NovelToon NovelToon

My Vampire Ceo

Episode 1 - Fashion week in Paris

7 AM - Paris

Pagi yang cerah di Paris menyambut kedatangan Roseline Mint di Bandara. Semua fans dan wartawan berkumpul untuk mengambil foto Sang Dewi Kecantikan yang berjalan dengan anggunnya. Sambil tersenyum hangat dia menyapa mereka dengan melambaikan tangan.

Selama perjalanan ke hotel tempat menginap selama di Paris, dia menghubungi managernya yang sudah di hotel lebih dulu.

"Wen, aku lagi perjalanan ke hotel. Kamu sudah reservasi kamar buat aku kan?" tanya Rose.

"Sudah kok. Semua beres jadi kamu bisa langsung istirahat nanti. Aku kirim schedule acaranya ke email kamu ya, sorry aku gak bisa ikut. Aku harus bertemu keluargaku segera, pusing aku di omelin terus. Oiya nanti ada Ben di acara juga lho" ujar Wen, Manager Rose.

"Iya iya, tapi janji setelah urusan keluarga kamu selesai segera kembali ya. Aku gak mau kalau harus bersama Ben yang pervert itu. Muak banget tau." ujar Rose.

"Siap sis. Jangan terlalu deket sama dia. Tapi jangan menjauh juga bagaimanapun dia satu agency dengan kamu." jelas Wen.

"Mmm.. Aku tutup dulu ya sudah mau sampai. Byee Wenwen." Ujar Rose.

"Byee Rosss" Balas Wen.

Setelah masuk ke kamar hotel, Rose pun membaca schedule acara nanti. Lalu pergi untuk membersihkan diri agar bisa cepat beristirahat. Ternyata Wen sudah menyiapkan Rose gaun - gaun yang menawan di dalam wardrobe untuk acara nanti.

```

5.00 PM - Kamar Hotel

Alarm dari ponsel Rose telah berbunyi. Saatnya bangun dan bersiap untuk pergi ke acara Fashion Week. Dia pun bersiap mencuci muka dan datanglah beberapa asisten yang bertugas merias wajahnya.

Riasan hari ini bertema bold dengan tatanan rambut yang digerai lurus. Setelah selesai dirias, Rose pun mengambil gaun yang sudah diberi note untuk dipakai sesuai urutan dari Wen. (Memang Wen manager paling mengerti Roseline).

Persiapan sudah selesai dan saatnya pergi ke acara. Selama perjalanan dia melihat berita terupdate di acara Fashion Week hari ini. Banyak model - model internasional lain yang hadir termasuk Bella Hadid. Banyak pula wartawan yang meliput namun tetap dibatasi pergerakannya.

Ben, aku harus jauh - jauh sama dia. Aku gak mau sampai dia tertangkap kamera dan menjadi gosip di media. Pikirnya.

```

6.10 PM - Tempat Acara Fashion Week

Roseline berjalan dengan anggun sambil sesekali berpose didepan wartawan. Saat akan masuk ke gedung, tiba - tiba ada tangan seseorang yang merangkul pinggangnya.

"Hey, what are... " belum selesai berbicara Rose sudah kesal dan mengalihkan perhatian untuk menjauh dari Ben.

"Rose, jangan pergi. Lihat saja nanti aku pasti bisa menyentuhmu sepuasku" ujar Ben.

Kesal, sangat kesal rasanya. Rose benar - benar badmood karena Ben. Selama acara dia berusaha untuk tidak berada dekat dengan Ben.

"Terimakasih atas hadirin yang sudah datang dan menyaksikan Fashion Week XII ini. Untuk para model internasional kami akan mengadakan banquet setelah ini. Let's party guys" ujar MC.

"Aku harus ikut banquet itu. Kesempatan untuk semakin mengenal model - model lain. Tapi Ben pasti ada disitu juga." pikir Rose.

```

9.00 PM - Acara banquet

Para model internasional saling berbincang antar satu dengan yang lain. Sambil menikmati minuman dan makanan ringan yang disediakan.

"Bonjour. Anda Roseline Mint yang menjadi brand ambassador Guccie, bukan? Anda lebih cantik dari yang di foto" Ujar Venezil Bohm, Model Internasional dari Rusia.

"Bonjour. Terimakasih Nona. Anda juga sangat cantik. Maaf atas ketidaksopanan saya. Mari berkenalan secara resmi. Saya Roseline Mint dari Firstin Agency." Ujar Rose.

"Hahaha. Saya Venezil Bohm dari Restior Agency. Berbicara formal sangat membosankan. Jadi tidak usah terlalu formal ya. Tunggu, kamu satu agency dengan Ben kan? Si mata keranjang jelek itu" Ujar Vanezil.

"OMG. Kamu ternyata sependapat denganku. Hahaha. Iya benar dia satu agency denganku. Aku benar-benar tidak suka dengannya. Berada didekatnya saja sudah membuat kesal." Ujar Rose.

"Dia benar-benar berpikir terlalu tinggi. Setiap model wanita semua digoda. Suatu saat dia mendekatiku saat melalukan photoshoot di Rusia. Dia seenaknya saja memegang beberapa bagian tubuhku. Jadi aku refleks mendorongnya, untung saja aku tidak sampai membicarakan ini ke manager saat itu. Kalau tidak dia pasti sudah dibunuh sama kru ku. Rusia sangat menjalin kekerabatan antara model dan kru." Ujar Venezil.

"Whew, aku sangat mendukung untuk membunuhnya. Lain kali aku ingin minta bantuan untuk menangani orang itu, boleh kan ? Hehe." Ujar Rose.

"Tentu boleh. Aku akan memberikan nomor ponselku sekarang, jadi kamu bisa menghubungiku kapanpun. Cheers for our new friendship." Ujar Venezil.

"You are so funny. Yeah, Cheers" Ujar Rose.

Saat Rose berbincang dengan model yang lain. Ben datang dan ikut bergabung. Dia memulai aksinya dengan membuat cerita seakan mempunyai hubungan dekat dengan Rose. Namun Rose sangat tidak mempedulikannya.

Saat Rose pergi ke kamar mandi sebentar, Ben memasukkan sesuatu kedalam wine milik Rose. Saat kembali Rose merasa ada sesuatu yang janggal karena Ben berpindah tempat duduk disebelahnya. Dia berusaha untuk tidak berpikiran negatif dan meminum winenya tadi.

Ponsel Rose berdering, Wen sedang menghubunginya. Dia segera mencari tempat yang sepi untuk bisa menjawab panggilan.

"Rose, kamu sedang dimana? Aku kan kembali ke hotel besok. Jadi kamu pulang dulu saja." Ujar Wen.

"Apa tidak bisa hari ini kamu kembali? aku sekarang sedang di banquet dengan para model lain. Aku belum memesan mobil jemputan." Ujar Rose.

"Iya pesan sekarang dan langsung pulang. Kamu harus berhati-hati karena saat ini aku tidak ada disana membantumu. Ini sudah jam 11." Ujar Wen.

"Mmm. Baiklah aku pesan sekarang. Byee" Ujar Rose.

Ben yang sedang bersembunyi dari tadi, mengamati dan menunggu akan reaksi selanjutnya dari Rose.

Rose merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Terasa gerah padahal sedang berada di tempat ber AC.

Dia berjalan ke arah balkon yang bertirai sambil mencoba menenangkan diri. Tapi semakin lama semakin terasa aneh.

"Perasaan aneh apa ini?" pikirnya.

Jantungnya berpacu cepat. Napas yang memburu dan abdomen yang terasa menggelitik. Sial.

Ben senang karena rencananya berhasil dan dia mulai menghampiri Rose. Memeluknya dan mencium dengan penuh hasrat.

"Ahh.. Mhhm.. Brengs*k.. Ben! Lepaskan!" Umpat Rose sambil mendorongnya sekuat tenaga.

"Sial. Rose jangan menolakku lagi. Kamu tidak akan bisa tahan saat ini." Ujar Ben dengan senyum jahatnya.

"Ahh.. Mhhm.. Jangan mendekat brengs*k. Aku akan melompat kalau kamu mendekat."

Ancam Rose

"Heh. Kamu tidak akan berani melakukan itu. Lebih baik kamu bercinta denganku sampai pagi nanti." Ujar Ben.

Rose merasa sudah tidak tahan lagi tapi dia tidak mau melakukan hal itu.

Di sisi lain seorang lelaki tampan sedang mengikuti targetnya dan melewati area balkon.

Terdengar suara ribut wanita dengan lelaki. Secara tidak sengaja tirai balkon terbuka karena terpaan angin malam. Terlihat jelas wanita cantik dan anggun berdiri disamping balkon dengan raut wajah yang memerah.

Lelaki itu terpana akan kecantikannya dan merasa ada perasaan yang berbeda pada saat melihat wanita itu. Tidak sadar dia mendekati balkon dan mengamati di kegelapan.

"Ayolah Rose. Jangan membuang-buang waktuku. Kemarilah."Ujar Ben.

"Aku bilang jangan mendekat!! Brengs*k Bajing*n Biad*b..." Ujar Rose.

Ben mendekat satu langkah, Rose naik ke atas pembatas balkon. Saat ini Rose tidak peduli kalau mati, lebih baik daripada harus bercinta dengan orang gila seperti orang didepannya.

Ben bergerak cepat kearah Rose, tapi Rose benar-benar terjun dari balkon. Saat itu juga lelaki yang mengamati sebelumnya berlari dan mengikuti terjun untuk menangkap wanita tadi.

Ben merasa shock, sebelumnya seperti ada angin kencang yang lewat di sampingnya. Ben pergi dan pura-pura tidak ada kejadian apapun karena takut jika terseret masalah pembunuhan.

"Wanita yang berani. Terlalu berani sampai tidak peduli nyawanya." Ujar lelaki yang berhasil menangkap Rose walau harus mendarat di atas mobil. Mobil yang tertindih remuk seketika alarm mobil berbunyi.

```

Episode 2 - Where am i?

Lelaki itu melakukan teleport ke kediamannya. Rumah yang megah seperti istana namun memiliki aura kegelapan yang kuat. Kedatangannya disambut asisten rumah tangga, Mr. Pontregger Volk.

"Tuan, bukankah anda bilang akan kembali lebih larut?" Tanya Mr. Pont.

"Arrggh.. Aku tidak berpikir panjang dan memakai teleport demi wanita ini. Tenaga spritualku berkurang banyak." gumam Revon.

Mr. Pont bertanya-tanya siapa wanita yang dibawa tuannya sampai-sampai pertanyaan darinya tidak dihiraukan.

"Mr. Pont, jangan biarkan siapapun masuk ke kamarku malam ini. Dan siapkan gaun wanita, tunggu perintahku selanjutnya." Ujar Revon.

"Baik tuan" Ujar Mr. Pont.

Rose sedikit tersadar dan membuka matanya. Dia melihat seorang lelaki dengan bahu yang kuat dan rahang yang tegas. Rambut hitam kelam yang bersinar karena cahaya bulan dan aroma khas memenuhi indra penciumannya.

Setelah beberapa saat sampailah di suatu kamar. Rose merasa panas ditubuhnya belum menghilang, sejak tadi dia mencoba menahannya. Dan sekarang dia sudah berada di batasnya. Tangannya mencengkeram bagian depan kemeja hitam lelaki itu sambil memohon.

"Tolong, aku sudah tidak bisa menahannya lagi... Mhhmm... " Ujar Rose.

Selama ini lelaki itu tidak pernah sebaik ini kepada wanita. Dan dia hanya berhubungan intim dengan wanita yang dipilihnya tanpa didasari perasaan apapun. Dia terbiasa untuk bersikap dingin dan tidak peduli kepada siapapun.

Namun entah kenapa sekarang dia merasa sangat gelisah dan ingin memberikan rasa aman kepada wanita dihadapannya. Dia membaringkan wanita itu di atas ranjang dan beranjak untuk meminta kepala pelayannya mencari obat penawar.

"Mr. Pont.. Apa kita punya obat penawar Aphrodine?." Ujar Revon.

"Ada, tapi yang memiliki kualitas rendah. Untuk dosis Aphrodine yang kuat tidak akan berpengaruh. Untuk apa tuan mencari itu?" Ujar Mr. Pont.

"Wanita itu, dia dijebak dan diberi Aphrodine dosis tinggi. Sepertinya tidak ada cara lain.." Ujar Revon.

Dia pun kembali ke kamar dan menghampiri wanita itu. Wanita itu menatapnya dengan lekat dan menarik kemejanya hingga tubuh mereka berdekatan. Wajah yang cantik, putih dan hidung yang mancung. Bibir itu, bibir itu terlihat sangat manis dan menggoda.

"Katakan apa yang kau inginkan dariku?" Ujar Revon sambil terus menatap matanya.

"Aku menginginkanmu.. Sekarang. Saat ini juga." Jawab wanita itu.

Tanpa membuang waktu lagi, Revon mencium bibir itu. Manis, sangat sesuai dengan yang dia bayangkan. Ciuman sejenak berheti untuk mengambil nafas.

"Aku tanya sekali lagi. Apa kau yakin ingin bercinta denganku?" Tanya Revon dengan suara yang mulai serak.

"Ya, sangat yakin. Itu pun jika kamu tidak keberatan." Jawab Rose dengan sedikit ragu di akhir kalimat.

Wanita ini sangat menarik. Aku hanya tertawa kecil dan berbisik ditelingannya.

"Aku tidak keberatan, aku yakin akan sangat menikmatinya. Revon, ingat baik-baik namaku." Ujar Revon dengan suara rendah.

Revon mulai mencium bibir wanita itu. Rose mengamati wajah lelaki yang dihadapannya.

Bulu mata yang panjang, hidung yang lancip, kulit putih dan rahang yang tegas. Bola mata lelaki itu berwarna hitam kelam namun seperti ada samar-samar corak merah gelap sangat menawan.

Rambut hitam legam yang sehalus sutra, sangat nyaman ketika disentuh. Dia menggeram sangat rendah seakan menyukai perlakuanku. Ciuman terhenti sejenak untuk mengambil nafas.

Revon beranjak untuk membuka kemejanya. Dengan pandangan yang saling mengunci. Jari-jarinya itu, membuka satu persatu kancing kemeja hingga kancing terakhir.

Ini bukan pertama kali aku melihat lelaki telanjang dada. Tapi kenapa sekarang terasa berbeda?

Otot-otot sixpack yang sempurna dan tidak berlebihan. Semakin kebawah, aku melihat tonjolan besar dibalik celana hitamnya. Aku mengalihkan pandanganku dan melihat wajahnya, dia memberikan smirk yang semakin menambah ketampanannya.

"Kemarilah, aku akan membantumu membuka gaunnya." Ujar Revon.

Seketika pipi terasa memanas tapi aku tetap mengikuti permintaannya. Untuk mempermudah membuka gaunnya aku menyingkap rambutku ke satu sisi. Setelah berhasil membuka gaunku, dia mencium leherku.

"Ahh.. Revon" Suara desahan keluar dari Rose.

"Hmm.. Aku suka kau menyebut namaku." Ujar Revon.

Revon menciumi seluruh tubuhku.

Lelaki itu kembali mencium bibirku, kali ini sedikit lebih menuntut dan lebih penuh hasrat. Berbeda dengan sebelumnya yang sangat lembut dan berhati-hati.

Tangannya meraba seluruh tubuhku sampai ke bagian intim. Ciuman kami semakin dalam dan rasanya tubuhku semakin panas.

Revon, mulai membuka celananya. Dan... Sial itu miliknya benar-benar besar. Aku menelan ludah dengan susah payah.

"Relaks, jangan shock begitu." Ujar Revon dengan suara serak.

Kami mulai berciuman, perlahan aku mulai rileks kembali. Kedua tanganku bermain dengan rambutnya yang halus.

Tiba-tiba terasa sakit di bawah sana, refleks aku mengigit bibir Revon yang sedang menciumku. Beberapa tetes air mataku jatuh, dia mencoba menenangkanku dengan terus mencium dan mengusap air mataku.

"Sshh.. Relaks. Tatap mataku, ceritakan tentang dirimu. Nama, pekerjaan, status hubungan..?." Ujar Revon sembari mengalihkan perhatianku.

"Namaku Roseline Mint, seorang model di salah satu agency, aku sedang tidak dekat dengan siapapun untuk saat ini." Jawabku

Apakah model dari agency miliknya atau bukan? Kalau memang dari agency miliknya dia pasti akan mencari tahu lebih dalam mengenai Rose.

Rose mencengkram punggung lelaki itu dengan kuat. Rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan wanita itu terhanyut akan pesonanya. Dia melakukannya dengan pelan dan intens.

Dia semakin tampan dengan rambut yang acak - acakan dan bibir yang sedikit bengkak karena perbuatanku. Kami mencapai puncak kenikmatan bersama.

"Rose.. Hmmhh.." Ujar Revon.

"Revon.. Ahhh..." Ujar Rose.

```

5 AM - Kamar Revonelle Dent

Roseline Mint, nama yang cantik sesuai dengan pemiliknya. Wanita yang pertama kali membuat perasaanku bercampur aduk.

Sosoknya sekarang yang sedang terlelap seperti seorang malaikat. Sepertinya aku terlalu memforsirnya semalam. Dan juga terlihat kalau aku adalah pertama kali baginya.

Ah, sudah berapa lama aku hanya duduk sambil mengamatinya? Sepertinya aku tidak akan bosan untuk melihatnya. Aku harus menyuruh Robert mencari tahu informasi tentangnya. Akhirnya Revon menelfon Robert.

"Yes boss?" Ujar Robert.

"Cari tahu informasi mengenai Roseline Mint dengan detail. Aku mau sore ini sudah ada di mejaku. Dan juga suruh beberapa pengawal untuk mengawal wanita itu. Satu lagi, cari tahu mengenai kejadian tadi malam di balkon pada acara Fashion Week XVII" Ujar Revon.

"Okay boss. Laksanakan." Ujar Robert. Percakapan telfon usai.

Rose yang sedang tertidur itu, tanpa sadar mengeluarkan suara erangan kecil yang membuat Revon merasa turn on. Sial*n.

"Fu*k. Aku harus segera mengalihkan perhatianku. Aku pergi ke ruangan gym saja." Ujar Revon.

Sebelum itu dia berpesan kepada Mr. Pont untuk menyiapkan baju dan sarapan untuk Rose. Dan juga meminta para pelayan untuk membersihkan kamar tanpa suara agar tidak mengganggu waktu tidur Rose.

```

Episode 3 - Good morning

Silau, ada suara langkah kaki samar - samar. Bukannya aku dikamar hotel sendiri?

Rose pun membuka matanya dan menggerakkan tubuhnya.

Aww.. Tubuhku serasa sakit semua. Seketika ingatan tadi malam menyelinap kedalam otaknya. Pipinya merona dan refleks semakin menyelimuti dirinya.

"Nona.. nona sudah bangun? Apa nona bangun karena kami?" tanya seorang pelayan dengan ragu-ragu.

"Ehh.. tidak aku bangun karena memang waktunya bangun." Jawab Rose.

"Kalau begitu kami pamit nona. Kamarnya sudah selesai dibersihkan dan kami sudah menyiapkan baju ganti untuk nona ada di meja sofa. Dan juga jangan lupa memakan sarapan yang sudah kami siapkan." Jawab seorang pelayan.

"Baiklah. Terimakasih." Balas Rose dengan ramah.

Rose mengambil makanan terlebih dulu, karena semalam dia belum sempat makan dan sekarang terasa laparnya. Terdapat 2 porsi sandwitch dan segelas orange juice. Sambil mengecek ponsel di mulai memakan sandwitchnya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara seseorang memasuki kamar. Dia terlalu fokus dengan ponselnya hingga tidak sadar bahwa Revon yang sudah berada di hadapannya.

Lalu saat Rose mengigit sandwitchnya tiba - tiba, Revon sudah berada di depannya, wajah mereka sangat dekat. Dan tanpa aba - aba Revon mengigit sandwitch yang disisi lainnya.

Rose yang terlalu kaget hanya bisa berkedip dan menjatuhkan ponsel yang berada di tangannya.

"Rasanya... Manis." Ujar Revon dengan senyumannya.

"..........." Sedang mengunyah sandwitchnya.

Rose menatap Revon dengan kesalnya. Apa memang dia suka menggoda wanita?

Revon merasa gemas dengan wanita di hadapannya ini.

Raut wajahnya seperti anak - anak yang kesal karena di goda. Dia ingin tahu lebih banyak ekspresi dari wanita itu. Perlahan Revon melepas hoddie hitam yang dipakainya dan meninggalkan kaos putih yang basah oleh keringat.

Benar saja Rose menatapnya dengan lekat dari atas sampai bawah dan berhenti di area badannya.

"Ehmm.. Jangan menatapku seperti itu. You have made me turn on, bae." Ujar Revon dengan suara yang mulai serak.

Rose merasa pipinya memanas dan segera mengalihkan pandangannya. Lelaki itu mendekat dan duduk disampingnya. Dia mengulurkan tangannya lalu bermain dengan rambut hitam lurus milik Rose.

"Apa kegiatanmu hari ini?" Tanya Revon.

"Masih sama, menghadiri Fashion Week lagi. Jika managerku tidak memberi jadwal lain hari ini. Berbicara tentang Fashion Week, apakah kemarin ada berita mengenaiku?" Tanya Rose sambil melanjutkan memakan sandwitch.

"Aku sudah mengatur semuanya. Tidak ada kejadian apapun kemarin dan hanya kita yang terlibat yang mengetahui kejadian kemarin. Aku akan membalas siapapun yang menjadi penyebab dari kejadian kemarin." Ujar Revon.

Entah mengapa perasaan Rose senang dan merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan selama ada lelaki itu. Apa dia sudah berhasil mencuri perhatianku?

Tapi aku sudah lama tidak menjalin hubungan romantis dengan siapapun. Semua hubungan itu tidak pernah sampai ke hubungan intim karena aku tidak mau melakukannya.

"Revon, kamu belum bercerita mengenai dirimu. Seharusnya kamu juga menceritakannya, kan?" Tanya Rose.

"Mmm.. Berikan aku ciuman. Lalu akan aku ceritakan semuanya." Ujar Revon sambil tersenyum.

"Aku tidak mau mencium orang yang bau keringat." Ujar Rose dengan tertawa kecil.

Rose menuntaskan sarapannya dan meminum orange jusnya. Lelaki itu memindahkan nampan ke meja dan mendekatinya. Dia menatap lekat mata dan bibirnya secara bergantian.

Revon mencium Rose dengan lembut sambil menikmati rasa dari bibir wanita itu. Semakin lama ciuman itu berubah semakin intim. Tersadar Rose segera menghentikan ciumannya dan mendorong lelaki itu.

"Stop! Aku harus segera kembali ke hotel. Aku tidak ingin membuat managerku cemas karena aku tidak pulang semalam." Ujar Rose.

"Tinggallah lebih lama. Jika managermu bertanya kamu bisa memberi alasan bukan?" Ujar Revon.

"Aku tidak mau merepotkanmu lebih banyak lagi. Kamu sudah menolongku tadi malam dan aku sangat berterimakasih." Ujar Rose.

"It's okay. Kamu sama sekali tidak merepotkanku. Bae" Ujar Revon.

Saat Rose mencoba bangkit dari ranjang. Rasa sakit di bagian intim masih terasa dan kakinya juga lemas, sepertinya dia akan terjatuh ke lantai. Namun dengan cepat Revon menangkap Rose sehingga dia tidak terjatuh ke lantai.

Revon melihat reaksi itu pun segera menggendong dan membaringkannya kembali di atas ranjang.

"Jangan bergerak. Aku akan memanggil dokter." Ujar Revon.

Saat diluar kamar, Revon memanggil Mr. Pont.

Mr. Pont pun datang menghampiri.

"Ya, Tuan." Ujar Mr. Pont.

"Mr. Pont, berapa hari pemulihan setiap wanita yang pernah bercinta denganku?" Ujar Revon.

"Maaf tuan, saya hanya tahu beberapa dari mereka pernah bergumam kalau butuh 1 minggu untuk pemulihan." Ujar Mr. Pont.

"Hmm.. Lalu apa dokter bisa mengobati hal semacam ini?" Ujar Revon.

"Maaf Tuan, saya kurang mengetahuinya. Tuan bisa mencoba untuk memanggil dokter. Apa saya saja yang memanggilkan?" Ujar Mr. Pont.

"Ya, kamu panggil dokter yang berpengalaman dan cari yang wanita. Aku beri waktu sampai jam makan siang" Ujar Revon.

"Baik tuan. Nanti akan saya kabari jika sudah ada." Ujar Mr. Pont.

Revon kembali ke dalam kamar dan melihat Rose yang tertidur. Mungkin dia ingin mengurangi rasa sakitnya dengan tidur. Dia mengambil pakaian yang disiapkan tadi dan memakaikannya dengan hati - hati agar wanita itu tidak terbangun.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Ada panggilan dari Robert.

"Boss, saya sudah mendapat informasi yang boss minta." Ujar Robert.

"Antar ke rumah sekarang. Dan hari ini aku tidak pergi ke kantor." Ujar Revon.

"Baik boss. " Ujar Robert. Lalu panggilan berakhir.

Kalau pemulihan Rose membutuhkan waktu lebih lama. Lebih baik aku memberitahu managernya dulu, dengan begitu dia tidak perlu cemas lagi. Aku harus mengatakan kalau Rose terlalu mabuk di acara banquet dan tidak sengaja bertemu aku.

Lalu dia pingsan sehingga aku bawa ke kediamanku karena aku tidak tahu harus mengantarnya pulang kemana (Karena aku tidak menemukan card hotel atau semacamnya). Apa aku harus memberitahu identitasku juga?

Ah, aku melupakan lelaki brengs*k itu. Tunggu saja permainan apa yang cocok untukmu.

Sepertinya aku juga harus memulihkan kekuatanku. Darah, aku akan menghabisi targetku kemarin yang lolos.

"Van Count, kau sudah berani membuat masalah denganku. Aku akan segera mengunjungimu."

Van Count seorang perancang busana yang cukup terkenal. Dia pernah menawarkan rancangannya kepada Revon.

Selain itu dia juga ingin menjadi pasangan Revon karena ketampanan, kepintaran dan kesuksesannya dapat memberikan dia status yang tinggi. (Jelas ditolak karena Revon bukan gay) Namun, karena ditolak oleh Revon atas ketidaksesuaian desain dengan keinginannya.

Dia tetap tidak menyerah dan mencari cara lain untuk mendekatinya. Pada saat Fashion Week dia berencana merusak semua pakaian yang akan dipakai para model dari agency miliknya.

Tentu Revon berhasil mengagalkan aksinya dengan menyuruh anak buahnya mengamankan pakaian itu. Van merasa kesal dan marah. Dia meninggalkan acara Fashion Week, Revon mengikutinya dan berencana untuk memberi pelajaran kepadanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!