NovelToon NovelToon

Pernikahan Impian

Berbohong

Rasya dan Kirana baru saja memasuki rumah baru yang akan mereka tinggali. Setelah satu hari satu malam menginap di hotel, Akhirnya Rasya memboyong Kirana pulang ke rumahnya yang sudah pria itu siapkan dari jauh-jauh hari.

"Ini rumahmu?

"Iya..."Jawab Rasya dengan singkat. Pria itu melepas seatbelt nya lalu keluar dari mobilnya meninggalkan Kirana seorang diri di dalam kendaraan roda empat tersebut.

Tak ada drama romantis seperti yang ada dalam bayangan Kirana. Bahkan hanya sekedar membukakan pintu saja, Rasya enggan melakukan.

Owh, Mungkin saja memang seperti itu wataknya, Pikir Kirana. Dia akhirnya lebih memilih untuk keluar dari mobil itu sendiri menghampiri sang suami yang telah menunggunya disana.

"Kenapa lama sekali?" Dahi Kirana mengernyit, Lama dari mana?

"Lama darimana? Kau saja yang yang tiba-tiba keluar begitu saja. Aku malah di tinggal sendiri.." Kata Kirana kesal. Kirana sering di buat kesal dengan sikap Rasya yang seperti ini. Dia yang selalu di perlakukan dengan lembut tentu saja tak suka dengan sikap suaminya itu.

Rasya tidak lagi menjawab, Pria itu masuk di ikuti oleh Kirana di belakangnya.

"Den..?" Salah satu ART menyapa Rasya. Pria itu hanya melirik tanpa ekspresi.

"Dia adalah istriku, Antar dia ke kamar.." Titah Rasya melirik Kirana yang masih cemberut. Pembantu itu mengangguk tersenyum.

"Mari Nona, Saya antar ke kamar.." Kirana melihat Rasya yang abai dan hanya sibuk dengan benda pipihnya.

"Aku tidak mau di antar sama bibi.. Aku mau kamu yang antar aku. Kamu kan suami aku.." Walaupun Kirana menikah dengan Rasya karena sebuah perjodohan. Wanita itu sudah berjanji akan menjadi istri yang baik.

Meski tanpa bisa di pungkiri bahwa Kirana masih belum sepenuhnya bisa move on darinya mantannya yang bernama Nalendra.

Semua berawal dari kesalahannya dan konflik orang tuanya dengan orang tua Nalendra hingga hubungan keduanya tanpa ada restu dari mereka. Terlanjur Nalendra adalah seorang penyanyi terkenal yang banyak di kenal orang-orang. Alasan Papa Kirana menentang hubungan keduanya karena Nalendra seorang publik figur yang pasti sedikit banyak mempunyai skandal.

Kirana pernah mengalami kecelakaan lalu di asingkan dengan dalih bahwa kirana telah tiada. Kematiannya di palsukan hingga sang kekasih mengira bahwa Kirana telah meninggal akibat kecelakaan tersebut.

Semuanya terbongkar, Nalendra lebih memilih menikah dengan wanita lain yang begitu mirip dengannya. Hanya tahi lalat di dagu lah yang mampu membedakan mereka berdua.

Alasan itulah, Kirana menerima Rasya sebagai suaminya. Toh sebelumnya, Ia dan Rasya sudah pernah bertemu beberapa kali. Pria itu juga sering memberi nasihat terhadap Kirana yang patah hati karena di tinggal menikah oleh pria tersayangnya. Namun setelah menikah, Kenapa tiba-tiba sikap Rasya berubah? Putra dari Daddy Abimana itu terkesan datar dan dingin seolah tidak senang dengan pernikahan ini.

"Ini adalah kamar kita.. " Rasya benar-benar mengantar Kirana ke kamarnya. "Mulai sekarang kita akan tidur disini.." Lanjutnya. Kirana mengangguk. Wanita itu duduk di atas tempat tidurnya, Menelisik kamar yang super luas dan nyaman itu.

"Ini, Pakailah.." Rasya menyodorkan sebuah kartu Black card di hadapan Kirana.

"Tidak usah, Aku sudah punya kok.. Ada dua, Satunya di kasih papa, Satunya milik aku pribadi.." Kirana menolak kartu hitam tersebut namun Rasya tetap memaksa.

"Yang ini beda, Kartu ini adalah nafkahku untukmu..Setiap bulan aku akan mengisinya.. Kau bisa gunakan kartu itu jika kau ingin beli sesuatu.." Setelah mengucapkan itu, Rasya berbalik badan hendak pergi.

"Mau kemana?Kau ingin meninggalkan aku lagi? Semalam setelah kita melakukan malam pertama kau pergi.. Dan sekarang kau ingin pergi lagi?" Jujur Kirana merasa nyeri di hatinya, Walaupun ia belum mencintai Rasya, Sebagai seorang istri tetap saja dia sakit hati di tinggal pergi setelah mereka baru resmi menjadi suami istri. Kirana juga sudah berjanji pada diri sendiri akan berusaha melupakan Nalendra dan membuka hatinya untuk sang suami. Belajar membina rumah tangga yang Sakinah Mawaddah Warahmah. Membangun pernikahan Impiannya selama ini. Pernikahan Impiannya bersama Nalendra, Namun sekarang semua berubah. Ia dan Nalendra bukan jodoh dan keduanya sama-sama menikah dengan orang lain.

Untuk itu, Kirana akan belajar mencintai Rasya dan melupakan masa lalunya. Nalendra saja bisa bahagia bersama istrinya, Masa ia tidak?

"Aku ada urusan sebentar.. Ini masalah pekerjaan di kantor yang tak bisa di tinggalkan. Kalau nanti malam aku tidak pulang, Kamu tidurlah dulu." Rasya benar-benar pergi meninggalkan Kirana seorang diri. Entah mengapa Kirana merasa bahwa Rasya tidak jujur padanya.

Ah, Tapi sudahlah. Mungkin hanya perasaan Kirana saja.

.

.

.

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Kirana melihat ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul tujuh malam waktu setempat. Sejak siang tadi, Kirana hanya bertiga di rumah sebesar itu. ART yang bekerja di sana hanya akan datang pagi dan pulang sore. Namun sepertinya malam ini dua pembantu tersebut belum juga pulang.

Tidak seperti pada umumnya, Sepasang pengantin baru pasti berduaan dan betah di kamar. Tapi tidak dengan Kirana, Ia mengenal Rasya dengan baik meski hanya sebentar. Bayangan Kirana, Menikah dengan pria itu akan sangat menyenangkan tapi kenapa menikah baru dua hari sudah terasa begitu hambar?

Kirana turun karena harus makan malam. Ia tidak boleh telat makan karena memang pernah punya riwayat penyakit lambung.

"Maaf ya, Bi.. Gak bisa bantu. Masih capek soalnya..

"Gapapa Non.. Namanya masih pengantin baru. Pasti capek lah.." Sahut Bi Siti tersenyum. Mendengar itu, Kirana hanya bisa tersenyum getir. Sementara pembantu satunya melirik sinis Kirana seolah tak suka dengan kedatangan wanita itu.

Usai makan malam, Kirana tidak bisa tidur. Wanita itu masih mondar mandir di ruang tamu seraya menunggu kedatangan sang suami.

Siapa yang menyangka, Bahwa orang yang di nanti kepulangannya ada di salah satu rumah sakit kecil. Rasya yang berpamitan ada urusan kantor kepada sang istri ternyata hanyalah suatu kebohongan.

Nyatanya, Pria itu tidak pergi ke kantor melainkan pergi menemui seorang gadis yang usianya sembilan tahun lebih muda darinya. Dia adalah Ameena.

Gadis itu tengah di rawat di rumah sakit karena penyakit kanker otak yang di deritanya. Tepat pada malam pertama Rasya dan Kirana, Usai melakukan malam panasnya, Rasya berpamit untuk pergi.

Pria itu pergi meninggalkan Kirana hanya demi Ameena yang katanya pingsan hingga harus di larikan di rumah sakit.

Jika bukan karena janjinya pada seseorang, Mana mungkin Rasya sepeduli itu kepada Ameena. Sementara janji itu Rasya ucapkan kepada seorang yang telah tiada.

"Ini sudah malam, Aku akan pulang.." Ucap Rasya pamit akan pulang.

"Kakak mau kemana? Kakak mau ninggalin aku sendiri disini?" Tanya Ameena menunduk sedih. Wajahnya yang pucat sangat menggambarkan bahwa gadis dua puluh tahun itu tak mau di tinggal oleh pria tampan ini.

"Iya nak Rasya, Buat apa pulang. Kasihan Ameena.. Lagi pula, Hanya kamu satu-satunya harapan ibu setelah Nadia pergi untuk selamanya..Kamu bahkan juga udah janji kan mau jaga Ameena sampai dia sembuh..." Ibu Ameena yang bernama Rani itu menangis, Rasya yang melihatnya pun semakin iba.

"Baiklah, Aku akan menginap disini. Dan akan pulang besok pagi.." Rasya akhirnya mengurungkan niatnya untuk pulang. Pria itu keluar dan duduk di kursi tunggu seraya menghela nafas panjang.

Otaknya berpikir alasan apa yang akan ia katakan besok terhadap Kirana, Istrinya.

.

.

.

TBC..

.... Assalamualaikum para readaers tercinta kuh.. Setelah libur satu minggu. Sekarang Othor datang lagi dengan karya baru, Kisah Rasya Putra Daddy Abimana dan Umma Salma. Sebenarnya Novel ini mau di buat awal-awal.. Cuma Othor belum sempet mikir alurnya seperti apa?

Tapi gapapa lah ya.. Yang penting kisah nya udah Othor rilis.. Mohon dukungannya ya.. 🥰

Kesedihan Kirana

Sudah satu minggu Rasya dan Kirana menikah. Dan selama itu, Sikap Rasya tetap saja dingin seolah tak tersentuh sama sekali. Kirana jadi heran, Apa memang begitu sikapnya? Tapi kan pria itu sudah beristri? Tidak bisakan Rasya merubah sikapnya?

Setelah menunggu berhari-hari. Akhirnya apa yang di nanti oleh Kirana datang juga. Sebuah foto pernikahan yang telah selesai di cetak.

"Waaoooo..Indah sekali.. Besar lagi.." Kirana seolah begitu takjub melihat foto pernikahannya dengan Rasya yang di cetak dengan bingkai yang lumayan besar.

Walaupun Kirana sempat terpaksa menerima pernikahannya bersama Rasya. Tak bisa di pungkiri, Sebelum benar-benar melakukan pernikahan, Rasya dan Kirana di beri kesempatan agar lebih saling kenal lebih dulu. Kirana juga sempat merasa nyaman saat dekat dengan suaminya itu.

Sang mantan yang sulit di lupakan pun perlahan hilang dari pikirannya. Sayangnya, Selama satu minggu tinggal bersama sang suami. Kirana jarang melihat pria itu pulang. Alasannya selalu saja sibuk di kantor. Apa iya orang yang bekerja kantoran atau direktur sesibuk itu?

Papanya juga seorang direktur perusahaan. Sesibuk-sibuknya dia, Papa Kirana masih sempat pulang untuk memberikan kabar.

"Foto ini mau di letakkan dimana Nona? " Salah satu Karyawan dari pencetak foto tersebut bertanya. Kirana yang biasa hidup manja dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan mengatur sesuka hatinya.

"Ah, Sepertinya foto ini lebih bagus di letakkan disini saja.." Tunjuk Kirana ke arah dinding yang menurutnya sangat cocok dengan peletakan foto tersebut.

"Tapi ada lukisannya Nona.. Sepertinya sayang kalau lukisan nya di pindah.. " Kirana tatap lukisan bunga lily itu. Lukisan yang menyambut kirana pertama kali wanita itu tinggal di rumah ini.

"Iya juga sih.. Tapi mau gimana lagi ya? Ah begini saja.. Lukisan ini di pindah saja, Dan ganti dengan foto pernikahanku.." Para pekerja itu mengangguk dan melakukan apa yang Kirana perintahkan.

Ketika hendak menurunkan lukisan itu..

"Mau di apakan lukisan itu? "Kedatangan Rasya membuat para pekerja tersebut saling pandang. Rasya melangkah cepat dan mendekat.

"Mau kalian apakan lukisan ini? " Tanya Rasya sekali kepada tiga orang pria yang Kirana tugaskan.

"Maaf Tuan, Ini foto pernikahan Anda dan Nona Kirana sudah selesai di cetak. Istri Anda memerintahkan kami untuk memindahkan lukisan bunga Lily ini lalu di gantikan oleh foto pernikahan kalian.." Jelas salah satu dari mereka.

Tanpa mengatakan apapun Rasya naik ke atas untuk menemui istrinya. Dada pria itu naik turun seolah menahan amarah.

Brak!.

Rasya membuka pintu secara kasar membuat Kirana kaget setengah mati. Melihat sang suami pulang, Senyum Kirana mengembang.

"Rasya.." Kirana mendekati pria itu. "Kamu lihat? Foto pernikahan kita sudah jadi.. Dari mulai pigura besar, Sedang dan yang kecil.. Tadi aku nyuruh para pria itu untuk meletakkan foto pernikahan kita itu di dinding. Tapi sayangnya ada lukisan bunga lily itu yang jadi penghalang. Aku rasa aku harus memindahkannya.. Kamu suka kan???" Tak ada reaksi dari pria itu, Hanya tatapan datar dan dingin saja. Bagi Kirana itu sudah biasa..

"Siapa yang menyuruhmu untuk memindahkan lukisan itu?" Kirana medongak menatap wajah tampan yang dingin itu.

"Kenapa?

"Kamu masih tanya kenapa? Aku gak suka kalau barang-barang yang ada di rumah ini di ubah. Termasuk lukisan itu. Lukisan bungan lily itu sudah ada sebelum kau datang kemari. Dan sekarang kau justru seenak jidat ingin mengatur semua yang ada di rumah ini? Sekarang katakan pada mereka, terserah kau mau di letakkan dimana foto yang tidak penting itu. Yang penting lukisan itu jangan di pindah..

Tanpa perasaan Rasya berucap. Tak berpikir bahwa Kirana sakit hati atau tidak. Karena jika boleh jujur, Rumah itu Rasya beli tiga tahun yang lalu. Rumah itu akan di tempati dirinya dan Nadia kelak kalau mereka sudah menikah. Semua yang ada di rumah ini Nadia yang atur. Mulai dari letak Vas bunga, Guci, Dan berbagai barang-barang lainnya termasuk lukisan bungan lily itu.

Lukisan itu adalah hasil lelangan dimana Rasya membelinya dengan harga tinggi. Bungan Lily adalah bunga favorit Nadia. Maka dari itu Rasya marah saat melihat lukisan tersebut akan di pindahkan. Ia tidak rela apabila lukisan kesayangan mantan kekasihnya yang telah tiada itu di harus pindah posisi.

"Tega kamu ya.. Apa-apa semua di larang.." Kirana menangis dan keluar dari kamarnya.

.

.

.

Kirana benar-benar menyuruh tiga pria itu untuk pulang. Kirana juga meminta dua pembantu di rumah itu untuk mengangkat foto pernikahan yang super besar itu lalu membawanya ke gudang.

Kirana sudah sakit hati dengan suaminya. Hanya perkara lukisan saja Rasya marah-marah. Memang apa salahnya? Kenapa semua barang di rumah ini tidak boleh di rubah. Kirana juga memiliki keinginan untuk merubah semua yang ada di rumah ini. Karena jika boleh jujur, Kirana kurang suka dengan barang-barang yang ada di rumah ini termasuk posisi nya juga.

Kirana suka warna yang kalem, Tidak terang dan menyala karena baginya warna tersebut terkesan norak. Dan desain rumah ini bagi Kirana terlalu menangtang, Dan ia tidak suka..

"Nona yang sabar ya Nona..Tuan memang begitu.. " Ucap Bi Siti mengusap punggung Kirana seraya memberikan pengertian terhadap istri majikannya.

"Gapapa bi.. Mungkin aku cuma kaget aja kali ya.. Karena sejak kecil, Aku gak pernah kena marah.. Makanya aku gak biasa.." Setelah mengucapkan itu, Kirana pergi ke kamarnya.

Tak ada orang disana. Rasya sudah pergi entah kemana. Pria itu jarang pulang, Sekalinya pulang hanya untuk marah-marah. Kirana melangkah ke arah tempat tidur dimana foto-foto pernikahannya dengan Rasya terletak di atas tempat tidur.

Tadi ia begitu bahagia sekali melihat foto foto ini selesai di cetak. Kirana juga sempat memikirkan di mana saja foto foto itu akan di letakkan. Tapi sekarang? Kirana sudah tak berminat lagi.

Ia kumpulkan semua foto itu menjadi satu. Sama seperti foto yang sebelumnya, Kirana juga membawa foto-foto tersebut ke gudang. Biarkan saja, Kirana sudah tak peduli lagi.

Ia sedih dan benar-benar sedih. Baru satu minggu menikah, Kirana sudah makan hati.

"Apa-apa di larang, Kemarin aku aku tanam bunga mawar di halaman belakang gak boleh.. Sekarang foto pernikahan juga.. terus apa yang boleh? Rumah ini kan jadi milik aku juga sekarang.. Masa iya ini itu gak boleh...

Di halaman belakang juga terdapat banyak tanaman berbagai macam bunga Lily. Melihat itu, Kirana berinisiatif ingin menanam bunga mawar kesukaannya. Sayangnya Rasya melarangnya, Hingga niatnya menanam bunga mawar gagal sudah.

"Kenapa semua di larang.. Sebenarnya ini rumah siapa sih! Andai aja dulu aku jadi nikah sama Nalendra..Pasti aku bahagia banget.." Kirana menunduk sedih. Sikap suami dan Mantan kekasihnya sangat bertolak belakang. Wajar saja kalau Kirana membandingkan sikap Rasya dengan mantan kekasihnya. Dia seorang istri yang ingin di perhatikan bukan justru di abaikan.

.

.

.

TBC

Siapa Nadia? + Visual

"Jadi ini alasannya.." Dada Kirana terasa begitu sesak. Hari ini, Ia di suguhkan dengan fakta yang sangat mengejutkan baginya.

Setelah perkara foto pernikahan itu, Rasya tidak pulang ke rumah sama sekali. Entah ada dimana suaminya itu, Kirana tidak tahu. Ingin menghubungi pun Kirana tak punya nomornya. Mereka memang sempat bertukar nomor telepon sebelum menikah, Sayangnya Ponsel Kirana hilang saat wanita itu sedang menghibur diri di pantai.

Kirana mulai mengganti ponsel serta nomor teleponnya. Sayangnya, Ia lupa meminta nomor Rasya, Begitupun dengan Rasya yang tak punya nomor sang istri.

Jangankan meminta nomor, Bicara saja sangat sulit. Kirana belum satu bulan menjadi istri Rasya, Tapi ia sudah merasakan lelah..

Kirana menerima paket yang sempat ia pesan dua hari yang lalu. Wanita itu membuka lemari berniat ingin meletakkan pakaian yang ia pesan itu di lemari bagian bawah.

Siapa yang menyangka, Bahwa di lemari paling bawah tersebut ada sebuah kotak yang membuat Kirana begitu penasaran. Katakanlah ia lancang, Tapi rasa penasaran itu mengalahkan segalanya. Akhirnya Kirana meraih kotak kayu yang sepertinya sengaja Rasya sembunyikan.

Di ambilah kotak kayu itu lalu membawanya ke atas tempat tidur. Kirana langsung membuka kotak tersebut yang kebetulan tidak di kunci. Berapa terkejutnya Kirana, Di dalam kotak itu begitu banyak barang.

Ada gelang couple, Gantungan kunci yang juga sama bahkan ada nama pria dan wanita di masing-masing gantungan. Ia tidak kenal dengan pemilik nama wanitanya, Untuk nama prianya jelas saja Kirana kenal. Karena nama pria yang tertulis indah di gantungan tersebut adalah nama suaminya.

Yang membuat Kirana lebih terkejut lagi adalah? Begitu banyak foto Rasya bersama wanita yang bernama Nadia Sahara itu. Meski keduanya menjaga jarak tapi tetap saja foto itu berdua.

Tak hanya itu, Kirana juga menemukan sebuah album foto. Walaupun hatinya terasa sakit, Kirana tetap ingin tahu. Siapa tahu Kirana menemukan fakta-fakta yang lainnya.

Dan benar saja, Dalam album itu begitu banyak foto Nadia. Ada yang di pantai, menara kembar, Gunung hijau, Bahkan ada pula foto Nadia yang berada di rumah ini. Foto Nadia di halaman belakang tepat di kebun bunga Lily. Serta foto Nadia yang berpose dengan lukisan yang beberapa hari yang lalu menjadi perkara antara dirinya dan Rasya.

"Walaupun kamu sudah pergi untuk selama-lamanya. Aku akan tetap simpan lukisan ini dengan rapi. Aku tahu lukisan ini adalah lukisan kesayangan kamu Nadnad.. Maka dari itu aku akan tetap jaga lukisan ini sampai kapanpun.. Semua itu aku lakukan karena bagi aku, Kamu tetap hidup di hatiku untuk selama-lamanya.. Tak akan ada wanita yang bisa menggantikan mu..

Kirana menepuk dadanya berulang kali. Kenapa di saat ia sudah lupa dengan mantan kekasihnya Kirana justru mendapatkan fakta ini. Apa mungkin kata-kata Rasya padanya untuk mencoba mengiklaskan Nalendra menikah dengan wanita lain itu adalah kata-kata untuk dirinya sendiri?

Belum selesai dengan rasa sakitnya, Sebuah kata hati Rasya juga sempat Kirana baca. Jika di lihat dari tanggalnya, Rasya menulis isi hati itu sehari sebelum pernikahan.

"Besok aku akan menikah.. Aku tidak pernah menyangka kalau Daddy akan menjodohkanku dengan wanita yang tidak aku cintai.. Tapi kamu tenang saja sayang. Aku tidak pernah mencintai nya, Hanya kamu yang aku cintai selamanya.. Untuk Ameena, Sesuai janji aku. Aku akan selalu menjaga adik kamu dan mengobatinya sampai dia benar-benar sembuh..

"Apa ini? Jadi dia nikah sama aku cuma karena terpaksa?" Kirana tidak pernah percaya dengan apa yang ia lihat ini. Dan semua ini sungguh sangat menyakitkan. Jika tahu akan begini lebih baik Kirana tidak menyerahkan dirinya untuk Rasya tepat pada malam pertama. Jika sudah begini dia yang merasa di rugikan.

"Sabar, Sabar dulu saja Kirana... Siapa tahu nanti Rasya berubah." Begitulah Kirana, Kali ini ia akan berpikir positif saja. Barang kali Rasya bisa berubah nantinya.

"Aku gak boleh jatuh cinta sama dia duluan.. Aku harus membentengi diri dulu. Aku gak mau sakit hati lagi karena pria.." Ya, Kirana akan bertekad kali ini untuk tidak jatuh cinta lebih dulu. Karena mencintai sendirian itu tidak enak.

.

.

.

"Kak Rasya mau kemana?" Ameena meraih pergelangan tangan Rasya mencegah agar pria itu tidak pergi.

"Aku harus pulang..

Rani, Ibu Ameena menatap putrinya yang seolah telah memberikan kode.

"Aaaakkhh..kepalaku sakit lagi kak.." Ameena memegangi kepalanya. Rasya yang hendak pulang itu kembali panik.

"Sakit lagi ya?

"Iya kak..aku udah gak kuat...

"Nak Rasya, Lebih baik Nak Rasya tinggal disini saja, Ibu takut sewaktu-waktu sakit Ameena kambuh.. " Bu Rani memberi usulan. Rasya menatap wanita paruh baya itu lalu menggelengkan kepalanya.

"Maaf, Saya tidak bisa Tante.. Bisa di gantung hidup-hidup saya kalau sampai itu terjadi.." Tolak Rasya. Mana mungkin ia menyetujui usulan wanita itu. Yang ada pasti akan ada drama penggrebekkan seperti adiknya.

"Kalau begitu nikahi saja Ameena.. Tidak apa-apa kok walaupun dia jadi istri yang kedua.." Usul Rani dengan senyumnya berharap Rasya setuju. Pria itu hanya diam dan tak mengatakan apapun.

"Saya harus pergi.. Jika Ameena kambuh lagi, Sudah ada perawat yang akan mengurusnya.." Setelah mengucapkan itu, Rasya pergi meninggalkan sepasang ibu dan anak itu mengabaikan permintaan konyol Rani tadi.

Seperginya Rasya..

"Bu..ini gimana?

"Kamu tenang aja, Semua pasti baik-baik saja.. Ibu yakin suatu saat nanti Rasya pasti mau kok nikahi kamu.." Ucap Rani dengan senyum sinis di wajahnya.

****

Rasya tidak langsung pulang melainkan mampir di salah satu Cafe karena ada meeting. Pria itu tidak tahu kalau ada satu wanita yang sedang menunggunya.

Cukup lama meeting itu berlangsung, Ketika waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam barulah Rasya berniat untuk pulang.

Karena sejak perkara foto pernikahan itu Rasya pergi tanpa pamit dan hilang tanpa kabar selama hampir satu minggu.

Begitu sampai di rumahnya, Rasya langsung masuk. Tak ada siapapun disana, Pria itu melangkah ke arah ruang makan.

Melihat sang suami pulang, Kirana cuek saja. Ia lebih peduli dengan makanan enak yang ada di hadapannya.

"Masih ingat pulang..",Ujar Kirana menatap Rasya sebentar dan kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya..

"Aku sibuk..." Kirana tak lagi menjawab. Ia langsung pergi begitu selesai dengan acara makan malamnya.

Kirana masuk ke kamarnya. Tak lama kemudian, Rasya pun ikut masuk. Putra sulung Daddy Abimana dan Umma Salma itu langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Usai membersihkan diri, Rasya naik ke atas tempat tidur dengan pakaian piyama yang telah melekat di tubuh tegapnya. Pria itu hendak merebahkan tubuhnya berniat untuk tidur karena merasa lelah. Namun sebuah pertanyaan tiba-tiba membuat ia mengurungkan niatnya.

"Siapa Nadia?

Deg!

Rasya kembali duduk lalu menatap wajah cantik Kirana. Cukup lama Rasya diam seolah berpikir jawaban apa yang pantas.

"Bukan siapa-siapa.."Jawab Rasya akhirnya.

"Tapi aku tahu siapa dia. Kamu masih mencintainya? Kenapa kamu menerima pernikahan ini kalau kamu masih cinta sama orang lain?" Rasya diam lagi, Apa yang di katakan Kirana benar. Dia saja yang awalnya susah move on dari Nalendra belajar melupakan mantannya itu. Alasannya karena ada pria yang harus ia jaga hatinya dan di hargai sebagai suaminya.

"Kirana, Ini sudah malam. Aku tidak ingin berdebat kali ini.. Lebih baik sekarang kita tidur. Untuk masalah Nadia, Kamu jangan khawatir..Walaupun di hatiku masih ada dia, Aku akan tetap tanggung jawab sebagai seorang suami..

"Tapi aku gak mau hidup dengan pria yang belum selesai dengan masa lalunya..

.

.

.

Tbc

👇 Rasya Adilla Ibrahimi 👇

👇 Kirana Amanda 👇

👇 Aaroon Adriansyah 👇

👇 Vera Melinda 👇

👇 Emil Madava 👇

👇 Ammenalia 👇

.... Visual hanya imajinasi Othor ya.. kalau kalian kurang suka atau kurang cocok bisa batang dengan versi masing-masing 🙏🥰🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!