NovelToon NovelToon

Douluo Dalu : Raja Keterampilan Fisik

Bab 1

Di Kota Notting.

Sebuah restoran mewah terlihat tetap ramai meski malam telah larut.

Cahaya lampu temaram berpadu dengan aroma anggur yang menguar, menciptakan suasana penuh kemewahan.

Para pemuda bangsawan dan orang-orang kaya berpakaian megah, dengan rambut disisir rapi dan wajah dipoles bedak, bernyanyi dengan penuh semangat.

Di sekitar mereka, sekelompok wanita berpakaian minim bersorak dan tertawa riang, menambah hiruk-pikuk suasana restoran mewah tersebut.

Di balik meja bar, seorang pria gemuk dengan wajah berminyak tersenyum menjilat.

Namun, begitu ia menoleh, wajahnya kembali masam.

"Xiao Shank ! Di mana anggur yang dipesan untuk tamu terhormat di lantai dua?!" serunya.

Seorang anak laki-laki kurus, sekitar lima atau enam tahun, berlari cepat dengan nampan perak di tangannya.

Keringat membasahi dahinya, tapi ia tetap lincah menavigasi ruangan yang ramai.

"Ini dia, Tuan," katanya sopan saat menyerahkan botol anggur berusia lima puluh tahun.

Namun, ia bahkan belum sempat menghela napas ketika suara pemilik bar kembali menggelegar.

"Xiao Shanks! Apa kau ingin upahmu dipotong?! Dapur sudah kewalahan!"

Anak itu—Shank—menundukkan kepalanya, menggerutu pelan, "Kapitalis keparat."

Ia tak berani menatap si pemilik bar dan segera berlari ke dapur.

Di dapur yang panas dan sesak, seorang pria paruh baya bertubuh gempal, dengan topi koki di kepalanya, menyapanya dengan nada menggoda.

"Shank, kenapa masih kerja larut begini? Kau benar-benar pekerja keras."

Shank mengangkat bahu.

"Aku butuh uang. Aku harus mengumpulkan cukup biaya untuk masuk Akademi Master Jiwa Junior. Ini satu-satunya jalan."

Kepala koki tertawa kecil.

"Tiga hari lagi, kan? Hari di mana kau akan membangkitkan jiwa bela dirimu?"

Shank mengangguk.

"Benar. Aku harus pergi ke Spirit Hall untuk upacara kebangkitan."

Ia sudah menunggu lama untuk hari itu.

Selama enam bulan terakhir, ia mengumpulkan informasi tentang Su Yuntao, seorang master jiwa yang bertanggung jawab atas upacara kebangkitan.

Dulu, Shank bukanlah siapa-siapa.

Ia berasal dari dunia lain, seorang pemuda biasa yang tinggal di Bumi.

Tanpa latar belakang keluarga yang berpengaruh, ia menjalani hidup sederhana—bekerja sambil kuliah, bertahan dari gaji kecil, dan akhirnya kelelahan hingga pingsan di lift kantor.

Saat membuka mata lagi, ia menemukan dirinya dalam tubuh seorang anak kecil yang kelaparan di dunia yang asing.

Namun, dunia ini bukan sembarang dunia. Ini adalah Benua Douluo—dunia yang pernah ia tonton dalam anime.

Sayangnya, ia hanya menonton lebih dari seratus episode, jadi pemahamannya terbatas.

Yang ia tahu hanyalah bahwa protagonisnya telah memenangkan kejuaraan dalam Kompetisi Elit Akademi Master Jiwa Tingkat Lanjut Kontinental.

Tanpa sistem, tanpa mentor misterius, dan tanpa latar belakang keluarga yang mendukung, Shank sadar bahwa satu-satunya jalannya adalah membangkitkan jiwa bela diri yang kuat.

Ia telah mendengar rumor bahwa Su Yuntao memiliki kecenderungan menganggap remeh jiwa bela diri tertentu.

Jika seseorang mendapatkan jiwa bela diri yang tampak lemah, bisa jadi itu sebenarnya jiwa bela diri tingkat dewa yang tersembunyi.

Jika ia ingin mengubah nasibnya, ini adalah kesempatannya.

Tiga hari kemudian.

Sebelum matahari terbit, Shank mandi di sungai kecil di luar kota Notting.

Ia mengenakan pakaian terbaiknya dan meskipun tetap sederhana lali mengikat rambut panjangnya menjadi kuncir kuda keatas.

Karena Potong rambut butuh biaya, dan di dunia ini, pria berambut panjang bukan hal yang aneh.

Jadi, ia membiarkannya tumbuh untuk menghemat uang.

Setelah memastikan penampilannya di pantulan air sungai, ia mengepalkan tangan.

"Semuanya tergantung hari ini aku berharap tuan Su Yuntao, jangan ampai mengecewakanku."

Gumamnya.

Shank melangkah menuju Spirit Hall, gedung paling megah di kota.

Lambang Spirit Hall yang berisi pedang, palu, naga, bunga krisan, dan figur manusia terukir megah di bagian depan gedung.

Saat ia tiba di gerbang, seorang penjaga berbaju besi menghentikannya.

"Ini adalah Aula Roh dan Jika kau di sini untuk kebangkitan roh, masuklah ke kiri dan Jika tidak, pergilah." Ucapnya.

Shank mengangguk.

"Permisi, apakah Guru Su Yuntao yang memimpin upacara hari ini?" Tanyanya.

Penjaga itu mengerutkan kening, merasa familiar dengan wajah anak itu, tetapi tak bisa mengingat dari mana.

"Ya, Tuan Su Yuntao yang bertanggung jawab hari ini," jawabnya.

Shank diam-diam menghela napas lega. "Terima kasih, Paman."

Tanpa ragu, ia melangkah masuk.

Beberapa saat kemudian.

Ruangan itu remang-remang. Suasana hening, hanya terdengar isakan pelan dari seorang anak laki-laki yang baru saja keluar dari ruangan sambil digendong ibunya.

Shank tahu, anak itu pasti gagal membangkitkan jiwa bela diri yang bisa dikultivasi.

Saat ia menjulurkan kepalanya untuk mengintip ke dalam, sebuah suara berat terdengar.

"Masuklah, anak kecil."

Shank melangkah masuk dan mendapati seorang pria muda mengenakan jubah putih awan berdiri di tengah ruangan.

Ia membungkuk hormat. "Saya Shank dan Senang bertemu dengan Guru Su Yuntao."

Su Yuntao menatapnya dengan penasaran. "Oh? Kau mengenalku?"

Shank tersenyum tipis. "Aku pernah mendengar namamu, Guru Su Yantao. Tolong bangkitkan jiwa bela diriku."

Su Yuntao terkekeh.

"Oke nak, sekarang Berdiri diam ditempat dan Jangan takut dengan apa yang akan terjadi nanti." ucapnya.

Tiba-tiba, dua cincin jiwa yang satu putih dan satu kuning muncul dari tubuhnya.

Lalu Bayangan serigala hijau setinggi tiga meter melayang di belakangnya, dan matanya bersinar hijau redup.

Shank sedikit mundur, meski ia sudah menduga hal ini.

"Baiklah, mari kita mulai."

Su Yuntao melemparkan enam batu hitam yang langsung melayang di sekitar Shank.

Seketika, ia merasakan aliran energi aneh memasuki tubuhnya.

"Tutup matamu dan rasakan lalu Buka tangan kananmu," perintah Su Yuntao.

Shank mengikuti instruksi.

Dalam sekejap, sesuatu muncul dari telapak tangannya.

Sebuah sosok putih transparan setinggi satu inci, dengan mata ungu kecil yang bersinar redup.

Su Yuntao terdiam.

Shank mengerutkan kening.

"seperti Jiwa bela diri binatang?" ucap Su Yuntao.

Ia berharap Su Yuntao akan mencemoohnya, mengatakan bahwa jiwa bela dirinya sampah.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

"Baiklah, sekarang kita uji kekuatan jiwamu."

Su Yuntao melempar bola kristal.

Saat Shank menyentuhnya, cahaya biru pucat langsung memenuhi bola itu.

Su Yuntao tersentak kaget.

"Tingkat sembilan?! Tidak... Ini tingkat sembilan bawaan!" ucapnya.

lalu Su Yuntao menatap Shank dengan mata berbinar.

"Kau jenius nak! Dengan jiwa bela diri binatang dan kekuatan jiwa tingkat sembilan bahwaan ini, masa depanmu pasti akan cerah!"

Shank terdiam.

Ini bukan yang ia harapkan.

Bukankah seharusnya Su Yuntao menganggap jiwa bela dirinya sebagai sampah? Dan Bukankah jiwa bela diri sejatinya seharusnya tersembunyi di tangan kirinya?

Tapi... tidak ada apa-apa di tangan kirinya.

Bab 2

Hasil ini benar-benar mengacaukan rencana Shank sebelumnya.

Sekarang, satu-satunya pilihan yang masuk akal adalah pergi ke Akademi Master Jiwa Junior Notting dan belajar di sana.

Shank tidak yakin apakah dia bisa berkembang sejauh itu. Namun, dia tiba-tiba teringat bahwa ada seseorang di Kota Notting yang mungkin bisa membantunya.

Tapi dengan bakatku yang pas-pasan, bagaimana mungkin aku bisa menarik perhatian sang guru?

Jika tidak bisa mendapatkan bimbingan langsung, satu-satunya pilihan adalah mendekati protagonis, Tang San.

Jika dia bisa mengikuti Tang San, setidaknya dia akan mendapat manfaat meskipun tidak berada di pusat perhatian.

Keesokan paginya, Shank tiba di depan bangunan megah di Kota Notting.

Akademi Master Jiwa Junior Notting.

Di pintu masuk akademi, dia menghentikan seorang guru wanita yang cantik dan bertanya tentang tempat pendaftaran.

Tanpa diduga, begitu guru itu melihat sertifikat kebangkitan jiwa bela diri Shank, sikapnya berubah drastis.

Dari raut wajah penuh kebanggaan, kini dia tersenyum hangat. Bahkan, dia memanggil Shank "adik" dengan lebih lancar daripada memanggil orang tuanya sendiri di kehidupan sebelumnya.

Setelah itu, guru bernama Si Rong membimbingnya ke gedung utama untuk mendaftar.

Shank membayar biaya pendidikan, menerima seragam sekolah, kartu makan, perlengkapan tidur, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

Si Rong bahkan membawanya ke asrama pribadi, secara pribadi menyiapkan tempat tidur dan perlengkapannya.

Tak hanya itu, dia juga mentraktir Shank makan malam di kafetaria akademi.

Sikap antusias Si Rong membuat Shank bingung.

Dalam ingatannya, masa-masa awal Tang San di akademi ini cukup berat—diganggu oleh senior dan bahkan diberi tugas membersihkan kampus.

Namun, yang lebih penting sekarang adalah memastikan apakah Tang San sudah masuk akademi.

Mengenai mencari bimbingan dari Yu Xiaogang, Shank memikirkannya berulang kali dan akhirnya menyerah.

Sang guru memberi kesan sebagai orang yang kaku, acuh tak acuh, dan terlalu percaya diri.

Jika dia mendekatinya tanpa alasan kuat, bisa-bisa malah menimbulkan kesan buruk.

Akan lebih baik jika dia menjalin hubungan baik dengan Tang San lebih dulu, kemudian secara tidak langsung mendapatkan wawasan kultivasi darinya.

Setelah mempertimbangkan semuanya, Shank bertanya, "Guru Si Rong, apakah ada siswa paruh waktu bernama Tang San di akademi kita?"

Si Rong tersenyum dan menjawab, "Tidak, hanya ada tujuh siswa paruh waktu tahun ini, dan tidak ada yang bernama Tang San."

Shank mengernyit. Tidak mungkin...

"Kalau begitu, kapan pendaftaran mahasiswa baru berakhir?" tanyanya lagi.

"Sehari sebelum kemarin," jawab Si Rong. "Tapi, beberapa siswa mungkin datang terlambat karena alasan tertentu."

Shank mengingat dengan jelas bahwa dalam cerita aslinya, Tang San tidak pernah terlambat saat mendaftar. Bahkan, dia mendapatkan cincin jiwanya di hari pertama masuk sekolah.

Merasa tidak puas, dia bertanya lagi, "Apakah Anda yakin? Bagaimana dengan seorang gadis bernama Xiao Wu?"

Si Rong menggeleng. "Tahun ini tidak ada gadis yang mendaftar. Jika ada, aku pasti akan mengingatnya."

Shank menyadari bahwa bertanya lebih jauh hanya akan menimbulkan kecurigaan.

Jadi, dia mengganti topik pembicaraan dan mulai bertanya tentang sistem pembelajaran di akademi.

Si Rong menjelaskan bahwa tahun pertama dan kedua lebih banyak berfokus pada teori serta meditasi dasar.

Hanya ada satu hari praktik setiap minggu.

Sementara itu, mereka yang memiliki kekuatan jiwa lebih dari level lima akan mendapat tawaran dari Spirit Hall untuk belajar di akademi yang lebih unggul.

Malam harinya, setelah berkeliling akademi, Shank memastikan bahwa Xiao Wu memang belum tiba.

Namun, keesokan paginya, sesuatu yang menarik terjadi.

Saat sedang sarapan, Shank melihat seorang pria paruh baya berwajah pucat dengan jubah hitam memasuki kafetaria.

Ketika Si Rong melihatnya, dia dengan enggan memanggilnya, "Tuan..."

Pria itu hanya menatap Si Rong sekilas dengan ekspresi acuh, lalu meninggalkan tempat itu.

Tanpa perlu diperkenalkan, Shank sudah tahu siapa dia—Yu Xiaogang, sang "guru" yang terkenal.

Si Rong mendengus kecil. "Hmph, Saudara Shank, jangan pedulikan orang itu karena Dia hanya mengandalkan koneksinya dengan dekan. Apa hebatnya dia?"

Shank hanya tersenyum samar, tidak berkata apa-apa.

Dia tahu, bagaimanapun juga, pria itu punya pengetahuan mendalam tentang jiwa bela diri.

Pertemuan dengan Tang San

Beberapa hari berlalu, dan Shank mulai curiga bahwa dia masuk akademi lebih awal daripada Tang San. Namun, semuanya terjawab saat pendaftaran tahun ajaran berikutnya dimulai.

Hari itu, Shank melihat Yu Xiaogang keluar dari akademi dan menuju Kota Notting.

Tak lama setelah itu, seorang gadis dengan pakaian merah muda dan aksesoris berbentuk kelinci berlari masuk ke akademi.

Xiao Wu!

Shank hampir tidak bisa menahan diri untuk langsung menyapanya, tapi dia berhasil menenangkan diri.

Siang harinya, seorang lelaki tua berambut putih dengan pakaian sederhana memasuki gerbang akademi, membawa seorang anak laki-laki dengan mata cemerlang—Tang San!

Pria penjaga gerbang sengaja mempersulit mereka karena pakaian mereka yang sederhana, dan Tang San membalasnya dengan dorongan ringan yang membuat pria itu tersungkur.

Saat itu, Yu Xiaogang kembali dan menghentikan konflik tersebut.

Melihat adegan ini, Shank tersenyum kecil. Jadi ini pertemuan pertama mereka? Menarik...

Ketika Yu Xiaogang membawa Tang San melewati gerbang, tatapan Tang San bertemu dengan Shank.

Shank tersenyum, dan Tang San membalasnya.

Namun, Yu Xiaogang tampaknya menyadari interaksi kecil mereka dan melirik Shank dengan ekspresi penuh arti.

Ketika mereka berada cukup dekat, dia berkata, "Namamu Shank, kan? Seorang jenius dengan kekuatan roh tingkat sembilan bawaan."

Shank sedikit terkejut. "Sekarang aku sudah di level sepuluh. Mengenai jenius... aku rasa itu berlebihan."

Ekspresi Yu Xiaogang berubah sedikit tertarik. "Oh? Di akademi ini, hanya ada enam siswa yang mencapai level sepuluh, dan lima lainnya berada di kelas enam."

Shank melirik Tang San sebelum berkata, "Misalnya, seseorang yang memiliki kekuatan jiwa level sepuluh sejak awal. Aku butuh satu tahun untuk mencapainya."

Mata Yu Xiaogang menyipit. "Menarik. Jika aku tidak salah, kau sudah mencapai level sepuluh sejak enam bulan yang lalu."

Shank mengangkat bahu. "Kekuatan jiwa bukan satu-satunya faktor. Aku masih pemula dalam memahami jiwa bela diriku."

Shank mengangkat tangan kanannya dan memanggil jiwa bela dirinya.

Yu Xiaogang dan Tang San menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Meskipun berpengetahuan luas, Yu Xiaogang tidak bisa langsung mengenali jiwa bela diri itu. Namun, dia tahu satu hal pasti—jiwa bela diri Shank jelas bukan jiwa biasa.

Yu Xiaogang tersenyum tipis. "Anak yang menarik, jiwa bela diri yang menarik... Jika kau benar-benar ingin mengeksplorasi jiwa bela dirimu, datanglah ke kantorku malam ini."

Mata Shank berbinar. Ini adalah kesempatan emas!

Dengan penuh semangat, dia membungkuk dan berkata, "Terima kasih, Guru!"

Bab 3

Bagi sang guru grand Master, membawa Shank mencari cincin roh hanyalah cara untuk membalas budi Untuk dekan Akademi Guru Roh Junior Notting.

Dalam beberapa hari ini, Shank memeras otaknya untuk mencari cara agar bisa menumpang pada Tang San dan pergi bersama Guru ke Hutan Perburuan Jiwa untuk mencari binatang buas jiwa.

Namun, sebelum shank dapat mengatakan bahwa ia ingin ikut, sang guru sudah membuka jalan baginya.

Akhirnya shank berpura-pura tenang lalu menjawab, "Jika tuan tidak keberatan kalau aku akan membuat masalah kepada tuan, aku bersedia mengikuti tuan untuk mencari cincin roh."

Setelah mendengar apa yang dikatakan Shank, sang guru terkekeh dan berkata.

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang telah kamu lalui sebelumnya, Namun, kamu sangat licik dan sama sekali tidak bertingkah seperti anak kecil dan Kau jelas ingin pergi tetapi kamu harus mengatakannya dengan sangat bijaksana."

"Lupakan saja, lepaskan jiwa bela dirimu dan biarkan aku melihatnya."

Bagi sang guru, dia jauh lebih tertarik pada jiwa bela diri Shank daripada dirinya sendiri.

Setelah mengobrol beberapa kata, dia segera memfokuskan perhatiannya pada jiwa bela diri yang paling menarik minatnya.

Shank mengangguk pelan lalu mengangkat tangan kanannya.

Dengan pikirannya, dia memanggil jiwa bela dirinya lagi.

Sang guru berjalan mendekati Shank dan menarik tangan kanan Shank, mengamati bayangan jiwa bela diri di tangan kanan Shank dengan sangat hati-hati.

"Hah."

Tang San yang baru saja selesai makan, berseru pelan.

Guru dan Shank menatap Tang San pada saat yang sama.

Sang guru berkata dengan ringan.. "Ada apa, Xiaosan, apakah kamu menemukan sesuatu?"

Setelah mendengar perkataan sang guru, Tang San menatap pipi Shank, lalu menatap sosok ilusi di tangan kanan Shank dan berkata.

"Guru, aku hanya merasa bahwa pipi jiwa bela diri ini sangat mirip dengan pipi Kakak Senior Shank."

Ketika sang guru mendengar kata-kata Tang San, dia tiba-tiba menyadari bahwa jiwa bela diri Shank memang sangat mirip dengan Shank.

Setelah memikirkannya, sang guru bergegas kembali ke mejanya.

Sebuah kaca pembesar yang terbuat dari kristal dikeluarkan dari laci dan dengan bantuan fungsi pembesar kaca pembesar, sang guru dan Tang San melihat pemandangan yang sangat aneh.

Di balik kaca pembesar, roh bela diri yang mengambang di telapak tangan kanan Shank menunjukkan bentuk wajah yang persis sama dengan Shank.

"Konon katanya jiwa bela diri bisa berupa apa saja, tapi ini pertama kalinya aku melihat jiwa bela diri yang merupakan milikku sendiri dan Ini seharusnya merupakan jenis jiwa bela diri bawaan."

Sudah setahun penuh sejak Shank membangkitkan jiwa bela dirinya, dan hari ini dia akhirnya mengetahui nama jiwa bela dirinya.

"Jiwa bela diri asli? Guru, bagaimana cara mengolahnya?"

Shank menatap sang guru dan bertanya dengan cemas.

Sekarang setelah dia mengetahui nama jiwa bela dirinya, dia seharusnya memiliki arah yang jelas untuk berkultivasi.

Namun setelah mendengar pertanyaan Shank, sang guru menggelengkan kepalanya sedikit dan berkata, "Jiwa bela diri asli ini adalah satu-satunya yang pernah kulihat dalam hidupku, dan aku tidak tahu karakteristik spesifiknya."

"Tetapi saya yakin bahwa kualitas jiwa bela diri asli kamu benar-benar yanh terbaik Jadi, cobalah untuk mengaktifkan jiwa bela diri itu untuk menyerang saya."

Setelah mendengar kata-kata sang guru, Shank mengangguk sedikit, lalu menggunakan pikirannya untuk mengendalikan jiwa bela diri di tangannya untuk menyerang sang guru.

Pada saat ini, Shank merasakan kekuatan jiwa dalam tubuhnya mengalir ke jiwa bela dirinya, dan kemudian jiwa bela dirinya menghilang di telapak tangan Shank.

Kemudian Shank meninju dada sang guru dengan kecepatan luar biasa, mendorong sang guru yang tak berdaya itu mundur beberapa langkah dan memaksanya memegang rak buku untuk menenangkan diri.

"Guru."

“Tuan…”

Tang San dan Shank berseru bersamaan.

Lalu Shank menatap tangan kanannya dengan tak percaya.

Dia dapat dengan jelas merasakan bahwa dia hanya menggunakan pikirannya untuk mengendalikan semangat bela dirinya untuk menyerang sang guru.

Namun dia tidak menyangka kalau jiwa bela dirinya akan menyatu dengan tubuhnya terlebih dahulu, lalu mengendalikan tangan kanannya untuk menyerang sang guru.

"Sialan, apa yang kau lakukan..."

Tang San bereaksi dan meninju Shank dengan marah, namun Shank merasa pukulan Tang San sangat lambat.

Dia buru-buru mengangkat tangannya untuk memblokir serangan Tang San, tetapi di mata Tang San dan Guru, kecepatan reaksi Shank begitu cepat sehingga dia dengan mudah memblokir serangan Tang San.

Tang San tidak menyangka reaksi Shank begitu cepat.

Dia tanpa sadar mengangkat kakinya dan mencambuk perut kiri Shank.

Namun Shank adalah orang pertama yang tiba dan mengangkat kakinya untuk menghalangi lutut Tang San, menghentikan serangan tendangan menyapu Tang San.

Tetapi sang guru tahu bahwa Shank tidak pernah mengikuti kursus pelatihan praktis apa pun, dan kemampuan Tang San sebagai pemimpin siswa paruh waktu secara alami memiliki kekuatan untuk mengalahkan siswa kelas enam.

Dan dari sudut pandang sang master, pukulan dan tendangan Tang San saat menyerang Shank sangat cepat dan indah.

Melihat bahwa ia gagal mendapatkan keuntungan atas Shank setelah dua serangan berturut-turut, Tang San segera mengaktifkan kekuatan rohnya dan menggunakan Ghost Shadow untuk melancarkan serangkaian serangan cepat ke arah Shank.

Akan tetapi, pukulan dan tendangan apapun yang dilancarkan Tang San, semuanya berhasil diblok oleh Shank yang datang lebih dulu setelah terkena serangan berikutnya.

Sambil menangkis serangan Tang San, Shank berkata, "Dengarkan penjelasanku, aku tidak bermaksud begitu."

Sang guru mengusap dadanya yang terbakar dan berkata, "Baiklah, Xiao San, aku meminta Shank untuk menyerangku."

Tang San menghentikan serangannya setelah mendengar kata-kata tuannya, dan Shank juga menghela napas lega saat ini.

Lalu dia menatap tangannya dengan heran.

Dia belum pernah melakukan pelatihan tempur sungguhan, tetapi dia dapat sepenuhnya memblokir serangan Tang San.

"Shank, kamu seharusnya dirasuki oleh semangat bela dirimu sekarang."

Sang guru tiba-tiba bertanya, dan Shank bereaksi dan berkata, "Sepertinya begitu, Guru. Saya merasa jiwa bela diri saya melekat pada tubuh saya."

Setelah mendengar perkataan Shank, sang guru buru-buru mengeluarkan sepotong karet dari rak buku di sebelahnya dan berkata, "Ayo, Shank, pukullah potongan pektin ini dengan sekuat tenaga."

Setelah mendengar kata-kata sang guru, Shank mengangguk, berjalan ke arah pektin hitam sebesar baskom, mengangkat tangan kanannya dan meninjunya dengan keras.

"Boom..."

Kekuatan besar itu disalurkan ke tanah melalui pektin, menyebabkan gemuruh besar bergema di kamar master.

Penyok seperti kepalan tangan sedalam sekitar tiga sentimeter tertinggal pada blok pektin.

Sang guru mengangguk dan berkata, "Sekarang singkirkan dulu jiwa bela dirinya, lalu pukul pektin itu lagi..."

Shank merasa jiwa bela dirinya meninggalkan tubuhnya, lalu meninju pektin di depannya itu lagi.

  

Hasilnya, pektin hanya mengeluarkan suara tumpul dan tidak meninggalkan jejak apa pun pada permukaan pektin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!