" aku pulang sendiri saja, kamu bisa lansung pulang kerumah" ujar afkar pada asistennya yang bernama Bagas.
" baik tuan, saya permisi" pamit Bagas lalu pergi.
Afkar keluar dari kantornya sendirian. kantor sudah sepi karena sudah malam dan para karyawan sudah pada pulang.
Afkar mengambil kunci mobilnya lalu berjalan ke basemen kantor untuk mengambil mobilnya. Setelah itu dia lansung menancap gas untuk pulang ke rumahnya.
Dreeet
Ponsel afkar bergetar menandakan ada panggilan masuk. dia mengambil ponselnya yang ada di dalam saku lalu melihat nama yang menghubunginya ternyata adalah adiknya.
" kak Afkar dimana? " tanya ana di seberang sana.
" lagi di jalan ni, otw pulang " jawab Afkar.
Ponsel Afkar di letakkan di depan, di telinganya terpasang handset agar dia tidak kesusahan memegang ponselnya.
" coba kak Afkar cek di kursi belakang ada buku ku tidak?" tanya ana.
Afkar menoleh ke belakang untuk memeriksa apakah ada buku ana. Dan ternyata memang ada.
Saat Afkar menoleh lagi kedepan tiba tiba ada sebuah truk yang berada tepat di depan mobilnya dengan jarak yang sangat dekat.
Brakk
Tidak sempat Afkar bereaksi atau membelokan mobilnya. truk tersebut sudah menghantam mobilnya hingga kaca mobilnya pecah berkeping-keping. Mobilnya terbolak balik di atas jalan hingga kepalanya terbentuk beberapa kali. beberapa pecahan kaca menusuk kulit wajahnya.
Mobil tersebut berhenti dengan posisi terbalik. tangan Afkar yang di penuhi darah terlentang keluar dari jendela mobil. Wajah dan kepalanya di penuhi oleh darah segar.
" kak, hallo. Kakak kenapa?" di detik detik terakhirnya Afkar dapat mendengar suara panik adiknya. pandangannya yang kabur dapat melihat beberapa Kendaraan berhenti dan orang orang berdatangan untuk membantunya.
Matanya perlahan tertutup dan pandangannya mengelap. hal terakhir yang dia dengar adalah suara ambulan bercampur suara bising orang orang serta suara ana yang terdengar panik.
•\=\=\=\=\=•
" apa yang terjadi? Kenapa aku disini?" ujar Afkar panik kala dirinya berada di sebuah ruangan rumah sakit yang terdapat tubuhnya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit.
" aku sudah mati?" ujarnya lagi.
tangan mencoba menyentuh tubuhnya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan badannya yang di pasangkan alat alat rumah sakit yang tidak dia mengerti.
" aku beneran sudah mati" gumamnya lirih saat tangannya tidak bisa menyentuh tubuhnya sendiri. " aku sudah menjadi hantu"
Tiba tiba seorang pria tampan berpakaian putih muncul dan berdiri di depannya. Afkar berfikir mungkin itu malaikat maut yang ingin mengambil nyawanya.
" aku akan ke di pindahkan ke surga apa neraka?" tanya Afkar takut takut. Bahkan dia sudah siap untuk menangis.
" kau belum mati" jawab pria itu " aku bukan malaikat, tapi aku jin yang akan membantu untuk hidup "
" benarkah?" tanya Afkar terkejut. Berarti dia belum mati? lalu kenapa arwah dan jasadnya terpisah?
" iyaa, kau punya waktu 44 hari untuk hidup, jika kau gagal berarti kau akan mati" ujar pria itu.
Afkar terdiam. 44 hari? Dia harus apa untuk hidup?
" bagaimana caranya?" tanya Afkar.
" kau harus mencari seorang gadis yang memakai gelang bintang berwarna biru"
" setelah menemukan dia aku bisa hidup?"
" tidak, kau harus memakai gelang itu baru kau bisa hidup kembali "
Afkar terdiam. Itu bukan hal yang susah. tapi, dimana dia bisa menemukan gadis itu? Dunia ini luas, apa gadis itu berada di jakarta atau belahan dunia lain?
•\=\=\=\=•
Visual Afkar kaivan
Afkar keluar dari ruangnya. Saat dia berada di luar dia melihat ana yang sedang menangis di balik pintu. gadis itu menangis sendirian berjongkok di balik pintu.
Bahu ana Bergetar, Isak tangis lirih terdengar keluar dari bibirnya. Afkar berjongkok ingin menenangkan adiknya, namun tangannya tidak bisa menyentuh adiknya.
" ana, kenapa kamu menangis? aku tidak apa apa, aku tidak merasakan sakit sama sekali" ujar Afkar. namun tentunya tidak dapat di dengar oleh ana.
afkar ingin memeluk ana, namun tidak bisa. dia tidak bisa apa. Melihat adiknya menangis seperti ini membuat dia ikut merasa sedih.
" ana" panggil Angga yang baru saja tiba bersama istrinya Laura.
" kak Angga" ujar ana mengangkat kepalanya.
Ana lekat berdiri, dia tidak berani menatap Angga karena dia takut Angga akan marah padanya" aku minta maaf, kak. Gara gara aku kak afkar kecelakaan " ujar ana Bergetar dan penuh rasa penyesalan.
" tidak! Ini bukan salah kamu na" ujar Afkar membantah. kecelakaan yang dia alami memang bukan salah ana.
Angga memeluk ana " tidak, ini sudah takdirnya" ujar Angga mengusap punggung ana untuk menenangkannya.
Afkar bernafas lega karena Angga tidak menyalakan ana. Afkar lekas pergi dari sana karena ana sudah aman sudah ada kakak dan kakak iparnya.
Afkar tidak tahu harus berjalan kemana. dia berjalan tanpa tujuan. Pikirannya memikirkan bagaimana caranya dia bisa menemukan gadis itu.
" di mana aku bisa menemukan dia?" gumam Afkar.
Afkar berjalan di trotoar. trotoar sepi karena hari sudah larut malam. namun jalanan cukup ramai dengan banyak Kendaraan berlalu lalang.
afkar duduk di halte bus karena tidak tahu harus berjalan kemana lagi. Saat dia sedang melamun tiba tiba ada seorang gadis yang duduk di halte bus tersebut.
Afkar melirik gadis itu sekilas. Kenapa ada gadis yang berkeliaran sendirian di malam hari seperti ini? apa dia tidak takut di begal?
" malam hari seperti ini seharusnya dia diam di rumah bukan berkeliaran. Giliran di begal atau di perkosa baru menyesal" ujar Afkar.
Gadis itu nampak meliriknya dengan tatapan tajam " apa itu masalah untuk mu?" tanya gadis itu dengan nada ketus.
Kening Afkar berkerut dalam menandakan dia sedang binggung. dia menunjukkan dirinya sendiri" kau bisa melihat ku?" tanya Afkar tidak percaya.
" bahkan aku bisa melihat dia" ujar gadis itu menunjukkan ke arah sebuah pohon besar yang ada di seberang jalan dengan matanya.
Afkar melihat kesana dan dia lansung terkejut kala melihat seorang Kunti yang sedang duduk santai di akar pohon tersebut.
Afkar menggeserkan duduknya hingga mendekati gadis itu. Gadis tersebut merasa risih lalu menjauhkan dirinya dari Afkar.
" kau takut?" tanya gadis itu sinis.
Afkar menatap gadis tersebut dengan kagum. Kenapa gadis ini bisa bersikap santai saat ada 2 maklum halus di sekelilingnya? Meskipun dia ini hantu tampan sedangkan Kunti itu terlihat sangat menyeramkan.
" tentu saja aku takut, dia sangat menyeramkan" jawab Afkar.
Gadis itu berdiri dari duduknya lalu berjalan meninggalkan Afkar. Afkar lansung berdiri, dia tidak berani melirik Kunti tadi, dia mengikuti gadis yang belum dia tahu namanya.
" hey, tunggu aku" ujar Afkar mengejar langkah gadis tersebut.
" nama aku bukan hey" ujar gadis itu tanpa menghentikan langkahnya atau memelankan laju kakinya.
" terus siapa nama mu?" tanya Afkar penasaran.
" aku tidak tertarik memberi tahu mu" jawab gadis itu ketus.
Afkar cemberut, dia berjalan di depan gadis itu dengan langkah mundur. gadis itu menatap Afkar kesal " minggir dari hadapan ku"
" kasih tahu namamu dulu"
" apa yang aku dapatkan jika aku memberi tahu nama ku?" tanya gadis tersebut menghentikan laju langkahnya.
" kau ingin apa? "
" kau punya uang? aku hanya ingin uang"
waw! Ternyata gadis yang berada di depannya saat ini adalah gadis matre. Bisa bisanya untuk mengetahui namanya saja harus bayar.
" aku punya banyak uang, nanti aku akan memberikan nya untuk mu berapapun yang kamu mau"
Gadis tersebut terlihat tersenyum sinis" waw! kau kira aku bisa kau bohongi dengan kau berikan daun?"
" tidak! aku benar benar akan membayar mu" ujar Afkar menyakinkan.
" nama ku arasely zeline, sekarang pergi lah dari hadapanku" ujar zelin.
" waw! Nama yang cantik " puji Afkar.
" menyingkir lah" ujar zelin mendorong tubuh Afkar agar menyingkir dari hadapannya.
Afkar terkejut ternyata selain bisa melihat dan mendengarnya, zelin juga bisa menyentuhnya. Afkar kembali mengikuti zelin lalu mencolek lengan gadis itu.
" waw! aku bisa menyentuh mu" ujar Afkar kegirangan.
zelin tidak peduli, dia terus berjalan tanpa menghiraukan Afkar yang terus mengoceh membuat telinganya sakit. Zelin memilih mengambil handset lalu dia pasangkan di telinganya. Setelah itu dia mengambil ponsel jadul miliknya dan memutarkan lagu.
" ponsel mu terlihat sangat jelek" ujar Afkar " layarnya sudah retak, itu sudah tidak pantas untuk di pakai lagi"
Zelin berbelok ke sebuah gang. Mereka melewati gang sunyi dan sepi. gang ini hanya di terangi oleh lampu Temaram yang terkesan sangat horor.
" hy zelin cantik, aku menunggu mu sedari tadi" ujar pria yang tiba tiba muncul di depan mereka. Membuat langkah keduanya terhenti
Afkar menatap pria itu dengan tatapan menyelidik. Kaki pria itu sama sepertinya, tidak menyentuh Tanah. Wajahnya juga terlihat pucat, apa lagi tangannya yang juga terlihat begitu pucat. Afkar nembak jika dia juga arwah sama sepertinya. Tidak menyeramkan seperti hantu, namun mereka tetaplah arwah.
" kau sudah kembali?" tanya zelin.
" iyaa, aku kembali dengan cepat karna aku merindukan mu" jawab pria itu.
Afkar mencebik bibir meniru gerakan mulut hantu itu. tiba tiba hantu itu mengajaknya bicara.
" kau siapa? aku baru pertama kali melihat mu" ujar pria itu.
" aku Afkar kaivan, pria tampan dan mempesona " ujarnya dengan tingkah percaya diri penuh.
" aku varel Fernandes, pewaris tunggal Fernandes" ujar varel menyombongkan posisinya sebagai pewaris dari keluarga Fernandes, keluarga terkaya di negeri ini.
" tapi sayangnya kau sudah mati dan tidak bisa lagi menjadi pewaris" ledek Afkar.
" kau sangat pintar berbicara, aku suka " puji varel.
Sedangkan zelin tidak peduli dengan percakapan kedua hantu itu. dia melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah.
varel dan Afkar berjalan berdampingan di belakang zelin. Keduanya terlihat seperti bodyguard yang menjaga majikannya.
" kenapa dia berada di luar malam malam seperti ini?" tanya Afkar pada varel.
Dis yakin, varel dan zelin sudah lama kenal. jadi varel pasti tahu kenapa zelin masih berada di luar malam malam seperti ini.
" dia itu bekerja di sebuah toko aksesoris yang buka dari pagi sampai jam 12 malam. Jadi karena itu jam segini dia baru pulang" ujar varel.
Afkar mengangguk mengerti. Mereka baru saja kenal, namun sudah akrab saja. " jika aku bisa hidup, aku akan memberikan dia pekerjaan di kantor ku dengan posisi yang bagus "
" bukan hanya kau yang ingin melakukannya, aku juga ingin. tapi itu sangat mustahil " ujar varel.
" kau mati apa koma!" tanya Afkar penasaran.
Mereka masuk ke area rumah zelin. zelin masuk duluan lalu mengunci pintunya dan mereka berdua masuk dengan menembus pintu.
" aku koma, namun aku tidak ingin hidup lagi" jawab varel.
kening Afkar berkerut binggung. Ko bisa bisanya tidak ingin hidup lagi? Sedangkan Afkar sangat ingin hidup kembali.
" kenapa?"
" karena jika kita sadar nanti, kita akan melupakan apa yang terjadi saat ini. Dan otomatis aku akan melupakan Zelin"
" kau menyukainya?" goda Afkar Menaik turunkan alisnya.
"CK!" varel berdecak" tapi dia tidak menyukai ku" lanjut varel dramatis.
Afkar tertawa ngakak, menertawakan nasib varel " lagian, ada ada saja kau malah menyukai Zelin, jelas saja Zelin tidak akan menyukai arwah "
varel mengangguk setuju dengan ucapan afkar" dia bilang, dia tidak ingin jatuh cinta pada ku yang akhirnya akan melupakan dia "
mereka berdua baru menyadari jika Zelin sudah tidak ada disana . zelin sudah masuk ke kamarnya Sedari tadi, gadis itu pasti lelah seharian berkerja.
•\=\=\=•
Visual arasely zeline
semalam dia dan varel terus berbincang hingga pagi tiba. Anehnya mereka berdua tidak merasa ngantuk atau lelah sama sekali. Bahkan mereka tidak merasa lapar.
Cekleek
Suara pintu terbuka membuat keduanya menoleh. Ternyata Zelin baru saja bangun tidur keluar dari kamarnya dengan rambut acak acakan dan juga wajah khas orang baru bangun tidur.
Zelin berjalan ke kamar mandi yang ada disebelah kamarnya. rumah ini memang sangat sempit. Hanya ada satu kamar tidur dan satu kamar mandi yang terpisah dengan kamar. lalu dari dapur yang ukuran sempit dan juga sebuah ruang tamu yang hanya di isi oleh satu sofa panjang dan satu meja.
" bangun tidur aja dia cantik" celetuk varel menatap kagum pada Zelin yang berlalu masuk ke kamar mandi.
Afkar menatap varel sambil mengeleng gelengkan kepalanya tidak habis pikir. Afkar mengakui jika Zelin memang cantik, tapi tetap saja tidak mampu membuat dirinya terpesona.
" secinta itu Lo sama dia?" tanya Afkar
Varel mengangguk" lebih dari itu" Jawabnya.
" Lo sadar Lo dan dia itu berbeda, kalian nggak akan mungkin bersama" ujar Afkar sok bijak.
" gw tahu, tapi meskipun gw hidup juga tetap akan mustahil " jawab varel.
Zelin keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. dia menguncir rambutnya seraya berjalan menuju dapur.
" mau gw bantuin zel?" tanya varel yang berada di samping Zelin.
" nggak, gw bisa sendiri" tolak Zelin.
Afkar berdiri di samping varel. dia menatap binggung varel " emang Lo bisa bantu dia?" tanya Afkar penasaran.
Pasalnya kan mereka tidak bisa menyentuh apapun. Kecuali menyentuh Zelin. Entah kenapa mereka bisa menyentuh gadis itu, mungkin karena Zelin memiliki indera keenam kali ya.
" bisa" jawab varel yakin.
" caranya?" tanya Afkar penasaran.
" lihat ini ya" ujar varel lalu menatap pintu kulkas yang tertutup rapat.
Afkar ikut menatap kulkas tersebut karena ingin tahu apa yang ingin varel tunjukkan.
" waw! " seru Afkar terkejut sekaligus kagum saat melihat pintu kulkas itu terbuka tanpa di sentuh " ko Lo bisa gitu?"
" emang Lo nggak?" tanya varel binggung. Pasalnya setahu dia semua arwah memiliki kekuatan seperti itu. Masa afkar tidak?
" nggak tahu, belum pernah nyoba" jawab afkar " gimana caranya?"
" coba Lo fokus tatap kulkas yang pintunya terbuka itu, lalu Lo katakan ke inginan Lo di dalam hati "
Afkar mulai mencoba, dia menatap fokus pada pintu kulkas yang terbuka lalu mengatakan dalam hatinya " rusak "
brugh
pintu kulkas tersebut terjatuh ke lantai. zelin menatap tajam pada Afkar. Sedangkan varel refleks lansung memukul kepala Afkar yang terlihat kesenangan karena berhasil.
" kenapa Lo mukul gw? Gw berhasil kan?" tanya Afkar heran. Dia kan berhasil, kenapa malah di pukul?
" Lo pikir kulkas gw murah haa?!" sentak Zelin marah.
" Lo tanggung sendiri deh resikonya " ujar varel lalu menghilang.
" nggak usah marah marah, tinggal di perbaiki lagi " ujar afkar Santai.
ngapain susah ya kan? Tinggal lihatin pintu kulkas nya lalu berkata di dalam hati agar pintunya kembali seperti semula maka bagus lagi kan?
" kalo sampai kulkas gw nggak bisa seperti semula, mati Lo di tangan gw" ujar zelin serius.
" serem banget Lo" ujar afkar mengeri dik takut. lalu dia mencoba menatap pintu kulkas tersebut berniat memperbaiki nya. namun hasilnya nihil, pintu kulkasnya tetap terletak di lantai.
" ko bisa?" seru Afkar panik.
Brugh
Brakk
" kurang ajar Lo, mati aja sana" ujar zelin memukul afkar tanpa henti.
" sorry zel, sorry" ujar Afkar mencoba melindungi dirinya. namun karena Zelin tidak lekas berhenti akhirnya dia memilih menghilang.
Zelin menghela nafas prustasi maka Afkar sudah menghilang. Kini hanya ada dirinya sendiri saja di sana.
" sial banget emang hidup gw" ujarnya menatap kulkasnya yang sudah rusak.
Di perbaiki atau beli yang baru sama sama harus mengeluarkan uang. Sedangkan uang Zelin harus di hemat sampai awal bulan.
•\=\=\=\=•
Afkar sekarang ada di ruangan tempat dia di rawat. Dia berdiri di samping tubuhnya yang terbaring lemah. Afkar mencoba membaringkan arwahnya di atas atas tubuhnya yang otomatis akan tembus. Dia berfikir mungkin dengan begitu dia bisa kembali ke tubuhnya.
namun hasilnya nihil. arwah dan tubuhnya tetap terbiasa tidak bisa menyatu. Afkar duduk di sana memikirkan bagaimana nasibnya jika tidak bisa menemukan gadis itu.
" ini udah satu hari, tinggal 43 hari lagi. dimana gw bisa ketemu tu cewek" gumam afkar.
Afkar berdiri dari duduknya. Tiba tiba dia teringat pada Zelin yang tadi memarahinya karena merusak kulkas.
" ini gara gara varel karena nggak bilang kelo kekuatan ini nggak bisa memperbaiki barang yang rusak"
Afkar berfikir untuk mengantikan kulkas Zelin. tapi bagaimana caranya sedangkan dia tidak bisa memegang apa apa. Membawa dompetnya dari sini ke tempat dengan cara tadi juga nggak mungkin.
" gimana ya?" gumamnya berfikir keras sambil mengusap ngusap dagunya.
" aha, gw punya ide" ujarnya lalu menghilang dari sana.
•\=\=\=\=\=•
" arghhh!!" teriak Zelin terkejut kala Afkar tiba tiba muncul di hadapannya.
zelin mengusap dadanya yang berdetak kencang hampir copot Karna terkejut. Bahkan kepalanya ikut Terasa pusing sejenak membuat Zelin harus menutup matanya sejenak.
" kenapa lin?" tanya teman Zelin yang berkerja di sana juga.
"ah! Nggak papa" jawab Zelin.
" kirain ada apa tiba tiba Lo teriak"
" sorry, udah ganggu kalian " ujar zelin lalu melanjutkan kerjanya mengabaikan afkar yang terus mengikutinya.
" drama banget" ujar salah satu temen kerjanya dengan nada sinis.
Zelin mendengar ucapan tersebut, namun dia abaikan, dia memilih untuk tidak peduli. Lagian ini sudah sering terjadi.
" zel, dia ngatain Lo" ujar afkar.
Zelin diam saja tidak mempedulikan afkar. dia menatap cincin di tempatnya dengan rapi sesuai nomor lalu dia letakan di dalam kaca.
brak
Gadis yang tadi ngatain Zelin tiba tiba terjatuh tanpa sebab. Gadis itu memekik terkejut lalu meringis kesakitan karena pantatnya mendarat di lantai dengan keras.
" hahaha, mampus" ujar afkar tertawa karena dia berhasil membuat gadis itu terjatuh.
Zelin menatap datar afkar. dia tahu jika itu pasti ulah Afkar. namun dia tidak peduli dan kembali fokus bekerja. Lagian itu bukan urusan dia kan?
zelin bukan tipe orang yang suka ngurusin hidup orang. dia tidak peduli dengan urusan orang lain. Yang dia pedulikan adalah hidupnya, selama hidupnya berjalan lancar maka semuanya aman.
" Lo nggak papa?" tanya teman kerja Zelin yang lainya pada gadis yang terjatuh tadi.
" bangun Zahra, ko Lo bisa jatuh sih" ujar yang lainya lalu membantu Zahra bangun.
Zahra mengusap pantatnya yang Terasa sakit. lalu dia duduk di kursi kosong yang ada di sana " sakit banget " ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
" manja banget " ujar Afkar menatap tidak suka pada Zahra.
Tiba tiba ada pelanggan yang datang. Zelin melayani pelanggan tersebut dengan ramah. dia menawarkan beberapa produk baru yang berkualitas.
Afkar berdiri di samping Zelin. Diam diam dia merasa kagum pada Zelin yang mandiri. Zelin bekerja keras untuk bertahan hidup.
" saya ambil yang ini ya dek" ujar pelanggan tersebut.
" baik kak, tunggu sebentar " ujar zelin lalu membungkuk cincin berlian yang di pesankan oleh wanita tadi.
" ini kak, terimakasih" ujar zelin tersenyum ramah.
Wanita itu membayarnya lalu pergi membawa paperbag tersebut.
" kalo senyum gitu Lo cantik deh, jangan datar Mulu tu muka" ujar Afkar.
namun sayangnya Zelin tidak menghiraukannya. Zelin terus mengabaikan keberadaan afkar. Menyebalkan memang.
•\=\=\=\=•
visual varel Fernandes
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!