...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
'ugh' leguh seorang gadis di sebuah ruangan gelap. matanya terbuka sedikit demi sedikit.
" Apa ini?, kenapa gw gak bisa lihat?, Kenapa gelap baget dah." ucapnya bertanya tanya.
Tiba-tiba ruang yang awalnya gelap tersebut memancarkan sebuah cahaya dari kejauhan. Gadis yang melihat cahaya tersebut segera berdiri dan kemudian berjalan menuju titik cahaya. Ia terus bejalan perlahan hingga ia melajukan langkahnya dan kemudian berlari.
Memasuki cahaya tersebut yang menyilaukan mata, dan saat ia merasa cahaya tersebut telah memudar ia membuka matanya. Betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah padang rumput yang terdapat pohon besar dengan ayunan yang tergantung di dahan pohon dan juga seorang gadis yang sedang duduk pada ayunan tersebut.
Bersyukur bahwa ia tak sendiri, gadis tersebut kemudian berjalan menuju gadis yang sedang bermain ayunan itu.
" Hai." sapanya pada gadis yang bermain ayunan.
" Oh!, Hai...kau sudah sampai rupanya. " ucap gadis itu balik menyapa.
" Hah?, apa maksudmu?." bingungnya.
" Maksudku adalah aku sedang menunggumu Ashley." ucap gadis itu memperjelas.
" Mengapa?, mengapa kau menungguku dan dari mana kau tau namaku?." tanya gadis yang di panggil Ashley oleh gadis lainnya.
" Itu tidaklah penting,..yang paling penting sekarang ialah aku ingin meminta bantuanmu." ucap gadis itu.
" Hah?...kau ingin aku menolongmu?." tanyanya.
" He'em." angguknya.
" Tapi menolong apa?, apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?." tanya ashley lagi dan lagi. Ia merasa bingung terhadap gadis di depannya, mengapa ia ingin meminta bantuan kepadanya. Memangnya apa yang bisa di lakukan oleh gadis yatim piatu sepertinya.
" Bisakah kau menggantikanku?. Aku tidak bisa kembali ke ragaku karena jiwaku telah mati. Tapi kau berbeda, jiwamu masih hidup namun kau tidak bisa kembali ke ragamu karena ragamu telah meninggal di karenakan kecelakaan itu." jelas gadis itu.
" Kecelakaan?." bingungnya. Tiba-tiba sekelabat ingatan tentang sebuah kecelakaan terbesit dalam ingatanya. Ia melihat dalam ingatannya bahwa saat itu ia sedang mengendarai motornya namun sebuah mobil truk dengan seorang supir yang mengantuk melaju kearahnya hingga terjadi sebuah tabrakan hebat yang menewaskan dirinya.
" Jadi gw udah meninggal?." tanya ashley setelah sadar bahwa dari ke terdiamannya.
" Iya, tapi jiwamu sama sekali belum mati Ashley. Sedangkan aku telah menyerah dengan hidupku jadi aku tidak bisa kembali keragaku." jelas gadis itu.
" Jadi lo nyari jiwa buat tempatin raga lo dan gantiin lo gitu?." tanya Ashley setelah paham dengan semuanya.
" Iya." ucap gadis itu membenarkan.
Ia mengangguk angguk paham kemudia berkata. " Lo serius nih ya, jangan berubah pikiran. Karena begitu jiwa gw masuk kedalam raga lo gw bakal berlaku sesuka gw dan gak akan jadi kayak lo. Dan raga lo bakal jadi milik gw seutuhnya. " ucapnya memberi tahu dengan santainya.
" Iya. Kamu tenang aja aku gak akan ganggu kamu karena aku bakal pergi ke alam baka, dan mungkin ini bakal jadi pertemuan pertama dan terakhir kita." ucap gadis itu mengiyakan.
" Oke sepakat!..tapi ngomong ngomong nama lo siapa?." tanya Ashley yang belum mengetahui nama gadis di depannya.
" Asheel!. Asheel Kanaya Smith." ucap Asheel.
" Tu-tunggu kok gw kayak pernah denger ya!...tapi dimana." ucap Ashley berpikir. " Ah!. Gw tau, lo bukannya antagonis kedua di novel ' Nayla love story ' ya." ucapnya lagi setelah sadar.
" Iya!. Tapi itu bukan novel ashley tapi dunia lain yang sama kayak dunia kamu, atau supaya gak ribet kamu bisa sebut dunia novel biar simpel." ucap Asheel mengiyakan.
" Yaa, apapun itu gw gak peduli. Bahkan meskipun akhir gw bakal berakhir mati di tangan kakak kandung sendiri." sindir Ashley. " Tapi gw yakin kalo gw bisa ubah nasib itu." lanjutnya.
Asheel tersenyum mendengar itu, ia kemudian berkata. " Makasih Ashley kamu udah mau bantuin aku. Aku yakin kamu pasti bisa ubah nasib tragis itu. Semangat!." Asheel menyemangati yang di balas anggukan dan senyuman oleh Ashley.
" Yaudah aku pergi dulu ya!. Kamu bisa ikutin cahaya itu untuk pulang. Bye-bye." ucap Asheel berpamitan sambil berdadah kecil.
" Tunggu dulu!." teriak Ashley menghentikan Asheel yang akan segera pergi.
" Kenapa?." Tanya Asheel.
" Jangan lupa ngasih ingatan lo biar gw gak bingung dan jangan lupa makan banyak biar gendut." ucapnya memberi tahu dengan di selipi candaan.
Asheel hanya tersenyum kecil dan mengangguk sahaja. kemudian ia berjalan pergi dengan melambaikan tangannya yang di balas oleh Ashley. Setelah melihat Asheel yang telah menghilang, ia kemudian berbalik dan menuju cahaya kecil yang perlahan melahap tubuhnya, Menyisakan padang rumput yang sunyi itu.
" Sudah di mulai." ucap seseorang dari balik pohon. " Ini akan semakin menyenangkan." lanjutnya tersenyum smirk.
......................
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
Seorang gadis tampak berusaha membuka matanya perlahan demi perlahan. " A..a..air." lirihnya.
Seorang wanita paruh baya yang berada di ruangan itu kemudia dengan sigap memberikan air pada gadis itu. Ia juga kemudian memencet tombol di samping brankas sang gadis.
" Ini di mana?." tanya gadis itu setelah meminum airnya.
" Ini di rumah sakit sayang." jawab lembut wanita itu.
Tak selang beberapa lama seorang dokter memasuki ruangan tersebut. Ia kemudian memeriksa gadis itu. " Kondisi pasien sudah mulai stabil, Hanya membutuhkan istirahat sahaja. Untuk lebih lanjut, kami akan melakukan pemeriksaan rutin." jelas sang dokter. Ia kemudian berlalu keluar dari ruangan itu.
" Gimana sayang, kamu ada ngerasa sakit gak?." tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Ibu dari gadis itu.
" Gak kok, Asheel gak ada ngerasa sakit dimana-mana kok Mah." ucap Asheel.
Yap, gadis tersebut adalah Asheel Kanaya Smith tubuh yang dimasuki jiwa Ashley, dan wanita paruh baya yang di panggil mama oleh Asheel adalah Marissa Claes ibu kandung Asheel.
Note: Ashley udah dapet ingatan tentang Asheel.
...****...
Satu minggu kemudian.
" Kamu udah siap mau pulang sayang?." tanya pria paruh baya yang merupakan papa dari Asheel yaitu Alexander Smith.
" Iya Pah. Oh ya, dimana mama?." tanya Asheel.
" Mama kamu di rumah sayang, dia lagi nyiapin sambutan untuk kamu." beritahu sang papa. " Yaudah yuk sayang kita pulang." lanjutnya yang di balas anggukan oleh Asheel.
...****...
Di rumah.
Sebuah mobil yang di kendarai oleh Asheel dan papahnya tampak memasuki gerbang mansion tiga lantai tersebut. Asheel merasa takjub dengan kemegahan bangunan di depannya ini.
" Ayo sayang." ajak papahnya.
Mereka kemudian berjalan memasuki pintu depan mansion tersebut. Saat masuk, Asheel langsung di sambut dengan teriakan para pelayan yang mengucapkan selamat datang kepadanya. Di tengah para tersebut terlihat sang mama yang berjalan menuju kearahnya dan langsung memeluknya.
" Selamat datang sayang." ucap mama marissa setelah melepaskan pelukannya. " Maafin Mama gak bisa bujuk abangmu kembarmu buat nyambut kamu." lanjutnya sedikit menyesal.
Asheel menggeleng. " Gak papa kok Mah." ucapnya mengerti. Asheel memang di benci oleh kedua abangnya karena ia suka menggangu sang pemeran utama Nayla. Sebenarnya dulu mereka tidaklah membencinya, hanya saja hubungan mereka memang sedikit canggung karena abang pertamanya Angkasa dan abang keduanya Askara yang tidak saling bicara di karenakan Askara yang bergabung dengan geng motor yang ketuanya merupakan musuh bebuyutan Angkasa.
Sejak saat itulah hubungan saudara yang dulunya dekat menjadi canggung. Asheel sudah berusaha untuk memperbaiki namun hal itu justru membuat kedua abangnya kesal dan semakin menjauh satu sama lain dan parahnya ia juga di jauhi. Namun itu semua berubah setelah Nayla muncul. Ia melihat bahwa kedua abangnya yang awalnya tidak saling membenci malah berubah saling membenci. Hal tersebut membuatnya kesal karena usahanya untuk membuat kedua abangnya tidak saling membenci sia-sia.
Asheel yang merasa bahwa nayla merupakan pengganggu rencananya memutuskan untuk mengganggunya. Namun, lama kelaman dia bisa melihat jika kedua abangnya ada interaksi dan kebencian yang awalnya ada mulai berganti dengan kebencian mereka terhadapnya. Ia mendapatkan ide untuk membuat kedua abangnya menjadi lebih dekat. Ia mulai menggangu Nayla dan bersikap manja dan menyebalkan di depan abangnya, karena ia tau bahwa mereka akan bersatu jika tentang nayla yang di tindas atau tentang dirinya yang membuat mereka kesal.
Asheel tak masalah jika harus di benci oleh kedua abangnya asalkan mereka berdua tidak saling membenci. Baginya yang terpenting adalah kebahagiaan kedua abangnya. Namun saat ini, Asheel sudah tidak sanggup untuk melakukan rencananya itu, dan memutuskan untuk beristirahat lebih cepat. Jadi saat ini Ashley lah yang akan meneruskannya. Namun, Ashley berbeda, ia tak akan peduli dengan rencana Asheel. Rencananya saat ini hanyalah hidup damai dan memperbaiki nama baik Asheel yang dia rusak karena kedua abangnya yang menyebalkan itu.
'Hah' helaan nafas keluar dari mulut seorang gadis yang sedang tidur dengan membentangkan tangannya di kasur empuknya.
Gadis itu ialah Asheel yang sedang memikirkan bagaimana hidupnya sebagai Asheel nantinya. Ia sebenarnya cukup senang karena akhirnya ia memiliki orang tua dan juga hidup mewah yang serba berkecukupan. Namun hal ini sungguh menyebalkan menurutnya. Bagaimana bisa hidup yang sangat sempurna ini malah ada akhir tragis yang sedang menunggunya. Apakah dengan tidak mengganggu Nayla atau tidak terlibat dengan konflik besar itu bisa membuatnya menghindar dari akhir tragis itu. Pikirnya.
" tunggu bentar, gw mesti ngingat plot penting apa aja yang akan terjadi di novel." gumam Asheel mengingat ingat.
Novel 'Nayla Love Story '
Novel ini bercerita tentang Nayla Azalia Nirwana atau Nayla sang protagonis wanita adalah sosok gadis yang lemah lembut. Ia memiliki penyakit jantung bawaan yang membuat kelurganya harus tinggal di singapura untuk pegobatannya.
Setelah menyelesaikan operasinya ia dan kelurganya memutuskan untuk kembali. Namun betapa terkejutnya ia setelah tau bahwa keluarganya telah menunangkannya dengan anak dari teman mereka dengan dalih bahwa mereka melakukannya agar ada yang melindunginya. Namun salah, sosok yang di tunangkan dengannya yaitu Ezra Kalingga justru merasa kesal padanya.
Nayla yang tak enak hati menawarkan akan melakukan apapun yang ia mau. Ezra yang melihat kesempatan tersebut memutuskan untuk menjadikan Nayla babunya. Ia awalnya mendapat kesulitan seperti bullyan dari Bianca yang merasa kesal dirinya selalu berada di samping Ezra. Namun tentu ada yang membantunya, ia adalah Angkasa yang merupakan ketua osis. Tapi itu justru membuatnya mendapatkan lebih banyak kebencian lagi terutama dari Asheel adik Angkasa dan Aska yang merupakan sahabat Ezra.
Ezra yang melihat kedekatan Nayla dan Angkasa mulai merasa cemburu karena tampa sadar mulai tumbuh benih cinta di hatinya terhadap gadis itu. Begitupula dengan Angkasa yang telah menyukai Nayla sejak pandangan pertama. Ezra dan Angkasa mulai saling memperebutkan Nayla hingga mereka lupa masih ada orang yang ingin menyakiti Nayla yaitu Bianca dan Asheel.
Bianca sendiri bertugas untuk menculik Nayla dan Asheel yang bertugas menyiksa Nayla atas permintaannya sendiri. Hal yang mereka rencanakan tersebut tak sengaja di ketahui oleh Zian sahabat Angkasa. Ia kemudian memberitahukannya kepada Angkasa dan Ezra.
Di akhir cerita, Ezra dan Angkasa berhasil menemukan Nayla yang di siksa oleh Asheel. Penampilan gadis itu tampak menyedihkan dengan tubuh yang bersimpah darah. Angkasa yang merasa marah kepada adiknya tersebut dan kemudian langsung menusuknya hingga tewas. Untuk Bianca sendiri, ia hanya di masukkan kepenjara atas permintaan Nayla.
Pada ending di tuliskan bahwa Nayla memilih Ezra dan meraka pun menikah dan memiliki keluarga kecilnya sendiri.
" Huh!, sungguh akhir yang tragis buat gw. Bisa-bisanya cuma gw yang berakhir metong sedangkan si bianca antagonis utama malah cuma di penjara. Gak adil banget sih tuh author." ucap Asheel mengeluh dengan akhir hidupnya.
" Dan lagi ya, kenapa sih tuh angkasa malah seenaknya langsung ngenusuk gw padahal kan sebenarnya Asheel ngeganggu nayla juga karena supaya hubungan dia dan adik kembarnya kembali kayak dulu lagi." lanjutnya lagi merasa tak terima.
" Tunggu dulu, kalo di pikir pikir nih ya novel sama ingatan si Asheel beda anjirr." ucapnya setelah sadar bahwa di novel di ceritakan bahwa Asheel melakukannya karena kesal dan cemburu, Sedangkan di ingatan Asheel, ia memang melakukannya karena kesal namun lama kelamaan ia justru merasa hal tersebut bisa di manfaatkan untuk memperbaiki hubungan kedua abangnya. Ia juga tidak melakukan kekerasan fisik seperti Bianca, ia hanya mengelurkan kata-kata pedasnya sahaja itupun kalau ada kedua abangnya kalo tidak ada ia akan bersikap bodo amat dengan Nayla.
" Sungguh kita gak boleh nilai novel dari tulisan yang tertera padahal pada latar belakan justru hal yang berbanding terbalik justru terjadi." ucapnya mangut mangut.
" Au Ah, mending gw tidur aja daripada pusing mikirin alur ceritanya. Besok kan gw udah harus masuk sekolah." lanjutnya kemudian mengambil posisi nyaman dan perlahan mulai tertidur nyenyak.
......................
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
Asheel tampak menuruni tangga dengan penampilan yang rapi. Ia kemudian menuju ruang makan untuk sarapan. " Pagi Mah." sapanya pada Mama Marissa yang tampak sedang menyiapkan makanan di meja makan. " Pagi sayang. " balas Mama Marissa.
Asheel kemudian duduk di kursinya. Tak selang beberapa lama papa Alex juga datang di susul dengan Angkasa di belakangnya. Angkasa Javier Smith atau Angkasa adalah abang tertua Asheel.
" Pagi Pah, Bang." sapa Asheel kepada kedua orang itu.
" Pagi juga sayang." balas papa Alex, sedangkan Angkasa berlalu duduk di kursinya tampa balas menyapa.
" Yaudah ayo kita mulai sarapannya." ujar papa Alex setelah duduk di mejanya.
Acara makan itu tampak hening tampa obrolan sama sekali. Hanya ada suara dentingan sendok yang menyelimuti keheningan tersebut hingga papa Alex membuka suaranya. " Oh ya Mah, dimana aska?." tanyanya pada Mama Marissa karena memang sejak kemarin belum melihat putra keduanya yaitu Askara Julian Smith .
" Oh itu, Aska nginep di rumah temannya Pah. Dia udah izin kok semalem sama mama." jelas Mama Marissa. Papa Alex hanya mengangguk anggukan kepalanya mengerti.
Suasana kembali hening hingga suara gesekan kursi mengalihkan atensi mereka. " Aku berangkat dulu ya, Pah, Mah." pamit Angkasa ingin berlalu namun di hentikan oleh Papa Alex. " Kamu berangkat bareng Asheel." ucap Papa Alex. " Dan ini perintah!." lanjutnya saat melihat Angkasa yang ingin protes Angkasa hanya bisa pasrah kemudian berlalu keluar diikuti dengan Asheel.
...****...
Hening,. Tak ada yang bicara sama sekali. Asheel tampak fokus melihat jalanan yang ramai kendaraan itu, sedangkan Angkasa fokus menyetir. Sekitar 15 Menit berkendara meraka akhirnya sampai di gerbang sekolah. Mobil berhenti. " Turun!." perintah Angkasa. " Hah?." bingung Asheel. " Gw bilang turun!." ucap Angkasa datar.
Asheel yang tak mengerti kemudian mengikuti perintah Angkasa. Setelah ia turun, mobil Angkasa dengan cepat melaju memasuki gerbang sekolah. Asheel terdiam sesaat, " Oh, jadi dia gak mau di liat berangkat bareng gw gitu." ucapnya setelah sadar dari ke terdiamannya.
Asheel merasa tak peduli, ia kemudian berjalan memasuki gerbang sekolah dan menyapa seorang satpam yang nampak duduk di dalam pos satpam. Setelah menyapa, ia kemudian memasuki area sekolah. Ia tampak takjub dengan kemegahan sekolah di hadapannya. SKYLAND HIGH SCHOOL, sebuah sekolah bergensi yang rata-rata muridnya merupakan anak dari jutawan dan pejabat terkenal.
" Widih besar juga nih sekolah. Di luar dari perkiraan gw anjayy." ucap Asheel merasa takjub. Ia kemudian berjalan memasuki bangunan sekolah tersebut berniat untuk langsung ke kelasnya.
Sesampainya di kelasnya, Ia langsung menuju kursinya yang berada di paling belakang dekat jendela. " Hoki nih gw, dapet tempat duduk strategis buat tidur Hahay." gumamnya meras gembira. Ia kemudian duduk dan memutuskan untuk bermain ponsel. Asheel yang asli sendiri tak memiliki teman, paling hanya teman yang menyapa ataupun teman yang jika ada kerja kelompok baru berinteraksi.
Asheel fokus bermain ponselnya hingga tak sadar bahwa guru telah memasuki kelas dan bersiap mengajar. Ia kemudian tersadar dan menyimpan ponselnya bersiap untuk belajar.
...****...
Kring.
Kring.
Kring.
Lonceng pertanda istirahat berbunyi, para murid langsung heboh dan rusuh. " Baiklah, sampai jumpa minggu depan dan jangan lupa untuk mengerjakan PR nya, oke. " ucap guru itu berpamitan dan mengingatkan.
Asheel membereskan buku-bukunya dan kemudian bangkit menuju kanti karena sedari tadi perutnya sudah teriak minta di isi. Sesampainya di kantin ia dengan cepat menuju stan makanan untuk memesan. Usai membeli makanan dan minuman ia kemudian duduk di meja kosong.
"Hum, ini kayaknya enak banget deh." ucapnya kemudian dengan cepat melahap baksonya. Saat sedang asik melahap baksonya, tiba-tiba suara teriakan para kaum hawa menggema di seluruh ruangan kantin mengejutkannya hingga tersedak. Ia dengan buru-buru meminum minumannya hingga tandas.
" Apa apaan sih mereka...teriak teriak gak jelas." ucapnya kesal kemudian berbalik dan melihat apa yang menjadi pusat perhatian mereka.
Dari pintu masuk kantin terlihat lima orang cowok dengan satu orang cewek. Mereka adalah Geng Carbius yang di ketuai oleh Ezra Kalingga atau Male lead novel ' Nayla Love Story ', lalu Marcus Giandra Izhar sang wakil dan anggota inti yaitu Askara Julian Smith abang kedua Asheel, Gevano Harvey, Leonard Ozkar Kalingga yang merupakan adik angkat Ezra, sedangkan seorang gadis yang berada di antara mereka ialah Nayla Azalia Nirwana sang protagonis.
" Ooh, rupanya mereka yang buat para mahluk halus sekolah ini teriak kayak setan." ucap Asheel kemudian berbalik tak peduli. " Alur Novelnya udah sampai mana yah?." gumamnya mencoba mengingat. " Oh udah sampe perselisihan male lead dan second lead yang ngerebutin tokoh utama." ucapnya lagi setelah berhasil mengingat. " Tunggu artinya jodoh gw gak lama lagi bakal jemput gw dong." lanjutnya lesuh. Jodoh yang ia maksud adalah akhir hidupnya yang tragis. " Tapi gak papa deh, yang penting sebelum gw mati gw masih bisa nikmatin drama Hehe." riangnya seperti akan mendapatkan jakpot yang besar.
Brak.
Tiba-tiba suara gebrakan meja terdengar, mengalihkan perhatian para penghuni kantin termasuk Asheel yang saat ini sedang senyam senyum tak jelas.
" LO KAN YANG UDAH NGUNCIIN TANIA DI DALAM WC!." teriak Bianca Aurelia Dyants sang antagonis yang datang bersama kedua temannya Diana Wanston dan Tania Sayland yang katanya di kunci oleh Nayla.
" Aku gak ada." ucap Nayla membela dirinya.
" Halah gak usah bohong lo, lo itu kan emang problematik dan playing victim." ucap Diana dengan sinis.
" Lo kali yang problematik." ucap seorang gadis dari arah belakang yang datang bersama gadis lainnya. Mereka adalah sahabat Nayla yaitu Olivia Ozayli dan Bela Aziva Kayrens.
" Apa maksud lo, HAH!." bentak Diana tak terima.
" Kenapa!, kan emang fakta." santai Olivia.
" Lo-." belum sempat menuntaskan ucapannya, dengan segera di potong oleh Ezra.
" Jangan sembarang nuduh Bianca!, emang lo punya buktinya." ucap Ezra Dingin.
" Tau tuh si nenek lampir." ejek Aska dengan pedasnya.
" Bener banget, jangan asal nuduh lo nenek lampir." Tambah Leon.
" Ya namanya juga nenek lampir pasti pikirannya kek nenek-nenek gak mau kalah." Tambah Mark lagi membuat Aska dan Leon tertawa.
" Udah, gak baik kayak gitu Mark, Aska, Leon." peringat Nayla lembut
" Siap bu bos." ucap mereka serentak sambil hormat.
" Jadi, lo punya bukti kalo Nayla yang ngunciin temen lo di toilet." ucap Ezra lagi dengan dingingnya.
" Gak perlu bukti, gw punya video bukti kalo kalian ngefitnah Nayla." ucap seseorang dari belakang yaitu Angkasa Javier Smith yang datang bersama sang sahabat zian Gerald Ozfarzha.
Angkasa kemudian menunjukan rekaman video diamana mereka tengah merencanakan untuk mengfitnah Nayla. Setelah melihat video itu, meraka langsung berseru membuat Bianca dkk merasa malu dan memutuskan untuk pergi dari sana.
Angkasa kemudian menyimpan ponselnya di saku lalu menggenggam tangan Nayla, " Boleh kita bicara sebentar?." ucapnya dengan lembut. Ezra tak terima kemudian memegang tangan Angkasa berniat melepaskan namun di hentikan oleh Nayla. Ia menggeleng dan berkata pada Angkasa, " Boleh." ucapnya kemudian mengikuti Angkasa keluar dari kantin.
Ezra yang melihat hal tersebut merasa tak terima. Ia berniat menyusul mereka, namun di hentikan oleh Gevan. " Jangan ikut campur Ezra!, lo udah sepakat buat bersaing secara adil." peringatnya yang hanya di balas deheman oleh ezra. Mereka kemudian kembali duduk, begitupula Olivia dan Bela yang ikut bergabung, sedangkan Zian memutuskan untuk pergi dari sana.
" Ck ck ck, lagi dan lagi si protagonis di rebut dari male lead. Kasian baget sih lo Ezra Haha." ucap Asheel dengan nada ejekan. Ia sendiri sedari tadi sudah menikmati drama barusan sambil memakan baksonya. " Tapi kalo di pikir-pikir si angkasa cekatan juga ya, dia langsung nunjukin bukti alih-alih ngebela dengan ucapan doang." lanjutnya merasa kagum dengan kesigapan Angkasa.
Asheel kemudian berdiri. Ia dengan santai berjalan ke luar kantin menuju kelas karena memang waktu istirahat tidak lama lagi akan berakhir. Ia terus bersenandung senang selama berjalan di koridor, membuat orang-orang heran dan tak biasa melihat sikapnya itu.
......................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!