Malam yang kelam, hujan turun dengan sangat deras. Terdengar suara petir yang menggelegar, diiringi hembusan angin kencang. Suara longlongan serigala saling bersahutan satu sama lain, saat seorang bayi mungil yang cantik dan berkulit putih bersih terlahir ke dunia, tepat saat malam jumat kliwon. Bayi itu memiliki bola mata yang hitam legam. Kelahirannya seolah sudah dinantikan oleh banyak makhluk halus dan para dedemit.
hi...... hi......
"Lihatlah wo,sebentar lagi titisan Kanjeng Ratu akan lahir. Bersiap-siaplah kita untuk tugas baru yang lebih menantang!"
"Kamu benar kunti, tugas kita akan semakin berat."
"Dimana si pocong, kakek maung dan juga nenek lampir? Kenapa mereka tidak datang?bukankah sudah waktunya kita kerja!"
wus... wus...
hi...hi...hi...
"Ada apa kalian cari kita berdua? ganggu orang lagi kencan aja."
"Ga inget umur woy, udah tua dan mati juga masih aja gaya-gayaan kayak manusia,pake acara kencan segala."
"Iri kamu kunti? tuh ajak kencan wowo atau locong aja? "
plak... dengan sadis kunti menampar mulut pocong
"Aduh.... ko ditampar sich?"
"Kencan-kencan inget tugas woy!"
"Iya sayangku kunti yang cantik, ini kan sambil kerja."
"Cie... cie... yang mukanya merah gara-gara di bilang sayang dan cantik."
"Diam kamu wo, Aku bogem baru tau rasa! "
"Stop ... ,sebentar lagi titisan Kanjeng Ratu akan lahir! "
Kelima dedemit itu diam menanti akan kelahiran titisan Kanjeng Ratu.
"Ayo,bu Aisyah ,yang kuat ,tarik napas ,dorong
terus ,sebentar lagi bu ,rambutnya udah kelihatan."
"Ayo bu, ngedan sekali lagi? akhirnya setelah perjuangan panjang keluar seorang bayi perempuan."
Oek..... oek.....
brak...... hus...... aung......
"Selamat ya pak Galih, bayinya perempuan, cantik mirip sama kayak bu Aisyah."
"Terimakasih bu bidan atas bantuannya."
Tiba-tiba semua jendela dan pintu rumah terbuka dengan sendirinya.
brak.... brak...
"astagfirullah "
Semua yang ada didalam terlonjak kaget saat mendengarnya.
"Pak, cepat tutup jendelanya! ucap bu Aisyah."
"Iya bu."
Jendela satu persatu ditutup, namun tak lama terbuka kembali. Sudah berulang kali pak Galih coba untuk menuntupnya, namun semua kembali terbuka. Bu bidan dan istri pak Galih saling menatap satu sama lain.
"Pak, sebaiknya bapak dan bu bidan ambil wudhu terus ngaji! Ibu takut ini pertanda ga baik?"
"Iya bu"
Baik pak Galih dan bu bidan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, kemudian mereka mendekat ke arah ranjang dimana istri pak Galih berada sambil mendekap erat putrinya. Keduanya mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-quran, anehnya semua akan berhenti saat ayat suci dibacakan, tetapi ketika mereka berhenti, maka suara aneh tersebut kembali terdengar. Bayi kecil mereka tertidur dengan lelap didalam dekapan ibunya, seakan tak terpengaruh oleh kebisingan yang terjadi.
Suara mencekam baru berhenti setelah azan subuh berkumandang
"Alhamdulillah, akhirnya normal juga semuanya. Baru kali ini saya ngalamin malam yang benar-benar membuat spot jantung dan berdiri bulu kuduk."
"Maaf ya bu bidan, gara-gara nolongin istri saya lahiran jadi ibu harus ngalamin kejadian kayak semalam."
"Ga apa-apa pak, dengan begini saya jadi punya pengalaman mistis di hidup saya ha... ha... , sepertinya putri bapak ini memiliki keistimewaan nantinya? "
"Maksud bu bidan?"
"Kayaknya nanti putri bapak punya kelebihan dari manusia normal, kayak semacam anak indigo gitu! orang yang bisa lihat hantu. "
"Emang ada ya bu bidan? ko saya baru denger."
"Ada bu, cuma langka 1 juta banding 1 orang, semoga putri kecil kalian nanti bisa menolong banyak orang dengan keistimewaannya? "
"Aamiin"
"Kalo begitu saya pamit ya? pak galih, bu Aisyah?
"Iya bu bidan, terimakasih banyak atas bantuannya! "
"Sama-sama pak,bu. Sudah tugas saya sebagai bidan didesa ini."
Setelah bu bidan pulang, pak Galih langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh.
"Pak, semalam itu pertanda apa ya? ko kelahiran anak kita disertai kejadian aneh."
"Hus.. , ga boleh ngomong gitu! serahin semua sama Allah SWT, kita ga boleh berpikiran buruk apapun itu.
"Seharusnya kita bersyukur anak kita lahir dengan selamat dan sehat! "
"Iya pak ,maaf ibu udah berpikiran salah?"
"Oh iya pak, nama anak kita siapa? Apa bapak udah siapin namanya?"
"Gimana kalo kita kasih nama Ayu Jagat Maheswari? "
"Nama yang bagus pak, ibu setuju."
Ayu kecil tumbuh menjadi anak yang cantik dan menggemaskan. Bagi warga diluar kampung, mungkin Ayu terlihat seperti anak yang aneh atau bisa disebut gila karena Ayu sering berbicara sendiri, namun bagi warga sekitar yang sudah mengetahui keistimewaan Ayu itu adalah hal yang biasa. Apa yang Ayu ucapkan seperti sebuah pertanda atau terkadang menjadi sebuah peringatan untuk mereka. Usia Ayu yang masih terlalu kecil, terkadang apa yang diucapkan belum jelas dan membuat bingung banyak orang, namun tidak bagi Hasan, seorang anak laki-laki yang setiap harinya dititipkan di rumah Ayu untuk dijaga oleh kedua orang tua Ayu. Hasan sudah bisa menangkap ucapan Ayu kecil,mungkin karena Hasan sudah bersama- sama dari Ayu bayi. Ikatan takdir yang memang sudah menyatukan keduanya.
Kedua orang tua Hasan adalah orang yang sibuk. Ayah Hasan bekerja sebagai perwira TNI berpangkat kolonel bernama Andra Baihaqi sedangkan ibunya seorang dokter bedah di RS militer bernama Maryam. Setiap pagi, keduanya sudah menitipkan Hasan kepada keluarga ustad Galih, baru saat malam hari mereka akan membawanya pulang ke rumah. Alasan mereka memilih dititipkan ke ustad Galih karena mereka ingin Hasan memiliki bekal agama yg cukup untuk masa depannya nanti. Ustad Galih adalah seorang petani dan guru ngaji di kampung mereka, setiap sore anak-anak selalu datang untuk mengaji ke rumahnya. Perbedaan usia Ayu dan Hasan adalah 5 tahun, meskipun begitu mereka tetap bisa bersama bahkan sangat lengket.
"Hole.... anyak ya aji? Ayu isa aen! "
Hasan hanya tersenyum melihat kebahagiaan di mata ayu.
"Anak umi udah cantik bener wangi lagi! udah siap ngaji?"
"Iyap"
Hasan dan Ayu pun ngaji duluan sebelum anak-anak yang lain.
"Alhamdulillah, anak Umi udah iqra 2,tetap semangat ya, Nak?"
"Iyap umi"
"Gimana dengan nak Hasan, Bi?"
"Alhamdulillah, besok udah khatam Al-quran umi."
"Besok umi buat ayam bakakak ya, buat Hasan, jangan lupa juga sama nasi liwet buat dimakan anak-anak. Kita ngadain syukuran buat nak Hasan."
"Iya bi! "
Sungguh hati Hasan sangat tersentuh melihat ketulusan dan kasih sayang yang diberikan oleh kedua pengasuhnya itu. Ditengah kesederhanaan, mereka tak lupa bersyukur untuk anak yang diasuhnya Hasan karena Allah SWT sudah memberikan Hasan kemudahan dan kelancaran dalam mempelajari Al-quran.
"Terimakasih abi,ymi ! ucap Hasan menangis sambil memeluk abi Galih. "
"Aka angan angis nti Ayu angis uga?"
"Kakak ga nangis dek, Kakak bahagia punya keluarga kedua seperti abi,umi dan Ayu". Hasan kemudian memeluk Ayu dan mencium kepalanya yang tertutup hijab.
"Kakak sayang kalian! "
"Iya nak, umi juga abi sayang sama nak Hasan."
"Ayu ayang aka anyak-anyak!"
cup...
Hasan diam membeku saat dicium bibirnya oleh Ayu. walaupun Ayu masih kecil baru berumur 5 tahun tapi Hasan yang saat itu sudah berusia 10 tahun dapat merasakan getaran didalam hatinya, dadanya berdebar kencang, otaknya seolah bleng tak tau harus berpikir bagaimana. senyum terbit di bibirnya, dirinya sangat bahagia bisa mendapatkan ciuman pertama dari Ayu, dirinya tak menyesal ciuman pertamanya sudah diambil.
"Astagfirullah"
"Ayu,kamu ga boleh kayak gitu?kalian bukan muhrim!"
"Maaf ya, nak Hasan?"
Buru-buru umi melepaskan pelukan mereka berdua.
"Hua...... hua..... Ayu au eluk akak."
"Ga boleh, Ayu sayang anaknya umi yang cantik.
"Dengerin umi ya, Nak? kalian ini ga punya hubungan darah dan bukan muhrim jadi Ayu ga boleh peluk dan cium nak Hasan lagi, kecuali kalo kalian sudah menikah, baru boleh!
Dengan penuh kelembutan,umi memberi pengertian ke anaknya Ayu.
"Aka Asan ikah ma Ayu ya?cekalang! "
"Hus..., Ayu ini ngomong apa? Ayu masih kecil ,ko ngajakin nikah segala, dikira menikah itu maenan!"
Abi dan umi hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat kelakukan anaknya Ayu.
"Udah jangan nangis, umi sama abi mau ngajar ngaji dulu ya?Ayu sama kak Hasan disini,maen lagi! "
Diam-diam Hasan memikirkan semua perkataan Ayu dan perkataan umi.
Saat disekolah Hasan melihat ada yang menjual cincin imitasi dan membelinnya sepasang ,tak lupa gelang couple dan sebuah kalung dengan liontin hati. Pulang sekolah Hasan menemui Ayu.
"Ayu mau nikah sama kakak Hasan ga?"
"au kak! "
lalu hasan memakaikan Ayu sebuah cincin.
"Ayu pakaiin cincin ini juga ya ke jari kakak?"
Ayu pun menurut dan memakaikan cincin satunya ke jari Hasan.
"Nah klo gini Ayu dan kakak udah nikah?"
"Benelan?"
"Iya, ini mahar dari kakak."
Hasan membelikan Ayu kalung berbentuk hati, gelang couple juga uang 100 rb. Itu uang jajan yang selalu Hasan tabung selama beberapa bulan ini.
"Kakak cuma punya ini, ga apa-apa ya? nanti klo Ayu udah besar, kakak kasih yang asli semuanya, uangnya juga yang banyak! "
"Heum.."
Ayu mengangguk walau tidak mengerti, kemudian Hasan langsung mencium kening Ayu dan meletakkan telapak tangannya diatas kepala Ayu dan membacakan doa. Walaupun umur Hasan baru 10 tahun, tapi kepintarannya diatas orang dewasa. Apa yang ustad Galih ajarkan dengan mudah di ingat dan diserap oleh Hasan, termasuk pelajaran tentang pernikahan. Dipeluknya ayu dengan erat.
"Sekarang Ayu udah jadi istri kakak! inget jaga hati Ayu cuma buat kakak, Ayu ga boleh suka atau sayang sama laki-laki lain, janji?"
"anji!"
merekapun menautkan jari kelingking mereka tanda perjanjian.
Setiap sudut desa penuh dengan keramaian, berbagai acara disajikan malam ini untuk menyambut malam satu suro. Para orang tua dan anak-anak berbondong-bondong keluar rumah. Mereka tidak akan tidur, sampai menjelang pagi hari. Ustad Galih mengadakan acara itikaf seperti shalat isya berjamaah,dzikir dan mengaji bersama. Didepan rumahnya terhampar terpal panjang tempat warga berkumpul melakukan acara, meminta perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam marabahaya. Semua acara diikuti warga kampung tanpa terkecuali baik orang tua, remaja, anak-anak maupun bayi. Para ibu menggendong bayinya sambil terus mengikuti lantunan doa dari ustad Galih. Kedua orang tua Hasan sengaja mengambil libur esok hari agar bisa ikut kegiatan ini. Semua orang begitu khusyuk mengikuti rangkaian acara.
Tepat jam 00.00 wib, angin berhembus dengan kencang. Udara di sekitar menjadi sangat dingin hingga menusuk kulit. Ayu yang saat itu sedang duduk bersama warga lain mulai gelisah. Ayu dapat merasakan sesuatu yang sangat kuat akan datang menyerang kampungannya.
Ayu segera berdiri dan berbicara kepada Hasan, menyuruh Hasan untuk menyampaikan apa yang dia ucapkan.
"Maaf abi dan warga semuanya, menganggu waktunya sebentar."
"Ada apa, nak Hasan?"
"Ayu berpesan kepada para ibu-ibu untuk memeluk anak-anaknya. Jangan pedulikan apa yang akan terjadi nantinya. Jika takut, tutup mata, tetap fokus berzikir juga bersalawat kepada Allah SWT. Ayu bilang sebentar lagi, akan ada yang datang menyerang kita semua! "
"Saat ini Ayu sedang membuat pagar perlindungan untuk kita semua. Ayu berpesan, jangan ada yang keluar dari batas yang sudah Ayu buat! "
Mereka semua melihat ke arah Ayu yang sedang berdiri sambil mulutnya merapalkan sesuatu, melangkah mengambil sepotong kayu kecil kemudian perlahan membuat goresan ke tanah sambil berjalan berputar mengelilingi barisan warga yang berkumpul.
Setelah selesai membuat pagar perlindungan Ayu tiba-tiba duduk di tengah-tengah lingkaran, sambil bersila dan memejamkan mata.
"Aka, culuh abi anjut!"
"Abi, Ayu nyuruh semuanya melanjutkan zikir dan sholawatnya. "
Ustad Galih segera mengarahkan warganya untuk melanjutkan kegiatan mereka dan tetap fokus. Tak lama dari itu, tiba-tiba muncul bola api besar datang dari berbagai penjuru arah.
duar... duar...
Bola api tersebut tak bisa masuk hanya terpental karena sebelum masuk bola api tersebut sudah hancur terkena pagar perlindungan yang di buat oleh Ayu. Suara ledakan tersebut terus datang tanpa henti, membuat para anak-anak kaget dan ketakutan. Banyak anak kecil dan bayi mulai menangis didalam dekapanan ibu mereka.
Ayu dengan segenap kekuatan yang dimiliki terus menghalau kiriman tersebut. Mulutnya tak berhenti berbicara dan mengucapkan kata-kata aneh. Semakin lama serangan yang dikirim semakin kuat sampai menggetarkan tanah.
Bunyi suara-suara aneh, mulai terdengar ditelinga warga tetapi Hasan dengan cepat memperingatkannya kembali untuk mengabaikan semuanya yang dilihat dan didengar. Ditengah pertempuran itu, tiba-tiba tubuh Ayu mengeluarkan cahaya biru, sebuah keris keluar dari dalam tubuhnya melesat sangat cepat menembus pagar perlindungan menuju kerumah dukun yang mengirim kiriman bola api tersebut. Keris itu menancap tepat di jantung sang dukun.
blush....
Akh...
Uhuk...uhuk...
Cairan merah keluar dari mulut sang dukun, tak lama dukun tersebut mati tergeletak mengenaskan dengan tubuh yang terbakar.
Setelah menghabisi dukun jahat tersebut , keris itu kembali masuk ke dalam tubuh Ayu dan cahaya biru yang bersinar perlahan menghilang. Suara-suara yang aneh dan bunyi keras sudah tak terdengar lagi. Tubuh Ayu ambruk, tenaganya terkuras habis untuk melawan dukun tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!