NovelToon NovelToon

Ketika Cinta Hanya Tinggal Nama

Pandangan Pertama

Cinta Angelica yang di panggil dengan sebutan Cinta. Ia adalah seorang anak tunggal dari pengusaha kaya raya. Ayahnya pengusaha batu bara sedangkan ibunya seorang dokter di rumah sakit ternama. Walaupun ia mempunyai orang tua yang sangat kaya tapi itu semua tidak membuat Cinta menjadi anak yang sombong dan manja. Malah sebaliknya, ia adalah wanita yang sangat sederhana, peduli terhadap siapapun, suka membantu teman-temannya dan ia termasuk anak yang alim karena tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu.

Tak heran jika Cinta sangat di sukai oleh semua orang yang mengenalnya. Selain itu, Cinta juga sangat pintar. Ia selalu mendapatkan juara pertama di sekolahnya. Wajah yang cantik, bulu mata yg lentik, bentuk tubuh yang sangat ideal, kulitnya yang putih mulus. Siapa yang tidak akan jatuh cinta jika melihat dia. Semua orang mengatakan bahwa hidup Cinta begitu sempurna.

Banyak yang ingin mendapatkan hatinya tapi Cinta menolak mereka semua dengan halus. Karena bagaimanapun juga, cinta tak ingin menyakiti mereka dengan memberikan harapan palsu. Ia juga belum siap untuk jatuh cinta karena ia takut untuk merasakan gimana sakitnya patah hati. Jadi satu satunya cara setiap ada laki laki yg mengungkapkan perasaannya baik itu secara langsung atau melalui surat. Cinta akan langsung menolak mereka dengan memberikan alasan tentunya

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana semua murid harus berangkat lebih pagi dari pada hari biasanya karena setiap hari senin, selalu di adakan upacara dan Cinta tidak pernah sekalipun datang terlambat. Jika hari selasa sampai hari sabtu ia berangkat jam 06.30 maka untuk hari senin ia berangkat lebih pagi yaitu jam 06.00.

Sebenarnya Cinta bisa saja minta di antarkan sopir tapi entah kenapa ia lebih suka naik angkot atau bus. Kadang jika agak kesiangan, ia akan naik ojek agar lebih cepat. Uang saku yang di berikan bundanya sangat lebih dari kata cukup tapi ia hanya mengambil sebagian saja sedangkan sebagiannya lagi ia tabung untuk bantu orang di luaran sana yang kurang mampu.

Saat Cinta tiba di sekolah, ia segera masuk kelas dan tidak lupa untuk bersih bersih kelas walaupun sebenarnya, sekarang bukanlah jadwal piketnya. Tapi itulah Cinta, ia suka akan kebersihan. Jika kelas rapi dan bersih maka belajarpun akan lebih semangat, beda jika kelas kotor dan bau. Siapapun tidak akan betah lama- lama di kelas.

Selesai bersih-bersih, ia di panggil oleh guru wali kelasnya untuk segera ke kantor. Tanpa membuang-buang waktu, ia segera menuju ke sana. Sampai di depan pintu, ia mengetok pintu 1x lalu mengucapkan salam.

"Masuk Cin". Ucap Bu Indah, setelah sebelumnya menjawab salam dari Cinta.

Cinta masuk dan berdiri di depan meja Bu Indah. " Duduk, Cin." Bu Indah mempersilahkan Cinta untuk duduk.

" Cin, hari ini ada anak baru di sekolah. Ibu harap kamu bisa bantu dia agar dia bisa beradaptasi dengan sekolah kita ini. Ibu ingin kamu membantu dia menjelaskan semua yang berkaitan dengan sekolah ini." Ucap Bu Indah.

"Baik bu tapi jika boleh tau dia pindahan dari mana ya bu?" Tanya Cinta penasaran.

"Dia dari Surabaya Cin. Dia anak Pak Kepsek. Walaupun dia anak pak kepsek tapi dia belum pernah ke sini. Bahkan ia belum pernah menginjakkan kaki di Jakarta. Dari kecil ia sekolah dan hidup di Surabaya tapi sejak kakeknya meninggal. Pak Kepsek meminta dia untuk segera pindah ke sekolah ke ini. Agar beliau bisa memantau anaknya." Jawab Bu Indah sambil tersenyum.

" Kira kira dia akan datang jam berapa?"

"Dia sudah datang dari tadi Cin. Sekarang ada di ruangan Pak Kepsek. Oh ya dia satu kelas sama kamu. Berhubung kamu ketua kelasnya, jadi carikan dia bangku kosong. Dan satu lagi, jam pertama pelajaran Kimia kan?"

" Iya bu."

"Pak Budi dia gak masuk Cin karena anaknya sakit. Tapi Pak Budi sudah memberikan kalian tugas. Ini tugasnya." Bu Indah memberikan selembar catatan kepada Cinta. Cinta segera mengambilnya.

" Sekarang kamu bisa segera turun untuk segera mengikuti upacara tapi ingat, selesai upacara segera ke sini untuk jemput dia."

"Iya, bu "

Cinta segera turun dan kumpul bersama teman temannya. Ia bediri di barisan paling belakang karena memang barisan di depan sudah pada penuh.

"Kamu dari mana, Cin?" Tanya Elsa, teman sebangkunya.

" Dari kantor."

"Ngapain?"

"Di panggil Bu Indah."

"Emang ada urusan apa?"

"Ada anak baru."

"Cowok apa cewek?"

"Aku belum tau. Tapi yang jelas dia anaknya Pak Kepsek."

"Ohhh...Pindahan dari mana Cin?"

"Dari Surabaya. Sudah jangan nanya terus. Kita di liatin tuh sama Bu Dewi. Lanjutin nanti lagi ngobrolnya." Ucap Cinta yang merasa risih karena di tanya terus. Sedangkan Bu Dewi melihat ke arah dirinya karena ketahuan ngobrol di saat Upacara sedang berlangsung.

Setengah jam kemudian upacarapun selesai di laksanakan. Cinta segera ke kantor untuk menjemput anak baru itu.

"Assalamu'alaikum bu." Ucap Cinta lalu masuk ke ruangan Bu Indah. Bu Indah tersenyum dan menjawab salam.

" Itu dia Cin, anak baru itu." Ucap Bu Indah.

Cinta melihat ke arah yang di tuju oleh Bu Indah. Dan Wow, ini pertama kalinya Cinta melihat cowok setampan dan sekeren itu. Cinta hanya senyam-senyum sendiri melihatnya. Inilah pertama kali Cinta merasa jantungnya berdebar-debar ketika berhadapan dengan cowok.

"Apa aku sedang jatuh cinta?" Tanya Cinta dalam hati.

"Cin, kamu kenapa?" Tanya Bu Indah melihat Cinta yang hanya berdiam diri seakan akan sedang melamun.

"Gak bu. Gak kenapa-napa." Jawab Cinta dengan pipi yang merah karena malu ketahuan menatap cowok itu terlalu lama. Bu Indah hanya tersenyum, ia seakan akan tau apa yang di rasakan oleh Cinta, murid kesayangannya

"Iya sudah kamu samperin dia dan bawa dia ke kelas. Inget ya pas jam istirahat kamu bawa dia keliling sekolah agar ia tau seluk beluk sekolah ini. Jangan lupa jelasin setiap ruangan fungsinya untuk apa."

"Baik bu, saya mengerti."

Cinta melangkahkan kaki menghampiri cowok itu yang masih sibuk dengan Hp yang ia pegang.

"Maaf ganggu." Ucap Cinta, tak lupa ia memberikan senyum terindah yang belum pernah ia pamerkan ke siapapun.

Mendengar ada suara perempuan, cowok itupun menoleh ke arah suara itu. Dan yah kalian pasti tau, bagaimana perasaan cowok jika melihat ada bidadari di hadapannya.

"Saya Cinta Angelica. Kamu boleh panggil saya Cinta. Saya di suruh Bu Indah untuk menjemput kamu." Ucap Cinta menjelaskan. Tapi Cowok itu malah tetap melihat wajah Cinta tanpa berkedip. Cinta hanya tersenyum lalu melambaikan tangan di depan wajah dia.

"Hei, apa ada yang aneh dengan wajahku?" tanya Cinta masih dengan senyuman manisnya

"Ah maaf-maaf." Ucap laki laki itu lalu menunduk. Mungkin ia merasa malu karena sikapnya tadi.

"Iya gak papa. Kamu gak perlu menunduk seperti itu. Baiklah nama saya Cinta, saya ke sini untuk menjemput kamu."

"Baik." Laki laki itu masih saja menunduk, ia belum siap menatap gadis di depannya.

Merekapun berjalan beriringan menuju kelas. Tak ada obrolan di antara mereka karena sibuk dengan fikiran masing masing. Ketika sudah di luar kantor, Cinta mencoba mencari bahan untuk mencairkan suasana. Ia merasa gak enak jika harus diem dieman seperti ini.

"Namu kamu siapa?" tanya Cinta sambil menoleh ke arah dia.

"Ivan."

"Hanya Ivan saja?" tanya Cinta yang ingin tau nama lengkapnya.

"Nama panjangnya Ivan Setiawan."

"Kamu pasti lahir di bulan September ya?" tanya Cinta mereka reka.

"Dari mana kamu tau?" Ivan tanya balik, ia seakan sudah lupa sama rasa malu nya tadi.

"Biasanya kalau nama panjangnya ada se nya pasti ia lahir di bulan September."

"Ah kamu ada ada aja Cin." Jawab Ivan sambil ketawa. Ivan merasa lucu dengan jawaban Cinta tadi.

"Kamu sudah sarapan pagi?" tanya Cinta. Ivan hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Baiklah kita ke kantin dulu."

"Apa gak sebaiknya kita masuk kelas dulu."

"Nanti saja Ivan. Lagian guru yang mengajar di jam pertama tidak masuk. Kita juga tidak lama kog ke kantin. Aku ingin kamu mengisi perutmu sebelum masuk kelas. Jika sudah kenyang, aku janji kita langsung masuk kelas." Ucap Cinta, ia tak ingin Ivan merasa lapar ketika sudah masuk kelas. Entah kenapa Cinta ingin memberikan perhatian lebih terhadap Ivan

"Baiklah, terserah kamu. Aku nurut saja."

Aku Jatuh Cinta

Setelah sampai di kantin. Cinta dan Ivan memilih tempat paling pojok. Alasan memilih tempat itu karena mereka bisa lihat pemandangan dari luar jendela.

Cinta melambaikan tangan ke arah bik Imah, penjaga kantin. Bik Imah yang melihat lambaian tangan Cinta, segera menghampirinya. Tak lupa ia membawa catatan untuk mencatat makanan dan minuman yang nanti akan mereka pesan.

"Bi saya pesan Nasi Goreng dan Telur Mata Sapi." Ucap Cinta setelah bik Imah ada di dekatnya.

"Minumannnya non?" Tanya bik Imah.

"Air putih saja." Jawab Cinta sambil melihat Ivan yang sedari tadi melihat wajahnya

"Kamu mau pesan apa, Van?"

"Aku sama seperti kamu." Jawab Ivan sambil tersenyum.

"Baiklah. Bi Nasi gorengnya dua, telur mata sapinya juga tapi ingat jangan terlalu matang ya bi telurnya. Air mineralnya juga dua. Oke, itu aja. Makasih ya bi." Setelah selesai mencatat, bik Imah langsung pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.

"Kamu kenapa van, kog liatin aku terus dari tadi?"

"Kamu Cantik, Cin."

"Jangan muji gitu, Van. Aku gak suka."

"Maaf, Cin."

"Gak papa, Van. Tapi jangan di ulangi lagi ya Van."

"Iya Cin, aku janji. Oh ya aku boleh nanya sesuatu."

"Boleh van, tanya aja."

"Kamu sudah punya pacar?"

"Belum, Van."

"Kenapa? Aku yakin di luaran sana banyak yang ingin menjadi pacar kamu."

"Aku belum siap, Van. Aku masih belum siap untuk pacaran karena aku gak mau merasakan yang namanya galau, patah hati, cemburu dan lain sebagainya. Aku bahagia dengan apa yang aku jalani saat ini. Aku bebas pergi dengan siapapun dan kemanapun aku mau. Aku juga bisa tetap fokus belajar. Tanpa harus memikirkan laki laki yang belum tentu jadi jodohku. Aku masih muda, aku masih haus akan ilmu. Jadi aku gak akan memikirkan hal hal yang nantinya akan menghambat aku untuk terus menuntut ilmu. Suatu saat aku pasti akan merasakan yang namanya pacaran. Tapi, aku ingin merasan pacaran setelah menikah bukan sebelum menikah. Untuk saat ini, biarlah aku seperti ini sambil memperbaiki diri. Aku ingin menjadi wanita yang pantas untuk calon suamiku. Bukankah jodoh adalah cerminan dari diri kita?"

"Kamu benar, Cin. Aku salut dengan pemikiranmu.Jarang ada wanita yang punya pemikiran seperti itu apalagi di zaman sekarang. Mungkin kamu termasuk wanita yang sangat langka. Sungguh beruntung kelak yang akan jadi suamimu."

"Sudahlah van, jangan bahas itu. Kita nikmati dulu apa yang ada. Jangan mikirin pacaran. SMA aja kita belum lulus. Kasihan orang tua kita yang susah payah mencari uang untuk biaya pendidikan kita. Kita harus hargai perjuangan mereka dengan giat belajar dan mengumpulkan banyak prestasi."

"Kamu bener, cin. Tapi bolehkah aku nanya sekali lagi. Aku janji, ini pertanyaanku yang terakhir."

"Silahlan, Van."

"Apa kamu pernah merasa jatuh cinta?"

"Sebelumnya tidak pernah, Van.Tapi saat aku ketemu kamu tadi, aku merasa ada yang beda. Aku gak tau, apakah ini cinta atau hanya sekedar rasa kagum karena kamu terlalu keren dan tampan. Tapi ya sudahlah aku gak mau memikirkan hal seperti ini."

"Tapi kamu percaya dengan Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama."

"Iya, aku percaya." Ucap Cinta. Ia memang selalu terbuka karena berbohong pun percuma.

Tak lama kemudian, bik Imah datang dengan membawa pesanan mereka.

"Terima Kasih bik Imah." Ucap Cinta setelah selesai menaruh makanan dan minuman di atas meja mereka.

"Sama sama non. Bibi permisi dulu." Bi Imah segera meninggalkan mereka karena memang ia masih banyak kerjaan di dapur kantin.

"Selamat makan, Ivan."

"Selamat makan, Cinta."

Selesai makan, mereka langsung menuju kelas. Di sana Cinta dan Ivan berdiri di depan teman temannya.

"Selamat pagi teman-teman." Ucap Cinta dengan suara yang agak keras agar semua temannya menatap mereka berdua. Itulah cara Cinta untuk menarik perhatian agar mereka semua diam dan melihat ke arah dirinya

"Selamat pagi, Cin." Jawab mereka semua dengan kompak. Cinta hanya tersenyum..

"Sekarang kalian punya teman baru. Namanya Ivan Setiawan. Dia putra Pak Kepsek. Saya harap kalian semua mau menerima Ivan untuk menjadi teman kalian. Oh ya dia pindahan dari Surabaya. Bagi kalian yang masih ingin bertanya, kalian bisa nanya saat jam istirahat tiba. Untuk Ivan, kamu bisa duduk di kursi paling belakang. Karena cuma kursi itu yang kosong."

Saat Ivan melangkahkan kaki menuju kursinya, semua cewek yang berada di kelas itu langsung menatap ke arah Ivan. Beda dengan para cowok, pandangan mereka masih tetap melihat ke arah Cinta.

Melihat Ivan sudah duduk, Cinta mengambil selembar kertas yang berisi catatan dari bu Indah. Cinta masih berdiri di depan teman temannya.

"Hari ini Pak Budi gak masuk." Ucap Cinta dengan suara agak lantang untuk mengambil perhatian teman temannya lagi.

Cinta melihat hampir seisi kelas merasa senang mendengar jika gurunya tidak masuk. Kadang Cinta merasa heran, kenapa mereka bisa seperti itu. Padahal mereka ke sekolah untuk menuntut ilmu. Jika ada guru tidak masuk, seharusnya mereka sedih karena itu berarti mereka gak akan dapat ilmu. Tapi ini malah sebaliknya. Cinta hanya menggeleng gelengkan kepala melihat teman temannya

"Pak Budi gak masuk bukan berarti gak ada tugas. Pak Budi sudah memberikan tugas kepada kalian. Untuk itu, sekarang buka buku LKS kalian masing masing. Lihat halaman 25. Kalian kerjakan dari BAB I sampai selesai. Ingat! Ketika jam istirahat tiba, semua tugas sudah ada di meja guru. Jika ada soal yang kalian tidak fahami, kalian bisa nanya kepada saya. Sekarang, kalian bisa langsung mengerjakannya." Ucap Cinta lalu duduk di kursinya. Semua teman temannya menggerutu hanya karena mereka mendapatkan tugas dari pak Budi. Tapi Cinta tak peduli, ia hanya berharap semua temannya sadar dan bisa menuntut ilmu seperti dirinya bukan malah datang ke sekolah hanya untuk bergosib, pacaran, nongkrong dan jika ulangan tiba atau di kasih tugas malah sibuk cari contekan ke temannya.

Ivan yang melihat ketegasan Cinta tadi, membuat ivan semakin ingin mengenal Cinta lebih jauh lagi. Ivan merasa pesona Cinta telah membuatnya Jatuh Cinta.

Belajar Hijrah

Cinta ingat kalau Ivan masih belum punya buku LKS. Ia pun segera mengambil di kantor dan memberikannya kepada Ivan.

"Van, ini LKS kamu. Jika ada yang tidak kamu ngerti, kamu bisa tanya langsung ke aku. Aku siap bantu kamu untuk menjelaskan soal soal itu."

"InsyaAllah, aku bisa Cin."

"Syukurlah, kalau gitu. Aku ke sana dulu ya " Cinta menunjuk kursinya sendiri.

"Iya, Cin. Selama belajar."

"Selamat Belajar juga, Ivan."

Cinta kembali ke kursinya. Baru saja duduk, Elsa sudah langsung menyemprot dia dengan berbagai macam pertanyaan..

"Kamu suka sama dia, Cin? Aku lihat ini pertama kalinya kamu bersikap seperti itu. Tapi wajar sih kalau kamu jatuh hati sama dia. Secara dia tampan dan keren banget. Aku yakin, banyak cewek yang nantinya ingin menjadi pacar dia termasuk aku." Elsa tertawa tapi Cinta tak menghiraukannya.

"Kog diem sih, Cin? Aku salah ngomong ya." Tanya Elsa dengan nada sedih yang di buat buat.

"Ini bukan waktunya ngobrol, El. Ini masih jam pelajaran. Kita juga harus mengerjakan tugas. Ngobrol juga ada waktunya sendiri. Kita harus belajar di siplin, El."

"Baik baik. Aku akan kerjakan tugas itu." mau gak mau akhirnya Elsa pun mengalah. Ia tau betul sifat dan wataknya Cinta. Ia paling benci jika di ajak ngobrol saat jam pelajaran kecuali jika yang di bahas atau di obrolkan tentang pelajaran. Selain pelajaran, ia gak akan mau dan malah memilih untuk diam atau mengerjakan tugas.

Setelah jam istirahat tiba, Cinta langsung nyamperin Ivan.

"Yuk aku tunjukkan seluk beluk sekolah tercinta kita ini." Ajak Cinta, Ivan hanya mengangguk.

"Cin, aku boleh ikut kan?" tanya Elsa dengan penuh semangat.

"Boleh El. Ayo."

Mereka bertiga berhenti di Lap Ipa, Cinta menjelaskan ruangan itu dan fungsinya untuk apa aja. Bukan hanya ruangan itu saja, ia juga menunjukkan Lap Komputer, Ruangan khusus olah raga yang isinya adalah peralatan yang berkaitan dengan olah raga. Ia juga menunjukkan kamar mandi cowok n cewek, tempat untuk ganti baju, UKS, kelas kelas yang ada, tempat istirahat, taman belakang, lapangan basket, volly, sepak bola, karate, ia juga menunjukkan ruangan untuk tata busana, tata boga, ruang musik, dan lain sebagainya.

Cinta lihat jam sudah menunjukkan pukul 09.45. 15 menit lagi istirahat akan berakhir.

"El, kamu bawa Ivan untuk lihat lihat tempat lainnya ya. Jangan lupa ajak ke kantin, siapa tau dia mau beli makanan. Aku mau sholat dhuha dulu."

"Oke." Jawab Elsa, ia malah senang karena bisa berduaan dengan Ivan. Itu artinya ia bisa caper di depan Ivan.

"Van, kamu sama Elsa dulu ya. Aku mau ke sana sebentar." Pamit Cinta, tanpa nunggu jawaban Ivan. Cinta langsung pergi gitu aja.

"Cinta mau kemana El?" tanya Ivan penasaran.

"Seperti biasa. Setiap jam istirahat pertama, ia pasti akan ke musholla untuk sholat dhuha lalu ngaji sebentar. Habis itu baru deh dia ke taman belakang untuk menjernihkan otaknya dan biasanya setiap pergi ke taman, ia gak suka di ganggu. Kamu sulit bisa ngobrol bareng dia. Aku aja sahabatnya kadang susah mau ngobrol lama bareng dia. Habisnya, kalau di kelas. Dia gak mau di ajak ngobrol alasannya karena itu jam pelajaran bukan jam ngobrol. Tapi pas jam istirahat tiba, ia langsung ke mushollah, ngaji lalu ke taman. Log sudah kayak gitu, gak bisa di ganggu. Di saat jam istirahat ke dua, lagi lagi ke musholla untuk sholat dhuhur berjamaah, berdzikir sebentar, ngaji. Lalu ke kantin, makan siang. Di saat itulah aku bisa ngobrol bareng dia. Kalau ingin ngobrol lama. Kita bisa langsung ke rumahnya sekita jam 3 sampai jam 5 sore. Itu jam dia lagi nyantai. Atau di hari minggu. Ia seharian di rumah. By the way, kenapa kamu nanya dia? kamu naksir ya?." tebak Elsa setelah menjelaskan panjang lebar.

"Iya aku suka sama dia, El." jawab Ivan santai tapi itu membuat Elsa jadi patah hati karena ia merasa semua cowok yang ia suka, selalu jatuh hati terhadap Cinta.

Berbeda dengan Elsa, Cinta yang udah sampai di musholla segera ambil wudhu dan sholat dhuha. Ia juga menyempatkan waktu untuk ngaji surat Al Waqiah. Itulah rutinitas Cinta.

Tanpa Cinta sadari, ada laki laki yang beberapa bulan terakhir ini sering memperhatikan Cinta. Yah, dia adalah Alvin. Sebenarnya dia adalah anak nakal. Tapi itu dulu, sebelum kenal Cinta. Tapi sejak ia kenal Cinta, kehidupannya sedikit demi sedikit mulai berubah karena Cinta selalu memberikan nasihat kepadanya. Ia mulai menghilangkan kebiasaan buruknya dan belajar untuk hijrah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!