Altara
1. Apa salahku?
Suara langkah demi langkah Alta membawa dirinya keluar dari rumah untuk membeli sabun di toko sebelah.
Setelah Alta mendapatkan sabun yang dibutuhkan. Ia memutuskan kembali ke rumah.
Belum sampai tangan kanannya membuka gagang pintu tersebut. Seketika suara keras dari dalam rumah membuatnya terdiam.
Tiba-tiba saja pintu terbuka hebat karena papa Gior melenggang keluar tanpa menghiraukan dirinya yang masih mematung.
Alta
[..Kenapa Papa sama Mama selalu berantem?..]
Alta tak semangat melihat Papa Gior belum ada sama sekali perubahan. Jelas Mama marah besar. Ia pun datang berjalan ke dapur menaruh sabun.
Namun dicegah Mama Ita yang semakin mendekat ke arah Alta.
Mama Ita
Habis dari mana kamu, Alta?!
Alta
Di dalam sabunnya habis Ma.
Mama Ita
Memangnya kamu punya uang dari mana?
Mama Ita
Dapat uang dari mana, Alta?! Bisa beli sabun tanpa diminta?!
Alta
*Menghela nafas panjang.*
Alta
Sisa uang Alta masih ada Ma.
Ucapnya sambil berteriak.
Alta pun berjalan memasuki kamarnya dengan rasa kecewa.
2. Mama kecewa.
Alta menutup pintu lalu mengunci kamarnya.
Ia masih berdiri membelakangi pintu menghembuskan nafas perlahan.
Alta
Kenapa mama selalu gak percaya sama gue?
Suara ketukan keras berulang kali membuat emosi.
Mama Ita
MAMA MAU BICARA SAMA KAMU!
Mama Ita
BUKA PINTUNYA SEKARANG!
Alta hanya bisa menahan amarah sambil membuka kembali pintu yang sengaja ia kunci.
Lirih Alta tak mengetahui maksud mama Ita.
Alta
Kenapa mama teriak-teriak?
Mama Ita
Alta. Kamu tau mama capek. Setiap hari harus sabar lihat sikap papamu.
Mama Ita
Mama capek setiap hari. Mama harus melayani papamu.
Mama Ita
Kenyataannya papamu sama sekali gak kasih uang untuk makan setiap hari.
Mama Ita
Apa kamu gak bisa berusaha lagi mencari pekerjaan?!
Pertanyaan Mama Ita membuat Alta semakin panas.
Ia semakin merasa tak berguna. Namun, Ia sudah berusaha penuh dua tahun yang lalu.
Apapun yang diusahakan Alta selama ini tak sesuai harapan.
Setiap lembaran yang ia berikan langsung ke setiap perusahaan besar. Tak menuai hasil.
Mama Ita
Kamu gak kasihan lihat mama, Alta?!
Mama Ita
Siapa lagi yang bisa ngertiin mama selain kamu?
Mama Ita
Mama masih berharap kamu gak seperti papamu.
Mama Ita
Tapi kenyataannya sekarang kamu persis sama papamu yang gak punya pekerjaan.
Alta
Ma, Alta ini lagi berusaha. Tapi, Alta harap mama bisa sabar doain Alta juga.
Mama Ita
Jangan suruh mama sabar lagi!
Mama Ita
Disini sudah gak ada yang bisa diandalkan.
Mama Ita meninggalkan Alta yang masih mematung disebelah pintu kamarnya.
Ia berlari mengikuti langkah Mama Ita yang berada di kamar.
Alta melihat mamanya tergesa-gesa membawa pakaian yang ada di almari, akan dimasukan ke dalam tas.
Spontan Alta memanggil mama Ita satu oktaf.
3. Kehilangan Mama.
Tanya Alta tegas meminta penjelasan.
Mama Ita masih sibuk menutup koper yang sudah penuh dengan pakaiannya.
Alta berharap meminta jawaban.
Mama menghentikan aktivitasnya mendengar permintaan Alta.
Mama Ita
Mama mau pergi dari rumah ini.
Mama Ita
Buat apa mama bertahan?
Alta
Mama harus bertahan demi Alta, Ma.
Mama Ita
Jangan halangi mama!
Alta
Mama sabar sebentar lagi ya. Alta yakin setelah ini Alta pasti punya pekerjaan.
Alta meyakinkan penuh hati Mama Ita. Hati Alta seakan hancur mendengar keinginan mama untuk pergi.
Mama Ita tak ingin mendengar ucapan Alta sekali lagi. Ia membawa kopernya untuk segera angkat kaki dari rumah yang penuh dengan kesengsaraan bagi Mama Ita.
Alta masih menahan tangan mamanya erat.
Alta
Mama, Alta mohon mama jangan pergi.
Alta
Kalau mama pergi Alta sendirian ma.
Sekuat tenaga mama menepis tangan Alta menjauh dari tangannya agar tak ada yang bisa menghalanginya pergi.
Mama Ita
Jangan pernah berharap Mama kembali.
Ucap mama Ita penuh dengan keyakinan meninggalkan anak kandungnya sendiri dari rumah.
Alta tak bisa menghalangi jalan Mama Ita. Ia tak bisa lagi bersuara. Jangan tanya lagi hatinya sudah pasti jatuh.
Harapannya indah sirna demi Mamanya tempat sandaran kasih sayangnya kini sudah hilang.
Alta hanya bisa meratapi kepergian Mama Ita sendirian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!