Ddrrttt..
Terdengar nyaring suara dering ponsel yang sangat menggangu tidur nyenyak Elena, pagi ini.
Dengan setengah nyawa yang belum sepenuh nya terkumpul, gadis itu meraih ponsel nya dari atas nakas, menekan layar guna menerima panggilan tersebut lalu menempelkan benda pipih itu di samping telinga nya.
Elena terdiam, menunggu seseorang yang ada di seberang sana yang telah menganggu tidur nya itu untuk berbicara terlebih dahulu..
" Elena, bagaimana kau kamu bisa tidur dengan santai padahal adik tiri mu sudah merebut calon tunangan mu?". Pekik Naura— sahabat Elena, dari seberang sana. " Aku kemarin melihat mereka bermesraan di mall milik ibu mu". Sambung Naura menggebu gebu. " Kau tidak ingin memberi mereka pelajaran ?". Tanya nya, seakan tak dapat menerima apa yang telah terjadi pada Elena.
Sebelum itu, di malam hari nya dan tepat nya di kediaman Elena, saudara tiri nya yaitu Maya Angelica Smith mengaku jika diri nya tengah hamil dan ingin menikah dengan Alvaro Morgan yang merupakan ayah dari janin yang ada di dalam kandungan nya. Saudara tiri nya itu mengaku jika ia dan Alvaro sudah saling jatuh cinta dan tidak bisa hidup satu sama lain di depan Amanda dan Bryan Smith selaku ke dua orang tua mereka.
Alvaro Morgan adalah tunangan Elena. Tetapi, dengan mudah nya Maya merebut pria itu dari nya.
Pria sialan itu juga bahkan berani menghamili Maya ?.
Namun setelah mengetahui hal itu semalam, Elena sama sekali tak ambil pusing dengan masalah ini. Setelah mendengar kabar itu, Elena justru malah tidur seperti mayat hingga pukul 10 pagi, Elena terbangun itu pun itu karena Naura menelpon nya.
" Astaga Naura!!, Aku sama sekali tidak peduli dengan urusan mereka. Jadi, sudahlah biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau". Balas Elena sembari membenarkan posisi guling yang ada di dalam pelukan nya.
" Apa kau sudah gila? Kenapa kau bersikap tidak perduli seperti ini? Elena, kau harus sadar jika Maya ingin mengambil semua hal yang kau miliki dan seharusnya kau juga tidak boleh membiarkan dia mendapatkan apa yang sudah menjadi milik mu ". Tegas Naura dengan cerewet nya.
Elena Rosalina Smith adalah putri tunggal dari pasangan Bryan Smith dan Nathalie Smith. Namun, segala nya berubah ketika ibunya nya— Nathalie meninggal dunia saat Elena masih kecil dan dua tahun kemudian Bryan memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang wanita yang bernama Amanda. Dan dari pernikahan mereka, lahirlah seorang gadis bernama Maya Angelica Smith yang itu berarti adik tiri Elena.
Sikap Amanda sangat baik pada Elena ketika ayah mereka sedang berada di rumah dan sebalik nya jika Bryan tengah bekerja hingga pergi keluar kota. Maka sikap asli Amanda dan Maya akan terlihat, mereka akan bersikap semena mena pada Elena.
Namun yang lebih sial nya lagi, ayah nya itu justru hanya akan percaya pada apa yang di lihat nya saja dari pada apa yang di katakan oleh Elena.
Dan pada akhir nya hal itu membuat Elena menyerah dengan keadaan nya dan hanya pasrah mengikuti arah takdir membawa nya. Dari kecil dan selama 20 tahun setelah kepergian mendiang ibu nya Elena selalu mengalah pada setiap keinginan Maya tanpa perlawanan.
Masalah kali ini tetap tidak ada bedanya, Maya dengan berani telah mengatakan jika dirinya menyukai tunangan Elena dan seperti biasa gadis itu pun membiarkan hal itu terjadi. Toh! Elena juga tidak mencintai Alvaro . Elena bahkan mau melepaskan pria itu dengan senang hati.
Elena tersadar dari lamunannya, ketika Naura berkali kali berteriak memanggil nama nya.
Gadis itu mengucek mata nya dan mencoba untuk bangun dari tidur nya. " Lagi pula aku sama sekali tidak mencintai Alvaro dan itu justru hal yang bagus untuk ku karena sekarang aku bebas ". Balas nya lalu menguap.
Terdengar helaan napas dari seberang sana. " Jika kau memang benar tidak menyukai Alvaro, aku turut bahagia karena kau sekarang bebas. Tapi tujuanku menelpon mu bukan karena itu saja".
Elena mengecek jam yang ada di layar ponsel nya , lalu kembali menempel benda pipih itu di samping telinga nya . " Jadi apa yang membuat mu mengganggu waktu tidur ku pagi ini?".
" Itu karena aku terkejut setelah melihat berita yang menyatakan bahwa kau akan tetap menikah dan tunangan mu sekarang adalah seorang Malvin Kevlar Narendra."
" Apa ?" Elena menutup mulut nya, mata nya membelalak tak percaya. " itu artinya tunangan Maya menjadi tunangan ku ?". Tanya Elena sembari mencoba memahami apa yang baru saja di dengar nya .
" Iya, kalian bertukar pasangan dan apa kau sudah melihat berita nya atau belum? Di sana tertulis jika kau mau menikah dengan Malvin."
Informasi yang Naura katakan pada Elena begitu mengejutkan pagi gadis itu, Elena tak menduga jika diri nya dan Maya akan bertukar tunangan seperti saat ini .
" Kau saat ini sedang tidak bercanda kan, Naura? Mana mungkin aku akan menikah dengan Malvin?".
" Semua nya ada di berita, Elena. Mungkin ada yang membocorkan informasi nya dan pasti semua orang sekarang banyak yang sudah mengetahui tentang hal itu."
Jantung Elena berdebar tak karuan, gadis itu pun tiba - tiba memutuskan sambungan telepon nya secara sepihak, lalu Elena segera memastikan nya sendiri artikel yang tersebar hari ini ..
Dan benar saja, setelah memeriksa nya, mata Elena terbelalak ketika ia melihat sebuah artikel yang tengah viral di seluruh media sosial. Elena pun segera membaca headline— nya. Dan terbungkam saat membaca nya, tatapan mata nya menangkap tulisan yang menyebut kan.
[ Malvin Kevlar Narendra, CEO baru dari perusahaan Narendra akan bertunangan dan menikahi Elena Rosalina Smith putri pertama dari Bryan Smith, CEO Starlight Inc].
Elena masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia baca saat ini.
Kapan dia bertunangan dengan Malvin Kevlar Narendra ? Berita ini sangat menyebalkan.
Setelah membaca artikel tersebut, Elena pun bergegas keluar dari kamar nya, setengah berlarian menuruni tangga dan terkejut melihat semua orang duduk di ruang tamu .
" Ayah, kenapa di berita mengatakan jika aku bertunangan dengan Malvin? Bukankah dia dulu di jodoh dengan Maya?." Elena berjalan mendekati ayah nya dengan jantung nya yang masih berdebaran.
Apa kah mereka memaksa Elena untuk menggantikan Maya sebagai tunangan Malvin? Karena Maya menolak menikah dengan pria itu?. Pikir Elena di dalam benak nya.
Bryan berdehem, lalu mengalihkan pandangan nya ke sembarang tempat. Terlihat jelas jika pria itu tengah mencoba mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan putri nya itu.
Ketika Bryan hendak menjawab. Amanda sudah lebih dulu beranjak dari duduk nya.
" Elena sayang, kau akhir nya bangun juga. Tadi nya mama ingin memberitahumu kabar baik itu saat kau sudah bangun ". Setelah mengatakan hal itu, Amanda pun kembali mendudukkan diri nya di samping Maya— putri kandung nya. " Alvaro telah jatuh cinta pada adik mu dan menghamili nya ". Amanda meraih tangan Maya dan menggenggam nya . " Sebagai ibu mu, aku tidak bisa diam saja melihat mu di rugikan. Malvin sangat tampan dan kaya, sayang. Kau akan sangat cocok jika menikah dengan Malvin, bukankah ini adalah ide yang bagus? Aku turut berbahagia untukmu, Elena".
Amanda menoleh ke arah Maya yang juga tersenyum pada nya, mengusap surai panjang putri nya dan kembali menatap ke arah Elena. " Sebagai seorang ibu, aku sangat merasa senang melihat ke dua putri kesayangan ku akhirnya tumbuh besar dan masing - masing akan segera menikah ". Kata Amanda sembari mengusap matanya, seakan air mata wanita itu menetes karena terharu, padahal itu jelas hanyalah akting yang sengaja di buat nya, di depan Bryan.
Elena mengepalkan tangan nya, ketika lagi dan lagi. Amanda kembali menunjukkan kemunafikan nya. Ya— sejak Elena masih kecil, Amanda akan mengatakan hal manis untuk membuat Elena menerima sesuatu dengan paksaan secara lembut di depan Bryan.
Bola mata Elena tertuju pada Maya dan Elena dapat melihat senyum penuh kemenangan dari bibir adik nya itu. Elena semakin yakin jika ini semua adalah bagian dari rencana ibu dan saudara tiri nya.
Maya dengan gampang nya beralih memilih tunangan Elena karena tunangan nya yaitu Malvin mengalami kecelakaan hingga mengakibatkan kelumpuhan pada ke dua kaki nya dan selama 6 bulan ini belum ada berita yang mengatakan jika pria itu telah sembuh.
Membuat Maya pada akhirnya hilang rasa pada Malvin lalu merayu tunangan Elena dan membuat Elena mau tidak mau harus menikah dengan Malvin sebagai pengganti Maya.
" Apakah kau Sebelum nya sudah berdiskusi dengan Malvin mengenai pergantian ini?." Tanya Elena pada Maya." Apakah dia setuju dengan kemauan mu? ". Elena mengangkat ke dua pundak nya. " Bertukar tunangan, seperti yang kau ingin kan?".
Sebagai CEO papan atas yang tinggal di luar negeri bersama kakeknya selama bertahun - tahun, Malvin tiba - tiba memutuskan untuk kembali ke negara ini, guna mengambil alih jabatan sebagai CEO di perusahaan Narendra Corporation. Namun ia justru mengalami kecelakaan parah dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur selama berbulan - bulan. Meskipun selama ini dia telah menjalani fisioterapi, tetapi di pastikan jika pewaris Narendra Corporation akan terikat pada kursi roda untuk selama nya . Informasi ini juga telah tersebar di seluruh media.
Elena tau jika Maya tidak ingin menikah dengan pria cacat itu. Jadi adik tiri nya telah membuat rencana hingga sedemikian rupa agar Elena lah yang menggantikannya menikah dengan Malvin.
" Meskipun ayah berteman dengan mendiang ayah Malvin dan meskipun ke dua orang tua Malvin telah meninggal dunia ketika dia berumur sepuluh tahun karena kecelakaan, di tambah lagi selama ini pria itu tinggal bersama kakek nya di luar negeri. Menurut ku Malvin tidak lupa siapa yang dulu di jodohkan dengan nya". Kata Elena di saat melihat Maya yang tengah kebingungan untuk menjawab pertanyaan mudah dari nya . " Jadi, jika kita tiba - tiba bertukar pasangan, aku rasa dia dan kakek nya akan salah paham dengan keluarga kita ". Sambung nya, membuat Maya semakin terpojok.
Maya dengan panik, menatap ke arah Bryan yang seperti nya termakan dengan perkataan Elena, ia khawatir jika ayah nya itu tiba - tiba memutuskan hal yang nanti nya akan dapat merugikan diri nya.
Berbeda dengan Maya, Amanda pasti nya tidak bisa tinggal diam melihat putri nya dalam masalah meski sekecil apa pun itu. Wanita itu tidak akan membiarkan Elena menyakinkan ayah nya, begitu saja.
Amanda berdehem lalu tersenyum ke arah Elena. " Elena sayang, kenapa kau berpikir seperti itu ? Kami melakukan ini semua hanya untuk kebahagiaan mu, dulu di perjodohan tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi calon istri Malvin. Sebagai putri sulung kesayangan kami, kau lah yang paling sabar dan penuh perhatian dan hanya kamu yang paling cocok untuk Malvin dari pada Maya." Dengan lembut Amanda menjelaskan, padahal di dalam benak nya ia sudah ingin memukul Elena karena kelancangan nya.
Elena tau jika Amanda tidak ingin anak nya menikah dengan pria cacat.
'Alasan yang sangat luar biasa', puji Elena di dalam benak nya.
" Tapi---".
" Putri ku sayang. sejak ibu mu meninggal, ayah mu dan aku telah bekerja keras untuk membesarkan mu dan adik mu, kami semua berharap kamu bisa menikah dengan pria yang terbaik dan sekarang, Malvin adalah pilihan yang terbaik untuk mu". Lagi, Amanda kembali buka suara dan menukas perkataan Elena.
" Jika perjodohan ini di batalkan, maka reputasi keluarga Smith akan hancur. Demikian juga persahabatan ayah mu dan keluarga Narendra akan lenyap ". Amanda memperlihatkan ekspresi raut wajah memelas nya. " Sebagai putri sulung keluarga Smith, kau pasti nya tidak menginginkan hal itu terjadi, bukan?" Tanya Amanda pada Elena.
Lalu wanita itu menyenggol lengan suami nya. " Bryan, katakan pada ku bukan kah perkataan ku tadi, benar?".
Bryan berdehem lalu menatap Elena. " menurut ayah tidak ada masalah. Kalian berdua sama - sama bertunangan dengan pria kaya dan berkuasa. Dan kalian hanya bertukar pasangan saja. Elena, Malvin adalah pria yang sangat baik dan ayah yakin meski dalam keadaan seperti yang sekarang ini, Malvin mampu menjaga mu juga memberi mu kebahagiaan yang lain ".
Mendengar perkataan ayah nya, Elena menghela napas berat nya. Mengingat jika ayah nya itu sangat memperdulikan reputasi keluarga Smith dan ibu tiri nya juga tau apa yang menjadi kelemahan ayah nya.
Itu lah sebabnya, Amanda menggunakan reputasi keluarga sebagai senjata agar ayah nya mendukung kemauan diri nya dan putri kesayangan nya.
Sejujur nya, Elena tidak perduli dengan siapa yang akan menikahi diri nya karena ia tahu jika diri nya tidak akan punya pilihan lain.
Menikah karena cinta memang sebuah kemewahan di dalam sebuah hubungan dan Elena memang percaya hal itu.
Tetapi jika Bryan selalu menginginkan perjodohan dengan keluarga yang kaya raya, maka Elena hanya bisa menuruti nya.
Maya tiba - tiba beranjak dari duduk dan berjalan menghampiri Elena, gadis itu menyentuh bahu Elena. " Selamat ya kak dan tolong maafkan aku. Karena aku telah jatuh cinta pada Alvaro. Pria itu juga mencintai ku, kak". Maya lalu menarik Elena dan memeluk nya. " Malvin tidak terlalu buruk, dia mungkin cacat. Tapi dia kaya dan kau bisa mengambil warisan dari dia kan ?". Bisik Maya tepat di telinga Elena.
Maya pun segera melepaskan pelukan nya dan tersenyum ke pada Elena.
Elena merasa mual mendengar perkataan Maya.
Berani nya dia berpura - pura memberi selamat pada nya.
Memikirkan betapa sok baik nya ibu dan saudara tiri nya itu saja sudah membuat darah Elena mendidih. Amanda dan Maya selalu melakukan hal ini. Bertingkah baik dan lembut kepada nya di depan Bryan.
Berbeda dengan sebalik nya.
Meski mengetahui jika ini semua memang rencana ibu dan saudara tiri nya, Elena tidak bisa menolak pernikahan itu. Karena jika diri nya menolak, Elena akan tetap di jodohkan dengan pria lain. Jadi tidak ada guna nya melawan.
Dari sudut mata nya, Elena bisa melihat senyum Maya yang sombong dengan kemarahan yang berkobar di dalam diri nya.
Elena tiba - tiba menyungging sebuah senyuman di wajah nya, berjalan menuju sofa dan mendudukkan diri nya di sana, menatap sang ayah dengan tatapan lekat nya. " meskipun Malvin cacat, dia adalah pria terkaya di Brentwood city dan kekayaan nya jauh dari mantan tunangan ku ". Elena terdiam, melirik adik tiri dan ibu nya, bergantian. Lalu membentuk seringai di sudut bibir nya. " Terima kasih telah menjadikan aku gadis paling beruntung, ayah".
Degh!
Senyuman Maya dan Amanda seketika menghilang ketika mendengar perkataan Elana.
" Aku mau di nikahi Malvin, tapi hanya dengan satu syarat". Pinta Elena setelah menarik napas nya dalam - dalam.
Memang tidak ada gunanya menolak karena hal itu juga tidak dapat di hindari. Namun bukan berarti Elena akan diam dan menerima nya begitu saja tanpa memperjuangkan hal lain.
Dalam benak nya, Elena juga merasa beruntung dalam rencana yang telah di buat Maya dan Amanda untuk nya. Dan kini gadis itu tengah menyusun kata untuk melawan ibu tiri nya saat berdebat.
Elena menatap ayah nya, dengan raut wajah serius. " Aku akan menggantikan Maya, asalkan ayah menugaskan ku untuk bertanggung jawab di pusat perbelanjaan milik mendiang ibu ku yang telah di wariskan untuk ku ". Pinta nya dengan berani.
Mendengar permintaan Elena, Amanda seketika terkejut melihat keberanian yang gadis itu tunjukkan secara tiba tiba.
Amanda yang terlihat tengah marah dan kesal pada Elena pun bahkan terpaksa harus memperlihatkan sisi lembut nya di depan suami nya.
" Sayang ". Panggil Amanda dengan lembut pada Elena. " kenapa kau menyebut pusat perbelanjaan? Kau bahkan tidak tahu bagiamana cara menjalankan pusat perbelanjaan dengan baik, jangan kekanak - kanakan Elena. Itu tidak ada kaitan nya dengan persetujuan pernikahan mu dengan Malvin ".
Tak sampai di situ, Amanda pun menatap dengan raut wajah memelas nya pada Bryan. " Suamiku, Elena masih terlalu muda, dia masih bertingkah seperti anak - anak yang setiap kali dia menemukan sesuatu yang tidak bisa membuat nya merasa puas, maka Elena pasti akan merasa kesal". Kata Amanda dengan manis nya.
Wanita itu benar - benar tidak melepaskan kesempatan untuk berusaha merendahkan harga diri Elena.
Memang senyuman manis yang terpancar di wajah Amanda , namun api kebencian di dalam diri nya terhadap Elena sangat jelas terlihat membara.
' Berani nya gadis jalang kecil ini mencoba merebut gedung pusat perbelanjaan yang menguntungkan bagi ku?!'. Kata Amanda di dalam benak nya.
Amanda berniat memberikan pusat perbelanjaan itu pada Putri nya. Hanya Maya yang berhak mewarisi pusat perbelanjaan dan seluruh bisnis yang di miliki oleh Bryan. Amanda sama sekali tidak berniat memberikan sepeser pun warisan Bryan pada Elena.
Tidak akan pernah!.
Sekali pun pusat perbelanjaan itu adalah milik mendiang ibu Elena, tetapi Amanda lah yang membuat toko itu ramai pengunjung, sekarang.
Amanda setuju untuk menikah dengan Bryan yang saat itu berstatus duda anak satu bukan karena cinta melainkan kekayaan pria itu yang harus jatuh ke tangan nya dan putri nya.
Bryan menghela napas, mengusap punggung tangan Amanda dengan ibu jari nya. " ibu mu benar, Elena. Tanpa keterampilan kualifikasi yang tepat, bagaimana kau akan menjalankan pusat perbelanjaan? Selain itu, kau juga berbeda dengan adik mu, kau merupakan seorang yang introvert dan tidak memiliki koneksi atau pergaulan. Bagaimana kau bisa meningkatkan pusat perbelanjaan jika kau sendiri tidak dapat mendatangkan klien besar?".
Elena mengejek diri nya sendiri dalam benak nya setelah mendengar kata - kata yang keluar dari mulut ayah nya.
Bukan salah Elena jika gadis itu tidak begitu dikenal banyak orang. Dan bukan salah Elena jika diri nya lebih memilih murung di dalam kamar daripada keluar yang nanti nya, justru akan dapat menjadi alasan bagi Amanda untuk kembali menjelekkan diri nya di depan Bryan.
Semenjak Bryan menikah dengan Amanda, di saat itu lah mental Elena terganggu akan kehadiran Amanda.
Amanda selalu tidak mengizinkan Elena keluar bahkan untuk melanjutkan kuliah nya sekali pun.
Sebalik nya, Maya di perbolehkan keluar kapan pun yang dia mau dan Amanda memberikan pendidikan yang terbaik untuk Maya.
Jika saja Elena tidak mengikuti kursus bisnis online secara diam-diam, mungkin Elena tidak mendapatkan kualifikasi atas nama nya hingga sekarang.
' Aku harus mendapatkan kembali pusat perbelanjaan milik mendiang ibu dengan apa pun cara nya! Aku tidak akan membiarkan kalian berdua merebut nya dari ku!'. Kata Elena, berjanji pada diri nya sendiri.
Selama bertahun - tahun, Elena sudah menyaksikan Amanda yang dengan terang - terangan mengambil alih semua kontribusi milik mendiang ibu nya. Hingga yang seharusnya menjadi hak milik Elena pun hilang di ambil oleh Amanda, semua dan tak tersisa sedikit pun untuk Elena.
Pusat perbelanjaan Rosella di wariskan pada Elena secara sah.
Elena tidak akan pernah memaafkan diri nya sendiri jika itu jatuh di tangan orang yang salah.
" Ayah, aku tidak mungkin menghancurkan pusat perbelanjaan itu, lagian pula juga milik ibu ku , Apalagi pusat perbelanjaan itu sangat menguntungkan untuk ku, Malvin adalah pria yang luar biasa. Dia sangat kaya dan terlihat begitu luar biasa. Aku khawatir jika dia tidak akan melihatku sebagai pasangan nya, karena aku tidak memiliki nama untuk di banggakan ". Balas Elena.
" Gimana jika dia justru membatalkan pernikahan nya?, Setelah aku menikah dengan Malvin nanti , aku yakin dia pasti akan membantu ku menjalankan pusat perbelanjaan itu. Ayah, ini adalah kesempatan besar untuk keluarga kita ". Sambung Elena tersenyum lebar setelah berhasil mendapatkan alasan yang masuk akal.
Elena akan terus membujuk ayah nya dan gadis itu tidak akan menyerah begitu saja tanpa bertarung.
Kini, keadaan tiba - tiba terlihat sunyi saat Elena menunggu balasan dari Bryan dengan napas nya yang tertahan.
Mengingat masa depan nya terletak pada keputusan ayah nya saat ini.
Beberapa saat kemudian, Bryan menghela napas nya dan Elena dapat melihat jika Amanda berpura - pura tersenyum guna menghilangkan kegugupan di wajah nya sembari menunggu keputusan Bryan.
" sayang, kamu tidak akan berfikir untuk memberikan tanggung jawab atas mall tersebut pada Elena, kan ?". Tanya Amanda, menggigit bibir bawah nya.
" Ya, Elena benar sayang. Keluarga Narendra tidak akan menerima istri yang tidak memiliki kualitas yang pantas, meski mereka di jodohkan dari kecil. Aku tidak ingin putri ku di remehkan di keluarga mereka". Bryan beralih menatap Elena. " sayang, kamu akan menjadi direktur pelaksana mulai sekarang". Sambung Bryan, membuat senyum Elena melebar.
" apa ? Dia tidak memenuhi syarat!". Cicit Amanda, menjelekkan Elena.
Elena tidak pantas mendapatkan jabatan tertinggi di mall itu, karena hanya Maya lah yang berhak.
Bryan kembali menatap Amanda dengan tatapan penuh tanya, saat Amanda terlihat sangat tidak setuju dengan keputusan nya.
Wanita itu pun dengan segera mengubah sikap nya dan mulai berbicara dengan lembut. " maksud ku... jangan ambil keputusan secara gegabah, sayang. Karena yang sedang kita bicarakan saat ini adalah sebuah bisnis yang telah berkembang , kita mungkin akan kehilangan klien dan pendapatan jika tidak di kelola dengan baik ". Kata Amanda menjelaskan dan berharap jika Bryan mau mengubah keputusan nya.
" Jangan khawatir, Malvin adalah pengusaha yang hebat. Aku yakin dia bisa membantu Elena menjalankan pusat perbelanjaan itu agar lebih berkembang lagi. Siapa tau jika Malvin nanti nya akan menjadi investor dan mampu membuat bisnis itu semakin berjaya dan bercabang". Kata Bryan, lalu memberi isyarat jika diskusi mengenai hal ini telah selesai.
membuat kebencian terlihat jelas di mata Amanda. Wanita itu merasa kesal, namun dirinya tidak bisa berbuat apa - apa.
Ada batasan di mana Amanda tidak dapat sepenuhnya mengendalikan pikiran Bryan. Selain itu , Amanda juga tidak ingin Bryan mencurigai diri nya jika ia terus bersikeras.
Amanda bersumpah akan berusaha menyingkirkan Elena, bagaimana pun cara nya.
Di saat yang sama, Elena menghela napas lega nya. Karena akhirnya ia mendapatkan mall yang memang seharusnya menjadi milik nya, kini dia hanya perlu memastikan diri nya sendiri mampu mengambil kendali sepenuh nya agar tidak jatuh ke tangan ibu tiri nya. __
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!