NovelToon NovelToon

Kubalas Penghianatanmu Mass

Bab 1 Nafkah 400ribu

"Jadi kan mas nanti malam? Malam minggu lo mas" Tanya Andin dengan sumringah pada Firman yang baru saja bangun tidur dan langsung mengambil kopi yang sudah disiapkan oleh Andin di meja makan. Padahal jam sudah menujukkan pukul 10 pagi. Firman sendiri bekerja di perusahaan X sebagai Asisten Manager.

"Kemana memang? Ah iya mengajakmu keluar ya? Sepertinya aku tidak bisa"jawab Firman sembari menyeruput kopinya. Hari ini adalah hari sabtu, dimana perusahaan tempat Firman bekerja sedang libur.

"Kenapa mas? Bukannya kemarin kamu bilang bisa ya? Kasihan Fara mas, dia ingin sekali keluar denganmu" kekeh Andin yang ingin menyenangkan anaknya. Fara sendiri adalah anak Andin dan Firman yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SD.

"Sudahlah, aku capek. Kamu keluar sendiri saja sama Fara" sentak Firman.

"Aku mas? Keluar sendiri? Kalau gitu aku minta uang sama kamu!" Jawab Andin yang memang hari ini uangnya sudah habis untuk membeli lauk mereka makan.

"Uang? Uang katamu? Seminggu yang lalu kan aku udah kasih kamu uang. Jangan boros2 lahh kamu" jawab Firman yang dia sendiri tidak tau bagaimana rumitnya kebutuhan rumah tangga.

Mendidih sudah darah Andin mendengar jawaban suaminya "Boros mas? Mass! Nafkah 400ribu itu dapat apa zaman sekarang! Buat bayar listrik saja 200ribu sebulan, belum uang air, uang kebersihan, uang makan, uang sekolah Fara dan jajannya! Apa-apaan kamu bilang aku boros" balas Andin yang tak mau kalah dari Firman

"Apa-apa an kamu sekarang jadi memusingkan nafkah yang aku kasih! Selama ini kamu ga protes. Kenapa sekarang kamu jadi kaya gini! " jawab Firman tak mau kalah

"Udahlah mas! Mau jemput Fara aku! Capek ngomong sama kamu!" Jawab Andin sambil berlalu menuju parkiran rumahnya mengambil motor untuk menjemput Fara sekolah. Karena sekarang sudah hampir ham 11 siang.

Namun, sebelum ia sampai di pintu keluar samar2 ia mendengar suaminya mengangkat telepon yang ia kira pasti dari ibu mertuanya.

"Hallo Bu, ada apa?"

"..."

"Pinjam uang berapa Bu?"

"..."

"2juta ya? Memang uang yang kemarin udah habis ya?Yaudah habis ini Firman ke rumah Ibu ya sambil mengantar uang"

Degh

"Apa? Ku ajak keluar buat menyenangkan anaknya saja dia tidak mau mengeluarkan uang. Sekarang mau meminjamkan ibunya uang?" Batin Andin yang sampai sekarang ia masih berdiri di ambang pintu mendengarkan suaminya berbicara dengan mertuanya di telpon

"Apa? Katamu mau menjemput Fara? Kenapa masih disini?"kata Firman yang tiba-tiba sudah ada di belakang Andin

"Kamu mau meminjamkan uang ke ibumu mas? Sedangkan tadi aku mau minta uang buat menyenangkan anak kita saja kamu keberatan. Apa ini?"jawab Andin yang dia tidak Terima.

Firman yang hendak keluar dari rumah seketika berbalik menatap istrinya dengan mata berkilat marah. " Apa ini apa maksudmu? Dia ibukku! Jelas aku harus patuh dengannya!" Sentak Firman pada Andin

"Tapi aku istrimu mas, dimana-mana nafkah istri itu lebih utama setelah kamu menikah! "

Andin dengan berani menjawab Firman

"Kamuu!!! " jawab Firman dengan jari telunjuk diarahkan tepat di mata Andin "Ah sudahlah, aku mau ke rumah ibu duluu"

Brakk

Firman masuk ke dalam mobilnya dengan menutup pintu sangat kasar.

Andin hanya memandang kepergian suaminya dengan dada bergemuruh. Ingin menangis tapi ia ingat bahwa harus menjemput anaknya di sekolah. Ah,si cantik Fara pasti sudah menunggu.

_Di kediaman Ibu Firman_

"Assalamu'alaikum" ucap Firman tatkala ia sudah sampai di rumah ibunya

"Walaikumsalam nak, sinii" jawab bu Winda ibu Firman.

"Ibu masak apa? Tidak sempat sarapan aku" keluh Firman sambil masuk ke dalam rumah dan langsung duduk di meja makan.

"Tidak sempat sarapan? Memang istrimu itu kemana? Biasanya pagi-pagi udah masak, males yaa"

"Bertengkar bu, entahlah biasanya si Andin tidak memusingkan berapa nafkah yang aku kasih. Tadi pagi tiba-tiba mempermasalahkannya. Dan lagi. Si Fara minta nanti malam mau mengajak aku keluar,

Hahhh" keluh Firman pada ibunya.

"Menang dasar ya istrimu itu boros, tidak bisa mengatur keuangan. Coba kalau ibu ikut tinggal di rumahnya, ku atur itu istri tidak tau dirimu itu" omel Bu Winda pada anaknya.

"Udahlah bu, mau makan dulu aku, ini kenapa cuma ada oseng kangkung sama tempe sih"

Keluh Firman pada ibunya.

"Firman, di rumah ini ada kakakmu, kakak iparmu dan adikmu, mereka semua sarapan. Udahlah makan aja yang ada!" Sentak bu Winda pada Firman dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Mbcekkkk

Anak Bu Winda sendiri ada 3. Kakak perempuan pertama Firman bernama Retno, ia sudah menikah dengan seorang Guru Honorer di SD yang lumayan dekat dengan rumah bu Winda, yang bernama Sugeng. Mereka dikaruniai anak perempuan berusia 9 tahun bernama Chika, ia sekarang kelas 3 SD. Lalu, Firman sebagai anak kedua yang sudah menikah dengan Andin dengan dikaruniai Fara. Lalu si bungsu Mulan, yang sekarang sedang kuliah semester 4.

"Ahhh kenyang akuuu.. " ucap Firman karena ia sudah kenyang sehabis sarapan.

"Ah kamu ini, jorok sekali, ihhh" kesal bu Winda yang tiba-tiba sudah keluar dari kamar.

"Mana uangnya" tagih Bu  Winda.

"Ah ibu, baru juga selesai makan aku, nihh, lagian buat apa sih Bu pinjam uang sampai 2juta. Belum gajian aku bulan ini. Masih seminggu lagi"ucap Firman sambil menyodorkan uang 2juta pada ibunya.

"Buat arisan Fir, tenang nanti kalau ibu dapet uangnya langsung ibu kembalikan. Uang arisan sampai 15juta lohh"jawab bu Winda.

" Arisan apa bu sampai segitu?" Tanya Firman.

"Udahlah gausah banyak tanyaa" kesal bu Winda karena menurutnya Firman terlalu banyak tanya.

_Di Sekolah_

"Ibuuuuuu" teriak Fara setelah melihat ibunya di depan gerbang sekolah.

"Maaf sayang, ibu telat ya? Aduh kasihan sampai merah begini mukanyaa" jawab Andin yang langsung membelai pipi putrinya.

"Engga telat kok Buu, eh tapi telat dikit, temen2 kelas 2 udah pada pulang hihi" jawab Fara dengan nada lucunya.

"Haha tidak telat tapi teman temanmu sudah pada pulang. Yasudah ibu minta maaf yaa, sekarang kita pulang yaa" belai Andin pada kepala putrinya.

Lalu mereka naik menuju motor Andin dan segera pulang ke rumah.

_Sampai Rumah_

"Buu nanti malam jadi kan keluar sama Ayahh?"tanya Fara pada ibunya setelah turun dari motor dan melepas helm.

Andin hanya bisa tersenyum dan menjawab "Maaf ya sayang, mungkin lain kali saja ya, Ayah sedang banyak pekerjaan. Jadi belum bisa menemani Fara jalan2"

"Yaaahhh, ayah kok ingkar janji Buu"

"Maaf ya sayang" jawab Andin dengan menahan air mata yang hampir tumpah.

"Sudah, sekarang ganti baju terus makan yaa, terus bobok siangg"

"Iya buuu"patuh Fara sambil berlari menuju kamarnya.

Andin hanya menghela nafas sambil melihat anaknya masuk ke dalam kamar.

Andin adalah anak kedua dari pasangan Pak Budi Bramantyo dan Ibu Margareth William. Ayah Andin sendiri adalah pemilik perusahaan tempat Firman bekerja. Namun selama Firman bekerja ia sama sekali tidak mengetahui siapa pemilik sebenarnya perusahaan tempat ia bekerja. Karena pak Budi sendiri memilih untuk merahasiakannya. Beliau mempunyai feeling pada Firman bahwa menantunya itu laki2 yang kurang baik bagi putrinya. Namun, sang putri yang sudah sangat mencintai Firman tidak mengindahkan peringatan dari Ayahnya bahwa Firman adalah laki2 tidak benar.

Di perusahaan sendiri, pak Budi mempunyai orang kepercayaan yang setia dengan beliau. Jadi,pak Budi hanya mengawasi dari rumah.

Ibu Andin sendiri adalah perempuan berkebangsaan Jerman dan Jepang. Itulah sebabnya beliau memiliki nama dan postur tubuh serba wajah yang ke barat baratan. Orangtua ibu margareth sendiri dulunya juga seseorang yang memiliki restoran dengan cabang dimana mana, salah satu cabangnya juga berada di Indonesia.

Hal inilah yang menyebabkan ibu Margareth dengan tidak sengaja bertemu dengan Pak Budi di restoran orangtua ibu Margareth. Lalu mereka menjalin hubungan hingga ke jenjang pernikahan. Orangtua ibu margareth pun sekarang sudah sangat renta, dan mereka sudah menetap di Jepang bersama adik dari Ibu Margareth. Jadi, restoran yang di Indonesia dan beberapa negara lain diturunkan menjadi milik ibu Margareth, karena adik ibu Margareth tidak terlalu suka usaha di bidang kuliner. Ia bernama Attar William. Beliau lebih memilih menjadi produser di negara Jepang.

Hal inilah yang menyebabkan fisik Andin sangat berbeda dengan fisik orang Asia pada umumnya. Dengan tinggi 176, tubuh indah, kulit putih, mata biru serta rambut coklat mampu memikat seorang Firman Alamsyah.

Namun, fisik Andin sekarang sedikit berubah karena nafkah yang diberikan suaminya tidak berapa. Bekas jerawat yang lumayan banyak dan bobot tubuh yang naik hingga 10kg.

"Buuuuu kok ngelamun sihh, aku mau makann" pintar Fara yang mengejutkan ibunya yang sedang melamun.

"Ah maaf sayang ibu melamun. Maaf yaa. Mau makan ya? Eh yaampun putri ibu sudah ganti bajuu. Cantiknyaa, yuk makan" ajak Andin pada putrinya.

"Apa keputusan ku menikah dengan mas Firman adalah sebuah kesalahan ya? "

Andin melamun sembari memotong ayam untuk putrinya.

Bab 2 Kedatangan Perusuh

"Andiiinnn ndinnnn... " teriak Firman dari luar rumah

"Apasih mas datang datang langsung teriak, salam mas salam. Kalau masuk itu ucap salam"protes Andin pada Firman.

" Kamu kenapa kucel gini? Belum mandi kamu? Udah jam 5 sore begini belum mandi" jawab Firman setelah ia melihat istrinya dengan dandanan kumel. Rambut dicepol asal, daster sobek di bagian ketiak. Keringat dimana mana. Sumpah itu sangat membuat Firman mual. Lihat,belum lagi bekas jerawat dimana-mana .Mana istri cantiknya dulu yang sangat ia banggakan di depan teman temannya. Sekarang fisiknya sudah tak jauh dari seorang pembantu.

"Iya, aku belum mandi mas, baru selesai beres beres rumah" jawab Andin dengan malas.

"Hah sudahlah, aku mau ke kamar" jawab Firman yang langsung nyelonong masuk ke kamar.

"Kalau mau aku cantik kasih aku nafkah yang lebih mas. Lagian kamu seharian ini kemana sih, katanya cuma ke rumah ibu, tapi kok sampai hampir maghrib" omel Andin.

"Memang kenapa kalau aku lama di rumah ibu. Udah mending kamu siapkan makan malam yang banyak karena ibu dan Mulan mau kesini habis isya"

"Kenapa mas?"

"Kenapa apa maksudmu? Ibuku mau berkunjung kamu tidak suka?" sentak Firman.

"Suka mas, iya aku akan masak"

"Gitu aja harus pake protes"

"Sholat ashar dulu mas" Andin berusaha mengingatkan suaminya.

"Hmmm" Firman hanya berdehem saja.

_Habis Isya_

"Assalamu'alaikum. Fiirrr firmannnn, kemana sih masmu itu, istrinya juga kemana. Udah 10menit kita berdiri disini. Huh" keluh bu Winda.

"Gatau bu, lelet sekali istrinya mas Firman" saut Mulan.

"Walaikumsalam" jawab Andin dari dalam rumah.

"Ayo bu, Mulan masuk"

"Gitu kek dari tadi bukain pintu!" Sentak bu Winda pada menantunya.

"Mana Firman? " tanya bu Winda setelah masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

Andin sempat terkejut saat melihat 2 koper lumayan besar yang dibawa ibu mertua serta adik iparnya. Apa mereka mau menginap? Batin Andin.

"Heh ngelamunnn" ucap bu Winda dengan keras.

"Eh maaf Bu. Ah mas Firman ada di kamar. Habis maghrib tadi tidur"jawab Andin dengan gugup.

"Oh ya udah biarin tidur. Udah masak kan kamu ndin? "

"Sudah Bu" jawab Andin.

"Yaudah yuk Mulan kita makan" ajak bu Winda pada anak perempuan nya.

"Ayo buuu" jawab Mulan.

Selesai makan, bu Winda dan Mulan bergegas menuju kamar tamu tanpa membersihkan bekas mereka makan. Andin yang melihat itu hanya tersenyum kecut.

Di dalam kamar ternyata Bu Winda dan Mulan sedan berbicara serius.

"Buu tadi setelah makan siang pas mau pulang dari kampus aku lihat mas Firman lagi gandeng perempuan Buu" ucap Mulan pada ibunya.

"Serius kamu? Siapa? Apa jangan2 masmu selingkuh? " balas bu Winda.

"Gatau aku bu, eh tapi perempuan ini cantik sekali Buu, bodynya baguss, pokoknya cantik lahh. Orang kaya kayanya Buu"

Tidak sadar si Mulan ini kalau Andin si kakak ipar dulunya juga cantik paripurna. Dasar.

"Kalau masmu selingkuh gimana dengan si Andin?"tanya bu Winda.

" Ya gatau bu, kalau aku nih, Biarin aja mas selingkuh. Lagian istrinya itu udah gendut, jelek bisanya ngabisin duit" omel Mulan.

"Iya juga ya. Yaudah besok tanya masmu aja"

"Iya bu, duuhh ini kamar sempit banget. Mana gada kipas. Ngapain sih bu pake nginep disini 3hari"

"Udah diam. Namanya juga rumah kontrakan. Mau ngerjain si Andin ibu ini"

"Ssstttt anak kecil jangan banyak tanya"

"Uda 22tahun aku buuu"

Begitulah perdebatan antara ibu dan anak di dalam kamar tamu rumah kontrakan Andin.

Selepas membersihkan dapur, Andin bergegas menuju kamar putrinya. Ia berniat melihat apakah putrinya sudah tidur atau belum.

"Loh cantiknya ibu kok belum tidur. Ada Pr ya nak? " tanya Andin pada putrinya

"Gada bu, masih pengen belajar saja" jawab Fara.

"Yasudah kalau gitu ibu tunggu disini ya. Kalau sudah mengantuk bilang sama ibu biar ibu temani sampai Fara tidur" jawab Andin seraya tersenyum.

Sedikit cerita tentang rumah yang ditempati Andin ini sebenarnya adalah rumah hadiah dari orangtua Andin sebagai kado pernikahannya. Lumayan luas rumah ini, dengan 2 kamar utama dan 1 kamar tamu. Dan kamar mandi di dalam kamar. Rumah inipun masih atas nama orangtua Andin. Namun Andin mengaku kepada Firman bahwa rumah ini adalah rumah kontrakan. Firman pun tidak tahu menahu tentang jatuh tempo pembayaran rumah ini. Karena ia memang tidak mau tahu. Walaupun orangtua Andin tidak menyetujui pernikahan putrinya, tetapi mereka tetap memberikan hadiah berupa rumah. Awalnya Andin akan diberikan rumah yang lumayan besar. Berupa 2 lantai. Namun Andin menolak dengan tegas. Betapa tidak punya malu ia jika menerima hadiah rumah besar dari orangtuanya. Karena ia sudah membangkang dengan tetap menikah dengan Firman.

Setelah Fara tertidur, Andin segera masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Firman yang mengetahui istrinya masuk ke dalam kamar buru2 mematikan panggilan teleponnya dengan seseorang di sebrang telpon.

"Loh mas tadi bukannya udah tidur yaa? "Tanya Andin

" iya udah, sekarang kebangun pengen buang air "jawab Firman.

"Mas Firman kenapa langsung matiin HP ya? Duh jadi curiga, astagfirullah jangan su'udzon duh" batin Andin.

"Oh iya, besok kan hari minggu, aku mau ketemu temenku di luar besok" ucap Firman setelah keluar dari kamar mandi.

"Kenapa keluar sama temen mas? Kenapa ga ngajak Fara keluar. Hari minggu pasti Fara seneng di ajak keluar"

"Ehmmmm.. Gabisa aku, udah kadung janjian kemarin. Maaf Ndin. Yaudah aku mau tidur" jawab Firman dengan nada sedikit dilembutkan.

"Baiklah"

Hening. Setengah jam berlalu, namun diantara Andin dan Firman belum ada yang berniat untuk menyelami dunia mimpi.

"Mas, sudah 2bulan kamu tidak menyentuhku" ucap Andin tiba-tiba.

"Eeeh.. Maaf sayang akhir2 ini mas sangat kelelahan. Maaf yaa" ucap Firman sembari membelakangi Andin.

Andin hanya bisa menghela nafas.

_Keesokan harinya_

"Hoaaammmm... Mbakku masak apa?" tanya Mulan pada Andin yang sedang menyapu halaman.

"Lihatlah sendiri Lan di meja" jawab Andin. Dia risih dengan belek di mata Mulan. Juga aroma tidak sedap adi adik iparnya itu.

"Lain kali kalau keluar kamar pastiin bersih dulu mata kamu, belek nya kemana-mana" ucap Andin sambil berlalu dari hadapan Mulan.

"Whattt??? Kurang ajarrr"gerutu Mulan tapi tak ayal ia segera masuk ke dalam kamar mandi dan cuci muka.

Sekarang semua anggota keluarga sudah berkumpul hendak menikmati sarapan yang sudah dibuat Andin.

" jangan banyak2 kamu ambil nasi Ndin, nanti tambah bengkak, tidak betah suamimu“ sindir bu Winda terang-terangan di depan Andin.

Firman dan Mulan hanya membelalakkan mata mendengar penuturan ibunya.

Andin hanya menarik nafas dan berkata "kalau aku tidak makan banyak nanti energiku cepat habis bu, mengurus pekerjaan rumah juga cepat capek"

"Halah alesan, ibu dulu juga ngurus rumah. Ga capek2 banget tuh"jawab bu Winda

Astagfirullah. Keluarga iniiii...

Bab 3 Bertemu

Minggu pagi,Andin memilih untuk bersantai di dalam rumah. Tentunya dengan semua pekerjaan rumah yang sudah selesai.

"Enak banget mba kamu ongkang2 kaki kaya gitu. Bagi duit dong" sambil mengadahkan tangan Mulan meminta uang pada Andin.

"Gada Lan, kamu kan tahu mba cuma dikasih uang 400ribu sama masmu. Itupun masih kurang buat kebutuhan rumah"

"Kurang apanya mbak. Tadi pagi saja sarapan cuma sama nasi goreng tidak ada campurannya. Udah pokonya aku minta duit!"tegas Mulan pada Andin.

"Ada apa sih teriak2. Masih pagi loh" saut bu Winda dari dalam kamar.

"Pagi menjelang siang buuu"bisik Mulan pada ibunya

"Ohya? Jam berapa ini? Kamu udah masak Ndin?"tanya bu Winda pada menantunya

"Sudah Buu, tapi ya seadanya. Karena uang dari mas Firman mau habis"

"Mau habis? Memang boros kamu ini. Harusnya kamu lebih bisa mengatur keuangan lah. Jangan boros boros jadi istri! " marah bu Winda pada Andin.

"Buu, uang 400ribu sebulan ya.. "

"Sudahh! Sini mana uangnya biar ibu saja yang mengatur semua pengeluaran termasuk uang belanja! Kamu tinggal memasak!" Ucap bu Winda sambil masuk ke ruang makan.

"Tapi buuu,, memangnya ibu mau menginap berapa hari?

"Suka suka saya mau nginap berapa hari. Mana uangnya!!" Tegas bu Winda

Akhirnya dengan berat hari Andin memberikan uang 300ribu untuk bu Winda.

"Kok cuma 300ribu? Mana yang seratus?"

"Buat belanja Buu. Sudah sekarang ibu atur saja bagaimana baiknya. Uang segitu apa yang mau direbutkan!"

Brakk. Andin membanting pintu kamar putrinya

"Huh dasar menantu kurang ajarin" omel bu Winda.

Sebenarnya bisa saja Andin mendebat ibu mertuanya, tetapi ia lebih memilih berlalu menuju kamar putrinya. Mungkin saja putrinya itu sudah bangun.

Uang 400ribu sebulan. Pasti kurang untuk kehidupan di kota zaman sekarang. Tanpa sepengetahuan Firman, Andin sering menulis novel yang bayarannya lumayan. Jadi ia sering menggunakan bayarannya tersebut untuk menutupi semua kekurangan biaya hidup.

Termasuk tagihan listrik dan lain-lain.

"Eh putri ibu sudah bangun. Mau mandi dulu atau sarapan dulu. Baiknya mandi dulu yaa"

Fara hanya menjawab dengan senyuman dan langsung meminta gendong pada ibunya.

"Buu, habis sarapan Jalan-jalan ke taman yuk? "

"Eh Fara mau ke taman? Bolehh" Selesai memandikan Fara, Andin segera mengajak putrinya untuk sarapan.

Namun, saat sampai di meja makan. Ia sungguh terkejut lantaran semua lauk yang ia masak sudah habis. Tanpa ia tahu pun suaminya sudah bangun saat ia memandikan Fara. Lalu ia ikut memakan sarapan yang Andin buat hingga menghabiskannya.

Tak memikirkan anaknya. Bapak laknat memang

"Mas, kok lauknya habis, anakmu belum sarapan loh" tanya Andin pada suaminya yang sedang merokok di depan TV.

"Eh maaf mas gatau. Yaudah kamu goreng telur saja buat Fara"sahut Firman tanpa menoleh pada istrinya.

Geram sekali Andin mendengar penuturan suaminya. Lauk segitu banyak mereka habiskan. Tanpa menyisihkan sedikit untuk anak dan cucu bu Winda. Astagfirullah.

"Buu, makan di luar aja yukk, Fara gapapa"ucap Fara tiba-tiba mengejutkan Andin.

"Eh iya sayang, ayo kita cari sarapan di luar saja"

Bu Winda yang mendengar menantu dan cucunya hendak makan di luar seketika merasa jengkel. "Jangan manja Fara, makan apa yang ada di rumah! Jangan boros-boros kamu! "

"Buuuu" adu Fara pada ibunya dengan menahan air mata.

"Buuu, Fara ini hanya mau makan di luar sekali. Bahkan selama ini sampai umurnya 8tahun ia sangaat jarang untuk makan di luar. Apa salahnya sekarang Andin menuruti kemauan Fara, lagipun makanan yg Andin masak sudah habis dimakan kalian!" Jelas Andin panjang lebar sembari melirik suaminya yang hanya diam saja melihat anaknya menangis karena ibunya.

"Sudah bu biarkan mereka makan di luar sekali kali" ucap Firman yang mengejutkan ibu serta adiknya.

"Firrr... "

"Sudah Buu" potong Firman pada ibunya mengedipkan mata pada ibunya

Andin dan Fara pun akhirnya bergegas keluar dari dalam rumah, tapi sebelum itu Andin mengambil jilbab instan yang tergantung di dalam kamar.

"Kamu ini apa-apaan Firman, istrimu itu jika dibiarkan pasti semakin boros! Harusnya kamu tahan" tahukah bu Winda.

..

..

"Enak bu pecel lelenyaa" celoteh Fara pada ibunya .

"Fara suka ya? Yasudah habiskan. Setelah ini mau kemana?" Tanya Andin pada putrinya

"Ke taman boleh bu? "

"Bolehh"

Selesai makan, Andin dan Fara berjalan menuju taman yang letaknya tidak jauh dari warung nasi pecel tempat mereka makan.

"Wahhh banyak anak2 seumuran Fara ya buuu"teriak Fara kegirangan

"Iya kak. Yasudah kamu main sana, ibu tunggu di sini"

Andin kemudian duduk di salah satu bangku taman sambil mengawasi putrinya bermain dengan anak2 lain.

Tak lupa ia mengecek HP nya karena dari pagi ia tidak membuka gawai pintarnya itu.

Kemudian fokusnya teralihkan saat ia melihat satu postingan di media sosial.

Disana ia melihat ada foto siluet seorang laki-laki bersama perempuan di sebuah cafe dengan memamerkan kemesraan mereka. Namun, Andin hanya terfokus pada pria di foto itu

"Kenapa mirip mas Firman, siapa perempuan ini?" Batin Andin

Tak mau berspekulasi yang buruk. Andin buru-buru mengecek daftar followers si perempuan.

Dan benar

Disana ada nama sang suami sedang memfollow akun si perempuan

"Ada apa ini mas? Kenapa perasaan ku tidak enak"lirih Andin.

Lamunannya buyar saat putrinya tiba-tiba mendekat dan meminta air untuknya minum.

" Ah ini sayang airnya. Maaf ibu melamun"

"Eh, kamu Andin ya? "

Tiba-tiba dari sampin kiri Andin muncul seorang wanita berparas cantik dengan rambut sebahu dan tubuh langsingnya.

"Eh iya, dengan siapa ya? " tanya Andin pada perempuan itu.

"Aku Diandra. Temen sma kamu dulu"

"Oh maaf Di aku lupa. Yaudah duduk yuk" tawar Andin pada Diandra untuk duduk di sebelahnya.

"Bagaimana kabarmu Ndin? Tamat SMA bukannya kamu meneruskan kuliah di LN ya? "

"Eh kamu tahu kabar itu? "

"Hehe tau dong. Kan aku orangnya sangat up-to-date hehe"

"Ahah iya dulu aku sempat kuliah di LN"jawab Andin sedikit ragu.

Andin memang selepas SMA dikuliahkan di Luar Negeri oleh orangtuanya. Ia lulus kuliah dengan IPK 4,00 dan hanya memakan waktu 3,5 tahun. Tergolong cerdas Andin ini, hingga orangtuanya berniat menjadikan Andin seorang manager keuangan kala itu di salah satu perusahaan orangtuanya.

Namun takdir berkata lain, saat Andin berniat refresing setelah lulus kuliah ia malah dipertemukan dengan Firman di pulau dewata yang saat itu Firman sendiri sedang ikut bosnya berlibur. Firman dulunya hanya seorang supir. Ia dan Firman bertemu di sebuah warung pinggir pantai.

Mulanya mereka hanya saling sapa lalu bertukar nomor dan akhirnya menjalin hubungan. Memang dasarnya si Firman  ini mata k*ranjang. Ia sangat terpesona dengan kecantikan Andin kala itu. Firman sendiri tergolong lumayan tampan, dengan kulit eksotisnya, rambut lurus lebat dan hidung bangir membuat Andin juga menyukai Firman.

Ia setuju menikah dengan Firman saat Firman mengutarakan niatnya meminang Andin. Namun, orangtua Andin kurang suka pada Firman. Karena Firman ini cenderung sedikit sombong.

Orangtua Andin sangat menentang pernikahannya dengan Firman, sehingga saat itu lantaran kecewa. Orangtua Andin tidak memberi modal sedikitpun pada Andin untuk menikah. Akhirnya Andin menikah dengan Firman hanya sekedar ijab kabul di masjid dekat rumah Firman.

Namun orangtua Andin tetap menghadiri pernikahan putrinya. Mereka hanya memakai pakaian sederhana dan menaiki sepeda motor. Tanpa mengundang kerabat Andin yang lain.

"Ngomong-ngomong kamu sekarang kerja dimana? Eh maaf menyinggung. Kok kamu sekarang sedikit.. " Diandra tak melanjutkan ucapannya. Ia hanya menggembungkan pipi pertanda bobot tubuh yang bertambah.

"Haha ini karena aku terlalu bahagia jadi bengkak deh. Aku udah ga kerja. Udah punya anak juga"

"Oh yaa mana anakmu? " tanya Diandra penasaran terhadap anak Andin.

"Itu lagi main di sana" tunjuk Andin pada Fara yang sedang bermain di perosotan. Diandra hanya menganggukkan kepala.

"Diandraaaaaaaa" tiba-tiba dari arah belakang mereka terdengar suara nyaring perempuan sedang memanggil Diandra.

Diandra dan Andin serempak menoleh pada asal suara.

Deghh

"Perempuan ini kan yang ada di foto bersama dengan laki-laki yang mirip mas firman" sejenak Andin membeku melihat perempuan yang tadi memanggil Diandra.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!