Untuk kisah nyata ini aku samarkan nama dan detail nya diriku, tapi tak semuanya...Lahir 21 silam yang lalu dan hanya memiliki pengalaman kerja sebagai resepsionis klinik swasta dikampung ku membuat hati bibi ku iba untuk membawa ku ke jenjang pendidikan yang lebih baik,ia mengundang ku untuk tinggal bersama nya sekiranya membantu pekerjaan rumah sebagai gantinya ia akan membantu biaya ku untuk lanjut ke bangku perkuliahan, sudah 2 Tahun lamanya aku memutuskan untuk belum melanjutkan perkuliahan ku, senang rasanya memiliki bibi yang perhatian seperti ia.
"Kakak Ella,"sapa bibi layaknya ramah.Bibi seorang mualaf yang sejati ia sangat mengimani ke imanan nya yang baru,ya berbanding terbalik dengan ku dengan pede memakai baju terbuka dan pusaran bumi ini terlihat amat jelas.Sekilas wajah kami amat mirip bedanya bibi sedikit pendek dari aku begitu juga dengan kulit nya yang sedikit gelap dari aku.Bibi adik perempuan Papa ku,adik paling Papa sayang hingga akhir hayatnya begitu juga dengan bibi.
Perjalanan yang melelahkan tas ransel,koper dan 1 tas tenteng membuat ku sedikit keberatan tapi bukan berarti bibi tak ingin membantu ku ya, justru ia berinisiatif untuk membawa tas ransel ini hanya segan untuk melepaskan beban ini kepada bibi."Kila enggak ikut jemput bi,"tanya ku dengan panggilan akrab pada suami bibi tak lain ialah paman ku."Kila masih kerja," kami pulang menuju rumah.Satu kamar kosong telah disediakan bibi dilantai 2 rumah nya,aku berbenah dan bersihkan badan."Nanti turun ke bawah langsung makan aja la,"kata bibi meninggalkan.
Pintu kamar terkunci rapi, selesai nya mandi dan melaksanakan *double cleaning* aku memilih untuk tidur sampai hari menjadi pagi,pukul 7:30 pagi, berbenah rumah dan lanjut menemani bibi masak didapur."Tanggung jawab kamu lantai 2 aja La," bibi amat gemulai memasak untuk kami,tak lama langkah pria bertubuh tinggi dan badan yang tidak terlalu berisi menghampiri kami,ia menyapa bibi dengan pembahasan mereka, selaku pendatang aku menurunkan kepala ku dan memberikan salam pada Kila(paman) ku."Kila,"sapa ku dengan senyum dan ramah. "Eh kapan sampai kak," ia juga ramah menyambut kedatangan ku.
"Kalau untuk masak biar bibi aja,kamu enggak usah."Dari yang ku tangkap sih Kila tidak ingin makan kalau bukan bibi yang masak ya sudah aku turutin saja perintah bibi.Naik ke lantai dua dengan se-ember pakaian dilanjut suara anak kecil yang asing ku dengar,kala pakaian sudah rapi dijemur,2 Anak kembar mendatangi ku seraya pelukan akrab ku terima dari mereka."Kakak Ella,"sapa mereka dengan manja."Mana Nia ma Ani nih,"kata ku sambil menarik mereka di sofa."Ini Nia kak,yang ada tahi lalat nya." salah satu anak kembar itu membuka hijabnya.
Dari hijab yang terbuka aku sudah mulai paham membedakan mereka,kalau Nia berambut panjang dan berkulit sedikit putih sedangkan Ani sebaliknya, mereka lanjut membawa mainan dan beberapa barang kepada kamar disebelah ku."Sesuai janji Mama kalau kakak Ella datang kita bisa tinggal dikamar atas," bibi hanya tersenyum meninggalkan kami.
Langkah ku keluar menatap balkon kosong melihat situasi bangunannya enak banget dibuat sofa dan meja disini apa aku pindahin aja ya sofa yang ada di sudut ruangan,ah tanya bibi dahulu deh."Bi,diatas enak tuh dibuat sofa sama meja jadi bisa melihat jalan raya." bibi menganggukan kepalanya."Bei dengar kan dirimu," astaga aku enggak lihat ada Kila dibalik pintu dapur.
"Ntar,"jawab Kila sedikit teriak.
Bibi dan aku terpaut usia 21 Tahun jadi kalau untuk obrolan masih sangat tidak beda jauh ya, lagi pula bibi ku ini gaul modelnya,anti kudet lah.
"Makan kak,"putu bambu buatan bibi tersaji untuk ku,kami duduk mengobrol dihadapan meja kaca ini."Papa sudah berapa lama sih kak enggak ada,"tanya bibi membuka obrolan diantara kami."Jalan 2 Tahun Bi,"suatu kesedihan bagi bibi ke-3 Abang nya meninggalkan ia dan bahkan ia tidak bisa balik ke kampung untuk sekedar berziarah dimakam itu.Bibi ku ada 4 dan ke-4 nya sangat akrab dengan ku.
Bibi ku yang satu ini sedikit tegas beda dengan ke-3 bibi ku yang lainnya, nanti juga kalian bakal kenal dengan bibi yang lainya.
Setelah makan siang dan pagi selesai bibi membawa ku ke pasar untuk belanja mingguan disana ada juga kenalan/ keluarga kami tapi hubungan nya terlalu jauh kalau dari adat."Ini beru di kamatuah? Udah besar ya." kata wanita penjahit itu, kios nya berada di pinggiran pasar Depok ini."Ia kak,beru si kama ini.Kalau si Andi kan enggak ada beru nya,kalau Si jenda anak perempuan,anak laki-laki pun enggak ada."
Suntil/sirih yang dipadu dengan perbumbuan menyatu menjadi merah di bibir bibik itu."Jadi gimana rencana ndu tentang permen kita ini."
Ndu:(kamu,dalam bahasa Karo)
Permen:(Sebutan untuk menantu perempuan,atau seseorang wanita yang memiliki Beru sama seperti kita tapi secara usia/adat ia lebih muda)
"Kuliah dia kak,sama akulah dia tinggal,"singkatan saja bik batin ku mulai bosan dengan obrolan mereka, nyatanya mereka sanggup bercerita sampai 3 jam lamanya,aduh pusing banget aku."Pulang lah kami kak,gak jadi belanja."
"Makanya dek,pagi kian kau datang."baiknya Bibik itu menghantarkan kami sampai pergi jauh dari rumah nya,bibi sedikit bercerita hanya saja suara dari kereta yang melintas dan laju motor membuat fokus telinga ku tidak terkonsentrasi pada obrolan bibi."Kila enggak marah bik adik-adik kita tinggal lama," gelengan bibi jadi saksi kalau bibik sudah terbiasa pergi lama begini."Aku langsung ke atas ya bik," ku tinggal bibik dengan Kila ngobrol diluar rumah, entah apa yang mereka sepakati biarlah mereka yang tau itu.
Adik-adik itu sedang tidur siang, dilanjutkan dengan aku yang ingin berbalik ke kamar ternyata Kila naik ke atas untuk menentukan sesuatu kira-kira apa ya,ah biarlah itu menjadi urusannya.
Pintu kamar mereka terbuka dan nampak jelas kamar yang tadinya rapi malah jadi kapal pecah dalam beberapa detik,"Nanti beres kan lagi ke semula ya dek,"ucap ku sedikit menahan emosi kepada mereka."Ok kakak."
Sudah seharian aku sampai disini tpi teman kerja atau pun bermain seolah melupakan ku secepat itu ya batinku, entah permasalahan ibu/ bapak kedepannya bagaimana.
"Kakak tinggal dulu dek,"balik ke kamar dan memutuskan untuk kembali tidur, capek banget tau perjalanan Medan- Jakarta .biar pun cuman 2 jam di pesawat tapi transit kereta ini amat melelak
'Semangat dikampung orang." pesan dari Hela Mamak tak lain dan tak bukan ialah kekasih gelap ku saat ini, sedih banget harus meninggalkan mereka.
Tapi bukannya tertidur aku malah bebenah rumah sampai jam 3 baru tidur makan lngsung otw dia
Ternyata benar kata pepatah,darah lebih kental dari air dari hubungan persepupuan ini si kembar Nia dan Ani mulai akrab dengan ku,kami bermain hingga hari terus berganti,kali ini bibi akan pergi ke luar negeri tepatnya negara Jiran kita untuk menghadiri pernikahan ke-2 teman nya."Bibik titip adik ya kak,ntar mobil jemput sekolah datang jam 7:00 pagi tepat jadi adik-adik harus sudah siap sebelum jam segitu,"pesan bibi sebelum diantar oleh paman.
Paman juga ikut sekalian pergi keluar kota untuk urusan Sebua pekerjaan,ia dan bibi percaya meninggalkan ke-2 putrinya ditangan ku hanya saja disela-sela mereka pergi paman sempat ragu dengan ku,dari ucapannya 'Kamu yakin ninggalin Nia dan Ani?emang Adri sanggup jaga mereka selama seminggu.'Kila sepertinya ragu untuk meninggalkan kami bertiga dirumah sebesar ini.Bibi meninggalkan sejumlah uang saku untuk ku ya selagi ada waktu luang begini ku dekor ulang rumah dengan menarik kursi panjang itu mendekati balkon dan Sebuah meja dari lantai bawah untuk laptop ku,aku mulai menulis cerita yang ada di isi kepala melalui media aplikasi biru ini."Neng.Teteh pulang dulu ya,"pembantu rumah tangga sudah menyelesaikan tugas-tugasnya.
Tumben adik-adik belum kembali juga ah nanti juga Bibi pasti kasih kabar kalau adik-adik harus dijemput atau bagaimana."Kila,"kataku terkejut melihat mobil Kila kembali lagi,ia seperti terburu-buru,oh iya teteh tadi kunci pintu atau enggak ya, sepertinya mengunci pintu buktinya butuh waktu lama juga buat Kila Keluar lagi dari rumah.
Mobil jemputan sudah kembali adik-adik dengan ricuhnya kembali membuat rumah bersuara,dari cerita mereka tentang kehidupan sekolah seperti nya asik banget satu hari ini.Mereka kembali ke kamar setelah puas bercerita dengan ku."Mau buatin es enggak?"Aku turun untuk membuatkan minuman segar versi ku untuk mereka.
'Treet,'getaran handphone membuat ku sadar selama ini ia ada di balik Kantong piayama ku,pesan dari ex crush ia mengundang ku ke pernikahan nya,ah sungguh merusak mood sekali rasanya bagaimana bisa aku hadir sedangkan perjuangan ku juga belum ada diangka nol.'Datang ya Dri,'pesan itu berbalas lagi sepertinya ia tidak tahu kalau aku sudah jauh dari pulau Sumatera.Ah mengabaikan nya bukanlah suatu kesalahan yang fatal.
Kembali dengan sofa panjang dan secangkir minuman dingin, menulis cerita yang tak habis inilah kesibukan ku,aku mencoba untuk kerja biar bisa hidup bebas.Ya walaupun disini juga bebas sih tapi tak senyaman rumah sendiri ataupun menyendiri."Kakak belum tidur?"Nia datang dengan penuh perhatian,ia gantian turun ke lantai bawah dan secangkir susu hangat ia buat kan untuk ku.
Ha mobil Kila pulang lagi,apa Kila enggak jadi kerja ke luar kotanya.Malah adik-adik tidur lagi gimana ni,Kila punya kunci rumah tidak.
"Ell...Kila di depan bukain pintu ya," ucap bibi melalui pesan suara, terpaksa ku pakai cardigan ku dan turun ke lantai dasar untuk membuka pintu bagi Kila.Sebenarnya ada rasa canggung berlebihan dihatiku tapi bagaimana lagi mau tidak mau aku harus membukanya bukan."Adik-adik sudah pada tidur,"kata Kila membuat anggukan kepala ku,aku langsung menyolong naik ke atas usai ia masuk.
Saat langkah ku memasuki kamar ku dengar dari lantai bawah sepertinya Kila masak sesuatu entah apapun itu biarlah menjadi urusannya, sampai adik berangkat sekolah aku turun berniat memasak serapan buat adik-adik tapi nyatanya Kila sudah bangun dan menyiapkan serapan buat adik-adik."Mereka sudah bangun?"Aku langsung kembali ke posisi awal membangunkan mereka dengan penuh perhatian."Ia kakak kita sudah bangun,"Ani menurunkan langkah nya untuk pergi ke kamar mandi begitu juga dengan Nia.
Selesai mereka mandi dan berbenah mobil jemputan sudah siap untuk mereka,ia mereka berangkat selagi menunggu kedatangan si teteh aku harus apa? Di bawah ada Kila segan juga kalau harus bertatap muka dengan dirinya,aku tunggu teteh saja datang tapi aku lapar banget ya Tuhan gimana ini,apa tak mengapa kalau aku pergi ke dapur sebaiknya aku mengganti baju ku sebelum turun ke bawah.
Astaga tidak ada apapun ya sudah lah aku masak saja apa yang ada untuk ku dan adik-adik, selagi menunggu si teteh datang."Neng,kamu sudah masak ya," teteh datang dengan segudang bahan masakan."Iya teh aku lapar banget," mie kuning goreng berteman kol menjadi menu hari ini.
Selesai nya ia bekerja kami mengambil waktu untuk sekedar bercerita tentang kehidupan masing-masing,Dari teteh aku tau kalau bibi merupakan pejuang garis 2 selama 4 Tahun lamanya, makanya di usianya yang ke-42 ini anak-anak nya masih bersekolah di kelas 2 SD atau sekitar umur 8Tahunan lah.
Teteh membuat sebuah cemilan.Ia amat rajin mengolah bahan dapur menjadi sebuah cemilan nikmat buat kami begitu juga dengan bibi,"Neng maaf kalau tersinggung teteh cuman mau nanya.Neng teh keluarga dari bapak atau ibu?" ia melirik ke arah kalung simbolik agama ku."Ibu,saya keponakan nya," jelas ku singkat padanya."Maaf ya neng, pertanyaan saya lancang." waduhh Soft spoken banget tapi benar sih lancang banget pertanyaan nya.
Untungnya hari ini ia ada jadwal untuk menyetrika baju jadi untuk pulang masih lama waktunya,aku sedikit membantu nya dengan cara membalikkan pakaian atas tawarannya aku memberanikan diri untuk menurunkan pakaian ku agar di setrika olehnya."Gak apa-apa atuh neng." kan sudah ku bilang.
'Kak, besok mulai cari universitas yang kamu mau ya,biar Bibi siapin dananya.'padahal bibi jauh di negeri orang tapi masih bisa pantau aku banget.Siap bik kalau begitu, bermodalkan laptop dan jaringan wifi ini akan ku cari dimana ada Universitas dekat dengan kota Depok ini,yaps pilihan ku jatuh pada universitas Pamulang, sungguh universitas impian ku banget.Karena mulai SD sampai SMP aku selalu disekolahkan disekolah dengan bangunan bertingkat jadi seru kalau hanya SMA saja yang bersekolah digedung datar."Bik gimana?"
"Kalau kamu oke bisa kan daftar sendiri, entar soal biaya kabarin bibi.Kunci motor minta sama Kila sebelum Kila pergi."Itulah pesan suara selanjutnya,aku pergi mengetuk pintu kamar Kila.
"Kila,kata bibi boleh pinjam kunci motor," ia langsung memberi tanpa seucap kata pun, secara adat kami memang ada larangan untuk tidak berbicara lebih dari kata obrolan penting, karena hitungannya kami dapat dikatakan hubungan antara menantu dan mertua.
Dapatlah alamat dan pendaftaran ku pada universitas itu dan aku memilih untuk masuk dihari Sabtu, bayangan ku aku akan bekerja jadi pilih lah jadwal offline nya itu hanya 1 kali pertemuan sisanya online.Besok hari Minggu hari pertama aku bergereja tapi gimana ya aku enggak mungkin kan berharap gereja sama dengan bibi.
"Halo bik,"panggilan telepon ku.
"Sukses kak?"demikianlah pertanyaan bibik pertama kalinya untuk ku."Sukses bik,oh iya bik gimana besok aku mau Ibadah bingung aku gereja dimana." bibi diam sejenak mungkin lagi sibuk atau sekedar berpikir."Ini kak,bibi kirim alamatnya ke kam ya, nanti disitulah Kam ber gereja." Oke itu tidak menjadi masalah berarti bagi ku.
Sampailah hari dimana waktu ditentukan, pagi sekali aku berangkat dari rumah bahkan adik-adik belum bangun aku sudah dijalan mencari alamat yang Bibik berikan untuk ku,nyatanya asal kalian tahu aku berangkat jam 8 pagi sampai 9:30 tak kunjung menemukan letak titik dimana gereja rekomendasi dari bibi sampailah aku pada gereja lain,dan juga bukan merupakan satu sekte perkumpulan kami, tata cara ibadah nya berbeda banget walaupun menggunakan bahasa Indonesia.
Disini beribadah dengan nyanyian dan tarian sementara kami hanya sekedar memuji tuhanmu melalui nyanyian,meriah aku suka sambutan mereka juga amat baik bagiku."Kak nanti ikut muda/mudi kami ya kalau ada waktu dan kesempatan," mereka langsung menyambut ku layaknya anggota jemaat itu.
Sepulangnya dari ibadah bibi mengirim pesan singkat banget "Gereja kak?" aku jawab apa ya,apa aku cerita aja kalau aku tersesat tapi takut kalau bibi marah karena lumayan jauh juga perjalanan ku itu,lain dari jalur yang ditentukan."Iya bik,"balas ku singkat.
"Panas ya neng,"si teteh enak banget dengan daster nya,oh iya Kila juga enggak ada dirumah aman-aman aja sih mau berpakaian gimana juga,tapi entah kenapa mulai aku kecil hingga sebesar ini takut banget melihat Kila.Kalau ku bayangkan dulu sempat meminjam uang ponsel nya untuk bermain game ia baik tapi entah kenapa ada ketakutan aja melihat ia."Iya teh,adem banget ini daster,"tarik ku membuat si teteh tertawa lepas."Neng malu ah,panas tau neng mumpung si bapak juga enggak ada." aku mengangguk dan melihat kulkas.
Ah enggak ada makanan lapar banget ni perut, adik-adik betah banget enggak turun
-turun dari kamar padahal hari libur ngelakuin kegiatan apa gitu kek biar enggak ngebosenin
kalau begini kan waktu rasanya lama banget berputar nya.1 piring nasi berteman lauk Ayam gulai menjadi makan siang sekaligus pagi untuk ku.
"Teh ini tempatnya dimana?" menunjukkan alamat yang bibik berikan padaku,dari kerut dahi si teteh aku juga yakin ia tidak tahu letak alamat ini dimana yakin 1000% aku pasti ia tidak mengetahuinya,"Ini mah dekat neng
,lampu merah ni belok kanan masuk gang kecil dari rumah makan sampai tuh," waduhh bodatt prediksi ku salah besar,mati...pasti bibi marah ni kalau tau aku enggak datang ke alamat itu, siap-siap kena omelan bibi.
Ternyata hari itu ada gereja sorenya,jadi total Minggu ini aku sudah bergereja sebanyak 2 kali dan duduk di rumah Tuhan sebanyak 5 jam tak apalah demi Bibik tidak marah.'tek,'jam tangan seorang laki-laki jatuh dihadapan ku,ia menuruni beberapa anak tangga untuk mengambilnya."Ini kak,"kataku dengan gaya anak kota."Makasih ya," ia melangkah cepat lagi.Gimana ni adik-adik ku tinggal mudah-mudahan tidak ada masalah besar lah.Maaf Tuhan untuk saat ini aku datang hanya untuk formalitas sahaja.
Yahh mereka tidur padahal aku sudah bela-belain beli makanan untuk mereka,ya sudah lah aku menikmati nya dibalkon saja.
Sepi tiada kegiatan lain selain satu dua motor lalu-lalang dijam segini.Sebenarnya enak juga tidur disini menikmati langit malam dan kesepian ini,ku ambil Selimut dan bantal untuk sekedar berbaring dan bermain laptop disini.Aku rindu papa yang di surga.Mama yang dikampung dan adik-adik juga, bagaimana ya kabar mereka.Aku takut tidak bisa pulang kalau ikut dengan bibi, entah kenapa ketakutan itu menghantui pikiran ku.
Pagi sekali dapur sudah berbunyi tak lain adalah ulah ku yang sudah mulai memasak untuk serapan Ani dan Nia."Ani Nia, panggil ku agar mereka segera bersiap,"nyatanya sampai aku selesai masak mereka tak kunjung gerak bagaimana ini malah pintu dikunci lagi."Adik,"teriak ku sembari membuka-buka pintu, setengah jam lamanya baru mereka membuka pintu untuk ku.Mereka mandi dan ya aku tinggal merapikan rumah,dan ya usaha ku untuk bangun pagi seperti sia-sia untuk memasukkan bekal saja mereka tidak bisa bagaimana ini.
"Makan neng,"siteteh tumben pagi banget datangnya."Ia teh, tumben pagi sudah datang." ia mengambil pakaian kotor segera mencuci nya lanjut membersihkan rumah,"Neng.Teteh izin ya buat pulang lebih awal menantu teteh lagi sakit sepertinya mau melahirkan,"ia aku izinkan saja yang penting kerjanya sudah beres dan rapih."Silahkan teh,"selesai makan membuka link buat ujian perkuliahan penentuan kelas dan juga masuk atau tidak nya ketahap selanjutnya."Yee," walaupun waktunya mepet banget aku sudah bisa menyelesaikan ujian ku dengan benar dan
tepat.
"Pulang cepat dik,"hari ini sikembar pulang cepat sekali,jam 13:00 mereka sudah tiba dirumah.
"Kakak masak apa?"langkah mereka mendekati dapur dan menemukan nugget yang sudah ku goreng, memang aku tak pandai memasak makanya hanya berani memasak makanan instan untuk kami.
Untungnya si teteh sebelum balik sempat untuk memasak kan kami makanan rumah jadinya ada lauk untuk sekarang sampai nanti malam."Teteh pulang dulu ya neng,"tugasnya selesai kami melanjutkan pekerjaan yang tinggal sedikit, misalnya mengangkat pakaian yang ia jemur tadi.
Sebenarnya bosan juga tidak ada kegiatan seperti ini,mau ngapain ya aku bingung kalau terus bermalas-malasan begini bagaimana ini apa yang harus dilakukan supaya ada kegiatan.'Dri,kamu sehat?' tumbennya mama tanya kabar aku begini ada apa ya.
"Kenapa ma?" lebih baik berbicara ditelpon seperti ini ketimbang harus memberikan ketikan tak berekspresi."Kamu sehat?" oh hanya sekedar menanyakan kabar ku disini ta
"Puji Tuhan sehat ma,mama gimana," mama diam sejenak sembari menundukkan kepalanya."Sehat Dri,Dri mama minta maaf ya enggak bisa setia sama janji Mama."Janji yang mana ini aku berusaha berpikir jelih ya mama sudah melanggar janji kesetiaan diantara kami,sakit banget ma harus mendengar kabar ini mengingat aku jauh disini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!