NovelToon NovelToon

METRO GUIDER : First Step

METRO GUIDER 1: Crazy Crush Crazy City Part 1

METRO GUIDER adalah agen detektif swasta yang menawarkan jasa mencari orang hilang,biasanya orang yang meminta jasa Metro Guider adalah orang yang tidak melaporkan kehilangan ke polisi karena alasan tertentu, atau sudah melaporkan tapi tidak ada hasil, Metro Guider bekerja secara rahasia dengan konsumen dari kalangan tertentu.

Metro Guider. Anda hilang, kami cari.

Jam pulang sekolah, anak-anak berseragam sekolah menengah atas berhamburan keluar dari gedung sekolah, waktunya bebas.

Rio menaiki motornya di parkiran, 3 orang teman sekolahnya menghampiri.

" Hai Rio," sapa seorang dari mereka.

"Hai," balas Rio sambil tersenyum, dia segera memakai helmnya.

" Lia dan Ria akan pergi dengan pacarnya, aku sendirian, apa kau mau mengantarku pulang? "

" Hmmm.. maaf aku sedang buru-buru, lain kali ya...bye," Rio langsung pergi.

// Kalian bukan tipe ku sih, terlalu muda, ribet, bawel dan banyak aturan, kalau aku bukan anak orang kaya apa kalian masih mau sama aku ? //

Jalanan kota ramai seperti biasa, Rio menuju kantor Metro Guider, butuh waktu 20 menit dari sekolahnya menuju kesana, jika jalan sedang lancar.

Tiba-tiba Rio berhenti mendadak lalu memundurkan sedikit motornya.

" Hai.." Sapanya pada seorang gadis yang sedang berdiri di trotoar.

Matanya jeli melihat gadis cantik berpakaian cukup seksi yang sedang berdiri di trotoar, hanya ada dia disana.

Gadis itu hanya diam tidak menjawab sambil memandangi Rio.

"Menunggu seseorang ?" Tanya Rio.

"Sedang menunggu taksi, tapi tidak ada yang lewat satupun."

Rio membuka helmya, "Taksi tidak akan lewat sini, ini bukan jalur angkutan umum."

"Oh..begitu, pantesan. Aku sudah menunggu hampir satu jam disini."

"Mau kemana ?. Biar aku antar." Rio menawarkan diri.

"Ke Mall yang ada gelanggang renang disampingnya."

"Oh kesana, naiklah." Rio menyodorkan helmnya. "Pakailah, aku tidak membawa 2 helm."

Gadis itu awalnya terlihat ragu tapi akhirnya menerima helm Rio lalu naik ke motor.

Mereka menuju tempat tujuan gadis itu, kebetulan satu arah dan tidak terlalu jauh. Rio diam-diam memperhatikan wajah gadis itu lewat spion. Cantik, putih, rambut panjang ikal, bulu mata palsu, makeup tipis tapi sangat kekinian, outfit seksi dengan sepatu boots, gaya yang khas.

Tidak lama mereka sampai, gadis itu turun dan menyerahkan helmnya ke Rio.

"Terimakasih." Dia tersenyum sambil merapikan baju ketatnya.

"Eit, sebentar." Rio menahan tangan gadis itu.

"Apa ?. Apa aku harus bayar ?." Dia melepaskan tangan Rio. Seenaknya saja pegang-pegang.

"Imbalannya bagaimana kalau aku tahu nama kamu?"

"Aku May, bye." Gadis itu langsung pergi tanpa menunggu Rio menyebutkan namanya. Rio hanya terdiam merasa aneh ada gadis yang tidak ingin tahu nama dirinya atau meminta nomor handphonenya, tanpa pikir panjang Rio pun memakai helmnya lagi lalu pergi.

Gadis tadi masuk mall lalu membuang sesuatu ke tong sampah, dia membuang dompet Rio yang dia copet sewaktu dia dibonceng tadi. Apa Rio menyadarinya ?

Rio sampai di kantor Metro Guider, tampak Julian sedang berbicara dengan seseorang di ruang kerjanya.

"Apa anda sudah menghubungi keluarganya?," tanya Julian.

"Aku bingung juga mau melakukan itu, kalau aku bertanya tentu mereka akan merasa aneh karena dia kan hampir setiap hari bersamaku."

Rio mengetuk pintu," Aku Rio, boleh masuk?"

"Masuklah" jawab Julian.

Rio masuk kedalam, " Kau memanggilku? " tanya Rio

"Duduk, lalu dengarkan" perintah Julian.

Rio duduk sambil melirik tamu Julian, pria usia 40 tahunan tapi cukup modis dilihat dari setelannya yang rapi, jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, kacamatanya juga merk ternama, siapa pria ini ?

"Kau tahu band The Walker?" tanya Julian.

"Maksudmu Band The Walker yang semua personilnya ikutan nyanyi itu ?, yang vokalisnya suka goyang-goyang tidak jelas tapi fans nya suka histeris, yang drummernya suka pake wig warna warni yang bikin mata sakit?..yang..."

"Entahlah, aku belum pernah melihatnya."

Tamu Julian terlihat kesal lalu menepuk bahu Rio dengan gulungan kertas yang dia pegang.

"Kalian ini..The Walker itu adalah masterpiece agensi kami, mereka akan segera go internasional dan patut dibanggakan, tiket konser mereka selalu sold out dalam hitungan menit, mereka tampan dan bersuara bagus, kalian tidak bisa menghujat seenaknya pada mereka yang berbakat hanya karena kalian merasa iri."

"Dia siapa?. Fans mereka?" tanya Rio

"Dia Pak Ray , Manajer The Walker."

Rio kaget lalu menutup mulutnya. "Maafkan saya, Pak.., lain kali, mari berkenalan dulu sebelum langsung masuk ke topik."

"Lain kali tolong berpikir dulu sebelum menghujat."

"Maaf..."

"Sudah sudah sudah ... kita lanjutkan, Manajer Ray datang kesini karena ada orang yang harus kita cari."

" Siapa?"

Julian memencet remot monitor dan tampillah foto target yang harus mereka cari.

" Alex, leader sekaligus vokalis The Walker."

"Tunggu tunggu, jadi ... klien kita kali ini adalah artis?". Rio mengenali wajah target itu.

"Betul, menurut Manajer Ray, Alex terakhir kali terlihat setelah tampil di TV acara musik hari sabtu pukul 8 malam, dia dan anggota band lainnya pulang bersama ke apartemen mereka, tapi Manajer Ray tidak ikut karena harus mengikuti sebuah rapat di kantor agensi, betul begitu?"

"Betul, tapi tepatnya begini, setelah acara itu selesai, mereka pulang ke dorm mereka di sebuah apartemen lantai 7, aku sempat mengiriminya pesan, bertanya apa mereka sudah sampai, dia masih sempat membalas, lalu lewat tengah malam aku mampir ke dorm mereka dan Alex belum pulang juga, Max si drummer bilang Alex pergi keluar ingin membeli minuman karena di kulkas tidak ada minuman kesukaannya, tidak ada staff atau personil band lain yang mengantar karena dia bilang hanya akan pergi ke supermarket seberang apartemen."

"Dia membawa handphone?"

"Dia bawa, tapi setelah aku lacak sinyalnya ternyata berada disekitar supermarket seberang apartemen tapi kemudian menghilang,ini sudah 3 hari dia menghilang."

" Bagaimana dengan keluarganya?. Mungkin dia pulang ke tempat saudaranya".

" Setahuku dia tidak cukup akur dengan keluarganya, dia anak tunggal yang broken home, keluarganya sebagian besar ada di luar negeri, ayahnya sudah meninggal dan aku tidak tahu banyak tentang keluarganya."

"Klise, anak broken home yang kabur karena ada masalah."

" Mohon temukan dia secepatnya, aku mohon, banyak kontrak kerja yang harus segera dia selesaikan, aku terpaksa membatalkan beberapa acara tv live, bisa gawat kalau media tahu dia menghilang."

Apa yang akan terjadi selanjutnya ?

Tunggu kelanjutannya di Metro Guider. Anda hilang, kami cari.

METRO GUIDER : Crazy Crush Crazy City part 2

Anggota Metro Guider berkumpul di ruang rapat, kecuali Amy yang hadir lewat video call karena tidak bisa meninggalkan ruang kerjanya. Itupun hanya tampak dari belakang.

"Hanya dua, dia hilang sendiri atau diculik, kita harus cari dia dalam waktu kurang dari seminggu sebelum acara award dimana mereka harus tampil live."

"Apa ini ulah fans gila?," tanya Rei. "Sangat wajar kan kalau band besar seperti mereka memiliki fans garis keras yang sangat mengidolakan mereka sampai melakukan banyak hal yang gila sekalipun."

"Menurutku karena katanya dia adalah anak broken home, mungkin dia pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri, mungkin hidup sebagai artis juga malah membuatnya semakin stress," ujar Ran.

"Atau dia kecelakaan , tubuhnya tertabrak mobil lalu terpental ke sungai lalu hanyut  dan terjebak di gorong-gorong. Tubuhnya dimakan ikan atau makhluk air lainnya dan tidak bisa kita temukan," ujar Rio.

Semua orang diruangan itu menatap Rio dengan pandangan aneh, seperti 'ada apa denganmu ?, apa kau gila ?'.

"Apa?.. Ayolah kalian juga apa tidak merasa geli,,,katanya band tapi kurang gagah, anehnya para wanita selalu histeris tiap melihat mereka."

"Iri tanda tidak mampu, jangan buat itu terlihat jelas, membuatku merasa kasihan padamu ."

Rio diam mendengar ucapan Julian, sebenarnya dia kesal karena dia merasa tersaingi oleh kepopuleran band tersebut disekolahnya. Hampir semua siswi perempuan disekolahnya menyukai The Walker, itu sangat menjengkelkan Rio.

"Dapat." Amy buka suara.

" Oke kita lihat kamu dapat apa," Julian mengalihkan kursornya ke data yang Amy kirim.

"Target terlihat di sekitar minimarket yang buka 24 jam tepat diseberang apartemen tersebut lalu dia menghilang dalam itungan menit ke tempat yang tidak terjangkau oleh cctv. Seolah dia tahu titik buta yang tidak bisa dilihat dari cctv."

"Aku selalu kagum kenapa Kak Amy bisa begitu." puji Rio.

"Karena dia bekerja dengan tidak banyak bicara."

"Tapi sayangnya kita juga harus melihat rekaman cctv dari sudut yang berbeda. Aku dan Ran akan pergi ke supermarket itu untuk mencari jejak."

Handphone Julian berbunyi, itu dari Manajer Ray, Julian mengangkatnya

"Gawat !. Aku butuh bantuanmu sekarang juga,aku didepan kantor, buka gerbangnya sekarang."

Julian segera membuka gerbang depan, tak lama kemudian Manajer Ray masuk keruang kerja Julian dengan terengah-engah.

"Entah dari mana datangnya tapi ada satu media online yang tahu hilangnya Alex." Manajer Ray terlihat lelah dan berkeringat. Dia duduk dan langsung meminum air minum yang disodorkan Rei.  Dia membuka laptopnya dan menunjukkan sebuah artikel di halaman website gosip. Julian langsung menggeser laptopnya agar dia melihatnya dengan jelas, disitu tertulis bahwa Alex digosipkan menghilang setelah batal tampil di 2 statsiun tv. Julian mengirim link website itu ke Amy.

"Amy, cari tahu penulis berita ini."

"Apa kau memegang akun website atau media sosial The Walker?" Tanya Rei.

" Hanya akun media sosial grup. Para member tidak memiliki akun media sosial pribadi, mungkin., tapi itu peraturan perusahaan yang harus mereka patuhi."

"Untuk meredam berita ini, apa yang akan anda lakukan? "

"Saat ini aku sama sekali sedang tidak bisa berpikir, bos perusahaan sudah menekanku agar dia segera ditemukan."

Julian berpikir sebentar, apa yang akan dia lakukan ?.

"Bagaimana kalau kita bilang saja dia cedera, itu satu-satunya alasan yang kuat kenapa dia tidak bisa melakukan acara live." usul Julian.

"Aku harus mengadakan konferensi pers kalau begitu."

"Bilang saja cedera ringan yang tidak lama lagi akan sembuh, cukup bilang itu di media sosial nya."

"Baiklah."

Manajer Ray mengunggah foto Alex dengan tulisan bahwa dia sedang membutuhkan istirahat beberapa hari karena mengalami cedera ringan. Dalam hitungan menit unggahan itu dibanjiri ratusan komentar dari fans The Walker. Julian membaca beberapa komentar.

Amy mengirim data penulis artikel di website tadi.

"Mari kita lihat apa akan ada respon lain setelah unggahan ini"

Keesokan harinya,hari sudah malam si kembar Rei dan Ran sedang menyelidiki sekitar minimarket tempat Alex terlihat terakhir kali, diseberang minimarket itu ada apartemen berlantai 9. Mereka lalu duduk di kursi didepan minimarket tersebut sambil memeperhatikan jalanan.

"Ran, jika ini adalah penculikan hal yang biasa terjadi adalah si korban dibawa dengan kendaraan,secara paksa maupun secara halus,tapi di rekaman cctv tidak ada kejadian yang mencurigakan, korban hanya keluar dari minimarket ini, jalan beberapa meter lalu hilang."

"Jika ini penculikan kenapa sampai sekarang tidak ada yang meminta tebusan atau ada yang mengirim ancaman."

"Mungkin orang yang tidak butuh uang, hanya ingin orang tersebut menghilang."

"Orang ini artis, ada ratusan kemungkinan yang bisa dijadikan alasan kenapa dia hilang."

Rio mengamati sebuah mobil box yang berhenti sekitar 10 meter dari minimarket, itu mobil logistik, seseorang turun lalu membawa beberapa kardus menuju minimarket tersebut tampak orang itu seperti berjalan sempoyongan karena membawa kardus yang besar. Tidak lama orang tersebut keluar lagi dari minimarket kali ini tangannya penuh dengan 1 kardus berisi botol minuman kosong. Tampak tidak berat tapi entah kenapa cara berjalan orang itu sedikit aneh,  kakinya seperti sedang cedera dan tangannya gementaran.

Rei beranjak dari duduknya lalu berjalan mengikuti orang tersebut.

"Hei, tunggu sebentar !" panggil Rei, tapi orang itu keburu masuk mobil dan pergi.

"Ada apa, Rei?"

"Kita ikuti mobil itu, ayo."

Handphone Ran berbunyi, panggilan dari Julian.

"Salah satu dari kalian cepat kesini, sekarang juga."

"Julian memanggil salah satu dari kita, siapa yang akan pergi kesana?. Aku atau kamu?" tanya Ran.

"Kau saja, aku harus pergi untuk memastikan sesuatu."

Apa yang ditemukan oleh Rei ???

Julian dan Manajer Ray sedang berada diruang rapat, Ran datang.

"Rei sedang pergi, sepertinya dia menemukan sesuatu."

"Bagus, aku mengirimimu beberapa file, pelajari itu sekarang juga."

Ran duduk lalu membuka handphonenya, itu file berupa pesan suara.

"Ini..."

"Tiru suara Alex,lebih bagus kalau kau bisa meniru cara bernyanyinya."

"Hei, ini tidak mudah,..." Ran memejamkan matanya lalu mencoba menyamakan suaranya dengan suara Alex. Lalu mencobanya berkali-kali.

"A..aa..aaa..doo..ree..mii..Alex..Aaallexx.."

"Sebisanya saja, karena besok kita akan live di media sosialnya The Walker."

Besoknya, tempat kerja Julian disulap seperti ruangan rumah sakit, Ran akan pura-pura menjadi Alex dan melakukan siaran langsung tapi yang tampak hanya kakinya saja yang digips dia sengaja menggambar tanda tangan member The Walker di atas kain perbannya agar lebih meyakinkan.

Julian bersiap dengan laptopnya dan Manajer Ray nanti akan pura-pura masuk menjenguk  Ran.

Siaran langsung dimulai.

"Hai Dreamwalker semua, Alex is online right now, apa kabar kalian semua?? kalian pasti kaget kan ?. Ah suaraku sedikit serak hari ini,  Beberapa hari kebelakang aku tertimpa musibah karena kecerobohanku sendiri, aku terpeleset di kamar mandi, konyol bukan?. Kakiku cedera, lihat.. masih digips, kata dokter cedera ringan tapi aku harus istirahat total selama beberapa hari,  kepalaku terbentur dan kalian tahu, ada memar besar di pelipisku, aku tidak mau kalian tambah cemas jadi aku tidak ingin menunjukkannya pada kalian, teman-temanku di The Walker sudah mewakili kalian untuk menjengukku."

Manajer Ray mengetuk pintu lalu masuk membawa buket bunga dan beberapa bungkusan.

"Wah ada yang datang, aku sedang live." Ran pura-pura kaget, dia meletakan kameranya menghadap Manajer Ray.

"Kau tidak apa-apa? Aku membawa bunga, buku dan coklat, kau tidak dilarang makan coklat,kan?"

"Waah, terima kasih, kau sangat tahu kesukaanku, oh ya, aku sedang live untuk menyapa fansku."

"Wah, kebetulan, beritahu fansmu agar mereka tidak menyebarkan rumor palsu seenaknya."

"Rumor pasu ? . Rumor apa?"

"Ada yang bilang kau kabur, kau diculik, hilang bahkan bunuh diri, katakan bahwa kau masih hidup dan baik-baik saja."

Julian membaca beberapa komentar fans Alex, perhatiannya tertuju ke beberapa komentar.

/Apa benar dia Alex?/

/Dia tidak terdengar seperti Alex/

/Dia sedang sakit karena itu suaranya sedikit berbeda,semoga kau cepat sembuh/

/Jangan menipu kami dengan membawa Alex yang palsu/

/Kami menantikan penampilanmu Alex/

/Dia palsu/

/Benar, dia adalah orang lain/

Julian mengetik komentarnya,bertanya pada orang yang menyebut dia palsu.

/Kenapa kau bilang dia palsu?/

/Alex tidak menyukai bunga mawar putih,dia sukanya bunga lily dan dia sangat tidak suka coklat,itu membuatnya gemuk/

   Seseorang mengetik komentar dengan tatapan mata kesal.

/Kau palsu, berhenti menipu kami,./

   Julian membalasnya

/Atas dasar apa kau terus menerus menyebutnya palsu?/

   Orang itu segera mengetik tapi langsung berhenti dan menghapusnya lagi, dia berpikir sebentar.

Ran menutup siaran live nya,dia segera mematikan handphonenya dan melepas gipsnya.

"Amy, lacak akun-akun yang aku kirim tadi, dan segera beri aku alamat mereka." kata Julian.

"The Walker memang punya banyak fans berat,wajar kalau mereka lebih tahu, tapi apa kita masih punya waktu?. The Walker harus tampil di acara live 2 hari lagi " kata Manajer Ray.

"Kita harus mencoba berbagai kemungkinan,Rei kau segera menuju alamat yang aku kirim, sisanya akan kuserahkan pada Rio nanti setelah dia pulang sekolah."

"Aku bagaimana?" Tanya Ran,

"Ada tugas khusus untukmu."

"Apa itu?"

"Menyamarlah menjadi Alex."

Apa yang akan terjadi selanjutnya ?

Apakah Ran akan berhasil menyamar menjadi Alex ?

Metro Guider. Anda hilang, kami cari.

METRO GUIDER : Crazy City Crazy Crush part 3

Rio dan Rei pergi menuju alamat-alamat yang dikirimkan Julian, dari sekian alamat yang mereka periksa ada 4 alamat yang mereka curigai, mereka berdua lalu bertemu disebuah cafe disamping minimarket tempat Alex terakhir kali terlihat sebelum menghilang apartemen.

"Jadi Kak Ran akan menjadi 'Dia' ?" Tanya Rio sambil cengengesan membayangkan Ran akan menjadi orang yang tidak dia sukai,tapi diantara mereka semua, siapa lagi yang tubuhnya seperti model, cuma Ran yang memang ahlinya menyamar.

"Aku kesana untuk mengantar Ran, aku yakin dia bisa mengatasinya, tapi waktu kita semakin sempit."

"Baiklah,ayo bergerak lebih cepat, aku tadi pergi ke rumah wartawan berita yang menulis tentang hilangnya Si A, menurut temanku di sekolah si wartawan itu memang sering membuat artikel berita yang menyudutkan band itu,temanku fans berat band itu jadi dia selalu membela band itu jika ada artikel negatif yang muncul diinternet, wartawan itu kurang menyukai The Walker karena pernah ditolak wawancara,dendam mungkin,tapi menurutku dia tidak mungkin menghabiskan waktunya menculik seorang artis."

"Aku ke rumah seorang fans, tapi tidak ada hal-hal yang mencurigakan, yang menulis komentar jahat itu ternyata ibunya karena benci melihat anaknya tidak kunjung menikah hanya karena ingin suaminya seperti si A, aku juga menghubungi Fian, minta bantuan dari temannya dikepolisian setempat tentang informasi orang hilang juga mayat yang ditemukan rentang 3 hari ini, siapa tahu dia memang sudah meninggal."

"Kak Fian belum pulang dari luar kota?. Lalu?"

"Jika dia meninggal di suatu tempat, atau dibunuh misalkan, setidaknya hari ini kemungkinan ada orang yang menemukannya karena tercium bau busuk, tapi Fian bilang tidak ada mayat dengan ciri-ciri mirip si A, aku lebih mencurigai seorang model wanita yang katanya pernah berpacaran dengan si A."

"Maksudmu apa dia diculik dengan sukarela oleh perempuan?"

"Perempuan itu sekarang pacar seorang bos besar, jika dia dendam dengan si A, sangat mudah baginya menyuruh pacarnya berbuat sesuatu agar si A menghilang."

Mereka keluar dari kafe itu,tidak jauh dari tempat mereka memarkir motornya terlihat mobil logistik yang kemarin Rei lihat.

"Aku juga tadi melihat mobil itu di alamat yang aku selidiki," kata Rio sambil berbisik, dia diam-diam memperhatikan orang yang membawa kardus besar, orang yang sama seperti kemarin, cara jalannya sedikit aneh. Mereka menunggu orang itu pergi sambil pura-pura mengecek ban motor.

"Dimana tempat yang aku bilang ada mobil itu ?," tanya Rei sambil terus memperhatikan jalan.

"Aku bertemu dengan pemilik tempat tinggal orang Julian ingin aku selidiki dengan pura-pura mencari kontrakan kosong, aku melihat orang yang jalannya seperti tadi, tapi dia seorang perempuan."

"Jam berapa tadi kau kesana?"

"Sore menjelang petang,aku melihat dia yang naik ke mobil itu, tapi bukannya yang barusan itu terlihat seperti laki-laki ?"

"Aku juga kurang yakin yakin karena dia memakai masker."

"Kalau begitu apa mungkin, yang barusan adalah wanita yang sama yang aku temui ?"

"Berarti dia shift malam, apa ada yang mencurigakan?"

"Aku belum menemukan apa-apa, lagipula apa yang bisa kau sembunyikan diruangan 3x6? Kucing?. Dia hanya pekerja bagian logistik pemasok minuman ringan. Memang orangnya sedikit tertutup."

Rei melihat ke arah trotoar,membayangkan apa yang terjadi malam itu.

Alex keluar dari minimarket itu, lalu sesuatu terjadi, entah apa itu lalu dia dibawa masuk kedalam mobil box dan pergi.

"Apa kau mendapat tempat kosong di tempat tadi?"

"Aku bisa datang lagi kesana kalau memang harus."

"Memang harus."

Manajer Ray sedang video call dengan Julian, wajahnya kusut dan terlihat kacau.

"Aku mohon temukan Alex sekarang juga !!"

"Mencari orang yang hidup tidak mudah, anda harus sabar sedikit lagi."

"Ada surat ancaman yang datang, Mike, si drummer bilang surat itu datang tidak lama setelah siaran live kemarin, isinya -Penipu, pergi saja-."

"Artinya orang tersebut akan datang lagi kesana karena menyangka Alex ada disana, awasi terus Ran, aku akan mengawasi dari sini, minta akses ke cctv semua lantai ke security disana"

"Itu hal yang sulit, di apartemen ini ada beberapa artis juga,mereka pasti tidak ingin privacy mereka terganggu, apa yang harus kita lakukan ?"

Rei ikut mengawasi Ran yang sedang latihan di atas panggung,besok adalah acara live dimana Ran akan tampil, kemungkinan besar orang yang mengirim surat ancaman akan ada juga disana sementara itu Rio absen dari sekolahnya dan sekarang ada di tempat kontrakan yang kemarin dia datangi, dia mendapat kamar tepat dibawah kamar perempuan yang dia curigai.

"Rio melapor dari lokasi, saat ini pukul 09:25 pagi, target belum terlihat." Rio melapor lewat video call.

Dia menerbangkn drone lewat jendela belakang, melihat keadaan kamar target di lantai atas tapi jendelanya tertutup juga ventilasinya.

"Target bernama Jane Erika, dia akan pergi bekerja pukul 5 sore,awasi terus, atau lakukan hal yng bisa memancing dia keluar kamar." Julian mengawasi Rio dari kantornya.

"Jika dia shift malam tentu saat ini dia sedang tidur bukan?" Rio menurunkan dronenya lalu memasukkannya kembali ke kamarnya.

"Aku akan pergi dulu, melihat keatas sekaligus mencari celah untuk menaruh spy cam."

Rio memakai jaket dan juga maskernya lalu keluar kamarnya, menuju lantai atas. Tapi baru saja ditangga dia melihat target keluar dari kamarnya, Rio lalu segera sembunyi,dan mengikuti target dengan diam-diam.

Jane menuju minimarket yang tidak jauh dari rumah kontrakannya, Rio mengikutinya dan melihat apa yang dibeli Jane, tapi sepertinya Jane menyadari Rio mengamatinya dia segera keluar minimarket, ketika diikuti Rio, Jane langsung berbalik,.

"Kau mengikutiku?"

"Kau menyadarinya ya, maaf, aku tidak bermaksud jahat kok, hanya ingin memastikan sesuatu."

"Apa?"

"Aku rasa pernah melihatmu di suatu tempat."

"Dimana?."

"Di kantor MS Logistik, aku melihatmu saat aku melamar kerja kesana"

"Oh, lalu?"

"Tidak ada, hanya memastikan saja, apa disana ada persyaratan khusus agar aku bisa diterima bekerja disana?"

"Tidak ada, hanya harus bisa mengendarai mobil dan motor,mampu bekerja sendiri dan mau ditugaskan dimana saja."

"Oh begitu, baiklah aku akan mencobanya lagi, terima kasih infonya."

Jane pergi, Rio bernafas lega, rupanya dia cukup teliti, matanya tertuju ke struk belanja yang jatuh dari kantong belanjaan Jane, ada singlet dan pakaian dalam pria,juga alat cukur, itu jelas bukti bahwa ada orang lain didalam sana, dan itu pasti pria, dia harus segera mengetahui siapa pria itu.

Pukul 7 malam, Rio menyamar menjadi kurir paket, dia memasang kamera kecil di plavon koridor, agar tidak terlalu mencolok dia mengecatnya dengan warna putih seperti plavonnya, setelah selesai dia mengetuk pintu kamar Jane, Rio sudah memastikan Jane tidak ada dikamar itu.

Tok tok tok..

"Pakeeet...!!"

Tapi tidak ada jawaban, Rio mengetuk pintunya berapa kali, tapi tetap tidak ada jawaban, dia lalu menyimpan paket itu didepan pintunya lalu pergi.

Di kamarnya dia langsung melihat apa terlihat di kamera pengawas yang dia pasang tadi. Tampak seseorang membuka pintu lalu hanya tangannya yang keluar mengambil paket itu, Rio tidak bisa melihat wajahnya.

Rio menunggu beberapa saat, lalu dia menghubungi seseorang, rupanya isi paket tadi adalah handphone dengan tujuan memastikan siapa yang ada didalam sana.

Beberapa kali Rio mencobanya tapi tidak ada respon. Mungkin paketnya belum dibuka. Dia coba sekali lagi. Belum diangkat juga. Oke sekali lagi, dan... diangkat.

"Halo,.."

Tidak ada jawaban.

"Jane.. kau ada disana?"

Masih tidak ada jawaban.

"Siapapun kau, jawablah, ini sangat penting."

"Kau siapa?" Tanya orang itu.

"Kau siapa? Mana Jane."

"Dia tidak ada, kau siapa?"

"Apa kau Alex ??"

Telepon langsung ditutup, Rio langsung memanggil lewat video call., tapi tidak diangkat. Dia menelpon lagi, dan diangkat.

"Kau Alex kan, jawab aku."

"Kau siapa? Orang suruhan Bella?"

"Siapa Bella?"

"Jangan bohong !!!"

"Aku orang suruhan manajermu, aku tidak kenal Bella,aku kesini untuk mencarimu."

"Kenapa kau bisa tahu aku disini."

"Jadi kau benar Alex kan, vokalis The Walker."

Rio memanggilnya lewat video call, dia ingin memastikan, kali ini diangkat. Benar itu Alex, hanya saja sedikit lusuh.

"Syukurlah aku menemukanmu, ayo kita pergi."

"Aku tidak bisa."

"Apa..?!!! . Apa maksudmu."

"Aku tidak bisa pergi, apa kurang jelas?. Jangan hubungi aku lagi."

"Kalau begitu aku akan menghubungi polisi."

"Jangan."

"Susah payah aku menemukanmu lalu kau tidak ingin kembali?. Tidak waras."

"Jangan sekarang."

"Kenapa?"

"Aku punya alasan, pokoknya aku tidak bisa pergi sekarang."

"Lalu kau akan kabur lagi."

"Baiklah begini saja, jangan hubungi manajer,polisi atau siapapun dulu, ada yang harus aku selesaikan dulu."

"Kau pikir aku percaya."

"Aku mohon, sebagai jaminannya, aku tidak akan kabur atau membuang handphone ini,kau akan tahu dimana lokasiku berada."

"Aku harus segera menyerahkanmu ke manajermu, kau tidak tahu betapa kacaunya dia saat ini."

"Aku bisa membayangkannya, tapi tolong bantu aku, aku tidak bisa pergi dari sini. Aku sedang dalam situasi bahaya yang susah aku ceritakan  jika aku pergi maka akan ada orang yang akan mati."

"Aku bisa menolongmu."

"Aku akan menyelesaikan ini sendiri,beri aku waktu, aku akan menghubungimu saat aku siap."

Alex menutup panggilannya, Rio mencoba menghubunginya lagi tapi tidak menyambung, mungkin handphonenya dimatikan, dia melihat ke monitor cctv, tidak ada orang disana.

Rio berpikir keras, apa yang harus dia lakukan ??

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!