Prolog
Monster.
Dungeon.
Dungeon break.
Tower of trials.
Dan Gate.
Sejak beberapa dekade yang lalu, Dunia di buat kacau oleh hal-hal tersebut. Para umat manusia hampir punah dibuatnya. Dikarenakan semua teknologi yang ada sama sekali tidak dapat digunakan dalam melawan monster yang keluar dari dungeon break, yang membuat mereka semua merasa putus asa.
Ketika mereka berada di dalam keputus asaan, muncullah orang-orang yang bangkit.
Mereka di sebut awakener.
Awakener diberkati kekuatan super untuk melawan para monster. Dan dengan kemunculan awakener inilah, para umat manusia secara perlahan mulai bangkit.
Setiap generasi melahirkan orang orang yang jenius, terutama generasi saat ini.
Melalui sistem perankingan yang ada, Semua orang berlomba-lomba menjadi yang terbaik dan terkuat.
Namun bagi Kim Yoon seo, semua hal itu tidak penting bagi dirinya. Baginya yang bukan bagian dari dunia ini, //yang menganggap dunia yang ditempatinya sekarang hanyalah ilusi//, merasa sangat sulit untuk perduli tentang sesuatu yang bukan urusannya.
Yang terpenting baginya saat ini adalah bagaimana cara untuk bisa kembali ke dunia asalnya.
Namun apapun usaha yang dia lakukan semuanya berakhir sama.
Hanya kebingungan dan kebuntuan yang dia temui.
Semakin lama dia mencari, semakin kabur pula antara apa yang dia anggap kenyataan dan ilusi.
Jadi... akankah dia dapat menemukan cara untuk kembali ke dunianya yang dia anggap asli?
Atau....
Akankah dia menerima kenyataan bahwa dunia yang di tempatinya sekarang ini bukanlah ilusi melainkan kenyataan yang ada?
Well...
Prolog end~
____
Chapter 1: where it begins
Ditengah kebisingan upacara kelulusan... terdapat seorang pemuda yang hanya berdiri diam, memandang sendu ke arah seekor burung yang tergeletak mati di dekatnya.
//Sangat berbanding terbalik dengan Semua orang di sekelilingnya yang bersorak, tertawa, dan saling berpelukan.
Burung kecil itu, dengan bulu abu-abu yang kotor dan sayap yang tertekuk aneh, tampak seperti sesuatu yang telah lama di lupakan oleh dunia.
tidak ada yang memperhatikannya.
Tidak ada yang peduli.
Sama seperti dirinya.
Saat dia tenggelam di dalam pikirannya sendiri, suara ayah 'kim Yoon Seo' yang memanggilnya, menariknya kembali ke kenyataan.
"seo-ah! kemarilah, dan ambil beberapa foto dengan teman-temanmu! "
Kim Yoon Seo menoleh perlahan ke arah sumber suara.
Ayahnya berdiri di kejauhan bersama ibu tiri dan ibu kandung nya, serta adik bungsunya , melambaikan tangan dengan senyum lebar, seolah hari ini adalah momen paling membangga-banggakan dalam hidup mereka.
Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, disana ada teman-temannya berkumpul di sekitar mereka, tertawa riang, berbagi cerita dan rencana masa depan.
Namun, bagi Yoon Seo, semuanya terasa sangat jauh. seperti melihat dunia dari balik kaca buram.
Ia menunduk sekali lagi, menatap burung kecil yang mati di dekat kakinya.
Dalam kepalanya, sebuah pikiran aneh melintas.
'Bagaimana jika aku seperti burung ini? hidup lalu mati, tanpa ada yang benar-benar peduli? '
Yoon Seo kembali menatap keluarga dan teman nya dengan tatapan kosong. seolah-olah dia sedang menatap orang asing.
"apa yang kau lakukan disana? kemarilah, ayo kita berfoto bersama! " seru salah satu dari tiga temannya dengan nada ceria.
Ketiga laki-laki itu tertawa riang, wajah-wajah mereka penuh keceriaan khas anak muda yang cerdas dan jenaka. tatapan mereka bersinar bahagia, hanya karena membayangkan akan segera meninggalkan sekolah.
Begitu murni dan polos.
Wajar jika dia merasa cemas, tetapi di mata mata mereka, tidak ada sedikitpun kekhawatiran.
'aku merasa gelisah tanpa alasan. apakah karena aku begitu sadar bahwa posisi ku berbeda dari mereka? tidak seperti mereka, aku bukan berasal dari sini... '
Tepatnya, dia bukan seseorang yang berasal dari dunia ini.
Beberapa bulan yang lalu, ia terbangun di dalam tubuh Kim Yoon seo, seorang karakter figuran dalam novel yang ia baca, novel yang dulu ia pikir hanya sekedar cerita fiksi.
Ia masih teringat jelas, dengan bagaiman tubuhnya terasa begitu asing saat pertama kali membuka mata di dunia ini.
Pandangannya berputar, dadanya terasa berat, dan suara-suara samar terdengar di kejauhan.
"Dokter! dia bangun! "
Seseorang berteriak, dan dalam hitungan detik, tubuhnya dikelilingi oleh orang-orang berbaju putih.
dia ingin berbicara, tetapi dia tidak bisa karena tenggorokan nya terasa solah-olah terbakar.
Dan Tak lama kemudian, batuk kuat datang, dan bersamaan dengan itu, rasa sakit yang luar biasa menyebar ke seluruh tubuhnya.
dia secara reflek menoleh kebawah, dan disana dia dapat melihat warna merah pekat menodai telapak tangannya.
Darah.
Saat itu, dia akhirnya menyadari sesuatu.
Dunia yang kini dia tinggali sekarang bukanlah dunia yang sebenarnya.
Ini bukan rumahnya.
dan Ini juga bukan hidupnya.
Dia telah merasuki salah satu karakter figuran dalam sebuah novel yang pernah dibacanya.
Karakter itu adalah 'Kim Yoon Seo'. Seorang karakter yang tidak terlalu berpengaruh dalam cerita aslinya, dan akan mati beberapa bulan sebelum upacara kelulusannya.
Lalu... Kenapa dia masih hidup sekarang?
sekarang berdiri di tengah upacara wisuda, Yoon Seo masih belum menemukan jawabannya. Dia memandang keluarga beserta teman-temannya dengan ekspresi kosong.
''aku merasa kasihan kepada Mereka..''Gumam Yoon seo.
Bukan karena apa, hanya saja dia merasa kasihan kepada mereka, karena mereka semua sama sekali tidak mengetahui bahwa orang yang mereka panggil sekarang saat ini bukanlah orang mereka kenal.
Melainkan seseorang dari dunia lain.
Orang yang berbeda dari siapa yang mereka kenal.
Orang yang dengan terpaksa harus menjalani kehidupan yang bukan miliknya.
Terlebih dari itu, saat ini Kim Yoon seo tengah merasa khawatir kepada adik perempuan yang dia tinggalkan di dunia itu sendirian.
"kak... "
Tiba-tiba terdengar Suara adiknya yang memanggilnya.
Begitu nyata,
Begitu menyakitkan.
Siapa dia?
siapa namanya?
Apa aku benar-benar mengenalnya?
Namun setiap dia mengingat ingat tentang adiknya, Semuanya terasa tidak nyata. ingatannya tentang dunia yang di tinggali seblumnya bagaikan sebuah mimpi yang akan dilupakan begitu saja ketika terbangun.
ketika Yoon Seo memikirkan semua hal itu, Tiba-tiba, rasa sakit datang melanda sekujur tubuhnya.
Tenggorokannya terasa terbakar, dadanya sesak.
Kim Yoon Seo mencoba menahan rasa sakit itu, tetapi tubuhnya sama sekali tidak bisa diajak kerja sama.
Batuknya pecah tanpa bisa dia kendalikan, dan kali ini, darah segar mengalir dari bibirnya.
Tangannya gemetar saat ia mencoba menyeka darah itu, tetapi itu tidak bisa berhenti.
kenapa harus dia yang menjalani ini?
Kenapa harus dia?
Yoon Seo menelan kepahitannya.
Di dunia ini, ia hanyalah figuran yang tidak di perhitungkan. sama seperti burung kecil yang mati tadi.
tidak ada yang peduli kapan ia jatuh.
Tidak ada yang peduli kapan dirinya menghilang.
Saat pikiran nya mulai mengabur, ia kembali mendengar suara itu.
"lihat aku, kak... "
Suara itu terdengar begitu dekat. Tapi, ketika dia mencari asal suara tersebut, pandangannya mulai memudar.
Gelap.
Hening.
di saat saat sebelum kesadaran nya menghilang, Yoon seo dapat mendengar suara beberapa orang berteriak memanggil namanya.
"kurasa aku memang seharusnya tidak ada disini. " lirihnya
Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama.... Yoon Seo merasa Damai.
To be continued~
Chapter 2: Who is She....?
Kim Yoon Seo perlahan mulai mendapatkan kesadarannya ketika seseorang berteriak keras. tubuhnya terasa begitu berat, seolah-olah tertahan oleh sesuatu yang tak kasat mata.
dalam kebingungan, ia merasakan pelukan erat yang memberinya sedikit kehangatan. ayahnya, Kim Ha jin, memeluknya dengan cemas.
Suara dengungan di telinganya begitu nyaring, membuat pikirannya sulit untuk fokus. dengan susah payah, ia membuka matanya.
Kelopak matanya yang terasa sangat berat berusaha melawan rada kantuk yang menghantuinya.
saat penglihatan nya akhirnya mulai jelas, wajah wajah penuh kecemasan menyambutnya- keluarga, Teman-teman, dan bahkan orang-orang yang hanya sekedar di acara wisuda itu.
'Ah... tubuh lemah ini...'
dia terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. seharusnya dirinya lebih pintar untuk mengelola stres.
sejak awal dia seharusnya lebih berhati-hati.
Sebelum Yoon Seo sempat mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, ibu tirinya, Ahn se-hyeon, dengan tenang memeriksa keadaannya.
wanita itu, dengan segala keanggunan dan ketenangannya, berdiri tegak sambil menatapnya. Sorot matanya tajam, penuh pertimbangan, dan nada suaranya tak bisa dibantah.
"kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang."
seolah-olah itu adalah satu-satunya keputusan yang masuk akal.
"Aku tidak apa-apa," suara Yoon Seo terdengar serak, nyaris tak terdengar. Tenggorokannya masih terasa terbakar, dan rasa logam dari darah yang sempat ia batukkan masih melekat di lidahnya.
namun, tak ada seorang pun yang mendengarkan.
Ayahnya sudah memberi isyarat kepada salah satu temannya untuk membantu mengangkatnya, sementara ibu tirinya sibuk menghubungi seseorang— mungkin dokter keluarga atau mungkin saja ambulans.
"seo-ah," suara ayahnya terdengar lebih lembut kali ini. "Kita ke rumah sakit, ya?"
Yoon Seo ingin menolak. namun, tatapan semua orang tertuju padanya. teman-temannya, keluarga, bahkan orang-orang asing yang menghadiri acara itu menatapnya dengan berbagai ekspresi— khawatir, penasaran, atau sekedar kasihan.
Ia benci perhatian seperti ini.
Seharusnya, dia hanyalah figuran.
Seharusnya, dia tidak penting.
jadi mengapa semua ini terasa begitu nyata?
di dalam novel yang ia baca, 'Kim Yoon seo' hanya disebutkan dalam beberapa paragraf dalam penyebutan latar belakang dari snack protagonist, sebelum akhirnya menghilang dari cerita.
Namun sekarang, dia ada di sini. Hidup. Merasakan setiap detik penderitaan yang seharusnya bukan miliknya.
dia mengingat kembali ekspresi wajah dari keluarga 'Kim Yoon seo' ketika melihat bahwa nya sadar setelah di diagnosa akan meninggal dalam koma, terlihat sangat bahagia, sehingga ia merasa tidak enak untuk menghancurkan ekspresi yang terpancar dari wajah mereka.
tapi aku bukan dia...
dan aku tidak ingin berpura-pura menjadi dirinya.
alhasil ia memutuskan untuk memainkan peran amnesia. hal itu membuat keluarga nya sedih, namun menerimanya dengan lapang dada. bahkan, ibu tiri dari 'Kim Yoon seo' yang terbilang dingin dan tegas, menampilkan ekspresi sedih dan terlihat menyakitkan, walaupun hanya sekilas.
Dan yang lebih membuatnya bingung adalah ingatan sosok gadis kecil yang perlahan mulai samar di ingatan nya.
Sosok adik perempuannya yang pernah memaksanya membaca novel tentang dunia ini. Sosok yang sering muncul dalam mimpinya—bayangan yang samar, wajah yang tak pernah jelas, tetapi kehadirannya terasa begitu kuat.
'Lihat aku, Kak…'
Suara itu bergema di benaknya. Begitu nyata. Begitu familiar.
Tapi siapa dia?
Ingatan tentang gadis itu semakin kabur. Setiap kali ia mencoba mengingatnya, detail-detail penting terasa menghilang begitu saja. namun, yang ia tahu pasti adalah bahwa gadis itu selalu ada disana, dalam mimpinya, menangis dan meraih tangannya seolah-olah takut kehilangan dirinya.
Ia ingin menenangkannya.
ia ingin memanggil namanya
Namun…
Siapa namanya?
Tiba-tiba, sebuah tangan kecil menggenggam jemarinya dengan erat.
Yoon Seo tersentak, pikirannya yang melayang langsung ditarik kembali kedunia nyata. saat ia mengangkat pandangannya, seorang anak laki-laki berdiri di dekatnya, menatapnya dengan mata rusa betina yang berkaca-kaca.
Adik bungsunya, Kim Seokjin.
Ia bukan gadis dalam mimpinya, tetapi tetap saja… melihat kekhawatiran yang begitu dalam di wajah anak itu membuat Yoon Seo merasakan sesuatu yang aneh di dadanya.
"kakak tidak apa-apa, kan?" tanya Seokjin dengan suara pelan.
Yoon Seo mengerjap, mencoba mengumpulkan sisa kesadarannya yang masih berantakan. akhirnya, dengan suara yang lirih, ia berbisik, "aku baik-baik saja. "
namun, seokjin masih menatapnya dengan penuh keraguan. Anak itu menggenggam jemarinya lebih erat, seolah takut jika ia melepaskannya, Yoon Seo akan menghilang begitu saja.
Di sisi lain, ibu tirinya sudah menyelesaikan panggilannya. Dengan nada tegas, ia berkata, "Ambulans akan segera datang. untuk saat ini, lebih baik kita tidak memindahkannya terlalu banyak. "
ayahnya mengangguk, sementara ibu kandungnya, Clara, berlutut disampingnya, menatapnya dengan penuh kecemasan."Seo-ie, kau benar-benar tidak apa-apa?"
"aku baik-baik saja... "
namun, saat ia hendak menguatkan tubuhnya untuk duduk tegak, rasa sakit yang menusuk dadanya begitu dalam membuatnya terhuyung. Napasnya terputus, dan batuk yang ia tahan kembali meledak. Kali ini, lebih banyak darah mengalir dari bibirnya.
Seokjin terkejut dan langsung berusaha menyeka darah itu dengan tangannya yang kecil. "Kakak… jangan mati…"
Yoon Seo membeku.
Kata-kata itu begitu familiar.
'Jangan mati, Kak…'
Sekali lagi, suara dalam mimpinya menggema di kepalanya.
Ia menoleh perlahan, matanya menatap lurus ke arah Seokjin. namun, yang ia lihat bukanlah wajah adik bungsunya, melainkan sosok gadis dengan rambut hitam pendek, berdiri di belakang seokjin dengan wajah yang kabut. seolah ia hanyalah bayangan dari ingatan yang terlupakan.
'Lihat aku, Kak…'
Yoon Seo tersentak keras. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi saat ia mencoba berbicara, dunia di sekelilingnya mulai berputar.
'...Aku... Ingin pulang... '
Dan begitulah, Suara-suara menjadi terdengar semakin jauh, samar, sebelum akhirnya kegelapan kembali menyelimuti kesadarannya.
...----------------...
Saat ia membuka matanya, langit-langit putih rumah sakit menyambutnya. Aroma antiseptik menusuk hidungnya, dan suara alat medis berdenting pelan di sekitar.
'Aku masih hidup. '
Perlahan, ia menggerakkan jemarinya, memastikan bahwa dirinya masih ada di dunia ini.
Sebuah suara membuatnya menoleh.
"Kau sudah sadar?"
Seorang pria paruh baya dengan jas dokter berdiri di samping tempat tidurnya, memegang clipboard. Di belakangnya, keluarga Yoon Seo tampak duduk dengan wajah penuh kecemasan.
"Kau mengalami anemia parah akibat kehilangan banyak darah," lanjut dokter itu. "Tubuhmu juga menunjukkan tanda-tanda kelelahan ekstrem. Kau harus lebih banyak beristirahat."
Yoon Seo mengangguk pelan. Ia tidak terkejut. Tubuh ini memang lemah sejak awal.
Namun ada hal lain yang lebih mengganggunya.
ia menoleh ke jendela, dimana pantulan kaca memperlihatkan bayangannya sendiri.
Tapi sisi lain pantulan itu, ada seseorang berdiri di belakangnya.
Seorang gadis yang setinggi dirinya.
Ia tersenyum padanya.
Namun kali ini, Yoon Seo bisa melihatnya lebih jelas.
Dan yang lebih mengejutkan—gadis itu memiliki wajah yang sangat familiar.
Karena dia… terlihat persis seperti dirinya.
To be continued~
Chapter 3: Awal yang Baru?
Ini adalah hari yang biasa di Universitas yonsei. Mahasiswa berlalu-lalang di sekitar lingkungan universitas itu.
Diantara mahasiswa yang berlalu lalang, terdapat seorang remaja, seorang mahasiswa baru tengah berjalan santai di jalan setapak.
Remaja itu adalah Kim Yoon Seo—atau lebih tepatnya, jiwa yang sekarang kini menghuni tubuh itu— yang berjalan perlahan dengan ekspresi kosong sambil menghela napas panjang.
"aku membenci Ini. aku ingin pulang" gumamnya.
'Hah....Ini sudah 4 bulan sejak kejadian di acara wisuda, dan 6 bulan sejak aku merasuki tubuh 'kim Yoon seo', dan sampai sekarang aku bahkan tidak dapat menemukan satupun petunjuk tentang bagaimana cara kembali ke dunia asliku.' Batin kim Yoon seo lelah.
Rasa frustasi kerap menghampiri Yoon seo ketika ia terbangun di pagi hari hanya untuk mendapatkan dirinya masih berada didalam tubuh yang bukan miliknya.
Namun, ketika rasa frustasi itu terlalu berlebihan untuk ia tanggung, hal yang sama terus terjadi.
Darah.
Mimisan.
Batuk darah.
Dan bahkan muntah darah.
Kim Yoon seo masih mengingat Malam itu dengan sangat jelas. Malam ketika tubuh ini mendadak kejang hebat.
Awalnya hanya sakit kepala ringan—sesuatu yang masih bisa diabaikan. Tapi secara perlahan, rasa sakit itu semakin parah. Otot-ototnya menegang, seakan ada sesuatu yang merobeknya dari dalam.
Darah mulai mengalir.
Pertama, dari hidungnya. Lalu, kemudian dia batuk—yang disertai dengan darah segar keluar begitu banyak, menodai lantai. Napasnya tersengal, paru-parunya terasa seperti terbakar. Pandangannya mulai kabur.
‘Jadi begini rasanya mati… Sial, ini benar-benar menyakitkan.’
Namun di tengah-tengah rasa sakit itu, Yoon seo merasa lega. Karena di saat itu dia berpikir bahwa, jika dia mati, maka dia akan bisa kembali ke dunianya yang asli.
Tapi sekali lagi dunia ini tidak membiarkannya pergi.
Seseorang menemukannya malam itu. Panik. kemudian berteriak sehingga Teriakannya menggema di rumah. Tak butuh waktu lama, seseorang datang berlari.
Kim Min Soo.
Kakak tertuanya dari ibu tirinya.
Dan lebih dari itu, dia adalah seorang Awakener tipe penyembuh.
Tanpa ragu, Min Soo menggunakan kekuatannya. Dalam hitungan detik, rasa sakit itu menghilang. Darah berhenti mengalir. Tubuhnya kembali normal, seakan tidak pernah terjadi apa-apa.
Namun, yang lebih mengerikan dari kejadian itu bukanlah rasa sakitnya.
Melainkan kenyataan bahwa ia masih hidup.
Ia tidak jadi mati.
Sungguh ironis. Jika saja Min Soo tidak datang saat itu, semuanya mungkin sudah berakhir. Tapi nyatanya, ia masih di sini. Masih bernapas. Masih terjebak dalam tubuh yang bukan miliknya.
Dan ia muak.
Bukan karena wajahnya.
Bukan karena fisiknya.
Hanya saja, setiap saat Kim Yoon seo menatap bayangan nya di cermin, dia merasa kesal karena dia telah mengambil alih tubuh seseorang yang begitu sangat di cintai oleh keluarga dan orang di sekitar nya.
'Aku merasa bersalah karena telah mengambil alih tubuh 'kim Yoon seo'. Aku juga merasa bersalah kepada semua orang yang selama ini begitu memperhatikanku dan meluapkan perhatian mereka kepadaku karena mengira aku adalah 'Yoon seo' yang mereka kenal. ' batin Kim Yoon seo sambil tersenyum getir.
Tiba-tiba ia berhenti berjalan ketika sebuah pikiran melintas dipikirannya.
'Tunggu- Seperti apa penampilan ku yang sebelumnya?'
Yoon seo mengerjapkan matanya, dan Mencoba mengingat ingat lagi apa yang bisa dia ingat tentang kehidupan aslinya. Namun hasilnya nihil.
Ingatannya benar-benar kabur.
'Hahhh.... Berengsek... Sekarang aku bahkan tidak dapat mengingat wajahku dan namaku yang asli.'
Ia menggigit bibir. Matanya menatap kosong ke depan. Dia kemudian menghela nafas panjang dan memutuskan untuk lanjut berjalan menuju kelasnya karena dia tau bahwa dia tidak akan bisa mengingat nya lagi.
‘Berbicara tentang Awakener…’
Dunia ini bukan dunia biasa. Ini adalah dunia dari sebuah novel dengan genre action fantasy yang pernah ia baca sebelumnya.
—dunia yang dipenuhi oleh monster, dungeon break, dan manusia berkekuatan super.
Dalam novel itu juga, dunia mengalami krisis besar setelah serangkaian dungeon break terjadi. Celah dimensi terbuka, melepaskan monster mengerikan ke dunia manusia.
Protagonis cerita adalah karakter yang pada awalnya lemah. Lebih tepatnya dia hanya manusia biasa yang memiliki keluarga dan kemampuan yang biasa biasa saja.
Tetapi dengan banyaknya rentetan pristiwa yang tidak masuk diakal yang dialami karakter tersebut, secara perlahan karakter itu mulai berkembang dan menjadi karakter yang over power.
Sungguh klise sekali...
bagi Yoon seo,dia menganggap Alur dari novel yang dia baca itu benar-benar pasaran. Tapi entah kenapa novel ini sangat populer.
dan lebih dari itu, informasi tentang karakter 'kim Yoon seo' yang merupakan karakter yang di rasukinya sekarang sangat sedikit.
bagaimana tidak?
'kim Yoon seo' yang dia rasuki bukan karakter penting dalam cerita ini. Jika dia mengingat dengan benar, nama ‘Kim Yoon Seo’ hanya disebutkan beberapa kali dalam novel, ketika penyebutan latar belakang dari sang protagonist—sebagai karakter sampingan yang mati di awal cerita.
‘Jadi kenapa aku ada di sini?’
Dan lebih penting lagi…
‘Bagaimana aku bisa keluar dari sini?’
Tidak ada jawaban.
Hanya pertanyaan demi pertanyaan yang terus berputar di kepalanya.
dia kemudian mengingat ingat kembali isi dari novel itu. Dunia yang dia tempati sekarang tidak hanya dipenuhi monster, tapi juga manusia-manusia kuat dengan kekuatan di luar akal sehat.
memang, jika orang lain, mungkin mereka akan berpikir bahwa ini adalah awal yang baru.
sesuatu yang akan menyenangkan, karena berpikir ada kesempatan untuk memiliki sesuatu yang tidak nyata bahkan dianggap fiksi di dunianya sebelumnya.
tapi sayangnya, kim Yoon Seo berbeda. dia menganggap bahwa ini benar-benar mimpi buruk.
Angin musim gugur berembus, menerbangkan dedaunan merah dan jingga di sekelilingnya. Yoon Seo berhenti berjalan dan mendongakkan kepalanya, menatap ke arah langit yang cerah.
"jika aku hanya seorang NPC yang bahkan tidak terlalu dibutuhkan di dalam alur novel ini, kenapa aku masih ada disini?" gumamnya sambil menatap sendu langit yang cerah.
'ini benar-benar membuatku muak... '
Namun, tepat ketika dia mulai melangkah lagi, untuk melanjutkan perjalanannya ke kelas—
WUUNGGG!
Sebuah portal bercahaya merah keunguan muncul secara tiba-tiba di hadapannya.
Seluruh tubuhnya menegang ketika dia mengenali fenomena ini.
Sebuah Gate.
Sebuah celah dimensi yang menghubungkan satu dunia dengan dunia lain.
Tapi ada yang aneh.
Biasanya, sebuah Gate akan memberikan sinyal sebelum terbuka. Akan ada peringatan, ada waktu bagi Asosiasi awakener untuk bertindak. Tapi yang ini?
Muncul begitu saja.
Tepat di hadapannya.
Sebelum Yoon Seo sempat bereaksi—
Gate itu menariknya masuk.
Seolah ada kekuatan tak terlihat yang melilit tubuhnya, menyeretnya ke dalam kehampaan.
Saat kesadarannya tersedot ke dalam Gate, hanya satu pikiran yang terlintas di kepalanya.
"Sial… Hari ini benar-benar bukan hariku."
To be continued~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!