NovelToon NovelToon

KISAH CINTA MAFIA DAN GADIS SMA

Bab 1 first time

Dor....

Dor....

Dor....

Seorang pria terkena tembakan musuh nya terpaksa ia mencari tempat persembunyian nya yang aman untuk menyelamatkan hidup nya. Pria itu terkena tembakan sebanyak tiga kali ketika ia tidak menyadari bahwa musuh nya sudah berada tepat di belakang nya.

Tidak..!! Ucap pria itu dengan kesal ketika 3 peluru menembus bahu nya yang kekar.

Pria tersebut bernama STEVEN LEO INOSENSIA yang berusia 29 tahun memiliki wajah sangat tampan dan dingin, dan juga tubuh yang gagah, putra tunggal pasangan dari Hans inosensia dan Asavella ganendra, hans mendidik zion mendirikan sebuah perusahaan yang bernama BI'L TITANS, kini sekarang perusahaan yang didirikan nya sudah menjadi perusahaan terbesar dan ternama No. 1 di dunia, memiliki banyak cabang di berbagai negara.

Steven leo inosensia harus menemui klien nya sendirian di kota prancis, sebab sang asisten tengah sibuk mengurus pembangunan sebuah hotel di inggris.

Steven berlari ke arah gang kecil demi menghindari musuh nya yang sedang mengejarnya. Meskipun sedang terluka tapi bagi seorang Steven luka itu hanya biasa saja bagi nya.

Pelarian Steven sampai terjadi di siang hari, anak buah yang mencari nya tidak menemukan keberadaan nya tuan nya hingga dia harus berada di dalam gang kecil semalaman tepat dekat dengan gedung sekolah.

Pukul 14:00 siang di kota Prancis....

Seorang gadis yang memiliki paras cantik nan pipi chubby berpakaian seragam sekolah sedang berada di halte bus. Gadis itu berdiri ke arah datang nya bus yang akan membawa nya menuju tempat tinggal nya.

Dengan senyuman mengembang di wajahnya yang chubby, gadis itu tersenyum ke arah sang supir bus yang berhenti tepat di hadapan nya. Sepertinya hubungan keduanya begitu akrab hingga sang supir selalu menydiakan tempat duduk yang berada paling depan untuk gadis tersebut.

Semua itu di saksikan oleh Steven yang tidak jauh dari tempat sang gadis itu berada. Steven tersenyum kecil ketika melihat gadis itu tersenyum.

Tiba-tiba saja Steven merasakan ada hal yang aneh di dalam dirinya dia bisa merasakan hati nya begitu sangat tenang.

Bus pun berlalu pergi meninggalkan halte bus tersebut, sedangkan Steven masih menatap ke arah bus tersebut yang melaju dengan kecepatan sedang.

"Aku menginginkan kamu gadis kecil dan itu pasti akan terjadi tidak ada yang bisa menghalangiku untuk mendapatkan kau" Gumam Steven sambil tersenyum.

"Maaf saya terlambat tuan, apa anda baik-baik saja?" Tanya Reza tangan kanan Steven.

Steven tidak menjawab perkataan Reza tatapan nya masih saja memandang ke arah bus yang sudah menghilang dari pandangan nya.

"Ayo kita pergi reza" Ajak Steven yang langsung masuk ke dalam mobil tanpa menjawab pertanyaan dari reza.

Reza yang melihat tidak ada tanggapan dari sang bos berdecak kesal dan pandangan nya tertuju kepada pandangan Steven sejak tadi. Tetapi Reza tidak melihat sesuatu yang menarik di tempat itu.

"Hey apa kamu ingin berdiri saja di situ Reza" Tanya Steven dengan sedikit kesal kepada anak buah nya.

"Tentu saja tidak tuan" Jawab Reza kemudian masuk ke dalam mobil sebelum mendapat amukan dari sang bos.

"Tuan apa anda baik-baik saja" Tanya Reza kembali bertanya kepada bos nya.

Reza merasa bersalah dan khawatir dengan kondisi bos nya. Sejak semalam tidak menemukan keberadaannya. Dan baru siang ini dia menemukan keberadaan bosnya setelah Steven menghubungi nya.

Bukan nya mendapatkan jawaban dari Steven, malah membuat reza kesal tapi tidak mungkin Reza mengungkap kekesalan nya sebab dia masih ingin hidup yang lebih lama lagi.

"Apa kamu ingin mendapat berita bahwa aku terluka parah Reza? itu sebab nya kamu tidak mencariku dan membiarkan ku semalaman berada di tempat seperti itu."

"Tentu saja tidak tuan!" Ucapan Steven membuat Reza mengelus dada tentu nya ia tidak mempercayai siapa pun termasuk dirinya.

Mengingat hal itu Reza semakin kesal tapi kenyataan nya tapi ia selalu setia kepada bos nya. Dan Steven tau akan hal itu lebih baik dari siapapun.

Steven tidak menjawab dan mobil pun meleset dengan kecepatan sedang melaju menuju mansion milik Steven, setelah tiba di mansion miliknya.

Pria yang bertubuh kekar dan memiliki tinggi badan yang ideal berwajah tampan tapi dingin seperti kutub utara kepada siapa pun termasuk orang tua nya juga berjalan memasuki mansion miliknya. Steven di sambut oleh para pelayan yang berada di mansion miliknya.

"Selamat datang kembali tuan" Ucap salah satu wanita paruh baya yang sedang tersenyum ke arah Steven. Tapi pria itu tidak menjawab perkataan dari pria yang menyapa nya.

Steven melangkah kan kakinya menuju kamar pribadi milik nya, sedangkan wanita paruh baya itu memandangnya bos nya dengan penuh arti.

Wanita paruh baya itu bernama Elisa. Dia adalah kepala pelayan di mansion milik Steven. Dengan usianya yang sudah tua, Elisa begitu di hormati oleh pelayan lain nya.

Elisa tidak pernah mengecewakan bos nya karena tidak becus mengerjakan pekerjaan nya. Wanita paru baya itu selalu mengerjakan pekerjaan nya dengan baik dan teliti.

Meskipun wanita paruh baya itu mengerjakan semua nya dengan baik tapi tetap saja Steven bersikap dingin terhadap nya.

Setiba di dalam kamar nya Steven langsung saja membersihkan sisa-sisa luka nya dengan alkohol sebab semalam ia telah mengluarkan peluru yang menembus bahu nya dengan pisau kecil milik nya yang selalu di bawa nya kemana pun.

Untung saja luka nya tidak begitu parah, dan Steven tidak merasakan sakit sama sekali terhadap lukanya. Setelah selesai ia langsung memakaikan perban ke bahunya.

Begitu selesai membersihkan luka nya dia langsung saja masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya di bawah guyuran shower, Steven semaksimal mungkin menjaga luka nya agar tidak terkena ciptaran air.

Tok....Tok....Tok

"Permisi tuan apa saya boleh masuk" Ucap reza mengetuk pintu dari luar.

Bertepatan Steven telah selesai melaksanakan tugas nya di dalam kamar mandi dia mendengar suara ketukan pintu dari luar kamar milik nya dan segera berjalan membukakan pintu.

"Ada apa reza?" Steven bertanya dengan tatapan dingin kepada Reza.

"Saya membawa berita tentang penyerangan tuan kemarin, penyerangan itu di lakukan oleh anak buah tuan witson dia sengaja ingin menjebak tuan" Jelas Reza sedikit gugup.

Bukan menjawab ataupun marah pria yang berusia 29 tahun itu tertawa terbahak-baha, hal itu membuat Reza sedikit ketakutan dan merasakan bulu kuduk nya mulai merinding.

Bukan tanpa sebab Reza begitu gugup melaporkan hal itu kepada bos nya sebab iya tau bagaimana watak Steven. Steven di kenal sebagia ketua mafia terkejam no 1 di dunia dan dia tidak berperasaan bahkan tidak akan mengampuni orang yang mengusik nya apalagi jika berniat melukai seorang Steven Leo Inosensia.

"Dimana pria tua itu sekarang?" Steven bertanya kepada anak buah nya tidak lupa menampilkan wajah dingin nya.

"Dia sedang berada di klub milik tuan" Jawab Reza semakin gugup.

"Ayo kita kesana sekarang, aku ingin bersenang-senang dengan pria tua itu" Ucap Steven.

"Baik tuan saya akan menunggu anda di bawah" Reza pergi meninggalkan Steven yang masih berada di dalam kamar.

Hmmmm......

Bab 2

"Ada apa reza?" Steven bertanya dengan tatapan dingin kepada Reza.

"Saya membawa berita tentang penyerangan tuan kemarin, penyerangan itu di lakukan oleh anak buah tuan Witson dia sengaja ingin menjebak tuan" Jelas Reza sedikit gugup.

Bukan menjawab ataupun marah pria yang berusia 29 tahun itu tertawa terbahak-baha, hal itu membuat Reza sedikit ketakutan dan merasakan bulu kuduk nya mulai merinding.

Bukan tanpa sebab Reza begitu gugup melaporkan hal itu kepada bos nya sebab iya tau bagaimana watak Steven. Steven di kenal sebagia ketua mafia terkejam no 1 di dunia dan dia tidak berperasaan bahkan tidak akan mengampuni orang yang mengusik nya apalagi jika berniat melukai seorang Steven Leo Inosensia.

"Dimana pria tua itu sekarang?" Steven bertanya kepada anak buah nya tidak lupa menampilkan wajah dingin nya.

"Dia sedang berada di klub milik tuan" Jawab Reza semakin gugup.

"Ayo kita kesana sekarang, aku ingin bersenang-senang dengan pria tua itu" Ucap Steven tidak lupa akan wajah datarnya.

"Baik tuan saya akan menunggu anda di bawah" Reza pergi meninggalkan Steven yang masih berada di dalam kamar.

Hmmmm......

Tidak butuh waktu lama Steven telah bersiap untuk berangkat menemui pria tua itu. Reza dengan cepat membukakan pintu mobil untuk bos nya.

Di dalam mobil terlihat sangat hening Steven hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah kata begitu pula dengan Reza tidak berani mengatakan apa-apa dia hanya fokus saja menyetir.

Di perjalanan Steven tiba-tiba bayangan gadis SMA terlintas di dalam benak nya.

"Suatu saat kita akan bertemu lagi gadis kecil maka dari itu kamu tidak akan bisa lepas lagi dariku gadis kecil" Batin Steven dalam hati dan menatap keluar jendela mobil.

Sedangkan reza dari kaca mobil mengamati bos nya yang sedang mengamati tempat yang mereka lalui seakan ada hal yang terjadi di tempat itu.

Kini mobil Steven berhenti di sebuah club terbesar di Prancis, Reza dengan cepat turun dari dalam mobil dan segera membukakan pintu mobil untuk bos nya.

Dengan sigap Steven berjalan masuk ke dalam club diikuti oleh Reza yang berada tepat belakang nya.

"Selamat malam tuan Witson lama tidak bertemu bagaimana kabarmu" Steven Memberi sapaan terhadap pria tua yang ada di hadapan nya yang begitu terkejut dengan kedatangan pemimpin Draco phoenix itu.

Bagaimana tidak, tuan Witson tau maksud kedatangan pria tersebut terlebih lagi club yang di datangi nya adalah milik pria yang ada di hadapan nya. Seketika wajah tuan Witson mulai pucat.

Steven begitu santai duduk di hadapan nya sedangkan Reza berdiri di belakang sang pemimpin.

"Bukan kah kita baru bertemu kemarin tuan?, mengapa kau menyapa ku seakan kita sudah lama tidak bertemu" Jawab tuan Witson berusaha terlihat tenang di hadapan Steven.

"Ha.ha.ha.ha aku melupakan hal itu tuan Witson, seperti nya aku menjadi pelupa semenjak kejadian kemaren" Ucap Steven membuat Witson semakin berkeringat dingin di dalam ruangan yang ber AC.

"Apa yang terjadi tuan Steven apa ada seseorang yang ingin melukai anda setelah keluar dari club ku" Tuan Witson berpura-pura bertanya kepada Steven seakan tidak terjadi apa-apa.

Tapi itu semua akan percuma karena pastinya Steven sudah mengetahui hal itu.

"Bagaimana tuan Witson bisa tahu apa yang sedang terjadi dengan ku setelah keluar dari club mu kemarin? bukan kah ini sedikit aneh? padahal tidak ada yang tau tapi seperti nya anda sudah tau tuan Witson" Steven tersenyum menyirangi membuat Witson semakin gugup.

"Sial mengapa aku datang kesini, ini sama saja aku datang menyerahkan diri arghhh mengapa aku tadi datang kesini" Batin Witson dalam hati.

Witson tahu persis bagaimana sifat Steven pemimpin Draco phoenix itu yang saat ini sedangkan memprovokasi dirinya. Meskipun pun begitu witson tidak akan pernah mau mengakui hal itu meskipun begitu Steven tau jelas bahwa tuan Witson lah pelaku nya.

"Mengapa anda begitu gugup tuan Witson aditya? Saya tidak bilang bahwa anda pelaku nya" Kata Steven kembali.

Peminpin Darco phoenix itu sungguh sangat menikmatinya saat ini. Steven begitu menyukai musuh nya yang tidak bisa berkata apa-apa lagi dan pada akhir nya Witson tidak mempunyai pilihan lagi terpaksa ia harus mengakui perbuatan nya.

"Mengapa anda bilang saya gugup tuan, bukan saya pelaku nya tuan Steven" Jawab Witson mencoba lebih tenang kembali di hadapan sang peminpin Darco phoenix.

"Benarkah itu tuan Witson aditya" Steven tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Witson dan membuat Witson semakin gugup dan juga kesal.

Bahkan Reza yang berada di belakang nya tersenyum kecil. Dia sudah tau bahwa bos nya sedang bersenang-senang dengan Witson, Dan ini lah yang di maksud oleh Steven ingin mempermainkan Witson.

"Sudah cukup tuan Steven anda ini sudah sangat berlebihan!!!" Witson meninggikan suara nya di hadapan Sang peminpin Darco phoenix.

Steven bukan nya berhenti malah semakin tertawa semakin keras membuat pria tua itu menatap nya dengan tatapan tajam.

Dor...Dor...Dor

"Baiklah tuan Witson Aditya kita sudah impas" Ucap Steven ketika peluru bersarang tepat di tubuh Witson.

Steven tidak menembak di bahu nya seperti yang dilakukan oleh anak buah nya melainkan Steven melayangkan peluru nya tepat di bagian jatung nya seketika Witson ambruk di atas sofa club milik nya.

Witson begitu terkejut bahwa Steven menembak nya secara terang-terangan dan tepat di jatung nya.

Steven memerintahkan Reza untuk terlebih dahulu mengurus semua sebelum masuk ke dalam club ia tidak ingin club terjadi apa-apa.

"Andai kamu tidak seberani ini tuan Witson untuk mengusik ku maka dari itu nyawa mu lah bayaran nya" Steven berbisik tepat di telinga Witson.

"Reza bereskan sisanya jangan sampai ada yang tertinggal" Steven memberi perintah.

Kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu dengan santai ia berjalan menuruni tangga tepat ke lantai satu dan menikmati alunan musik DJ.

Steven memanggil pelayan nya untuk menyajikan minuman untuk nya, sedangkan Reza tengah mengerjakan yang di perintahkan bos nya.

Setelah berapa menit akhirnya Reza muncul dan langsung saja menghampiri bos nya Steven peminpin Draco phoenix itu Steven hanya melirik nya saja ke arah Reza kemudian dia melanjutkan meminum minuman nya.

"Apa kau sudah membereskan nya?" Tanya Steven

"Sudah tuan" Jawab Reza singkat.

Steven bangkit dari kursi nya dan berjalan keluar dari dalam club begitu pula dengan Reza tetap setia berada di belakang nya.

Dengan sigap Reza langsung membukakan pintu mobil untuk bos nya.

Bab 3 Nadine Alora

Pukul 09:00 pagi di kota Prancis....

Terlihat dua orang gadis sedang menikmati makan nya di kantin sekolah.

"Apa kamu akan masuk kerja hari ini?" Salah satu teman gadis itu bertanya kepada gadis berambut hitam dan berkulit putih dan pipi chubby begitu juga memiliki bola mata yang indah serta bibir berwarna merah muda merona.

"Tentu saja" Jawab Nadine tersenyum.

Gadis itu bernama NADINE ALORA dan dia merupakan siswi SMA kelas 3. Nadine berkerja di salah satu minimarket sepulang dia sekolah untuk menyambung biaya hidup nya.

Nadine hanya tinggal seorang di rumah yang sederhana sepeninggalan orang tua nya tapi bagi Nadine tempat itu sangat lah nyaman baginya.

Tepat jam pulang sekolah sahabat Nadine yang bernama Mikala rembulan masuk ke dalam salah satu mobil jemputan nya, Mikala ingin sekali mengantarkan Nadine untuk pulang tapi Nadine selalu menolak permintaan sahabat nya itu.

Gadis itu tersenyum ketika bus berhenti tepat di hadapan nya, seperti biasa Nadine masuk ke dalam bus dan duduk di bangku yang paling depan.

"Bagaimana sekolah nya nak" Tanya sang sopir bus kepada Nadine.

"Semua nya baik-baik saja paman" Jawab Nadine tersenyum.

Tidak butuh waktu lama Nadine akhir nya sampai di rumah nya yang sederhana. Seperti biasa gadis itu langsung berganti pakaian dan pergi ke salah satu mini market tempat ia bekerja.

"Eh Nadine kamu sudah datang nak? makan lah terlebih dahulu sebelum menggantikan ku" Ucap pemilik mini market kepada Nadine.

"Baik bu bos" Jawab Nadine singkat.

Pemilik mini market menyedikan makan siang untuk Nadine sebelum ia datang bekerja. Nadine akan bekerja sampai pukul 08:00 malam dan akan di gantikan oleh teman nya.

"Selamat datang tuan" Sapa Nadine kepada pelanggan nya yang baru saja masuk kedalam mini market.

Orang tersebut membulatkan matanya ketika ia melihat siapa yang sedang berdiri di meja kasir dan menyapa nya dengan sopan. Tapi tidak bagi Nadine untuk menyadari akan hal itu.

Steven langsung tersenyum kecil menyadari bahwa dirinya bertemu kembali dengan gadis kecil itu. Steven hanya membeli sebotol minuman dan sebungkus rokok.

"Hey gadis kecil apakah saya boleh bertanya? siapa nama mu gadis kecil?" Steven bertanya ketika ia membawa belanjaan nya ke meja kasir.

Nadine merasa heran dengan pertanyaan pria tersebut meskipun begitu Nadine tetap menjawab nya dengan sopan dan lembut.

"Nama saya Nadine tuan" Jawab Nadine singkat tapi Steven malah menatap nya.

"Nama saya Nadine Alora tuan" Jawab Nadine kembali dan meraih uang lembaran kertas tersebut.

Steven tersenyum kecil meninggalkan mini market itu tapi tidak di sangka gadis itu mengejarnya keluar.

"Tuan...." Teriak Nadine yang membuat Steven berbalik kepada gadis yang berlari menghampiri nya.

"Ada apa?" Tanya Steven singkat.

"Tuan ini kembalian anda, anda lupa mengambil nya, terima kasih sudah berbelanja di tempat kami" Nadine menyerahkan uang kembalian itu kepada Steven tapi Steven hanya diam saja tidak mengambil nya.

Nadine meraih tangan Steven dan menyerahkan uang kembalian nya dan segera kembali ke mini market.

Sedangkan Steven masih betah memandang ke arah mini market tersebut. Setelah berapa menit Steven menyimpan kembalian nya ke dalam saku celana nya dan segera masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan ingin kembali ke mansion Steven tengah memikirkan gadis yang seperti nya membuat nya tidak bisa tenang gadis tersebut selalu masuk ke dalam pikiran nya.

"Tuan, tuan Jerry sudah kembali dari inggris saat ini dia sedang menunggu anda di mansion" Kata Reza di sela-sela keheningan.

Steven bukan nya menjawab dia malah diam saja dengan pikiran nya.

Setiba nya di mansion seperti biasa dia langsung saja dia masuk kedalam mansion dan di sambut oleh para pelayan nya.

"Selamat sore tuan" Ucap semua pelayan secara bersama.

Steven tidak menjawab melainkan terus melangkah kan kaki nya menuju ruang kerja nya..

"Baru pulang loe" Sapa seorang pria yang berusia sama dengan nya.

Steven tidak menjawab sapaan dari pria tersebut dan langsung saja duduk di kursi kerja nya.

"Bagaimana proyek yang di inggris apa semua berjalan lancar?" Steven bertanya.

"Iya semua berjalan dengan lancar" Jawab pria tersebut tak lain pria itu adalah Sang asisten Steven yang bernama Jerry arlos yang berusia 29 tahun dia dan Steven sudah bersama sejak usia 8 tahun, kedua orang tua Jerry telah tiada dan orang tua Steven lah yang merawat Jerry seperti anak kandung mereka sendiri, terlebih sekarang Jerry menjadi kepercayaan Steven, begitu pula dengan Steven sudah menganggap Jerry seperti saudara kandung nya sendiri sekaligus sahabat nya.

"Jerry cari tahu semua informasi tentang dia" Ucap Steven kepada sang kepercayaan nya.

Hah... Jerry terkejut mendengar perkataan bos nya.

"Informasi siapa bos, saya baru pulang dari inggris bagaimana saya bisa tau, ada-ada aja lu" Jawab Jerry.

Tok...Tok...Tok

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan kerja Steven.

"Permisi tuan" Ucap Reza mengetuk pintu ruangan kerja Steven.

"Masuk" Ucap Steven singkat.

"Nah pas banget lu datang coba lu kesini ada yang mau gua tanyain" Kata Jerry kepada Reza.

"Ada apa?" Tanya Reza terlihat kebingungan.

"Noh bos loh aneh banget nyuruh gua nyari info gua kagak tau info siapa, lu tau kagak" Jawab Jerry.

Reza berpikir sejenak mendengar pertanyaan dari Jerry, tidak mungkin bos Steven menyukai gadis kecil tersebut.

"Nadine Alora nama nya, saya ingin kamu cari tahu tentang nya jerry jangan ada satupun yang terlewatkan tentang gadis itu" Sambung Steven.

Setelah mengatakan itu Steven langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Nadine itu siapa? kenapa bos Steven ingin tau semua tentang gadis itu" Tanya Jerry.

"Saya juga bingung tuan saya merasa ada yang aneh sejak kejadian kemarin dan siang tadi" Reza menjelaskan semua nya secara detail.

"Oke-oke gua paham thanks info nya gua cabut dulu" Ucap Jerry.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!