Suara alunan musik blues untuk menemani kesedihannya terdengar di kamar sederhana yang di tempati oleh Valerie, di tengah-tengah kota New York dia hanya tinggal dengan paman dan May anak perempuan sang paman, kedua orang tuanya sudah tiada sejak dia masih berusia 10 tahun.
Kedua mata Valerie tidak berfungsi sebagai mana mestinya setelah kejadian naas yang menimpanya 3 bulan yang lalu, kecelakaan yang tidak pernah dia ketahui siapa pelakunya dan tidak akan mencari tau, sejak mengalami kebutaan Valerie lebih menyukai mendengarkan musik yang berbau kesedihan.
Ketika melamun menikmati suara alunan musik, tiba-tiba sha sebuah suara yang terdengar begitu lembut membuyarkan lamunannya,
“Valerie, kenapa kamu diam saja, sejak tadi Daddy memanggilmu" Ucapnya dengan lembut, Valerie masih belum menjawab, dia merasa aneh dengan sikap May, semenjak Valerie mengalami kebutaan, May menjadi semena-mena dan kasar.
“Paman memanggil ku?" Jawabnya
“Hmm, selain buta ternyata kamu juga kehilangan pendengaran mu, semakin merepotkan" Gumamnya di akhir kalimat sang sepupu.
Valerie tersenyum tipis. Sekarang dia sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Caci maki dan segala umpatan kasar dari sepupunya, jika dulu sang sepupu begitu menyayanginya berbeda dengan sekarang karena Valerie tidak bisa melakukan apapun untuk membantu kebutuhan perekonomian mereka.
Selain itu Valerie juga banyak mengalami perubahan dalam hidupnya, dia semakin sering mendapatkan perlakuan kasar dari May, sering kali dia mendapatkan cendera di tubuhnya. Hal itu di lakukan ketika sang paman tidak ada di rumah.
Paman Valerie begitu menyayanginya, kasih sayang yang di berikan tidak ada bedanya dengan anak kandung sendiri, pamannya hanya karyawan biasa di perusahaan keluarga Smith, tidak memiliki jabatan yang bisa di andalkan.
Valerie turun dari ranjang kecil yang hanya cukup untuk dirinya sendiri dan menapakkan kaki jenjangnya pada lantai yang terasa dingin, lalu tangannya meraba-raba mencari keberadaan tongkat yang menjadi petunjuk jalan untuk dirinya. setelah itu barulah Valerie keluar untuk menemui pamannya.
“Paman sudah pulang?" Tanya nya, dengan suara lembut tidak lupa dengan membumbukan senyum manisnya, Sang Paman yang mendengar suara Valerie segera bangkit dan meraih tangan keponakannya.
“Iya, apa kamu baik-baik saja? paman ada sesuatu untukmu" Jawab sang paman tidak kalah lembutnya, hal itu yang membuat Valerie merasa nyaman dan aman.
Sang paman menuntunnya dan memintanya duduk di sofa single yang usang, setelah memastikan Valerie duduk dengan nyaman, Ares duduk di sebelahnya.
“Valerie, apa paman boleh meminta sesuatu?"
Valerie menganggukkan kepalanya. “Katakan saja paman, selagi aku bisa, aku akan memberikannya" Jawabnya, dia merasa ada yang tidak biasa dengan pamannya, entah ini sesuatu yang baik atau sebaliknya.
“Valerie usiamu memang masih muda, cita-cita mu juga belum kamu raih, tetapi dengan keadaanmu yang sekarang sangat mustahil, paman juga sudah tidak memiliki banyak uang untuk pengobatan mu, sudah saatnya kamu membalas jasa-jasa Paman" Ucapnya menghela nafas panjang
“Bagaimana kalau kamu menikah dan memiliki keluarga sendiri? dengan kondisi yang seperti ini pastinya akan banyak pemuda yang menolak, jadi paman akan menjodohkan mu dengan seseorang yang bisa menerima semua kekuranganmu. dan kamu tidak bisa menolaknya" Lanjut Ares memberitahu perjodohan yang akan dia lakukan.
Sementara itu Valerie masih diam dan mencerna setiap ucapan dan kalimat Pamannya, setiap ucapannya seakan merendahkan dirinya, benarkah ini pamannya? Apa yang terjadi sampai sang paman tega melakukan perjodohan ini.
Lalu dia juga berpikir siapa orang yang akan menerimanya tanpa syarat, sangat mustahil, dengan kondisi yang akan selalu merepotkan seperti ini, pasti ada sesuatu yang pamannya sembunyikan. tidak mungkin jika pria muda yang akan menikahinya atau hanya menginginkan sesuatu darinya saja.
“Paman, siapa yang akan menikahi ku dengan kondisi yang seperti ini?" Tanyanya penasaran.
Terdengar helaan nafas panjang dari sang paman, sepertinya pria tua itu juga tidak tega tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan lagi, tidak mungkin juga akan mengorbankan putrinya sendiri.
“Tuan Gabriel, Gabriel Smith, putra sulung Tuan Gerald dan Nyonya Celine" Jawabnya membuat mata Valerie melebar sempurna.
Valerie sangat terkejut bagaimana tidak, siapa yang tidak mengenal Gabriel Smith seorang bos Mafia yang terkenal lebih kejam dari Gerald berbeda dengan Noah saudara kembarnya yang ramah.
Jika Gerald masih bisa bersikap konyol lain halnya dengan Gabriel yang sering dia dengan sebutan manusia tanpa hati. Dan sekarang Valerie akan di jodohkan dengan pria kejam itu. Entah apa yang akan terjadi dengan hidup nya.
“Paman, kenapa harus tuan Gabriel? aku tidak ingin menikah dengannya, bukankah paman tau kalau.. "
“Valerie, kamu tidak bisa menolak dan harus menerimanya, hanya Tuan Gabriel yang mau menerima keadaanmu, seharusnya kamu bersyukur, meskipun Tuan Gabriel tidak seperti Tuan Noah yang lembut, tetapi percayalah keluarga mereka akan menerimamu apa adanya." Jawab Ares dengan nada seakan tidak menerima penolakan sama sekali.
***
Setelah beberapa hari, May mengantar Valerie untuk melakukan fitting gaun yang akan di gunakan ketika menikah nanti, Valerie hanya diam tanpa semangat, dia sedang membayangkan apa yang akan terjadi dengan hidupnya.
“Apa yang kamu pikirkan Val? seharusnya kamu bahagia sebentar lagi akan menikah dengan pria tampan dan kaya itu" Ucap May, dia juga sedang memilih gaun untuk dirinya sendiri.
“Apa kamu bahagia May? karena aku akan keluar dari rumah?"
May menghentikan pergerakan tangannya. Lalu tersenyum tipis. “Tentu saja aku dan Daddy akan senang, selain kamu yang akan keluar dari rumah, kami juga akan mendapatkan uang banyak" Jawab May seakan tidak perduli dengan perasaan Valerie.
“Apa maksudmu May?" Wajahnya menunjukkan kebingungan ketika mendengar ucapan sepupunya.
“Nyonya Celine awalnya datang untuk melamar ku untuk Tuan Gabriel, tentu saja aku menolaknya, karena yang aku inginkan Tuan Noah, selain itu Daddy juga memiliki banyak hutang di perusahaan Tuan Gabriel, mau tidak mau untuk melunasinya harus dengan menjodohkan mu, dan mendapatkan uang lebih"
Valerie memejamkan matanya mendengar kenyataan yang di ucapkan oleh May, setega itukah sang Paman, menggunakan dirinya untuk pelunasan hutang, bukannya seharusnya May? karena Nyonya Celine awalnya melamar May.
Valerie pasrah mungkin hanya dengan pernikahan ini dia bisa membalas semua kebaikan Ares yang sudah merawatnya sejak kecil, apapun yang terjadi nanti Valerie akan menerimanya. bukannya dia sudah mulai terbiasa dengan kekerasan dan cacian?.
“Kamu akan menjadi sumber uang untukku dan Daddy, uang mahar yang di berikan dua kali lipat dari hutang Daddy" ujar May terdengar bahagia akan mendapatkan begitu banyak uang, dia juga akan menggunakan kesempatan ini untuk mendekati Noah sang CEO muda yang tampan dan baik hati.
***
Bersambung...
Hari pernikahan telah tiba, namun bukan kebahagiaan yang Valerie rasakan melainkan ketakutan, selain mendengar tentang Gabriel dia juga pernah melihat kekejaman pria itu menghabisi orang yang menyinggung Gabriel.
“Valerie, apa kamu merasa gugup?" Tanya Ares mengulas senyumnya, Valerie terlihat begitu cantik dengan gaun sederhana yang May pilihkan.
Valerie menggeleng. “Aku lebih ke takut Paman, aku takut Tuan Gabriel tidak bisa menerima perempuan cacat sepertiku" Lirihnya
Ares menghela nafas panjang, sebenarnya dia sendiri juga tidak yakin jika Gabriel bos Mafia itu akan menerima Valerie yang cacat, sementara kehidupan pria itu selalu di kelilingi gadis-gadis cantik.
“Paman minta maaf Val, paman sudah tidak bisa membatalkan perjodohan ini, dan paman juga tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya, May sendiri menolak, paman tidak bisa memaksanya, Nyonya Celine juga tidak mempermasalahkan tentang dirimu" Ucap sang Paman meraih kedua tangan Valerie dengan lembut dia genggam.
Valerie tidak bisa menjawab lagi dia hanya diam, apa lagi May sudah mengatakan jika dirinya hanya di gunakan untuk membayar hutang, pasrah dan menerima takdir. Dengan berat hati, Valerie mengangkat senyumnya yang terlihat sangat terpaksa.
"Tidak apa-apa, Paman. aku akan mencobanya semoga saja Tuan Gabriel seperti yang paman katakan, tidak mempermasalahkan keadaanku" ujar Valerie dengan tangis yang berusaha dia tahan.
"Terimakasih, Val, Sekarang bersiaplah, sebentar lagi akan ada yang menjemputmu untuk melakukan pernikahan" Valerie kembali mengangguk pelan.
***
May menarik tangan Valerie keluar kamar, waktunya sudah tiba mereka harus pergi ke tempat acara yang sudah di siapkan keluarga Smith.
“Sudah siap? kalau begitu ayo kita berangkat sekarang "
Ares mengambil alih untuk memapah Valerie kemudian mereka masuk kedalam mobil, mobil baru yang pamannya dapatkan hasil dari perjodohan Valerie dan Gabriel, Hati Valerie merasa sakit hanya untuk kemewahan sang paman tega mengorbankan dirinya. Seandainya Valerie tidak buta, gadis itu tidak akan mempermasalahkan tetapi keadaan nya berbeda.
Setelah beberapa saat mereka sampai ke gedung pernikahan yang begitu mewah, kedatangan mereka di sambut baik oleh keluarga Smith, terutama Celine dan Gerald keduanya tidak mempermasalahkan keadaan Valerie, malah sebaliknya merasa iba.
“Valerie? apakah ini yang namanya Valerie?" Tanya Celine dengan raut wajah yang terlihat bahagia.
Ares menganggukkan kepalanya. “Benar Nyonya, ini Valerie keponakan saya, dan sekarang saya serahkan dia kepada Tuan Gabriel" Jawabannya sembari melirik kearah Gabriel yang terlihat cuek dan acuh.
“Astaga, Gabriel, lihat calon istrimu sangat cantik" Ujar Celine sedikit menarik jas putranya.
“Hmm" Gumam Gabriel, lalu meraih tangan Valerie, mencengkeram dengan erat sampai gadis itu meringis, lalu Gabriel membawanya ke altar untuk melakukan ritual pernikahan.
Gabriel melakukan semua sesuai dengan aturan pernikahan, setelah mengucapkan janji pernikahan dia juga tidak lupa memakaikan cincin pernikahan dan ciuman, ucapan selamat keduanya dapatkan dari keluarga besar Smith, bahkan Mr. Romero paling terlihat bahagia melihat cucu pertamanya menikah.
“Val, sekarang kamu sudah resmi menjadi bagian dari keluarga Smith, kamu menjadi menantu pertamaku, sekarang panggil aku Daddy, aku adalah Daddy Gabriel suamimu, mulai sekarang kamu akan tinggal dengan anak kurang ajar itu, buatlah dia patuh" Ucapnya laki-laki tampan meskipun usianya tidak muda lagi, dia juga lebih menyukai Valerie daripada May.
Hanya melihat dari parasnya saja Gerald sudah mengetahui jika menantunya adalah perempuan baik-baik seperti istrinya.
“Baik Daddy" Jawab Valerie, dia tidak menunjukkan ke gugupan nya sama sekali. Sungguh pandai berakting.
“Sudahlah, kita pulang, jangan terlalu lama bicara dengan si tua ini, otakmu akan semakin berantakan dan membuatku repot" Ujar Gabriel meskipun dia hanya bercanda dengan Ayahnya tetapi suaranya terkesan dingin.
Mata Gerald melebar. “Benar-benar anak kurang a.. "
“Sudah Gabriel, bawa istrimu pulang, dan perlakuan dia dengan baik, Mommy akan menghajar mu kalau sampai Valerie kenapa-napa" Sela Celine sembari memberikan ancaman kepada putranya.
“Hmm" Gumam Gabriel, meskipun menjadi bos Mafia yang kejam dia tetap menghormati Celine sebagai ibunya
***
Sekian lama larut dengan pikirannya sendiri tiba-tiba mobil berhenti entah di mana. Terdengar suara pintu disebelahnya terbuka, setelah itu dia tidak sengaja mendengar ucapan yang menyakitkan dari pria yang sudah menjadi suaminya.
“Kimmy, bawa perempuan buta itu ke rumah kaca di hutan belakang sana, aku tidak ingin melihatnya berkeliaran di Mansion ku, dan bawa kembali ke rumah utama ketika Mommy ku berkunjung"
"Baik, Tuan. Saya akan membawa Nyonya ke rumah kaca ke hutan belakang." Jawab Kimmy merasa kasihan dengan Valerie kenapa harus menikah dengan pria kejam seperti Tuan nya.
“Satu lagi Kimmy jangan memanggil nya Nyonya, aku tidak sudi memliki istri buta, Nyonya untuk kalian tidak seperti dia" Tegasnya. Kimmy tidak menjawab dia hanya menundukkan kepalanya, begitu juga dengan pengawal lainnya.
Sementara Valerie dia yang mendengar semuanya cukup merasa lega setidaknya dia tidak harus mengorbankan tubuhnya untuk melayani Gabriel. meskipun ucapan pria itu menyakitkan.
“Nona, perkenalkan nama saya Kimmy, dan mari ikut saya" Ujar perempuan bernama Kimmy itu dengan lembut, hanya dengan suara saja Valerie bisa memprediksi jika perempuan itu seumuran dengan dirinya.
“Hmm, namaku Valerie, jangan terlalu formal jika bicara denganku" Jawab Valerie, sembari berjalan mengikuti perempuan tadi, entah kemana tujuannya mereka berjalan sudah cukup jauh.
"Baiklah Nona kita sudah sampai, ayo masuk, aku akan menjelaskan tentang rumah ini kepadamu." Ujar Kimmy kembali menuntun Valerie. Valerie mengikuti saja tanpa membantah, sampai Kimmy menjelaskan setiap ruangan, rumah yang berdinding kaca itu jika di lihat dengan mata mungkin akan terlihat sangat indah, namun sayangnya dia tidak bisa melihat.
“Jangan keluar dari rumah ini tanpa pengawalan, karena akan sangat berbahaya" ujar Kimmy.
“Maksudnya?"
Kimmy menghela nafas panjang, entah apa maksud yang Tuan menempatkan istrinya sendiri di rumah kaca yang terletak di tengah hutan belakang Mansion. padahal hutan ini banyak di huni binatang buas peliharaan sang Tuan.
“Di sini banyak peliharaan binatang buas milik Tuan Gabriel, akan sangat berbahaya jika kamu keluar sendiri, selain itu di samping rumah ini ada jurang yang sangat dalam" jawab Kimmy.
Valerie kembali menganggukkan kepalanya, ini sama saja dia menjadi tawanan. Kimmy sudah menjelaskan dengan detail sampai dia paham sebelah kanan dan kiri rumah ini. selain ada jurang juga ada danau, tamanan bunga-bunga dan keindahan lainnya.
untuk makan setiap hari Kimmy akan mengirimkannya, sesuai dengan persetujuan Gabriel. “Nona sekarang anda bisa istirahat, aku akan kembali lagi untuk mengantarkan makan malam mu nanti" ucap Kimmy.
”Hmm, terimakasih " jawab Valerie, meskipun di rumah itu ada dapur, tetapi dia belum berani menggunakannya.
**
Sudah lebih dari satu bulan pernikahan Valerie bersama Gabriel, kehidupannya tetap sama seperti orang yang tidak memiliki suami, Gabriel tidak pernah mengunjunginya sama sekali, tetapi Valerie merasa bersyukur, tidak ada penyiksaan seperti yang pernah May lakukan dulu.
Valerie mematuhi peraturan yang Kimmy katakan dia tidak keluar dari rumah kaca tanpa pengawal, sebenernya tidak ada pengawal yang berjaga disana, tanpa adanya pengawal, tidak ada orang yang berani masuk ke hutan itu, kecuali Gabriel dan beberapa orang kepercayaannya.
Valerie merasa dirinya seperti tengah di asing kan, bahkan Kimmy sudah jarang berkunjung, untuk makan Valerie hanya mengandalkan mie instan, hanya itu yang bisa dia masak. Untuk pakaian kotor dia cuci sendiri sebisa mungkin.
Karena merasa bosan, Valerie memberanikan diri untuk keluar, setiap hari dia tidak ada kegiatan apapun selain mendengar musik kesukaannya. Tapi saat ini Valerie berniat akan berjalan-jalan di depan rumah, dia akan menghitung langkah secara bolak balik supaya dia ingat.
Perlahan pintu terbuka, hal pertama yang menyambutnya adalah angin segar menghembus mengenai wajah cantiknya. Valerie tersenyum lebar seakan merasa lega bisa menghirup udara.
Hanya mengandalkan tongkat dia mencoba melangkah dengan hati. Masih teringat kata-kata Kimmy, ada jurang dan danau, tetapi dia lupa di sebelah mana Jurang juga di sebelah mana danau.
“Aww!!" Valerie terjatuh kakinya tersandung. tetapi dia tidak menangis meskipun terluka, Valerie kembali bangkit dan berjalan maju, entah kemana kakinya melangkah dia hanya menghitung jarak langkahnya dari pintu rumah.
Sampai tongkat nya mengenai kursi panjang, dia tidak tau di kursi itu juga ada seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. “Ada kursi? apakah di sini juga ada manusia?" Gumamnya pelan, sementara orang itu hanya diam memperhatikan saja.
Valerie meringis merasakan perih di lututnya, dia mengusap lembut sembari mengaduh. hutan yang di huni oleh berbagai media macam peliharaan Gabriel itu terasa sangat tenang, membuat siapapun yang memasukinya enggan untuk keluar, tetapi memang tidak ada yang bisa keluar dengan selamat, jika itu musuh.
Valerie memejamkan matanya sedikit mendongak menikmati sapuan angin yang mengenai wajahnya, dan sampai detik ini Val belum juga menyadari adanya orang lain di sebelahnya. Pria yang memiliki wajah tampan bak dewa itu hanya memperhatikan dari ujung kaki hingga untuk kepala Valerie.
‘Apa dia tidak makan dengan baik? kenapa tubuhnya begitu kurus' batin seseorang sembari memperhatikan tubuh Valerie yang berbalut dress selutut itu.
“Seandainya beberapa bulan yang lalu aku tidak mengalami kecelakaan malam itu, mungkin mataku masih berfungsi sebagai mana mestinya, dan aku masih bisa melihat indahnya dunia" Gumam Valerie membuat pria di sampingnya mengerutkan keningnya.
Kecelakaan? apakah Valerie gadis yang dia tabrak ketika sedang kejar-kejaran dengan musuh? Gabriel menggeleng sebab sahabat sekaligus Asisten nya mengatakan gadis yang dia tabrak mati di tempat.
Gabriel cukup lama memperhatikan istrinya, dia mendengar keluh kesah yang keluar dari mulut mungil Valerie, seakan-akan perempuan itu sedang bercerita dengan alam.
Namun Alam sepertinya tidak menyukai cerita kesedihannya karena tiba-tiba hujan turun dan Valerie bergegas untuk berteduh sampai dia terjatuh. Gabriel yang melihat itu berdecak kesal.
“Dasar perempuan buta merepotkan" ketusnya, Valerie yang samar-samar mendengar suara orang bicara yang tidak begitu jelas pun menoleh.
“Apakah ada orang di sana?" serunya sembari matanya melihat ke sembarang arah dengan tangan yang meraba-raba ke tanah.
“Selain buta kamu juga tidak bisa membedakan mana manusia dan mana hantu" ketus Gabriel
Mendengar ucapan Gabriel membuat Valerie tersentak ternyata suaminya yang berada di sekitarnya. Tetapi yang membuatnya semakin terkejut tiba-tiba saja tubuhnya melayang.
“Turunkan saya Tuan" Ujar Valerie.
Gabriel melirik sekilas, “Diam!!..atau aku lempar kamu ke jurang" Desis Gabriel, Valerie pun langsung terdiam dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang Suami.
Sejauh ini Gabriel tidak atau belum melakukan kekerasan padanya, hanya ucapan Gabriel saja yang tajam. Setelah masuk kedalam rumah kaca ternyata di sana sudah ada seseorang yang tengah menelisik seisi rumah.
Mata tajam Gabriel menatap tajam perempuan cantik yang belum menyadari kehadirannya. “Apa yang kamu lakukan di sini?" Suara berat Gabriel mengejutkan banyak perempuan cantik itu.
Perempuan itu menoleh sembari mengembangkan senyum nya, tetapi senyum itu mendadak redup ketika melihat Gabriel tengah menggendong seorang perempuan.
“Gabriel.. " Lirihnya
Gabriel tidak menjawab dia kembali melangkah lalu mendudukkan Valerie di sofa yang ada di ruangan itu. “Tunggu sebentar, aku akan mengambil handuk untuk mengeringkan rambutmu" Tiba-tiba saja suara Gabriel melembut, Valerie hanya mengangguk pelan.
Gabriel sama sekali tidak memperdulikan perempuan yang sejak tadi memperhatikannya, melihat Gabriel masuk kedalam kamar, perempuan itu dengan nafas memburu langsung mendekati Valerie.
Dengan gerakan cepat perempuan cantik itu menyambar rambut panjang Valerie. “Awwww!!" Teriak Valerie.
***
“Sialan, berani sekali kamu menggoda Gabriel, dia hanya milikku" Desisnya, Valerie menggeleng pelan, sembari memegangi kepalanya yang terasa perih.
“Nona aku.. "
Plaak
Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi mulus Valerie, “Berani sekali kamu memanggil ku Nona? aku calon Nyonya Smith, panggil aku Nyonya" Tekannya, Valerie mengangguk lemah.
Perempuan itu semakin memburu, emosinya memuncak, lantaran tatapan Valerie seakan meledeknya. “Sialan berani sekali kamu tidak melihatku, aku di sebelah sini!!" Serunya hendak kembali menampar Valerie, tetapi sebelum mengenai pipi mulus Valerie, sudah lebih dulu ada tangan yang mencekalnya.
“Siapa yang.. " Kalimatnya menggantung ketika melihat siapa yang mencekalnya. Matanya terbelalak lalu menundukkan pandangannya.
“Nyonya Celine" Gumamnya.
Celine melirik menantunya yang terlihat sangat kacau, lalu pandangannya kembali kepada perempuan yang sudah berani menyakiti menantunya.
“Apa yang kamu lakukan pada menantuku, Rania?" Tanya Celine dengan tatapan tajam.
Perempuan yang memiliki nama Rania itu mendongak seakan tidak percaya jika perempuan lusuh itu adalah Menantu di keluarga Smith, dia baru kembali dari liburan dan tidak mengetahui pernikahan Gabriel.
“Menantu?" Ulangnya.
“Iya, Valerie adalah menantuku, dia istri sah Gabriel" Jawab Celine. Sembari mencari keberadaan putranya yang ternyata hanya menjadi penonton di ambang pintu kamar. Rania menggeleng tidak percaya, dia ingin protes tetapi Celine kembali menatap nya tajam.
“Gabriel Smith!!!" Teriak Celine, menyadarkan lamunan putranya.
“Mom" Gabriel meringis ngilu melihat mata tajam sang Ibu.
“Jadi seperti ini kamu memperlakukan istrimu? apa bedanya kamu dengan binatang yang tidak memiliki perasaan?" Ucap Celine tegas, suara yang sudah Valerie kenali dan dia yakini adalah ibu mertuanya.
“Sudah berapa kali aku bilang Mom, aku tidak ingin menikah, dari awal aku tidak menyukai perempuan yang sangat merepotkan, tetapi Mommy dan pria tua itu selalu memaksaku, kenapa tidak Noah saja yang menikah dengan gadis buta ini, sedangkan dengan wanita cantik dan sempurna saja aku tidak tertarik apa lagi wanita buta, cacat seperti dia Mom Merepotkan" Ujar Gabriel menjawab ucapan Mommy nya.
"Jaga ucapan mu, Gabriel!!"
PLAK!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!