NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Awal dari Segalanya

"Gue harus balas dendam sama cewek murahan itu!" ucap seorang pria dengan kemeja putihnya yang telah kusut. Kancing baju bagian atasnya dibiarkan terbuka, memperlihatkan dada bidangnya. Rambutnya yang biasa tertata rapi kini berantakan. Tatapan matanya penuh dengan kilatan amarah.

Atharrazka Fernand Wijaya, seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang menjabat sebagai direktur operasional di salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia. Pria yang biasa dipanggil Azka itu merupakan putra kedua dari Andra Wijaya, sosok pengusaha sukses yang berhasil membuat bisnis perusahaan konstruksi milik keluarga Wijaya yang dikenal dengan nama Wijaya Artistic (WIAR) itu melejit naik beberapa dekade terakhir ini.

"Sebelum itu, lebih baik kita fokus mencari keberadaan Vira terlebih dahulu," tutur pria disamping Azka yang sejak tadi netranya tak pernah lepas memandangi langit mendung dengan tatapan matanya yang dingin dan tajam.

Berbeda dengan Azka, tampilan pria itu lebih rapi. Wajah tampan yang bersih serta tubuh kekar dan tinggi yang dibalut oleh kemeja abu-abu serta jas hitam dihiasi dasi bermotif itu menambah kesan dewasa pada pria tersebut.

"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Vira, gue pastiin cewek itu akan menyesal seumur hidup," geram Azka mengepalkan kedua tangannya erat menahan emosi.

Tatapan penuh penyesalan ia layangkan kepada sosok pria di sampingnya itu, "Sorry, gue gagal nepatin janji gue sama lo buat jaga Vira. Padahal lo udah rela ngelepas dia buat gue."

Sedangkan yang ditatap hanya menoleh sekilas dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria itu menghembuskan nafas berat sebelum akhirnya beranjak menuju kursi kebesarannya yang berada di ruangan tersebut.

Arshaka Reynand Wijaya, putra sulung Andra Wijaya sekaligus kakak dari Azka. Pria itu dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Direktur Utama di usianya yang baru beranjak tiga puluh satu tahun. Bukan tanpa alasan, pria dewasa yang akrab dipanggil Shaka itu merupakan sosok pekerja keras, bertanggung jawab, dan tegas.

Banyak prestasi yang diraih oleh Shaka ketika bergabung dengan perusahaan ayahnya tersebut. Hal itu menjadi pertimbangan para investor saat diselenggarakannya rapat pemegang saham tahunan ketika mencari pengganti Direktur Utama yang dijabat oleh Andra Wijaya sekaligus ayah mereka yang harus lengser karena faktor usia dan kesehatannya yang menurun.

Shaka memiliki kehidupan yang tampak begitu sempurna dan disegani oleh banyak orang. Mulai dari fisik yang sempurna, karir yang luar biasa, serta lahir dari keluarga yang terpandang. Namun, kisah cintanya yang tak berjalan mulus seakan menjadi sebuah cela di antara kesempurnaan hidup yang Shaka miliki.

Shaka mencintai wanita bernama Vira. Wanita yang telah menjadi kekasih dari adiknya sendiri, Azka. Sosok wanita yang cantik, sederhana, dan ceria. Shaka, Azka, dan Vira adalah teman baik sejak duduk di bangku kuliah. Vira juga merupakan anak dari salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan WIAR.

Shaka mengalah ketika mengetahui Azka dan Vira saling mencintai. Meskipun tak dapat dipungkiri, hatinya hancur. Shaka bahkan melampiaskan sakit hatinya dengan bekerja keras siang malam hingga dapat menduduki posisinya saat ini. Namun, tetap saja sekarang ia belum bisa sepenuhnya melupakan wanita yang dicintainya itu.

Shaka pernah berpikir mungkin suatu saat ia tidak bisa mencintai wanita lain seperti dirinya mencintai Vira. Pemikiran bodoh yang terlintas di benaknya. Namun entah mengapa Shaka yakin cintanya memang telah habis untuk Vira. Shaka tidak ingin ambil pusing. Ia bahkan tak peduli akan menikah atau tidak.

Shaka pernah menjalin hubungan dengan beberapa wanita yang merupakan anak dari kolega bisnis papanya. Tapi ia merasa tak ada satupun yang tulus mencintainya. Mereka hanya tergiur dengan kekayaan, kekuasaan, serta status menantu dari Keluarga Wijaya.

"Bukan sepenuhnya salah lo," ujar Shaka dengan mata yang terpejam sembari menyandarkan tubuh lelahnya di kursi.

"Jadi lo percaya sama gue, Ka?"

"Selama ini, kapan gue gak pernah percaya sama lo?" Shaka membuka matanya dan menatap adik satu-satunya itu.

Inilah yang membuat Azka bersyukur memiliki seorang kakak seperti Shaka. Kakak yang selalu ada untuknya, selalu percaya dengan kemampuannya, dan juga selalu mengalah kepadanya. Maka dari itu Azka berjanji untuk selalu membantu kakaknya dalam hal apapun jika dirinya memang dibutuhkan.

"Kenapa lo bisa tidur sama cewek itu sampai dia ngaku kalau hamil anak lo?" tanya Shaka.

"Gue gak pernah nyentuh dia, Ka. Sumpah!" ucap Azka terlihat frustasi.

"Malam itu tiba-tiba gue ngantuk dan pergi ke kamar terus ketiduran. Gue gak tahu kenapa paginya tuh cewek bisa disamping gue dan kita sama-sama telanjang. Tapi gue yakin gak terjadi apapun diantara kita," lanjut Azka dengan wajah serius. Berharap kakaknya ini percaya kepadanya.

"Maksudnya, dijebak?" tanya Shaka.

Kejadian yang menimpa adiknya ini membuat kepalanya mendadak pening. Masalah datang silih berganti. Dia bahkan jarang memperhatikan kesehatannya sendiri. Beruntung Shaka memiliki fisik yang kuat. Kalau tidak mungkin ia sudah tumbang jauh-jauh hari.

"Iya, gue yakin cewek itu dalang dari semuanya. Bahkan Tante Alya malah dukung dia dan bicara sama papa supaya minggu depan gue harus udah nikah sama tuh cewek sebelum keluarga kita kena malu," sahut Azka geram.

Dirinya tak habis pikir mengapa tante Alya yang sudah ia anggap seperti mamanya sendiri sejak mama kandungnya meninggal tiga tahun yang lalu dengan mudahnya percaya dengan wanita yang Azka anggap licik itu.

Padahal Azka dan Vira telah merencanakan pernikahan dan meminta restu kepada kedua orang tua mereka masing-masing. Namun semua tidak semudah yang Azka kira. Papanya serta tante Alya selaku adik dari mama kandung Azka dan Shaka menolak mentah-mentah pernikahan itu.

Disaat keduanya sedang memperjuangkan restu, kejadian beberapa minggu yang lalu menghancurkan segalanya. Dimana Azka dan seorang wanita yang beberapa bulan lalu dikenalkan oleh Tante Alya itu berada di kamar Azka dengan keadaan yang sama-sama telanjang.

Tak hanya sampai disitu. Beberapa minggu kemudian, wanita tersebut datang dan mengatakan bahwa dirinya sedang mengandung anak dari Azka. Hal tersebut ternyata disambut dengan baik oleh Tante Alya yang sejak dahulu memang lebih berpihak kepada wanita itu daripada Vira.

Vira sangat kecewa ketika mengetahui kenyataan bahwa Azka telah berkhianat kepadanya. Ia kemudian pergi meninggalkan Azka entah kemana. Azka berpikir mungkin Vira sedang butuh waktu sendiri. Namun, sudah seminggu ini Azka dan Shaka tak mendapatkan kabar apapun dari Vira.

Baik Shaka maupun Azka telah memerintahkan beberapa orang untuk mencari Vira. Namun hasilnya nihil. Hal itu membuat pikiran Azka kacau. Akhir-akhir ini ia merasa hidupnya berantakan. Tidur tak nyenyak, makan pun juga tak nafsu. Bahkan pekerjaannya ikut terbengkalai.

"Terima pernikahan itu," cetus Shaka. Membuat Azka membulatkan matanya terkejut.

"Maksudnya?! Lo mau gue beneran nikah sama cewek itu?" tanya Azka heran.

Pria itu jadi berpikir yang tidak-tidak. Apa mungkin kakaknya ini ingin mengambil kesempatan untuk mendapatkan Vira? Kecurigaan Azka ini bukanlah tanpa alasan. Pria itu sejak dulu memang mengetahui bahwa Shaka memiliki perasaan terhadap Vira.

"Gak usah mikir macem-macem. Gue punya rencana yang bagus. Katanya lo mau bales dendam, kan?" Shaka tersenyum licik memikirkan sebuah cara yang tepat untuk memberi pelajaran kepada wanita itu.

Wanita licik yang telah berusaha menghancurkan kebahagiaan Vira. Shaka tidak akan tinggal diam. Siapapun yang mengusik kehidupan Vira akan berurusan dengannya. Inilah cara dia mencintai Vira.

Elvira Agatha, wanita yang selalu berhasil membuat jantung Shaka berdebar kencang. Wanita yang sukses menjadi cinta pertama Arshaka Reynand Wijaya. Shaka akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Vira. Meskipun kenyataannya Vira memang ditakdirkan bukan untuknya.

Hari Pernikahan

Vira dan wanita yang sejak tadi menjadi bahan perbincangan kakak beradik tersebut sedang duduk berhadapan dengan situasi yang canggung. Keduanya diam namun saling menatap satu sama lain.

"Untuk apa anda menemui saya?" tanya Vira dengan mata yang menatap tajam ke arah wanita dihadapannya. Jelas terlihat bahwa ia tak nyaman dengan situasi ini.

"Aku minta maaf," ujar wanita itu dan hanya dibalas decihan oleh Vira.

"Minta maaf untuk apa? Untuk anda yang akan menikah dengan kekasih saya atau untuk anda yang sedang mengandung anak dari kekasih saya?" tanya Vira.

Ia tak habis pikir bagaimana bisa wanita yang katanya sedang mengandung anak dari kekasihnya itu tiba-tiba datang menemuinya dan meminta maaf. Bahkan mampu mengetahui keberadaannya.

Padahal Azka dan Shaka sekalipun tak bisa menemukan dirinya di sini.

Berbeda dengan Vira yang bersikap angkuh dan tenang, wanita dihadapannya justru hanya diam tak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Ia bahkan hanya menunduk dengan tangan yang meremas bajunya. Bingung harus mengatakan yang sejujurnya atau tidak.

Setelah mengembuskan napasnya perlahan, akhirnya ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Vira "Sebenarnya aku gak pernah tidur sama Azka ataupun hamil anak dari Azka, Vira."

Arunika Naiya Putri Pranata, sosok wanita cantik yang telah menghancurkan hubungan Azka dan juga Vira. Ia merupakan anak tunggal dari keluarga Pranata, pemilik beberapa hotel dan resort mewah di Jakarta ini.

Vira menatap wanita yang sering dipanggil Naiya tersebut dengan kening berkerut, "Maksudnya? Kenapa tiba-tiba anda mengatakan hal seperti ini kepada saya?"

Vira tak akan mudah tertipu. Pasti ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh wanita licik di hadapannya ini.

Naiya yang bingung harus menjawab apa itu hanya diam menggigit bibirnya kemudian menunduk. Kebiasaan wanita itu jika sedang gugup. Benaknya terus berpikir apa yang harus ia lakukan agar Vira percaya kepadanya.

Beberapa saat kemudian Naiya kembali menatap mata Vira kemudian meraih kedua tangan lalu menggenggam erat tangan tersebut, "Tolong percaya sama aku, Vira. Aku janji akan buktiin semuanya dan gak akan ganggu hubungan kamu sama Azka lagi."

Ucapan itu terdengar sangat bersungguh-sungguh.

Vira mencoba mencari kebohongan di mata Naiya. Mencoba untuk tetap ragu walaupun Vira merasa Naiya memang berkata jujur. Dia bingung dengan wanita dihadapannya ini. Kemarin saja dengan mudahnya menghancurkan hubungannya dengan Azka. Lalu, sekarang tiba-tiba datang dan meminta maaf.

"Kenapa tiba-tiba? Apa sebenarnya yang terjadi?" Vira mencoba meminta penjelasan. Sungguh situasi ini membuatnya bingung.

Naiya yang mendengar pertanyaan Vira tersebut hanya menghela napas lelah. Genggaman tangan yang semula erat kini mulai terlepas, "Maaf. Aku gak bisa kasih tau kamu. Tapi aku mohon percaya sama aku walaupun itu sulit buat kamu."

"Minggu depan acara pernikahan aku sama Azka. Aku memang gak bisa batalin itu dalam waktu dekat karena suatu hal. Tapi kamu tenang aja. Azka gak akan pernah mengucapkan janji suci pernikahan buat aku, Vira," lanjut Naiya dengan menatap mata Vira. Mencoba memberi pengertian agar mendapatkan kepercayaan wanita itu, walaupun ia tahu itu tak akan mudah.

Vira yang bingung harus bersikap bagaimana hanya menghela napas berat. Jika memang Naiya berkata jujur, maka ia bisa kembali bersama Azka. Namun, jika memang wanita itu hanya berpura-pura maka Vira juga harus siap. Siap untuk kehilangan Azka. Sosok pria yang begitu ia cintai.

"Apa yang sedang Anda rencanakan? Saya pikir Anda paham bahwa Saya tidak akan percaya begitu saja," ucap Vira membuat Naiya terdiam.

Naiya tahu pasti Vira tidak akan mudah percaya dengan dirinya. Tapi Naiya juga tak mungkin memberitahukan semuanya. Karena itu Naiya hanya diam tak mampu merespon pertanyaan Vira.

"Kenapa hanya diam?" tanya Vira kemudian menghela napas lelah melihat kebungkaman Naiya. Sudah dipastikan bahwa ada sesuatu yang direncanakan oleh wanita dihadapannya ini.

"Baiklah, karena saya tidak ingin berlama-lama dengan Anda, saya akan coba percaya. Tapi jika apa yang Anda sampaikan saat ini hanya sandiwara juga tidak masalah," ucap Vira dengan lantang. Berusaha untuk tidak mudah terbuai dengan kata-kata Naiya tadi.

"Kamu tenang aja. Aku pasti akan buktiin kalau saat ini aku memang bersungguh-sungguh," ujar Naiya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Terlihat tulus.

Seminggu kemudian, pernikahan Azka dan juga Naiya akhirnya tiba. Banyak sekali tamu yang datang. Naiya yang melihat itu menjadi gugup dan ragu. Ia khawatir rencananya ini tidak akan berhasil. Karena sekarang banyak pengawal yang berjaga.

Naiya yang telah selesai dirias begitu cantik dan anggun dengan gaun pengantin itu terlihat gelisah. Matanya terus melirik handphone miliknya yang tergeletak di meja. Menunggu pesan dari seseorang. Hingga beberapa saat kemudian

Ting

Aku udah di pintu belakang gedung.

Naiya yang membaca pesan tersebut tersenyum lega. Sekarang giliran dia yang harus melancarkan aksinya. Naiya beranjak dari kursinya dan melangkah keluar untuk mencari keberadaan Azka.

Setelah sampai di dekat pintu belakang gedung, ia melihat Azka sedang berjalan menuju ke arahnya. Sebelumnya, Naiya telah mengirimkan pesan kepada Azka agar pria itu menemuinya di dekat pintu belakang gedung sebelum akad dimulai.

"Lo tadi bilang kalau lo tahu dimana Vira. Kasih tau gue sekarang!" gertak Azka sembari menatap jengah wanita dihadapannya.

"Iya. Kamu bisa ikut aku," ujar Naiya lalu menarik tangan Azka agar mengikuti dirinya menuju pintu belakang gedung tersebut.

Azka hanya menurut saja karena ini tentang Vira. Ya, apapun tentang Vira akan membuat pria itu seperti orang bodoh.

Langkah kaki Naiya terasa begitu berat. Selain karena ia harus menarik badan Azka yang besar, ia harus merelakan pria yang disukainya ini bersama orang lain disaat seharusnya ia bisa memilikinya beberapa saat lagi. Namun, Naiya sadar ia tak boleh egois.

Perasaan Naiya kepada Azka telah ada sejak mereka pertama kali bertemu ketika keduanya menghadiri pesta salah satu kolega bisnis mereka kala itu. Azka yang datang sebagai bagian dari Perusahaan Wijaya Artistic sedangkan Naiya yang turut hadir karena ia juga memiliki jabatan di hotel bintang lima milik papanya yaitu sebagai engineering manager.

Entah sejak kapan perasaan itu mulai tumbuh, namun jika boleh jujur Naiya baru kali ini merasa terpesona terhadap pria ketika melihat sosok Azka. Selain karena ramah, Azka memang tampan.

"Kak, aku tahu pasti kamu bingung. Tapi aku mohon percaya sama aku kali ini aja. Teman aku akan bawa kamu ke tempat Vira berada," Naiya menunjuk seorang wanita dihadapan mereka yang sedang duduk di atas motor menggunakan jaket hijau khas ojek online dan juga masker hitam hingga wajahnya tak terlihat jelas.

"Maksudnya apa ini? Lo jangan coba-coba bohong sama gue, ya!"

Pernikahan yang Sesungguhnya

Azka curiga. Kenapa wanita di hadapannya ini tiba-tiba ingin dirinya kabur dan menemui Vira sekarang. Sesuatu yang Mustahil.

"Aku gak bohong, Kak. Tolong percaya sama aku," mohon Naiya sembari menatap dalam bola mata Azka.

"Aku minta maaf kalau udah bikin kekacauan kaya gini. Aku juga minta maaf karena udah fitnah kamu dan ngaku kalau sedang hamil anak kamu," lanjut Naiya.

Mencoba jujur walaupun ia tahu pasti pria di hadapannya ini akan sangat marah.

Azka menggelengkan kepalanya tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari wanita dihadapannya ini. Jadi benar kalau Naiya telah memfitnah dirinya?

"Kenapa Lo ngelakuin ini semua, hah? Cewek murahan, Lo!!!" Naiya terkejut mendengar bentakan Azka. Pria itu bahkan juga meremas kuat kedua bahunya.

Naiya meringis merasakan kebas di kedua lengannya.

Sejak tadi wanita yang duduk di atas motor itu menyaksikan drama di depannya ini langsung bangkit menghampiri mereka lalu menepis kasar tangan Azka dari bahu Naiya, "Jangan kasar sama cewek!!!"

"Akhh...,"Azka menjambak rambutnya frustasi setelah melepaskan cengkramannya dari bahu Naiya. Ia bingung dengan apa yang terjadi.

"Sekali lagi aku minta maaf, Kak. Aku punya alasan kenapa ngelakuin ini semua. Dan ini satu-satunya cara yang bisa aku lakuin buat nebus kesalahan aku," ujar Naiya penuh penyesalan.

Azka mengembuskan napas lelah mendengar ocehan Naiya. Bingung harus percaya atau tidak.

"Aku mohon kamu pergi sekarang sebelum ada pengawal yang kesini," Naiya memegang erat kedua bahu Azka mencoba meyakinkan pria dihadapannya itu.

"Aku tahu pasti kamu bingung. Tapi gak ada waktu buat aku jelasin semuanya sama Kamu," lanjut Naiya.

Tubuh Naiya menegang ketika mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah mereka. Pasti itu beberapa pengawal yang ditugaskan untuk berjaga.

"Cepat Kak! Kamu harus pergi sekarang!" perintah Naiya lalu mendorong tubuh Azka untuk menaiki motor bersama wanita tadi.

Azka tak punya pilihan lain. Ia menuruti kemauan Naiya dan menaiki motor tersebut hingga melaju membelah jalan raya. Jika Naiya berbohong sekalipun ia tak peduli. Seseorang yang sedang mengendarai motor di hadapannya ini hanyalah wanita. Jika bermacam-macam, Azka tak akan segan untuk melawannya. Gila memang. Semua yang menyangkut Vira membuatnya dapat bertindak nekat.

Sedangkan Naiya menatap kepergian Azka dengan tatapan sendu. Meskipun keadaan berpihak kepada Naiya, namun ia sadar hati pria itu tak akan pernah berpihak kepadanya. Naiya tak akan menahan seseorang yang memang ditakdirkan bukan untuknya.

Tak butuh waktu lama, Azka yang diantar oleh seseorang tak dikenal itu akhirnya tiba di sebuah rumah minimalis yang begitu sederhana namun tampak bersih dan rapi. Langkah kakinya berhenti di hadapan pintu coklat tua hendak mengetuknya.

"Apa iya Vira benar-benar disini?" batin Azka ragu.

Tanpa berpikir panjang lagi, ia mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sebelum akhirnya seorang wanita yang sangat ia rindukan muncul di balik pintu.

"Vira," panggil Azka tak percaya.

Tak jauh berbeda dengan Azka, Vira membelalakkan matanya terkejut mendapati Azka ada dihadapannya.

"Sayang..," panggil Azka tersenyum hangat. Perasaannya begitu bahagia karena berhasil bertemu seseorang yang seminggu ini hampir membuat dirinya gila karena kekasihnya ini pergi begitu saja.

Sedangkan Vira hanya diam mencoba menormalkan perasaannya dan berusaha menampilkan raut wajah yang datar. Meskipun tak dapat dipungkiri, dirinya juga sangat merindukan pria di hadapannya ini.

"Ngapain kamu kesini? Maaf aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun termasuk kamu," ucap Vira. Ia kemudian menutup pintu dengan keras hingga membuat Azka terkejut.

"Vira, buka pintunya. Aku mau jelasin semuanya sama kamu," bujuk Azka dari luar sana.

"Aku pergi dari acara pernikahan buat ketemu kamu, Vira. Semua ini Naiya yang minta. Dia bilang sendiri kalau dia yang udah fitnah aku. Tolong percaya sama aku. Aku gak bohong," lanjut Azka.

Vira yang mendengar penjelasan Azka itu kemudian teringat dimana Naiya datang kepadanya dan mengatakan hal yang sama. Jadi Naiya benar-benar menepati janjinya? Sungguh sulit dipercaya.

"Oke, aku paham kalau kamu masih marah sama aku. Setidaknya aku udah tau kalau kamu baik-baik aja," ucap Azka mencoba mengerti. Tak mudah meyakinkan kekasihnya ini apalagi kejadian beberapa hari yang lalu pasti sangat menyakitkan bagi Vira.

"Aku bakal buktiin sama kamu, Vira. Kalau perlu aku bakal bawa Naiya sekarang juga di hadapan kamu supaya dia mengakui semua perbuatannya," lanjut Azka. Dirinya berbalik hendak kembali ke gedung pernikahan tadi dan memberitahukan kepada semua orang termasuk keluarganya bahwa Naiya telah memfitnah dirinya.

Namun, baru beberapa langkah keluar dari tempat itu. Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di perutnya. Azka merasakan seseorang memeluknya erat dari belakang.

"Aku percaya sama kamu."

-oOo-

"Saya terima nikahnya Arunika Naiya Putri Pranata binti Wirawan Pranata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Naiya hanya mampu menunduk ketika suara ijab kabul itu terdengar jelas di telinganya. Ia masih tak percaya apa yang terjadi saat ini. Naiya pikir dengan menghilangnya Azka, acara pernikahan ini akan dibatalkan sesuai rencananya. Namun, ternyata dugaannya salah.

Andra yang merupakan papa dari Azka tiba-tiba memutuskan untuk tetap melaksanakan pernikahan ini demi menjaga nama baik keluarga Wijaya dan Pranata dengan mengorbankan putra pertamanya, Shaka.

Keputusan pria paruh baya itu tidak bisa dibantah. Ia dengan yakin mengatakan bahwa Shaka akan menggantikan Azka untuk menikah dengan Naiya.

"Selamat, kalian berdua telah resmi menjadi pasangan suami istri," ucap penghulu lalu menyalami Naiya dan Shaka secara bergantian.

Naiya menoleh ke arah pria yang telah resmi menjadi suaminya itu. Ia memang mengetahui bahwa Azka mempunyai seorang kakak. Namun, Naiya belum pernah bertemu dengan Shaka sebelumya. Ia heran mengapa pria itu bersedia menggantikan Azka untuk menikah dengannya. Mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain.

Sedangkan di sisi lain, Shaka hanya menampilkan ekspresi datar dan terkesan tak acuh. Sama sekali tidak berminat dengan pernikahan ini. Dirinya benar-benar kesal dengan Azka yang tiba-tiba pergi meninggalkan tempat itu dan mengacaukan segala rencana yang telah mereka berdua susun. Rencana untuk balas dendam kepada wanita licik di sampingnya ini.

Shaka juga masih tak menyangka jika dirinya telah menikah sekarang. Apalagi menikah dengan wanita yang sama sekali tidak ia cintai. Semuanya terjadi begitu saja dan diluar dugaannya. Kalau bukan karena kesepakatan yang ia buat dengan papanya dan juga rencananya dengan Azka untuk balas dendam, mana mungkin Shaka bersedia menikah dengan wanita licik itu.

"Kalian berdua hiduplah dengan baik. Papa yakin semua ini adalah takdir. Belajarlah mencintai satu sama lain," ucap Andra kepada Shaka dan Naiya. Pria paruh baya itu tersenyum hangat.

Sedangkan Shaka yang melihat itu hanya menampilkan ekspresi jengah. Papanya itu memang pandai sekali bersandiwara. Shaka jadi teringat kejadian beberapa saat yang lalu ketika sang papa meminta dirinya untuk menggantikan Azka sebagai mempelai pria.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!