Langit di gunung Tanggamus yang tadinya cerah berubah menjadi hitam pekat tertutup awan mendung , angin bertiup kencang sekan ingin mencabut semua pepohonan yang ada . Para penduduk di sekitar kaki gunung Tanggamus berlarian mencari tempat aman dari tiupan angin puting beliung.
Goaaaar
satu ruangan terdengar memekakkan telinga.
"Lari penguasa gunung sedang marah" seorang warga yang mendengar suara raungan itu berseru, dan melarikan diri terlebih dahulu.
Para warga pun ikut berlarian menjauh dari sana, karena mereka pun ikut mendengar raungan itu.
tak lama hujan turun dengan deras, petir menyambar nyambar menghantam sejumlah pohon besar, dari salah satu pohon yang tumbang kini terlihat sebuah sinar terang nampak bayangan naga terbang keangkasa, derak suara petir kian terdengar
Slaaash
jelegaaaar
Bum
satu petir terlihat menyambar naga itu, naga itu terpental dan jatuh mengeluarkan suara kencang bahkan bumi bergetar
goaaaargh
Naga itu kembali bangkit dan berkoar marah , ia terbang lagi, menuju inti petir
ternyata naga itu telah bertapa ratusan tahun dan ini tahap ia menjadi naga ilahi, namun untuk mencapai itu ia harus melewati ujian petir dewa , Naga itu kembali mengudara , kini awan semakin hitam , petir berwarna ungu kini berderak, inilah puncak ujian petir bila Naga itu berhasil melewati ujian Petir Ungu maka ia akan berhasil menjadi Naga Ilahi , dan akan berpindah ke alam Khayangan , namun bila gagal ia akan kembali menjadi telur dan menunggu beberapa ratus tahun lagi untuk bisa menantang ujian petir dewa
jdaaaaar
dhuaaaar
Naga itu hancur berkeping keping , hanya kepingan terakhir yang mengeluarkan sinar dan jatuh menghujam ke bumi. Sinar itu melesat jauh ke dalam bumi, dan perlahan tertutup oleh reruntuhan
Naga itu kini berhibernasi lagi kegagalannya harus di tebus dengan kembali bertapa dalam gunung Tanggamus untuk beberapa ratus tahun lagi.
Langit kembali cerah , mendung tersapu awan, membuat mentari kembali bersinar.
Lambat laun peristiwa petir dan angin puting beliung yang mengamuk terlupakan oleh warga
di dalam perut gunung Tanggamus, sinar pecahan dari naga yang terkena petir berdiam di atas sebuah batu , dan lambat laun menyatu dengan batu itu.
Waktu terus berjalan, kehidupan di kaki gunung Tanggamus semakin ramai memasuki kemajuan jaman yang kian canggih. Kejadian yang sempat menggemparkan itu pun mulai terlupakan.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Di sudut kota , seorang pemuda tampak seorang pemuda berjalan di tengah keramaian , ia tak peduli bila ia menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak , dengan pakaian yang kotor dan rambut memutih karena banyaknya tepung yang memenuhi muka, rambut dan bajunya. Ia baru saja mengantarkan pesanan tepung dari langganan tokonya . Lori yang biasa ia pakai entah kenapa tiba tiba rodanya hilang membuat ia mau tak mau harus memanggul karung tepung itu , walau tak terlalu jauh tapi melelahkan karena ia harus membawa 3 karung bolak balik.
" eh, Rangga kemana lori nya" tanya mawar seorang pramuniaga di sebelah toko Rangga bekerja.
" ada cuma rodanya hilang satu, mbak " sahut Rangga sambil tersenyum
" kok bisa ?" mawar mendekat dan membersihkan muka Rangga dengan sapu tangan di tangannya
" ga tau mbak, kemaren waktu sore mah masih ada, di makan tikus kali , he he he" Rangga tertawa kecil dan membiarkan mawar membersihkan wajahnya.
" Kamu ada ada aja, mana ada tikus doyan roda lori" mawar tersenyum geli.
" kayanya tikusnya gragas ( rakus ) mbak makanya roda lori juga di makan" sahut rangga
Mawar bekerja di sebelah toko tempat Rangga bekerja , toko Rangga menjual bahan makanan, sedang toko Mawar menjual souvenir dan baju baju, juga perangkat pendukung sekolah mawar seorang wanita yang menarik, selain cantik ia juga baik hati , ia sering bercanda gurau dengan para pekerja di toko yang ada di lingkungan itu. Hanya saja keramahannya sering di salah artikan oleh sebagian orang.
di sudut toko seorang pria mengepalkan tangan nya melihat Rangga dan mawar bercanda gurau.
"Awas loe , masih aja loe Deket sama mawar" gumam Eki sambil mengepalkan tangannya. Eki teman kerja Rangga , ia sangat iri dengan Rangga yang mendapatkan perhatian lebih dari bos mereka padahal Rangga hanya bekerja setengah hari di toko itu, apalagi kini ia melihat wanita yang di incarnya malah bercanda dan terlihat dekat dengan Rangga. Jadi ia selalu berusaha membuat Rangga tak betah bekerja di toko itu dan mengundurkan diri , roda lori pun ia yang membuangnya saat pagi sebelum Rangga datang.
Rangga memang hanya bekerja setengah hari , karena ia masih bersekolah.
ia hanya hidup berdua dengan adiknya yang kini duduk di kelas tiga Sekolah lanjutan tingkat Pertama ( SLTP). sedang kan ia baru kelas 2 di SMK Bhineka. Ia menjadi tulang punggung bagi adiknya semenjak orangtuanya kecelakaan dua tahun yang lalu di jalan lintas timur.
" nah udah bersih kan, kelihatan tampan nya sekarang " ucap mawar setelah membersihkan tepung yang mengotori muka Rangga tadi membuat Rangga tersipu .
Eki yang mendengar semakin geram
" awas loe nanti!" ucap Eki penuh dendam.
Rangga yang tak tahu menahu bila Eki cemburu padanya dengan santai berjalan masuk ke dalam toko, dan memberesi karung terigu yang sedikit berantakan karena tadi ia mengambil secara acak karena buru buru akan di antarkan .
Jam 5 Rangga beberes karena setengah 6 toko tutup, ia biasa pulang dengan naik bis DAMRI karena ongkosnya lebih murah .
Eki melihat Rangga sudah pulang dengan cepat bergegas ke laci kasir , ia mengambil beberapa lembar uang dan memasukan ke dalam kantongnya , ia tadi melihat tas pinggang milik Rangga tertinggal di toko tentu saja ia sudah menghalangi cctv agar tak ketahuan dan yang di pakai menghalangi adalah handuk kecil Rangga , ia memasukan beberapa lembar uang yang di ambilnya ke dalam tas pinggang Rangga sebelum ia berpamitan pulang.
Sampai rumah pas azan magrib berkumandang
" assalamualaikum " salam Rangga
" Waalaikum salam " dari dalam terdengar suara menjawab salam dari Rangga .
dari dalam rumah seorang remaja kecil membuka kan pintu ,
" baru pulang mas?" Andri mencium punggung tangan kakaknya.
" iya ,kamu sudah makan?" sahut Rangga balik bertanya
" sudah mas, tadi buat mi rebus, eh tas pinggang mas kemana ?" tanya Andri yang tak melihat tas pinggang di pinggangnya kakaknya.
" eh, iya sepertinya ketinggalan" ucap Rangga baru menyadari bila tas pinggangnya tak ada di pinggangnya.
" ya udah mas mandi saja, nanti Andri masak air buat bikin kopi" ucap Andri , setiap malam selepas mandi Rangga selalu menikmati kopi di serambi depan rumah .
" gmana dengan pelajaran di sekolah?" tanya Rangga setelah selesai mandi.
" lancar mas, cuma sepatu aku sudah bolong dan celangap ujungnya ." sahut Andri sepatunya memang sudah tak layak pakai karena sudah banyak tambalan.
" besok mas gajian kita beli yah "ucap Rangga sambil mengusap kepala adiknya .
Rangga memang berniat membelikan sepatu karena sudah lebih dari setahun Andri memakai sepatu lama .
Hari ini Rangga ujian Praktek, Rangga mengambil jurusan Bangunan karena ia bercita cita ingin menjadi Arsitek .
" Rangga , sketsa yang kamu buat sudah sangat bagus , perincian bahan bahan yang di butuhkan pun pas " pak Atmo yang menjadi guru praktek memuji hasil praktek Rangga
" terima kasih pak" ucap Rangga senang ,
" belajar lebih giat yah" ucap pak Atmo
" ya pak, saya pasti belajar dengan giat demi cita cita saya" jawab Rangga bersemangat.
Rangga termasuk pintar , teman teman satu jurusan dengannya sering meminta bantuan padanya, bahkan bila ada tugas banyak temannya yang sanggup membayar asal mereka terima beres tugasnya namun Rangga tak pernah tahu, bila ia yang mengerjakan maka teman temannya nantinya tak akan pernah bisa, ia membantu mereka memberikan cara mengerjakannya bukan memberikan hasil akhir.
" gw yakin loe nanti pasti jadi Arsitek terkenal " ucap Didi , teman sebangku Rangga
" do'ain aja Di" sahut Rangga tersenyum.
" Perhatian semuanya!" pak Atmo di depan memberikan isyarat dan berkata lantang , ruang praktek seketika menjadi hening
" ada apa pak?" Bimo ketua kelompok bertanya ,
" Minggu depan kita akan melakukan kemah di kaki gunung Tanggamus, itu untuk penambahan nilai ekstra kurikuler Pramuka, jadi siapkan diri kalian, kita akan berkemah PERJUSAMI , selama tiga hari." ucap pak Atmo
" Horeeee!" seluruh siswa bersorak, ruang praktek jurusan bangunan menjadi berisik.
" tok tok tok" pak atmo mengetok meja dengan keras
" kalian jangan mengganggu kelas lain yang sedang praktek !" tegur pak Atmo .
" he he he ,maaf pak, kami terlalu bergembira"" ucap Bimo sambil tersenyum malu, karena suaranya tadi yang paling besar.
" ya sudah, karena ujian praktek sudah beres, kalian boleh pulang, Bimo pimpin doa" ucap pak Atmo.
" ya pak, berdoa di mulai!" teriak Bimo , " berdoa selesai, " baru Bimo selesai berteriak, para murid sudah berhamburan menuju pak Atmo, mereka menyalami pak Atmo sebelum mereka keluar kelas.
" Ngga ikut gw aja" kan toko loe kelewatan sama arah gw pulang " ajak Didi, rumahnya memang melewati pasar bawah tempat Rangga bekerja ,
" ga , ngerepotin?" tanya Rangga , walau berteman dekat , Rangga tak mau memanfaatkan mereka.
" ga , ayo naik," ajak Didi, sambil menyerahkan helm pada Rangga.
" terima kasih Di" ucap Rangga.
" santai aja, loe kaya sama siapa aja" ucap Didi.
" ya udah gw di sini aja" ucap Rangga saat sampai di depan Ramayana Tanjung karang, ia bekerja di salah satu toko yang berada di jalan Bengkulu, di sebrang jalan Ramayana .
" terima kasih Di, hati hati di jalan" ucap Rangga turun dari boncengan motor.
" sama sama , eh itu helmnya lepasin dulu" tegur Didi yang melihat Rangga yang mau menyebrang
" he he he, sorry gw lupa " Rangga terkekeh kecil , dengan cepat ia melepas helm yang di pakainya dan menyerahkan pada Didi .
" ya udah gw balik" Didi melajukan motornya mengarah ke kampung sawah lama .
Rangga dengan cepat menyebrang menuju tokonya , ia biasa datang setelah dhohor sekitar jam 1 an, hari ini dia datang lebih cepat karena ujian praktek .
" Rangga , jangan dulu kerja di panggil bos !" Eki yang melihat Rangga akan berganti pakaian menegur terlebih dahulu.
" oh, iya makasih kak" Rangga bergegas cepat menuju tempat bosnya.
Di meja bos , Rangga melihat kain yang biasa ia pakai bebersih etalase, dan juga tasnya .
" bos manggil saya" tanya Rangga
" ini tas kamu?" tanya bos, Rangga agak kaget mendengar nada suara bosnya yang terdengar sinis
" iya bos, itu tas saya ketinggalan kemarin, ada apa bos?" tanya Rangga tak mengerti
" ada apa saja di tas kamu?" tanya si bos menyelidik
" cuma uang receh sama handuk kecil bos" jawab Rangga seadanya
" uang receh??" si bos menatap tajam rangga , melihat apa Rangga berkata jujur atau tidak.
" ia ,paling hanya ada 30 ribuan bos"
" kalau ini apa uang receh" si bos mengeluarkan uang merah seratus ribuan tiga lembar dari tas pinggang Rangga, Rangga kaget melihat uang tiga ratus ribuan ada di tasnya.
" itu bukan uang saya bos, jelas saya masih ingat kalau uang saya hanya tiga puluhan, mungkin ada yang sengaja menaruh di sana atau uangnya beranak kaya pinjol" sangkal Rangga .
" saya kehilangan uang di laci satu juta, dan uang ini ada di kamu!" ucap si bos dengan suara meninggi.
" bukannya ada cctv bos?" tanya Rangga , si bos tak menjawab hanya melemparkan lap yang biasa Rangga pakai dan juga foto kamera yang di tutupi oleh kain itu
Sekarang Rangga mengerti, rupanya ada yang memfitnah dirinya , ia tak bisa mengelak, karena barang bukti ada di tasnya.
" sekarang terserah si bos, mau percaya atau tidak , saya tidak mengambil uang itu, mungkin ada yang tak suka saya bekerja di sini" ucap Rangga , ia melirik sekilas pada Eki yang berdiri tak jauh dari si bos.
" mulai sekarang , kamu ga perlu kerja lagi, ini uang gaji kamu , saya potong dengan kehilangan saya" ucap si bos menyerahkan tujuh lembar uang merah ratusan ribu.
Rangga menghela napas , dengan pelan ia mengambil uang yang di berikan si bos , ia di gaji satu juta tujuh ratus sebulan ,dengan uang makan 10 ribu sehari
" terima kasih bos," Rangga mengambil tas pinggang nya dan keluar dari toko .
" hei kamu kenapa?" mawar yang melihat Rangga keluar dari toko dengan wajah murung bertanya
" eh , ga ada apa apa mbak cuma di pecat" ucap Rangga sambil berusaha tersenyum.
" di pecat?" mawar heran , setahu dia Rangga orangnya rajin, dan tak pernah mengeluh .
" hei ga usah dekat dekat sama maling mawar!" Eki yang keluar dari toko melihat Rangga dan Mawar sedang mengobrol di depan toko mawar.
" maling?" mawar bergumam dengan pelan, dan menatap Rangga dengan penuh selidik.
" ya , bos kehilangan uangnya satu juta dan entah kenapa uangku yang tadinya hanya 30 ribu jadi ada 300 ribu, " ucap Rangga santai , baginya terserah orang mau menilainya seperti apa, selama dia tidak melakukannya nanti juga pasti kelihatan siapa yang salah.
mawar mundur menjauh, dan sambil menggeleng ia masuk ke dalam tokonya.
Rangga hanya bisa tersenyum masam, dia melihat Eki yang tertawa senang, walau Rangga curiga dengan Eki namun tak ada bukti, ia hanya bisa memendam rasa kesalnya saja.
dengan uang yang ada di tangannya Rangga mencari sepatu yang cocok di toko toko yang berjajar di jalan pemuda sampai Simpur .
Namun nama semua toko menolak melayani Rangga , dia yang di tuduh mencuri uang bosnya entah dari mana seluruh toko mengetahuinya.
" hais, sepertinya aku menyuruh orang lain saja membeli sepatu Andri" keluh Rangga. Ia menelpon Didi berharap bisa membantunya, namun entah mengapa Didi tak mengangkat telponnya dan saat di hubungi lagi sama sekali tak bisa.
" Beli di loakan dulu saja lah, untuk sementara" ucap Rangga ,ia berjalan dengan gontai ke pasar bawah di mana banyak pasar loak yang menjual barang bekas .
Rangga melihat sepatu bekas di tangannya , masih terlihat baru, dan membuat Rangga ragu ,
" udah beli aja itu mas pasti pas sama ukuran adik kamu?" penjual sepatu loakan itu merayu Rangga , Rangga menaruh kembali sepatu itu, jelas itu baru, dia ga mau kena masalah lagi apalagi ada sebuah tanda di sepatu itu.
" Ke pasar Koga saja " kata Rangga dalam hati
" maaf pak, nanti biar adik saya saja yang kemari , takutnya ga cocok" ucap Rangga mencari alasan . Penjual itu mendengus kesal, dengan kasar ia mengambil sepatu yang di pegang Rangga dan menyimpannya di laci dalam , tidak di pajang di emperan , hal itu membuat Rangga semakin curiga.
Rangga juga berkeliling di mencari kerja, karena dia di pecat oleh bosnya ia harus mencari pekerjaan lain . Namun semua toko seakan kompak menolak Rangga , apalagi toko toko yang di kelola oleh cina ,mereka bahkan mengusir Bima dengan tidak sopan, toko tempatnya dulu memang pengelolanya cina dan sepertinya mereka punya komunitas jadi apa yang terjadi langsung tersebar.
Dengan lesu Bima meninggalkan pasar bawah, ia mencegat angkot menuju pasar Koga.
Di pasar Koga ia dengan cepat mendapat kan sepatu bermerk BN yang biasa di pakai oleh Andri .
saat pulang ,ia melihat seorang bapak bapak yang kesusahan mengangkat karung tepung terigu , dengan cepat Rangga membantu,
" terima kasih nak" ucap bapak itu, Bima mengangguk .
" hei berhenti dulu" satu suara menghentikan langkah Rangga , Rangga menengok, nampak seorang bapak bapak melambaikan tangan memanggilnya .
" ada apa pak?" tanya Rangga, sepertinya kamu kuat, apa kamu mau bekerja di sini?" tanya bapak itu, Rangga tercengang.
" beneran pak" tanya Rangga ragu" tapi saya masih sekolah, " hanya bisa kerja setengah hari sepulang sekolah" ucap Rangga kemudian.
" ooh, kamu masih sekolah, sekolah di mana?" tanya bapak itu
" di SMK Bhineka pak" jawab Rangga,
" ya sudah, ga apa apa, tapi gaji setengah yah, " ucap bapak itu
" iya pak, terima kasih, " ucap Rangga senang, ia tak pusing lagi dengan langkah ke depannya
" panggil pak Mo aja, nama kamu siapa?" tanya pak Mo
" Rangga pak"
" ya udah karena ini sudah mau sore, besok sepulang sekolah langsung kemari saja, bawa baju ganti nya sekalian " kata pak Mo." dan gaji kamu sehari 12 ribu, perbulannya 2 juta " lanjut pak Mo berkata
" iya pak, terima kasih, asalamualaikum " ucap Rangga berpamitan.
Rangga pulang dengan bersenandung , ia merasa senang, mendapat tempat kerja yang lebih dekat, dan gajinya lebih besar dari tempat ia bekerja semula.
" kok udah pulang kak!?" tanya Andri yang melihat kakaknya pulang cepat,
" kakak pindah kerja , sekarang aku kerja di pasar Koga, dan gajinya lebih tinggi dari tempat kemarin " jawab Rangga
" kakak ninggalin toko lama hanya karena gaji yang lebih tinggi?" tanya Andri lagi, Rangga menggeleng, lalu menceritakan kejadian yang di alaminya hari ini.
Andri terdiam, pantas saja perasaanya tak enak saat kemarin tak melihat tas pinggang kakaknya.
Melihat adiknya terdiam , Rangga mengusap kepala Andri.
" Kamu ga percaya sama kakak" tanya nya
" aku percaya sama kakak, hanya saja kok ada ya orang yang memfitnah kakak" ucap Andri
" biarlah, nanti juga ada karmanya" sahut Rangga," kita buat Sop ayam yuk" ajak Rangga , di pasar tadi ia sempat membeli ayam satu kilo begitumendapat pekerjaan ia ingin menyenangkan adik satu satunya.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Di toko tempat dulu Rangga bekerja , ko Ah Tung memperhatikan lagi rekaman cctv , ia melihat dari sudut yang tak tertutup oleh kain lap Rangga, terlihat jelas ada seseorang memasukan uang , yang membuat dia bingung saat memasukan uang jam menunjukan 17:45 , sedangkan Rangga berpamitan jam 15:33.
" apa Rangga balik lagi memasukan uang itu?" tanya Koh Ah Tung , tapi setelah di pikir kalau balik lagi kenapa malah di tinggal tasnya. Jelas itu ga mungkin, kini ia menyesal telah memecat Rangga , tanpa menyelidikinya dulu akibat emosi yang tersulut oleh ucapan Eki.
"tolong lihat rekaman kemarin di toko mu, jam berapa Rangga naik mobil" koh Ah Tung dengan cepat menelpon temannya yang mempunyai toko di samping halte DAMRI.
" sial, ternyata Rangga di fitnah!" umpat koh Ah Tung, " ucap geram Ah Tung ,dari video jelas Rangga langsung naik bis DAMRI hanya 10 menit dari ia berpamitan pulang ,yang artinya dua menit sebelum video tangan yang memasukan uang pada tas pinggang Rangga.
"Sepertinya aku harus memancing pencuri aslinya" gumam koh Ah Tung , ia curiga dengan Eki tapi harus ada bukti yang membuktikan.
Malam hari Koh ah tung memasang kamera pengintai di sudut tersembunyi , bentuknya yang kecil membuat kamera itu tak terlihat , ia membeli dari temannya dengan harga mahal , karena kamera pengintai ini walau kecil tapi hasil tangkapan kameranya sangat jelas.
tinggal menunggu hasilnya" kata Koh Ah Tung dalam hati. Rencananya setelah bukti ada, ia akan meminta maaf pada Rangga , dan menyuruhnya kembali bekerja ,ia akan menaikan gaji Rangga sebagai permintaan maafnya.
namun pencuri itu seperti mengetahui bila ada yang mengintai , ia tak juga melakukan pencurian lagi. Namun Koh Ah Tung bersabar ia yakin umpannya nanti di makan juga
Di sekolah Rangga semua geger mendengar bila Rangga mencuri uang di tempat ia bekerja. rupanya Didi masih sepupu dari Eki, dia yang menyebarkan cerita di kelas , namun banyak yang tak percaya ,tingkah laku Rangga selalu sopan dan tak pernah melakukan hal hal yang berbau negatif, Didi berusaha menyakinkan mereka dengan menambahkan beberapa cerita , dan bukti yang dia rekayasa, membuat kelas Rangga mempercayai omongan Didi.
saat Rangga masuk ke kelas , kelas yang tadinya riuh menjadi hening, semua mata memandang hina padanya.
Rangga menggelengkan kepala, ia merasa risih tapi tak berdaya.
Baru saja Rangga mau duduk, seorang guru BP, memanggil
" Rangga , bapak tunggu di kantor!" ucap guru itu dan langsung berbalik, tanpa menunggu jawaban dari Rangga.
Rangga keluar dari kelas dan langsung menuju kantor BP.
" ya pak, ada apa?" tanya Rangga sopan
" apa benar kamu mencuri di tempat kerja kamu!" tanya guru itu dengan tatapan tajam.
" bukan pak, aku ga tahu bagaimana uang itu bisa ada di tas saya" ucap Rangga pasrah.
" braaak"
" jawab yang benar!" ucap guru BP itu sambil menggebrak meja, semua barang yang ada di atas meja berhamburan.
" memang itu kenyataannya pak, mau percaya syukur ga percaya ya ga apa apa." ucap Rian pelan , percuma baginya bila menjelaskan seperti apapun bila orang tak mempercayainya.
" Kamu saya skor seminggu, kamu renungkan di rumah!" ucap guru BP .
" ya pak " ucap Rangga , ia keluar dan menatap langit sesaat.
"Aku tak perlu takut dengan apa yang tidak ku lakukan" gumamnya
" Ngga tunggu!" suara pak Atmo terdengar memanggil.
" hais, apa pak Atmo juga mau menanyakan hal itu lagi" keluh Rangga dalam hati .
" ada apa pak" Rangga menghampiri dan menyalami pak Atmo.
" ini coba kamu kerjain ini" pak Atmo menyerahkan beberapa lembar kertas " kerjakan dan buat sketsa juga perincian bahan nya yah .
" oh, iya pak " ucap Rangga,
" Kamu jangan putus asa, bapak yakin bukan kamu yang melakukannya , yang sabar, mungkin ini ujian bagimu untuk hidup lebih baik" ucap pak Atmo menasehati Rangga
" ya pak, terima kasih, saya pulang dulu " ucap rangga berpamitan .
Rangga pulang terlebih dahulu sebelum bekerja ,ia menaruh kertas kertas tata letak tanah yang akan di buat sketsanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!