Hatiku terasa perih melihat Tante ratna memaksa adikku raka memakan makanan yang pedas itu, Aku segera menghentikan Tante ratna dan mengajak raka ke dapur untuk minum air, aku tak habis pikir bagaimana bisa Tante ratna memaksa azka untuk makan pedas padahal dia tau jika adikku tak pernah bisa dengan makanan pedas
Aku Clara dan anak lelaki ini namanya raka, dia adalah adik angkatku, sejak usiaku menginjak sembilan tahun dan raka masih berusia tujuh tahun orang tua kami meninggal. Dan saat ini kami tinggal bersama keluarga Tante ratna, Tante ratna memiliki suami dan seorang anak perempuan yang seumuran denganku
Sekarang usiaku kini berusia delapan belas tahun, raka adik angkatku mempunyai kelainan dia anak autis, Namun biar begitu aku tetap menyayangi nya, tante ratna termasuk orang yang berada. Suaminya paman Agus bekerja di salah satu perusahaan yang bergaji besar. Dan anaknya shella adalah seorang gadis cantik namun dia memiliki sifat yang tak secantik parasnya
Terasa mau patah punggungku ini setiap subuh aku harus bangun untuk mengurus semua pekerjaan rumah, belum lagi memasak dan mencuci, semua aku yang kerjakan lantaran tante ratna enggan mempekerjakan seorang pembantu karena menurutnya apa gunanya aku di sini kalau tidak mengerjakan semua itu dan juga tante ratna sering kali mengatakan itu untuk biaya selama aku dan raka tinggal dengannya, Biarlah daripada aku harus tinggal di jalan..
Namun perlakuan Tante Ratna dan shella sungguh terlalu jahat. Mereka selalu saja mencari kesalahanku, meskipun aku sudah mengerjakan semua yang di perintahkan tapi mereka masih saja tak pernah puas. Bahkan raka pun selalu jadi pelampiasan mereka, Aku sebenarnya sudah tak tahan untuk tinggal bersama mereka Tapi aku juga tak punya uang untuk keluarg dari rumah ini
" Dasar anak bodoh, anak haram, makan cepat kalau gak aku gak akan kasi makan kamu lagi" ucapan shella dan tante ratna pada raka ketika dia menolak makan nasi yang sudah basi itu
" Tante, tolong jangan berikan raka makanan basi itu Tante, nanti dia bisa sakit" mohonku pada mereka
" Kalau gitu kamu yang makan saja nasi ini, makanan gak boleh di buang buang, saya beli beras itu pakai uang saya, bukan pake daun" ucap tante Ratna berteriak
"Ayo makan cepet, daripada adik autis lo itu yang makan" paksa shella
" Baiklah aku akan memakannya" jawabku ingin memasukkan nasi basi itu ke dalam mulut
" Kakak jangan nanti perut kakak sakit".. teriak raka sedikit mengamuk, Aku tak menghiraukan tangisan raka dan terus saja ingin memakan nasi itu
" Clara... Kenapa raka Sampai nangis begitu?" Tanya paman Agus yang baru saja pulang dari kantor
" Papa sudah pulang?" Tanya Tante Ratna seketika berubah lembut dan langsung menghampiri suaminya
" Awas lo kalau sampai ngaduh ke papa, adik lo yang autis itu akan tau akibatnya" bisik shella padaku
" Mah, raka Kenapa itu?" Tanya paman lagi
" Gak pah, dia tadi minta es krim tapi clara gak ngasi izin katanya takut batuk adiknya" jawab tante Ratna berbohong pada paman
" Benar begitu Clara?" Tanya paman kemudian padaku, Aku melirik Tante dan shella mereka melotot dan memberi syarat agar aku mengiyakan ucapan paman
" Iy_iya paman" ucapku terpaksa
" Astagaa... Kenapa kamu gak beliin aja si clara, sekali kali aja gak apa apa, gak mungkin batuk si raka itu" ucap paman menghampiri Raka
" Raka ini paman beri uang untuk kamu beli es krim ya tapi jangan banyak banyak ya nak" ucap paman mengelus rambut Raka sementara raka yang bingung masih saja menatap uang berwarna merah itu dengan mulut sedikit menganga
" Terima kasih paman, nanti aku akan belikan es krim untuk Raka" jawabku
" Ya sudah paman ke kamar dulu ya, mau mandi" pamit paman sembari melangkah masuk ke kamarnya
" Mana duitnya?" Ucap shella mengulurkan tangan di depan Raka, sedangkan raka hanya menatap wajah Shell
" Eh anak idiot ngapain lo lihat lihat gw? Sini duitnya cepetan, jijik gw lihat muka lo anak bodoh" ucap Shella lagi merampas uang dari tangan raka
" Tapi shella itukan uang raka yang di berikan sama paman" ucapku coba mengambil uang itu dari Shella
" Enak aja lo, kalau mau es krim ya beli sendiri aja pake duit lo jangan pake duit bokap gw. Enak aja mau dapat duit papa, mending gw pake beli pulsa data" jawabnya lalu kemudian meninggalkan ku bersama raka
Aku sepertinya benar benar sudah tak tahan tinggal di sini lagi. Aku sudah bertekad untuk mencari kerja agar bisa menghasilkan uang dan menyewa rumah kontrakan..
*****
Pagi itu aku sedikit telat untuk bangun pagi, karena memang semalam pekerjaan ku terlalu banyak yang di berikan oleh Tante. Untung saja setelah bangun Tante dan shella belum nampak di mana mana, berarti mereka masih tertidur
Aku segera membereskan rumah, dan memasak sarapan untuk mereka tak lupa aku menyisihkan sedikit lauk ayam untuk raka agar dia senang dan makan lahap
" Ra, kamu gak mau lanjut kuliah seperti shella?" Tanya paman yang tiba tiba berada di meja makan, aku sedikit tersentak karena merasa terkejut pada paman
" Gak dulu paman, aku mau cari kerja aja biar bisa punya uang sendiri paman, kalau uangnya sudah ada nanti aku lanjut kuliah kok paman" jawabku
" Kamu gak usah mikirin biaya ra, ada paman dan tante kamu yang akan membiayainya " ucap paman lagi
" Andai saja paman tau kelakuan Tante selama ini ke aku" Gumam ku
" Gak apa apa paman, aku cuma gak ingin lanjut dulu paman"
" Ya sudah kalau begitu, nanti kalau kamu berubah pikiran bilang ke paman aja ya".. sambung paman kemudian menyantap sarannya
Tak lama tante Ratna dan shella bersamaan melangkah ke meja makan, dengan rambut yang masih acak acakan mereka langsung saja menyantap makanan mereka
" Claraaaaa.... Bawa anak autis itu pergi dari meja, aku jijik makan jika ada adikmu di sini" teriak Shella
" Kenapa si shel, raka cuma duduk di situ kok gak ganggu kamu makan juga" Balasku yang sedang mencuci piring
" Ini anak udah berani sekali kamu melawan anakku, Kamu sadar kan kamu itu di sini siapa? Kamu tuh cuma benalu" ucap tante
" Mah, kapan sih mereka ini pergi dari sini? Bosen aku tiap hari melihat mereka mah" Ucap Shella pada mamahnya...
" Jangan dong sayang, kalau mereka pergi berarti gak ada pembantu gratis lagi buat kita. Kan lumayan gaji buat pembantu bisa kita gunakan shopping " ucap Tante ratna sedikit pelan pada Shella namun terdengar di telingaku
" Tapi aku gak suka sama anak haram autis ini mah"...
" Shella... Cukup.. tolong jangan panggil raka seperti itu, Kamu bisa hina dan benci aku tapi pliss raka itu gak tau apa apa jadi jangan salahkan dia" balasku pada Shella yang sedikit terkejut karena aku berusaha memperingatkannya
" Heee... Anak yatim, Udah berani lo melawan gw, Kalau lo emang gak suka gw panggil gitu sama adek lo itu manding kalian pergi dari sini, Dan ingat jangan pernah kembali" teriak Shella pada ku
" Baiklah kalau emang kamu mau nya gitu, aku lebih baik memilih pergi dari rumah ini" Jawabku yang membuat Tante ratna terbelalak karena tak menyangka dengan pilihanku
"Gak bisa... Kamu harus tetap di sini menjadi pembantu kami, karena biaya yang kami keluarkan untuk kamu dan anak cacat ini tidak sedikit.. jadi untuk saat ini kamu jangan pergi kemana mana, karena sekarang kami adalah majikan kamu" ucap Tante ratna bertolak pinggang
" Ayo shella kita siap siap ke mall, Pusing mamah lihat dua anak yang tak tau diri ini" Sambung Tante Ratna mengajak Shella dan meninggalkan kami berdua
Aku hanya membuang nafas kasar dan menatap sendu pada Azka yang dari tadi hanya terdiam
*****
Ting tong...
Suara bel rumah berbunyi, aku segera membuka pintu, Terlihat seorang pria dengan penampilan sederhana namun senyumnya sangat manis dan ramah
" Permisi mbak, Shella nya ada?" Tanya pria itu padaku
" Ada mas, ayo mas silakan duduk dulu, saya panggilannya Shella" jawabku
Aku berlari dan mengetuk pintu kamar Shella dan memberitahu jika ada yang mencarinya di depan, dengan penampilan yang sangat cantik Shella keluar dari kamar dan memandang ku dengan tatapan meremehkan
" Napa lo lihat lihat? Lo iri kan sama kecantikan gw? Kasihan banget yang gak pernah tampil cantik" ejek Shella dan berlalu menemui tamunya
Aku masih mematung mendengar ucapan shella dan memang aku akui benar kata Shella bahwa selama ini aku tak pernah berpenampilan cantik seperti shella
Tak lama terdengar suara teriakan shella dari depan
" Ngapain Lo di sini?" Teriak Shella
Aku yang terkejut mendengar teriakan Shella pun segera keluar untuk melihat shella marah kepada siapa, Ternyata dia teriak pada pria yang datang mencarinya tadi
" Aku cuma pengen datang lihat kamu" Jawab pria itu sopan
" Tapi gw gak mengharap kedatangan lo kemari, gw udah bilang gw gak suka sama lo" teriak Shella lagi membuat Tante ratna pun keluar karena kenyaringan suara shella saat berteriak
" Ada sih ini ribu ribut?" Tanya Tante
" Ini lo mah, pria miskin ini selalu saja deketin aku, padahal aku udah bilang kalau aku tuh gak suka sama dia, karena dia tuh miskin mah, coba aja lihat motor bututnya itu, Masa aku harus jalan pake motor jelek itu sih, Tampang sih boleh tapi dompet Lo kayaknya gak menjamin deh" Ucap Shella menghina pria itu
" Heee kamu pria miskin, kalau kamu gak punya uang dan mobil gak usah suka sama anak saya, Asal kamu tau ya dia ini calon istrinya tuan Raditya mahavir, Gak pantes buat cowok kere seperti kamu" ucap Tante Ratna pada pria itu
" Lo itu cocoknya sama dia, Sama sama miskin, sama sama kere, komplit deh kalau lo sama perempuan pembantu ini" ucap Shella menunjuk ku pada pria itu
" Tapi aku sayang sama kamu Shella" Ucap pria itu
" Gak, kamu gak boleh sayang sama aku, karena aku udah punya pacar yang kaya dan uang nya banyak, Emang Lo mampu beliin semua yang gw mau?" Ucap shella
" Ganti motor kamu saja gak mampu, sok sok an suka sama anak saya, jangan mimpi kamu anak miskin" Hina Tante lagi
" Tante.. Tante gak boleh ngomong gitu dong. Kan dia datangnya baik baik, kalau emang gak suka ya udah, gak usah menghina gitu dong Tante" jawabku mulai merasa kasihan pada pria itu yang sedari tadi hanya mendapat hinaan
" Diem lo anak yatim" ucap Shella membentak ku
Sementara Shella masih ngomel tiba tiba datang sebuah mobil mewah yang terparkir tak jauh dari motor pria tersebut
Biip... Biip...
" Sayang, sini dulu" teriak Shella yang memanggil kekasihnya yang berada di atas mobil, pria tersebut segera menghampirinya
" Mah, kenalin ini pacar aku, Namanya Alex..
" Halo sayang, kenalin saya mamanya Shella"
" Halo juga calon mertua, heheheh"
" Lucu deh kamu" ucap Tante Ratna pada Axel...
" Ini siapa sayang?" Tanyanya menunjukku
" Dan ini si miskin ini kok bisa ada disini?" Tanyanya lagi memandang pria itu
" Ini pembantu baru gw" jawab Shella menunjukku
" Dan si miskin ini datang mengatakan cinta padaku" jawabnya merangkul kekasihnya
" Hahahahahh... Si Adit miskin ini katakan cinta pada kamu sayang? Gak salah tuh? Woy Adit sadar diri dong lo, gak ada kaca di rumah lo ya? Mana maulah Shella sama lo, lihat aja penampilan lo kayak tukang ojek gitu, kendaraan Lo juga ckckckck".. hina Alex juga pada pria yang bernama Adit itu sembari tertawa
" Kenapa dengan motor ku? Emang salah mau aku pakai motor kayak gitu?" Tanya Adit
" Iya salah, Jaman sekarang tuh gak ada lagi motor butut kayak gitu, lihat gw dong tiap hari bisa ganti mobil" Ucap ya sombong...
" Adit, mending lo pulang deh gw gak mau lihat lo lagi, bisa mual gw lihat lo, dan inget mulai sekarang jangan deketin gw, di kampus juga lo jangan deketin gw" ucap shella
" Oke, baiklah kalau itu memang mau mu Shella, padahal aku tulis cinta sama kamu, tapi kamu lebih memilih lelaki ini, Ya sudah aku minta maaf dan aku janji gak akan mendekati kamu lagi, Permisi" ucap Adit sembari berlalu
" Aku gak butuh cinta goblok, aku butuh duit, hahahaha" tawa Shella ketika Adit melewatinya
" Ayo sayang kita jalan yuk" ajak Alex
" Oke, tunggu bentar aku ambil tas di kamar dulu" ucap Shella telah masuk ke kamarnya di ikut Tante Ratna
Aku pun begitu segera berbalik untuk masuk ke dalam namun tanganku tiba tiba di tarik oleh Alex
" Kamu sangat cantik, siapa namamu?" Tanya Alex padaku, Namun aku berusaha melepas tangan nya dan segera meninggalkan nya
" Kurang ajar, jangan sok jual mahal kamu babu" teriaknya padaku sedikit pelan namun aku tak menanggapi ucapannya
*****
Sebulan pun berlalu aku masih belum menemukan pekerjaan dan masih bertahan di rumah Tante ratna sebagai pembantu yang di akui mereka, Mereka tak pernah menganggap aku dan raka sebagai keluarga mereka kecuali paman Agus
Bel kembali berbunyi menandakan adanya tamu, Aku membuka pintu dan ternyata Alex yang datang ke rumah
" Hai cantik, apak kabar? Makin cantik aja kamu" ucapnya padaku yang berusaha menghindari Alex
" Tunggu bentar aku panggilin Shella" ucapku
Namun lagi lagi dia menarik tanganku dan berusaha untuk memeluk ku, aku sekuat tenaga mendorong tubuhnya namun sialnya tenaganya sangat kuat, Aku terus berusaha dan saat itu pula Shella datang dan melihat ku sedang dalam pelukan Alex
Jangan tanya betapa murkanya dia padaku, dia menampar dan menjambak rambutku, padahal aku sudah memberinya penjelasan namun mata hatinya buta dia lebih percaya pada Alex daripada aku
" Keluar kamu sekarang dari rumah ini, dan jangan lupa bawa adik cacatmu itu. Jangan membawa barang selain pakaian lusuh kalian" ucap nya mengusir kami
" Tapi shella, aku gak bohong, dia yang memaksa ku Shella" ucapku mencoba menjelaskan lagi
" Jangan bohong kamu babu, kamu yang menggoda ku dengan memintaku memelukmu, kamu ancam aku bahwa tak akan memasak untuk Gracia dan mama ya jika aku tak memeluk mu" bohong Alex pada semua
" Dasar anak kurang ajar, Tante udah nampung kamu di sini dengan gratis tapi kamu masih mau merebut kekasih Shella juga, Emang dasar sialan kamu.. pergi dan bawa adik mu itu".. usir Tante ratna pada kami saat itu juga
Dengan terpaksa aku mengemasi pakaian ku dan raka, kemudian pergi dari rumah itu tanpa membawa uang sedikit pun
*****
Tak jauh dari rumah, paman Agus melihat kami yang baru saja pulang, dia memanggil dan menanyakan kenapa aku pergi dari rumahnya, aku pun menceritakan semua pada paman
" Huuufftt... Maafkan paman ya ra, paman gak bisa membela kamu, meskipun paman tau kalau kamu memang gak berbohong, Tapi paman juga kasihan sama raka yang sering di marahin sama Tante kamu, Menurut paman lebih baik jika kamu mencari kontrakan saja Ra, Ini om ada uang sedikit buat kamu, dan ini modal usaha buat kamu, paman minta maaf karena cuma ini yang bisa paman beri untuk kalian" ucap paman memberikan amplop yang berisi uang
" Tapi paman, aku gak bisa membayar semua nanti uang paman ini"..
" Gak usah ra, nanti saja jika usaha kamu sudah sukses baru kamu bisa kembalian uang paman, Tapi paman mohon jangan bilang bilang pada istri dan anak paman, Paman takut jika mereka tau" ucapnya
" Terima kasih paman, aku akan mengembalikan uang pama nanti suatu hari"...
" Iya Ra, Kalau begitu paman pamit ya, Jagan diri dan raka baik baik.. maafkan kelakuan Tante dan sepupu mu ya ra"
" Iya paman terima kasih " ucapku sebelum Paman berlalu dengan mobilnya
" Alhamdulillah dek, paman meminjami kakak uang" ucapku segera menghitung uang ya ada sekitar tujuh juta
" Banyak sekali yang paman berikan pada kita dek, semoga saja paman Agus di berikan rezeki yang melimpah" ucapku
" Aamiin" jawabku dan kemudian di ikuti oleh Raka
Aku bersama raka berjalan menyusuri jalan setapak mencari rumah kontrakan yang dekat dengan jalan besar, Seketika aku menoleh begitu ada yang memanggil namaku
" Non Clara..!!!"
" Bibi nur.." aku menyebut kembali nama orang yang memanggilku
" Non clara mau kemana ?" Tanya bi nur
" Aku gak tau bi, aku di usir sama Tante dan shella dari rumah "
" Ya Allah non, ayo sini ikut bibi, kita ke kontrakan bibi aja, dekat kok dari sini" ucap bibi merangkul Raka
Bibi nur adalah pengasuh raka sewaktu kecil, semenjak mama dan papaku meninggal bi nur tak pernah lagi mengasuh raka, Namun kami masih sering bertemu karena bi nur bekerja sebagai pedangang sayuran keliling
" Ini kontrakan bibi.. gimana kalau non dan den raka tinggal di sini aja, soalnya bibi juga gak ada temen di sini" ucapnya tersenyum
" Tapi bi, apa gak merepotkan nantinya?"
" Kayak sama siapa aja non, bibi ini kan udah kenal sama kalian, bibi juga udah menganggap kalian sebagai anak bibi, Jadi gak usah sungkan lah non"
" Ya sudah terserah bibi aja, Makasih ya bi udah baik dan mau menampung kami di sini" ucapku
" Iya sama sama non Clara, Oiya kalian sudah makan belum? Kebetulan tadi bibi ada masak banyak, yuk kita makan"Ajak bibi
" Makasih ya bi, raka ayo makan dek" ajak ku pada raka dan dia hanya menganggukan kepalanya
*****
Malam pun tiba, kami berkumpul di ruangan yang cukup untuk kami bertiga, namun aku sedikit bingung karena memikirkan usaha apa yang harus aku buat agar bisa membantu bibi dalam keuangan, Dan tak merasa terbebani oleh bibi
" Sebaiknya aku tanya pendapat bibi saja" Gumamku dalam hati
" Bi... Aku mau minta saran bibi boleh gak?"
" Saran apa to non"
" Gini bi, aku pengen buka usaha, menurut bibi usaha apa ya yang bagus"
" Emang non punya duit? Kalau emang ada gimana kalau non clara buka usaha jualan sayur aja tapi yang fresh gitu loh non, lagian pelanggan bibi juga kan udah banyak jadi mereka pasti belinya di sini" ucap bibi nur
" Tapi gak ada tempat bi"
" Itu kan di depan masih ada kosong Non, teras bibi tuh bisa di jadiin lapak loh non, ntar kita bikin lapaknya"
" Emang gak apa apa ya bi? Aku takut ntar yang punya kontrakan marah lagi bi"
" Gak bakalan marah non, biar nanti bibi yang coba ngomong sama pemiliknya"
" Beneran bibi mau bantuin aku buat ngomong?"
" Iya lah non, emang bibi pernah bohong sama nona, hehehehe"
" Makasih ya bi, cuma bibi yang baik sama aku selam ini" ucapku memeluk bibi
" Iya non sama sama. Kalau gitu nona istirahat ya sama den raka, kasihan den raka udah ngantuk kayaknya" Ucap bibi sembari membelai rambut raka
" Iya bi, terima kasih ya bi" ucapku dan akhirnya malam ini aku bisa sedikit merasa lega karena udah mendapat ide usaha yang akan aku jalani
*****
Pagi pun tiba, bibi sudah tak nampak lagi di rumah ini, mungkin saja dia telah berangkat jualan sayur keliling, aku ingin membantu dengan sedikit memaksa, tapi semua makanan telah tersedia di meja, bahkan rumah pun sudah terlihat bersih
Ponselku berdering menandakan sebuah panggilan masuk, Aku pun langsung menjawab panggilan tersebut yang ternyata dari Desi sahabat ku
" Halo ra kamu dimana? Tadi aku ke rumah Tante mu katanya kamu udah gak tinggal di sana lagi?"
" Iya Des, aku di usir dari rumah"
" Astagaaa kenapa lagi sih mereka? Masalah apa lagi?"
" Ntar aja aku ceritain"
" Ya udah sekarang kamu di mana?"
" Di rumah bibi nur, yang dekat mesjid besar itu loh, kamu ke sini aja ntar aku tunggu di depan"
" Oke aku kesitu sekarang" ucap Desi dan mengakhiri panggilannya dan sedang menuju ke rumah bibi
Setelah beberapa menit motor Desi akhirnya parkir di depan rumah bibi
" Jadi kamu tinggal di sini sekarang?"
" Iya Des "
" Raka mana?"
" Ada di dalem. Masuk yuk" ajakku
" Trus bibi mana?"
" Lagi jualan "
" Rakaaa, lagi ngapain kamu? Ini kakak bawain makanan kesukaan kamu" ucap Desi memberi bingkisan pada raka
" Terima kasih kak" jawab raka
" Oiya gimana ceritanya kok kamu bisa di usir sama cewek sok cantik itu?" Tanyanya penasaran
Aku menceritakan semua kejadian yang menimpaku pada desi
" Astagaaa... Kurang ajar banget tuh Alex, Dasar buaya buntung, tapi tunggu deh, kayakny ada juga hikmahnya dia buat kamu gitu, kan akhirnya kamu bisa keluar dari rumah nenek lampir itu, hehehe"
" Iya sih, aku seneng tapi caranya yang bikin aku gak senang Des"...
" Udah gak usah di pikirin yang penting sekarang kamu udah bebas dari mereka.. tapi paman Agus gimana tanggapannya?" Tanya Desi...
" Paman Agus berpikir seperti kamu, mungkin lebih baik keluar dari sana, dan juga dia ngasih aku modal tujuh juta, Katanya gak usah di balikin tunggu aku sukses baru di balikin, dan yang paling penting kata paman jangan bilang sama Tante dan shella, hehehehe "
" Baik banget paman Agus ya, tapi kok beda banget sama si nenek lampir itu"
" Gak tau lah Des"...
" Trus rencana kamu apa sekarang?"..
" Aku dan bibi berencana pengen buka lapak di sini, jualan sayur yang fresh gitu loh Des, tapi aku bingung ntar aku ngambil sayurnya dimana dan emang ada yang mau kerja sama dengan aku gitu Des"
" Wah ide bagus itu Ra, Soal itu gampang ntar aku minta papi ku buat tanya temannya apakah ada yang bisa bekerjasama untuk sayuran fresh"
" Beneran Des?"..
" Apa sih yang gak buat loh, hehehehe... Oiya btw kapan rencana buat lapak?"
" Secepatnya lah Des, mungkin aku sama bibi aja, di cicil gitu kerjanya Des, Gak apa apa yang penting selesai lah"
" Kalau begitu lama dong baru selesai?"
" Gak apa apa Des"...
" Ya udah ntar kalau butuh apa apa jangan lupa hubungi aku ya ra, jangan apa apa sungkan sama aku lah, kita ini sahabatan loh Clara"..
" Iya iyaa desiii...!!!!
" Hehehehe gitu dong, ya udah aku balik ya, mau siap ke kampus. Salam buat bibi nur ya ra, raka kakak pulang ya" pamit Desi padaku dan raka
*****
Hari itu bibi sedikit terlambat kembali ke rumah.. yang ku tahu biasanya bibi pulang jam satu siang, namun sekarang sudah jam tiga tapi bibi belum juga kembali, aku sedikit khawatir dan mencoba menghubungi bibi, tapi tak di angkat, ternyata ponsel bibi di tinggal di rumah
Aku dan raka duduk di teras rumah bibi dan menunggu nya, dari kejauhan aku melihat sosok bibi yang jalan agak pincang
" Bi, bibi kenapa kok jalannya gitu?" Tanyaku sembari menghampiri bibi
" Gak apa apa non, tadi cuma kesenggol motor dikit"
" Ya Allah bi, sini aku bawain bi" Tawarku pada bibi..
" Gak usah non, ini berat" tolak bibi dan aku terpaksa membiarkan bibi membawa barang dagangan nya itu seorang diri
" Non sama den raka sudah makan?"
" Udah bi, tadi ada Desi di sini, nitip salam buat bibi"..
" Desi? Maksudnya non Desi temannya non clara yang tomboy itu?"..
" Iya bi"..
" Dia udah tau non tinggal disini?"..
" Udah bi, tadi juga ada bawa makanan buat kita bi. Oiya gimana bi? Apa bibi udah ngomong sama pemiliknya?"
" Sudah non, katanya gak apa apa"
" Alhamdulillah bi, besok berati kita mulai kerja ya bi"
" Iya non besok bibi akan bantu non Clara buat lapak"
" Tapi bibi bener gak apa apa kan?"
" Gak non, tadi udah di obatin.. ya sudah non, bibi masuk dulu mau mandi" bibi akhirnya masuk dan aku melihat masih banyak sayur yang tak habis terjual, rasa iba jelas saja ada di hatiku
******
Di saat aku sedang ingi siap siap membangun lapak ku, tiba tiba segerombolan bapak bapak turun dari mobil membawa beberapa alat pertukangan dan segera mengerjakan lapak ku
Heran? Jelas dong aku heran dan bertanya tanya siapa bapak bapak ini yang datang membantuku
" Maaf pak, saya mau tanya bapak siapa yan kok bantuin saya?"
" Udah neng, neng istirahat aja, biar kami yang membangun lapak ini, nanti jadi nya pasti bagus gak akan mengecewakan neng" ucap seorang bapak yang memegang palu
" Tapi pak, siapa yang nyuruh bapak? Perasaan saya gak ada panggil orang deh pak, saya gak sanggup bayar pak"
" Beres neng. Soal bayaran kita udah di bayar duluan kok. Jadi neng kasi waktu kami dua hari ya, Kami janji dua hari sudah selesai dan udah bisa di pake buat jualan neng".. jawab bapak tadi
Aku masuk dan bertanya pada bibi apakah bibi yang memanggil tukang, jawabannya pun sama bibi juga gak tau.. lalu siapa yang memanggil mereka?
Tak terasa kini hari kedua para tukang itu telah usai membuat lapakku menjadi sangat bagus dan estetik.. jujur aku sangat senang melihat hasil nya, rasanya puas sekali .. namun aku masih penasaran siapa yang telah memanggil dan membayar para tukang ini..
Biipp..biiip...
" Desi" panggil ku melihat Desi di seberang jalan dengan kode klakson memanggilku
" Clara.." panggil Desi menghampiri ku
" Gimana lapaknya udah jadi?" Tanyanya
" Udah Des, aku di bantuin sama bapak bapak ini, tapi aku gak tau siapa yang menyuruh mereka" ucapku tiba tiba langsung kepikiran pada desi, mungkinkah Desi yang meminta bapak bapak ini? Aku menatapnya penuh tanya dia tak berani menatapku
" Des, bukan kamu kan yang meminta mereka?" Tanya ku pada desi
" Paan sih Ra, minta apa? Mereka ? Siapa mereka?"
" Gak usah bohong deh kamu Desi"
" Hahahaha iya, maaf maaf... Aku yang meminta mereka buat bantuin kamu ra" jawabnya tersenyum memperlihatkan giginya
" Astagaaa Des,, Kenapa baik banget sih sama aku? Aku gak enak Des, kamu selalu bantuin aku, Hiks hiks hiks makasih ya Des" ucapku menangis di pelukan Desi
" Jangan nangis dong Ra, aku gak suka kalau kamu nangis, kita ini sudah seperti saudara ra, jadi aku gak mau lihat kamu susah, aku mau kamu buktikan pada Tante mu itu kalau kamu juga bisa tanp dia"
" Tapi des, aku-"
" Udah, sekarang kamu udah punya lapak, ntar aku bantuin promosiin jualan kamu, Trus duit yang dari paman, kamu pake aja sebagai modal awal, Soal stok sayurannya, papi udah dapet orang yang bisa di ajak kerjasama"
" Desii... " Jawabku makin terharu mendengar ucapan desi
" Udah jangan nangis, gak malu kamu di lihat bapak bapak itu, hehehehe"...
" Makasih ya Des, ntar kalau usahaku lancar insya Allah ada aku pasti balikin duit kamu"
" Udah ah, masuk yuk aku mau ketemu bibi dan raka" ucapnya merangkulku masuk bertemu bibi dan raka, sementara para tukang itu sudah kembali ke rumahnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!