NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

CYTT(Part 01) Dikeluarkan?!

Holla semua✨

Makasih udah mampir💐

Happy reading semua (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇ 

Seorang gadis berjalan menyusuri koridor sekolahnya dengan langkah tergesa-gesa, sesekali dia akan berhenti hanya untuk sekedar menanyai para siswa yang dia temui di sepanjang jalannya. Saat ini tujuannya hanya satu yaitu menemukan keberadaan pacarnya.

"Eh sorry, lo lihat Neo nggak? " Tanyanya pada dua orang siswi yang kebetulan dia temukan di koridor yang dia lewati. Sayangnya kedua siswi itu menggelengkan kepala mereka, menandakan bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan orang yang sedang di carinya.

Bukannya menyerah gadis itu justru kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti hingga telinganya tidak sengaja menangkap percakapan sekelompok pemuda yang berdiri tak jauh darinya.

"Gila ya si Neo! Nggak ada kapok-kapoknya tuh anak. Baru juga kelar masalah dia berantem sama Raven, eh malah ditambahin sama masalah dia yang ketahuan balapan tadi malam. Mana tadi pagi kepergok tauran lagi sama anak sekolah sebelah" Ucap salah satu pemuda.

Gadis itu kembali terhenti, begitu mendengar nama pacarnya disebut. Dia langsung mendekati sekelompok pemuda tersebut.

"Lo lihat Neo? " Tanyanya tanpa basa-basi, membuat ketiga pemuda itu sedikit terkejut. Mereka saling bertukar pandang sebelum akhirnya salah satu dari mereka menjawab.

"Denger-denger sih lagi di ruangan kepala sekolah" Mendengar hal tersebut langsung saja gadis cantik itu berlari meninggalkan tiga pemuda yang baru saja memberinya informasi.

"Setidaknya bilang makasih kek" Celetuk salah satu pemuda, tepat saat gadis itu menghilang di tikungan.

Gadis itu adalah Sienna Ivy yang kerap disapa Sienna. Saat ini Sienna berlari melewati lorong demi lorong, tidak peduli bel masuk sudah berbunyi. Karena yang ada di pikirannya saat ini hanya satu Neo, pacarnya.

Sienna langsung menghentikan langkahnya saat matanya tidak sengaja menangkap keberadaan seorang pemuda yang saat ini tengah duduk di bangku taman, dekat ruangan kepala sekolah.

Pemuda itu duduk diam dengan tatapan kosong, seakan pikirannya melayang entah ke mana hingga tidak menyadari keberadaan Sienna di dekatnya. Bukannya langsung menghampiri sang pacar Sienna justru berbalik arah dan berjalan meninggalkan tempat tersebut.

Neon Blaze itulah nama pemuda yang saat ini masih sibuk dengan segala pikirannya. Singkat cerita Sienna dan Neo sudah berpacaran dari mereka SMP, banyak yang mengira bahwa cinta mereka adalah cinta monyet tapi siapa sangka cinta monyet itu masih bertahan sampai saat ini.

"Aku udah bilang stop lakuin ini! Kenapa sih kamu bandel banget?! " Omel Sienna yang saat ini berdiri di depan Neo dengan ekspresi marahnya yang justru terlihat lucu.

Neo menatap dalam kearah Sienna yang sudah berkacak pinggang, lalu tatapannya teralihkan pada tangan kanan Sienna yang memegang kotak P3K mini.

Yah, alasan Sienna tidak langsung menghampiri Neo tadi karena dia sempat melihat beberapa luka di wajah Neo hingga dia memutuskan untuk meminjam P3K dari UKS sekolah terlebih dahulu sebelum akhirnya menghampiri Neo.

"Ck, lihat sekarang! Wajah ganteng pacar aku jadi bonyok gini, udah kayak maling yang ketangkep warga tahu nggak" Ujar Sienna mengomentari penampilan Neo saat ini.

Alih-alih tersinggung, Neo justru tersenyum kecil melihat berbagai ekspresi yang dikeluarkan pacarnya. Mendapati respon seperti itu Sienna menghela napas panjang, berusaha menambah stok kesabarannya. Akhirnya, dia duduk di samping Neo.

"Hadap sini biar aku obatin" Ucap Sienna kali ini dengan nada yang lebih lembut.

Tanpa banyak bicara Neo langsung menuruti perintah Sienna bahkan tanpa ragu dia mendekatkan wajahnya kearah Sienna. Neo tidak menyadari bahwa tindakannya itu berhasil membuat jantung Sienna berdetak lebih cepat.

Untuk sesaat mereka saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya Neo berkomentar, "Katanya mau ngobatin, kok malah lihatin aku?"

Sienna tersadar dari lamunannya dan mulai fokus mengobati luka-luka yang ada di wajah Neo. Dia berusaha sehalus mungkin, tapi tetap saja Neo meringis kesakitan.

"Stt... Pelan sayang" Keluh Neo membuat Sienna merasa bersalah. Apakah dia terlalu kuat menekan lukanya?

"Ini juga udah pelan sayang, lagian kamu juga udah sering ngerasain tapi masih aja diulangi" Omel Sienna tanpa sengaja menekan luka Neo dan itu berhasil membuat Neo terpekik kaget.

"Aww! "

"Maaf... maaf... Sengaja" ucap Sienna dengan seringai kecil, membuat Neo mendengus kesal.

Setelah beberapa saat, akhirnya drama mengobati itu selesai. Sienna mulai merapikan kembali peralatan P3K-nya. Bukannya membantu, Neo justru menjadi pengamat.

Tatapannya menatap dalam kearah Sienna yang saat ini masih sibuk dengan peralatan P3K-nya. Aku beruntung punya kamu di dunia ini, batin Neo.

"Oke sekarang tinggal lebam kamu yang harus diobati, ayo ke kantin" Ajak Sienna setelah memasukkan kembali peralatan P3K.

"Harus banget? " Tanya Neo malas.

"Harus! Biar nggak makin parah" Jawab Sienna penuh keyakinan.

Mau tak mau Neo mengikuti kemauan pacar cantiknya. Neo bangkit lebih dulu sebelum menyodorkan lengannya pada Sienna. Tanpa ragu, Sienna langsung menggandeng lengan kekar pacarnya dengan senyum lebar.

Mereka berjalan dengan santainya melewati kelas demi kelas, padahal saat ini jam pelajaran tengah berlangsung tapi mereka seakan tidak peduli dengan itu. Sebelum ke kantin, Sienna mampir ke UKS untuk mengembalikan kotak P3K.

"Kamu udah makan? " Tanya Neo saat mereka tiba di kantin.

"Kamu pikir aku bisa makan disaat suami aku hilang nggak ada kabar?! " Ucap Sienna dramatis

Neo hanya menggeleng, enggan meladeni dramanya. "Biar aku yang pesen makanan, oke?"

"Jangan lupa es batunya" Seru Sienna sebelum Neo pergi memesan makanan untuk mereka.

Tidak lama, Neo kembali menghampiri Sienna dengan membawa sebuah mangkuk yang berisi es batu, sementara pesanan mereka akan diantar nanti.

Setelah Neo duduk di sampingnya Sienna langsung mengeluarkan sapu tangannya, membalut es batu, lalu menempelkannya ke wajah Neo. "Sini biar aku kompres," ujarnya.

Neo menurut, membiarkan Sienna merawatnya. Namun, saat mereka terdiam, Sienna tiba-tiba bertanya, "Jadi, kali ini kenapa lagi?"

Neo yang awalnya sibuk memperhatikan suasana kantin, kini menatap pacarnya."Ada apa, sayang? Cerita. Aku di sini," bujuk Sienna lembut.

Neo menghela napas panjang sebelum menjawab, "Dia bawa perempuan itu tinggal di rumah."

Sienna terdiam, menghentikan tangannya yang sedang mengompres luka Neo. Jadi ini penyebab kamu kembali ke kebiasaan lama kamu, batinnya.

"Jadi... kelakuan kamu belakangan ini bentuk protes kamu atas tindakan papa kamu?" tebak Sienna dan Neo tidak membantah hal itu.

Sienna menatapnya tak percaya. "Kamu sadar nggak sih kalau tindakan kamu bisa bikin kamu dikeluarin dari sekolah?" Ucap Sienna tidak habis pikir.

Oke, Sienna paham kalau Neo marah dan kecewa tapi tindakan yang Neo lakukan tidak akan berpengaruh apa-apa pada papa Neo justru yang ada tindakan itu akan mempengaruhi status Neo di sekolah ini.

Sienna takut Neo dikeluarkan dari sekolah atau bahkan masuk ke dalam blacklist sekolah manapun. Neo menatap Sienna dengan ekspresi datar, lalu berkata pelan, "Dan itu udah terjadi."

Sienna membelalakkan mata. "APA?!" pekiknya, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

»»——⍟——««

Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!

Oh iya buat yg baca novel pertama aku mohon maaf banget ya karena gak dilanjutin, maaf bgt karna bikin kalian nunggu tpi klo ada kesempatan aku usahain buat di lanjut. Terus dukung aku ya(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

CYTT(Part 02) Neo ke Swiss?

Happy reading semua (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇ 

Seorang pemuda berdiri di balkon kamarnya, menatap langit malam yang tengah dipenuhi bintang, namun sayangnya keindahan itu tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya dari berbagai masalah yang kembali muncul, menghantuinya tanpa henti. Pemuda itu adalah Neo, pacar dari Sienna Ivy.

Lamunannya buyar saat ponselnya yang berada di atas meja berdering. Layar ponselnya menampilkan nama 'Sienna' yang diakhiri dengan emotikon hati, sentuhan kecil yang sengaja ditambahkan oleh Sienna. Sebelum mengangkat panggilan yang panggilan video itu, Neo menarik napas dalam dan menyesuaikan ekspresinya.

"Hai, pacar ganteng aku!" sapa Sienna begitu panggilan tersambung. Melihat keceriaan gadis itu, Neo tanpa sadar tersenyum, dan reaksi kecil itu langsung disambut dengan teriakan heboh dari seberang.

"Aaaaa! Ganteng banget pacar aku! " Teriaknya dari sebrang sana.

"Sienn! " Tegur Neo, Neo sangat tau bagaimana suara cempreng Sienna dan dia takut kehebohan yang Sienna buat mengganggu waktu istirahat keluarga Sienna.

Yah walaupun saat ini dia dapat melihat bahwa Sienna sudah berada di dalam kamar tapi tetap saja, dia takut suara teriakan Sienna berhasil mengganggu waktu istirahat orang-orang yang ada disana.

"Hehehe, maaf sayang" Sahut Sienna dengan senyum bersalah, membuat Neo hanya bisa menggeleng pelan.

"Jadi, kenapa kamu nelpon aku malam-malam begini?" tanyanya sambil melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Mau mastiin kamu, mastiin kalau kamu nggak balapan dan keluyuran lagi malam ini" Jawab Sienna jujur.

"Jangan bandel, sayang. Aku nggak suka kalau kamu kembali ke kebiasaan lama kamu" tambahnya dengan nada lembut, namun cukup menekan.

Neo terdiam. Jika ditanya apakah dia ingin kembali ke dirinya yang dulu, jawabannya tentu tidak. Namun, keadaan terkadang memaksanya mencari pelampiasan.

"Udah?! Tidur, sayang" ucap Neo ingin mencoba mengakhiri percakapan sebelum emosinya makin terbawa suasana. Namun, Sienna menggeleng cepat. "Nanti" Ujarnya.

"Jadi apa yang bakal kamu lakuin setelah ini? " Tanya Sienna kembali bersuara. Neo menaikkan sebelah alisnya, merasa heran dengan arah pembicaraan Sienna. Dia menghela napas sebelum akhirnya menjawab.

"Dia bakal kirim aku ke Swiss" Jawab Neo dan itu berhasil membuat Sienna terkejut, Swiss? Batin Sienna.

"Dan lusa aku udah berangkat kesana" Lanjut Neo kembali membuat Sienna terkejut.

Secepat itu? Astaga, apakah dia akan mengalami Long Distance Relationship alias LDR seperti orang kebanyakan? Batin Sienna tidak siap.

"Dan kamu setuju sama keputusan itu?" Tanya Sienna mulai terpancing emosi.

"Setuju atau nggak, aku akan tetap dikirim ke Swiss" Jawab Neo dan dapat menebak akan hal itu.

Tapi... Akh... Nggak... Ini nggak bisa di biarin, batin Sienna menolak.

"Sayang, kali ini aku dukung kamu. Kamu boleh berantem, tapi berantemnya sama anak buah papa kamu aja. Aku bakal atur strategi biar kamu bisa kabur besok!" ucapnya serius.

Namun sayangnya Neo hanya merespon dengan tertawa kecil, mengira Sienna bercanda.

"Sayang! Aku serius! Aku nggak mau kita LDR! Aku nggak mau sendirian! Atau... atau kamu memang ada niat ninggalin aku?" protes Sienna kesal. Sungguh dia tidak bisa berjauhan dari Neo, batin Sienna.

Neo menghela napas. "Sayang, udah malam. Tidur, oke?" Ucap Neo berusaha menghentikan pembicaraan mereka saat ini, karena dia tau jika pembicaraan ini dilanjutkan pasti akan mempengaruhi emosional mereka.

"Tapi aku belum atur strategi buat bantu kamu kabur... "

"Sayang, please," potong Neo lembut.

Sienna menatap layar, melihat guratan lelah di wajah pacarnya. Akhirnya, dia memilih mengalah. "Kamu juga harus tidur, oke?" Neo mengangguk.

"Oke. Selamat malam, kesayangan aku. Mimpi indah ya, tapi di dalam mimpi kamu harus ada aku!" Dan ucapan penutup dari Sienna berhasil membuat Neo terkekeh pelan. Astaga pacar siapa sih? Gemes banget, batin Neo.

Panggilan berakhir. Neo kembali ke dalam kamarnya, merebahkan diri di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Kenangan masa lalu bersama Sienna perlahan berputar di kepalanya, membuat bibirnya secara otomatis membentuk senyuman.

"Gue harap semuanya bakal tetap di tempatnya," gumamnya sebelum akhirnya memejamkan mata. Jika Neo mulai menyelami alam mimpi maka lain hal dengan Sienna, gadis itu justru masih terjaga.

"Nggak, gue harus atur strategi supaya Om Leo batalin rencananya buat kirim cowok gue ke Swiss," tekadnya dalam hati.

Sienna pun mulai merencanakan strategi untuk membantu Neo kabur besok. Saking fokusnya dengan strategi yang tengah disusunnya, dia bahkan sampai tidak menyadari bahwa saat ini hari sudah berganti dan baru disadari olehnya saat dia mulai sering menguap.

"Oke, udah waktunya bobok cantik. Gue butuh badan yang fit buat perang besok," ujarnya dengan seringai tipis.

Sungguh dia sudah tidak sabar menanti waktu pagi. Sienna merebahkan diri di kasur, menatap foto dirinya bersama Neo yang terpajang di dinding.

"Tidur yang nyenyak, pangeranku," bisiknya sebelum akhirnya terlelap.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya alarm yang sengaja diatur oleh Sienna mulai berbunyi. Suara dari alarm itu berhasil mengusik tidur nyenyak Sienna.

"Hmm..." Ia menggeliat malas, lalu duduk di kasur sambil meregangkan otot.

"Selamat pagi, dunia tipu-tipu," ujarnya semangat sebelum beranjak ke kamar mandi untuk menjalani ritual paginya.

Tidak lama setelahnya, Sienna kembali berdiri di depan cermin, menatap bayangannya sendiri. Dia menghela napas pelan, memastikan setiap detail penampilannya sudah sempurna.

Pagi ini, dia memilih atasan putih model off-shoulder dengan tali di bahu sebagai aksen tambahan. Lengan panjangnya memberi kesan anggun, sementara rok hijau pastel berpotongan A-line yang ia kenakan dihiasi dengan pita kecil yang diikat rapi, memberikan sentuhan feminin dan manis pada tampilannya.

Setelah merasa puas, Sienna melangkah keluar dari kamar dengan penuh percaya diri. Dia mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat mengetik pesan untuk Neo.

Sienna: Sayang, jangan sarapan dulu! Aku bawain makanan spesial buat kamu!

Namun, setelah beberapa detik menunggu, status pesan itu hanya terkirim, belum terbaca.

Sienna mendengus kecil. “Yah, semoga dia belum makan duluan,” gumamnya, lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

Meski memasak bukan keahliannya, kali ini ia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk Neo sebelum menjalankan misinya yang jauh lebih besar, misi menggagalkan keberangkatan Neo ke Swiss. Namun, memastikan Neo sarapan dengan baik juga hal yang penting saat ini.

Dengan semangat, Sienna menuruni tangga dan langsung menuju dapur. Dia membuka kulkas dan menelusuri bahan-bahan yang tersedia. Setelah menemukan beberapa bahan yang bisa digunakan, ia mengangguk mantap.

“Hm, telur ada, sayur ada, sosis juga ada...” gumamnya sambil menimbang-nimbang menu yang akan dibuat.

Senyum tipis terukir di wajahnya. “Oke, waktunya misi dimulai,” ucapnya penuh tekad.

»»——⍟——««

Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!

CYTT(Part 03)Misi Kabur Dimulai!

Happy reading (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇ 

Seperti yang sudah direncanakan, pagi ini Sienna sengaja bolos sekolah demi membebaskan sang kekasih dari pengawasan calon mertuanya. Ah, membayangkan dirinya menikah dengan Neo, membuat Sienna senyum-senyum sendiri.

"Astaga Sienna! Lupakan dulu itu. Sekarang ada yang lebih penting dari itu" Ujarnya pada diri sendiri.

Sesuai rencana, pagi ini Sienna datang ke mansion keluarga Blaze dengan alasan ingin menghabiskan waktu dengan Neo sebelum Neo pergi ke Swiss. Bahkan untuk mendukung rencananya, Sienna dengan sengaja membawakan Neo membawa sarapan yang sengaja dibuat sendiri.

Kini, ia sudah berdiri di depan mansion keluarga Blaze. Setelah memastikan penampilannya sempurna, ia menekan bel di dekat pintu masuk. Tak lama, pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang sudah dikenalnya dengan baik.

"Non Sienna," sapa Mbok Surti, asisten rumah tangga di mansion keluarga Blaze.

"Pagi, mbok. Neo-nya ada?" tanya Sienna, membalas sapaan dengan ramah.

"Ada, Non. Ayo masuk dulu," ujar Mbok Surti, menuntunnya ke ruang makan.

Sienna melangkah masuk ke dalam mansion dengan percaya diri, meskipun dalam hatinya berdebar kencang. Matanya langsung menangkap sosok Papa Neo yang tengah duduk di meja makan, menikmati sarapannya bersama seorang wanita cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Namun Sienna dapat menebak siapa wanita itu sekaligus orang yang diduga menjadi penyebab Neo kembali ke kebiasaan buruknya.

Sienna menghentikan langkahnya sejenak, mengamati mereka dengan tatapan penuh arti. Jadi ini yang dimaksud Neo? batinnya menatap kedekatan mereka berdua.

Namun, dia segera menampilkan ekspresi polos dan lugunya seperti biasa. Dengan langkah ringan, dia berjalan mendekat dan menyapa dengan suara ceria, seolah-olah tidak ada yang aneh.

"Selamat pagi, Om Leo!" sapa Sienna ceria, seakan tidak mengetahui apapun.

Papa Neo menoleh, sedikit terkejut melihat kedatangan Sienna. Namun, senyum ramah segera terukir di wajahnya. "Pagi, Sienna. Tumben datang pagi-pagi begini?" tanyanya sambil meletakkan cangkir kopinya.

Sienna melirik wanita di sebelah Papa Neo sekilas sebelum kembali menatap pria paruh baya itu. "Aku mau ketemu Neo, Om. Bolehkan om? " Tanyanya.

"Tentu saja boleh, Neo ada di kamarnya. Om rasa dia belum bangun, mungkin kamu bisa bangunin dia," ujar Papa Neo dengan nada santai.

"Boleh, Om?" tanya Sienna dengan wajah polosnya, seolah meminta izin dengan sungguh-sungguh.

Melihat kepolosan gadis itu, Papa Neo hanya terkekeh kecil. "Tentu, Om rasa nggak ada yang keberatan. Bukannya kamu pacarnya?"

Mendengar itu, Sienna tersenyum senang. Tanpa basa-basi lagi, dia segera berjalan menuju kamar Neo yang berada di lantai dua. Langkahnya ringan, tapi pikirannya penuh dengan berbagai rencana.

Sesampainya di depan pintu, Sienna berhenti sejenak. Dia menarik napas dalam sebelum perlahan membuka pintu kamar Neo dengan hati-hati. Meski niatnya memang untuk membangunkan Neo, dia tetap tak ingin mengganggu tidur pacarnya dengan cara yang kasar.

Begitu pintu terbuka, Sienna langsung melihat Neo yang masih terlelap di atas tempat tidur. Napasnya teratur, wajahnya terlihat begitu damai. Sesaat, Sienna hanya berdiri di ambang pintu, menatap Neo dengan senyum kecil di wajahnya.

Namun, dia segera mengingat tujuan utamanya. Dengan langkah pelan, Sienna mendekati tempat tidur Neo. Dia berjongkok di sampingnya, lalu menyentuh lembut pipi Neo dengan ujung jarinya.

"Sayang... bangun," bisiknya pelan.

Neo hanya menggeliat sedikit, tapi matanya masih terpejam rapat.

Sienna mendesah pelan. Sepertinya cara lembut tidak akan berhasil. Dengan senyum jahil, dia kemudian membungkuk mendekati telinga Neo dan berbisik, "Sayang, kalau kamu nggak bangun dalam tiga detik, aku bakal cium kamu."

Mata Neo langsung terbuka. Dia menatap Sienna dengan ekspresi setengah sadar, tapi ada kilatan kaget di matanya.

"Eh?" Neo mengerjap, lalu mengusap wajahnya. "Sienna?"

Sienna tertawa kecil, puas karena berhasil membangunkannya. "Pagi, sayang!" ujarnya ceria.

Neo hanya bisa menghela napas panjang. "Gimana bisa pacarku sejahil ini pagi-pagi?"

Sienna hanya tersenyum lebar. "Karena pacarku juga suka bikin aku khawatir."

Neo menatap Sienna dengan ekspresi bingung. "Apa maksudnya?"

Sienna mendekat, menatap Neo dengan serius. "Aku datang buat bantuin kamu kabur dan aku udah punya rencana."

Mata Neo melebar. "Sienna"

"Udah, ah! Mending sekarang kamu mandi terus kita sarapan bareng. Aku udah masakin kamu, tahu!" kata Sienna, menarik Neo turun dari tempat tidur dan mendorongnya ke kamar mandi.

Neo hanya bisa menghela napas, tapi tetap mengikuti keinginan pacarnya. "Iya, iya. Aku mandi sekarang," ujarnya pasrah.

"Bagus! Jangan lama, ya! Aku tunggu di bawah!" sahut Sienna sebelum berbalik dan meninggalkan kamar Neo.

Begitu pintu tertutup, Neo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Ada aja ulahnya... pikirnya dalam hati. Sienna memang selalu penuh kejutan, dan kali ini pun dia tak bisa menebak apa rencana gadis itu.

Setelah meninggalkan kamar Neo, Sienna kembali ke ruang makan dan mendapati Papa Neo masih duduk di sana, ditemani oleh wanita yang tadi ia lihat. Ada sedikit kecanggungan di antara mereka, tapi Sienna tetap melangkah mendekat.

"Udah bangun?" tanya Papa Neo begitu melihatnya.

Sienna mengangguk cepat. "Udah, Om. Neo-nya masih siap-siap," jawabnya dengan nada santai.

Papa Neo hanya mengangguk. "Kalau begitu, kita tunggu Neo."

Sienna pun menarik kursi dan duduk di meja makan. Sejenak, hanya keheningan yang mengisi ruangan. Tapi akhirnya, Sienna mengumpulkan keberanian untuk membuka suara.

"Um... Om, boleh aku ajak Neo keluar hari ini?" tanyanya hati-hati.

Papa Neo mengangkat alis, menatapnya tajam. "Kemana?"

Sienna menelan ludah, tapi tetap berusaha terdengar santai. "Jalan-jalan biasa aja, Om. Om tahu sendiri kan kalau besok Neo bakal pergi ke Swiss. Aku cuma mau menikmati waktu yang ada sebelum kita LDR."

Papa Neo terdiam sesaat, lalu menghela napas panjang. Bukannya menjawab, ia justru menatapnya dalam-dalam, seakan sedang menilai sesuatu.

Sienna mulai panik. Astaga, apa dia mencurigai sesuatu? batinnya.

Namun, sebelum Papa Neo sempat berkata apa-apa, langkah kaki terdengar mendekat. Sienna langsung menoleh, begitu juga semua orang di ruangan itu.

"Om rasa kalian memang sudah merencanakan ini dari awal," ujar Papa Neo tiba-tiba.

Jantung Sienna mencelos. Ketahuan?

Namun, sebelum ia bisa menyusun kata-kata untuk membela diri, Papa Neo kembali berbicara. "Baiklah. Karena penampilan kalian sudah sangat mendukung untuk ngedate, Om izinin."

Sienna mengerjap, terkejut sekaligus bingung. Dizinin? Secepat itu?

Tapi kebingungannya tak bertahan lama karena perhatiannya langsung teralihkan oleh suara kursi yang bergeser di sebelahnya. Saat ia menoleh, matanya langsung membulat.

»»——⍟——««

Untuk ilustrasi visual, aku post di ig ya. Kalian bisa follow ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls, karena aku bakal post beberapa cuplikan adegan di sana. Oke thankyou semua!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!