Inilah Kisah Takdir Kita
Bab1: Kesepian
Seorang gadis berusia 21 tahun, dengan rambut hitam panjang yang berterbangan kena angin, berdiri di tepi air sungai jernih. Dia mengenakan dress putih yang sederhana namun elegan, dan matanya menatap kosong ke dalam air sungai.
Isabella Queenna
Gadis itu menarik nafas panjang dan bergumam, "Ya Tuhan, apakah aku bisa berharap orang tua selalu ada untukku?" Dia menunduk, dan rambut hitam panjangnya jatuh ke depan wajahnya.
Tiba-tiba, dia mendengar suara air sungai yang mengalir dengan lembut. Dia menoleh ke samping, dan melihat air sungai yang jernih dan indah. Gadis itu merasa ingin menyentuh air sungai itu, dan dia pun melakukannya.
Dia memasukkan tangannya ke dalam air sungai, dan merasa dinginnya air sungai itu. Dia kemudian memercikkan air sungai ke wajahnya, dan merasa segar dan nyaman.
Gadis itu menatap langit semakin terik dan panas, dia langsung memutuskan pulang ke rumah. Dia melintasi jalanan yang begitu sepi, tanpa ada satu orang pun yang terlihat.
Setelah sampai di halaman mansion, dia melihat ke sekitar penuh sepi. Tidak ada suara apapun, hanya keheningan yang menyelimuti seluruh area. Dia merasa sedikit takut, karena biasanya ada beberapa orang yang bekerja di mansion ini.
Dia berjalan menuju pintu depan, dan membukanya dengan pelan. Saat dia masuk ke dalam, dia melihat bahwa rumah itu juga sangat sepi. Tidak ada suara apapun, tidak ada gerakan apapun.
Dia berjalan menuju ruang tamu, dan melihat bahwa ada sebuah surat di atas meja. Surat itu terbuka, dan dia bisa melihat beberapa kata yang tertulis di atasnya.
Isabella Queenna
"Apa ini?" dia bertanya pada dirinya sendiri, sambil mengambil surat itu dan membacanya.
Isabella Queenna
"Assalamualaikum nona, bibi minta izin pulang kampung, anak bibi dilarikan ke rumah sakit." Isabella membaca isi surat tersebut
Isabella Queenna
"Astaga!" dia memegang kepala, merasa tidak percaya apa yang terjadi.
Isabella pun mengeluarkan handphone dan menelepon sopirnya, Pak Jamal. Telepon pun tersambung.
Isabella Queenna
📞"Hello, Pak Jamal," kata Isabella.
Pak Jamal
"Iya Nona, ada apa?" tanya Pak Jamal.
Isabella Queenna
📞"Pak Jamal, ada di mana?" tanya Isabella.
Pak Jamal
"Saya ada di kantor Pak Rendi," jawab Pak Jamal.
Isabella Queenna
📞 "Pak Jamal, ada kenalan seseorang yang bisa kerja di mansion ini? Karena bibi pulang kampung," kata Isabella.
Pak Jamal
"Kurang tahu, Nona. Nanti saya carikan," jawab Pak Jamal.
Isabella Queenna
"Oke, makasih dulu, Pak Jamal," kata Isabella.
Isabella pun menutup teleponnya dan memikirkan tentang keadaan rumah yang begitu besar dan sepi.
Isabella Queenna
"Astaga, rumah begitu besar tapi tidak ada satu orang pun," dia bergumam sambil melihat kesana kemari.
Dia berjalan menuju jendela
Isabella Queenna
Dan melihat ke luar, melihat taman yang luas dan indah. Tapi, tidak ada satu orang pun yang terlihat. Dia merasa sedikit kesepian dan khawatir tentang keadaan rumah yang begitu sepi.
Wanita cantik itu masih terbaring di kasur, tidur nyenyak dengan napas yang teratur. Bunyi alarm yang keras tidak bisa membangunkan dia dari tidurnya. Dia masih tidur dengan nyenyak, badannya bergerak-gerak sedikit, berguling-guling di kasur.
Tiba-tiba, dia jatuh dari kasur, badannya terlempar ke lantai dengan lembut. Tapi, dia tidak sadar apa-apa, masih terlelap dalam tidurnya. Dia terbaring di lantai, badannya masih bergerak-gerak sedikit, tapi tidak ada tanda-tanda dia akan bangun.
Wanita cantik itu masih tidur dengan nyenyak, tidak ada yang bisa membangunkan dia dari tidurnya. Apakah dia akan terus tidur seperti ini, atau apakah ada sesuatu yang akan membangunkan dia?
Bab 02: Lelaki Itu Siapa?!
Wanita cantik itu masih terbaring di kasur, tidur nyenyak dengan napas yang teratur. Bunyi alarm yang keras tidak bisa membangunkan dia dari tidurnya. Dia masih tidur dengan nyenyak, badannya bergerak-gerak sedikit, berguling-guling di kasur.
Tiba-tiba, dia jatuh dari kasur, badannya terlempar ke lantai dengan lembut. Tapi, dia tidak sadar apa-apa, masih terlelap dalam tidurnya. Dia terbaring di lantai, badannya masih bergerak-gerak sedikit, tapi tidak ada tanda-tanda dia akan bangun.
Wanita cantik itu masih tidur dengan nyenyak, tidak ada yang bisa membangunkan dia dari tidurnya.
Seorang pria memakai pakaian rapi dengan baju kemeja putih, di lengannya kanan tersampir jas hitam,
Dengan sepatu hitam bersih naik keatas dengan gagah menaiki tangga satu persatu. Dia membuka salah satu kamar tersebut dan masuk ke dalam.
Saat dia melihat gadis cantik masih terbaring di lantai, dia menggelengkan kepalanya sambil berkacak pinggang.
RN
"Isabella... Bangun..." katanya dengan suara tegas.
Isabella membuka matanya, masih sedikit pusing karena terjatuh dari kasur. Tapi, saat dia melihat lelaki itu, dia tersenyum dan berkata,
Isabella Queenna
"Selamat datang kembali, akhirnya kau kembali juga," dengan nada menyindir.
Lelaki itu tidak terpengaruh dengan nada menyindir Isabella, dia hanya tersenyum dan mendekati Isabella.
RN
“cepat bangun lalu sarapan” katanya
Isabella berbicara dengan nada yang sedikit keras,
Isabella Queenna
"Rendi-rendi, apakah karena papiku menolak mu di nikahkan sama cewek elo yang matre dan sok cantik itu terus kau marah dan tidak mau lagi menginjakkan kaki di mansion ini?"
Rendi memutar bola matanya malas,rendi tidak ingin ribut dengan Isabella dan berkata,
Rendi
“Cukup, Bella. Aku tidak mau ribut dengan kamu. Lebih baik kau turun lalu sarapan."
Rendi pun berbalik dan pergi meninggalkan Isabella, membuka pintu kamar. Isabella tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja, dia berteriak,
Isabella Queenna
"Buka mata elo, Ren! Papi gua benar, perempuan itu cuman manfaatkan uang elo!"
Rendi berhenti sejenak di depan pintu, tapi tidak menoleh ke belakang. Dia mengepal tangannya dengan kuat, menunjukkan bahwa dia sedang menahan emosi.
Rendi
"Sudah gue bilang cukup, Isabellaa!!!" suaranya terdengar jelas di kamar yang sepi, membuat Isabella merasa terkejut dan sedikit takut.
Rendi tidak menoleh ke belakang, dia terus berjalan, meninggalkan Isabella yang masih duduk di karpet bulu. Isabella memandang ke arah Rendi yang semakin jauh, merasa sedikit terkejut dengan reaksi Rendi yang tidak biasa. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam hati Rendi, tapi dia bisa merasakan bahwa Rendi sedang sangat marah.
Isabella Queenna
"Ya Tuhan, kapan masalah keluarga ini selesai," bergumam Isabella sambil merebahkan tubuhnya kembali di karpet bulu.
Tapi, tiba-tiba dia melirik ke arah jam dan terkejut melihat pukul 08.30. Dia langsung berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Setelah selesai bersiap memakai baju rapi untuk pergi ke kampus, Isabella menuruni tangga dengan cepat. Dia berteriak,
Isabella Queenna
“Bibi, aku langsung berangkat saja!" Tapi, saat itu juga dia ingat bahwa bibinya sudah pulang kampung. Dia menepuk dahinya karena lupa.
Tidak peduli, Isabella langsung berlari menuju halaman rumah. Dia tidak ingin terlambat ke kampus, jadi dia harus bergegas. Dia berlari dengan cepat, tidak menoleh ke belakang, dan langsung menuju ke mobilnya untuk berangkat ke kampus.
Bab 3:Kampus
Isabella masih duduk di dalam mobil, menatap para mahasiswa berlalu lalang untuk masuk ke dalam kampus. Dia membuka pintu mobil, tapi masih duduk menyamping di dalam mobil, tidak langsung keluar.
Dia memandang ke sekeliling, melihat para mahasiswa yang sibuk dengan aktivitas mereka. Beberapa dari mereka sedang berjalan menuju ke gedung kuliah, sementara yang lain sedang berkumpul di depan kantin.
Isabella masih duduk di dalam mobil, tidak terlihat ingin keluar. 3 perempuan cantik menghampiri Isabella.
3 Sahabat Isabella {percakapan}
“Woyy!!!” mereka bertiga mengagetkan Isabella
Isabella Queenna
“Kalian apa tidak bisa tanpa mengagetkan” memutarkan bola mata
3 Sahabat Isabella {percakapan}
‘Mereka bertiga nyengir’
Priyanka
“kenapa gak masuk kelas malah melamun di sini” tanyanya
Isabella turun dari mobil dan menutup pintu mobilnya, iapun langsung meninggal mereka bertiga
Priyanka
“lah malah kita di tinggalin” menatap temen yang lainnya di samping.
Mereka pun menyusul Isabella menuju kelas
Isabella pun duduk di dekat jendela dan menatap arah keluar
Palmer Wells
“Queen elo ada masalah?” bertanya sambil memegang pundak
Isabella Queenna
“Guys malam ini kalian sibuk gak?” bertanya balik
3 Sahabat Isabella {percakapan}
‘mereka menggelengkan kepala’
Isabella Queenna
“kita ketempat biasa” mereka pun mengangguk
Dosen masuk ke dalam kelas, dan para mahasiswa yang sedang ngobrol langsung berlarian ke tempat duduk masing-masing. Dosen menyambut mereka dengan senyum,
Pak Dosen
"Selamat pagi semuanya."
Para mahasiswa menjawab serempak,
Para Mahasiswa+Mahasiswi
"Pagi pak." Mereka langsung duduk di tempat duduk masing-masing, siap untuk memulai pelajaran hari ini.
Priyanka
“Nyamam emang yah nasi goreng Mpok Edah tidak ada duanya” sambil makan.
Mita
“ama jua bakso pak maman buehh” sambil menghirup kuah bakso
Palmer Wells
“sudah-sudah lagi makan malah ngomong” memprotes temannya,
Priyanka
“Queen kenapa elo dari tadi gak kaya biasanya malah diam baek kaya orang sariawan”
3 Sahabat Isabella {percakapan}
‘yang lain mengangguk’
Isabella Queenna
‘Isabella cuman menggeleng’
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!