Dor!!!!!
Sorot mata tajam itu sangat mengerikan, dengan gerakan tubuh yang sangat amat lincah ia mampu melumpuhkan lawan dengan sekali bidikan.
Tiga pria dalam sorot lampu redup itu mulai terlihat samar, perlahan langkah kaki mereka bergerak ke arah lawan yang sudah lemah tak berdaya sehingga wajah wajah dingin dan mengerikan itu terlihat jelas dimata musuhnya
Iya mereka adalah Vano, Farel, dan Ethan. Setelah ayah mereka menjadi mafia lebih tepatnya mantan mafia kini generasi Vino dan Faris beralih profesi menjadi pemberantas Mafia terbesar di negara itu.
Dikalangan mafia mafia besar nama Vano, farel, dan Ethan sudah terkenal, mereka sangat ditakuti ketika Vano sudah mengetahui ada penyelundupan barang ilegal karena putra dari mantan mafia itu tidak akan segan memberikan pelajaran dan menjebloskan mereka kedalam penjara.
Vano menyiapkan penjara istimewa untuk para mafia yang melakukan kesalahan fatal. Ada berbagai macam penjara didalam markas, intinya penjara pribadi yang dibuat oleh Vano jauh lebih kejam daripada penjara biasa. Jika para mafia itu mengaku salah barulah Vano akan menyerahkan mereka ke pihak yang berwajib.
"Angkat dia!" Titah Vano pada salah satu ketua mafia yang sudah terkapar pingsan karena gertakan sang ketua pemberantas mafia.
Para pengawal di dibelakang Farel dan Ethan segera mengangkat beberapa pembesar dari musuh untuk dibawa ke markas.
Huuhhh
Vano menghela nafas melihat negara nya masih saja banyak kasus penyelundupan barang ilegal dan kekerasan dalam dunia gelap.
"Ayo pulang" ajak Farel memasukkan pistolnya kedalam saku celana.
Vano mengangguk dan mengikuti Farel memasukkan senjatanya.
"Pulang kerumah bukan kerumah mu, Umi dan Abi mu selalu menghantuiku untuk membawa mu pulang" ucap Farel ketus.
"Ck memang apa bedanya tinggal dirumah ku, jarak antara rumah ku dan rumah utama hanya lima jengkal" kata Vano ketus.
"Baik tuan muda Vano Salvatrucha kau sendiri yang tidak ingin pulang sepertinya kau lupa bagaimana mengerikannya tante Vira" gertak Farel berjalan meninggalkan Vano.
Mata Vano membulat seketika saat mendengar uminya ada campur tangan, Kelemahan terbesar Vano adalah Vira karena Vira bisa menaklukkan suami dan anaknya untuk tunduk.
"Apa yang kau tunggu! Kejar!!" Ucap Vano sedikit berteriak menatap Ethan.
"Baiklah" Ethan segera mengejar Farel lalu menyerangnya dari belakang.
Faris sangat peka dengan pergerakan disekitarnya, saat Ethan menyerang Faris menangkis serangan kaki dari Ethan dengan tepat.
"Ethan aku akan membunuhmu!!" Teriak Farel kesal karena diserang secara mendadak.
"Aku disuruh Farel jangan salahkan aku salahkan tuan ku!" Ucap Ethan tetap menyerang Farel
"Kenapa mau saja disuruh!!"
"Ya karena dia menggaji ku!" Ethan menyerang seluruh titik kelemahan Farel namun pria itu selalu berhasil menangkis.
"Aku akan menggaji mu tapi hentikan semua ini!!" Teriak Faris emosi.
"Tiga kali lipat deal langsung tanpa tawar menawar" Ethan langsung berhenti menyerang setelah Farel setuju dengan negosiasi yang mereka lakukan.
"Hey kenapa kau berhenti!" Saut Vano yang baru saja datang karena jalannya sangat santai jika Ethan sudah bertindak.
Ethan mengangkat bahunya lalu kembali menyandarkan tubuh ditembok gedung tua itu.
"Ethan jangan buat aku emosi!"
"Maaf Vano ini urusan kalian bukan urusan ku dan masalah bunda Vira aku sudah menyerah dari awal" jawab Ethan santai.
"Kau,,, iiisshhh baiklah ayo pulang!" Ucap Vano kesal.
"Assalamu'alaikum umi" ucap Vano didepan pintu.
"Waalaikumussalam cih tau jalan pulang juga kau rupanya" saut Vino dari meja makan
Vano mengabaikan abinya dan lebih memilih memeluk uminya dari belakang, cara ampuh untuk meluluhkan hati Vira hanya dengan mendekapnya seperti ini barulah dia tidak marah.
Tapi kali ini Vira sudah habis kesabaran karena putra satu-satunya itu jarang berkunjung kerumahnya akhir akhir ini walaupun jarak rumah mereka hanya lima jengkal, rumah kebesaran Vino Salvatrucha berada dipinggir jalan dan rumah vano ada didepannya.
Vira mengambil dua pisau buah yang ada dimeja makan lalu melempar tepat kearah dada putranya. Vano bergerak cepat untuk menghindar dari pisau tersebut.
"Umi!!" Vano cukup terkejut dengan sambutan hangat uminya.
Vira mengangkat bahunya lalu kembali meminum jus dan sekarang gantian Vino yang melempar pisau pemotong Steak kearah putranya.
"Hey Abi apa yang kau lakukan issshh" Vano kembali harus menghindar dari pisau putih mulus dan cukup sakit jika terkena sayatan.
Vano kesal selalu mendapat serangan mendadak dari kedua orangtuanya, sebelum dirinya pindah dari rumah itu dia aktif mendapat serangan dari awal bangun tidur hingga malam saat ia ingin tidur.
"Abi pikir kau sudah lupa jalan pulang" ucap Vino ketus.
Walaupun Vano kesal ia tidak pernah melupakan adab nya pada kedua orang tua, Vano mendekati Umi dan Abinya untuk bersalaman seperti biasa.
Vano mencium punggung tangan Vira namun istri mantan mafia itu langsung menghajar punggung putranya hingga Vano tersungkur kebawah meja makan.
"Aaawww!!!" Vano sangat kesal dengan seluruh kejutan dari keluarganya.
Vano bangun lalu menyerang Vira didepan Abinya yang sedang santai makan malam. Vira melompat keatas meja makan karena serangan Vano terlalu ganas.
Vano mengambil lengan Vira lalu menariknya kebelakang hingga Vira sedikit meringis. Vino menghentikan acara makan malamnya melihat sang istri telah kalah.
"Hey kau apakan istriku!!" Teriak Vino melempar seluruh buah kearah putranya.
Vino ikut melompat keatas meja untuk membebaskan istrinya. Usia Vino sekarang tidak menjadikan dirinya orang yang lemah, dia bisa menyerang seluruh titik kelemahan Vano agar ia melepaskan Vira.
Buugghh!!!
"Aaahhh!!!" Vano terkapar di atas meja makan, dua orang sekaligus tidak mampu ia kalahkan kecuali jika Vira tidak ikut andil dalam pertengkaran tidak berfaedah itu.
"Astagfirullah apa yang kalian lakukan diatas meja!!" Teriak andre kesal melihat seluruh makanan dan buah-buahan berserakan di bawah meja.
Vano, Vino, Vira serempak melihat kearah sumber suara, dengan segera mereka turun lalu memperbaiki penampilan masing-masing.
"Begini lah jika mantan ketua mafia memiliki keturunan" saut faris dari belakang beserta istrinya lina.
"Sayang kau baik baik saja?" Tanya Vino mengabaikan perkataan beberapa pengganggu yang datang.
"Aku baik baik saja. Sayang kau baik-baik saja?" Tanya Vira pada putranya.
"Baik baik saja umi aku sudah biasa dengan seluruh kejutan dirumah ini" jawab Vano.
"Baiklah ayo makan malam" ajak Vira namun matanya mengarah pada meja yang sudah berantakan.
"Mm hehe makan cemilan saja ya sayang" imbuh Vira lalu menarik Vano kearah ruang keluarga.
Disana mereka berkumpul dengan seluruh keluarga besar. Mulai dari Andre sekeluarga, Faris sekeluarga, dan keluarga utama Salvatrucha.
"Hey kenapa kau tidak pernah pulang kerumah ini, kau lupa sudah lupa dengan orang tua mu hah!!" Vino melempar bantal ke arah putranya.
"Issshh kenapa kalian mempermasalahkan rumah yang jaraknya hanya sejengkal, kalian tinggal berjalan hanya beberapa langkah sudah sampai didepan rumahku" ucap Vano kesal karena selalu disalahkan.
"Sayang walaupun rumah mu ada didepan kami setidaknya kau datang kemari untuk mengunjungi kami. Sebenarnya kami sangat ingin mengunjungi mu hanya saja kau sangat sibuk dan tidak pernah kami temukan didalam rumah" saut Vira memberikan pengertian pada putranya.
Vano melemahkan argumen ketika sang umi sudah ikut campur berbicara, Vano sangat menghormati uminya dalam hal apapun tapi tidak dengan Vino. Hampir seluruh pertemuan mereka selama hidup mereka isi dengan bertengkar.
"Malam ini menginap dirumah ya sayang" ucap Vira mengelus kepala putranya.
"Umi Vano,,,, baiklah baiklah" tadinya Vano ingin membuat alasan namun ia urungkan saat melihat mata uminya menyala hingga membuat Vano mengalah.
"Bagus,,,,"
"Kak Vanoo!!!"
Gadis mungil dan cantik dari atas tangga berteriak memanggil Vano, kaki minimalis nya berlari menuruni anak tangga lalu memeluk lengan Vano.
"Zea lepaskan jangan manja ah!" Vano berusaha melepas tangan Zea yang sedang memeluk lengannya.
Zea adalah putri dari Andre dan Zoya, gadis delapan belas tahun itu tumbuh menjadi gadis ceria dan ramah persis seperti Zoya, sifat kalem yang dimiliki Zoya menurun pada putrinya bahkan sifat andre tidak ada sama sekali ditubuh gadis itu.
Justru putra angkatnya lah yang memiliki banyak kesamaan dengan andre yaitu Ethan, pria dua puluh tiga tahun itu tidak ada bedanya dengan Andre karena Ethan sudah terlatih sejak usia dini.
"kak Vano kenapa jarang pulang kerumah?" Tanya Zea melepas tangannya dari Vano.
"Zea sayang anak pintar jangan banyak bertanya, urus saja pendaftaran kuliah mu. Aku masuk dulu" Vano mengelus puncak kepala Zea lalu meninggalkan nya menuju kamar untuk beristirahat.
"Kak Vano kenapa?" Tanya Zea heran.
Kompak seluruhnya mengangkat bahu membuat Zea semakin bingung.
"Kak Ethan kak Farel kalian pasti tau kan"
"Tidak" jawab Ethan dan Farel bersamaan lalu mengikuti Vano kedalam kamar untuk menyusun rencana memberantas beberapa kelompok mafia yang masih tersisa.
Tok,,,tok,,, tok
Farel dan Ethan masuk tanpa permisi kedalam kamar Vano karena masalah ini harus mereka sampaikan secepat mungkin.
"Ck keluar jangan ganggu aku" ucap Vano tetap menutup matanya.
"Hey ada pekerjaan yang lebih penting dari tidur, bangunlah malam ini akan ada perdagangan bebas di pinggiran kota, menurut informasi ketua mafia yang memimpin perdagangan ini sangat ganas" tutur Faris.
Vano langsung membuka matanya dan bersiap untuk pergi namun,,
"Anak umi ingin kemana mm?" Tanya Vira dengan tatapan mengerikan nya.
"Umi Vano harus pergi" jawab Vano sedikit ragu.
"Boleh sayang pergi saja silahkan" Vira menekan seluruh kalimatnya hingga suara itu sangat mengerikan ditelinga Vano and the geng.
"Vano sebaiknya kita berangkat besok malam, suara bunda Vira sangat mengerikan ditelinga ku" bisik Ethan.
"Mm sepertinya tubuh Vano sedikit lelah umi aahh begini saja besok setelah pulang dari kantor Vano akan beraksi" ucap Vano cengengesan.
Huuhh
Vira mendekati Vano lalu mengajak ketiganya untuk duduk disofa dekat ranjang kamar yang sangat jarang terisi itu.
"Sayang kapan kalian akan berhenti melakukan aksi ekstrim ini, apa yang kalian lakukan itu sangat berbahaya asal kalian tahu, bukannya umi sering bercerita jika umi dan abi pernah berpisah hanya karena profesi berbahaya ini" tutur Vira dengan lembut pada ke-tiga pria didepannya.
"Tidak bisa umi lagipula memberantas kejahatan bukankah sesuatu yang baik, tanganku gatal tidak memegang senjata satu hari saja dan Vano tidak pernah membunuh umi jika tidak percaya tanyakan saja pada Ethan dan Farel" ucap Vano sembari memegang lengan uminya.
"Percuma saja menasehati kalian, tidak ada yang bisa mendengar. Malam ini tidur disini!!"
Ceklek
Vino menyusul istrinya didalam kamar Vano, yaa meskipun mereka sudah bersama sangat lama Vino tetap tidak bisa jauh terlalu lama dari Vira.
"Sayang ini sudah malam ayo kembali ke kamar" ucap Vino.
"Baiklah, meskipun rumah mu ada didepan mata jangan coba-coba untuk kabur!!"
"Om!" Panggil Farel.
"Jangan lupa aktifkan peredam suara lalu kunci pintu" imbuh Farel datar.
"Aman" jawab vino lalu keluar meninggalkan ketiganya.
Setelah merasa cukup aman untuk membahas musuh, tatapan Vano berubah datar dan fokus ingin mendengar penjelasan dari bawahannya itu.
"Jelaskan asal usul ketua mafia yang kau sebutkan!" Titah Vano pada Ethan.
"Begini mm bagaimana cara menjelaskan nya ya, kau pernah mendengar kelompok The Dark World?" Tanya Ethan sebelum benar-benar menjelaskan secara detail apa yang ia ketahui.
"Ketua mafia yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun termasuk pihak berwajib" jawab Vano datar.
"Tepat sekali, The Dark World adalah kelompok mafia tanpa ampun sama seperti ayah Vino dulu tapi The Dark World ini memiliki ketua yang sangat unik atau gila aku tidak bisa membedakannya" tutur Ethan ikut bingung dengan ucapannya.
"Kenapa kau mengatakan itu" saut Farel.
"Ketua mafia nya adalah seorang gadis berusia delapan belas tahun!" Ucap Ethan.
Vano dan Farel terkejut dengan pernyataan Ethan pasalnya seumur hidup ketiganya tidak pernah menemukan ketua mafia seorang perempuan apalagi usianya sangat muda.
"Gadis? 18 tahun? Seumuran dengan Zea?" Vano tidak bisa berpikir bagaimana cara melawan musuh sekecil itu.
"Sepertinya begitu hanya saja aku tidak yakin kenapa harus seorang gadis yang memiliki jabatan berbahaya seperti itu" saut Farel ikut berpikir keras.
"Kita akan tau jawabannya setelah meringkus mereka semua kedalam penjara!" Tatapan membunuh Vano kembali berkobar, untuk saat ini dia tidak peduli manusia itu wanita atau pria baginya sama saja karena mereka adalah mafia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!