NovelToon NovelToon

My Husband My Bos

Part 1

Emely adalah seorang gadis yang ceria dan tidak suka diatur.

Di usianya yang menginjak 23 tahun kedua orang tuanya menjodohkannya dengan seorang pria yang tidak dikenalnya.Yang pasti pria itu kaya raya yang akan membantu memperbaiki perekonomian perusahaan papanya yang saat ini berada di ambang kebangkrutan.

Saat ini Emely sedang berada di kamarnya yang terletak di lantai atas, dan sudah siap dengan gaun pengantin warna putih serta riasan yang membuatnya terlihat sangat cantik.

" Emely, ayo cepat turun nak " Ucap Amara ( Ibu tiri Emely yang tak pernah menyayanginya, di mata Emely ibu tiri hanya menyayangi ayahnya saja).

" Iya ma, Emely masih bersiap siap" Jawab Emely di balik pintu. Kali ini yang ada di pikiran Emely hanya lari dari pernikahan ini.

" Tapi bagaimana caranya" Gumam Emely sambil mondar mandir " Memangnya siapa juga yang mau nikah sama orang yang tidak dikenal".

Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Amara berinisiatif membuka paksa pintu kamar putri tirinya itu.

Ceklek

Begitu pintu dibuka, Amara melangkah masuk ke dalam kamar dan ternyata sudah kosong.Dia berlari ke kamar mandi tapi juga kosong dan dilihatnya jendela kamar terbuka serta ada seutas tali yang terhubung dengan bawah.

Tentu saja Amara sangat kesal, karena sudah dipastikan Emely kabur melalui tali tersebut "Mas! Mas Danu, cepat kemari" Teriaknya yang membuat Danu segera datang menghampirinya.

" Ada apa ma?"

" Lihat, kamarnya kosong.Pasti Emely kabur lewat jendela.Anak itu benar benar bikin keluarga susah saja" Umpat Amara dengan emosi.

Danu menghela nafasnya dalam dalam " Ya sudah mumpung masih ada waktu dua jam lagi sebelum mempelai laki-laki datang kita cari dia".

" Baik mas ayo "

Dan mereka pun pergi meninggalkan acara pesta untuk mencari keberadaan Emely.

Sementara itu Emely terus berlari menyusuri jalan dan gang sempit. Nafasnya tersengal sengal dengan peluh yang mulai membanjiri tubuhnya, serta wajahnya yang membuat riasannya ikut luntur. Gaun putih panjang itu pun jadi lusuh dan penuh debu.

Sambil mengatur nafasnya Emely duduk di samping tempat sampah yang berada di ujung gang sempit " Hah aku tidak akan mau menikah dengan orang asing yang tidak ku kenal. Pasti dia tua dan jelek. Lagi pula seharusnya Erika yang menikah dengannya bukannya aku" Gumamnya sendiri sambil menyeka keringatnya.

Tiba tiba seorang pemuda menabraknya tanpa sengaja.

Bruks

" Aduh! Jalan pakai mata dong! " Umpat Emely namun dibungkam oleh pemuda itu dengan kedua tangannya " Diam pliss jangan bersuara ".

Dengan kasar Emely melepaskan bungkaman pemuda itu " Apa sih, lepaskan ".

" Plis tolong aku nona, nanti aku jelaskan sekarang aku mohon tolonglah aku" Ucap pemuda tersebut.

" Memangnya ada masalah apa ? ".

" Aku dipaksa menikah oleh keluargaku tapi aku menolaknya " Jawab pemuda itu.

" Ehm nasib kita sama aku juga dijodohkan dengan orang asing yang bahkan wajahnya saja belum pernah aku lihat, aneh kan?".

" Terus kenapa kamu menolaknya? " Tanya pemuda itu.

" Tentu saja aku menolaknya, ih amit amit pasti dia tua, jelek botak perutnya buncit. Terang saja nikah pakai dijodohkan pasti tidak laku " Jawab Emely enteng.

" Hhh aku juga gitu, ih amit amit dia juga pasti wanita tua yang jelek, gendut dan tidak laku laku "

" Baiklah sekarang bersembunyilah di belakangku'' Ucap Emely merasa senasib jadi dia putuskan untuk membantunya.

" Mana mungkin nona, tubuh kamu kecil pasti masih kelihatan ".

" Terus maumu apa! "Ketus Emely mulai kesal.

" Bolehkah aku bersembunyi di balik gaun kamu, bukankah gaunmu sangat besar nona".

Tentu saja Emely tidak setuju karena menjijikkan dan pasti memalukan " Apa! Jangan gila kamu! Tidak! ".

" Plis, aku janji tidak akan ngapa ngapain. Aku mohon ini menyangkut masa depanku nona " Rengek pemuda itu sambil menangkupkan kedua tangannya dengan wajah mengiba.

Emely menghela nafas panjang " Baiklah, tapi awas kalau kamu macam macam! Aku akan menghajarmu sebelum menyerahkan pada mereka ".

" Janji " Jawab pemuda itu dengan senyum pengharapan.

Emely pun menyibak gaunnya meskipun ragu ragu kemudian berpura pura merapikan rambutnya ketika ada beberapa orang mengenakan pakaian formal sedang mondar mandir dan terlihat celingukan mencari sesuatu.

" Hei nona, anda mau menikah? kenapa ada di sini? " Tanya salah satu dari mereka.

Emely tersenyum tipis " Memangnya apa urusanmu tuan tuan, aku yang akan menikah kok kalian yang ribet. Mau di sini mau di mana kek itu terserah aku. Lagi pula ngapain juga kalian ke sini".

Keempat pemuda berpakaian formal tersebut pun menggeleng perlahan " Sudah ayo kita pergi dari sini jangan ladeni gadis gila itu bisa bisa ikut gila kita nanti" Ajak salah satu dari mereka.Dan mereka pun segera pergi meninggalkan tempat itu.

Setelah dirasa aman, Emely menyibakkan gaunnya dan meminta pemuda itu untuk segera keluar dari persembunyian" Cepatlah keluar atau aku akan menendangmu".

" Oke oke, aku keluar. Terimakasih ya nona sungguh aku tidak akan melupakan jasamu"

" Hemmm, sudah sana pergi! ".

" Gaun mu nyaman sekali nona, meskipun sedikit bau sih tapi aku suka" Goda pemuda itu sebelum melangkah meninggalkan Emely yang melotot tajam " Apa katamu! Sialan! Brengsek awas kamu aku bunuh kamu! ".

" Hahahaha " Pemuda itu pun melangkah sambil tertawa puas sudah mengerjai Emely.

" Itu tuan muda sudah ketemu " Teriak seseorang yang membuat pemuda itu panik kemudian berlari tapi gagal karena keempat pemuda yang dari tadi mengejarnya sudah lebih dulu menangkapnya.

Emely yang melihatnya pun tertawa puas

" Hahaha rasain, salahnya sendiri tak tahu terimakasih. Udah tuan tuan bawa saja dia pergi nikahkan saja dia dengan wanita tua gendut dan jelek itu hahaha".

" Brengsek! Awas kamu! " Umpat pemuda itu.

Keempat laki laki itu pun membawa paksa pemuda tersebut untuk naik mobil dan membawanya pergi.

Emely berkacak pinggang dan mengusap wajahnya dengan kasar kemudian berjalan sambil menenteng gaunnya yang panjangnya hampir 5 meter.

" Terus aku harus kemana ya? Apa ke apartemen mas Vero saja, lagipula dia adalah pacarku pasti akan lebih mengerti keadaanku saat ini barangkali dia mau aku ajak kawin lari dan kabur ke luar negeri" Gumamnya sendiri. Tak lama kemudian Emely menghentikan taksi untuk membawanya ke apartemen kekasih hatinya di kawasan apartemen elite.

Tak butuh waktu lama taksi itu pun berhenti di depan apartemen yang tinggi menjulang.

Dengan sangat bahagia dia melangkah dan memasuki apartemen itu kemudian masuk ke dalam lift menuju ke tempat Vero kekasih hatinya.

Saat akan mengetuk pintu, Emely terdiam sejenak dan mengurungkan niatnya karena ingin memberikan kejutan kepada Vero.

Lalu dengan lincah jemarinya menekan tombol sandi untuk membuka kuncinya.

Ceklek

Perlahan Emely menjulurkan kepalanya dan melihat ke sana kemari. Setelah dirasa aman dia pun segera memasukkan seluruh badannya dan dengan hati hati agar tidak menimbulkan suara dia berjalan menuju ke kamarnya. Sejenak dia melihat jam yang berada di dinding menunjukkan pukul 10 pagi.

" Ehm kebiasaan deh kalau hari minggu libur kerja jam segini masih tidur " Gumamnya sambil melangkah menuju kamar pacarnya.

Namun langkahnya terhenti begitu mendengar suara suara desahan dari dalam kamar pribadi kekasihnya yang kebetulan belum tertutup sempurna.

Perlahan Emely berjalan mendekatinya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Tanpa ragu ragu Emely membuka perlahan, dan bagaikan tersambar petir begitu melihat dua orang berbeda jenis kelamin saling menindih dan berbagi kenikmatan di atas ranjang.

Air matanya mengalir seketika, hatinya bagai dihujam seribu belati, dadanya bagaikan tertimpa seratus balok es, sesak sekali. Apalagi wanita yang berada di bawah kungkungan kekasihnya adalah orang yang sangat dekat selama ini, yaitu Erika adik tirinya.

Emely tak berniat menghentikan kegiatan panas mereka, dengan hati yang hancur dia pun berjalan keluar dari apartemen itu dan membiarkan adik tirinya berbagi kenikmatan dengan kekasihnya yang dia kira sangat setia.

Part 2

Emely terus berjalan menyusuri jalan dan trotoar, seakan tidak perduli lagi dengan gaunnya yang kotor dan lusuh. Dia terus berjalan sambil menangis mengingat kejadian barusan. Orang yang sangat dia percaya di kira setia ternyata selingkuh, bahkan dengan adik tirinya.

Air mata Emely tak henti hentinya mengalir dan membasahi wajahnya yang cantik.

" Mas, mas lihat deh itu bukannya Emely ya" Ucap Amara dari dalam mobil yang tidak sengaja melihatnya di seberang jalan.

Danu segera menghentikan laju mobilnya dan berputar arah untuk mendekati Emely yang saat itu sedang berjalan di trotoar dengan tubuh gontai dan terlihat menangis sambil sesekali menyeka air matanya.

Setelah mobil berhenti, Danu segera meminta istrinya untuk menemui Emely dan mengajaknya pulang ke rumah secepatnya karena acara akan segera dimulai.

" Emely! Ayo ikut mama! " Amara menarik tangan Emely dengan kasar. Emely pun tidak keberatan dan mengikuti kemauan mama tirinya tanpa perlawanan.

Danu dan Amara sempat merasa heran dengan perubahan sikap Emely yang lebih penurut dibanding sebelumnya.Karena mereka tahu bagaimana sikap gadis itu yang suka melawan dan susah dikendalikan sekarang berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara.

Di sepanjang perjalanan mereka bertiga hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka.

Amara menggoyangkan lengan suaminya

" Mas, Emely kenapa sih kok aneh banget, lihat deh dia menjadi pendiam dan tidak melawan sama kita. Tadi mama sempat lihat dia mengusap matanya seperti habis menangis,lihat deh wajahnya juga sembab " Bisiknya kepada sang suami.

Danu menghela nafas panjang kemudian melihat putrinya yang masih saja diam dari balik kaca " Sudahlah ma, bagus juga sekarang dia mau nurut sama kita. Apalagi acara akad sudah mau dimulai kita harus segera tiba di rumah, mungkin saja pengantin prianya sudah dekat dari rumah kita".

" Benarkah? Kalau begitu ayo pa kita harus sampai lebih dulu, nanti mama benerin dulu riasan Emely" Ucap Amara.

Cekik

Setelah beberapa menit perjalanan mereka pun tiba di depan rumahnya. Amara segera turun dan membantu Emely untuk turun dari mobilnya kemudian berjalan menuju tempat acara tapi sebelumnya dia mengajak Emely untuk memperbaiki dandanannya di dalam kamar.

" Emely, setelah menikah kamu harus menuruti semua kemauan suami kamu, jangan bandel dan bikin malu keluarga kita " Ucap Amara sambil memoles kembali wajah Emely dengan riasan.

Emely tak menjawab yang membuat Amara sedikit kesal " Kamu mendengarkan mama kan!".

" Aku dengar ma, tapi bolehkan aku di sini saja, biarkan papa dan mama yang mewakili Emely di luar. Emely capek ma, Emely pengen istirahat sejenak " Ucap Emely sambil menunduk kemudian merebahkan dirinya di ranjang.

Amara menghela nafas panjang " Kenapa Emely? Kamu tidak mau melihat wajah calon suami kamu? "

Emely pun menggeleng perlahan " Emely capek ma, Emely pasrah saja mau suami Emely jelek, tua atau bagaimanapun.Bagi Emely tidaklah penting, hidup Emely sudah tidak ada artinya lagi, Emely hanyalah boneka bagi keluarga ini.Mau melawan juga tidak berguna, karena pasti ujung ujungnya Emely akan dipaksa menikah juga. Terserah kalian mau apa".

 " Bagus dong " batin Amara dengan senyum jahatnya.

" Sayang tidak seperti itu, mama dan papa selalu ingin yang terbaik untukmu jadi kami memilih keluarga Ratore karena tahu mereka baik untukmu" Ucap Amara bohong dan masih dengan senyum jahatnya.

Amara nampak senyum senyum sendiri dan duduk di kursi sambil mengeluarkan ponselnya untuk memberi tahu suaminya agar segera melakukan ijab qobul dengan mempelai pria.

Saya nikahkan dan kawinkan putri saya Emely Rahadian binti Danu Rahadian dengan Muhammad Ardan Ratore bin Yahya Ratore dengan mas kawin emas seberat 250 gram dan uang Rp.5 Miliar dibayar tunai.

Saya terima nikahnya Emely Rahadian binti Danu Rahadian dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.

"Sah"

"Sahhhh"

Amara sangat bahagia mendengar keriuhan para tamu undangan yang bersorak-sorai setelah dinyatakan sah. Namun berbeda dengan Emely yang nampak melamun dengan tatapan kosong dan sesekali mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. Kesedihannya bercampur aduk antara dipaksa menikah dan dikhianati pacar dan adiknya.

Amara memegangi pundak Emely dengan senyuman bahagia yang menusuk hati Emely

" Emely, terimakasih ya kamu sudah menuruti kemauan papa dan mama. Mama janji setelah hari ini mama,papa dan Erika tidak akan mengganggumu lagi".

"Aku melakukan ini karena papa dan bundaku, bunda di surga pasti akan bersedih bila melihat perusahaan yang dia rintis bersama papa hancur karena hutang hutang yang melilit" Jawab Emely ketus dan tanpa menatap kepada ibu tirinya itu.

Karena memang pernikahan ini terjadi untuk sebuah perjanjian kerjasama, kalau sampai pernikahan ini gagal maka kontrak kerjasama yang menjadi harapan satu satunya perusahaan Rahadian akan bangkrut dan tak ada yang tersisa lagi selain hutang yang menumpuk.

Amara terdiam sejenak namun kembali tersenyum tipis membayangkan uang 5 Miliar akan segera berada di tangannya.

" Emely, kamu seharusnya bahagia bisa menikah dengan konglomerat itu, uangnya banyak lo kamu bisa beli apapun yang kamu mau" Bisik Amara yang membuat Emely melotot tajam dan menoleh ke arah mama tirinya itu " Kalau mama suka dengan uangnya kenapa bukan Erika saja yang menikah dengannya, kenapa harus aku! ".

" Sayang, kan kamu lebih tua dari Erika memang seharusnya dong kakaknya yang menikah lebih dulu".

" Bukan karena dia pria tua yang jelek kan?"

Amara tersenyum tipis " Ya bukannya gitu dong sayang, karena mama sama papa tahu kalau kamu itu cerdas dan pasti bisa menolong kami".

Amara masih tetap berusaha berbicara baik dan santun karena uang mahar belum diterimanya.Memang sebenarnya Amara tidak mau anak kandungnya yang menderita dengan menikahi keluarga Ratore yang menurut rumornya itu jelek dan tidak menyukai perempuan.

Tok tok tok

Ceklek

Danu membuka pintu kamar Emely dan menatap putri kecilnya yang sekarang sudah dewasa dan menjadi istri seseorang.

Amara bangkit dan berjalan mendekati suaminya "Mas, bagaimana?" Tanya Amara kepada Danu yang berdiri di ambang pintu kamar Emely .

"Alhamdulillah lancar ma" Jawab Danu kemudian mengalihkan pandangannya kepada Emely yang menunduk dan kusut seakan tak punya semangat hidup.

Danu melangkah mendekati Emely yang duduk di ujung ranjang kemudian ikut duduk di sampingnya dan meraih kepala Emely lalu memeluknya " Maafkan papa nak, maaf. Bukan maksud papa menjadikanmu alat ataupun boneka. Tapi hanya dengan cara ini perusahaan kita bisa selamat dari kebangkrutan. Sungguh nak papa minta maaf kepadamu sayang".

Emely mengusap pipinya yang terus saja banjir dengan air mata yang tak bisa lagi ditahannya" Pa, sudahlah. Emely tidak keberatan jika memang ini demi perusahaan kita".

" Terimakasih sayang, kamu memang putriku yang paling baik" Ucap Danu sambil mengusap kepala Emely.

Part: 3

Emely mencoba untuk tersenyum meskipun sangat terpaksa. Dia berjalan keluar kamar untuk menemui laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya itu karena desakan ibu tirinya.

Di tengah tengah tamu undangan, dia melihat ke sana kemari untuk mencari suaminya yang belum pernah dia jumpai sebelumnya.

Emely pun menghela nafasnya dengan berat dan berhenti berjalan sambil menyeka air matanya yang terus saja membasahi pelupuk matanya " Bagaimana aku bisa menemukan suamiku, wajahnya seperti apa aku tidak tahu" Gumamnya sendiri.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya yang membuatnya terperanjat dan menoleh ke belakang.

Ternyata seorang wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik di usianya yang tidak lagi muda sedang tersenyum di depannya

" Emely sayang, perkenalkan aku Nyonya Sandra Ratore ibu mertuamu ".

Emely tersenyum sambil mengangguk " Iya tante saya Emely Rahadian ".

" Emely, kok tante sih panggil mama dong mulai sekarang aku ini mama kamu. Terus nama kamu bukan lagi Emely Rahadian melainkan Emely Rahadian Ratore dan kamu sekarang adalah nona muda Ratore " Ucap Sandra sambil sedikit berbisik ke telinga Emely yang membuat Emely menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

" O iya nyonya Ratore apakah anda akan beristirahat dulu sejenak ataukah kembali ke hotel untuk menunggu keberangkatan besok pagi " Tanya seorang pemuda yang memakai setelan Jaz hitam serta berkacamata hitam sambil sedikit membungkukkan punggungnya.

" Hansen, sebaiknya aku kembali ke hotel saja tapi sekalian membawa menantuku bersamaku " Jawab Sandra dengan senyum bahagianya.

Emely sempat terperanjat mendengar perkataan ibu mertuanya itu " Hah membawaku ke hotel? " Gumamnya lirih.

Sandra tersenyum tipis sambil menghela nafasnya kemudian menggandeng tangan Emely " Iya, karena kamu adalah menantuku jadi aku akan membawamu sayang" .

" Tapi tan, eh maksudku ma"

" Tidak ada tapi tapian pokoknya mulai sekarang kamu adalah bagian dari keluarga Ratore " Ucap Sandra kemudian membawa Emely menumui Danu dan Amara.

" Pak Danu, bu Amara, saya minta ijin untuk membawa menantu saya selamanya tinggal di rumahku dan menjadi bagian dari keluargaku "

" Iya nyonya Sandra, Emely saya serahkan kepada anda karena mulai sekarang dia adalah milik keluargamu " Jawab Danu sambil menunduk.

Emely tidak menyangka papanya yang sangat dia cintai sangat tega menyerahkannya kepada keluarga Ratore yang belum tahu bagaimana dia akan diperlakukan di keluarga kaya raya itu.

Emely hanya bisa menunduk sambil menangis " Seperti ini rasanya dikhianati keluarga sendiri lebih sakit daripada dikhianati pacar " Batinnya.

Danu berjalan mendekati Emely yang tertunduk dengan sesenggukan kemudian mengusap kepala putrinya " Sayang, maafkan papa. Bukannya papa tak sayang lagi padamu tapi ".

" Tapi ini demi keluarga kita, Emely tahu pa pasti itu yang akan papa ucapkan. Cukup pa, sudahlah ini sudah terjadi. Emely sudah pasrah dan ikhlas menjalani takdir ini. Papa jaga diri baik baik, ingat pa untuk makan tepat waktu dan jangan banyak pikiran. Kalau nanti papa sampai sakit Emely akan bersedih" Ucap Emely.

Danu semakin merasa bersalah dan memeluk tubuh putrinya sambil menangis membuat Sandra ikut bersedih kemudian mendekati keduanya " Pak Danu, Emely bukannya mau pergi berperang. Dia pergi ke rumah mertuanya untuk menjadi menantu. Aku mohon pak jangan seperti ini, relakan kepergian Emely untuk berbakti pada keluarga suaminya dan menjadi menantu yang baik ".

Perlahan Danu mengedarkan pelukannya dan mengusap air mata putrinya yang terus saja menggenang di pelupuk matanya yang sudah sembab, kemudian mengalihkan pandangan kepada Sandra yang berdiri di sampingnya

" Nyonya Sandra, aku titip putriku. Jaga dia baik baik dan ajari dia menjadi menantu yang baik dan berbakti".

Sandra pun mengangguk dan tersenyum tipis.

" O iya Pak Danu, ini ada cek senilai 10 Miliar kamu pakai untuk menutupi defisit perusahaanmu. Dan ini ( Menyodorkan sebuah koper besar) uang tunai 5 Miliar dan Emas batangan senilai 250 Gram sebagai uang mahar bisa kalian gunakan untuk kebutuhan sehari hari"

Kemudian Sandra pergi membawa Emely yang saat itu masih memakai pakaian pengantin bersama para pengawalnya menuju hotel berbintang lima sebelum bertolak ke kota asalnya.

Setelah kepergian Emely dan keluarga Ratore, Erika datang dengan senyuman bahagia.

" Ma, pa, acaranya sudah selesai ya? Di mana Emely? "

Danu tak menjawab dan memutar badannya kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.

Amara berjalan mendekati Erika yang nampak bingung dengan sikap papanya.

" Erika sayang, kamu darimana saja? Pasti capek jam segini baru pulang, ayo mama siapkan makan untukmu, sudah jangan pikirkan papamu dia hanya syok ditinggal pergi putri kesayangannya"

Erika menurut saja permintaan mamanya kemudian duduk di meja makan dan mulai menyantap makanannya karena memang perutnya sangat lapar hampir seharian digempur oleh Vero(pemuda tampan yang sebenarnya pacarnya Emely yang diam diam disukai oleh Erika).

Dengan lahapnya Erika menyantap makanannya " Ma, tadi acaranya bagaimana?".

" Lancar sayang"

" Terus bagaimana suaminya Emely, tua ya pasti jelek dan menjijikkan ".

" Mama juga tidak tahu Erika, mama dan Emely berada di kamar ketika acara ijab qobul. Dan begitu selesai dia buru buru pergi karena ada pekerjaan yang mendesak ".

Erika manggut manggut sambil terus mengunyah makanannya.

" Untung bukan aku yang menikah dengan pria jelek itu. Meskipun kaya raya tapi kalau keadaan fisiknya jelek dan menjijikkan tetap saja Erika tidak mau ma. Hihihi"

Amara mengangguk kemudian menunjukkan sebuah koper besar yang berada di antara nakas " Erika, lihat itu".

" Apa itu ma".

" Di dalam koper itu ada uang tunai 5 Miliar dan emas batangan 250 gram" Ucap Amara dengan senyumnya.

Seketika kedua mata Erika membulat tak percaya " Apa? Benarkah? "

Erika beranjak dan berusaha membuka koper tersebut dan semakin tidak percaya melihat sendiri uang tunai sebanyak itu.

❤🍁❤

.

.

.

❤🍁❤

Hansen menerima panggilan melalui ponselnya untuk segera menemui Ardan di apartemennya karena ada pertemuan mendadak dengan klien penting sedangkan berkas belum disiapkan.

Begitu tiba di hotel dan menunjukkan kamar untuk Emely, Hansen pun pamit pergi.

" Maaf nona muda, saya harus segera pergi " Ucap Hansen.

Emely tak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

Dan ponsel Hansen kembali berdering, dia pun buru buru menjawabnya karena Ardan tidak akan memaafkannya kalau sampai tidak segera dijawab.

"Maaf tuan muda, saya belum bisa membuatkan proposalnya karena perintah nyonya besar untuk mengantarkannya ke hotel bersama nona muda".

Apa! Dasar sialan! Sekarang juga aku berikan kamu waktu 30 menit untuk segera menyelesaikan atau aku akan menggantikan posisimu dengan orang baru!

" Baik tuan ".

Hansen pun mulai bingung untuk membuat proposalnya karena memang membuat sebuah proposal itu butuh waktu yang panjang, mustahil bisa selesai dalam waktu 30 menit.

Bukannya pergi dari sana, Hansen berjalan mondar mandir dengan pikirannya di depan kamar Emely. Emely yang tidak sengaja keluar kamar setelah berganti pakaian pun dibuat terkejut dan membuatnya bertanya " Kamu kenapa?".

" Eh nona muda, aduh gawat! Tuan muda minta aku membuat proposal untuk pertemuan dengan klien satu jam ke depan".

"Terus "

" Masalahnya aku tidak bisa menyelesaikannya dalam waktu sesingkat itu. Sedangkan orang yang bertanggung jawab membuatnya pergi tanpa pamit. Aduh nona muda aku bingung. Dan kalau sampai aku tidak bisa menyelesaikannya tuan muda akan memecatku"

Emely melotot tajam " Keterlaluan sekali. Sungguh tidak punya perasaan! " .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!