NovelToon NovelToon

Jerat Hasrat Dosen Dingin

Bab 1 Sudah jatuh tertimpa tangga.

"Safira gak ada kabar lagi, Doni?? "

tanya seorang laki laki pada seorang pemuda yang sedang membawa nampan berisi makanan yang akan di bawa menuju dapur.

"Gak ada Pak dan terakhir dapat kabar sih, Ibunya meninggal. "

jawab Doni dan laki laki itu mengangguk lalu meminta Doni kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sebuah cafe yang lumayan ramai dengan pengunjung hari ini karena bertepatan dengan jam makan siang, sang Manajer mendesah pelan karena salah satu karyawannya tidak masuk kembali setelah dua hari tak ada kabar.

Pintu ruangan sang Manajer di ketuk dan ternyata membuat sang Manajer menggeram kesal karena seseorang yang datang bukan yang di tunggunya.

"Tumben gak nyambut di depan. "

sindir seorang laki laki yang seusia dengan Manajer itu.

"Emang kamu Sultan yang harus selalu di sambut, gak akan lagi. "

jawab sang Manajer dengan nada juteknya.

"Arfan..... kamu tahu kemana Safira?? sudah dua hari aku gak lihat keberadaannya. "

tanya kembali sang tamu dan membuat Arfan sang manajer berdecih mendengarnya.

"Kalau kamu mau tahu dimana dan kemana dia, cari tahu sendiri Al dan jangan tanyakan sama aku, aku sedang dalam mode malas berbicara. "

jawab kembali Arfan dan membuat Al mendelik sebal mendengarnya.

"Mau aku pecat kamu. "

ancaman itu kembali di ucapkan oleh Al karena dia lah pemilik cafe yang di kelola oleh Arfan sebagai Manajer sebagai orang kepercayaannya.

"Ishh..... selalu saja mengancam, tiga hari lalu Safira datang dan mengajukan pinjaman uang untuk biaya rumah sakit Ibunya, aku hanya bisa meminjamkan seperempat dari permintaannya dan barusan aku dapat kabar katanya Ibunya meninggal kemarin dan dia gak masuk sudah dua hari. "

jelas Arfan dan membuat Al melototkan matanya.

"Kamu lupa, kalau ada hubungannya dengan Safira cepat kabarin aku, kamu gak bisa di andalkan sekali Arfan. "

kesal Al dan Arfan hanya mengangkat bahunya tidak mau mendebat bos sekaligus sahabatnya itu.

"Kamu ada masalah apa sih?? gak dapat jatah dari istrimu?? "

tanya Al dan Arfan hanya berdehem menjawabnya.

"Istri yang lagi hamil bikin mood aku anjlok Al, gak ada angin gak ada hujan dia nuduh aku selingkuh dan lebih parahnya dia nuduh aku selingkuh sama Si Mba yang bersihin rumah, gila kan. "

jawab Arfan dan membuat Al terbahak mendengarnya.

"Menuduh itu tandanya nyata atau yang menuduh ternyata selingkuh, memang atas dasar apa istri kamu bisa menuduh kamu. "

ucap Al yang semakin membuat Arfan kesal nya bertambah.

"Kemarin sore Si Mba buatin aku mie rebus dan aku mengiyakannya lalu memuji kalau Mie nya enak, ehh..... istriku datang langsung bilang aku selingkuh dan Si Mba nya malah di pecat hari itu juga. "

ucap Arfan dan Al hanya menggelengkan kepalanya.

AL Fareza danu hermawan, seorang pria yang tampan dan sangat dingin bila dengan orang lain, hanya ramah pada Arfan sang sahabat dan orang yang di anggap dekat dengan nya saja.

AL panggilan yang biasa selalu orang panggil padanya, hidup dengan kekayaan yang bisa di bilang banyak tapi dia menutupi semuanya, bahkan Al malah bekerja menjadi Dosen di sebuah Universitas sejak dua bulan lalu.

.

.

.

Rumah sederhana menjadi tempat ternyaman nya beberapa tahun ini setelah sang Ayah meninggal dan di tempati dengan sang Ibu, namun kenyamanan itu lenyap saat Sang Ibu meninggalkan selamanya menyusul sang Ayah, dia adalah gadis yang cantik dan begitu sederhana namanya Safira Navia, masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan semester tengah.

"Gak ada Ibu dan semangatku sedikit hilang tapi aku harus ingat pesan Ibu, lanjutkan kuliah dan jadilah kebanggaan Ayah juga Ibu. "

gumam Safira sambil menatap bingkai foto dirinya dan kedua orang tuanya.

Safira baru kehilangan Ibunya kemarin, setelah Dokter berusaha menyembuhkan penyakit kronis yang menggerogoti tubuh Ibunya tapi semua berakhir dengan Sang Ibu yang sudah tidak sanggup menerima pengobatan akhirnya meninggal.

Safira menjadi seorang diri dan dia akan tetap melanjutkan hidupnya karena dia ingin membuat kedua orang tua nya bangga padanya di atas sana.

.

.

Ke esokan harinya......

Safira membuka matanya saat mendengar dering handphone yang lumayan menggema di kamarnya dan ternyata panggilan dari pihak administrasi kampusnya.

Dalam panggilan saat ini......

"Selamat pagi...... dengan Safira Navia. "

"Selamat pagi......benar saya sendiri. "

"Saya pihak administrasi kampus cuma mau meminta Safira untuk datang siang ini ke ruangan Administrasi karena ada beberapa hal yang harus di sampaikan mengenai beasiswa. "

"Baik nanti saya akan ke kampus dan ke ruangan Administrasi, makasih atas infonya. "

"Sama sama dan saya harap jangan telat, tepat pukul sebelas siang jadwalnya, selamat pagi... "

Panggilan berakhir.......

Safira langsung menyimpan handphone nya dan beranjak untuk segera bersiap karena memang pagi ini ada kelas pagi.

Selesai merapihkan ranjangnya, Safira langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dengan tangan menenteng handuk juga pakaian yang akan di gunakannya.

Beberapa jam kemudian.....

Safira tiba di kampusnya dan langsung menuju ruangan administrasi karena waktu sudah mepet menuju jadwal yang di tentukan.

Setelah di pinta menunggu beberapa menit akhirnya Safira masuk ke ruangan, ternyata sudah ada pihak administrasi kampusnya dan Safira langsung di persilahkan duduk.

"Maaf Safira karena kami mendadak memberikan kabar ke kamu nya, kita langsung ke intinya karena bukan hanya kamu yang di panggil ke ruangan ini, Beasiswa kamu di cabut untuk bulan berikutnya dan kamu di wajibkan membayar biaya nya mulai bulan depan. "

jelas pihak administrasi dan membuat Safira langsung mematung mendengarnya.

"Alasannya apa ya Buu?? "

tanya Safira dengan nada yang lirihnya.

"Ada tiga faktor, yang pertama karena absen kamu beberapa minggu kemarin banyak alfa, yang kedua karena nilai kamu anjlok Safira dan yang ketiga karena dari yayasan mengurangi jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa. "

jawab kembali pihak Administrasi dan membuat Safira melemas seketika.

"Terimakasih untuk infonya Buu, mulai bulan depan saya akan membayar biaya kuliahnya. "

ucap Safira yang memang pasrah dengan semuanya.

"Terimakasih kerjasamanya Safira dan kartu pembayarannya bisa di ambil di kasir pembayaran depan yaa. "

ucap pihak Administrasi dan Safira mengangguk lalu segera pamit karena ada mahasiswa lain yang menunggu.

Safira langsung lemas saat menerima kartu pembayarannya, hutang bekas rumah sakit Ibunya saja masih belum lunas dan sekarang biaya kuliah nya sudah menjadi tanggungannya.

"Bagaimana ini??...... sudah jatuh tertimpa tangga pula. "

gumam Safira sambil melangkah menuju kelasnya karena siang ini ada kelas dan dia telah melewatkan kelas paginya tadi.

Safira tidak menyadari kalau sedari tadi ada yang sedang memperhatikannya, Safira yang memang cuek dengan sekitarnya begitu tidak menyadarinya dan membuat orang yang memperhatikannya berdecak kesal.

.

.

Bersambung......

Bab 2 niat terselubung Pak Dosen

Safira masuk kedalam kelas dan ternyata semua teman sudah berkumpul karena hanya tinggal sepuluh menit lagi Dosen mata kuliah nya akan hadir sesuai jadwal.

"Ya Tuhan Firaa...... aku kira kamu di DO. "

ucap Maya sang sahabat saat Safira duduk di sampingnya.

"Enak saja DO, tinggal tiga semester lagi loh dan aku juga mau ngajuin skripsi di semester depan. "

ucap Safira dengan nada lesu nya dan saat Maya akan menjawab ucapannya namun terhenti saat Dosen memasuki kelas dengan salam nya.

Safira mulai mengeluarkan beberapa buku nya dan memfokuskan fikirannya pada pelajaran yang sedang di hadapinya itu.

Sembilan puluh menit akhirnya di lalui oleh Safira dan teman sekelasnya, pelajaran berakhir begitu Dosen meninggalkan kelas.

"Fira..... beneran Ibu kamu meninggal?? "

tanya Maya saat keduanya keluar dari kelas menuju pulang.

"Iyaa Maya tiga hari lalu, aku terlambat datang karena harus cari uang dulu buat biaya perawatan Ibu. "

jawab Safira dengan nada sedihnya dan Maya langsung mengusap lengan Safira.

"Maaf karena aku gak tahu, kemarin Doni yang ngabarin ke aku. "

ucap Maya dan Safira mengiyakannya.

"Gak apa apa dan lagian gak ada yang aku kabarin kecuali Doni karena aku meminta di ijinkan libur di cafe. "

ucap Safira dan Maya menganggukkan kepalanya.

"Sekarang ke cafe kan?? "

tanya Maya kembali dan Safira mengangguk sambil tersenyum.

keduanya langsung menuju cafe dengan berjalan kaki karena jarak cafe tidak jauh dari kampus, Maya adalah teman dekat Safira lebih dari sahabat.

Tiba di cafe hanya dalam waktu sepuluh menit, Safira dan Maya langsung menuju loker untuk mengganti pakaiannya.

Safira saat ini sedang banyak sekali fikiran, uang yang di pinjam memang sudah di kembalikan tapi bunga dari pinjaman itu belum bisa Safira bayar karena memang dia sedang tidak ada uang, Safira sudah mencoba memohon untuk meminta mengurangi bunganya tapi tetap tidak bisa karena sudah ada dalam perjanjian tetap harus bayar dengan bunganya.

"Safira akhirnya kamu masuk juga, kamu di panggil sama Pak Manajer dan sudah di tunggu. "

ucap Doni saat melihat Safira sudah siap dengan pakaian kerjanya dan Safira mengiyakannya.

"Ada apa Pak Arfan manggil Safira?? kamu tahu alasannya gak?? "

tanya Maya saat Safira sudah keluar dari ruangan lokernya.

"Kayanya membahas mengenai Safira yang gak masuk dua hari kemarin, tapi gak tahu juga sih hanya Pak Arfan dan Safira yang tahu. "

jawan Doni sambil memberikan catatan pesanan pada Maya dan langsung pergi keluar ruangan loker untuk mulai bekerja karena cafe mulai ramai.

Safira langsung masuk kedalam ruangan setelah dapat sahutan dari dalam ruangan, Safira langsung di minta duduk dan Safira pun langsung duduk.

"Safira saya turut berduka atas meninggalnya Ibu kamu dan maaf karena kemarin malah gak bisa memberikan pinjaman besar ke kamu, kalau tahu untuk biaya pengobatan pasti Saya akan usahakan pada pemilik cafe langsung. "

ucap Arfan saat Safira duduk di hadapannya.

"Gak masalah Pak dan lagian Saya juga mengerti dengan situasinya. "

ucap Safira dan Arfan menganggukkan kepalanya.

"Oh iyaa...... kamu masih membutuhkan uang banyak lagi gak?? Saya akan bicarakan pada pemilik cafe ini. "

ucap Arfan dan Safira langsung terdiam mendengarnya.

"Sebenarnya saya memang membutuhkan uang dan siapa juga yang gak butuh uang Pak, tapi nantinya saya yang bakalan kebingungan untuk membayarnya, belum bayar hutang dan belum bayar uang kuliah juga, nanti saja Pak kalau saya kepepet baru saya akan mengajukan kembali. "

jelas Safira karena memang dia takut pusing nantinya.

"Jangan mepet mepet ingat, soalnya saya kan harus mengajukan kembali pinjamannya, kalau hanya di bawah dua juta saya bisa pinjamkan uang pribadi tapi kalau kaya kemarin kamu pinjam itu saya tolak karena uang pribadi saya gak sebanyak itu. "

ucap Arfan dan Safira mengiyakannya.

"Baik Pak dan saya berdoa semoga gak akan pernah mengajukan pinjaman, saya permisi melanjutkan pekerjaan dulu Pak dan terimakasih. "

pamit Safira dan Arfan mengiyakannya saja.

"Al...... kamu akan sangat susah menaklukkan gadis ini, dia bukan wanita mata duitan yang bisa di iming iming kemewahan. "

gumam Arfan saat setelah Safira keluar dari ruangannya.

.

.

Di Tempat Al saat ini......

Al sudah mendengar rekaman percakapan Safira dan Arfan yang di kirim langsung oleh Arfan, Al tahu kalau Safira sudah kehilangan beasiswanya karena dia yang menyetop suntikan dana untuk pelajar yang berprestasi dan tujuannya adalah agar Safira bisa di milikinya.

"Safira Navia..... kamu wanita pertama yang enggan menatapku dan merespon aku, kamu memang misterius. "

gumam Al saat setelah mendengar percakapannya.

Al memang akan merencanakan sebuah rencana untuk menjerat Safira dan dia akan meminta bantuan Arfan untuk melancarkannya karena dia tahu kalau Safira pasti akan menerima bantuan walaupun alasannya kurang masuk akal.

💬 Desak Safira agar dia mau meminta bantuan keuangan, aku akan berikan bonus besar ke kamu Arfan kalau berhasil.

Sebuah pesan di kirim Al pada sang sahabat dan senyum misterius pun terbit di bibir Al setelah pesannya terkirim ke nomer Arfan.

"Besok jadwal kelas Safira, aku akan membuat dia di hukum karena tidak masuk ke kelas pas kemarin lusa. "

gumam Al saat melihat jadwal mengajarnya dan sebuah niat terselubung akan dia rencanakan untuk membuat Safira mengenalnya.

.

.

Malam menjelang.......

Safira langsung menuju halte terdekat cafe untuk menunggu angkutan umum, seperti biasa jam sepuluh malam dia baru pulang dari pekerjaannya di cafe dan Safira sangat beruntung karena cafe jam sembilan malam sudah tutup jadi dia bisa pulang kurang dari tengah malam.

"Firaa.... ayo aku antarkan pulang. "

ajak Doni saat melihat Safira duduk di kursi halte.

"Gak usah Donn, kamu duluan saja lagian itu angkotnya sudah datang. "

tolak Safira sambil menunjuk angkot yang mendekat dan Doni mengangguk lalu pamit duluan dengan motor yang di gunakannya.

Safira langsung masuk kedalam angkot dan ternyata angkot lumayan penuh karena memang jadwal pulang para pekerja lepas seperti dirinya, hanya sepuluh menit akhirnya Safira sampai di depan gang rumahnya dan Safira kembali berjalan menuju rumah setelah membayar tagihan angkotnya.

"Kalau pakai angkutan online lebih mahal jatuhnya, cuma harus sabar saja menunggu angkot lewat. "

gumam Safira saat berjalan menuju rumahnya.

Tiba di rumahnya Safira memilih menuju dapur untuk memanaskan makanan yang di bawa dari cafe, seperti biasa koki akan membagikan makanan yang lebih pada karyawan saat pulang dan itu hak karyawan mau menerima atau tidak.

Safira memilih menerima makanan itu karena dia jadi bisa berhemat, biasanya Safira akan makan dengan Ibunya tapi sekarang dia makan sendiri.

.

.

Bersambung.....

Bab 3 hukuman aneh.....

Pagi hari di kampus tempat Safira menimba ilmu, Safira memakai rok di bawah lutut dan juga kaos putih yang pas di tubuhnya dia memakai pakaian santai hari ini karena dia sedang malas memakai pakaian yang ribet menurutnya.

"Tumbenan pake rok, ada hujan angin yaa semalam di rumah kamu. "

sindir sahabat nya saat Safira duduk di sampingnya.

"Bukan hujan angin lagi tapi hujan badai, Dosen kita pagi ini siapa?? "

jawab Safira dan membuat sahatnya cekikikkan mendengar kekesal Safira.

"Mata kuliah nya Pak Al. "

jawab Maya dan Safira hanya mengiyakannya.

"Kemarin lusa aku bolos mata kuliahnya Pak Al, kira kira dapat toleransi kejar nilai gak yaa?? "

ucap Safira dan Maya hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu menahu.

Safira hanya mendelik melihat respon sahabatnya dan dia memilih menyiapkan catatan nya untuk mencatat pelajarannya.

Hanya menunggu lima menit akhirnya Dosen memasuki kelas setelah mengucap salam terlebih dahulu.

"Aku merasa Pak Al lihatin ke arah kamu deh. "

bisik Maya saat sang dosen sedang menyiapkan kertas kertas nya.

"Ngarang..... sudah jangan ngobrol nanti di minta keluar dan aku gak mau. "

ucap Safira dan Maya hanya mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban sahabatnya itu.

Dosen Al begitu santai menjelaskan setiap penjelasannya dan begitu di mengerti oleh Safira dan tidak dengan teman sekelas lainnya malah fokus dengan wajah sang Dosen yang begitu tampan rupawan walaupun auranya sangat dingin.

"Semua pertanyaannya harap di jawab, lalu kumpulkan ke depan. "

titah Dosen Al saat meminta salah satu muridnya membagikan kertas berisi soal.

Safira membaca soalnya saat kertas ada di tangannya dan ternyata soalnya begitu mudah di jawabnya bahkan Safira tersenyum saat melihatnya.

Al terus memperhatikan Safira yang begitu enjoy dengan kertas soalnya, Safira bahkan begitu cuek dan berbeda dari teman sekelasnya yang selalu mencari cara untuk mengobrol dengannya.

Sepuluh menit kemudian soal selesai di kerjakan dan Dosen langsung meminta menyimpan semua nya walaupun soal belum di di kerjakan oleh muridnya.

"Safira Navia, kamu gak masuk di pelajaran saya kemarin lusa dan kamu harus ke ruangan saya untuk mengerjakan soal yang tertinggal dan sekalian bawa kertas soalnya. "

titah Sang dosen dan Safira langsung mengangguk menjawabnya.

Safira langsung meminta semua teman sekelasnya mengumpulkan kertas soalnya, setelah terkumpul dia langsung menuju ruangan Dosen yang memanggilnya.

Safira mengetuk pintunya dan mendengar sahutan dari dalam lalu segera membuka pintunya, Safira mengangguk dan masuk kedalam ruangan Sang dosen.

"Permisi Pak, ini kertas soalnya dan saya mau menanyakan perihal kemarin lusa saya tidak mengikuti kelas. "

ucap Safira saat menyerahkan kertas soalnya di atas meja.

"Silahkan duduk dulu Safira. "

ucap sang Dosen dengan nada dingin nya dan Safira langsung duduk di kursi secepat mungkin.

Safira memperhatikan sekitar ruangan Dosennya, baru kali ini dia masuk keruangan Dosen dan ternyata gak seburuk seperti orang bicarakan, biasanya yang masuk keruangan Dosen itu adalah orang yang bemasalah dan ternyata saat ini Safira yang bermasalah.

"Kamu tahu kan kesalahan apa yang kamu lakukan hingga saya memanggil kamu ke ruangan ini. "

ucap Dosen dan Safira mengiyakannya.

"Saya sangat tahu kesalahan saya dan maaf karena saya membolos, tanpa ada keterangan ke pihak kampus. "

jawab Safira dan Dosen pun mengangguk.

"Kamu bisa gantikan nilai kamu yang kosong dengan menjawab pertanyaan yang saya buat di ruangan ini sebelum jam makan siang. "

jelas sang Dosen dan Safira mengiyakannya.

Safira melototkan matanya saat melihat soal yang begitu banyak dan harus selesai sebelum makan siang.

"Pak Al...... ada keringan gak yaa?? ini banyak sekali soalnya dan otak saya kan gak banyak, sangat susah mengerjakan dalam waktu singkat. "

tanya Safira dan Dosen nya hanya mengangkat bahu lalu beranjak menuju kursi kerjanya.

"Kerjakan sekarang Safira, waktu kamu gak banyak sekarang. "

jawab Sang Dosen dan Safira mendelik mendengarnya.

Safira langsung mengerjakan soalnya dengan sangat teliti dan dia gak sadar kalau Al sedang memperhatikannya, Al senang karena Safira bisa ada di hadapannya dan lagi lagi Al merasa aneh karena Safira malah sibuk dengan soalnya, beda dengan murid lain pasti akan merayu Al yang berakhir dengan sebuah ketidak harusan.

Saat Safira sedang asik dengan mengerjakan soalnya ternyata handphone nya berdering ternyata panggilan dari rentenir yang Safira pinjami uang.

Safira langsung mengangkatnya dan dia langsung mematung mendengarnya, wajah Safira langsung sendu setelah panggilan berakhir dan Safira kembali melanjutkan pengerjaan soalnya.

"Pak Al ini sudah saya kerjakan semuanya, boleh saya pamit?? "

ucap Safira dan Al menerima nya lalu memberi isyarat agar Safira keluar dari ruangannya.

Tujuan Safira saat keluar dari kampusnya adalah menuju cafe dan ke ruangan manajernya, dia akan menerima tawaran untuk meminjam uang karena rentenir tadi meminta melunasi bunga pinjamannya.

"Ya Tuhan...... rentenir itu benar benar bikin aku pusing, katanya bisa di cicil tapi apaan ini malah harus di lunasi sekarang. "

gerutu Safira sambil berjalan tergesa menuju gerbang utama kampusnya.

Sedangkan di ruangan nya saat ini Al sedang kesal sekali karena Safira ternyata bisa mengerjakan soal darinya padahal sangat banyak dan sulit tapi semua jawabannya benar.

"Harus dengan cara apa lagi aku menjerat kamu Safira, kamu benar benar terlampau cuek. "

kesal Al yang baru selesai menilai pekerjaan Safira dan saat kekesalan nya itu memuncak ternyata handphone nya berdering.

"Kalau bukan berita baik aku gantung kamu Arfan dan gak akan aku kasih ampu. "

gerutu Al saat panggilan handpone nya di angkat olehnya.

Al langsung tersenyum saat Arfan mengabarinya berita baik dan dia akan datang ke cafe saat ini juga.

"Kamu yang datang langsung ke dalam genggaman saya Safira dan gak akan pernah saya lepas. "

gumam Al sambil merapihkan mejanya dan bersiap menuju cafe nya.

Di cafe tempat Safira bekerja saat ini......

"Kamu boleh lanjutkan pekerjaannya sekarang, nanti saya akan panggil kalau pengajuan pinjaman kamu sudah di setujui. "

ucap Arfan saat sudah mendapatkan jawaban dari telephone nya.

Safira langsung mengiyakannya lalu segera keluar dari ruangan untuk memulai pekerjaannya, Safira bernafas lega karena dia tidak kebingunan dengan pinjaman uangnya.

"Biarlah nanti kalau urusan kuliah, sekarang yang penting bayar dulu hutangnya, padahal uangnya sepuluh juta tapi kenapa sih malah minta di lunasi dan tidak di cicil. "

gumam Safira dengan nada lirihnya yang melangkah menuju meja kasir untuk mengambil catatan pemesanan makanan.

Cafe baru buka dan hanya ada beberapa orang yang berkunjung, Safira memilih menuju dapur untuk makan karena perutnya keroncongan saat ini.......

.

.

.

Bersambung.........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!