NovelToon NovelToon

Jodoh Dadakan

jodoh dadakan 1

Suara riuh di kantin sekolah sudah biasa terjadi disaat jam istirahat. Namun riuh kali ini berbeda, semua orang yang berada disana berkumpul mengerumuni dua orang yang tengah bertengkar.

Saling jambak satu sama lain bahkan kata kata kasar sering keluar dari bibir mereka. Itu sasa, Natasha fabiola si seleb sekolah sma garuda bangsa dengan Dena oktavania musuh bebuyutan nya.

Semua berawal dari sasa yang tak sengaja menumpahkan minuman nya sampai mengenai sedikit baju yang digunakan oleh dena. Sasa sudah meminta maaf namun sayangnya dena tak menerima hal itu.

Dia segera membalas perbuatan sasa dengan menumpahkan jus melon miliknya pada gadis itu. Tentu sasa tak terima, dia pun membalas menumpahkan jus naga yang di bawa kania pada wajah dena sampai penuh membasahi seragamnya.

Dan berakhir lah seperti sekarang, mereka saling jambak dan bentak bentak.

“Ini semua salah lo! Dasar cewek gak tahu diri! Jual badan supaya bisa terkenal!” Umpat dena keras.

Sasa tak terima, dia semakin mengencangkan cengkraman nya pada rambut cewek itu. “Gue udah minta maaf ya anjing! Lo iri karena gue lebih terkenal daripada lo kan?” Pekik sasa.

“Iri? Ogah gue harus iri sama cewek munafik kayak lo. Yang rayu rayu julian sampe dia suka sama lo. Iyakan? Bitch!”

Sasa semakin mengencangkan tarikan nya sampai kepala cewek itu tertarik ke belakang dan memekik keras. “gue gak ada rayu cowok lo, najis! kalau dia kepincut sama gue itu berarti gue lebih menarik daripada lo.”

“Argh! Sialan!”

Mereka semakin gila, saling jambak menjambak. Tidak ada yang berani memisahkan mereka, bahkan teman teman nya sekalipun. Mereka memilih minggir dan menjadi penonton saja dari pada harus ikut terseret masalah.

Baiklah, kantin hari ini sangat ramai karena ada tontonan gratis.

“Natasha fabiola! Dena oktavania! Ke ruangan saya sekarang!” Pekik pak indra dari kejauhan.

Barulah tangan keduanya terlepas dan sama sama menoleh ke kanan. Terlihat pak indra yang berkacak pinggang dengan wajah penuh amarah, sangat terlihat murka dengan kumisnya yang bergetar.

“Shit!”

…..

Sebelum ke ruangan bk, sasa membersihkan dirinya dahulu. Dia mengganti seragamnya yang penuh dengan jus melon, sangat lengket.

“Huh! Bosen banget gue harus ketemu pak kumis lagi. Perasaan baru kemarin gue masuk ke sana” Gerutu sasa begitu selesai merapikan bajunya.

Mengingat baru kemarin dia kesana gara gara memecahkan kaca jendela kelasnya. Itu pun tak sengaja, karena dia sedang belajar akting. Mungkin sangking menjiwai nya sampai tak sengaja melemparkan sepatunya dan mengenai kaca hingga pecah.

“Ya salah lo sendiri lah, bikin ulah mulu. Gue aja yang lihat nya bosen” ujar aina.

“Iya, salah kamu sendiri sa” Timpal Kania menyetujui.

Sasa menghembuskan nafasnya kesal lalu mengibaskan rambutnya dengan cantik. “Gue tahu, Tapi gue kan udah minta maaf. Lagian ya, kesalahan gue gak semuanya gue yang salah. Kadang tuh bapak kumis satu belain yang lain dan bikin gue jadi kambing hitam cuma gara gara disuap pake badan. Ya gue gak terima lah” cerocos cewek itu panjang lebar.

Keempatnya keluar dari toilet dan berjalan menuju ruangan bk. “ya terima aja. Mau gimana lagi? emang kebanyakan lo yang bikin ulahnya. Kalaupun lo gak mau dihukum, coba aja kayak yang lain sogok pake badan” ujar bella dengan tololnya memberi saran.

Sasa jelas menggeleng, itu sangat bukan fashion nya. “Ogah banget gue tumbalin badan cuma buat terhindar dari hukuman. Lebih baik gue dihukum daripada ngasih badan cantik gue buat bapak botak kumis itu. Ih najis”

Sampai di depan ruangan bk, sasa menghela nafasnya kesal. Sepertinya ruangan itu jadi kelas keduanya saking seringnya dia masuk kesana.

“Ya udah, gue masuk dulu. Bye” pamit Sasa.

Dia masuk ke dalam sedangkan ketiga temannya melanjutkan langkahnya menuju kelas mereka. Begitu masuk ke dalam sasa dibuat terkejut oleh kedatangan papa nya dan-

Tunggu! Siapa pria yang bersama papanya itu?

…..

jodoh dadakan 2

Sasa keluar dari ruangan bk dengan wajah kesal. Bersama papa dan satu orang yang sedari tadi menempel pada papanya. Setelah perdebatan panjang, sasa yang membela diri begitu pun dena, akhirnya sasa diskors selama 3 hari.

Baiklah dia tak bisa menolak, memilih masuk ke dalam kelas nya dan mengambil tas nya.

“Sa! Lo mau kemana?” Tanya aina teman sebangkunya.

sasa menghembuskan nafasnya kesal. “Huh! Gue mau balik. Diskors 3 hari kalian tahu? Kesel banget anjir” gerutu gadis itu.

Aina dan yang lainnya sama menghela nafas. Sudah mereka duga, pasti sasa akan dihukum. “Yaudah, gue duluan. Have fun” pamit sasa pada mereka.

“Have fun sa!”

Damar yang tengah menunggu sang putri di mobil terkejut begitu sasa masuk dan menutup pintu mobil dengan kuat. Sampai mengeluarkan bunyi keras akibat tarikan gadis itu.

“Natasha!” pekik damar marah.

Memiliki anak seperti sasa bisa bisa dia jantungan tiap hari. damar harus menyiapkan kesabaran atas tingkah laku putrinya yang satu itu.

“Tidak sopan” lanjut pria paruh baya itu.

“Iya maaf. Lagian sasa kesel pa, sasa udah minta maaf lo tadi” gadis itu kembali misuh misuh.

Masih belum bisa memaafkan, dia sudah mengaku salah tapi tetap dirinya yang di hukum berat. Beda dengan dena yang hanya di hukum membersihkan toilet.

“Makanya kamu jangan bikin ribut ribut terus. Papa cape banget sama tingkah kamu yang semakin hari semakin nakal. Seminggu sekali papa harus ke sekolah, kapan kamu mau berubah sa? Bisa bisa jantungan papa tiap hari kamu begini. Ada aja ulahnya” damar mulai memarahi putrinya.

mengelus dadanya penuh sabar, dia sudah angkat tangan oleh kelakuan sasa yang semakin hari semakin membuatnya pusing.

“Kalo papa gak jantungan ya takut dong pa. Semua manusia kan memang jantungan” ujar sasa dari belakang.

Lagi lagi jawaban itu membuat damar menghela nafasnya kasar. Ingin marah tetapi dia tak mampu, sasa adalah putrinya satu-satunya.

“Allahuakbar!!” Pekik damar frustasi. Menjambak sebagian rambutnya dan melirik pada putra teman nya di sampingnya.

“Kamu dengar kan na galang? Sasa ini memang nakal begini. Memangnya kamu masih mau dan sanggup? Coba pikir pikir lagi nak galang” ujar damar pada pria itu.

Pria yang bernama galang itu tampak memberi senyuman tipis. Setelah diam cukup lama memperhatikan semuanya, baru dia coba meyakinkan diri.

“Insyaallah om, saya mau dan siap membimbing sasa. Mungkin gak langsung berubah tetapi saya yakin semuanya berproses” ujar pria bernama galang itu.

Hal itu membuat damar tersenyum senang. dia menepuk pelan pundak pria itu. “Kalo gitu om titip sasa ya lang? Om udah gak sanggup merawat dia” ucap damar.

Tentu saja hal itu membuat sasa yang sedari tadi menyimak percakapan mereka marah. “maksud papa apa ngomong gitu? Titip titipin sasa seenaknya, pake bilang gak sanggup lagi rawat sasa. Papa mau buang sasa? Papa udah gak sayang sama sasa?”

Amarah gadis itu tersulut. Dada nya naik turun kembang kempis, dia menatap tajam pria yang tak terlalu dia kenal.

“Bukan begitu maksud papa sayang. Papa-”

“terus dia siapa? Pake bimbing bimbing sasa segala” potong gadis itu.

damar menghela nafasnya sabar. Sebelum kemudian dia menoleh pada putrinya untuk mencoba memberi pengertian.

“papa gak ada niatan buang kamu, sama sekali.”

“Ya terus ngapain titip titipin sasa?” Sewot Sasa langsung.

“dengerin papa sa. Papa sangaaaat sayang sama kamu, melebihi jiwa papa sendiri. Karena itu papa ingin yang terbaik buat kamu. ini sudah putusan papa, setelah dipikir pikir beribu kali. Kamu akan papa nikahkan dengan nak galang” terang damar.

Sasa yang mendengarnya sontak terkejut. Wajahnya seketika memerah dengan tangan yang terkepal erat. “SASA GAK MAU!” Tolak gadis itu memekik.

bab 3

Sasa yang mendengarnya sontak terkejut. Wajahnya seketika memerah dengan tangan yang terkepal erat. “SASA GAK MAU!” Tolak gadis itu memekik.

“papa gila ya?!”

mimpi apa dia semalam sampai terjadi hal seperti ini? Dia sedang adem ayem, tak ada hal apapun, hidupnya damai dan tentram kemudian datang berita dirinya akan dinikahkan. What the fu*k?!

Sasa tak bisa mengerti hal ini, berkali kali ucapan ucapan kasar terlontar dari bibirnya.

“Natasa, ini demi kebaikan kamu. kamu tahu papa semakin tua, tak sanggup terus merawat kamu yang nakal. Terlebih sikap kamu yang gak berubah” Damar berusaha menenangkannya.

“Pokok nya sasa gak mau, titik. Kalo emang papa udah gak sanggup rawat aku, urusin aku. Oke, sasa keluar dari rumah. Sasa bisa pergi! Tapi gak harus nikah nikah segala! Sasa masih sekolah, masih di bawah umur, masih muda, masih ingin kuliah dan banyak hal yang harus sasa capai. Bukan malah nikah muda!” Pekik sasa dengan marah.

“NATASA FABIOLA!” bentak damar tak sengaja.

hal itu membuat sasa semakin marah, namun tak urung membuatnya bungkam. Mata nya berkaca kaca hendak menangis, namun sekuat tenaga dia tahan. Dia tak mau terlihat cengeng di depan orang asing.

sepanjang perjalanan hanya suasana canggung yang menemani mereka. Galang pun pamit lebih dulu karena ada urusan mendadak. Pun sasa yang tak kunjung berbicara, membuat damar khawatir pada putrinya.

“sasa, dengerin papa sebentar” bujuk damar pada sang putri.

Tapi sasa tak mendengarkan, dia membanting tas nya sembarang lalu berlari menuju kamarnya. Pintu kamar di banting dengan kerasnya sampai menimbulkan suara.

damar menghela nafas perlahan. Duduk di sana dan menenangkan dirinya, menghadapi sasa memang membutuhkan tenaga ekstra juga kesabaran setebal buku.

Bukan tanpa alasan dia menjodohkan sang putri, ini semua karena sasa yang semakin susah di atur. Takutnya nanti sasa semakin bebas dan kehilangan batas. Untuk mencegah hal itu terjadi damar memilih menikahkan putrinya dengan anak dari teman nya.

Tak berselang lama sasa keluar dari kamar dengan menyeret koper besar. Tentu hal itu membuat damar terkejut, segera dia hentikan sasa yang hendak pergi itu.

“apa apaan ini sa? kamu mau kemana bawa koper kayak gitu?” tanya damar dengan murka.

“lho, bukannya ini kemauan papa? Papa udah gak sanggup kan urusin aku, gak mampu lagi rawat sasa? Dari pada harus kasryeinewin lebih baik sasa pergi aja dari rumah” cerca sasa.

Damar menghela napasnya penuh frustasi. kenapa anaknya itu sangat keras kepala sekali sih?

“jangan pergi sasa. Papa gak pernah mau kamu pergi, jangan pergi dari rumah” bujuk damar lagi.

Namun sasa yang sudah bulat bertekad untuk keluar dari rumah. “Dari pada sasa harus nikah sama cowok itu, lebih baik sasa pergi” ujarnya menyeret koper itu keluar rumah.

Namun belum sempat langkah kakinya keluar dari rumah, suara keras membuatnya terhenti. Sasa berbalik dan saat itu juga matanya membulat kaget pun mulai panik.

Damar tergeletak di lantai tak sadarkan diri, gadis itu segera menghampirinya dengan berlari. Dirinya mulai panik dan memanggil manggil nama sang papa.

Namun damar tak kunjung membuka matanya. Membuatnya semakin dilanda cemas, dia keluar dan meminta tolong pada warga sekitar.

Untungnya ada beberapa warga yang membantunya dan mulai mengangkat sang ayah untuk dibawa ke rumah sakit. Sasa pun urung pergi dan menemani papa nya di rumah sakit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!