NovelToon NovelToon

Jalan Pulang

Prolog

Dalam hidup, tidak pernah ada yang namanya kebetulan.

Begitu pula kisah kasih yang terjalin antara Riana dan Jack yang harus menghadapi kisah percintaan yang rumit. Kisah yang tak kunjung usai dengan kehadiran masa lalu Jack yakni Ita yang muncul setelah kepergiannya tanpa kabar selama bertahun-tahun.

Kisah yang mengharuskan Riana dan Jack harus memperjuangkan hubungan mereka agar dapat bertahan.

Banyak orang-orang baru yang datang dan pergi dalam kisah cinta mereka. Termasuk kehadiran Martin, seorang Tuan Muda terkenal di Negara mereka yang juga turut hadir dalam kisah cinta Riana dan Jack. Jack dan Riana tetap terus saling mencintai dan saling memperjuangkan dengan cara masing-masing. Sampai suatu fakta yang mengejutkan terungkap.

Fakta yang mengungkapkan bahwa ada unsur balas dendam sehingga Martin mendekati Riana. Riana hanya dijadikan sebuah batu loncatan untuk Martin membalas dendamnya terhadap meninggalnya Mamanya yang diduga disebabkan oleh Keluarga Jack dan Ita.

Namun, tanpa disadari Riana yang merasa tertipu, telah merasakan suatu perasaan berbeda terhadap Martin.

Bagaimana tanggapan Martin tentang Riana yang telah jatuh cinta pada Martin dan bagaimana perasaan Jack yang mengetahui bahwa orangtuanya telah terlibat dalam kematian Mama Martin, akhirnya hanya dapat dijawab oleh waktu yang semakin berlalu.

...----------------...

Di suatu siang yang terik. Di bawah sebuah pohon, sambil menghirup sebotol minuman dingin, Jacki yang merupakan salah seorang anak remaja yang baru saja tamat SMP, mengeluarkan sebuah ponsel.

Ponsel tersebut baru dibelikan ayahnya seminggu yang lalu.

Ponsel terbaru dengan merk terkenal.

Setelah puas memainkan game yang sudah ada dalam HP tersebut, dia kemudian membuka kontak HPnya yang belum terlalu banyak jumlahnya.

Dilihatnya satu persatu dan tangannya berhenti pada sebuah nama "Riana". Riana merupakan teman SMPnya yang juga merupakan tetangganya, karena mereka tinggal di area komplek perumahan yang sama.

Nomor Riana didapat saat mereka bertemu di sekolah. Dengan iseng untuk menghilangkan rasa bosannya, Jacki kemudian mengirim sebuah pesan singkat.

"Hai."

Tiba-tiba terdengar nada dering pesan masuk.

"Hai juga" Ternyata Riana membalas pesannya.

Mereka berdua kemudian larut dalam sebuah percakapan yang panjang.

Setiap hari. Setiap saat, Jacki semakin sering mengirim pesan kepada Riana, dan Riana juga selalu merespon pesan-pesan tersebut dengan baik.

Setelah berjalan selama 1 Minggu lebih, Jacki merasa bahwa dia memiliki perasaan pada Riana. Akhirnya diajaklah Riana untuk membahas sebuah percakapan yang penting.

Begini isinya.

"Siang, Riana kamu lagi apa?"

"Hai Jack, lagi baring. Kamu?" Balas Riana beberapa menit kemudian.

"Kamu sibuk tidak hari ini? "

"Hari ini? Seprtinya Ia. Bagaimana Jack?"

"Aku ingin bertemu. Ada sesuatu yg ingin kusampaikan dan kutanyakan."

"Apa itu?" Balas Riana cepat.

"Tapi kamu sibuk, jadi lain waktu saja baru kusampaikan."

"Memangnya harus bertemu? Kenapa tidak lewat chat saja?" Balas Riana penasaran.

"Entahlah. Ini hal yang penting yang tidak bisa kutanyakan lewat chat aja" Jacki membalas dengan serius.

"Ya sudah kalau menurutmu begitu. Tapi sebenarnya aku tidak keberatan kalau kamu menanyakannya lewat HP."

"Aku takut kamu tidak menyukai caraku bertanya soal ini lewat HP. Makanya aku ingin bertemu langsung denganmu. Toh, sudah hampir seminggu ini juga aku belum pernah lagi melihatmu" Balas Jacki penuh harap.

"Tidak apa-apa Jacki. Tanyakan saja. Aku janji tidak akan memarahimu."

"Baiklah kalau kau memaksa" Jacki yang sedang tidur langsung melompat dari tempat tidurnya.

Dia mulai mengetik pada HPnya. Diketik, dihapus.

Begitu seterusnya sampai hampir selama 5 menit.

Akhirnya setelah dirasa pas, dia kemudian mengirim pesan tersebut ke Riana. Begini isinya.....

"Riana, maaf bila pertanyaanku membuatmu marah. Tapi jujur, bahwa aku merasa bahwa aku betul menyukaimu. Walaupun selama ini kita hanya dekat melalui chat dan media sosial. Aku tidak tahu bagaimana denganmu. Tapi aku memang betul manyukaimu. Apakah kau mau jadi pacarku Riana?"

Beginilah isi pesan Jacki dan pipi Riana seketika memerah membaca pesan tersebut.

Dia kemudian mulai berpikir bahwa saat ini dia sedang sendiri. Dan tidak ada salahnya jika mulai menjalin hubungan dengan Jacki.

Diapun membalas pesan tersebut.

"Aku bingung dengan apa yang kurasakan terhadap kamu Jack. Tapi, baiklah. Aku akan mencoba untuk juga menyukaimu. Beri aku kesempatan itu. Kalau kamu tidak keberatan. Aku ingin jadi pacarmu"

Balasan pesan dari Riana membuat Jacki lari mengelilingi rumahnya karena kegirangan.

Begitulah kemudian kedua remaja ini memulai kisah mereka.

Dari sebuah keisengan, mereka bahkan tidak tahu, takdir apa yang sudah menanti mereka.

Keduanya kemudian menjalin hubungan pacaran selayaknya pasangan remaja. Cinta Monyet.

Bagi Riana, Jacki adalah pacar keduanya. Dia pernah menjalin kasih dengan teman lelaki dari sahabatnya di sekolah. Namun, hubungan itu tidak pernah ada pertemuan, karena keduanya hanya berkomunikasi melalui media sosial.

Bagi Riana, Jacki mungkin bisa mengisi kekosongan hatinya.

Dia masih remaja, jadi tidak ada salahnya belajar mencintai orang lain.

Perpisahan Pertama

Setelah menjadi sepasang kekasih, gaya pacaran Jacki dan Riana tidak seperti pasangan biasanya.

Mereka jarang bertemu. Mereka lebih suka berpacaran melalui media yakni handphone.

Bagi Riana, dia masih takut untuk bertatap muka dan lebih memilih untuk seperti itu. Karena usia yang masih dibilang kecil, belum lagi karena takut akan Papa dan Mama dan keluarganya. Hal tersebut juga menjadi satu alasan untuk Riana menolak jika Jacki mengajak untuk bertemu.

...----------------...

Akhirnya pada suatu waktu, di mana saat Jacki mengajak untuk bertemu lagi. Riana yang sedang asyik menonton tiba-tiba dikagetkan dengan bunyi nada dering pesan dari HPnya. Sebuah pesan masuk dari Jacki.

"Kamu di mana? Bisa kita ketemu sore ini?" Isi pesannya.

"Aku di rumah, maaf. Aku masih belum berani bertemu kamu."

"Takut orangtuamu tahu?" Jacki mulai kesal.

"Ia. Kamu tahu jawabannya. Maafkan aku."

"Kamu sebenarnya sayang padaku atau tidak?"

"Kenapa kamu bertanya seperti ini?"

"Ia, karena aku kesal. Sudah hampir sebulan kita berpacaran tapi sama sekali belum pernah bertemu."

"Ia karena aku takut, Papa dan Mamaku tahu tentang hubungan kita. Aku takut dimarahi."

"Itu hanya alasanmu saja. Bilang saja karena kamu takut aku menciummu" Jacki kali ini benar-benar kesal.

"Kalau memang iya kenapa? Aku takut kalau kau menciumku" Balas Riana dengan ketus.

"Ya sudah. Kalau begitu kita sudahi saja hubungan kita. Pacaran macam apa, yang minta dicium saja tidak mau. Kita sudahi saja hubungan ini."

"Ya sudah, kamu cari saja perempuan yang mau kau ciumi."

"Maaf telah membuang- buang waktumu. Aku tidak akan lagi mengganggumu. Selamat siang" Jacki mengakhiri pesannya.

"Ia selamat siang juga" Riana juga membalas pesan terakhirnya dengan jengkel dan marah. Sampai-sampai remot TV juga ikut dibuangnya.

...----------------...

Begitulah kisah mereka. Perpisahan pertama yang terjadi hanya karena masalah sebuah ciuman.

Ternyata sebelum-sebelumnya, isi pesan antara Jacki dan Riana adalah sempat membahas tentang sebuah ciuman, di mana Jacki meminta pembuktian cinta dari Riana berupa sebuah ciuman. Namun, Riana yang selalu menolak dengan berbagai alasan, karena menurutnya itu adalah sebuah dosa.

Riana merupakan seorang anak polos yang sangat takut akan hal-hal seperti itu.

Sehingga dia memilih untuk tidak berani dulu melakukan hal-hal seperti itu.

Hubungan pacaran yang sudah sebulan itu, kemudian berakhir. Mereka mengira bahwa antara mereka benar-benar telah berakhir.

Namun, mereka lupa bahwa takdir milik Tuhan telah membuat suatu keputusan hidup yang ke depannya sama sekali tidak mereka ketahui.

Keduanya kemudian benar-benar berpisah dan tidak pernah lagi menjalin komunikasi.

Namun, mereka selalu dipertemukan secara tidak sengaja dalam suatu keadaan dan waktu yang sama sekali tidak mereka duga.

Dengan ketidakpedulian mereka kemudian berlalu tanpa harus lagi menyapa.

Jacki dengan perasaan yang tidak puas dan Riana dengan perasaannya yang jengkel.

...----------------...

Seiring berjalannya waktu Jacki dan Riana akhirnya memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota yang sama namun sekolah yang berbeda-beda. Sudah sangat tidak mungkin untuk mereka untuk saling bertemu dan memiliki lagi, begitulah pemikiran Riana. Berbeda dengan Jacki yang masih secara diam-diam mencaritahu kabar tentang Riana melalui teman-temannya.

Rupanya sosok Riana masih belum bisa dilupakan.

Entah karena rasa penasarannya, atau entah karena dia benar-benar jatuh cinta pada seorang Riana yg menjaga benar harga dirinya di hadapan seorang laki-laki.

Kebetulan ?

Tahun berganti dan Jack benar-benar tidak bisa melupakan Riana. Walaupun dia juga telah memiliki seorang pacar, namun hatinya tidak sepenuhnya diberikan pada pacarnya itu.

Dia sadar bahwa dia benar mencintai Riana. Namun, belum ada keberanian untuk kembali mengejar Riana, karena dia melihat dan mendengar bahwa Riana telah memiliki kekasih dan Riana terlihat bahagia bersama kekasihya.

Dia hanya mampu melihat Riana dari kejauhan. Di sisi lain, Riana yang katanya sudah memiliki kekasih juga ternyata masih memiliki perasaan yang sama seperti Jack. Namun dia selalu menyangkal perasaan itu.

Entah sejak kapan dia mulai terus memikirkan Jack, ternyata tidak dia ketahui. Yang dia ketahui adalah dia sering merindukan Jack yang selalu mengganggunya di waktu dulu. Berbeda dengan Ando, kekasihnya saat ini yang lebih pendiam, cuek dan menurut Riana, masih memiliki rahasia sendiri. Seiring berjalannya waktu, Jack dan Riana menghabiskan waktu dengan kehidupan mereka dengan diam- diam masih saling merindukan dan terkadang melihat satu sama lain dari kejauhan.

...----------------...

Sampai pada suatu hari, saat Riana akan pergi ke rumah temannya Siska, dia kemudian berjalan ke luar dari rumahnya dan hendak menunggu taksi. Setibanya di gang depan jalan, yang dilihat adalah Jack yang baru keluar dari rumahnya. Jack yang kemudian melihat Riana kemudian mengarahkan motornya menuju ke arah Riana. Riana yang juga kaget melihat Jack yang mengarahkan motornya ke arahnya hanya bisa berdiri kaku dan canggung.

"Hai" sapa Jack.

"Kamu mau ke mana ? " Lanjutnya.

"Eh hai" Jawab Riana sambil kebingungan.

"Aku mau ke rumahnya Siska. Lagi nunggu taksi."

"Pacar kamu mana?" Dengan nada yang agak menyindir.

"Untuk apa kamu bertanya ?" Sahut Riana ketus.

"Hahahahahaha. Maaf. Ya sudah, mau aku antar ? " Jack mulai menggoda.

"Tidak usah. Sebentar lagi taksinya datang."

"Hei. Tidak usah seperti itu. Bagaimanapun kita dulu pernah bersama dan kita juga teman sekolah. Tidak ada yang salah jika aku mengantarmu" Jack mulai membujuk.

Riana kemudian berpikir sejenenak.

Benar juga yang diucapkan Jack.

Toh, di antara mereka juga sudah lama berlalu dan tidak seharusnya dia terus membenci Jack. Dan lagi tidak ada salahnya dia pergi bersama Jack.

Tidak banyak orang yang mengetahui hubungan mereka saat itu.

"Oke. Baiklah. Aku juga sedang terburu- buru. Siska sudah menungguku daritadi" Sambut Riana datar.

"Begitu kan bagus. Ayo naik ke motorku" Jack menjawab dengan penuh senyum.

Mereka kemudian berboncengan menuju ke rumah Siska yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Jack tidak ingin melewatkan kesempatan itu.

Riana juga merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada sebuah perasaan bahagia yang tidak bisa dia jelaskan.

"Riana" Panggil Jack.

"Ia. Ada apa?" Sahut Riana.

"Kamu apa kabar ? Bagaimana sekolahmu ? " Jack bertanya.

"Seperti yg kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu juga terlihat sangat baik- baik saja, kan? Sekolahku ? Semuanya baik- baik juga. Masih bergulat dengan tugas- tugas yang semakin sulit."

"Baguslah. Aku senang mendengarnya" Jack tersenyum. Kemudian dia memutar arah kaca spionnya ke wajah Riana dan melihat Riana melalui kaca itu. Riana yang menyadari akan hal itu kemudian berkata...

"Kamu apaan sih. Melihatku seperti itu ?" Dengan nada ketus.

"Tidak. Setelah sekian lama, semenjak kita kenal, berpacaran dan bahkan setelah putus, ini pertama kalinya aku menggoncengmu dengan motorku. Dulunya, kamu selalu menolakku dengan berbagai alasan setiap aku mengajakmu jalan- jalan ataupun bertemu" Jack tanpa sadar mengungkapkan perasaannya. Dia benar menyadari bahwa setelah sekian lama, baru pertama kali dia dapat berboncengan dengan orang yg selalu membuat dia merindu. Orang yang selalu dia perhatikan dari jauh. Dan tanpa sadar, jantungnya juga berdetak lebih kencang.

Dia merasakan sebuah kenyamanan yang sangat dirindukan.

"Ia benar juga. Tapi itu sudah berlalu. Tidak perlu kita ungkit lagi. Ini hanya sebuah kebetulan. Kita sekarang sudah memiliki kehidupan masing- masing Itu hanya cinta monyet" Riana menjawab dengan lantang. Tapi entah mengapa sedih saat dia menjawab Jack seperti itu.

Dia tahu bahwa dia berbohong dengan hatinya sendiri saat itu. Dia tidak ingin Jack tahu, kalau dia secara diam- diam masih merindukan Jack.

"Ya sudahlah. Aku minta maaf. Tapi kalau boleh aku jujur, aku senang sekali saat ini" Jack menggoda lagi.

"Dasar kamu ini."

"Hahaha. Kita sudah sampai."

"Oke. Terimakasih sudah mengantarku. Kamu hati- hati di jalan."

"Ia sama- sama. Kamu tidak perlu sungkan. Anggap saja kamu membayar kisah kita saat bersama dulu" Jack berkata sambil tertawa puas.

"Terserah kamu. Aku pergi dulu. Siska sudah menungguku di dalam" Riana kemudian berbalik dan masuk ke rumah Siska. Ada sebuah senyuman di bibirnya yang tidak dilihat Jack. Jack kemudian juga membawa motornya pergi dengan sebuah senyuman yang tanpa dia sadari terjadi begitu saja.

Keduanya sama- sama merasa bahagia karena setelah sekian lama dapat kembali bertemu dengan orang yang paling dirindukan.

Walaupun menurut mereka hanya sebuah kebetulan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!