Begitu indah syair yg ku dengar, setiap baitnya terasa begitu menyejukkan. lantunan - lantunan ayat suci Alquran yg di bacanya begitu merasuk hati membuatku terlena dengan merdu dan lembut suara pemuda tampan dan shaleh itu.
Sungguh beruntung wanita yg di persuntingnya kelak batinku.
( Asstaghfirullah sadarku dari lamunan)
Ya dialah "aidil fatih" pemuda yg berhasil menggetarkan hatiku dengan lantunan - lantunan ayat - ayat suci yg kerap di bacanya, Pemuda santun dan sholeh itu adalah putra kebanggaan ushtadz "yashir" guru di tempat ku belajar mengaji. Putra satu - satunya yang selalu menjadi bahan obrolan para akhwat di masjid tempat ku mengaji.
bagaimana tidak karena akhi fatih selain lulusan universitas Al Azhar mesir ia juga hafidz Alquran dan menjadi salah satu Qori terkenal di kota ini.
betapa indah kalam Allah itu terdengar ketika ia mulai membacanya suaranya yang lembut dengan penghayatan dan irama yg khas selalu berhasil membuat setiap orang yg mendengarkan terhanyut dalam merdu bacaannya. pernah suatu ketika air mataku tertumpah hanya karena mendengar ia membaca Kalam Allah itu.
Faraah ayoo pulang..!
Ajak astri temanku suaranya berhasil membangunkan ku dari lamunan yang mustahil tadi.
" ooh ayoo "
ajakku lalu kami pun berjalan meninggalkan masjid menyusuri jalan, rintik - rintik air hujan masih terlihat jelas di sana - sini.
*woooah ngantuk nih far untung ujannya udah berhenti Far, klo gak mana bisa pulang deh kita ujar Astri di sela-sela perjalanan.
iya Ast aku juga udah ngantuk untung acaranya selesai gak terlalu malam jadi bisa tidur cepet...!
Aah ya Far kamu liat gak tadi waktu akhi fatih baca Alquran?
Duuuuh kereen banget tauuu....!
seandainya dia bukan anak ushtadz ya Far pasti udah aq pacarin tuh*..... cerocos astri.
" huush jaga bicaramu Ast...
sewootku menciptakan manyunan dibibir Astri.
eh kamu perhatiin deh akhi Fatih itu mirip banget ya ama Kim bum...!
tau gak itu loh far cowok yg maen film bbf yg berlesung pipi itu.
aah gak gaul deh kamu Far masa gak tau ama Kim bum siih....! gerutu astri lagi
iya iya aku tau kok cowok yg super cute idola kamu itu kaaan...!
Jawabku gak kalah sewot membuat Astri berjingkrak jingkrak gak karuan, Maklum astri emang anak yg riang dan supel karna itu banyak sekali yang senang berteman dengannya.
Tak terasa kami telah sampai di rumah, Astri hari ini menginap di rumahku karna kali ini kami ada pengajian malam dan rumah Astri cukup jauh dari tempat pengajian Jadi dia sdh minta izin untuk menginap dirumahku setiap kali kami ada pengajian malam.
**La Tahla Jangan Mengeluh **
Jumat sore yg cerah seperti biasa aku berjalan menyusuri jalan setapak yg akan membawaku ke masjid agung tempat biasa aku mengaji. hari ini aq berangkat sendiri Astri tak bisa menjemput karena harus mengantar ibunya ke swalayan dulu sebelum ke masjid. baru saja aku berjalan beberapa langkah aku terjatuh tubuhku tertabrak seseorang.
aduuh..... pekikku refleks
oh maaf kamu gak apa - apa?
Terdengar suara seorang pria menyapa.
Oooh gak apa apa...!
jawabku tak menghiraukannya menunduk masih saja sibuk membersihkan bagian bawah gamisku yang kotor karna aku terjatuh tadi dan seketika aku menengadahkan kepala terlihat wajah seorang pemuda tampan dengan senyum yg manis di hiasi lesung pipi yg cukup membuat para wanita terkesima karnanya.
*Maaf ukthi gak apa - apa kan....?
apa ada yang luka ukthi.....?
tanya pria itu lagi berhasil mengembalikanku dari lamunan buru - buru ku jawab pertanyaannya.
ah tidak, tidak apa akhi hanya bagian bawah gamisku saja yang sedikit kotor.
Alhamdulillah jika begitu...!
saya akan sangat merasa bersalah jika ukhti terluka.
ucapnya ramah ku balas dengan senyum.
hmmm sepertinya aq sering liat ukhti tapi dimana yah?
ujarnya mencoba mengingat - ingat.
ooh ya mungkin akhi liat saya di masjid jawabku asal.
Ooh ya bener, Ukhti ikut pengajian di masjid Agung juga ternyata, murid siapa ukhti kalo boleh tanya....?
Ustadz yashir abi akhi. jawabku tersipu
eem klo boleh tau akhi sedang apa tadi sampai tidak melihat saya berjalan?
tanyaku buru - buru mengalihkan fokusnya
pemuda itu menggaruk tengkuknya gelisah.
Itu saya sedang mencari flashdish yg tidak tau jatuh dimana, tapi saya yakin tadi membawanya waktu berangkat, karna banyak data - data penting yg saya simpan disitu.
Kalo boleh, saya bisa membantu mencarinya akhi.....? tanyaku menawarkan bantuan
ooh silahkan kalo tidak merepotkan ukhti.
jawabnya diiringi senyum yg berhasil membuat hatiku ciut untuk menatapnya lama, Lalu kami berdua pun sibuk menyusuri pinggiran trotoar yang tadi sudah ia lewati untuk mendapatkan benda penting itu.
aku menelusuri trotoar dan melihat sinar berkilau di balik rerumputan disisi kanan jalan, dan setelah ku dekati ternyata sinar itu berasal dari tinta emas yg mengukir beberapa ayat pada miniatur Alqur'an strap flash dish itu.
akhi apakah ini flashdishnya.....?
jeritku sambil menenteng sebuah flashdish dengan tali biru berbandul miniatur alquran itu.
Alhamdulillah.......!
jawabnya seraya mengambil flashdish itu dari tanganku.
terima kasih ukhti, kalo bukan karna bantuan ukhti mungkin saya masih kebingungan mencari flash dish ini.
ucapnya di sela-sela perjalanan kami menuju masjid. setelah menemukan flashdisc itu karena tujuan kami sama, pemuda itu mengajakku ke masjid bersama.
Berterima kasihlah kepada Allah akhi karna dialah kita berdua bertabrakan tadi.
candaku yg di sambutnya dengan senyum, sesampainya di masjid aq disambut oleh jeritan Astri yg langsung memisahkan kami berdua.
Faraah...!
Suara Astri itu cukup membuat seisi masjid menoleh termasuk akhi fatih yg sesekali melirik ke arahku.
eeh Far kamu barengan nih kayaknya dengan akhi ganteng itu kapan kenalnya sih?
selidik astri matanya melirik mengintimidasi.
kenapa ikutan naksir juga nih sama dia..?
bisik Astri di barengi dengan senyuman jahil
*gak lah apaan, tadi gak sengaja terjadi insident kecil di jalan.
makanya jadi kenal deh*..!
jawabku memberi alasan.
" Udah ah yok ke tempat ustadz bukannya kita ada tugas mingguan hari ini kamu udah hapal? "
Tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan.
Assalamualaikum...!
waalaikumsalam warokhmatullah.."
suara lembut syafa menyambut kami sesampainya dikelompok pengajian. aku beringsut duduk disamping syafa sedang Astri duduk di depan Mariam.
gimana udah hapal belum? tanyanya lagi
jawab ku dan Asri serempak
Allhamdulillah yaah, udah hapal...!
sambut Astri dengan gaya syahrininya, aku berdesis melihatnya sedang syafa hanya tersenyum geli melihat tingkah Asri.
Wooah kalo kamu pasti udah hapal di luar kepala kan syaf..?
" secara abi kamu kan kepala pengajian di masjid ini gak mungkinlah kamu gak hapal. "
cerocos astri Yg di sambut anggukan dan kalimat amiiin dari bibir mungil syafa.
Ya memang, apa sih yg gak bisa soal agama dari seorang "syafaatull ilmi" gadis sholeha ini selain pintar dan santun, anak ke dua ustadz mizan pendiri pengajian di masjid agung ini, juga di dukung dengan paras yg cantik dan anggun, kulit putihnya terlihat jelas dari balik kerudung yang kerap di pakainya.
Geer geer....
bunyi ponsel berhasil membuatku terbangun dari lamunan telihat chat masuk dari nomor tidak di kenal di hpku, segera ku baca chat itu yang berisi
"assalamualaikum ukthi "
maaf jika saya menggangu hanya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuannya tadi dan ini no hp saya di save ya....!
eh ya ternyata nama ukthi "Farah lailatul fitriah" bukan..?
Saya tau dari teman maaf kalau saya lupa bertanya nama ukthi tadi salam kenal ya ukhti.
* A.F *
chat itu berhasil membuat bibirku mengembangkan senyum, ku lirik ke arah pemuda yang mengirimkannya terlihat jelas kalau dia sedang memperhatikan ku juga, di balik obrolannya bersama syarif teman SMA ku dulu, entah dari mana dia mendapatkan nomor hp ku yang pasti sekarang aku merasa tersanjung hanya karna mendapatkan pesan chat dari orang yang selama ini hanya Ku Kagumi diam - diam itu.
to be Continue....
Hari beranjak sore aku mempersiapkan diri untuk pergi menghadiri pengajian rutin di masjid agung tempat dimana abi mengajar, kurapikan buku - buku yang berserakan diatas meja mengambil flashdish berbandul miniatur Alquran milikku yg ada di atas nakas, menutup pinta menuruni anak tangga dan beranjak pergi setelah sebelumnya berpamitan pada Umi.
sepanjang perjalanan masukkan flashdisc yg dari tadi ku genggam ke dalam kantong celana. hari ini aku sudah berjanji pada syarif akan mentransfer file - file video dan mp3 ceramah dari syaikh dan guru besar Al azhar yg selalu ku rekam setiap kali aku punya kesempatan untuk mendengarkan ceramah - ceramah dan semua nya ku simpan dalam flashdisc itu.
kakiku hampir saja menyeberang menuju gerbang masjid diujung kanan jalan didepanku ketika tanganku merogoh kantong dan tidak menemukan flash disc milikku didalamnya.
" Asstaghfirullah, kemana flash discnya...? "
Seingatku tadi aku menaruhnya dikantong, tapi kenapa nggak ada...?
aku mengingat - ingat dimana kira - kira menjatuhkan benda itu.
" ya Allah "
aku menepuk dahi ketika menyadari kemungkinan flash disc itu jatuh ketika aku merogoh kantong mengambil ponsel membalas sms dari syarif beberapa waktu lalu.
ku putuskan berbalik dan menyusuri jalan dan trotoar yg baru saja kulewati tadi untuk menemukan benda itu ketika " aduuh " suara seorang wanita menyadarkanku jika baru saja tubuh ini menabrak seseorang.
" oh maaf kmu gak apa - apa? "
ucapku tak enak karena telah membuat gadis itu terjatuh.
" ooh gak apa - apa "
jawab gadis itu masih sibuk membersihkan bagian bawah gamisnya yg terlihat kotor tak begitu menghitaukan pertanyaanku. aku tersenyum padanya ketika gadis itu menengadahkan wajah menghadapku.
" Maaf ukthi nggak apa - apa kan....? "
" apa ada yang luka ukthi.....? "
Ucapku khawatir, dibalas senyum samar oleh gadis itu.
" aaah nggak apa - apa akhi cuma bagian bawah gamisku saja yang sedikit kotor. "
" alhamdulillah kalo begitu, saya akan merasa sangat bersalah jika ukhti terluka.
sepertinya aku sering liat ukhti tapi dimana yah...? "
tanyaku sedikit mengingat - ngingat karena melihat wajah gadis itu yg sangat familiar.
"ooh ya..? mungkin akhi liat saya di masjid "
jawabnya membuatku tersadar jika dia aalah salah satu santri di pengajian juga.
*Ooh ya bener, Ukhti ikut pengajian di masjid agung juga ternyata, murid siapa ukhti kalo boleh tau....?
Ustadz yashir abi akhi
eem klo boleh tau akhi sedang apa tadi sampai - sampai tidak melihat saya berjalan?
tanyanya mengingatkan ku kembali dengan alasan ku menyusuri jalan ini.
Itu saya sedang mencari flashdish yg tidak tau jatuh dimana, tapi saya yakin tadi membawanya waktu berangkat, banyak data - data penting yg saya simpan disitu.
Kalo boleh saya bisa membantu mencarinya akhi.....? tanyanya menawarkan bantuan.
ooh silahkan kalo tidak merepotkan ukhti.
jawabku tak enak hati menolak tawarannya
aku dan dia berpisah jalan menelusuri trotoar yang tadi telah aku lewati agar lebih mudah menemukan benda kecil itu.
akhi apa ini flashdishnya..?
gadis itu menjerit kearahku sambil menenteng sebuah flashdish dengan tali biru berbandul miniatur alquran.
Alhamdulillah....!
syukurku lega karena telah berhasil menemukan flash dish itu, aq berjalan kearahnya yg berdiri ditempatnya seraya mengambil flashdish yg disodorkannya padaku.
terima kasih ukhti.....!
kalo bukan karna bantuan ukhti mungkin saya masih kebingungan mencari flash dish ini.
ucapku di sela-sela perjalanan kami menuju masjid agung, aku menawarkannya pergi bersama karena kebetulan memang kami menuju tempat yang sama.
Berterima kasihlah kepada allah akhi karna dialah kita berdua bertabrakan tadi.
jawabnya tersenyum ke arahku, jawaban yg sangat bijak menurutku. ku tanggapi perkataannya dengan senyum.
Faraah...!
panggil seorang gadis ketika kami memijakkan kaki di ambang pintu masjid, ku lihat gadis itu tersenyum berlari kecil menuju tempat dimana gadis yg memanggilnya itu duduk.
oooh jadi namanya farah...!
batinku seraya berjalan menuju tempat santri laki - laki dan duduk di tempat yg sudah disediakan syarif untukku masih memperhatikan gadis itu.
kemana aja ente lama banget tih...?
tepukan Syarif dibahuku membuyarkan pandanganku dari gadis bergamis biru itu.
Nggak tadi ada insiden kecil yg membuat ku harus datang terlambat.
jawabku singkat
*ente liatin siapa sih tih dari tadi...?
tanya syarif menyelidik matanya ikut melayang kearah tempat para santriwati berkumpul.
itu Rif ente kenal gak gadis bergamis biru itu!
yang mana Tih..?
yg berhijab silver itu...?
bukan Rif itu yg berhijab pink ..!
Farah maksud ente...?
iya kenal lah, dia tu teman SMA ane, emang kenapa tih*..?
ente naksir sama farah...? ucap syarif menyelidik.
" kalo naksir ayo nanti ane salamin"
astagfirullah, apa - apa an sih ente, dia itu tadi yg nolongin ane nyari flash dish ane yang jatuh dijalan Rif suudzhon aja ente...!
" Ckckkckck kali aja Tih ente naksir, bisalah ane nanti jadi mak comblangnya"
sekali - kali dapet job jadi mak comblang asik tuh kayaknya...!
Ucap Syarif jahil yg kubalas dengan desisan sebal
ente punya no hp nya gak rif..?
ana belum ngucapin terima kasih ke dia tadi.
tanyaku syarif merogoh kantong celananya mengambil ponsel dan memberikan nomor ponsel farah padaku, setelah mendapatkan nomor itu aku langsung mengetik pesan di handphoneku dan mengirimkannya pada farah.
"assalamualaikum ukthi " maaf jika saya mengganggu hanya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuannya tadi dan ini no hp saya di save ya "
***eh ya ternyata nama ukthi Farah lailatul fitriah bukan?
Saya tau dari teman maaf kalau saya lupa bertanya nama ukthi tadi salam kenal ya ukhti
* A.F****
kulirik gadis itu membaca sms ku tersenyum samar dan melirik kearahku. aku menyibukkan diri mengobrol dengan syarif dengan mata yg masih memperhatikan gadis itu diam - diam.
*** La Tahla Jangan Mengeluh ***
Farah Pov
Hari-hari berlalu aku semakin akrab dengan pemuda itu dia begitu baik. mau menjadi tempatku berbagi ilmu, membantuku mengerti bagaimana cara membaca Alquran dengan matan - matannya. tak jarang juga ia memberikan nasehat - nasehat yg begitu bijak untuk memecahkan masalah yg terkadang tak bisa ku hadapi sendiri.
kepintaran dan ketampanannya membuat hatiku terpaut, jujur diam - diam aku menyukainya. dia memang begitu sempurna bagi gadis sepertiku yg hanya anak seorang guru agama di salah satu sma negeri di kota Palembang, Kota indah yg menyuguhkan panorama alam yg begitu asri gemerlap lampu jalan begitu menambah keindahan kota ini.
Author pov
Malam itu fatih yg sedang asyik membaca novel islami kegemarannya terusik oleh panggilan ustadz yashir abinya.
"santai nih tih" sapa sang abi yg di sambut anggukan dan senyuman fatih.
Iya bi mumpung gak ada kerjaan santai dikitlah. jawabnya..
Ya..ya.... jawab ustadz yashir lagi.
Itulah cepetlah cari calon istri tih biar nggak pacaran terus sama novel - novel kamu itu abikan sudah pengen gendong cucu.
seru ustadz yashir, fatih yg di ajak bicara malah tertawa.
nantilah bi tunggu aja tanggal maennya kalo sudah pasti abi bakal tau sendiri. jawabnya.
Apa sudah ada calon nih dari abi..?
tanyanya curiga disambut senyum ustadz yashir
calon mah banyak buat kamu tih tapi abi mau nunggu pilihan kamu dulu, pasti cantik....!
canda abinya seraya pergi meninggalkan fatih. Yg di tinggal malah senyum sambil memandangi foto seseorang yg disimpan dalam novel yg tengah dipegangnya.
masih dengan senyumnya fatih, menelisik lebih jauh foto yg ia selipkan di dalam novel yg di bacanya itu. foto seorang gadis yg berdiri di atas balkon masjid kedua tangannya ia tumpu kan pada pagar balkon dengan wajah menengadah memandang lekat pelangi yang melingkar indah menghiasi awan sore yg sedikit mendung. Sebenarnya tak ada yang special dari foto itu tapi entah mengapa fatih begitu senang melihatnya.
*** La Tahla Jangan Mengeluh ***
Namanya adalah Farah Lailatul Fitria.
" Farah " begitu gadis cantik berwajah tirus dan berkulit Putih itu biasa dipanggil, gadis santun yang wajahnya selalu terpampang di majalah sekolah saat ia masih belajar di salah satu SMA Negeri ternama di mana tempat Ibundanya biasa mengajar.
Bila melihat dari prestasi nya dalam berbagai bidang akademik di sekolah terutama dalam bidang keagamaan ditambah dengan kecantikan wajahnya maka wajar saja jika Farah menjadi Queen di sekolahnya dahulu.
Itu cerita dulu, sudah bertahun - tahun lamanya sejak Farah Lulus dari sebuah SMA negeri di kawasan Basuki Rahmat itu. Ia Sangat Terkenal Bukan karena dia anak seorang guru tapi karena kepintarannya, kecantikannya, kesantunannya juga keramahannya lah yang membuat Farah disukai banyak orang.
Mulai dari teman sesama wanita yang senang berteman dengan farah tak sedikit murid laki - laki juga berulang kali mencoba mendekati bahkan ada beberapa guru PKL pun menaruh hati padanya.
Ia adalah anak ke Dua dari Tiga bersaudara, ia mempunyai seorang kakak Laki - laki bernama Farhan dan seorang adik perempuan bernama Shafira. Ayahnya Seorang Pensiunan dan Ibunya adalah Seorang Guru Agama di sebuah SMA negeri di Kawasan Basuki Rahmat. Sekolah yang juga menjadi tempat Farah menimba Ilmu dahulu.
Farah.....!
Farah.........!
Mengapa namamu selalu terbersit di hatiku....?
To be Continue
Farah pov
aku menyusuri jalan dalam diam, berjalan dengan gontai menuju masjid Agung tempat pengajian biasa di lakukan, terlarut pada fikiranku sendiri hingga tak mendengar suara seseorang memanggilku.
Assalamualaikum ukhti...!
Sapa pemuda berlesung pipi itu menyapaku
" waalaikumsalam warokhmatullah."
jawabku ketika menyadari keberadaannya.
kok ngelamun sambil jalan sih apa lagi ada masalah..?
Tanyanya yg membuat aku bingung harus menjawab apa.
ia berjalan disampingku, menelusuri jalan menuju masjid.
Ooh gak apa - apa akhi cuma lagi inget - inget hapalan aja.
Jawabku. tersenyum canggung ke arahnya.
begitu, gimana udah hapal..?
tanyanya kemudian, kembali mengulum senyum.
Alhamdulillah tapi ya itu, masih sering kebalik - balik ayatnya, hihi.
jawabku menoleh ke arahnya sekilas seraya menggaruk tengkuk yang tak gatal karena grogi melihat dia melepaskan tawa.
hahaha itu mah gampang, ukhti tulis aja tiap ayatnya di kertas kecil nanti tinggal dihapal awal ayatnya ulangi sekitar 20 kali per ayat, baru dilanjut setelahnya insya Allah gak bakal kebalik - balik lagi hapalannya.
sarannya kemudian, aku tersenyum melirik sekilas lalu buru - bur menundukkan pandanganku lagi ketika mata kami tak sengaja bertemu.
oh begitu, baiklah nanti saya praktekin setelah sampe masjid akhi.
jawabku, sedikit salah tingkah.
harus itu....!
cara itu sangat membantu saya dalam menghapal selama ini, dan usahakan selalu muroja'ah agar hapalannya tidak cepat lupa.
obrolan singkat itu menghiasi kebersamaan kami sore itu, berjalan beriringan menuju masjid canda tawa juga perasaan canggung menyertai perjalanan yg terasa sangat singkat itu.
Sesampai di masjid kesibukanku menghapal terhenti oleh getaran yang berasal dari ponsel disaku ku, tertera inisial seseoranh di layar ponsel itu seseorang yg selalu menggetarkan hati ini setiap kali aku membacanya.
Assalamualaikum ukhti....
Terima kasih sudah menunggu tadi juga untuk obrolan dan nasehat-nasehat ukhti yang selalu bisa membuat hati ini jauh lebih tenang.
oh ya apakah ukhti ada waktu besok sore bagaimana kalau kita keluar makan ada yang ingin saya tanyakan *A.F*
aku tersenyum merunduk mencuri pandang pada pemuda yg tengah mengobrol dengan teman - temannya di ujung sana.
ada rasa senang dihati ini ketika membaca kembali ajakan bertemu yg disampaikan lewat Chat di salah satu aplikasi chating barusan.
*Astaghfirullah Farah apa yg baru saja kau fikirkan bertemu?
tidak tidak*...!
aku menggelengkan kepala mengusir fikiran konyol yg sempat hinggap dikepalaku.
*** La Tahla Jangan Mengeluh ***
senja merona masih menggelayut indah mengiringi kepulangan matahari yg bersiap di gantikan oleh sang rembulan, aku membawa langkahku bergegas menuju sebuah caffe tempat yang telah di janjikan oleh pemuda tampan berlesung pipi itu.
sesampainya disana aku mengedarkan pandangan mengamati sekeliling restoran yang berada tepat di pinggir sungai musi itu, sebuah cafe yg didominasi warna putih meja dan kursi kayu berjejer disepanjang cafe, lampion - lampion bergelantungan di atas kerangka - kerangka kayu yang terpasang di atap dihiasi dengan tanaman - tanaman rambat menciptakan suasana taman bagi yg memasukinya.
di pojok tengah terdapat alat musik lengkap dengan layar super besar yg biasa digunakan ketika cafe mengadakan acara nonton bareng seperti pada musim bola waktu itu.
aku berjalan pelan mencari sosok pemuda berlesung pipi itu dan melihatnya duduk di pojok kanan cafe asik memandang ke arah Benteng kuto Besak yg tepat berada di seberangnya.
*Assalamualaikum akhi...!
" maaf membuat akhi nunggu lama*. "
ucapku mengawali pertemuan sore itu.
*waalaikumsalam....!
gak apa - apa ukhti lagi pula saya juga baru datang gak terlalu lama menunggu* kok.
Author pov
fatih menyambut kedatangan farah dengan senyum, mempersilahkan gadis itu duduk dan mulai memesan makanan lalu mereka pun terlarut dalam perbincangan seru, begitu banyak pembahasan yg mereka bicarakan mulai dari pengalaman fatih saat kuliah di Al Azhar pelajaran - pelajaran yg ia dapat disana juga ilmu - ilmu hadits dan Alquran yang di kuasai fatih ia jabarkan pada farah.
fatih juga sebisa mungkin menjawab pertanyaan pertanyaan yg diajukan farah seputar islam, farah dengan antusias mendengarkan semua cerita dan nasihat - nasihat yg terucap dari bibir fatih, tak kala lamat - lamat terdegar suara adzan berkumandang mereka memutuskan menghentikan obrolan mereka dan sholat di masjid yang tak jauh dari tempat itu, seusai sholat mereka memutuskan pulang karna malam sudah mulai larut.
fatih dan farah berjalan beriringan menyusuri jalan menuju tempat dimana motor fatih di parkirkan.
akhi sepertinya kita sudahi pelajaran hari ini.
terima kasih sudah berbagi begitu banyak ilmu dan pengalaman yang akhi punya pada saya.
sampai ketemu lagi akhi.
farah menyampaikan kata perpisahan pada fatih yang disambut senyum pria itu. gadis itu kini berdiri tepat dihadapan Fatih yang mengedarkan senyum berlesung pipi itu padanya.
sama -sama ukhti saya senang bisa mengamalkan ilmu dengan ukhti apalagi jika ilmu yang saya bagi bisa bermanfaat untuk ukhti dan orang lain.
obrolan mereka disela - sela perjalanan keduanya menuju tempat parkir.
ukthi apa ukhti gak apa - apa pulang sendiri..?
tanya fatih sedikit menggaruk tengkuknya yang tak gatal. bermaksud menawarkan tumpangan tapi bingung bagaimana mengatakannya.
ini sudah larut ukhti kalo ukhti mengijinkan biarkan saya mengantar ukthi pulang.
tawar fatih akhirnya pada gadis dihadapannya itu, farah yang sejak tadi tertunduk menjaga matanya dari pandangan fatih seketika menolak tawaran pria itu, ia begitu tau dalam agamanya dia tidak boleh berdekatan secara berlebihan dengan lawan jenis sebelum ia halal baginya lalu bagaimana mungkin ia membiarkan fatih mengantarnya pulang.
*Nggak usah repot - repot akhi..!
biarkan saya pulang sendiri rumah saya hak begitu jauh juga dari sini, lagi pula saya sudah pesan taksi online tadi*.
ucapnya sambil terus merunduk menjaga pandangannya, ia begitu tau dan takut akan melewati batasnya jika ia terus memandang pria itu.
hmmm baiklah jika begitu, saya temani ukhti menunggu hingga taksi onlinenya datang.
tawar fatih lagi, seolah enggan untuk melepaskan gadis itu dari pandangannya begitu saja.
aah tidak usah repot - repot, akhi pulang saja dahulu sebentar lagi juga taksinya datang.
fatih menggaruk tengkukknya lagi.
bener ini gak papa...?
" ia akhi gak usah khawatir. "
farah menimpali lagi, meyakinkan.
baiklah jika begitu..!
dengan berat hati fatih beranjak mengambil kunci dari saku celananya dan menghidupkan motornya.
ukhti benar - Benar gak apa - apa pulang sendiri..?
atau biar saya iringi ukthi sampe rumah.....?
ucap fatih lagi kali ini di jawab dengan gelengan di kepala farah.
" tidak perlu akhi "
penolakan farah untuk kesekian kalinya.
" baiklah jika begitu saya duluan ukthi assalamualaikuum... "
waalaikumsalam warokhmatullah......!
seketika itu juga motor pria itu melesat meninggalkan farah yang masih berdiri di tempatnya memandang punggung pria itu. sepeninggalan fatih farah melangkah keluar cafe menunggu taksi yang dipesannya.
Author Pov
Malam telah larut ketika fatih memarkirkan motornya dalam garasi rumah, ia melangkah masuk sambil bersiul dan melempar - lemparkan kunci motornya ke udara. melihat kedatangan fatih ustadz Yashir yg sedang membaca buku menoleh dan menyapa putra semata wayangnya itu.
baru pulang tih..?
duduklah disini dulu ada yg mau abi bicarakan sama kamu.
fatih pun segera berjalan dan duduk di kursi sebelah abinya, tak lama ny Fatimah umi fatih menghampiri dan ikut bergabung bersama mereka.
nah yang ditunggu - tunggu sudah dateng bi...!
ucap ny Fatimah seraya meletakkan secangkir kopi di hadapan ustadz Yashir, perkataan uminya itu menggelitik rasa keingintahuan fatih.
abi umi nunggu fatih? ada apa bi?
tanyanya penasaran.
" iya tih dari tadi kamu abi tunggu "
ada yg ingin abi bicarakan.
ustadz Yashir memulai perbincangannya.
tentang apa sih bi..?
tanya fatih penasaran,sedang ustad Yashir dan ny Fatimah saling lirik bingung siapa yg akan memulai perbincangan ini. akhirnya ny Fatimah angkat bicara, ia beranjak mendekati anak kesayangannya itu meraih jemarinya dan mulai menyampaikan maksudnya.
begini nak abi dan umi mau bertanya diusia kamu yg menginjak 27 thn ini kan sudah semestinya kamu itu kasih abi dan umi kamu ini menantu nak.
apa kamu masih belum memikirkan hal itu..?
Fatih yg mendengar pertanyaan uminya itu hanya tersenyum, ada rasa resah dibalik senyumannya itu.
umi abi menunggu fatih pulang hanya karna ingin menanyakan tentang ini..?
ya ampun umi besok pagi juga umi bisa tanya Fatih, tidak mesti harus nunggu Fatih pulang selarut ini.
ucap Fatih disela - sela senyumnya.
umimu penasaran gak bisa menunggu pagi.
ucap ustad Yashir yg disambut pukulan kecil dari bu Fatimah di pahanya.
iya nak umi gak sabar mau dengar jawabanmu.
tambah bu Fatimah.
niat mah ada umi, Abi tapi jodohnya masih di sembunyiin sama Allah mi.. belum di kasih liat ke fatih "
fatih dengan santai menjawab membuat kedua orangtuanya itu tersenyum.
Gimana kalau ada yg mengkhitbah kamu nak..? apa kamu mau..?
waah kalo soal itu mah Fatih ikut kata abi dan umi aja kalo menurut abi dan umi baik dan fatih suka kenapa tidak mi..!
seketika senyum ny Fatimah merekah memandang ustad Yashir.
ya sudah Fatih masuk dulu mi sudah ngantuk...!
ucap Fatih seraya berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamarnya di lantai 2.
sepeninggalan Fatih bu Fatimah dan ustad Yashir melanjutkan obrolan mereka.
tuuh mi dengar sendiri kan jawaban Fatih katanya terserah kita mi.
ustad Yashir tersenyum ada perasaan senang mengingat Fatih telah memberikan tanggung jawab sepenuhnya pada dirinya untuk memilih calon istri untuk putra kesayangannya itu.
iya bi, umi udah dak sabar nih pilih - pilih mantu.
ucap bu Fatimah menerawang fikirannya sudah dipenuhi kriteria - kriteria menantu idaman untuk fatih.
aduh si umi kalo ngomong asal aja masa iya menantu dipilih - pilih mi kayak beli mukena aja kamu mi.
ledek ustad Yashir di balas cengiran di wajah ny Fatimah.
aduh si abi maksud umi itu pilih yg baik buat Fatih bi..! yg lembut,santun sholeha begitu bukan mau pilih - pilih yg cantik macam mukena di pasar...! idih si abi mah
dikamar Fatih
Fatih masih merebahkan dirinya di kasur tangannya direntangkan lebar - lebar sambil menarik nafas menghirup udara segar yang masuk melalui jendela kamar yg masih terbuka, matanya menerawang mengingat kembali pertemuannya dengan farah tadi sore, seketika bibirnya menarik sebuah senyuman ia bangkit dari tidurnya dan meraih ponsel yg ia taruh di nakas dekat ranjang, lalu ia mulai mengetikkan sesuatu dan segera memencet tombol send di layar ponselnya.
Dilain tempat Farah yang baru saja masuk ke kamarnya segera merogoh kantongnya mendengar tanda sebuah pesan masuk di ponselnya,matanya seketika berbinar melihat chat yg dikirimkan seseorg untuknya.
*Assalamualaikum ukthi.....
apakah sudah sampai dirumah..? maaf saya tidak mengantar ukhti pulang tadi.. *A.F**
seketika jari mungil farah menari membalas pesan itu.
waalaikum salam akhi.....
iya saya baru saja sampai dirumah, malah ini baru masuk kamar , tidak apa - apa akhi lagi pula tidak enak dilihat orang kalo kita pulang bersama.
tring...
terdengar lagi tanda pesan chat balasan dari fatih.
Alhamdulillah jika sudah sampai,
sebenernya saya tidak enak tadi membiarkan ukthi pulang sendiri selarut ini, tapi yah benar yang ukthi bilang, gak enak dilihat orang. bukankah menghindari fitnah itu lebih baik dari pada kita yang memulainya.
baiklah kalo begitu selamat malam ukthi segeralah tidur biar gak kesiangan besok, semoga mimpi indah ukthi *A.F*
ada senyum tersungging di bibir farah setiap dia membalas atau pun membaca pesan dari pria itu, seketika jarinya membalas pesan itu.
ya akhi saya akan tidur nanti ada tugas yg musti saya lakukan sebelum tidur, selamat malam akhi semoga tidurmu nyenyak terima kasih untuk hari ini......
sehabis memencet tombol send pada layar ponselnya seketika itu juga Farah menjatuhkan tubuhnya dikasur ada rasa senang dan juga takut di hatinya, rasa senang mengingat semakin hari ia semakin dekat dengan pria itu dan juga takut jika ia tak bisa menahan hasratnya dan tanpa sengaja melakukan hal - hal yang paling di benci oleh Allah seperti zina mata, zina telinga atau zina mulut.
memang dia tak pernah melakukan kontak fisik apapun dengan pria itu namun bukankah sesuatu yg dilakukan dengan rasa secara tidak langsung juga merupakan perbuatan yg dibenci Allah....?
menyadari dirinya dilanda kegelisahan panjang Farah segera beranjak dari tidurnya melepaskan hijabnya lalu melangkah menuju kamar mandi mengambil wudhu dan sholat, itulah kebiasaan yg selalu ia lakukan sebelum tidur sebisa mungkin ia sholat mengadukan pada tuhan sang pencipta apa saja yg ada dihatinya, apa saja yg selalu membuatnya gundah bahkan terkadang ia bercerita semua yang ia lakukan sepanjang hari kepada tuhannya.
ia melakukan sholatnya lebih awal memang mengingat ia yg telah begitu ngantuk malam ini maka ia memutuskan sholat terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan tidur ia takut jika ia tidur terlebih dahulu maka ia akan melewatkan sholat malamnya dan melewatkan harinya tanpa bertemu dan bercerita dengan tuhannya itu akan menjadi sesal tersendiri di hatinya, setelah sholat dan bercerita dalam doanya farahpun beranjak dari sajadahnya dan menenggelam kan wajahnya di balik selimut seraya memejamkan mata dan tertidur dalam damai.
To be Continue
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!