NovelToon NovelToon

Kekuatan Dari System

Awal Kisah

“Ayo bangun! sebentar lagi kita harus segera berada di proyek!” panggil Tayo sambil menggoyang-goyangkan badan seorang pemuda, yang tidak lain adalah rekannya sendiri untuk segera bangun dari tidurnya.

Sambil membuka mata dan mengangkat badanya ke posisi duduk, pemuda itu merentangkan kedua tanganya, menoleh dan berkata.” padahal baru sehari jadi kuli bangunan, tapi badanku terasa remuk semua.”

“Itu karena kamu tidak terbiasa bekerja menggunakan fisik. Biasanya kan kerja pakai otak sambil duduk dibelakang meja.” sahut Tayo mendengar keluhan pemuda itu.

“Ayo cepat mandi nanti kita bisa terlambat, bisa-bisa gaji kita dipotong oleh mandor sialan itu.” pinta Tayo melanjutkan, menanggapi sekaligus mengingatkan temannya.

Pemuda itu mengangguk, lalu bangkit dari tempat tidurnya dan langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

**

Kegiatan kerja disebuah proyek pembangunan Swalayan pun berlangsung hingga sore hari. Semua pekerja segera kembali pulang ketempat tinggalnya masing-masing, tidak terkecuali dengan Tayo dan seorang pemuda yang menjadi temanya.

Di tengah perjalanan pulang. Tayo dan temannya mampir disebuah warung makan. Warung yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat mereka tinggal, hanya berjarak sekitar lima ratus meter saja dari tempat mereka.

Ketika baru saja duduk di warung itu, ada barisan tentara yang berjalan rapi lengkap dengan ransel di punggung dan senjata di kedua tangan. Tayo melirik, memperhatikan temannya yang juga melihat barisan serdadu dengan tatapan sendu.

“Sudahlah Si… orang tuamu sudah tenang disurga. Lebih baik kita berkerja agar tetap bisa hidup, bahkan hidup lebih baik.” ucap Tayo sambil menepuk pindak Arsi, pemuda yang merupakan teman senasib sepenanggungan dengannya.

Arsi hanya mengangguk sebagai jawaban, membatin didalam hatinya.’ Ayah, Ibu…. doakan aku agar bisa berguna bagi orang lain dan kehidupan.’

Ayah Arsi adalah seorang perwira tentara dengan pangkat terakhir letkol. Ayahnya meninggal ketika dia berusia Dua belas tahun, tidak berselang lama. Ibunya juga meninggal akibat sebuah kecelakaan lalu lintas.

Semenjak itu, Arsi tinggal bersama pamanya yang berada dipinggiran kota. Meski Arsi tinggal dengan pamanya sendiri, tidak jarang ia mendapatkan perlakuan tidak layak dari keluarga itu.

Dia dianggap sebagai beban keluarga, di anak tirikan, dan sering kali dijadikan pelampiasan kemarahan dengan alasan yang tidak jelas. Padahal, uang pensiun Ayahnya dikelola sepenuhnya oleh pamanya.

Ketika lulus SMA. Arsi meninggalkan rumah pamanya tanpa pamit, dia berkerja sebagai Cleaning Service disebuah perusahaan game. Tidak peduli apa kata orang menilai dirinya, Arsi menjalaninya dengan sepenuh hati dan ikhlas.

Selain kecerdasan yang dimilikinya, keberuntungan kerap kali berpihak kepadanya. belum genap satu bulan dia bekerja, Arsi dipindahkan kebagian Administrasi bahkan sering kali dia diminta untuk membantu para ahli menyempurnakan sebuah pembuatan game.

Selama lima tahun Arsi pun bekerja di perusahaan pengembang game itu. Arsi pun selalu menyisihkan gajihnya untuk anak-anak yang kurang beruntung, anak-anak panti asuhan yang tidak jauh dari rumah kontrakannya. Bahkan saking dekatnya, Arsi sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri.

Namun sungguh naas bagi Arsi. Ia dituduh memalsukan data perusahaan, sekali pun ia membela dirinya, namun semua bukti mengarah padanya. Dia tahu dengan pasti bahwa semua hal yang menimpanya adalah ulah dari rekan kerjanya sediri, orang yang selalu iri dengan reputasi kerjanya selama ini.

Sayangnya. Arsi tidak dapat menunjukan bukti yang menyakinkan, hingga pada akhirnya, ia dipecat dari perusahaan pengembang game tempat dimana ia mencari nafkah.

Arsi mencoba untuk melamar kerja di perusahaan lainnya, namun selalu saja mendapat penolakan dengan alasan yang klasik. Dan Arsi pun tahu, hal itu dikarenakan status dipecatnya telah menyebar luas. Di sebarkan oleh orang yang memfitnahnya ke perusahaan lain.

Demi untuk menyambung hidup, segala pekerjaan apa saja Arsi jalani. Asalkan tidak merugikan dan mengambil hak milik orang lain, Arsi sempat menulis novel, sayang tulisannya tidak laku untuk di jual. Akhirnya menjadi kuli bangunan pun sama sekali tidak menjadi soal, sekalipun hal itu terlalu berat baginya yang memang tidak terbiasa.

**

“Ini nasi campurnya, nak.” ucap seorang wanita paruh baya, yang merupakan penjual dari warung nasi itu.

“Terimakasih, bu.” Sahut Arsi tersenyum sembari mengambil nampan dari wanita paruh baya itu.

Ketika hendak memasukkan nasi kemulutnya. Tayo dan Arsi di kagetkan dengan kedatangan lima orang pria, kelimanya bertubuh kekar dengan banyak Tatto di sepanjang lengannya.

“Brak!” suara benturan pintu terdengar, salah satu pria bertatto menamparnya dengan keras dan secara tiba-tiba.

“Uang keamanan!” Teriak salah satu pria bertatto lain, yang sepertinya adalah pemimpin dari kelima orang tersebut.

Terkejut dan gemetar, wanita paruh baya itu menjawab. “Maaf, saya belum mendapatkan uang cukup hari ini, penjualan sangat sepi dan—-“

“Mau sepi kek, mau rame kek, bukan urusanku! Cepat bayar uang keamanan! Atau aku obrak-abrik warungmu!” Sambil menjulurkan tanganya, pria bertatto itu menggerakkan jari telunjuk, sebagai tanda meminta uang kepada si wanita paruh baya.

“Tapi uangnya..!” Belum selesai wanita paruh baya itu berkata, pria bertatto yang meminta uang sebelumnya sudah terjatuh tersungkur ditanah.

Ya! Arsi beraksi, ia langsung berdiri dan memukul seketika, tepat pada pelipis kiri pria bertatto itu dengan kepalan tangan kanannya.

Saking kerasnya pukulan tangan Arsi, pria bertatto itu hampir kehilangan kesadarannya. Bola matanya berputar-putar nyaris juling karena pusing, seolah banyak bintang yang bertebaran di sekeliling kepalanya.

“Bangsat!” Teriak salah satu pria bertatto lainnya, yang kemudian bergerak, menyerang Arsi dengan pukulan kuat, diikuti oleh ketiga pria tersisa.

Namun gerakan Arsi cukup gesit. Dia mampu menghindarinya dengan mudah, bahkan balik menghajar keempat pria bertatto itu hingga babak belur dengan wajah penuh lebam.

Di sisi lain. Tayo juga tidak tinggal diam, meskipun Arsi terlihat unggul melawan keempat preman itu, tetap saja ada rasa khawatir, dia segera menelpon polisi dengan ponselnya.

Tepat ketika Tayo selesai menelepon dan memasukkan ponsel ke saku celananya. Dia berteriak kencang. “Arsiiii, Awassss!”

Tayo memihat pria bertatto yang sebelumnya di pukul Arsi hingga matanya juling, secara tiba-tiba berada dibelakang Arsi, langsung menghujamkan belati kearah punggung.

Arsi yang menyadari teriakan Tayo segera menghindar, namun dia terlambat beberapa detik dari tikaman yang dilakukan oleh pria bertatto itu.

“Jleb! Jleb! Jleb!”

Tiga kali tusukan belati menembus tubuh Arsi, pemuda itu langsung jatuh tersungkur ke tanah, besimbah darah dengan punggung yang koyak.

“Arsi.” Jerit Tayo, dia segera berlari menghampiri Arsi yang saat ini sudah tidak berdaya, selaras dengan kedatangan polisi ditempat kejadiaan.

Dengan cepat petugas polisi bertindak, segera menangkap para pria bertatto tersebut. Yang mana empat di diantaranya, sudah terkapar akibat di hajar oleh Arsi. Sedangkan satu orang lagi, di tembak kakinya saat itu juga karena berusaha melarikan diri.

Namun sayang, nyawa Arsi tidak dapat diselamatkan. pemuda itu tewas dalam peristiwa yang sangat tidak terduga.

***

Di kedalaman hutan yang sangat lebat, terdapat jurang yang sangat dalam. Hutan itu dikenal dengan nama Hutan Kegelapan. Nama hutan kegelapan pun karena hutan itu dihuni berbagai monster yang sangat berbahaya.

Tidak ada manusia yang berani masuk hutan tersebut. jika pun ada yang memaksakan diri untuk memasukinya, baik untuk mengambil sumber daya ataupun berburu binatang buas, maka kemungkinan besar tidak akan pernah kembali.

“Ah! dimana aku? apa aku sudah mati?” ucap Arsi menoleh sekeliling, yang terlihat hanya bebatuan tebing dan rimbunan semak belukar. Terdapat juga sungai kecil di dekatnya dengan air yang sangat jernih.

“Uh! Haus sekali.” gumam Arsi sembari menelan ludah, mencoba berdiri menuju kearah sungai.

“Aaargh…. kakiku…. kenapa kakiku menjadi lebih kecil?” Arsi meringis sambil memegang kakinya yang patah, dan bingung dengan ukuran kakinya yang seukuran kaki remaja lima belas tahun.

Tidak ingin berpikir terlalu banyak lebih dahulu, Arsi menyeret tubuhnya kearah sungai. Namun tiba-tiba, sebuah suara terdengar begitu saja.

System” Ding! Selamat, Tuan. Proses pemindahan jiwa Tuan telah berhasil!”

“Eh?” Arsi menoleh ke kiri dan kanan, bahkan mendongkak keatas, mencari sumber suara yang terdengar di kepalanya.

System” Ding! Selamat, Tuan. Penyatuan System dengan jiwa Tuan telah berhasil.”

“Siapa disana? Cepat keluar!” Teriak Arsi dengan sikap waspada, matanya melebar penuh awas.

System “Ding! Saya adalah System. Keberadaan yang menyatukan jiwa Tuan. Dan System disiapkan untuk membantu Tuan menjadi yang terkuat.”

“System? Jiwa? Menjadi yang terkuat? Apa maksudmu? Tunjukkan dirimu!” Arsi masih kebingungan sekaligus ketakutan, dengan suara system yang muncul secara tiba-tiba di kepala, membuatnya tidak dapat menerima begitu saja apa yang terdengar.

Tidak ada jawaban suara seperti sebelumnya. Tapi sebagai gantinya, muncul layar hologram berwarna biru tua, tepat berjarak satu lengan di depan Arsi.

Sontak Arsi memundurkan badannya karena terkejut. Hal yang demikian adalah pertama kali baginya, apalagi munculnya tak disangka-sangka.

Mengerutkan kening, memperhatikan layar hologram biru tua itu dengan seksama, Arsi menjulurkan tangan kanan, mencoba untuk menyentuhnya.

“Eh! Tembus.” gumam Arsi. Penasaran, ia mengibas-ngibaskan tanganya kelayar hologram, namun hasilnya tetap sama, layar itu tidak dapat disentuh layaknya sebuah benda.

System “Ding! Yang Tuan lihat adalah layar panel System. Hanya Tuan yang dapat melihatnya.”

“Sepertinya aku pernah melihat jenis layar seperti ini….tapi dimana, ya!” gumam Arsi sambil memejamkan matanya sesekali, mencoba menggali ingatanya sendiri.

System “Ding! Layar panel System memang pernah Tuan lihat sebelumnya. Yakni ketika Tuan membantu ahli pembuat game dibumi, tempat Tuan pernah bekerja dulu.

Kening Arsi semakin berkerut, teringat saat dirinya bekerja di perusahaan game. Namun waktu itu, layar hologram didepannya ini berada di monitor komputer, bukan layar hologram yang tampil didepan matanya, bahkan tanpa adanya alat bantu dan aliran listrik.

“Apakah kamu berada didalam tubuhku?” Tanya Arsi yang masih penasaran.

System “Ding! Tidak, Tuan. System telah menyatu dengan jiwa Tuan. jika Tuan mati, maka system juga akan menghilang.”

“System, ada dimana aku sekarang? Apakah aku sudah mati? Kenapa kamu bisa menyatu dengan jiwaku?” Rentetan pertanyaan diucapkan Arsi, yang tentu saja, saat ini masih penasaran dan kebingungan dengan keadaan yang dia alami.

System “Ding! Tuan dapat mengetahui keberadaan Tuan dari ingatan pemilik tubuh.”

“Aaaarggh… sakit sekali… aaaarggh…!” secara tiba-tiba, Aryo berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya. Pun saat itu juga, ingatan pemilik tubuh mulai membanjiri kepalanya.

Dalam ingatan tersebut, pemilik tubuh dikenal dengan nama Arsa. Ia berasal dari keluarga kelas dua dikota Dreams, sebuah kota kecil di dalam wilayah Distrik Florence di Daratan Elanor.

Distrik Florence menguasai lima wilayah, yaitu wilayah Dreams, Yalam, Yodomi, Tantake, dan terakhir kota Florence, sebagai kawasan yang merupakan kota terbesar di Distrik Florence.

Dalam ingatan yang mengalir dikepalanya. Arsi juga mengetahui, bahwa pemilik tubuh awalnya merupakan seorang jenius dilingkup keluarganya. Saat usia sepuluh tahun, Kultivasinya telah berada di tahap kelahiran kelima. Dan di usia tiga belas tahun, Arsi sudah berada pada tahap pembentukan Tubuh Tingkat Kedua.

Akibat kecepatan Arsa dalam mencapai tingkatan kultivasi, menimbulkan kecemburuan dari beberapa sepupu. Arsa mendapatkan perlakuan istimewa dari Patriak Keluarga.

Beberapa sumber daya keluarga diberikan kepada Arsa, dengan harapan dapat mempercepat laju kultivasinya. Sehingga dapat meningkatkan citra keluarga dan mendongkrak bisnis keluarga menjadi lebih baik.

Perlu diketahui, bahwa di dunia yang tidak diketahui ini, seseorang dapat memulai kultivasi minimal pada usia tujuh tahun. Dalam keadaan normal, rata-rata seseorang dapat menerobos satu tingkat pada Tahap Kelahiran setiap tahun.

Namun Arsa berbeda, dalam tiga tahun sejak dimulainya berkultivasi, ia telah menerobos sebanyak lima kali tingkat tahap kelahiran. Tentu saja hal ini diluar kewajaran bagi semua orang.

Mendapatkan System

Arsa mendapatkan beberapa rasa iri dari para sepupunya, hal yang sama juga muncul dari beberapa keluarga lainnya di kota Dreams. terutama dari keluarga kelas dua lainnya, yang mana saat ini di Kota Dreams, terdapat enam keluarga kelas atas, dua dan empat keluarga kelas satu.

Semenjak dua tahun lalu, kuktivasi Arsa tidak mengalami peningkatan sama sekali. bahkan kultivasinya malah cenderung menurun ke Tahap Kelahiran tingkat Kedelapan.

Meridian Arsa mengalami penyumbatan yang tidak diketahui asal usulnya. Sudah banyak tabib dan alchemist yang didatangkan oleh pihak keluarga. Namun hingga saat ini, tidak ada satu pun dari mereka yang dapat menemukan sumber masalah, apalagi menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Arsa.

Oleh karena itu, dengan berat hati. Patriak yang juga merupakan Kakek Arsa, mau tidak mau harus menghentikan sumber daya keluarga untuk Arsa. Bukan itu saja, posisi ayah Arsa juga diturunkan dari posisi panatua keluarga, yang berdampak pada turunnya pendapatan ayah Arsa untuk menghidupi keluarga.

Dalam ingatan pemilik tubuh, juga diketahui bahwa tingkat kultivasi terbagi menjadi Sembilan Tahap. Yaitu Tahap Kelahiran, Pembentukan Tubuh, Transformasi, Penyempurnaan Qi, Penyempurnaan Roh, Prajurit Alam, Jenderal Alam, Raja Alam, dan Kaisar Alam. Dan masing-masing dari sembilan tahap kekuatan itu terbagi menjadi sembilan tingkat.

System.” Ding! Terdeteksi bahwa meridian Tuan mengalami masalah, tersumbat oleh zat perusak tahap bumi tingkat tinggi yang terkandung di dalam makanan. Zat tersebut telah merusak delapan puluh persen meridian yang dapat mengakibatkan kelumpuhan total.”

System.” Ding! Selamat, Tuan. Meridian Tuan telah dipulihkan dan diperkuat.

Begitu suara System jatuh, Arsa merasakan arus hangat mengalir di seluruh tubuhnya. Meskipun dia tidak mengerti itu apa, tapi yang jelas membuat dirinya merasa disehatkan kembali.

Sambil memejamkan matanya, Arsi berkata pada dirinya sendiri.” Sekarang aku adalah Arsa dan Arsi adalah aku. Jika zat perusak itu berasal dari makanan, maka keluarga Bohim harus menanggung akibatnya. Aku harus menjadi lebih kuat agar orang tuaku tidak lagi mengalami kesulitan dan kesedihan.”

Tanpa terasa, buliran air mata menetes dari mata Arsa. Dia membuka matanya yang memerah, ia mengingat bagaimana ibunya menjadi pembantu di berbagai kios atau toko, yang semua itu dilakukan demi membantu ayah Arsa untuk menghidupi keluarga.

Ayah Arsa juga menjadi kurir pengantar barang disebuah perusahaan milik salah satu keluarga kelas satu di Kota Dreams. Tidak jarang, ibu dan ayah Arsa mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan intimidasi dari keluarga kelas dua lainnya.

“Tunggu aku, Ayah! Ibu…. akan aku buat tunduk seluruh Kota Dreams dibawah kakimu. Tidak! Seluruh dunia akan aku buat berlutut di bawah kakimu,”ucap Arya lirih dengan gigi terkatup, dan penuh penekanan dari setiap kata demi kata.

Dan saat ini, tidak ada lagi nama Arsi di dunia yang tidak dikenal. Melainkan Arsa, nama yang sesuai dengan nama pemilik tubuh.

* Eng Ing Eng…!!!!!!!

Arsa kembali menatap panel system yang masih muncul di depan matanya. Ia melihat beberapa icon di panel system, ada profile, Toko, dan Upgrade.

“System, bagaimana cara kerja panel ini?” Tanya Arsa dengan penasaran.

System.”Ding! Tuan cukup mengucapkan di dalam hati, maka system akan memproses perintah Tuan.”

“Oh! Begitu.” Arsa terkejut dengan informasi yang disampaikan system. dengan sangat bersemangat, dia berucap didalam pikirannya. “System, tampilkan profile!”

Tanpa menunda, panel biru langsung berubah dan menampilkan informasi tentang diri Arsa.

Nama : Arsa

Ras : Manusia

Kuktivasi : Kelahiran Tingkat Delapan

Poin Pengalaman : 0/3,25 (+)

Keterampilan Aktif : - Tinju Bumi (2/10)

Keterampilan Pasif : Tidak ada

Kupon Undian : 0

Ruang Penyimpanan : 1 meter kubik (+)

Poin System : 0 pts

Versi System : 1.0

Memperhatikan tampilan panel system di depannya, mata Arsa tertuju pada tanda (+) yang terletak di icon poin pengalaman dan Ruang Penyimpanan.

“System, apa itu poin Pengalaman dan Poin System?” Tanya Arsa di dalam hatinya.

System.” Ding! Poin Pengalaman adalah Poin yang digunakan untuk meningkatkan kultivasi Tuan. setelah kultivasi ditingkatkan, maka system akan secara otomatis menstabilkan pondasi kultivasi Tuan.

System. “Ding! Cara mendapatkan poin pengalaman adalah dengan membunuh mahkuk hidup, seperti manusia, binatang buas, monster, iblis dan sebagainya.

System. “Ding! Poin System adalah poin yang digunakan untuk menukar berbagai hal yang ada pada system. Seperti Pil, Teknik Keterampilan, Senjata dan Sebagainya.”

System. “Ding! Poin System juga dapat digunakan untuk di tukar dengan Poin Pengalaman. Dengan Perbandingan Sepuluh berbanding satu. Artinya, sepuluh Poin System dapat ditukar dengan Satu Poin Pengalaman.

System.” Ding! Untuk mendapatkan Poin System, Tuan dapat menukarkan barang-barang yang menurut Tuan sudah tidak digunakan lagi. Seperti Koin Emas, Batu Roh, Elixir, Senjata maupun Buku Teknik Keterampilan.”

“Oh! Begitu, penjelasannya sangat jelas.” Sahut Arsa dengan sangat gembira mendengarkan penjelasan System. Apalagi di dunia tempat dimana ia berada sekarang, adalah dunia yang cenderung menerapkan hukum rimba, Yang kuat dihormati, dan yang lemah akan disingkirkan.

“Aku harus menjadi kuat sehingga dapat melindungi orang tuaku dan adikku!” sambil mengepalkan tangannya, Arsa berucap penuh tekad.

System.” Ding! Selamat, Tuan. Tuan mendapatkan kotak hadiah untuk pemula. Apakah Tuan akan membukanya?”

Suara System yang kembali terdengar dibenaknya, membuat Arsa tertegun sejenak.” KOTAK HADIAH PEMULA? Ya, buka sekarang!” ucap Arsa dengan penuh antisipasi.

System.”Ding! Selamat, Tuan. Tuan mendapatkan Tubuh Kekosongan, satu Teknik Pedang Surgawi Tingkat Surgawi, satu Teknik Telapak Dewa Tingkat Misterius, sebilah Pedang Tingkat Legendaris, satu Pil Pemulihan Bintang Sembilan, satu Pil Darah Bintang Sembilan, dan Tiga Kupon Undian.

Begitu suara notifikasi berhenti, barang-barang yang disebutkan oleh System muncul diruang penyimpanan system, ruang khusus yang hanya ada didalam pikiran Arsa.

Arsa mengerjapkan mata beberapa kali, merasa dirinya sedang bermimpi, ada begitu banyak keajaiban yang tidak masuk akal menurutnya.

Tatapan Arsa tertuju pada salah satu benda disaat berikutnya. Benda itu berupa cahaya multi warna seukuran kepalan tangan orang dewasa.

Dan setelah diperhatikan dengan seksama, suara system kembali terdengar di dalam benaknya.

System.” Ding! Tubuh Kekosongan adalah jenis Tubuh yang dapat menyerap dan menerima seluruh Energi Alam. Tubuh Kekosongan dapat diintegrasikan dengan seluruh jenis tubuh.”

System.”Ding! Selain itu, Tubuh Kekosongan juga dapat mengembalikan Vitalitas energi tubuh dengan cepat ke puncaknya. Yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi pemilik tubuh.”

System.” Ding! Apakah Tuan akan mengintegrasikan Tubuh Kekosongan? Ya/Tidak”

Sebelum menjawab, Arsa menarik kakinya sembari meringis menahan sakit. Ia mendapati kedua kakinya itu mengalami cidera parah, patah akibat jatuh dari ketinggian ratusan meter.

Atas rasa sakit yang tak tertahan, Arsa mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia menatap sebuah botol giok didalam ruang penyimpanan System, botol yang berisikan Pil Pemulihan, yang seketika diikuti oleh suara mekanisme System di dalam kepalanya.

System.”Ding! Pil Pemulihan Bintang Sembilan, merupakan Pil Pemulihan yang dapat memulihkan segala jenis kerusakan tubuh ke kondisi semula, selama pemilik tubuh dalam keadaan hidup.”

Mendengar notifikasi system ini, dengan pikirannya. Arsa mengambil botol giok tersebut, yang kemudian muncul di telapak tangannya.

Tidak menunda sedikit pun, segera ia membuka tutup botol giok dan mengambil pil pemulihan di dalamnya. Pil itu sebesar kelereng dengan warna putih susu, Arsa langsung menelanya tanpa ragu.

Begitu pil tertelan, seketika arus hangat mengalir ke sekujur tubuh. Luka-Luka yang dideritanya kembali pulih seperti semula, seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. Demikian pula dengan kedua kakinya yang patah, kembali dalam keadaan normal.

“Ajaib! Ajaib! Ini sangat Ajaib!” seru Arsa dengan sangat gembira sekaligus keheranan. Dengan penuh semangat, ia langsung bangkit, berdiri sambil merentangkan kedua tangan, meregangkan otot-ototnya yang seakan-akan baru saja terbangun dari tidur.

Arsa tidak menyangka, bahwa dirinya telah dikirim kedunia ini oleh Tuhan, yang menurutnya penuh dengan keajaiban. Mungkin Sang Pencipta telah memberinya kesempatan kedua. Itulah yang bergulir di benaknya saat ini.

Sesaat kemudian, Arsa berjalan ke bibir sungai yang airnya sangat jernih didepannya. Ia menjulurkan kepala, melihat wajahnya sendiri yang terpantul oleh permukaan air.

“Ck, anak yang tampan.” gumam Arsa tersenyum sembari menggelengkan kepala, berjongkok dan mengambil air untuk meminumnya beberapa teguk.

Ketika dua teguk air terminum. Arsa merasa ada yang mengawasinya dari arah belakang, begitu menoleh. Ia langsung mengumpat kesal.” Sial! Serigala.”

Tidak mungkin tidak panik, Arsa bergegas, ia berlari ke samping, menuju celah batu yang sempit. serigala itu mengejarnya dengan cepat dan tergesa-gesa, seolah makan siang yang lezat sudah tersedia di hadapannya.

Tida ada keraguan bagi Arsa, ia langsung masuk kedalam celah batu sempit itu tanpa pikir panjang. Dan karena tubuhnya yang kurus, dia dapat melewatinya dengan mudah.

Sementara bagi serigala yang memburu, ukuran tubuhnya yang lebih besar dari tubuh Arsa, hanya bisa berhenti didepan celah, menatap kejam dengan sejuta kekesalan dalam hatinya.

Arsa terus bergerak kearah dalam celah batu sempit itu, dan berhenti begitu mendapati dirinya berada pada ruang kecil seukuran tiga meter persegi. saking takutnya terhadap serigala yang mengejarnya, dia langsung jatuh terduduk dengan napas tersengal.

“Untung aku cepat masuk ke celah ini. Jika tidak, huh… aku bisa jadi santapan lezat mereka kali ini.” desah Arsa sambil menyeka keringat dingin di dahinya.

“System, gabungkan Tubuh Kekosongan!” Pinta Arsa kepada System.

System.”Ding! Tubuh Kekosongan akan diintegrasikan ketubuh Tuan. Dalam proses integrasi, Tuan akan mengalami rasa sakit. Harap Tuan menjaga kesadaran agar tidak pingsan! Jika tidak, maka jiwa Tuan akan lenyap.”

Mendengar notifikasi system, Arsa membeku, terdiam tanpa kata, prosesnya akan mengalami hal yang tidak menyenangkan. Terlebih lagi, dirinya baru saja lolos dari terkaman serigala berbulu domba wkwkwk.

Dan sebelum ada sepatah kata yang terucap, Arsa berteriak kencang sekencang-kencangnya.” Aaaaarrgghhhh…… Bajingaaan!”

Jatuh tersungkur, berguling-guling di tanah layaknya para pemain bahrain, Arsa merasakan sakit yang amat luar biasa. Tubuhnya seolah-olah sedang di tusuk ribuan jarum, berulang-ulang dan tanpa jeda.

Setelah sekitar lima menit, rasa sakit yang diderita mereda. Arsa mengutuk dalam gerutu.” Sialan! Sakitnya tak tertahankan.”

Namun kemudian. Arsa tertegun dengan dahi berkerut. Dia merasa tubuhnya bereaksi dengan sendirinya, menyerap energi alam disekitarnya tanpa harus melakukan meditasi.

Karena penasaran, Arsa langsung menjalankan proses kultivasi, yang tentu saja metode kultivasinya sesuai dengan ingatan yang diperoleh dari pemilik tubuh sebelumnya.

Setelah hampir tiga puluh detik dalam posisi duduk meditasi, suara mekanisme system terdengar dibenak.

System.”Ding! Selamat, Tuan. Mendapatkan Poin Pengalaman 0,005.”

Benar saja, tubuhnya dapat menyerap energi alam secara otomatis. Namun jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan ia melakukan proses kultivasi.

Beralih pada Ruang Penyimpanan System, Arsa mengambil Teknik Keterampilan Pedang, di dunia tidak jelas dan penuh bahaya ini, Teknik beladiri sangat diperlukan menurutnya.

System.”Ding! Teknik Pedang Tingkat Surgawi. Apakah Tuan akan mempelajarinya? Ya/Tidak.”

“Ya!” tepat ketika Arsa selesai menjawab, tepat pula buku Teknik Pedang Surgawi itu berubah menjadi cahaya keemasan, meluncur dan masuk kedalam tubuh melalui antara kedua alis Arsa.

Dalam sekejap, Arsa merasa pikirannya di penuhi dengan pengetahuan Teknik Pedang Surgawi. Teknik Pedang ini merupakan Teknik Pedang dengan sepuluh level, dimana setiap level terbagi menjadi tiga gerakan.

Saat ini, tidak mungkin bagi Arsa untuk meningkatkan level. Kultivasinya masih tergolong rendah, dia belum memenuhi syarat dalam menghasilkan serangan pedang yang diinginkan.

Ketiga

System, Pil apa ini?” tanya Arsa penasaran, tertuju pada sebuah botol giok yang lain.

System.”Ding! Pil Darah Bintang Sembilan. Pil ini dapat meningkatkan tingkat kultivasi seorang kultivator menjadi satu hingga dua tingkat dibawah Tahap Transformasi. Apakah Tuan akan menyerapnya? Ya/Tidak.”

“Ya!” Jawab Arsa spontan, dan seketika, Pil Darah hancur menjadi partikel energi, diserap oleh tubuh Arsa disaat berikutnya.

System.”Ding! Penyerapan Pil Darah dimulai, 1%…25%…50%…75%…100%

System.”Ding! Selamat, Tuan. Poin Pengalaman bertambah lima koma nol enam. Poin Pengalaman saat ini adalah lima koma nol tujuh.”

Arsa langsung membuka profile systemnya untuk melihat perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

Nama : Arsa

Ras : Manusia

Kultivasi : Tahap Kelahiran Tingkat Kedelapan

Poin Pengalaman : 5,07/3,52 (+)

Keterampilan Aktif : - Tinju Bumi (2/10), Pedang Surgawi (0/10)

Keterampilan Aktif : Tidak ada

Kupon Undian : 3

Ruang Penyimpanan : 1 meter kubik (+)

Poin System : 0 pts

Versi System : 1.0

Arsa melihat tanda (+) di belakang poin pengalaman telah berubah menjadi warna hijau, dia pun langsung menekan (+) tersebut satu kali.

System.”Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi naik satu Tingkat menjadi Tahap Kelahiran Tingkat Kesembilan. Poin Pengalaman saat ini adalah lima koma lima lima.”

Dengan memandangi kedua lengannya sendiri, Arsa merasakan jika tubuhnya mengalami perubahan. Darahnya seakan mendidih, ototnya semakin kuat dengan daya tahan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

**

Keluarga Nugraha

Keluarga Nugraha merupakan keluarga Arsa Nama Nugraha sendiri adalah marga, nama keluarga yang tersemat secara patrilineal.

Ayunda, ibu Arsa sedang cemas saat ini. Putra pertamanya yang mencari tumbuhan obat di pinggiran hutan kegelapan, belum juga kembali. Tumbuhan obat itu sedianya digunakan untuk luka dalam ayahnya, yang sudah tiga hari ini terbaring di atas tempat tidur.

Kultivasi Wahyu Nugraha, ayah Arsa berada pada Tahap Penyempurnaan Qi tingkat keenam. Sedangkan istrinya, Ayunda, Ibu Arsa. berada pasa Tahap Penyempurnaan Qi Ketiga.

“Ibu, jangan khawatir! Kakak pasti akan segera kembali.” ujar Lita Nugraha sambil memegang tangan Ayunda, berusaha menenangkan kecemasan ibunya. Lita Nugraha adalah adik perempuan Arsa, seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun.

“Bagaimana ibu tidak khawatir, Kakakmu belum kembali dan hari sudah mulai gelap.” sahut Ayunda, matanya sudah berkaca-kaca dengan napas yang tidak teratur.

Ayunda kemudian melangkah kearah kamar, tempat dimana Wahyu Nugraha terbaring lemah, mengutarakan kekhawatirannya. “Ayah, Arsa belum kembali. Tidakkah Ayah menyuruh Romo untuk memeriksanya?”

“Tenanglah bu! Arsa sudah besar. Dia tidak mungkin bertindak gegabah di Hutan Kegelapan” jawab Wahyu Nugraha kepada Istrinya.

“Saya akan memeriksanya, Tuan.” sahut Romo menanggapi, yang kebetulan posisinya berada dibelakang Ayunda.

“Ya, cobalah periksa! Mungkin Arsa sedang dalam perjalanan pulang.” kata Wahyu Nugraha dengan suara lemah.

Tidak menunda, segera Romo berangkat menuju Hutan Kegelapan.

***

Hutan Kegelapan terbagi menjadi tiga kawasan. Yakni Kawasan Inti, Kawasan Dalam dan Kawasan Pinggiran. Setiap Kawasan terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yang kesemuanya disesuaikan dengan tingkat bahayanya.

Kawasan Pinggiran Hutan Kegelapan terbagi menjadi tiga, yaitu Pinggiran Luar, Pinggiran Dalam dan Pinggiran Perbatasan.

Pinggiran Luar dan Pinggiran Dalam merupakan kawasan yang biasa dijadikan tempat untuk berlatih bagi para kultivator Kota Dreams. Bahkan tidak jarang, kultivator luar pun sering terlihat menuju Pinggiran Hutan Kegelapan.

Romo adalah seorang pelayan yang telah bekerja lama di keluarga Nugraha. Romo bukan hanya sekedar seorang pelayan bagi Wahyu Nugraha, pria paruh baya ini juga adalah seorang teman sejak kecil.

Wahyu Nugraha sekeluarga selalu memperlakukan Romo seperti saudara mereka sendiri, termasuk sering membantu keluarga kecil Romo saat mengalami kesulitan.

Dengan Kultivasi Romo saat ini, yang berada pada Tahap Penyempurnaan Qi Tingkat Keempat, hanya sekitar satu jam perjalanan menuju Pinggiran Luar Hutan Kegelapan.

Hendak melangkah lebih jauh, Romo melihat segerombolan orang berkuda, yang tampaknya baru keluar dari Pinggiran Hutan Kegelapan. Rombongan itu adalah dari Keluarga Bohim, pihak yang sebelumnya menganiaya dan melemparkan Arsa ke kedalaman jurang Hutan Kegelapan.

“Hei! Kamu pelayan Arsa! Sedang apa kamu disini? Apa kamu mencari Arsa?” tanya Ndasmu Bohim kepada Romo dengan tatapan sinis dan meremehkan.

“Iya, Apakah Tuan Muda Ndasmu Bohim melihat Tuan Muda Arsa?” balas Romo dengan sopan.

“Tidak perlu dicari! Mungkin dia sudah mati dimakan binatang buas, lagi pula, untuk apa kamu mencari sampah.” kata Ndasmu sembari memalingkan muka, dan langsung memacu kudanya tanpa menunggu Romo melanjutkan atau menjawab perkataannya.

Romo mengerutkan kening, menatap ke arah rombongan Tuan Muda Bohim yang berlalu pergi dengan berbagai tanya dikepala.

Mengabaikan pikirannya sendiri, Romo tetap menuju Pinggiran Luar Hutan Kegelapan. Tiga jam mencari keberadaan, tetap saja dia belum menemukan keberadaan Arsa.

Kawasan Pinggiran Luar cukup luas, mencakup tiga kilo meter kearah dalam hutan. Pada area ini, umumnya dihuni oleh binatang buas yang tidak terlalu berbahaya. Sehingga sering dijadikan tempat berlatih bagi kultivator Tahap Kelahiran maupun Tahap pembentukan Tubuh.

Setelah ragu-ragu sejenak, Romo melanjutkan pencariannya menuju Pinggiran Dalam Hutan Kegelapan. Area ini mencakup lima sampai enam kilo meter dari batas area Pinggiran luar. Kultivator Tahap Transformasi, Tahap Penyempurnaan Qi, maupun Penyempurnaan Roh, adalah kekuatan yang menjadikan area ini sebagai tempat berlatih.

Lima jam sudah Romo berada diarea Pinggiran Dalam Hutan Kegelapan, namun belum juga menemukan keberadaan Arsa. Membuatnya semakin khawatir dan berpikir yang tidak-tidak.

‘Tidak mungkin Tuan Muda akan masuk kearea Pinggiran Perbatasan. Mengingat kecerdasannya, Tuan Muda pasti berada di area Pinggiran Luar sisi lainya,’ gumam Romo didalam hatinya, bergegas kembali pulang ke keluarga Nugraha untuk melaporkan situasi.

***

Hutan Kegelapan.

Arsa sedang berlatih Teknik Pedang Surgawi dan Teknik Telapak Dewa didalam ruang celah batu. Kondisi fisiknya pun mulai meningkat detik demi detik secara pasti.

“System, gunakan Kupon Undian!”pinta Arsa penuh semangat.

System. “Ding! Menggunakan satu Kupon Undian berhadiah.”

Seketika, muncul hologram dalam bentuk piringan bundar didepan pandangan mata Arsa. Di bagian tengah piringan bundar tersebut, terdapat jarum penunjuk sebagai penanda yang akan menentukan jenis hadiah apa yang akan diterima setelah piringan bundar itu berhenti berputar.

Ada delapan kolom pada piringan bundar itu. Di antaranya, lima butir Pil Darah, Teknik pernapasan, lima butir mutiara kesialan, dan terkahir adalah lima puluh poin system. Sedangkan empat kolom lainnya terlihat kosong.

Dengan pikiranya, Arsa memutar Piringan Bundar itu. Wajahnya sangat bersemangat, hatinya berdoa agar mendapatkan keberuntungan yang besar dan bermanfaat untuknya.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Silahkan coba lagi.”

Mendengar ini, wajah Arsa yang semula penuh ekspetasi langsung membeku. suara notifikasi system sangat bertolak belakang, disatu sisi menyatakan selamat, tapi justru malah menyuruhnya mencoba lagi.

Segera Arsa menggunakan dua kupon undian yang tersisa. dirinya sangat penasaran apakah kali ini akan beruntung atau malah coba lagi sesuai dengan undian yang pertama.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan mendapatkan Teknik Pernapasan.”

System. “Ding! Teknik Pernapasan adalah teknik yang dapat menyembunyikan keberadaan napas dari orang lain, dapat menyembunyikan tahap Kultivasi, serta dapat memiliki persepsi keberadaan orang lain pada jarak tertentu. apakah Tuan akan memperlajarinya? Ya / Tidak.”

Arsa sangat gembira dengan teknik yang dijelaskan oleh system. Dengan teknik ini, setidaknya dia dapat terhindar dari masalah, terutama ketika bertemu dengan musuh yang lebih kuat. Dengan cepat dia menjawab. “Ya!”

System. “Ding! Selamat. Tuan, Tuan telah mempelajari teknik pernapasan. Level saat ini adalah: 0/10.”

Sama seperti sebelumya, Arsa merasakan berbagai pengetahuan membanjiri pikirannya yang mencakup tentang tehnik pernapasan.

Dengan segera Arsa mulai mempratekkan tehnik tersebut. Setelah tiga kali berlatih, terdengar notifikasi system dibenaknya.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Teknik Pernapasan telah naik level. Level saat ini adalah 1/10.”

Arsa bangkit dan berdiri, semangatnya berkobar nan berapi-api. Ia mengambil pedang dan menuju celah batu dimana ketika ia masuk.

Dengan menggunakan teknik pernapasan, Arsa menyembunyikan keberadaanya. Ia melihat seekor serigala masih berdiri diluar celah, serigala yang siang tadi sempat mengejar dan membuatnya ketakutan.

‘Sialan, Serigala! System, analisi serigala ini!’ geruru dan pinta Arsa didalam hatinya.

System. “Ding!

Nama : Serigala Api

Ras : Binatang

Level : 3 ( Setara kultivator Tahap Pembentukan Tubuh ).”

“Wah, Serigala ini kuat sekali! Bagaimana aku bisa keluar dari sini?” Arsa menekuk wajahnya dengan menyesal, Serigala itu jaub lebih kuat darinya.

‘Hmm…. Kekuatan tidak menghasilkan kecerdasan, tapi kecerdasan menghasilkan kekuatan.’batin Arya pada dirinya sendiri, menguatkan hari dengan penuh tekad.

Mengangkat pedangnya, Arsa meneriakan kalimat jurusnya didalam hati. ‘Tebasan Pedang Pertama Surgawi.’

Meraungkan kata-kata itu, Arsa menebaskan pedangnya secara Vertikal, langsung kearah serigala yang berada diluar celah batu. Dan saat itu juga, cahaya merah vertikal tunggal menuju kearah tubuh serigala Api.

Terkejut melihat cahaya merah yang melesat ke arahnya, Serigala Api itu hendak menghindar namun sudah terlambat.

“Bam!” Terdengar suara hantaman tebasan pedang di tubuh serigala api.

Namun sayang sungguh sayang, tidak ada yang terjadi setelahnya. Hanya menimbulkan bekas goresan pedang yang tampak, membuat mulut Arsa mengangga lebar, melihat apa yang terjadi di depannya, jauh dari yang dia harapkan.

Mendapati tatapan Serigala Api penuh permusuhan terhadapnya, Arsa tersadar dari pikirannya yang linglung. Ia langsung kembali kedalam celah batu sambil menggerutu. “Buset, Sangat Kuat! Sebaiknya aku kembali.”

“Huh!” desah Arsa tak berdaya begitu tiba di ruang kecil. Membuka lagi panel system, ia menemukan kupon undian yang terakhir.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan mendapatkan lima butir Pil Darah Bintang Sembilan.”

Sebuah botol giok berisi lima butir Pil Darah muncul di telapak tangan kanan, Arsa langsung menumpahkan seluruh isi botol itu ke telapak tangan kirinya, “System, serap semua Pil Darah ini!”

System. “Ding! Penyerapan Pil Darah segera dimulai. 1%….25%….75%…..100%…

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan mendapatkan poin pengalaman sepuluh koma lima nol. Poin pengalaman saat ini adalah dua belas koma lima.

“System, langsung tingkatkan Kultivasi sesuai Poin Pengalaman.” pinta Arsa melanjutkan.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Pertama….

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Kedua…

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi tekah naik level. Saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh tingkat Ketiga…

Seiring berakhirnya notifikasi System, Arsa merasakan tubuhnya penuh dengan kekuatan. kulitnya mengeras sekeras batu, otot-ototnya kencang sekuat baja, mirip dengan cerita tokoh Gatot Kaca!

Jika ada orang yang tahu bahwa Arsa bisa meningkatkan lima Tahap sekaligus dalam satu tarikan napas, dari Tahap Kelahiran tingkat Kesembilan ke Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat ketiga, mungkin mereka akan membenturkan kepalanya ke tembok.

Betapa tidak, meskipun Tahap Kelahiran dan Tahap Pembentukan tubuh dapat dilakukan oleh siapa pun, namun kecepatan yang di capai oleh Arsa benar-benar diluar imajinasi dan akal sehat.

Selain kekayaan sumber daya dan pelatihan yang terus menerus, setidaknya butuh waktu selama lima tahun untuk seorang Jenius. Tetapi Arsa,, dalam waktu kedipan mata, dia langsung menuju lima tingkat sekaligus.

Ingin melihat perubahan yang terjadi, Arsa langsung membuka Profile pada panel

system.

Nama : Arsa

Ras : Manusia

Kultivasi : Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Ketiga

Poin Pengalaman : 3,3/10,5 (+)

Keterampilan Aktif : - Tinju Bumi (2/10)

Pedang Surgawi (0/10)

Telapak Dewa (1/10)

Keterampilan Aktif : Tehnik Pernapasan (1/10)

Kupon Undian : 0

Ruang Penyimpanan : 1 meter kubik (+)

Poin System : 0 pts

Versi System : 1.0

Arsa Cukup puas dengan Panel yang ditampilkan System di hadapanya. Ia kemudian melanjutkan berlatih Tehnik Pedang Surgawi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!