NovelToon NovelToon

Air Mata Pernikahan

Bab Interviuw Kerja

Pagi menyapa,  suara kicauan burung membangunkan Fitria yang akan interview kerja. Setelah berbulan-bulan lamanya mencari pekerjaan dan menolak bantuan dari Orang lain.

Fitria bangun dan menyiapkan sarapan untuk dia dan anaknya yang akan kesekolah.

"Selamat pagi mama" sapa gabi pada mamanya

"Selamat pagi sayang,  kamu sudah Siap? " tanya Fitria

"Ia mama,  nanti dijemput om Risal ya mama? "

"Ia sayang,  pagi ini mama interview kerja,  doakan mama biar diterima kerja ya sayang"

"Pasti mama,  aku selalu mendoakan mama"

"Terima kasih sayang,  sekarang kita sarapan dulu"

Mereka menikmati nasi goreng dan sosis goreng.  Setelah makan Fitria mulai bersiap-siap pergi.

"Mama aku pergi,  om Risal sudah datang"

"Ia sayang hati-hati ya jangan nakal"

"Baiklah mama"

Setelah kepergian anaknya dan Risal,  Fitria langsung melajukan mobilnya menuju perusahaan.

30 menit perjalanan dia tiba dan langsung melapor ke bagian resepsionis.

"Selamat pagi ibu ada yang bisa kami bantu? "

"Selamat pagi,  saya dipanggil untuk interviu,"

"Oh iya silahkan langsung ke lantai 4 ya ibu"

"Iya terima kasih"

Fitria berjakan ke lift menuju lantai 4. Tiba disana ada 2 wanita yang juga dipanggil untuk interviu.

"Selamat pagi" sapa Fitria ramah

"Selamat pagi,  kamu juga dipanggil? " tanya salah satu dari mereka.

"Ia,  aku juga dihubungi" jawab satunya

"Kenalkan namaku Fitria"

"Aku Elen"

"Aku Eka"

"Kedepannya kita berteman ya boleh tukaran nomor hp dong"

"Atas nama Elen? "

"Saya bu" jawabnya

"Mari silahkan masuk dan bersiap Fitria

Setelah mereka melewati interview dan mereka bertiga diterima, mereka mulai bekerja besok.

"Gimana kalau kita rayakan keberhasilan kita dengan makan bersama? " ujar Elen

"Maaf aku harus jemput anakku" jawab Fitria

"Kamu sudah menikah? "

"Aku single parent, suamiku sudah meninggal dunia"

"Sorry ya kami ikut berduka cita" jawab mereka

"Tidak mengapa,  mungkin lain kalian kita bisa jalan-jalan bareng? "

"Ok pastilah"

"Aku duluan ya"

"Ok bye, hati-hati"

"Kalian juga"

Fitria langsung menuju rumah,  dia akan sampaikan berita baik ini pada kedua orangtuanya.

"Selamat siang ayah,  ibu? "

"Kamu sudah pulang? "

"Ia bu,  aku diterima bu,  dan besok sudah langsung bekerja"

"Benarkah?  Syukurlah nak" jawab ayah

"Tadi dari bengkel sudah hubungi mereka akan segera mengantar motormu" ujar ayah

"Syukurlah jadi tidak repotkan Risal lagi"

"Ia nak,  besok ayah yang akan mengantar jemput Gabi"

"Baik yah,  kalau begitu aku ganti dulu,  ayah dan ibu sia-siap kita makan siang diluar"

"Kita makan siang dirumah saja Fit ibu sudah masak makanan kesukaan Gabi"

"Baiklah bu  kalau begitu aku akan menjemput Gabi sebentar.

Fitria menganti baju kerjanya dengan pakaian rumahan celana pendek dan kaus putih.

"Bu aku pergi"

"Hati-hati dijalan"

Fitria mengendarai mobilnya kesekolah anaknya.  Setelah itu mereka mencari beberapa setelan kerja.

"Selamat siang anak mama,  gimana sekolahnya? "

"Baik mama.  Mama ada tugas sekolah"

"Nanti malam mama bantui ya"

"Ia mama,  kita mau kemana? "

"Kita ke mall sayang,  temani mama cari pakaian kerja mama,  soalnya besok mama sudah harus kerja sayang"

"Terus yang jemput aku om dokter? "

"Tidak sayang kakek yang jemput,  om dokter kan kerja sayang. Ngak papa kan sayang sama kakek? "

"Ia mama"

" mama boleh minta es krim? "

"Boleh sayang"

Tiba di mall mereka masuk dan mencari beberapa setelan pakaian kerja formal untuknya.

"Sayang menurut kamu. Mama pake ini bagus ngak? "

"Bagus mama,  mama kan cantik? "

"Masa sih mama cantik, kata siapa? "

"Kata om dokter"

"Memangnya om dokter ngomong apa sama kamu? "

"Om dokter suka senyum-senyum lihat mama,  terus bilang cantik".

"Memangnya om dokter bilang ke kamu? "

"Ngak mama,  tapi aku lihat dan dengar om dokter ngomong seperti itu.. Ma kalau om dokter jadi ayahku aku mau"

"Sayang kita tidak boleh mengharapkan apa yang kita inginkan pada orang orang,  nanti pacarnya om dokter marah lo"

"Ia mama"

"Fitria" teriak Elen dan Eka

"Hay kalian disini juga? "

"Ia kita jalan-jalan,  ini anak kamu? "

"Ia ini anakku,  sayang kenalan sama teman kerja mama yang baru"

"Hy tante namaku Gabi,  aku anaknya mama Fitria"

"Hay sayang na tante Elen dan ini namanya tante Eka"

"Kalu kelas berapa sayang? "

"Kelas 3 SD tante".

"Anak pinter.  Yang rajin sekolahnya terus jangan nakal ya"

"Ia tante

"Fit  kalau begitu kami duluan ya " ujar mereka

"Ia,  kalian hati-hati"

"Sayang tante duluan ya jagain mamanya jangan sampai diculik orang"

"Baik tante." Jawab Gabi.

"Sekarang kita bayar terus pulang kamu laparkan? "

"Ia mama"

"Nenek sudah masak makanan kesukaan kamu lho"

"Beneran mama? "

"Ia sayang"

Bugh

"Sayang kamu tidak apa-apa? "

"Tuan maafkan anak sa--"

"Kamu lagi,  jangan ajari anakmu bodoh sepertimu, wanita sialan" bentaknya dan pergi dari sana dengan wajah kesalnya.

"Mama itu siapa?  Kan mama sudah minta maaf"

"Ia mungkin tuan itu sedang buru-buru" jawab Fitria

Mereka tiba dirumah disambut bu Nani didepan teras rumahnya.

"Kalian darimana,? Ibu kuatir dengan kalian? " tanya bi nani dengan wajah cemas.

"Kami mampir di mall bu,  beli beberapa pakaian kerja"

"Ya sudah Gabi masuk ganti baju sekolah terus kita makan,  nenek manaskan makanannya dulu"

"Baik nenek"

"Motornya sudah diantar bu? "

"Ia,  ayah lagi pake isi bensin"

"Ya sudah kita tunggu ayah sebentar"

Bu nani menuju dapur hangatkan makanan,  sedangkan Fitria masuk kedalam kamarnya.

"Bu mereka sudah kembali? "Tanya ayah? "

"Sudah yah,mereka mampir ke mall belanja baju kerja Fitria kan besok dia sudah mulai kerja. Ibu panggil Fitria sama Gabi, sebentar ".

"Fit yuk makan aah sudah pulang? "

"Baik bu,  Gabi sayang yuk makan,  kakek sudah pulang"

"Baik mama"

"Cucu kakek gimana sekolahnya tadi? "

"Baik kakek.  Aku bisa jawab dengan benar semua soal matematika kakek".

"Pinter cucu kakek"

"Makan duku yah"

"Ia maaf ya"

"Mama aku mau udang bakar"

"Ia sayang,  ini oma masak untuk kamu".

"Ayok makan jangan berisik"

Mereka makan dalam diam,  Fitria bersyukur kehidupan keluarganya sekarang bahagia,  dia berjanji akan membahagiakan keluarganya.

Hendri yang akan menemui klien merasa geram karena celananya terkena noda es krim kalau tidak dikejar waktu dia sudah memberi pelajaran pada mereka berdua.

"Selamat siang tuan,  maaf saya  terlambat,  tadi ada sedikit insiden dijalan" sapanya sambil menunjuk celananya yang basah.

"Tidak apa tuan Hendri,  mari silahkan kita langsung saja membahas kerjasama ini"

"Baik tuan" jawab Hendri.

kakek tahu ngak tadi di mall aku ngak sengaja tabrak orang, terus mama sudah minta maaf tapi tuan itu malah marah-marah sama mama” ujarnya saat mereka sedang duduk diruang keluarga.

“Kata guru disekolah kalau kita salah kan harus minta maaf” Lanjutnya

“Ia sayang, mungkin tuan tadi sedang buru-buru” jawab Fitria pelan.

“Gabi sudah waktunya tidur siang?” Ujar Ibu Ana

“Ia nenek, kakek mama aku tidur siang dulu”

“Ia sayang, jangan lupa cuci kaki dan tangan sebelum tidur”

“ia mama”

Fitria masuk kedalam kamarnya merapikan belanjaan yang masih rapi dalam kantong.

Setelah itu dia kembali membaringkan tubuhnya yang terasa lelah.

“Semoga dimasa depan kita tidak akan pernah bertemu” Gumamnya sambil memejamkan matanya.

Hendri kembali keapartemennya, dia tidak mood kembali keperusahaan karena celananya yang kotor terkena tumpahan es krim milik Gabi.

“Wanita sialan awas saja kalau kita ketemu akan kuberi kalian pelajaran” Gumamnya mencengkram setir mobil erat-erat.

Bab 2 Diterima Bekerja

Fitria bangun dan membersihkan tubuhnya, hari pertama bekerja dia harus memberikan kesan yang baik. Keluar dari kamar dilihatnya Gabi sudah siap dengan pakaian seragam sekolah menempel ditubuhnya. Fitria mengajarkan Gabi mandiri dimulai dari hal-hal kecil seperti mandi, pakai pakaian dan membereskan kamarnya.

“Selamat pagi sayang” Sapa Fitria

“Selamat pagi mama, mama cantik sekali” Jawab Gabi tersenyum melihat Fitria.

“Ia sayang, nanti kamu sama kakek ya, ingat disekolah ngak boleh nakal dengar-dengar kata guru disekolah”

“ia mama”

“Kalian sudah siap, ayok sarapan” Ujar bu Nani.

“Ayah mana bu?” Tanya Fitria

“ayah lagi dibelakang panen timun, tuch sudah datang. Ayok yak sarapan”

Mereka sarapan bersama, arah sekolah Gabi dan perusahaan tempat Fitria bekerja beda jalur, makanya Fitria tidak bisa mengantar Gabi.

“Ayah ibu aku berangkat, aku takut macet dijalan” Ujar Maria mencium pucuk kepala anaknya. “Sayang mama pergi ya” lanjutnya.

“Ia mama, hati-hati dijalan”

Fitria segera mengendari mobilnya menuju perusahaan tempatnya bekerja, tiba disana diparkiran dia bertemu Elen dan Eka yang juga baru datang.

“Selamat pagi kalian” Sapa Fitria

“Pagi Fit, yuk masuk”

“semoga kita ditempatkan di satu divisi” Ujar Elen

“Ia semoga saja” Jawab Fitria.

Masuk keperusahaan mereka langsung melapor ke bagian HRD agar pembagian divisi.

“Fitria dan Elen divisi pemasaran sedangkan Eka ke administrasi” Ujar Pa Heri kepada HRD.

“Baik pa, kalau begitu kami permisi” jawab mereka

“Padahal aku berharap kita bertiga bersama ternyata aku yang berbeda” Ujarnya memasang wajah sedih

“jan kita masih bisa bertemu saat istirahat makan siang nanti” Ujar Elen

“Tapi ngak seru tahu”

“Divisi kita dilantai atas”

“Eka sampai ketemu jam makan siang ya”

“Baiklah by”

Fitria dan Elen menuju lantai 6, divisi pemasaran berada disana.

“selamat pagi, kami karyawan baru disini” Ujar mereka

“selamat pagi, saya Ibu Ida kepala Divisi pemasaran, selamat bergabung bersama kami, silahkan perkenalkan diri kalian”

“halo semuanya, namaku Fitria dan ini Elen, mohon bimbingan dan kerjasamanya”

“Hai Fitria Elen” jawab mereka

“Kalian boleh duduk disana, pelajari berkas-berkas yang berada diatas meja kalian, jam 11 nanti istirahat makan siang hingga jam 1, setelah itu kalian kembali bekerja hingga pukul 4 sore. Pahamkan?”

“Ia bu kami paham” jawab mereka dengan senyum.

“Nanti siang kalian ikut saya bertemu klien sekalian belajar, agar kedepannya kalian bisa sendiri”

“Baik bu”

Pukul 10 mereka bertolak dari perusahaan menuju restoran yang sudah direservasi untuk bertemu dengan klien bersama CEO perusahaan Ronal Wirata

Tiba disana, Fitria yang berjalan paling belakang bersama Elen, bu Ida bersama Ceo dan asisten Ceo berjalan paling depan.

“Fit lihat tuch ada duda keren disana” Ujar Elen memberi kode dengan matanya

Fitria menatap kearah dimana pandangan Elen, matanya membulat karena pria yang dimaksud Elen tak lain adalah Hendri Wijaya, pria yang selalu menghinanya.

Fitria membuang wajahnya kearah lain, sebelum Hendri menyadari kehadirannya disana.

“Elen ayuk cepetan” Ujar Fitria menarik tangan Elen dari sana.

“Wanita itu? Apa yang dilakukannya disana? Jangan-jangan dia bekerja diperusahaan Ronal lagi? Memang cocok mereka” Gumamnya dan berjalan masuk bersama asisten Kevin kedalam ruangan yang sama dengan Fitria.

“Selamat siang semuanya, maaf tadi saya bertemu klien sebentar diluar” Ujar Hendri

“Selamat siang Tuan Hendri Wijaya, ia jika semunya sudah hadir kita bisa langsung mulai saja”

“baik tuan” Jawab mereka

“Baik dari tuan Ronal silahkan jabarkan proposal anda”

Pier selaku asisten Ronal dengan sigap dan cermat langsung menjelaskan secara garis besar proposal mereka.

“Selanjutnya dari Tuan Hendri silahkan”

Kevin melanjutkan memaparkan proposalnya kepada mereka yang berada disana.

“Baiklah, sebelum keputusan dari perusahaan yang kami pilih sebaiknya kita makan siang dulu”

Ronal yang duduk berhadapan dengan Hendri melihat Hendri yang menatap tak suka penuh kebencian pada Fitria.

‘Apakah Hendri mengenal anak baru ini, sepertinya aku harus menyelidiki tentang mereka, dia bisa jadi senjata untuk menjatuhkan Hendri’ Batin Ronal

“Selamat siang, kami akan menghubungi kalian, aku harus segera kembali kerumah ada sesuatu yang harus kuselesaikan, sekali lagi maafkan kami” Ujar Alfred selaku CEO Himalaya.

“baik tuan silahkan, kami akan menunggu”

Hendri dan kevin segera pergi dari sana tanpa menyapa mereka yang berada disana.

“Kamu anak baru” Panggil Ronal

“Ia pa saya?” Jawab Fitria

“Siapa nama kamu?”

“Fitria Pa”

“kamu kenal dengan Hendri Andrean?”

“Ngak Pa, cuman sering mendengar namanya”

“Tapi sepertinya dia terlihat menatapmu dengan tatapan berbeda”

“ah masa sih Pa.” Jawab Fitria pura-pura.

“Ia Fit, aku lihat dia menatapmu penuh kebencian?” Tanya Bu Ida

“aku tidak mengenalnya terlalu dekat Bu”

Mereka kembali kepurusaan setelah makan siang disana.

“Halo tuan”

“Ia bagaimana hasilnya?”

“Mereka pernah beberapa kali bertemu dan Tuan Hendri selalu memarahi wanita itu, karena selalu membuatnya sial”

“Sial?”

“ia beberapa hari yang lalu anaknya wanita itu tanpa sengaja menabrak Hendri dan menyebabkan celananya kotor, pernah mereka bertemu direstoran dan wanita itu menumpahkan jus pada jas miliknya, dia menganggap wanita itu membawa sial baginya”

“Kerja bagus, akau kutransfer uangnya”

“Baik tuan”

Beberapa hari berlalu perusahaan Himalaya mengumumkan perusahaan Hendri wijaya yang memenangkan proyek pembangunan hotel dan mall yang akan dilakukan dibangun didaerah pinggiran kita.

"Mengapa aku selalu kalah dari Hendri Wijaya,  brengsek kamu,  akan kubuat kamu mengalami apa yang kualami ini.  Aku harus jalankan rencanaku secepatnya" gumamnya.

"Halo tuan? "

"Kapan tuanmu pergi kelokasi? "

"Belum pasti tuan. Tapi kalau dia pergi aku akan menghubungi anda tuan"

"Baiklah,  akan aku kirimkan uangnya,  sisanya saat semua selesai"

"Baik Tuan"

Ronal kembali menduduki kursi kebesarannya memijit keningnya.

"Sayang ada apa? " tanya sekretaris yang merupakan selingkuhannya diperusahaan.

"Hendri berhasil mendapatkan kerja sama dengan perusahaan Himalaya"

"Menang lagi?  Apa rencanamu? "

Dia sangat membenci karyawan baru di bagian memasaran,  kita akan gunakan dia"

"Kamu yakin? "

"Sangat yakin"

"Baiklah kalau kamu sudah yakin? "

"Sangat,  dia sangat membenci wanita itu"

"Baiklah,  butuh bantuan? "

"Tentu sayang"

"Baiklah ini ada berkas yang harus kamu periksa"

"Tapi saat ini aku membutuhkanmu sayang"

"Dengan senang hati"

Tok tok tok

"Say---"

"Selamat siang nyonya" ujar Sherly saat melihat istri atasannya didepan pintu.

'Hampir saja' batin Sherly dan kaluar dari ruangan CEO.

"Sayang kemarilah,  berilah pelukanmu padaku? "

"Ada apa? " tanya istrinya Marlina

"Aku kalah lagi dari Hendri Wijaya" ujarnya memeluk tubuh istrinya.

"Ya mau bagaimana lagi,  berarti pekerjaan sekretarismu kurang cermat dan teliti"

"Aku butuh dukungan sayang,  jangan salahan mereka,  keputusan juga ditanganku"

"Kamu terlalu baik pada mereka sayang"

"Aku hanya ingin mereka nyaman dan tulus bekerja padaku"

"Kamu suami yabg baik, aku beruntung menikah denganmu sayang"

"Aku juga sayang,  i love you"

Bab 3 Dipaksa Menikah

Sandra mengajak Fitria dan elen menerima tugas meninjau beberapa produk lokal yang akan bekerja sama dengan mereka.

Tanpa Fitria sadar kalau semua ini hanyalah rencana CEOnya yang akan menjebaknya.

Mereka akan menempati salah satu kontrakan warga disana yang sudah disiapkan oleh peusahaan dan akan seminggu disana.

“Fit lihat deh pemandangan pantainya, wah rasanya aku ingin selamanya tinggal disini”

“ya udah carilah jodoh biar kamu bisa selamanya disini”

“Ngaco kamu, tinggal kan bukan berarti harus menikah disini, tapi kalau suatu saat perusahaan dibuka disini aku akan mengajukan diri lebih dulu”

“Nona ini kamar kalian, disini dilarang membawa teman pria atau kekasih”

“Tenang bu kekasih kami dikota”

“Besok malam akan ada perayaan ulang tahun kepala desa, semua warga diundang termasuk kalian, kalau kalian ingin ikut kita bisa pergi bersama”

“baiklah kami akan ikut Bu” Jawab Fitria

“Ok kalau makan siang nanti akan diantarkan”

“Baik bu makasi ya”

“Fit ngak nyangka ya mereka juga marah-ramah. Fitria” Terika Elen

“Ada apa Sih?”

“itu ada cowok ganteng, memang jodoh ngak kemana-mana?’

“Cowok ganteng” Gumamnya sambil mengikuti arah pandangan Elen

Deg

Fitria langsung menjauh dari jendela, dia tidak ingin Hendri salah paham lagi.

‘Mengapa dia ada disini? Bisa gawat nanti pikirnya aku yang mengikutinya sampai disini. Ya Tuhan apa lagi ini’ Gumamnya masuk kedalam kamarnya.

“Fitria jalan-jalan yuk?” Rengek Elen

“au ngak bisa, Aku capek sekali, kepalaku rasanya sakit sekali”

“Ya udah istirahatlah aku akan berjalan-jalan didepan, siapa tahu bertemu dengan Tuan Hendri Wijaya dan kami berjodoh” ujarnya dengan senyum

Keesokan harinya Fitria dan Elen mulai survey diantar oleh kepala desa. Mereka menuju pusat perkebunan yang akan diteliti ole mereka berdua.

“ini semua milik warga, kami sangat berharap kalau bisa bekerja sama dengan perusahaan kalian, kalau disebelah sana akan dibangun hotel dan mall. Kami sangat bersyukur karena dengan begitu makan mengurangi pengangguran didesa kami”

“Ia pa. Boleh kami mengambil sampelnya pak?”

“Oh tentu saja, setelah ini kita masuk kepabrik pembuatannya semuanya masih dengan cara tradisional”

“Oh ya, jadi penasaran caranya”

“Selamat siang pa RT, kami mencari anda” Ujar Kevin menatap Fitria dan Elen.

Hendri yang melihat Fitria disana menatapnya dengan datar, matanya merah seoleh ingin memakan Fitria hidup-hidup.

“ada apa Tuan-tuan, perkenalkan mereka ini yang akan bekerja sama dengan desa kami”

“Kami ingin mengurus beberapa surat-surat dan perlu tanda tangan beberapa warga disini”

“Baiklah kita bisa pergi sekarang, kebetulan mereka sedang dipabrik”

“baiklah Pa, mari” Ujar Kevin bersikap profesional tidak dengan Hendri.

Fitria membiarkan mereka berjalan lebih dulu, dia akan mengikuti dari belakang. Elen tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dekat dengan Hendri Wijaya, duda yang kaya dan tampan serta sangat sukses.

:”Tuan saya banyak mendengar tentang anda”

“Terima kasih” jawab Kevin karena tahu mood tuannya buruk sejak melihat Fitria.

Tiba di pabrik Fitria segera mendokumentasikan alat-alat baik foto maupun vidio dengan ponselnya, sedangkan Elen sibuk mendekati Hendri.

“Nona sebaiknya anda segera bergabung dengan teman anda?”

“Ah iya, kalau begitu saya permisi, Tuan Hendri bolehkan aku minta nomor ponselmu?”

“Maaf tuan kami paling tidak suka diganggu”

“baiklah mungkin lain kali, kalau begitu aku permisi tuan” ujarnya tersenyum penuh arti pada Hendri.

Hendri melihat Fitria sibuk dengan mewawancarai beberapa warga disana dan kemudian menulisnya pada buku yang ditangannya.

“Fitria maaf ya aku membiarkan kamu sendiri bekerja” “ngak papa, juga sudah selesai, kita akan kirimkan sampelnya biar diperiksa terlebih dahulu”

“baiklah, kalau begitu kita bisa kembali dan bersiap untuk acara nanti malam”

“Pa kami sudah selesai, kami akan kembali” Ujar Fitria tanpa menatap kedua pria yang bersama pa RT

“Ia nona jangan lupa datang pada jam 7 di balai desa, kami sangat mengharapkan kehadiran nona-nona disana”

“Tentu pa kami akan hadir, Tuan Hendri hadir juga kan?”

“Oh tentu, saya juga mengundang mereka” Jawab Pa RT

Fitria dan Elen kembali ke penginapan mereka, fitria segera istirahat tidak dengan elen yang bersiap lulur dan memakai masker pada wajah dan rambutnya.

“Fit ayok perawatan biar malam tambil cantik”

“ngak ah capek aku, pingin tidur” jawab Fitria. Sebenarnya Fitria ingin jalan-jalan tapi dia takut kalau sampai bertemu dengan Hendri yang akan salah paham padanya.

Pukul 7 semua warga sudah berkumpul dibalai desa, orang suruhan Ronal sudah bersiap yang juga warga disana, mereka akan memberikan obat tidur dosis rendah kepada Hendri dan Fitria dan akan digerebek oleh warga seakan-akan mereka baru saja melakukan hubungan badan.

Acara dimulai dengan begitu meriah, Fitria yang mulai kelelahan mulai merasa matanya sulit untuk dibuka, dengan perlahan dia berjalan menuju penginapannya, sedangkan Elen sedang bersama dengan Kevin. Hal sama juga dialami oleh Hendri.

‘Ada apa denganku, mengapa tiba-tiba mataku sulit sekali untuk dibuka, rasanya aku ingin tidur. Sialan pasti karena kehadiran wanita itu’ Batinnya berjalan dengan tertatih-tatih keluar.

“Tuan ada yang bisa aku bantu?” Ujar orang suruhan Ronal yang sedari tadi mengamati Hendri.

“Ia tolong antarkan aku kembali ke penginapan”

“baiklah tuan” jawabnya tersenyum karena setelah ini dia akan menerima bayaran dari bosnya.

Sedangkan Fitria sudah diantar kedalam kamar Hendri dan dibantu seorang wanita melepaskan pakainnya hingga tubuhnya benar-benar polos.

Melihat Hendri yang sudah tak sadarkan diri, dia langung membaringkan tubuh Hendri dan melepaskan semua pakaiannya.

“Tuan maafkan aku, aku melakukan ini karena aku sangat membutuhkan uang” Ujarnya sambil melepaskan pakaian Hendri.

“Sudah jangan terlalu lama, mereka diberi dosisi sedang” Ujar sang wanita

“Baiklah, bantu aku”

“Selesai, sebaiknya kita pergi sebelum ada yang melihat kita”

“baiklah” jawab mereka keluar dari penginapan tempat Hendri.

Pukul 2 malam Elen mencari keberadaan Fitria, dia meminya bantuan warga disana untuk membantu.

“Nona ada apa?” Tanya Pa RT

“Saya mencari teman saya pak, tolong bantu saja mungkin saja ada yang melihatnya?”

“Kami akan membantu mencarinya”

“Baik Pa”

Mereka mencari-cari keseluruh tempat tapi tidak menemukan Fitria.

“Nona ada seorang warga yang melihat teman anda menuju penginapan disana” Ujar Pa RT

“apa sebaiknya kita mencari disana? Disana kan tempat tinggalnya tuan Hendri Wijaya?”

“Baiklah kita periksa kesana”

Tiba disana Kevin  keluar dari kamarnya karena mendengar suara ribut diluar.

“ada apa Pa?”

“kami mencari teman nona ini, kata warga tadi melihatnya masuk kesini”

“Tidak mungkin Pa, ini kamar bos saya, tidak mungkin wanita itu disini?”

“sebaiknya panggil tuan anda keluar?” Ujar Pria suruhan Ronal

“ia betul sekali, kalau dia tidak disana kami akan mencari ketempat lain”

“Baiklah, bapa bisa ikut dengan saya, saya yakin dia tidak ada disini” jawab Kevin yakin.

Kevin membuka gagang pintu kamar Hendri yang tidak pernah dikunci, mereka masuk dan melihat sepasang pria dan wanita tidur dengan selimut menutup tubuh mereka.

Melihat itu Kevin membulatkan matanya begitu juga dengan Pa RT.

“sebaiknya anda bangunkan teman anda, saya tidak ingin warga berbuat nekat, mereka sangat menjunjung tinggi adat dan istiadat dan bawah mereka ke balai desa”

“Baik pa”

Pa RT Keluar dan menenangkan warga agar mereka semua menuju balai desa, agar masalah ini segera diselesaikan sebagai ritual pembersihan desa dari dosa sinah.

“Tuan, Tuan” Panggil Hendri

“Aish kepalaku sakit sekali, arghhh apa ini ada apa, mengapa wanita sialan ini ada disini?’

“Tuan sebaiknya anda berpakain dan bangunkan dia, semua warga menunggu kalian disana?”

“tunggu kevin sebenarnya apa yang terjadi, mengapa dia disini?”

“Aku tidak tahu tuan, tapi Pa RT sudah melihatnya sebagai saksi, sebaiknya kalian segera kesana” Ujar Kevin keluar dari kamar itu.

“Pa RT mereka akan kesana” Jawab Kevin

“Kami akan tetap menunggu disini, jangan sampai mereka melarikan diri dan mengotori kampung kita dengan sinah” ujar Pria bayaran memanas-manasi warga

“Betul sekali, kami setuju, mereka orang kota terbiasa hidup bebas, jangan sampai kampung kita jadi korban”

Didalam kamar Hendri mendengar pembicaraan mereka, Hendri menatap Fitria yang masih tertidur dengan pulas disampingnya.

“Sudah kuduga wanita sialan ini benar-benar membuat sial hidupku” Gumamnya menarik rambut Fitria yang sebahu.

Fitria yang tertidur merasakan sakit pada rambutnya segera membuka bola matanya dan melihat Hendri yang menatapnya dengan garang.

Plak “wanita sialan apa yang kamu lakukan dikamarku? Aku akan membunuhmu”

“Tuan aku aku tidak tahu kenapa aku bisa berada disini”

“Bohong, segera pakai pakaianmu, kita pergi dari sini” ujarnya berdiri dari kasur”

Fitria merasakan sakit pada wajah dan hatinya, mengapa dia diperlakukan seperti ini, dia sendiri tidak tahu mengapa sampai bisa berada dikamar Hendri. Dengan perlahan bangun dan mengenakan pakaiannya.

“Keluar kalian, jangan sampai kami yang menarik kalian keluar dari sana?” Teriak salah satu warga.

Hendri dan Fitria keluar dari kamar itu, elen yang melihat Fitria tertunduk dan menangis bukannya merasa kasihan dia malahan marah dan mendekati teman yang sangat membutuhkan dukungan.

Plak Plak

“Dasar jalan murahan, tenyata diam-diam kamu merencanakan ini untuk merayu tuan Hendri? Kalau kamu menyukainya katakan padaku, jangan-jangan anakmu itu hasil kamu merayu pria kaya?” Teriak elen didepan wajah Fitria

“Elen dengarkan aku”

“Pergi aku benci kamu” Ujarnya pergi dari sana.

Fitria menatap kepergian elen dengan berurai airmata, kembali menatap semua warga yang menatapnya dengan pandangan menghina.

“Bawa mereka ke balai desa, kita proses semuanya disana malam ini juga” Ujar Pa RT

Mereka diarak menuju balai desa yang tak jauh dari sana, sepanjang perjalan kesana wajah Hendri begitu datar, tangannya terkepal menahan amarah, sedangkan wajah fitria menunduk airmata memenuhi wajahnya.

‘Silahkan duduk Tuan, sebenarnya kami senang dengan kedatangan kalian kesini, kalian akan memajukan desa kami, tapi kalian juga telah mengotori desa kami dengan sinah kalian. Sesuai dengan tradisi desa kami sangat mengutuk keras apa yang telah kalian lakukan, dan untuk menghapus dosa dan kutukan yang akan menimpa desa kami maka kami akan menikahkan kalian malam ini juga sesuai dengan agama dan kepercayaan kalian”

“Tapi Pa apa tidak ada jalan keluar lainnya?”

“Tidak ada, kami memegang teguh tradisi leluhur”

“Tuan” Tanya Kevin. Hendri hanya menganggukan kepalanya.

“Baiklah kami akan hubungi romo, dia yang akan menikahkan kalian malam ini juga” Ujar Pa RT

“Malam ini” Gumam Fitria

Hendri tidak menetap Fitria sedikitpun, wajahnya datang menatap kedepan, Fitria hanya menunduk dan masih menangis.

Romo tiba disana langsung melakukan acara pernikahan yang menjadi saksi pihak Hendri adalah Kevin sedangkan Fitria adalah Pa RT karena Elen menolak mendampingi Fitria.

“Tuan Nona, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, kami akan membersihkan kampung ini malam ini juga” Ujar Pa Rt yang sudah menyiapkan bahan-bahan disana.

Mereka kembali pada pukul 5 pagi, fitria merasakan kepalanya sangat sakit, semuanya terjadi begitu cepat. Elen yang sudah melaporkan itu pada bu Ida dengan segera akan menarik Fitria dari lapangan dan akan diberikan sanksi oleh perusahaan.

Fitria hanya pasrah mendengar putusan dari perusahaan, dia hanyalah korban tapi dianggap salah oleh perusahaan.

“elen, Elen, buka pintunya aku ingin bicara?”

“Aku tidak butuh penjelasanmu, pergi dari kamarku, aku benci kamu, jalang” Teriak elen.

Fitria kembali masuk kedalam kamarnya, hatinya begitu sakit dihina oleh mereka seolah dia yang masuk dan memaksa tidur dengan Hendri, padahal dia sendiri tidak tahu mengapa sampai dia berada disana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!