NovelToon NovelToon

Forever With You

Afika Putri Gunawan

Awan begitu sendu..

Dingin menderu dan masuk ke celah ruangan kamarku..

Musim dingin yang terasa begitu panjang...

senada dengan hati ini yang tak kunjung menghangat..

Afika Putri Gunawan 26 tahun

gadis cantik, periang, pekerja keras dan penyayang. dia sedikit manja karna dia memanglah anak satu satunya .

Seorang desainer yang mulai melambungkan karirnya di tempat dia menimba ilmu, Paris.

Fika sudah 3 tahun tinggal di Paris, meninggalkan berjuta kenangan indah dan membawa luka yang begitu dalam, ketika ia di kecewakan oleh kekasih hati calon suaminya yang tak kunjung datang di hari pernikahannya.

FLASHBACK ON

3 tahun yang lalu

1 minggu sebelum hari pernikahan.

Afika dan Wildan sedang duduk berhadapan di sebuah Cafe, Fika menikmati Caramel Mochiatto favorit nya. Barusaja mereka selesai mencoba gaun pernikahan mereka.

" Mas? kenapa mas dari tadi diem aja? " ucap fika pada wildan yang sedari tadi terlihat murung tidak seperti biasanya

"Nggakpapa fi, mas cuma gugup aja pernikahan kita sebentar lagi " wildan menjawab sambil tersenyum.

Fika mengerutkan keningnya tak percaya dengan jawaban wildan.

"Mas nggak papa sayang.. " wildan meyakinkan fika sambil meletakkan tangannya di pipi sang kekasih.

Fika pun tersenyum

" Fi apa mas boleh bertanya sesuatu sama kamu? " wildan berkata dengan ragu.

" iya mas tentu boleh, apa mas ?" jawab fika

sambil meminum mochiato favoritnya itu.

" kamu punya tanda lahir nggak ?" tanya wildan.

Fika tersenyum,

" kenapa mas wildan tanya itu? nanti juga mas tau setelah kita nikah... " fika terkekeh.

" mas cuma nanya fi.. nggak ada salahnya kan? " jawab wildan seakan sangat penasaran dengan jawaban Fika.

" Baiklah, Fika kasih tau tp jawab dulu pertanyaan Fika. Kenapa mas Wildan penasaran dengan hal itu? Apa seperti di film film mas kehilangan saudara terus mas fikir Fika ini saudara mas yang hilang? " ucap Fika panjang lebar.

Wildan tertawa " haha... kamu ini terlalu banyak nonton drama " sambil mengacak acak rambut fika gemas dengan pemikiran Fika yang terlalu halu.

"Mas.. ih... rambut fika kan jadi berantakan " kesal fika dengan suara manja nya, sambil merapikan rambut dengan jari nya

"Lagian mas ada ada aja yang di tanya"

" Mas kan cuma ingin tau sayang.."

" Yaudah iya, Fika punya tanda lahir di perut bawah sebelah kiri, aneh kan mas? Biasanya tahi lalat kan di wajah ini malah di perut " jawab fika dengan antusias.

Wajah wildan seketika berubah dan terlihat memikirkan jawaban Fika.

"Mas nanti jangan ketawain fika ya di malam pertama kita" pinta Fika dengan manja.

Wildan hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

" Kenapa mas Wildan seperti menyembunyikan sesuatu? " batin fika.

Fika tersenyum dan meraih tangan wildan.

keduanya tersenyum saling memandang.

3 Hari sebelum pernikahan

Fika menghubungi wildan berkali kali tapi tidak ada jawaban. sudah dua hari Wildan tidak bisa di hubungi. Fika sudah menelpon ke kantor tapi kata sekretarisnya Wildan sudah mengambil cuti untuk pernikahannya.

Fika terlihat khawatir karna wildan tidak pernah seperti ini sebelumnya, Wildan sangat menyayangi Fika Wildan tidak pernah sekalipun tidak menghubungi fika setiap kegiatannya. Mereka sudah menjalin hubungan sejak SMA , jika di hitung sampai sekarang sudah 8 tahun mereka pacaran. setelah lulus SMA Wilda melanjutkan kuliah di Amerika jurusan bisnis, Sedangkan Fika kuliah di Paris mengejar impiannya menjadi perancang busana. long distance tidak membuat hubungan cinta mereka pudar. malah keduanya terlihat semakin jatuh cinta hingga memutuskan untuk menikah setelah pendidikan fika selesai. Wildan pun tidak peduli walaupun harus mendahului kakaknya yang masih belum menikah.

Fika masih tidak bisa menghubungi Wildan. akhirnya fika memutuskan untuk mendatangi Wildan ke apartmen wildan.

fika melajukan mobilnya menuju apartmen wildan dengan kecepatan sedang. sesampainya di gedung apartmen wildan fika segera menuju lift dan menekan angka 14.

pintu lift pun terbuka. Fika tergesa gesa menuju Apartmen wildan.

Tibalah fika di depan pintu.

Fika mendengar wildan sedang berbicara dengan seseorang, dari suaranya Fika sudah tau siapa yang sedang berbicara dengan wildan.

Sebelum badai datang

Tibalah fika di depan pintu apartmen wildan.

Fika mendengar wildan sedang berdebat dengan seseorang. dari suaranya Fika sudah bisa menebak dengan siapa wildan berbincang.

Eky, kakak wildan.

Fika langsung menekan pasword apartmen wildan dan membuka pintu. Terlihat Eky dan Wildan sedang bertengkar hingga keduanya tidak menyadari kedatangan Fika.

"Dek kamu apa apa'an sih..!! bagaimana bisa kamu berfikir seperti itu ??!! " Eky terlihat sangat marah pada adiknya itu.

"Aku gak mau menikah dengan perempuan murahan seperti dia mas..!!" jawab wildan dengan suara lantang.

Deg

Fika sangat terkejut dengan apa yang di katakan Wildan.

"Apa yang di katakan Mas Wildan? kenapa mas Wildan berkata begitu tentang aku" batin Fika bertanya tanya.

Hatinya bergetar, di penuhi rasa takut dalam hatinya. Dia merasa akan ada hal yang tidak dia bayangkan akan terjadi.

"Mas..?"

Suara fika membuat Eky dan Wildan memutar kepalanya melihat ke arah Fika yang berdiri di pintu menuju ruang tengah tempat Eky dan Wildan berada.

"Fika..? " ucap Wildan dan Eky bersamaan.

Wildan melihat Fika. keduanya saling pandang. Tatapan Wildan begitu berbeda, tatapan yang sulit di artikan. Ada kebencian di matanya.

Mata Fika mulai berkaca kaca.

Dia menghampiri Wildan dengan langkah gontai.

" Mas Wildan kenapa berkata seperti itu tentang Fika? " Fika bertanya dengan perasaan marah dan kecewa.

Wildan membisu. mengalihkan pandanganya ke arah lain menghindari tatapan kekasihnya yang sedang menunggu jawaban dari Wildan.

Eky berdiri, beranjak dari sofa.

"Dek .. bicarakan baik baik dengan Fika.

Selesaikan masalah ini dengan pikiran tenang." Eky berujar pada Wildan.

Eky pun melangkan dan berdiri di depan Fika.

"Fika ... mas Eky pulang dulu, kalian harus bicara dengan kepala dingin." Eky menguatkan Fika yang sudah meneteskan air mata.

Eky melangkah keluar dari apartmen Wildan.

Hening..

sejenak hanya keheningan di antara mereka.

"Mas.. jawab pertanyaan Fika..!" dengan suara marah Fika menyadarkan Wildan dari tatapan kosongnya.

"Apa yang harus aku jawab?" jawab Wildan dengan ketus.

"Mas ada apa dengan mas?" Fika memelankan suaranya. Dia mencoba meredam perasaannya. dia ingin mendengar penjelasan Wildan kenapa dia menyebut dirinya wanita murahan.

Fika duduk di sofa tepat di samping Wildan. Fika meraih tangan Wildan. namun dengan kasar wildan menepis tangan Fika.

Fika terkejut dengan perubahan sikap Wildan dalam sekejap, Bagaimana bisa Wildan yang sangat mencintainya, sangat memanjakannya bisa seperti ini.

"Mas ? apa Fika punya salah?, Jelasin apa salah Fika? Apa yang sudah Fika lakuin sampai mas begini? " Fika menangis.

Wildan hanya diam tidak menatap Fika.

"Mas...??" Fika sangat menunggu jawaban Wildan.

"Kita batalkan pernikahan kita Fi " ucap Wildan. Matanya menatap arah lain, mengalihkan pandangan dari Fika.

Hati Fika hancur seketika.

Kata kata Wildan bagaikan petir yang menyambar dirinya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi.

Fika berusaha tenang dan memahami kata kata Wildan. Air matanya tidak bisa berhenti.

"Mas.. ? Apa maksud mas? kita sudah menantikan pernikahan ini sejak lama? "

Wildan hanya diam.

Saat ini Wildan menjadi sosok paling pengecut di mata Fika.

"Mas Wildan ..!!!" tegur Fika.

Fika mulai tak bisa menahan dirinya untuk tenang lagi.

"Aku nggak yakin bisa menerimamu menjadi istriku" jawab Wildan menatap mata Fika dengan kejam.

"Setelah 8 tahun kenapa baru sekarang kamu tidak yakin mas? apa salahku? kenapa baru sekarang kamu berniat meninggalkan aku? pernikahan kita 3 hari lagi mas..?!!" Fika.

"Aku hanya tidak bisa menerima keadaanmu fi. Aku tidak mau menikah dengan perempuan murahan seperti dirimu" kata kata Wildan begitu kejam.

Fika benar benar tidak menyangka Wildan menyebut dirinya wanita murahan.

"Kenapa aku menjadi wanita murahan di matamu mas? kenapa? siapa yang sudah mempengaruhimu? " Fika.

Wildan hanya diam mematung.

dia tetap tidak memandang Fika yang berada di sampingnya.

"Mas.. ayo kita bicarain baik baik.. mas tau aku sangat mencintaimu mas. " Fika merendahkan suaranya memelas memohon agar Wildan mau berkata apa yang terjadi sebenarnya.

Fika sangat tau Wildan begitu mencintainya sama seperti Fika yang sangat mencintai Wildan.

"Pergi dari sini fi.. Aku ingin sendiri" Wildan beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan Fika di ruang tamu yang sedang menangis.

"Mas Wildan tunggu... setidaknya katakan apa salahku padamu mas? " Fika berdiri dan Wildan menghentikan langkah kaki nya.

"Kau tidak salah, hanya aku yang tidak bisa" jawab Wildan singkat dan segera berlalu kekamarnya menutup pintu kamarnya.

Fika masih berdiri di ruang tamu. Dia menangis sejadi jadi nya.

15 menit berlalu

Fika mulai tenang dan berhenti menangis. dia meyakinkan dirinya bahwa Wildan hanya sedang salah paham tentang suatu hal. dan dia juga mungkin sedang gugup karna pernikah sebentar lagi.

Fika berjalan menuju kamar Wildan. berdiri tepat di depan pintu.

"Mas.. Aku percaya mas Wildan mencintaiku seperti aku yang juga sangat mencintai mas Wildan. Aku anggap kita tidak pernah bertengkar, Aku menganggap tidak pernah mendengar apa yang barusaja mas katakan.

Aku akan menunggu sampai mas siap mengatakan semuanya sehingga aku bisa menjelaskan kesalahpahaman yang ada di pikiran mas, Aku menunggumu mas.. Aku mencintai mas.. " ungkap Fika di depan kamar Wildan.

Lalu Fika keluar dari Apartmen Wildan.

Wildan mendengar apa yang di katakan Fika.

Wildan menangis, Hatinya begitu perih.

Dia sangat mencintai Fika. Namun apa yang terjadi padanya sampai dia ingin membatalkan pernikahan impiannya dengan Fika.

Wildan menghancurkan barang barang dikamarnya dia juga menghancurkan foto foto Fika dengan dirinya yang dia gantung di dinding kamarnya.

Tangan Wildan terluka darahnya bercucuran setelah menghancurka cermin besar di hadapannya. Dia menangis, sedih,marah dan kecewa tampak di matanya.

Apa yang terjadi sebenarnya gaes..???

Badai datang

Wildan menghancurkan barang barang di kamarnya, dia juga menghancurkan foto foto Fika dengan dirinya yang dia gantung di dinding kamarnya.

Tangan wildan terluka setelah dia menghancurkan cermin besar di hadapannya.

Dia menangis, sedih, marah dan kecewa tampak di matanya.

Sejak hari itu Fika dan Wildan tidak saling menghubungi. Namun Fika sangat yakin akan perasaan Wildan padanya.

Fika sangat percaya bahwa pernikahan ini adalah hal yang mereka berdua nantikan dan impikan sejak lama, Wildan tidak akan pernah meninggalkannya. Wildan sangat mencintainya. Fika sangat yakin, karna itu Fika tidak menceritakan kepada siapapun tentang pertengkarannya dengan Wildan,tentang Wildan yang berniat membatalkan pernikahan mereka.

Fika tetap menyibukkan dirinya dengan persiapan pernikahannya.

Ia bahkan sudah mempacking baju bajunya untuk pergi bulan madu sesuai rencananya dengan Wildan yang akan langsung berangkat ke Macau untuk berbulan madu.

Kini tibalah hari pernikahan Fika dan Wildan yang sangat di nantikan oleh semua keluarga besar.

Senyum indah Fika memandangi dirinya di pantulan cermin. Air matanya segera ia usap tatkala terjatuh tanpa permisi melintasi pipinya. Rasa haru karna sebentar lagi dia akan menikah dengan kekasih hatinya yang telah 8 tahun bersamanya.

Fika barusaja selesai di rias. dia memakai kebaya putih yang anggun dan indah, kebaya modern yang menampakkan sedikit belahan indah di dadanya. Rambutnya di sanggul dengan aksesoris membuat Fika terlihat cantik anggun dan mempesona.

"Mas wildan, Aku percaya cintamu padaku mas... aku harap setelah pernikahan ini kita bisa meluruskan permasalahan kita saat ini" batin Fika.

"Keluarga Wildan sudah datang Fi" Nisa mendekati Fika yang sedang duduk di meja riasnya.

Nisa adalah sepupu Fika yang memang tinggal dengan keluarga Fika. Orang tua Nisa sudah lama meninggal. karna itu mama dan papa Fika yang merawat Nisa yang saat orang tuanya meninggal masih duduk di bangku SMA.

Fika dan Nisa sangat dekat. walaupun mereka sepupu. tapi mereka seperti saudara kandung. Begitupun kluarga Fika yang sangat menyayangi Nisa seperti putri kandungnya sendiri.

"Benarkah mbak? mas Wildan sudah datang?" tanya Fika sengan antusias. Fika tersenyum senang. kebahagiaan tampak memancar di wajahnya.

"Wildan belum datang Fi.. Tante Alin sama Om Reyhan yang sudah datang. katanya Wildan dan Eky masih di perjalanan." jawab Nisa.

Fika kembali tak tenang. ketakutan mulai menyelimuti hatinya.

1 jam berlalu.

Wildan dan Eky masih juga belum datang. Para tamu dan kluarga sudah mulai gelisah karna sang pengantin pria tidak juga menampakkan dirinya.

Fika sangat gelisah ia mulai menangis.

"Apakah mas Wildan benar benar ingin membatalkan pernikahan ini? Apa mas Wildan benar benar meninggalkanku?" suara hati Fika mulai berteriak menahan sakit.

Fika mencoba menghubungi Wildan tp handphone Wildan tidak aktif.

Nisa berusaha menghubungi Eky namun tidak ada jawaban.

Pak Gunawan dan Rani (mama papa Fika) masuk ke kamar Fika, di susul Pak Reyhan dan Alina (mami papi Wildan) yang juga berkumpul di kamar Fika.

"Nisa bagaimana? Apa Eky menjawab?" tanya Reyhan pada Nisa.

" Belum om.. Eky tidak menjawab panggilan Nisa, ponsel Wildan juga tidak aktif" jawab Nisa

"Pi.. mami khawatir terjadi sesuatu dengan putra putra kita" ucap Alin pada Reyhan.

"Tenang mi.. tidak akan terjadi apa apa pada mereka" jawab Reyhan menenangkan istrinya.

"Papi juga sudah menyuruh Pak Udin untuk kembali ke rumah untuk memastikan Wildan dan Eky" Reyhan.

Sedangkan Rani memeluk Fika yang mulai menangis.

"Sayang.. kamu jangan nangis.. anak mama yang cantik. tidak akan terjadi apa apa pada Wildan, sebentar lagi dia akan datang" Rani berusaha menenangkan putrinya.

"iya sayang.. mungkin mereka terjabak macet di jalan, kamu jangan menangis dan memikirkan yang tidak tida, sebentar lagi mereka pasti datang.. " Papa Fika juga ikut menenangkan putri kesayangannya itu.

"Mas Reyhan sebaiknya kita keluar untuk menenangkan para tamu dan mencoba mengundur acara akad nikahnya" ucap Gunawan pada Reyhan.

"Iya Gun.. ayo kita kluar menghampiri para tamu. Nisa tolong terus hubungi Eky dan Wildan. Mami disini saja menemani Fika" Reyhan.

"iya pi... " Alin menangguk setuju dengan perintah suaminya.

Reyhan dan Gunawan pun keluar dari kamar Fika dan menghampiri para tamu yang saat ini sudah penuh di ruang tamu kediaman Gunawan yang besar dan mewah.

Alin memeluk Fika yang masih menangis di pekukan mamanya.

"sayang kamu tenang.. Wildan pasti sebentar lagi sampai, tadi pagi dia sudah memakai baju pengantin dan akan berangkat dengan Eky." Alin pun turut menenangkan calon menantunya.

Mendengar kata kata Alin Fika mulai tenang.. Wildan sudah memakai baju pengantin, itu artinya Wildan sudah bersiap siap dengan pernikahan ini. Fika mulai tenang... hal hal baik mulai ia tanamkan di pikirannya saat ini.

"Iya kita harus berpikir positif sayang" saut mama Rani.

3 jam berlalu.

Semua tamu mulai ricuh beberapa dari mereka mulai pamit untuk kembali karna terlalu lama menunggu . Keluarga Wildan berusaha menghubungi Eky dan Wildan. Supir merekapun sudah kembali dari rumah mereka. Namun Wildan dan Eky sudah tidak ada di rumah. begitupun dengan mobil Eky dan Wildan sudah tidak ada di rumah.

Semuanya kembali kekamar Fika.

Fika sudah tidak menangis lagi. tatapannya kosong. hal yang ia takutkan benar benar terjadi.

Wajahnya sembab dan pucat karna terlalu banyak menangis.

"Eky. lo dimana?" suara Nisa tiba tiba membuat semua mata tertuju padanya.

Rupanya Eky mengangkat telpon dari Nisa setelah ratusan kali menelponnya sejak pagi tadi.

"Nis.. gue udah berusaha sekuat tenaga gue.. tp gue nggak bisa. " Jawab Eky.

"Maksud lo apa ky" tanya Nisa sedikit membentak Eky.

Fika beranjak dan merebut ponsel Nisa. yang kebetulan Nisa berdiri tidak jauh dari Fika yang duduk di tengah2 Alin dan Rani di tepi ranjang.

"Mas Eky dimana mas Wildan?" Fika bertanya pada Eky dengan suara bergetar.

"Fika.." Eky menjawab lirih.

"Dimana Mas Wildan..??!!" Fika mulai meninggikan suaranya.

"Di Apartmen Wildan... dia.. "

belum Eky melanjutkan kata katanya Fika menutup telpon memberikan ponsel itu pada Nisa dan pergi berlari keluar.

"Fika... ada apa fi.." suara mama Rani yang mengejar Fika tak ia hiraukan lagi..

semua memanggil Fika namun Fika tetap berlari menuju garasi mobil.

Segera Fika melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Nisa menghentikan para orang tua yang hendak mengejar Fika.

"Om tante.. kalian disini saja. dan menemani para tamu yang masih tersisa. Biar Nisa yang mengejar Fika." ucap Nisa pada para orang tua merekapun setuju dengan Nisa. karna memang tidak mungkin semuanya meninggalkan rumah sementara masih ada beberapa tamu rumah.

Nisa mengejar Fika dan melajukan mobilnya mengikuti Fika.

Fika menangis mengemudikan mobil dengan sangat kencang .Bahkan beberapa kali hampir menabrak mobil di depannya/di sampingnya.

Nisa mengikuti Fika dan sangat khawatir dengan adiknya .Tibalah Fika di apartmen Wildan.

Gimana kelanjutannya gaes.. jangan lupa like,komen dan vote yaaaa...

terimah kasih.. 😍😍😍 biar makin semangat aku nulisnya.. 😙😙😙

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!