah mau direpotin, bro. Dari dulu kalian emang kompak. Pantesan jodoh."

"Hahaha, iya dong. Kita kompak karena saling percaya dan saling cinta. Sama kayak kalian. Cinta banget kan sama Davina?" ucap Elzan sambil tersenyum lebar.

"Udah jelas banget dong," Galaxy memeluk Davina dari belakang. "Iya kan, Sayang?"

"Iya, Sayang," jawab Davina sambil membalas pelukannya.

"Eh yuk kita cobain makanannya. Kelihatannya enak-enak tuh," ajak Vyora sambil melirik meja hidangan.

"Gas! Hari ini kita mukbang!" ucap Galaxy semangat, mengajak Elzan dan Vyora ke meja makan bersama.

---

Profil Tokoh:

Galaxy Adhitama

– Tampan & mapan

– Seorang masinis

– Suami dari Davina

– Clingy & suka sentuhan fisik

– Sedikit posesif

– Romantis & penuh usaha

– Latar belakang broken home (orang tua bercerai saat kecil)

Davina Brawijaya

– Cantik, ramah, dan penyabar

– Istri dari Galaxy

– Friendly & soft spoken

– Anak tunggal (kasih sayang orang tua sepenuhnya untuknya)

Vyora Aldebaran

– Teman semasa SMA Davina & Galaxy

– Cantik, realistis, & pendengar yang baik

– Suka quality time dengan suaminya

– Istri dari Elzan

Elzan Malik

– Sahabat semasa SMA Galaxy & Davina

– Tampan & green flag

– Suka melayani dan menyayangi

– Suami dari Vyora

---

Malam pun tiba. Setelah seharian menjalani rangkaian acara pernikahan yang melelahkan, Galaxy dan Davina akhirnya bisa beristirahat di kamar mereka. Keduanya terlihat kelelahan, tapi senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah mereka.

Davina baru saja selesai membersihkan diri. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi tubuhnya. Rambutnya masih sedikit basah, dan aroma sabun masih tercium segar. Galaxy yang melihat pemandangan itu tak bisa menahan diri untuk mendekat.

"Sayang... udah beres mandinya?" tanya Galaxy manja, melingkarkan tangan di pinggang Davina dan menyandarkan dagunya di bahu sang istri.

"Udah dong. Sekarang giliran kamu mandi," ucap Davina dengan pipi sedikit memerah. Ia mencoba melepaskan pelukan Galaxy karena merasa malu hanya mengenakan handuk.

"Kamu gak mau nemenin aku mandi nih?" Galaxy memutar tubuh Davina hingga kini menghadap ke arahnya.

Davina menunduk gugup, tidak menjawab. Galaxy tersenyum iseng.

"Mandi sendirian itu gak enak loh, Sayang," ucapnya sambil mempererat pelukannya.

Entah kenapa, Davina langsung merasa merinding. Dalam hati ia bergumam, “Rasanya pengen kabur ke planet Mars deh. Aku belum siap lihat suamiku mandi!”

...(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)...

...🙌🏻 see you again 🙌🏻...

Bab 2 [the first night]

~ Happy reading ~

"T-tapi aku udah mandi, sayang. Kamu ma-mandi sendirian aja ya," ucap Davina gugup, sambil perlahan melepaskan tangan Galaxy dari pinggang rampingnya.

Galaxy tersenyum lembut, tak ingin membuat istrinya merasa tertekan. "Ya udah deh, kalo gitu… lain kali aja kita mandi barengnya."

"I-iya…" Davina hanya bisa menjawab pelan, masih terlihat malu. Meski kini mereka sudah resmi menjadi suami istri, hatinya tetap berdebar setiap kali bersama Galaxy.

Galaxy memandang istrinya yang hanya mengenakan handuk, lalu berkata sambil mengecup lembut keningnya, "Pakai baju gih, nanti masuk angin kalau cuma handukkan aja."

Davina mengangguk pelan, lalu segera menuju ruang ganti. Sebelum menutup pintu, ia sempat menoleh dan berkata sambil tersenyum manis, "Yaudah, kamu juga mandi jangan lama-lama ya."

"Kenapa jangan lama-lama, sayang?" tanya Galaxy sambil menatapnya jahil.

Davina gugup, wajahnya mulai memerah. "Ya… itu… biar gak masuk angin." jawabnya terbata-bata, membuang muka agar tak bertemu tatapan mata Galaxy yang tajam namun hangat itu.

Galaxy tertawa pelan dalam hati. "Lucu banget sih… jadi pengen cepet-cepet unboxing," batinnya, menahan senyum sambil melangkah ke kamar mandi.

"Kamu kenapa liatin aku begitu?" tanya Davina sedikit curiga saat melihat tatapan Galaxy yang begitu dalam.

"Gapapa kok. Aku mandi dulu ya, sayang," jawabnya singkat, lalu masuk ke kamar mandi. Sementara itu, Davina berdiri sejenak di ruang ganti, menatap pakaiannya sambil bergumam, "Kenapa deg-degannya nggak hilang-hilang sih…"

...----------------...

Setelah semua selesai, mereka pun mematikan lampu kamar. Hanya lampu tidur kecil yang menyala lembut, menciptakan suasana yang tenang. Davina berbaring membelakangi Galaxy. Hari pertama tidur bersama, ia masih merasa canggung untuk saling bertatap muka.

Dari belakang, Galaxy melingkarkan tangannya ke tubuh istrinya. "Sayang… kamu mau honeymoon ke mana?" bisiknya pelan.

"Aku ikut kamu aja," jawab Davina tanpa menoleh, suaranya terdengar lirih. Galaxy menghela napas pendek.

"Kamu takut ya sama aku?" tanyanya sambil perlahan memutar tubuh Davina agar menghadapnya. Matanya menatap serius.

"Kalo kamu belum siap, aku gak akan lakuin itu ke kamu. Jadi kamu tenang aja, jangan khawatir terus, sayang," ucap Galaxy lembut, memastikan bahwa kehadirannya bukan tekanan, tapi tempat pulang.

"Maafin aku," Davina menunduk, merasa bersalah karena belum bisa memberikan apa yang biasanya diharapkan di malam pertama.

Galaxy menggeleng pelan. "Gak usah minta maaf, Kamu nggak salah kok. Kita cuma butuh waktu aja. Selama apapun itu, aku gak masalah. Asalkan kamu nyaman bareng aku."

Ia menarik tubuh Davina ke pelukannya, mengelus rambut panjang sang istri. Davina tersentuh. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Galaxy. Malam itu mereka berpelukan erat, hingga akhirnya tertidur dengan damai, tanpa perlu ada apa-apa. Justru itulah momen paling bermakna bagi mereka berdua.

...----------------...

Keesokan harinya, di sebuah kafe sederhana tapi elegan, tampak sepasang suami istri sedang sibuk menjalani bisnis mereka. Ya, mereka adalah Vyora dan Elzan. Meski sibuk bekerja, kemesraan tetap terlihat jelas di antara mereka.

"Mereka udah dateng belum, sayang?" tanya Elzan sambil menuangkan jus ke dalam gelas.

"Belum kayaknya, tapi bentar lagi selesai nih cake-nya," jawab Vyora yang masih fokus menghias kue dengan telaten.

"Aduh, strawberry-nya kurang," gumamnya sambil memutar badan, tapi terkejut karena Elzan sudah berdiri di belakangnya, membawa sepiring penuh potongan strawberry.

"Strawberry-nya udah cukup belum?" tanya Elzan sambil tersenyum lebar.

"Ini udah lebih dari cukup, sayang. Makasih ya," jawab Vyora sambil mengecup pipi suaminya, lalu kembali menghias kue.

Beberapa menit kemudian, Galaxy dan Davina tiba. Mereka langsung disambut hangat.

"Selamat datang... wahh pasutri baru nih! Ayo masuk, masuk," seru Vyora ceria sambil menarik tangan Davina.

"Tumben kafenya sepi, Ra?" tanya Davina saat melihat hanya mereka berempat di sana.

"Khusus hari ini, kita libur kerja, Dav," jawab Vyora sambil meletakkan cake di meja.

"Aduh… jangan repot-repot. Aku jadi keenakan nih," ucap Galaxy sambil tertawa kecil melihat hidangan yang disediakan.

"Hahaha… kebiasaan kamu emang, ya udah yok cobain dulu makanannya," Elzan menimpali sambil ikut duduk.

Mereka menghabiskan waktu bersama sampai sore. Galaxy dan Davina pun ikut membantu bersih-bersih sebagai bentuk terima kasih. Di dapur, Davina dan Vyora mencuci piring, sedangkan Galaxy dan Elzan menyapu hingga lantai atas.

Setelah selesai, mereka berdua duduk di rooftop yang tenang.

"Eh, Zan… aku mau nanya, deh," ucap Galaxy setelah duduk.

"Tanya aja, Ga," jawab Elzan santai.

"Kalian dulu honeymoon ke mana sih?"

Elzan tersenyum. "Lagi cari tempat honeymoon, ya?"

Galaxy mengangguk semangat.

"Hmm… sebelum nentuin tempatnya, kamu harus tau dulu tempat favorit Davina," saran Elzan sambil menatapnya serius.

"Tempat favorit?" Galaxy mencoba mengingat-ingat.

Lalu ia teringat suatu momen saat mereka masih SMA...

...----------------...

"Wahh... Pantai pink-nya cantik banget ya, Ga," ucap Davina dengan mata berbinar, menatap layar ponselnya.

"Iya, cantik banget. Tapi kok bisa ya pasirnya pink gitu?" tanya Galaxy ikut heran.

"Dicat mungkin," jawab Davina bercanda.

"Loh... kenapa gak sekalian airnya juga di cat?" balas Galaxy sambil tertawa.

"Hahaha..." mereka berdua pun tertawa bersama.

"Aduh... gara-gara ngeliat pantai pink, aku jadi pengen main ke pantai deh. Tapi pasti gak diizinin sama Ayah," gumam Davina sedih.

...----------------...

"Aku baru ingat, Davina pernah bilang pengen main ke pantai pink," ucap Galaxy, pandangannya menerawang ke langit senja yang mulai berubah jingga. Suaranya pelan, seolah mengenang percakapan lama yang tiba-tiba muncul kembali di benaknya.

"Ya udah, kamu ajak ke sana aja," sahut Elzan sambil menepuk bahu Galaxy pelan. "Nanti aku bantu cariin penginapannya. Kebetulan dulu aku dan Vyora juga honeymoon di sana," tambahnya sambil tersenyum kecil, mata Elzan tampak menerawang, seakan ikut terlempar kembali pada kenangan manis bersama sang istri.

"Loh, kalian juga?" Galaxy menoleh, kedua alisnya terangkat, separuh terkejut, separuh kagum. Senyum geli mulai terlukis di wajahnya, menyadari bahwa ternyata dirinya sedang mengikuti jejak sahabatnya dalam banyak hal—termasuk dalam urusan bulan madu.

...(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)...

...🙌🏻 see you in the next chapter 🙌🏻...

bab 3 [honeymoon]

"Iya, dulu Vyora juga pengin banget main ke sana," ujar Elzan. Ia sudah tak kaget, karena sangat paham betapa erat persahabatan istrinya. Mereka berdua memang seperti anak kembar—selalu melakukan segalanya bersama.

"Bisa samaan gitu, ya," gumam Galaxy, heran dengan banyaknya kesamaan antara istrinya dan Vyora.

"Jadi gimana, mau dicarikan nggak tempat penginapannya?" Elzan kembali menawarkan bantuan.

"Baik banget sih... jadi malu nih mau nerima," jawab Galaxy malu-malu, sembari mendorong pelan kepala Elzan.

"Jadi mau apa nggak? Penawaran cuma berlaku satu menit, ya," tanya Elzan sekali lagi. Dalam hati, ia sebenarnya lelah melihat drama Galaxy yang sok malu-malu itu. Tapi sebagai sahabat yang baik, ia tetap sabar menunggu jawaban.

"Satu menit doang, nih? Ya udah deh, tunggu 58 detik dulu ya, baru ku jawab," Galaxy sengaja menjahili Elzan. Rasanya lucu saja melihat wajah Elzan yang kesal, karena Elzan tidak bisa marah.

"Ya udah lah, kamu hitung aja 58 detik. Ku tungguin sampai selesai," balas Elzan, mencoba bersabar.

"Gapapa nih?" goda Galaxy lagi, membuat Elzan menarik napas panjang.

"Iya, gapapa," jawab Elzan dengan sabar setelah menarik napas.

"Serius nih gapapa? Serius apa serius?" Galaxy terus menggodanya, memancing kesabaran Elzan.

"Ya Allah… liat nih ya Allah," Elzan hanya bisa pasrah, memilih mengadu ke langit.

"Ih, nggak asik ih! Ngadunya ke Allah," keluh Galaxy, mendorong pelan pundak Elzan sambil berdiri.

"Makanya jawab sekarang, Galaxy. Bercanda terus, kamu mah," Elzan ikut berdiri.

"Sebelumnya makasih banyak, ya. Tapi kayaknya aku cari sendiri aja deh. Aku tahu kok, kerjaan kamu banyak. Ini aja aku udah ngerepotin banget. Jadi kali ini biar aku yang cari sendiri ya."

"Galaxy, Elzan! Kalian lagi ngapain di rooftop?" tanya Vyora yang baru saja tiba bersama Davina.

"Lagi cari angin aja. Kalian sendiri ngapain?" tanya Galaxy balik.

"Kita bawain sesuatu loh buat kalian," ucap Davina, sembari menyembunyikan tangan di belakang pinggangnya.

"Wahh, apaan tuh?" Galaxy terlihat antusias, langsung mendekati Davina. Begitu juga Elzan, yang berjalan menghampiri Vyora.

"Taraaa! Minuman segar buat kita semua!" seru Davina dan Vyora dengan kompak, sembari memperlihatkan botol minuman yang mereka bawa.

"Wih, tahu aja nih istriku kalau suaminya lagi haus. Btw, kopi ada, sayang?" tanya Galaxy tiba-tiba, sambil merangkul pinggang Davina.

"Minum ini aja, sayang. Kopi terus nggak baik, tau," nasihat Davina, tak ingin suaminya terlalu sering minum kopi.

"Ya udah deh. Yuk, minum bareng," ajak Galaxy dengan senyum manis, masih menggandeng pinggang Davina.

"Eh, tunggu. Vyora sama Elzan mana?" tanya Davina, baru sadar mereka tak terlihat.

"Davina, Galaxy! Sini duduk!" seru Vyora dari pojok rooftop.

Ternyata mereka sudah lebih dulu duduk, dan terlihat lebih mesra daripada pasangan yang baru menikah. Melihat kemesraan itu, Davina dan Galaxy hanya bisa tertawa kecil karena merasa tersaingi.

~

Setelah hari itu, akhirnya mereka tiba di lokasi penginapan tempat honeymoon. Davina terlihat sangat gembira saat diajak ke pantai pink. Senyumnya tak henti-henti sejak turun dari kendaraan. Galaxy yang melihat senyuman bahagia sang istri, ikut merasa bahagia.

Usai membereskan barang di penginapan, mereka langsung berjalan ke pantai pink yang letaknya tak jauh.

Sesampainya di sana, Davina langsung girang melihat pasir pantai dan ombak kecil yang menenangkan.

Tanpa menunggu lama, ia menggenggam tangan Galaxy dan menariknya ke tepi pantai.

"Ayo sini, sayang!" ajak Davina, sambil mencipratkan air ke Galaxy. Tak terima, Galaxy membalas cipratan itu. Kini mereka pun bersenang-senang bermain air di tepi pantai.

Setelah lelah bermain, mereka memutuskan beristirahat di kursi pantai, sambil menikmati minuman yang baru saja mereka beli dari pedagang sekitar.

"Indah banget, ya," ucap Davina kagum, menatap pemandangan.

"Sayang, sini deh," kata Galaxy sambil menepuk pahanya.

"Kursinya ada dua, loh," Davina menunjuk kursi satunya.

"Tetap harus di sini. Gak ada penolakan, ya," kata Galaxy sambil menarik pelan tangan istrinya agar berpindah.

"Iya, iya," akhirnya Davina menuruti kemauan sang suami dan duduk di pangkuannya.

"Peluk," pinta Galaxy manja, sambil memeluk erat pinggang ramping istrinya.

"Utututu, bayi besar ku manja banget ya," Davina membalas pelukan itu sambil mengacak-acak rambut Galaxy dengan gemas.

"Bayi?" Galaxy mendongak menatapnya.

"Iya, bayi besar yang udah punya kumis tipis," jawab Davina sambil mengelus lembut kumis Galaxy dengan jempolnya.

"Hem… bayi besar ya. Tapi kalau nanti ada bayi kecil, bayi besarnya dilupain nggak?" tanya Galaxy tiba-tiba, membuat Davina gugup.

"Ba-bayi kecil?" gumam Davina, membuang muka.

"Iya, bayi kecil. Anak kita nanti, sayang," ucap Galaxy lembut.

"O-oh… kalau itu sih udah jelas nggak dong, sayang. Aku tetap ingat dan sayang dua-duanya."

"Beneran loh, ya. Bayi besar ngambek kalau dilupain," ujar Galaxy pura-pura merajuk.

"Iya, sayangku..."

Mereka sedang asyik bermesraan saat tiba-tiba datang seorang bocah pedagang.

"Cie cie... lagi pacaran, ya?" celetuk bocah itu, tersenyum jail.

"Siapa yang pacaran? Kita udah nikah, tau!" balas Galaxy, mempererat pelukannya.

"Loh, udah nikah ternyata? Tapi kelihatan masih muda. Kayak kakak-kakak SMA," puji bocah itu, memandangi wajah Davina dari dekat.

"Muji sih boleh, tapi nggak usah deket-deket juga, kali, cil," ketus Galaxy, cemburu istrinya diperhatikan anak kecil.

"Kakak cantik. Suami kakak galak, ya?" bisik bocah itu ke Davina, membuatnya tertawa kecil.

"Apa kamu bilang?!" seru Galaxy, kesal.

"Udah, sayang. Dia bercanda aja kok," ucap Davina, mengelus pundaknya.

"Oh iya! Kalian kan suami istri, ya. Aku punya gelang couple yang cocok banget buat pasangan cantik dan ganteng kayak kalian. Namanya gelang kerang. Cocok juga buat oleh-oleh liburan!"

Bocah itu pun menunjukkan dagangannya sambil terus menggoda dengan kata-kata manis.

"Astaga, kita udah kena marketing-nya, sayang," bisik Davina sambil tersenyum.

"Hem… boleh deh, dua. Mana yang paling bagus?" tanya Galaxy.

"Bentar ya, aku cariin dulu," jawab si bocah semangat.

"Eh, empat aja, deh. Dua lagi buat Vyora sama Elzan. Sekalian oleh-oleh," ucap Davina tiba-tiba.

"Oke oke, ditunggu ya!" balas bocah itu, makin bersemangat mencarikan gelang.

Saat mereka menunggu, tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang sangat familiar di telinga Davina.

"Davina, apa kabar?"

...(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)...

...🙌🏻 See you again 🙌🏻...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!