Perkenalkan namaku adalah Riski Riko.
Aku berasal dari Jambi.
Aku adalah mahasiswa semester empat di salah satu universitas di jakarta.
Aku mengambil jurusan teknik geologi.
Ilmu teknik geologi ini mempelajari tentang bebatuan dan semua hal yang terkait di dalamnya. Cakupan ilmu geologi mulai dari mempelajari jenis batuan, proses terjadinya, mineral yang terkandung di dalam kerak bumi (termasuk minyak dan gas bumi), seputar gunung api, panas bumi, hingga ilmu tentang gempa bumi.
Karna Aku sangat suka sekali dengan potensi alam indonesia makanya Aku mengambil jurusan teknik geologi.
Ku awali cerita yang sangat menakutkan ini ketika Aku dan Tiga orang temanku mendapatkan tugas dari Fakultas untuk meneliti bebatuan di wilayah pelosok Desa di Jambi.
Pertama kali Aku bahagia karena Aku dapat tugas di Provinsiku sendiri tapi tidak tau pasti didaerah manakah Aku akan ditempatkan.
Karena di Jambi itu sangat luas dari satu Kabupaten ke Kabupaten lainya lumayan jauh.
Aku tidak pernah berpikir bahwa tugas ini akan menjadi sebuah tugas yang sangat menyeramkan didalam ingatanku.
Aku, Rio, Danu dan Wisnu.
Rio berasal dari Bandung, Danu berasal dari Jakarta sedangkan Wisnu berasal dari Bali.
Kami berempatlah yang akan meneliti di salah satu pelosok Jambi.
Dari pertama kali mau berangkat penelitian Kami semua sudah merasa ada sesuatu yang mengganjal.
Tapi semua itu tidak Kami hiraukan karna Kami terbebani oleh tugas sebagai seorang mahasiswa.
Kami akan berangkat tepatnya pada tanggal dua puluh dua April 2019.
Satu hari sebelum keberangkatan yaitu pada tanggal Dua Puluh Satu April Kami berkumpul untuk mempersiapkan semua kebutuhan.
Kami sudah setuju tempat berkumpulnya Kami nanti di kampus Kami sendiri.
Kami akan berkumpul di Kampus sekitar jam 09:00 wib.
Aku tiba di Kampus jam 08:56 wib.
Aku melihat di sekeliling tempat pertemuan Kami tidak melihat siapapun dari ke tiga temanku.
Aku langsung saja menelpon salah satu mereka yaitu Wisnu.
Tuuuutttt tuuutttt tuutttt
Bunyi nada hpku menandakan bahwa nomer Wisnu actif tapi belum Dia angkat sama sekali sampai telpon itu terputus.
Aku mencoba lagi menelponnya
tuuuuuuttt tuuuuttt tuuuuttt
Suara nada hp kembali berbunyi.
Akhirnya diangkat juga sama Wisnu
" Hallo ko?, Gua masih dijalan ni sama Rio dan Danu"
jawab si Wisnu.
"Gua udah lama ni nunggu Kalian"
gumamku
" Yaelah lo aja yang kecepatan datengnya, Udah udah bentar lagi sampai ni, Assalamualaikum ttooooongggg "
jawab si Wisnu.
"Walailakumsalam koddoookkk "
Jawabku dangan sedikit bercanda.
Tak lama kemudian Mereka bertiga tiba di Kampus jam 09: 20 dengan memasang wajah yang tak bersalahnya.
Aku pun langsung melambaikan tangan dan berkata
" Ahh elo elo pada, gak ada yang on time, long time semua"
Rio pun dengan wajah sok imutnya berkata
" Biasa orang sibuk, Jadwal padat bos"
" Padat kepala Lo"
Jawabku sambil sedikit mengangkat bibir.
Kami pun memulai diskusi masalah persiapan ke pelosok Jambi, Dari masalah penginapan, Alat alat, Etika orang disana ,Sampai masalah cewek cewek nya yang manis manis hhhhhhh.
Aku selaku orang jambi dan Orang Melayu asli menceritakan masalah Adat Adat Melayu kepada Mereka, Yang mana yang boleh dilakukan dan Yang mana yang tidak boleh dilakukan, dan Bagaimana cara sopan santun orang Melayu didalam percakapan.
Diakhir diskusi Kami, Kami pun sepakat besok pagi jam 09:00 sudah siap di Bandara Soekarno Hatta.
Sebelum diskusi kami berakhir tiba tiba Rio berkata
" Brooo ,Kenapa ya perasaan Gua gak enak mau berangkat besok ni, Kayak ada sesuatu yang mengganjal gitu".
Wisnu pun langsung ngomomong
" Ah Loo rio, Palingan Lo kepikiran cewek Lo yang disinikan, Jujur aja deh, Lo kan gak bisa pisah ama Ummi Lo kan hhhhhhh"
" Kampret benar Lo, Gua serius ******" Bantah si Rio.
Aku pun berusaha meyakinkan mereka
" Sudah sudah, Itu cuma perasaan lo doang kok,Kita kan mau penelitian bukan untuk hura hura, Tapi inget disana etika harus kita jaga jangan sampai orang sana merasa risih dengan kedatangan Kita ".
Mereka serentak menjawab
" Ok siap ketua".
Akhirnya Kami pulang dan mempersiapkan semua kebutuhan masing masing.
Aku yang pastinya mempersiapkan oleh-oleh untuk keluarga walaupun Aku gak tau apakah bisa mampir kerumah atau tidak, Soalny Aku belum mengetahui di wilayah manakah Kami akan di tempatkan.
Aku selesai semuanya sekitar jam 12 malam.
Setelah itu , Aku pun ke kamar mandi untuk mengambil air Whudu, Membersihkan badan lalu siap - siap berlayar di lautan kapas. wwkwkkw.
Hingga tibalah waktu keberangkatan kami tanggal 22 April 2019.
Pagi pagi sekali Kami baru mendapatkan informasi lokasi tugas Kami, Ternyata tepatnya di Desa Batu Sawar ,Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari.
Yang pastinya Aku bahagia dong karna itu masih di Kabupaten kelahiran Ku yaitu Kabupaten Batanghari.
Setelah itu Akupun langsung otw ke bandara karna pemberangkatan kami jam 09:30.
Aku seperti biasanya, Pastinya yang pertama kali datang ke lokasi, Dan lagi lagi teman temanku pasti terlambat.
Aku pun menunggu mereka sebentar sebelum chek in dilakukan.
Tidak menjelang lima menit, Tiga serumpun itu datang sambil berlari kecil,
Lalu si Rio berkata
" Kami gak ketinggalan pesawat kan???"
Aku pun langsung menjawab dengan nada cuek
"teellaat ! ! , Ayo dah Kita chek in biar enak tinggal nunggu waktu aja".
Kami pun langsung melakukan chek in dan Pesawat Kami berangkat jam 09:30.
Dan tiba waktunya giliran Kami berangkat semua penumpang yang lainnya sudah bergegas memasuki pesawat dan Kami pun mendapatkan kursi yang berdekatan, Aku mendapatkan kursi di dekat jendela.
Sebelum sampai ke Bandara Jambi, Aku habiskan waktu itu untuk istirahat tidur, Lumayan waktunya hampir satu jam untuk mencapai Provinsi Jambi.
Ditengah tengah dinginya didalam pesawat mataku mulai memejam sedikit demi sedikit hingga Aku tertidur pulas.
Didalam tidurku yang sangat pulas itu, Aku begitu kaget bagaimana tidak, Tiba tiba Aku berada di suatu tempat yang tidak pernah Aku kunjungi.
Seperti sebuah Desa kecil, dan Warga Desa yang semuanya memakai baju warna kuning, Seketika ada seorang Kakek berambut putih dan memakai baju serba kuning dengan wajah yang sudah banyak kerutanya menghampiriku.
Kakek itu sepertinya berumuran diatas 80 tahun, Berjalan saja kakek itu hanya selangkah demi selangkah, Lalu berdiri tepat didepan Ku dan blBerkata
" Naakkkk jangaaaan Kauu terusskan perjalanan Mu "
dengan nada tertatih tatih .
Aku pun bingung, Kenapa Kakek ini berkata seperti itu kepada Ku?? Lalu Aku bertanya
" Apa maksud Kakek ?? Saya tidak mengerti??
Kakek itu lagi lagi berkata
" Jangan Kau teruskan Nak"
Dengan nada sedikit tegas.
Jiwaku merinding semua, dan bergetar mendengar kata kata Kakek itu, Apa maksud kakek ini sehingga menyuruhku untuk tidak melanjutkan perjalanan, Seolah olah ada bahaya yang sangat besar didepan Kami, Mata Ku melihat sekeliling Ku dan Mendapatkan pemandangan sebuah Desa kecil yang sangat aneh sekali.
Tiba tiba dari arah belakang ada yang menampar pundak Ku.
plaaakkkk
Suara tamparannya yang begitu keras.
Akupun terbangun dari tidur ternyata Rio menepuk pundak Ku karna sudah sampai di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.
Tapi ingatanku masih sangat kuat dengan wajah sosok Kakek misterius itu, Dan Aku masih bingung, Apa maksud dari semua itu.
Apakah Kami dalam bahaya atau bagaimana??
Ah sudahlah itu hanya sebuah mimpi mungkin karna Aku terlalu kecape'an,
Makanya mimpi yang enggak enggak.
Bersambung
Terimakasih yang sudah baca, mohon kritikan saran dan motivasinya.
jangan lupa like ya
Akhirnya Kami sampai di Provinsi Jambi, Provinsi kelahiranku yang mempunyai jutaan Adat Melayu, yang memiliki jutaan Pepatah Adat.
Salah satunya yang Aku suka yaitu.
"Bunyi siamang dibukit pangkah.
Kalau tergemang ulak langkah.
Turun kekuluk memakan padi.
Sementaro main belum jadi."
Artinya Orang tua ikut memperhatikan gerak gerik, tingkah laku atau budi pekertinya anaknya.
Itu hanya salah satu pepatah dari bumi Melayu Kami. Sepucuk Jambi sembilan lurah..
Waktu malam itu sudah Aku jelaskan tentang adat adat Jambi kepada Mereka, Makanya mereka sangat bersemangat ketika sampai di Bandara Jambi..
Aku masih duduk di kursi pesawat ku, Sementara orang orang sudah sibuk mengambil barang barang Mereka di bagasi kabin.
Walaupun merasa bahagia tetapi Aku tidak bisa berbohong kepada diriku bahwa Aku masih ingat dengan sosok kakek misterius itu.
Aku masih termenung dikursi Ku.
"Hoooiiii, mau turun gak Loh? Koper lo tu diambil, Noh orang orang udah pada turun" Rio menggertakku sehingga Aku sampai kaget.
" Ah Lo Rio, Bikin kaget Gua aja lo, noh liat orang masih antrian noh"
" Gua udah gak sabar nih pengen cepat cepat lihat suasana Jambi bro "
Jawab si Rio.
Lalu Wisnu berkata
"Gak boleh tergesa gesa Rio, Kata orang kalau tergesa gesa bakalan ada bahaya yang datang, Kayak Lo dulu pernah kecelakaan mobil gara gara mau cepat cepat datang ke kampus "
"Benar tu kata Wisnu "
Danu pun ikut berbicara.
Aku pun angkat suara
"Udah duduk aja bentar sambil nunggu orang orang antrian nih"
Kami semua pun duduk sejenak sambil menunggu orang orang selesai mengambil barang barang Mereka di bagasi kabin pesawat.
Rio pun melihat keluar jendela dengan perasaan penuh penasaran tentang tanah Melayu Jambi, Lalu menoleh ke arah Ku dengan tersenyum lalu mengangkat kedua alis matanya sambil mengatakan
" Mantap Broo".
Aku pun membalas dengan mengangkat jempol tangan kanan Ku.
Setelah suasana didalam pesawat sudah tidak ramai lagi Kamipun bergegas mengambil barang barang,
Lalu Kami melangkah menuju pintu keluar pesawat dengan dihiasi senyuman manis Pramugari.
Ternyata Rio membuat ulah, Dia merayu Pramugarinya dengan gombalan mautnya.
" Neng?? Neng tau gak,? kalau Saya ditanya, Saya termasuk golongan orang mampu atau tidak mampu?? Maka Saya akan menjawab orang tidak mampu "
Pramugari secara spontan berkata
" Kok bisa kak?? "
Rio menjawab
"Kakak tidak mampu hidup tanpa mu"
Kamipun semua tertawa sementara Pramugarinya tersipu malu mendengar jawaban Rio si Raja Gombal.
Akupun menarik tangan Rio
" Ayo ayo Rio, Nanti aja lanjutin gombalnya "
"Ah lo ko,Ganggu aja "
jawab si Rio.
"Uah ya neng calon imam mu mau pergi dulu" Ucap Rio sambil melambaikan tangannya kepada pramugari.
Kamipun akhirnya turun dari pesawat sambil mengamati sekeliling landasan pesawat dan menuju pintu keluar dari Bandara.
Setiba diluar bandara Kami sudah ditunggu oleh Bapak Edi selaku sopir yang akan mengantar kan kami menuju lokasi.
Aku pun langsung melihat Bapak Edi yang berdiri didepan mobil avanzanya dan melambaikan tangan kepada Kami lalu berteriak
"Adek adek?? Sini !, Ni Bapak Edi yang bertugas mengantarkan Kalian menuju lokasi Kalian "
Wisnu pun Berteriak kembali.
"Ok Pak, Bisa Bapak bantuin Kami mengangkat barang ini gak??
Pak Edi pun langsung berlari kecil menuju Wisnu untuk mengangkat barang barangnya.
Danu langsung berkata
"Wisnu di bantu Kami enggak, Ah bapak pilih kasih"
Dengan nada bercanda.
Pak Edi pun membalas dengan candaan
"Tangan Bapak cuma dua Dek, Kalau empat nanti Kalian malah takut sama Bapak"
" Ah Bapak bisa ae" jawab si Danu.
Kamipun menuju avandzanya Pak Edi yang sudah terparkir rapi didepan Kami.
Rio membuka pintu mobil dan menaruh semua barang barang Kami.
"Rio? , Barang barang taruh di belakang aja biar Kita bisa rebahan didalam mobil nanti " Lontar si Wisnu.
" Bagus juga ide Lo Nuh, Tumben lu pinter"
" Buset dah, Perasaan Gue udah pintar selama ini"
Bapak Edi pun langsung mengambil barang barang dan menaruh dibelakang.
Kamipun masuk kedalam mobil.
Sebelum mobil berangkat Pak Edi pun mengingatkan Kami untuk memasang sabuk pengaman.
Setelah itu akhirnya Kami berangkat dari Bandara Sulthan Tahha menuju lokasi pada pukul 10 : 40 wib.
20 menit berlalu Kami diperjalanan.
Rio bertanya kepada bapak Edi
"Pak?? Berapa jam kira kira dari sini menuju lokasi "
Bapak edipun menjawab
"Gak nentu Dek?? Paling cepatnya 5 jam lah "
"Lama juga ya Pak! "
Cetus si Rio
Bapak Edi menjawab
"Kalian kalau mau tidur tidur aja dulu, Nanti kalau udah sampai Bapak bangunin soalnya lumayan lama juga nih perjalanan Kita"
Lalu Rio menjawab
"Iya Pak, Saya udah ngantuk, Soalnya dipesawat tadi gak tidur"
Akhirnya teman temanKu tidur semua, Tinggal Aku dan Pak Edi yang bangun.
Mata Ku melihat ke arah luar mengamati kota jambi yang sudah lama Aku tinggal, Walaupun kota Jambi tidaklah seperti kota Jakarta yang mempunyai gedung menjulang tinggi tapi Aku tetap merindukannya.
Ku tatap kanan dan kiri seolah olah Aku tidak mau ketinggalan satupun momen kota Jambi.
Di tengah perjalanan Aku bertanya kepada Bapak Edi
"Bapak asli mano?"
dengan memakai bahasa Jambi karna kami sama sama orang Melayu Jambi , Yang artinya " Bapak asli mana"
Bapak Edi pun menjawab
"Bapak orang Jambi seberang Dek "
Aku bertanya lagi
"Jambi sebrangnyo dimano Pak?? ( Jambi seberangnya dimana Pak?)
"Di Olak Kemang Dek"
Jawab Bapak Edi,
" Oh Olak Kemang yo Pak, Sayo dulu sekolah di Pesantren As'ad Olak Kemang Pak"
Jawab ku kepada Bapak Edi.
"Nah itu dak terlalu jauh dari rumah Bapak"
Aku pun mengajukan pertanyaan kepada bapak Edi lagi, Mengenai masalah mimpi.
"Bapak bisa tafsir mimpi gak Pak?, Soalnya Saya mimpi aneh tadi pas diperjalanan"
Aku masih penasaran dari maksud mimpi Ku tadi, Siapa tau Bapak Edi bisa membantuKu.
Sambil memegang setir mobil dan melihat kedepan Pak Edi menjawab
"Gak tau Bapak Dek, Emangnya Adek mimpi apa?.
Akupun menceritakan mengenai mimpi Ku tadi.
" Gini pak tadi pas diperjalanan Saya mimpi berada di sebuah Desa kecil yang aneh, Semua warga desa disana memakai baju kuning semuanya, Lalu ada sosok Kakek tua yang berambut putih yang dipenuhi uban, Sambil memegang tongkat menghampiri Saya pokoknya kakek itu wajah seraaam banget Pak dan berdiri tepat dihadapan Saya lalu berkata, "Nak jangan kau teruskaan perjalanan mu "
Ketika Aku menceritakan itu kepada Bapak Edi gak tau kenapa bulu kuduk ku berdiri semua, Aku merasa ada sesuatu yang aneh..
Belum selsai Ku menceritakan mimpiKu kepada Bapak Edi tiba tibaa
" Ddddddaaaaaakkkkkkkkkkk"
Aku dan Bapak Edi kaget, Suara keras seperti ada sesuatu yang meledak, Sampai Rio,Danu dan Wisnu terbangun dari tidur.
Dan Kami pun berhenti untuk melihat kondisi mobil, Ternyata ban mobil kami pecah.
Pak Edi pun berkata kecil
"Kok bisa pesah ya ?, Padahal ini ban baru Bapak tukar minggu lalu ".
Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal, soalnya belum selesai kuceritakan kepada bapak edi mengenai mimpi seram itu ban Kami meledak padahal itu ban masih baru, belum sampai dua minggu.
Tapi Aku berusaha untuk tetap biasa saja tentang kejadian itu dan beranggapan karna ban mobilnya gak bagus, Mungki sudah lewat tanggal kadaluarsanya.
Ternyata tempat Kami pecah ban ini ditempat yang sepi tepatnya di Muaro Jambi, Salah satu Kabupaten setelah Kota Jambi untuk perjalanan menuju tujuan Kami.
Kami melihat disekitar hanya ada pohon durian dan semak semak yang menghiasi pinggir jalan dan yang pastinya tidak ada satupun rumah rumah warga sekitar itu.
Untung Bapak Edi menyiapkan ban serap, Jadi Kami hanya mengganti ban yang pecah dengan ban serap itu.
Bapak Edipun menyuruh Aku mengambil alat alat.
"Ko tolong ambilkan kunci kunci yang berada dibawah jok depan, Bapak mau nukar ban mobil".
Aku pun mencari kunci yang dibilang Bapak Edi.
" Pak? Kok gak ada"
Tanya ku kepada pak edi.
"Di jok depan Ko!, Samping jok Bapak"
Jawab Bapak Edi.
" Oh ya pak ni ada"
Akupun memberikan kunci kunci itu kepada Bapak Edi..
Aku melihat raut wajah teman temanku yang masih mengantuk, Mereka duduk dipinggir jalan sambil menunggu Bapak Edi mengganti ban mobil.
Sekitaran 23 menit Bapak Edi mengganti ban serapnya akhirnya selesai juga.
Wisnu pun berkata
"Alhamdulullah akhirnya bisa melanjutkan perjalanan lagi ".
Kamipun melanjutkan perjalanan dan berdoa supaya tidak ada musibah yang datang lagi.
Akhirnya kami bisa melanjutkan perjalanan pada pukul 11: 55 wib.
Aku masih belum bisa memejamkan mata mungkin karna Aku sudah tidur ketika diperjalanan menuju Jambi tadi.
Aku berusaha memejamkan mata tapi memang tidak bisa dipaksakan.
Didalam hati Aku berkata,
"Sudahlah lebih baik Aku menikmati suasana jalan di Jambi"
Aku melihat suasana jalan di Jambi yang dipenuhi oleh truk truk pengangkut batu bara dan pengangkut batu batu kerikil sungai yang mereka ambil secara legal.
Ya mungkin hanya itu mata pencarian Mereka tapi Mereka bisa menghancurkan keindahan alam Indonesia.
Ya sudah lah Aku tidak ingin memikirkan ke arah sana, Karena itu adalah kewajibanya pemerintah, didalam pikiran Ku hanya ada mimpi yang aneh tadi, Apakah itu sebuah mimpi biasa atau ada sesuatu dibalik semua itu.
Tidak lama kemudian, Aku melihat jam tangan yamg menempel di pergelangan tangan kiri ku, Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 12.29 Wib, Berarti waktu Dzuhur telah masuk.
Aku langsung berkata kepada Pak Edi
"Pak?, Nanti kalau ada masjid kita berhenti ya, Udah waktunya sholat dzuhur, Gak bagus sholat ditunda tunda Pak"
Sambil fokus menyetir tanpa melihatku Bapak Edi menjawab " Ok siap dek, Kayaknya gak terlalu jauh dari sini ada masjid, Kita sambil istirahat sebentar ya"
"Iya pak"
Jawab ku.
Tak berapa lama kemudian Kami akhirnya menemukan masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur bersama.
Sholat adalah cara terbaik untuk menenangkan diri Kita, Karna ketika sholat Kita berkomunikasi dengan sang kholiq.
Jika di agama Islam sholat itu adalah sebuah kewajiban dan berdosalah jika meninggalkanya.
Aku juga pernah membaca sebuah hikayat yang menerangkan.
" Jika kita ingin menilai seseorang baik atau buruknya maka nilailah sholatnya, jika sholatnya baik maka baik pulahlah perangainya.
Ketika tiba di masjid, Akupun langsung membangunkan ke tiga teman Ku, siapa lagi kalau bukan Rio si raja gombal ,Wisnu si raja makan, dan Danu si raja?? eh raja apa ya kalau danu??? terserah kalian dah mau bikin raja apa asalkan jangan raja hutan saja wkwwkwkwk.
Aku pun berkata
" Teman teman.??? Bangun!! Kita sholat dulu, Udah waktunya sholat dzuhur ni"
sambil menarik tangan si Danu.
"Ah Gua masih ngantuk ni Kalian aja ya, Gua tetap dimobil aja deh"
Jawab si Rio dalam keadaan mata terpejam mulut berbicara antara sadar dan tidak.
Wisnu pun ikut Rio
"Gua juga nih, Lo aja ya, Sumpah ngantuk banget ni"
"Ayo Ko, Kita aja yang sholat, Biarin dah Mereka disini, Mereka kan lagi tanggal merah makanya gak sholat"
Jawab si Danu.
" Dasar Elo Dan, Teman lagi ngantuk dibilang lagi haid, Serah dah yang penting Gua mau tidur , byyyyy "
Jawab si Rio sambil rebahan ke tasnya sendiri.
Akhirnya hanya Aku, Danu dan Pak Edi yang sholat dzuhur.
Setelah Kami selesai whudu', Lalu Pak Edi menyuruhKu menjadi imam.
"Ko kamu jadi imam ya!, k
Kami jadi makmum aja".
kata Pak Edi.
"Iya Pak"
Ku jawab dengan nada pelan sambil melangkah maju kedepan..
"Rapatkan sab dan luruskan."
sambil Ku melihat ke belakang.
Aku pun langsung takbiratul ihram
"Allaahu akbar"
Karena waktu itu sholat dzuhur maka semua bacaan dibaca Bi sirrin yang artinya secara pelan.
kemudian Aku membaca surah alfatiha, surah urutan pertama di dalam alqur'an.
"Bismillaahirrohmaanirrohiim"
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Alhamdulillaahi robbil 'aalamiinn"
Segala puji Allah tuhan semesta alam.
"Arrohmaan Nirrohiim"
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Maaliki Yaumiddiin"
Yang memiliki hari pembalasan.
"Iyyaaka Na'budu Waiyyaaka Nasta'iin"
Hanya kepadamu lah Kami menyembah dan hanya kepadamu lah Kami meminta pertolongan.
"Ihdinasshirothol Mustaqiim"
Tunjukanlah Kami jalan yang lurus.
"Shiroothol Ladzii Na'an'amta'alaihim, Ghoiril maghdubi'alaihim Waladdhoolliin"
Jalan orang orang yang engkau beri nikmat, Bukan jalan orang orang yang engkau murkai dan orang orang yang sesat.
"Aamiin"
Kabulkanlah ya Allah.
Setelah itu Aku melanjutkan rukun rukun sholat yang lainya, hingga diakhri dengan salam.
"Assalaamu'alaikum Warohmatullah"
Sambil wajahku menoleh ke arah kanan.
"Assalaamu'alaikum warohmatullah" Kemudian menoleh kearah kiri.
Setelah itu kami berdo'a yang dipimpin oleh Danu..
Setelah do'a, Bapak Edi bertanya kepada Ku
" Rio sama Wisnu gak sholat ko?"
Aku menjawab sambil mencium tangan Bapak Edi .
" Mungkin mau di jama' qhosor sama asyar pak"
"Gak ada sejarahnya Rio jama' qoshor, moro moro jama' qoshor sholat aja cuma seminggu sekali"
Jawab si Danu dengan nada bercanda.
Setelah itu Kami bertiga menuju mobil dan mendapatkan pemandangan si raja gombal dan si raja makan sudah basah kuyub di selimuti oleh keringat mereka.
Karna waktu itu ac mobil dalam keadaan tidak menyala alias is dead, Semua baju mereka basah layaknya orang baru selesai mandi.
Ketika Kami membuka mobil tiba tiba si Wisnu bangun dari tidurnya lalu bertanya
" Ehh ada yang nyiram gua ni..?"
Danu pun menjawab
" Elu gak sadar disiram ama Rio??"
Wisnu pun langsung melihat ke arah Rio yang masih dalam keadaan tertidur lalu berkata
"Duh ternyata keringat, Kirain ada yang nyiram Gua".
Sambil mengambil air disamping Rio.
"Loh mau ngapain ngambil air..?"
tanya si Danu .
"Mau Gua minumlah, Lo gak liat Gua kekurangan cairan"
cetus si Wisnu kemudian minum sambil melihat ke arah Rio lalu berkata
" Ni anak kuat amat ya tidurnya ..? Udah kaya kebo aja, Gak kepanasan apa..?"
Pak Edi pun ikut bicara
"Kamu juga baru bangun, Itupun karna Kami masuk mobil"
" Heheheh iya Pak"
Jawab si Wisnu.
Kemudian Bapak Edi menyalakan mesin mobil dan seperti biasanya sebelum berangkat beliau menyarankan utuk memasang sabuk pengaman.
Setelah semuanya siap baru mobil berjalan.
Sementara itu ketiga temanku sudah memejamkan mata, dan Akupun berusaha untuk memejamkan mata supaya bisa istrahat, Lumayan perjalanan masih panjang.
Tidak lama kemudian akhirnya Aku bisa tidur dengan nyinyak.
Awalnya tidur Ku seperti biasanya tapi tidak lama kemudian, Mimpi yang sangat aneh itu kembali terulang bahkan lebih menyeramkan dari yang pertama.
Didalam mimpi itu Aku seperti berada di sebuah desa kecil yang sama persis seperti didalam mimpi pertama Ku, Dengan warga desa yang memakai pakaian serba kuning, baju kuning, celana kuning dan tidak menggunakan alas kaki alias sendal.
Aku melihat banyak orang orang dewasa dan anak anak kecil lagi bermain bersama, seolah olah Mereka sangat bahagia.
Setelah itu aku ketakutan dan semua badan ku bergetar, Bagaimana tidak?, Aku melihat sebuah pemandangan yang sangat menakutkan yaitu seorang laki laki berlari menuju warga lainya sambil memegang kepala manusia yang masih berlumuran darah.
Dan sepertinya kepala tersebut baru saja dipenggal olehnya.
Semua warga desa itu sangat bahagia melihat kepala manusia yang masih berlumuran darah,
Darah dari kepala itu terus menetes ke tanah hingga tanah tersebut terlihat seperti lumpur yang berasal dari darah.
Aku bingung dan disertai ketakutan yang luar biasa, Aku berpikir jika Aku terlihat oleh Mereka, bisa bisa aku yang akan menjadi korban selanjutnya.
Akupun melihat suasana disekeliling apakah ada tempat untuk bersembunyi dan memastikan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang melihat Aku.
Mata ku tertuju pada sebuah gubuk kecil yang beratapkan daun rumbai yang sudah sedikit hancur dan berdindingkan anyaman bambu.
Dengan sekuat tenaga Aku berlari menuju kepondok itu hingga napas ku terasa hilang.
Setelah sampai didepan gubuk Aku langsung masuk kedalamnya, Dan melihat seorang kakek memakai baju kuning yang sudah lusuh dan sedang duduk membelakangi ku.
Aku mencoba memberanikan diri untuk menghampiri si kakek tua itu, Aku berjalan selangkah demi selangkah dengan sangat pelan sekali.
Aku benar benar ketakutan sehingga tidak tau lagi mau berbuat apa, Aku terus saja melangkah ke arah kakek itu, Seolah olah kaki tidak bisa bergerak karna saking takutnya..
Aku maju selangkah demi selangkah dengan keadaan kaki sambil bergetar ketakutan..
tangan ku memcoba meraih pundak kakek itu lalu berkata dengan sangat ketakutan
"Kekkkkkkkkkk kakekk"
Tanganku belum sampai kepundak kakek itu, tiba tibaa
" Kreeeekkkkkkkk"
suara leher kakek itu menoleh kepada ku.
Seketika aku terduduk ketakutan melihat wajah kakek itu yang tanpa mata dan berlumuran darah..
" Toolongggggggg toloongggg"
Teriak ku sambil memejamkan mata.
Ternyata teriakan itu terbawa kekehidupan nyata, Teman teman ku terbangun semua karna mendengar Aku meminta tolong.
Dan sontak saja si Danu memegang bahuku sehingga Aku terbangun dari mimpi yang menyeramkan itu.
#bersambung#
Terimakasih kepada teman teman yang sudah baca, mohon komentarnya ya, karna itu yang bisa membuat saya semangat berkarya, dan jangan lupa likenya.
#author#
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!