Lisa kembali dari ke rumahnya setelah hari sudah siang dan jualannya di pasar sudah habis.Lisa menghela napas lega setelah hari ini semua jualannya ludes terjual beberapa hari ini memang jualannya selalu cepat habis,dia begitu bahagia rasa lelahnya hilang seketika saat melihat tumpukan uang dari hasil keringatnya sendiri.
" Lisa apa yang kamu lakukan di dalam sana,kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa? Lihat itu tumpukan baju kotor dikamar mandi cepat bereskan itu pusing kepalaku melihat rumah yang sangat berantakan." Teriak mertuanya dari luar hingga membuat lisa kaget.
Lisa buru-buru menyembunyikan dua lembar pecahan seratus ke tempat penyimpannya lalu keluar dari kamar menghampiri mertuanya yang masih menunggunya di depan pintu kamarnya.
" Maaf bu,aku akan segera membereskannya." Jawab Lisa lalu dia segera menuju kamar mandi.
" Cuih....Berapa sih hasil dari jualan sarapan gitu saja yang pasti tidak sebanding dengan gaji putraku yang bekerja di kantoran." Ucap Ratih mertua Lisa meremehkan hasil kerja menantunya.
Lisa dinikahi Antoni tiga tahun silam.Setelah menikah Antoni memboyong ibu dan adik perempuannya yang masih kuliah di kota,dia menyuruh ibunya menjual rumahnya di kampung dan membeli rumah subsidi di kota.
Antoni sendiri bekerja disebuah perusahaan yang bergerak di bagian garmen,posisinya sebagai karyawan biasa membuatnya kadang kesulitan untuk membagi gaji untuk biaya kuliah adiknya dan juga kebutuhan rumah tangga.Untungnya Lisa seorang wanita yang tidak gengsi dia mau mengerjakan apa pun untuk membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Tapi mesti Lisa begitu baik membantu suaminya tidak membuat Antoni dan ibunya bersikap baik menghormati atau menghargai lisa yang bekerja dari subuh untuk kebutuhan rumah tangga mereka.
Ratih sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya,wajahnya langsung berubah saat melihat tetangganya memamerkan berlian pembelian menantunya yang bekerja sebagai ASN di sebuah kantor pemerintahan.
" Cih...Marni selalu saja pamer,aku yakin itu bukanlah berlian asli itu hanya imitasi." Ucapnya penuh kedengkian,dia langsung menutup ponselnya sambil mengomel.
" Enak sekali Marni dapat menantu ASN hingga dia selalu dihadiahi barang-barang bagus,andai saja Antoni waktu itu mendengar nasihat ku untuk mencari istri yang ASN mungkin hidupku tidak seburuk ini." Ratih terus berbicara sendiri di ruang tamu.Dia mengabaikan cucunya yang terus menangis karena kehausan sementara Lisa masih sibuk melakukan semua pekerjaan yang menumpuk di dapur.
" Kenapa sih anak sialan itu terus menangis dasar anak sialan..Lisa..!! lisa.... " Teriak Ratih memanggil Lisa hingga lisa berlari dari kamar mandi menghampirinya.
" Telinga mu sudah tuli ya,kamu tidak mendengar anakmu menangis dari tadi,kepala ku pusing mendengar dia menangis terus." Ucap mertuanya.Lisa langsung berlari ke dalam kamar lalu menggendong anaknya.
Lisa membawa anaknya ke dapur lalu membuat susu karena sudah menjadi kebiasaan kalau anaknya minum susu setelah bangun.
" Lisa mulai sekarang anakmu itu harus kamu hentikan minum susu,itu pemborosan,aku lihat kamu selalu beli susu setiap minggu sekali.Kamu sudah tau biaya hidup di kota itu tinggi ngapain sok-sokan ngasi anak minum susu,kasih air putih setelah susunya habis jangan beli lagi." Ucap mertunya yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat pintu.
Lisa menarik nalas berat,dia langsung memberikan susu untuk anaknya lalu membawanya ke ruang tamu.
" Bu...,aku kerja keras,bangun pagi-pagi sekali menyiapkan dagangan ku,itu kulakukan agar aku bisa membantu mas mas Toni memenuhi kebutuhan Celin,aku tidak pernah meminta uang kepada mas Tomi untuk membeli susu Celin bu." Jawab Lisa mulai sedikit kesal melihat mertuanya yang terlalu ikut campur.
"Alahh memangnya berapa sih untungnya jualan seperti itu dipasar,aku yakin untungnya tidak ada makanya semua kebutuhan dirumah ini ditanggung oleh anakku,kamu memang benar-benar tidak berguna,lihat itu menantu bu Marni bahkan dia bisa membelikan mertuanya berlian,kamu jangankan berlian membeli ibu baju saja kamu tidak mampu." Ucap Ratih dengan nada tinggi membandingkan Lisa dengan tetangganya.
Tidak ingin berdebat lagi,Lisa membawa Celin ke teras rumah,disana dia duduk sambil merenungkan keadaan mereka yang semakin sulit.Suaminya memang selalu melarangnya memberitahu kalau semua kebutuhan mereka setiap harinya dia pakai dari uang hasil jualannya,sementara gaji suaminya yang tidak seberapa hanya bisa untuk membayar uang kuliah adik iparnya.
Melihat sikap mertuanya yang semakin arogan,terkadang ingin sekali dia memberitahu kenyataan kalau gaji suaminya tidak sebesar yang dia bayangkan sebagai pegawai kantoran.
" Harusnya kamu bersyukur,kamu yang hanya lulus SMA dapat suami yang lulusan sarjana,bahkan sebagai orang tua aku rela menjual rumahku di kampung agar anakku punya rumah dikota,terus..Kamu apa yang sudah kamu perbuat di rumah ini,kalau orang tua mu mampu suruh dong mereka membeli mobil untuk kalian." Ucap mertuanya yang ternyata mengikutinya juga ke teras rumah.
Lisa menarik napas berat,dia kesal sekali mendengar semua omelan mertuanya dia yang belum istrahat sejak kembali dari pasar rasanya ingin sekali memaki wanita tua itu yang taunya hanya makan,tidur dan mengomel.
" Bu...
" Apa yang kalian lakukan disini,kenapa wajah kalian terlihat tegang?" Tiba-tiba Antoni datang dan menyela pembicaraan antara istri dan ibunya.
" Tanya saja sama ibu mas,aku lelah sekali."
" Lihat sikap istrimu,dia memang tidak suka kalau ibu tinggal bersama kalian,harusnya ibu tidak menjual rumah ibu yang di kampung agar ibu tidak menyusahkan kalian." Ucap ratih mulai menangis sesenggukan dihadapan Antoni memerankan sandiwaranya.
" Sudahlah bu,tidak usah ditanggapi." Antoni mengeluarkan dompetnya lalu memberikan ibunya uang dua ratus ribu secara diam-diam dibelakang Lisa.
" Kamu dapat uang? Terima kasih sayang,kamu memang anak yang berbakti begini seharusnya,kamu harus memberikan semua uang mu kepada ibu." Ucap Ratih dengan senyum penuh kemenagan.
" Ya bu,tenang saja,ibu dan adikku nomor satu dihatiku kalau istri itu belakangan tidak perlu itu mah." Jawab Antoni lalu dia segera menyusul Lisa ke kamar.
Antoni mendorong pintu dari luar tampak istrinya sedang berbaring di atas ranjang sambil memberikan Celin putri mereka minum susu.
" Ahh....Wajahnya sungguh membuatku bosan,wajahnya yang penuh minyak membuatku jijik." Ucapnya dalam hati saat melihat Lisa yang masih murung.
Lisa tidak bergeming sedikit pun saat suaminya masuk ke dalam kamar,sudah sering kali dia mengeluh tentang sikap mertuanya yang selalu saja tidak puas dengan apa yang dia lakukan tapi Antoni sepertinya mengabaikan setiap ucapannya.
" Kamu kenapa ribut lagi sama ibu,kan aku sudah bilang sabar saja ibu itu sudah tua kamu harus lebih banyak mengalah agar kita semua damai di rumah ini." Ucap Antoni sembari membuka mengganti pakaiannya.
🌹🌹🌹 Bersambung 🌹🌹🌹
Antoni keluar dari kamar setelah ganti pakaian,dia menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
" Bu,kenapa kamar mandi berantakan sekali,dan sepertinya lisa belum memasak juga?" Tanya Antoni setelah dia kembali dari dapur.
" Tanya saja sama istrimu yang menyebalkan itu,tadi aku hanya mengingatkan dia agar tidak boros,Celin sudah besar seharusnya tidak usah minum susu lagi,eh dia malah marah-marah sama ibu.Seharusnya kamu mencari istri seperti anaknya bu Marni,ASN,jadi ibu bisa dapat berlian sama seperti bu Marni,kamu sih menikah sama anak miskin yang tidak punya apa pun." Ucap Ratih dengan wajah masam.
Pada saat yang bersamaan Lisa keluar dari kamar hingga mendengar obrolan mereka,Lisa hanya mengelus dada lalu membuang napasnya ke udara obrolan seperti itu sudah sering kali dia dengar secara tidak sengaja.
" Lisa memang susah dibilangin,sudah sering aku nasehati tapi sikapnya masih saja begitu." Jawab Antoni menjelekkan istrinya dihadapan ibunya hingga membuat ibunya semakin kesal.
" Toni,lebih baik kamu ceraikan saja dia,lagian tidak ada gunanya mempertahankan istri benalu seperti itu,kamu cari istri yang selevel dengan mu,kalau bisa cari yang PNS yang bisa memberikan ibu hadiah-hadiah mahal." Ucap ibunya lagi.
" Tunggu bu,semua ada waktunya,Celin masih kecil dia masih butuh ibunya,nanti kalau dia sudah agak besar baru aku cari istri yang jauh lebih baik dari lisa."Jawab suaminya tidak tau malu.
Antoni benar-benar suami yang tidak tau malu dan juga tidak tau diri.Padahal selama ini dia bekerja gajinya tidak pernah dia berikan sepeser pun untuk istrinya semua gajinya dia berikan untuk ibu dan biaya kuliah adiknya.Selama ini kebutuhan mereka di tanggung oleh Lisa dari hasil dia jualan setiap harinya,bahkan sesekali dia meminta uang kepada istrinya dan istrinya tidak pernah keberatan sekalipun.
Melihat sikap mertua dan suaminya yang semakin semena-mena beberapa bulan belakangan ini terbesit dipikiran Lisa untuk menabung hasil jualannya tampa memberitahu suaminya dia seakan ada feeling yang tidak beres terhadap suaminya,dia takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dikemudian hari.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaanya,lisa kembali ke kamar untuk memeriksa anaknya yang tadi dia tinggalkan tertidur di dalam kamar.Pada saat melewati ruang tamu tiba-tiba dia mendengar suara meteran listrik yang menandakan kalau pulsanya hampir habis.
" Pengeluaran lagi kenapa cepat sekali habisnya padahal baru tiga minggu,pulsa dua ratus ribu hanya tiga minggu saja." Ucapnya dalam hati sembari langsung ke kamar mengabaikan tatapan sinis mertuanya sementara suaminya sudah tidak terlihat di ruang tamu.
Perlahan Lisa mendorong pintu,dia takut membangunkan Celin yang sedang tidur,ternyata suaminya sudah ada di kamar bersama Celin anak itu sudah bangun.
" Kamu sudah masak dek,aku lapar sekali?" Tanya Antoni yang sudah beranjak turun dari ranjang mereka.
"Sudah mas,maaf aku tidak bisa melayanimu karena harus menggendong Celin." Jawab Lisa sembari mengangkat Celin dari tempat tidur mereka.
"Nga papa dek aku bisa mengambilnya sendiri,kamu pasti capek lebih baik kamu istrahat saja dulu." Jawab Antoni berlagak menjadi suami yang paling baik.
"Iya mas.Mas token listrik sudah habis bisa tidak kamu membayarnya untuk bulan ini kebetulan beberapa hari ini jualanku sepi sekali,jadi aku tidak punya uang,kali saja." Ucap Lisa dengan wajah pura-pura memelas,sebenarnya dia sudah tau dengan jawaban pria itu tapi dia mencobanya lagi untuk meminta untuk suaminya yang tidak pernah menafkahinya.
Wajah Antoni langsung berubah,senyum pura-pura dibibirnya langsung hilang setelah mendengar permintaan istrinya.
"Kamu kan tau dek gajiku tidak seberapa,kamu juga tau aku masih harus membiayai adikku yang sedang kuliah,kenapa sih kamu ini,.." Ucap suaminya lalu keluar dari kamar dengan wajah ditekuk.
Lisa tersenyum getir,entah sudah berapa lama dia bekerja keras memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, dia menilai suaminya menjadi keenakan menikmati hasil kerja kerasnya setiap hari.
Antoni menarik kursinya lalu duduk dan mengambil piringnya,ibunya menatapnya,Ratih akhirnya menyendok nasi ke piring Antoni yang masih kelihatan marah.
" Kemana istrimu,kenapa dia tidak melayanimu?"
"Entahlah bu katanya dia kelelahan,aku kesal melihatnya baru minggu lalu aku memberinya uang untuk membeli token sekarang malah minta lagi." Jawab Antoni berbohong.
" Dasar ya istrimu,memangnya dia tidak mau mengeluarkan uangnya,bukankah dia juga punya uang hasil dia jualan setiap hari?" Ucap ibunya yang tidak tau kenyatannya kalau Lisa lah yang membiayai semua kebutuhan rumah tangga mereka.
" Katanya jualannya sepi bu."
" Pokoknya kali ini kamu harus dengar apa kata ibu,kamu harus mencari wanita lain yang punya pekerjaan bagus,istrimu ini benar-benar tidak bisa di harapkan,kamu dengar apa kata ibu?" Ucap Ratih yang semakin membenci menantunya karena Antoni selalu menjelekkan istrinya dihadapan ibunya.
" Selamat sore bu,bang,aduh aku lapar sekali." Mawar menarik kursinya lalu mengambil piring,dia sudah tidak sabar ingin melahap semua menu yang ada dimeja.
Mereka bertiga makan dengan sangat lahap,mereka menghabiskan semua menu yang ada di atas meja bahkan tidak menyisakan sedikit pun untuk Lisa yang sudah memasaknya.
" Aahh kenyang sekali,aku sudah kelaparan dari tadi,bang bagi uang dong sore ini aku dan teman-teman ku ada acara,jadi kami mau berkumpul." Ucap Mawar.
Tanpa banyak tanya Antoni langsung memberikan uang tiga ratus ribu untuk adiknya,bonus satu juta yang dia dapatkan hari ini langsung dia bagikan untuk ibu dan adiknya sementara dia melupakan istri dan putrinya Celin.
"Terima kasih abangku,kamu memang abang terbaik,aku mau siap-siap dulu,eh tunggu...Bang sesekali suruh kakak ipar memasak rendang sapi dong aku pengen sekali." Ucap wanita itu lalu segera pergi setelah mendapat uang dan mengucapkan kata-katanya.
"Benar itu,sesekali suruh istrimu masak rendang masak menunya tiap hari,kalau nga ayam,tempe,tahu,telor bosan tau,jangan sampai uang belanja yang kamu kasih dia kirim ke ibunya di kampung." Tambah ibunya.
"Baik bu,aku akan suruh dia memasak rendang sore ini untuk ibu dan adik." Jawab Antoni lalu dia meninggalkan dapur begitu juga dengan ibunya meja makan berantakan dan sampah tulang-tulang ayam berserakan di lantai dan juga di atas meja.
Antoni tidak pernah peduli dengan perasaan istrinya yang dia dengarkan hanya adik dan ibunya bahkan dengan jahatnya dia semua penghasilannya hanya untuk ibu dan adiknya.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
Selama beberapa tahun ini Antoni begitu menikmati hasil jerih payah istrinya dan dengan polosnya Lisa tidak mempermasalahkan hal itu hingga perlahan dia menyadari sikap manis suaminya yang terlalu manis di depannya saja.
Keesokan paginya Lisa berangkat kepasar seperti biasanya,dia menitipkan Celin ke tetangganya seperti biasa,dia lebih percaya orang lain yang menjaga anaknya dari pada mertuanya sendiri yang nota bene tidak ada kegiatan di rumahnya.
" Bude aku titip Celin ya." Ucap Lisa kepada wanita paruh baya itu.Dia membayar wanita itu setiap harinya lima puluh ribu dan untungnya wanita itu sangat menyukai Celin hingga dia selalu menjaga Celin seperti anak sendiri.
" Celin sayang cup...cup....,Dia masih tidur." Jawab wanita itu sambil mengambil Celin yang masih tidur dari pangkuan Lisa.
" Aku pamit bude." Ucap Lisa setelah menyerahkan tas tempat barang-barang anaknya.Lisa menaiki motor bututnya ke pasar tempat dia berjualan,semua barang dagangannya sudah dia siapkan sejak jam tiga pagi tadi.
Sesampainya di pasar dia membuka warung kecilnya lalu menyusun semua menu makanan yang sudah dia siapkan sebelumnya di atas meja setelah itu dia menyibak gorden penutup etalase menu jualannya.Dia berjualan begitu terjaga kebersihannya baik itu lingkungan,kain lap dan juga barang-barangnya itulah sebabnya dia sudah banyak langganan apalagi jualannya sangat terjangkau untuk para tukang ojek dan orang-orang yang jualan di pasar itu.
Tidak lama kemudian setelah dia membersihkan seluruh pekarangannya,serta meja dan kursi para langganannya mulai berdatangan untuk sarapan sebelum melakukan aktifitas mereka hari ini.
Semakin hari pelanggannya semakin banyak hingga kadang dia kewalahan untuk melayani para pembelinya,dia sengaja tidak memakai tenaga baru karena dia takut mertua dan suaminya mengetahui kalau usaha kecilnya mulai berkembang.
" Wah ramai hari ini ya mbak? dari tadi aku lihat mbak sibuk melayani mereka." Ucap seorang wanita yang sedang memesan makanan dan kebetulan dia dilayani paling akhir karena dia datang belakangan dan wanita itu satu tempat kerja dengan suaminya.
"Kadang-kadang saja mbak,kebetulan saja hari ini ramai,namanya jualan ada pasang surutnya." Jawab Lisa sembari mulai membungkus pesanan wanita itu.
" Ah mbaknya terlalu rendah hati,aku yakin mbak sudah banyak uang,apalagi semalam mas Antoni dapat bonus dari kantor pasti langsung dikasih sama mbaknya,aku lihat mas Antoni tipe suami yang sangat mengutamakan keluarga." Ucap wanita itu sambil bercerita.
" Dapat bonus mbak,oohh dia memang kasih uang semalam tapi aku lupa bertanya itu uang apa karena sibuk.Ini pesananya mbak." Lisa menyerahkan bungkusan kepada wanita itu lalu menerima bayarannya.
Setelah wanita itu pergi,Lisa duduk di kursi yang kebetulan warungnya sudah kosong,dia sengaja berbohong kepada wanita itu karena tidak ingin suaminya di remehkan dikantornya karena tidak memberikan bonusnya.
" Tega sekali mas Antoni,aku bekerja setengah mati untuk membantunya dengan teganya dia menyembunyikan bonusnya bahkan untuk mengisi token saja dia enggan untuk memberikannya." Ucap Lisa dalam hati merasa telah dipermainkan suaminya.
Setelah semua jualannya habis,lisa menyusun barang-barangnya lalu pergi belanja untuk jualan besok dan juga untuk makan mereka hari ini.
Lisa kembali ke rumahnya setelah menjemput Celin,lalu dia meletakkan barang-barangnya di meja dapur saat itu dia tidak melihat mertuanya di rumah,Lisa mengabaikannya saja dia membawa Celin ke kamar dan menidurkan anaknya di atas ranjang.
Saat keluar dari kamar,bertepatan mertuanya juga masuk ke dalam rumah sepertinya wanita tua itu habis belanja karena di tangannya ada beberapa barang belanjaan.
Lisa terdiam menatap mertuanya,hingga wanita itu menatap balik ke arahnya dengan tatapan sinis dan angkuh.
" Ngapain kamu menatap ku seperti itu? Kamu iri melihat ku bisa belanja seperti ini,ingat aku tidak memakai uang mu,jadi menunduklah di depanku karena sampai kapan pun kamu tidak akan mampu sepertiku." Ucap Ratih dengan sinisnya.
Lisa menarik napas dalam-dalam lalu melepaskannya secara perlahan,ingin sekali dia memberitahu segalanya kepada wanita itu tapi dia masih berusaha untuk menahannya.Saat hendak kembali ke dapur adik iparnya juga kembali sama seperti mertuanya wanita itu membawa belanjaan yang banyak sepertinya mereka mendapat uang yang banyak.
" Ibu...!! Hari ini aku senang sekali akhirnya aku bisa membeli barang yang sudah lama kuinginkan." Ucap Viona dengan nada tinggi seperti sengaja memamerkannya dihadapan kakak iparnya.
" Lagi panen ya bu,enak banget punya anak yang berbakti seperti mas Antoni,ibu beruntung sekali." Ucap Lisa sedikit berani,dia begitu kesal melihat mertua dan adik iparnya yang sengaja memancingnya.
" Iya dong,dia harus jadi anak yang berbakti,aku menyekolahkan dia tinggi-tinggi agar bisa membahagiakan aku di masa tua,bahkan aku menjual rumahku di kampung agar bisa memberikan dia rumah untuknya,emangnya kamu,manusia yang tidak ada gunanya sama sekali." Jawab mertuanya sinis.
" Oohh begitu ya bu,jadi ibu bangga anak ibu berbakti sementara dia melupakan tanggung jawabnya sebagai suami?"
" Apa maksud mu hah...Kurang enak apa kamu,rumah sudah ada,suami kerja kantoran kamu jualan setiap hari tapi hasilnya tidak ada,lebih baik kamu tidur saja di rumah." Ucap mertuanya lagi meremehkan Lisa.
"Sebelum ibu berbicara seperti itu seharusnya,ibu tanya anak ibu,kalau aku tidak banting tulang jualan setiap hari aku tidak yakin anakmu yang sarjana itu mampu membiayai kuliah Viona."
" Da_
"Bu..
Pada saat yang bersamaan saat Ratih ingin melayangkan pukulan ke wajah Lisa Antoni masuk ke dalam rumah dan memanggil ibunya hingga Ratih menghentikan tindakannya.
" Apa sih yang kalian lakukan,apa kalian tidak punya rasa malu lagi?"
" Tanya pada ibumu mas,dia selalu meremehkan aku,walaupun aku hanya jualan sarapan paling tidak mas aku bisa memenuhi kebutu_
Belum selesai berbicara Antoni dengan kasar menarik pergelangan tangan Lisa lalu menariknya ke kamar mereka.
"Biarkan aku menyelesaikan ucapanku mas,kenapa..!! Kenapa kamu takut kalau aku mengungkapkan semuanya,apa kamu terlalu menikamati setiap pujian yang dilontarkan ibu kepada mu di hadapan teman-temannya hah?" Teriak Lisa dengan nada tinggi kali ini dia sangat marah dan rasanya dia sudah tidak mampu menutupi semuanya.
" Lisa..!!tunggu kamu kejam sekali,sabar sedikit dengan sikap ibu kenapa sih dia sudah tua,aku hanya di hari tuanya ini dia bangga punya anak sepertiku_
"Dengan mengorbankan perasaan ku begitu maksud mu mas?" Lisa menyela ucapan suaminya yang selalu saja berbicara seperti itu jika mereka sedang bertengkar.
Antoni mengenggam tangan lisa lalu menatap wajahnya,dia bersikap seperti biasa memohon pengertiannya sebagai istri.
" Lisa,aku mohon hormati ibuku,dia begitu susah payah membesarkan aku dan juga Viona."
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!