NovelToon NovelToon

Nikmatnya Jadi Pengganti

Bab 1 : Faye Yang Pemaksa

Cyrus Group.

Ruangan Presdir.

Pukul 10.00

Ceklek. Pintu ruangan Presdir tiba-tiba terbuka.

Sekretaris yang ada didepan ruang kerja tidak bisa menghalau wanita yang hendak masuk untuk bertemu dengan sang presdir.

Sontak dua pasang mata yang ada diruangan itu langsung menoleh kearah pintu.

Pemilik dua pasang mata itu adalah sang presdir, Tuan Haidi Cyrus dan putra sulungnya yang juga merupakan wakil presdir, Heino Cyrus.

"Fay, apa kau tidak melihat kami sedang apa?" tegur Heino.

Ya, yang datang adalah Faye Cyrus, putri bungsu Tuan Haidi Cyrus.

Faye tidak memperdulikan teguran kakaknya dan terus berjalan mendekati meja kerja Tuan Haidi.

"Dad!! Ini sudah empat belas jam lewat tiga belas menit, dua puluh delapan detik, kenapa sampai sekarang aku belum mendapatkan kabar apa-apa dari Daddy? Daddy sudah membicarakan apa yang kita obrolkan semalam dengan Tuan Hillario kan?" tanya Faye dengan kedua tangan dilipat didada.

Heino hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam untuk meredam emosinya pada sang adik. Walaupun adiknya itu tengil dan sangat menjengkelkan tapi dia sangat menyayangi adiknya.

"Fay, bisa kamu duduk dulu disitu." balas Tuan Haidi dengan suara pelan namun tegas sambil menunjuk sofa yang ada di depan meja kerja Tuan Haidi.

Faye menurut dan berjalan menuju sofa hitam yang ada di depan meja kerja Tuan Haidi.

"Hein, kita lanjutkan nanti." ucap Tuan Haidi pada Heino.

Heino menghela nafasnya kasar.

"Daddy terlalu memanjakannya!" dumel Heino sambil menutup tabletnya lalu berdiri dari duduknya.

Tuan Haidi hanya tersenyum tipis mendengar ocehan Heino.

Heino melirik sinis saat melewati Faye, sedangkan Faye membalas lirikan sinis kakaknya dengan senyuman penuh kemenangan.

Setelah Heino keluar, Tuan Haidi pun berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Faye.

"Dengan siapa kamu kesini?" tanya Tuan Haidi sambil mendaratkan bokongnya di single sofa.

"Dengan siapa lagi Dad, yah dengan Joya dan Norah lah." jawab Faye.

Joya dan Norah adalah supir sekaligus bodyguard Faye. Meski Joya dan Norah adalah seorang wanita tapi mereka sangat jago bela diri. Mereka berdua memegang sabuk hitam di lima jenis ilmu bela diri.

Faye tidak diizinkan Tuan Haidi pergi sendirian, dia selalu di temani dua bodyguardnya. Maklum saja, keluarga Cyrus merupakan salah satu konglomerat di negara A.

"Jadi gimana Dad, apa Daddy sudah membicarakan apa yang kita bicarakan tadi malam dengan Tuan Hillario?" Faye bertanya ulang.

"Apa Mommy mu tau kamu kesini?" tanya Tuan Haidi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan Dad!" kesal Faye.

"Pasti Daddy belum membicarakannya dengan Tuan Hillario kan?" tanya Faye dengan nada kesal.

Tuan Haidi menghela nafasnya kasar. Tuan Haidi memang belum membicarakan apa yang dia bicarakan dengan Faye tadi malam pada Tuan Hillario karena Tuan Haidi masih menimbang-nimbang keinginan putri kesayangannya itu yang meminta ingin segera di nikahkan dengan putra sulung Tuan Hillario, Danzel Hillario.

Bukan karena Tuan Haidi tidak percaya diri Tuan Hillario akan menolak lamarannya, tapi Tuan Haidi ingin mencari tau dulu kepribadian Danzel dan apa yang membuat putrinya itu sangat terobsesi menikah dengan Danzel.

"Faye sayang, kamu meminta ini pada Daddy baru semalam. Selain Daddy belum bertemu dengan Tuan Hillario, Daddy juga harus mencari tau kepribadian laki-laki itu. Kamu itu putri kesayangan Daddy, Daddy tidak mau kamu salah memilih pasangan." ucap Tuan Haidi penuh wibawa.

"Tapi Faye sangat menyukainya Daddy!" rengek Faye.

"Tadi malam kan kita sudah sepakat, Daddy bilang akan membicarakan dengan Tuan Hillario, kenapa sekarang Daddy berubah pikiran? Daddy gak konsisten!!" ucap Faye merajuk.

Lagi dan lagi Tuan Haidi hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

Tuan Haidi sangat tau watak putri kesayangannya itu, kalau maunya A yah harus A. Tapi untungnya Faye termasuk anak yang tidak banyak maunya. Dia selalu mengikuti aturan yang ada di keluarga Cyrus dan jarang-jarang memiliki kemauan yang kuat seperti ini.

"Baiklah, Daddy akan menghubungi Tuan Hillario dan membuat janji dengan Tuan Hillario." ucap Tuan Haidi untuk membuat puas hati putrinya.

Mendengar itu wajah masam Faye karena cemberut langsung berubah menjadi manis kembali karena tersenyum lebar.

Tuan Haidi pun merogoh saku jas-nya untuk mengambil ponsel kemudian menghubungi asisten pribadinya, Galen dan meminta Galen untuk menghubungi Tuan Hillario dan membuat janji temu dengan Tuan Hillario.

Tak sampai lima belas menit Galen menghubungi Tuan Haidi dan memberitahu Tuan Haidi kalau Tuan Hillario dengan senang hati bertemu dengan Tuan Haidi dan siap bertemu kapan dan dimana saja.

Akhirnya Tuan Haidi pun menjadwalkan pertemuan mereka hari ini pukul tujuh malam di restoran Cyrus Gold Hotel, yang merupakan hotel milik Cyrus Group.

°°°

Bersambung...

Bab 2 : Pusing

Cyrus Gold Hotel

Pukul 19.00

Saat ini Tuan Haidi bersama dengan Galen sudah berada di room VIP restoran di Cyrus Gold Hotel. Sudah sepuluh menit lebih awal Tuan Haidi bersama asisten pribadinya disana.

Sedangkan Faye, dia menunggu disalah satu kamar bertipe presidential suite yang memang di khususkan untuk dirinya. Ada tiga kamar yang di khususkan untuk keluarga Cyrus. Pertama kamar untuk Tuan dan Nyonya Cyrus, yang kedua untuk Heino dan yang ketiga untuk Faye.

Sengaja Faye menunggu disana karena ingin memastikan sendiri kalau Daddy-nya benar-benar bertemu dengan Tuan Hillario. Untuk itu, Faye meminta Joya mengamati ruangan VIP tempat pertemuan Daddy-nya dengan Tuan Hillario.

"Gal." panggil Tuan Haidi.

"Ya Tuan." jawab Galen.

"Entah kenapa aku sangat gugup." ucap Tuan Haidi.

Galen mengernyitkan keningnya bingung. Baru kali ini dia mendengar Tuan Haidi gugup. Padahal ini bukan pertama kalinya Tuan Haidi melakukan meeting. Apalagi rekan meeting Tuan Haidi kali ini bisa dikatakan levelnya masih dibawah Tuan Haidi.

Lalu kenapa Tuan Haidi harus gugup? Begitulah pikir Galen.

"Kenapa Tuan gugup? Ini kan bukan pertama kalinya Tuan Haidi meeting. Apalagi rekan meeting Tuan kali ini levelnya masih di bawah Tuan." pertanyaan yang ada di benaknya akhirnya dia utarakan juga.

Tuan Haidi menghela nafasnya sejenak.

"Masalahnya pertemuan dengan Tuan Hillario bukan ingin membahas pekerjaan, melainkan ingin meminta Tuan Hillario menikahkan putra sulungnya dengan Faye." ucap Tuan Haidi.

Galen membelalakkan matanya.

"Tuan ingin menjodohkan Nona Fay?" tanya Galen dengan wajah kaget.

Tuan Haidi menggelengkan kepala.

"Bukan aku yang ingin menjodohkan Fay dengan putra Tuan Hillario, tapi Fay sendiri yang minta dinikahkan dengan putra Tuan Hillario." jawab Tuan Haidi.

"Apa Nona Fay menjalin hubungan dengan putra Tuan Hillario?" tanya Galen.

"Sepertinya tidak. Karena aku tidak pernah mendapat laporan Fay dekat dengan laki-laki manapun." jawab Tuan Haidi.

"Bisa saja dua bodyguard Nona Fay bersekongkol dengan Nona Fay untuk tidak memberitahu pada Tuan." sahut Galen.

"Itu tidak mungkin. Sekalipun mereka bersekongkol, pasti akan ketahuan juga." jawab Tuan Haidi.

Galen hanya mengangguk-anggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Tuan Haidi. Galen tau selain Joya dan Norah, Tuan Haidi juga mempunyai bodyguard bayangan untuk menjaga putrinya dari kejauhan dan pastinya Faye dan kedua bodyguardnya tidak tau kalau masih ada bodyguard bayangan.

"Gal." panggil Tuan Haidi.

"Ya Tuan." jawab Galen.

"Apa kamu punya ide, cara untuk menyampaikan perjodohan ini dengan Tuan Hillario?" tanya Tuan Haidi.

Galen terdiam sejenak.

"Bagaimana kalau pertama-tama Tuan bilang ingin berinvestasi di yayasan milik Tuan Hillario, saya dengar Tuan Hillario sedang berencana membuka rumah sakit pusat trauma. Setelah itu barulah Tuan meminta syarat pada Tuan Hillario dan syaratnya adalah menjodohkan putra Tuan Hillario dengan Nona Faye." ucap Galen.

"Apa tidak keterlaluan seperti itu? Lagipula aku tidak kepikiran untuk berinvestasi di pusat trauma itu." balas Tuan Haidi.

"Bukankah cara kerja bisnis seperti itu, harus bisa saling menguntungkan." balas Galen.

"Menguntungkan apanya, sedangkan aku saja tidak tau bagaimana karakter putra Tuan Hillario." balas Tuan Haidi.

"Memangnya Tuan belum menyuruh mata-mata untuk mencari tau tentang putra Tuan Hillario?" tanya Galen tidak percaya kalau Tuan Haidi belum mencari tau tentang laki-laki yang disukai putrinya.

"Sudah. Ini." jawab Tuan Haidi lalu memberikan ponselnya pada Galen untuk menunjukkan profil putra sulung Tuan Hillario.

"Dia memang seorang dokter, dari tampangnya memang dia pria yang baik dan setia. Tapi itu kan hanya dari luar, butuh waktu untuk mengetahui karakter aslinya. Bisa saja sikap baiknya itu hanya pencitraan karena dia seorang dokter." ucap Tuan Haidi dan di respon dengan anggukkan kepala oleh Galen.

Ceklek. Tiba-tiba saja pintu terbuka.

Sontak Tuan Haidi dan Galen langsung menoleh kearah pintu. Ternyata yang datang adalah Tuan Hillario yang datang seorang diri.

"Selamat malam Tuan Cyrus. Maaf saya terlambat. Pasti Anda sudah menunggu sangat lama." ucap Tuan Hillario sambil berjalan mendekati Tuan Haidi.

Melihat Tuan Hillario mendekat, Tuan Haidi pun berdiri dari duduknya.

"Tidak Tuan Hillario, Anda tidak terlambat sama sekali, saya saja yang sengaja datang lebih awal." balas Tuan Haidi sambil berjabat tangan dengan Tuan Hillario.

"Silahkan duduk Tuan Hillario." ucap Tuan Haidi ramah sambil menunjuk kursi yang ada di hadapannya.

Tuan Hillario pun duduk di kursi yang Tuan Haidi tunjuk.

"Saya sudah memesan beberapa makanan, mungkin ada makanan yang ingin Anda pesan. Atau minuman mungkin." tawar Tuan Haidi.

"Tidak perlu Tuan, apa pun yang Tuan Haidi pesan, saya juga memakan itu." jawab Tuan Hillario.

"Baiklah kalau begitu." balas Tuan Haidi.

Tuan Haidi pun memberi kode pada Galen untuk memberitahu pramusaji agar segera membawa makanan yang sudah di pesankan Tuan Haidi.

°°°

Bersambung...

Bab 3 : Investasi dan Pernikahan

Sambil menunggu makanan datang, Tuan Haidi membuka obrolan santai dengan Tuan Hillario.

Tak lama pramusaji datang dengan satu troli yang berisi makanan yang sudah Tuan Haidi pesan.

Satu persatu menu makanan disajikan diatas meja oleh pramusaji. Dan setelah semua selesai diletakkan diatas meja, pramusaji itupun keluar dengan trolinya.

"Banyak sekali makanan yang Anda pesan ini Tuan, padahal kita hanya bertiga." ucap Tuan Hillario karena Tuan Haidi memesan enam menu makanan belum ditambah menu pencuci mulut. Dan keenam menu makanan yang Tuan Haidi pesan adalah makanan termahal di restoran itu.

"Tidak apa-apa, kalau pun tidak habis asisten ku ini yang akan membawa pulang." jawab Tuan Haidi sambil menepuk pundak Galen yang saat ini duduk di sebelah kanannya.

Galen hanya bisa tersenyum paksa.

"Tuan Haidi bisa saja." balas Tuan Hillario.

"Oh iya, saya dengar Tuan Hillario ingin membuka rumah sakit pusat trauma. Apa itu benar?" tanya Tuan Haidi sambil mengiris daging steak.

"Benar Tuan Cyrus. Dan sekarang sedang dalam tahap pembangunan." jawab Tuan Hillario.

"Oh." balas Tuan Hillario sambil memasukkan potongan daging kedalam mulutnya.

"Bagaimana kalau saya katakan, saya tertarik untuk berinvestasi di pusat trauma yang sedang Tuan Hillario bangun?" tanya Tuan Haidi.

Mata Tuan Hillario membulat lebar. Dia kaget sekaligus senang karena Tuan Cyrus, salah satu konglomerat di negara A mau berinvestasi untuk pusat trauma-nya. Apalagi Tuan Hillario sama sekali tidak berharap ada pebisnis besar seperti Tuan Haidi mau berinvestasi untuk pusat traumanya, karena Tuan Hillario tau bagi seorang pebisnis, jika mau berinvestasi harus memikirkan keuntungan yang besar sedangkan pusat trauma-nya tidak mungkin memiliki keuntungan yang besar seperti yang diharapkan para pebisnis.

"Apa Tuan Cyrus tidak salah mau berinvestasi di pusat trauma? Tuan Cyrus pasti sangat tau kalau pusat trauma tidak memiliki keuntungan yang sangat besar, tidak sama seperti rumah sakit yang keuntungannya lebih besar dari pusat trauma." tanya Tuan Hillario meyakinkan Tuan Haidi.

"Ya saya tau dan sangat tau, karena saya seorang pebisnis. Kalau saya sudah memutuskan ingin berinvestasi di pusat trauma Anda, itu berarti bukan keuntungan material yang saya inginkan." jawab Tuan Haidi.

Tuan Hillario mengernyitkan keningnya memikirkan apa maksud kata-kata Tuan Haidi.

"Maksud Tuan Cyrus apa? Kalau bukan keuntungan material lalu keuntungan apa yang Tuan Cyrus inginkan dari pusat trauma saya?" tanya Tuan Hillario.

Tuan Haidi tidak langsung menjawab pertanyaan Tuan Hillario, dia terus memakan daging steaknya sampai habis. Melihat Tuan Haidi terus makan, Tuan Hillario juga meneruskan makannya sambil kepalanya memikirkan maksud kata-kata Tuan Haidi. Banyak sekali kemungkinan yang sekarang berputar-putar di kepala Tuan Hillario.

Mulai dari kemungkinan Tuan Haidi ingin masuk ke dunia politik dan menggunakan yayasannya untuk mendapat dukungan, lalu kemungkinan Tuan Haidi ingin mengambil alih yayasannya tapi dia mulai dari berinvestasi di pusat trauma, bahkan Tuan Hillario sampai berpikir Tuan Haidi ingin melakukan pencucian uang lewat investasi di pusat trauma.

Makanan di piring Tuan Haidi habis lebih dulu dari makanan yang ada di piring Tuan Hillario.

Setelah makanannya habis, Tuan Haidi menenggak air putih dulu setelah itu barulah dia menjawab pertanyaan Tuan Hillario.

"Saya ingin putra sulung Anda menikah dengan putri saya." ucap Tuan Haidi.

Uhuk... Uhuk...

Sontak Tuan Hillario tersedak mendengar ucapan Tuan Haidi.

Melihat Tuan Hillario tersedak, dengan sigap Galen mengambilkan air putih untuk Tuan Hillario.

"Apa saya tidak salah dengar?" tanya Tuan Hillario setelah menenggak air putih.

"Apa perlu saya katakan sekali lagi?" tanya balik Tuan Haidi.

"Ta-tapi kenapa tiba-tiba sekali? Dan kenapa Anda menginginkan putra saya menikahi putri Anda?" tanya Tuan Hillario.

"Karena putri saya menginginkan putra Anda." jawab Tuan Haidi singkat.

Tuan Hillario terdiam dia bingung apa yang membuat putri Tuan Haidi menginginkan putra sulungnya, Danzel.

"Jadi bagaimana, kapan Tuan Hillario bisa membawa putra sulung Anda untuk membicarakan tanggal pernikahan?" tanya Tuan Haidi.

"Langsung membicarakan tanggal pernikahan?" kaget Tuan Hillario.

"Iya, kenapa? Atau itu terlalu bertele-tele? Apa Tuan Hillario mau saya sendiri yang langsung menetapkan tanggal pernikahan anak-anak kita?" tanya Tuan Haidi.

"Bu-bukan begitu Tuan Cyrus. Hanya saja saya harus menanyakan ini dengan istri dan putra saya. Jadi tolong berikan saya waktu untuk berpikir." jawab Tuan Hillario.

"Galen." Tuan Haidi memanggil asistennya sambil memberi kode agar Galen mendekat padanya.

Galen pun mendekatkan telinganya pada Tuan Haidi.

"@#$@#$@#$@#$." bisik Tuan Haidi.

Tuan Hillario mengernyitkan keningnya sambil berusaha menajamkan pendengarannya untuk mendengar apa yang dibisikkan Tuan Haidi pada sang asisten.

°°°

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!