"DASAR ******! KAU PASTI MENGGODA DAVID DENGAN TUBUHMU ITU 'KAN? JAWAB!"
"Tidak mau bicara? Pukul dia!"
Plak
Plak
Plak
Bugh
Bugh
Bugh
"Kecantikanmu membuatku muak!"
Plak
Plak
"Siapapun tidak ada yang boleh lebih cantik dari seorang Ariana. Pukul dia! Aku tidak peduli di mati atau tidak!"
Bugh
Bugh
Bugh
"Ak...u ti...da...k meng...godanya... tolong hen...tikan... ini sakit." Keluh seorang gadis terbata-bata karena menahan sakit pada pipinya yang ditampar berulang kali, sakit pada perutnya yang diinjak-injak, juga ditendang.
"Jangan berhenti memberi pelajaran padanya. Pukul dia! Berani-beraninya menggoda tunanganku. Rasakan itu *****." Ucap seorang gadis yang merupakan ketua kelompok dari dua gadis lainnya.
Gadis yang diberi pukulan juga tamparan hanya bisa pasrah menerima semua siksaan. Dia diberi julukan gadis paling cantik di sekolah itu. Dia biasanya dikenal dengan sebutan bintang sekolah karena kecantikan, kecerdasan juga keramahannya pada orang lain sehingga hampir satu sekolah menyukainya. Apalagi kaum adam. Meski sudah memiliki kekasih, mereka tetap menarik perhatian si bintang sekolah itu.
Hampir setiap hari, gadis yang diberi julukan bintang sekolah itu mendapati surat cinta yang berceceran memenuhi loker di sekolahnya. Jangan lupa dengan coklat juga bunga, tetapi hanya ditanggapi dengan senyum manisnya.
Karena kecantikannya yang memikat banyak pria, membuat para gadis iri, apalagi kekasih mereka yang juga berebut untuk mendapatkan perhatian sang bintang sekolah. Hal itu membuat rasa cemburu dan dendam dari gadis-gadis di sekolah itu sehingga mereka berencana memberi pelajaran padanya agar berhenti tebar pesona di sekolah.
Gadis yang disebut bintang sekolah itu biasanya dipanggil Rihan. Dengan nama lengkap Rihhane Senora Lesfingtone, merupakan anak tunggal juga pewaris satu-satunya keluarga Lesfingtone. Keluarga kaya yang menduduki posisi kedua dalam dunia bisnis. Memiliki banyak perusahaan di berbagai bidang dalam negeri maupun luar negeri.
Rihan adalah keturunan Amerika yang mengikuti kakek dan nenek dari mommynya ke Indonesia untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atasnya. Dia adalah anak yang suka berkeliling dunia dengan alasan bersekolah.
Sekolah Dasarnya di Amerika bersama kedua orang tuanya, Sekolah Menengah Pertamanya mengikuti saudara daddynya yaitu sang paman di Prancis karena pamannya adalah pebisnis sukses di sana yang juga merupakan tempat kelahiran istrinya. Sedangkan Sekolah Menengah Atas atau yang sekarang mengikuti kakek dan neneknya di Indonesia.
Awal semester pertama hingga awal semester tiga, semuanya berjalan baik seperti biasanya meski banyak yang menyatakan cinta padanya, tetapi ditolak secara halus oleh Rihan.
Alasannya karena belum memikirkan pacar, karena jodohnya sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Hanya alasan itu, yang selalu dipakai Rihan untuk menolak setiap pria yang menyatakan perasaan padanya.
Memasuki semester empat, masuk murid baru asli Indonesia yang merupakan anak kedua dari orang terkaya di Indonesia. Kebiasaannya yang selalu dimanja juga menjadi sorotan publik karena kekayaan orang tuanya membuatnya menjadi sombong dan selalu membully yang lemah.
Jika ada yang memiliki kecantikan melebihi dirinya, maka orang itu harus dia singkirkan.
Kecemburuannya semakin meningkat dikala kekasihnya yang juga berstatus tunangannya menyukai Rihan, membuatnya menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan Rihan sang bintang sekolah.
Rihan dikenal di sekolah sebagai anak beasiswa yang tinggal bersama kakek dan neneknya. Memiliki banyak teman perempuan. Akan tetapi, setelah hadirnya seorang gadis pembully di sekolah itu, semua teman-teman Rihan menjauh darinya karena diancam. Rihan hanya bisa mengerti keadaan mereka. Dia hanya melakukan aktivitasnya seperti biasa hanya seorang diri.
Rihan memang menyembunyikan identitasnya karena ingin mencari teman yang mau berteman dengannya karena tulus, bukan karena kekayaan keluarganya. Sayangnya, semua itu sia-sia setelah kedatangan gadis sombong yang suka membully itu.
Ariana Angel Samantha. Anak terakhir dari dua bersaudara. Gadis cantik tetapi tidak melebihi seorang Rihan. Gadis sombong dan manja yang suka membully orang yang status mereka di bawahnya. Apalagi memiliki kecantikan melebihinya.
Ariana sangat membenci Rihan karena kecantikannya. Apalagi tunangannya yang bernama David menyukai Rihan dan ingin membatalkan pertunangan mereka, membuat Ariana sangat membenci dan menaruh dendam pada seorang Rihan.
Dengan menghalalkan segala cara, Ariana selalu membully Rihan tetapi semua itu diketahui oleh sang tunangan. Ariana Akhirnya harus mencari cara lain yang tidak akan diketahui oleh tunangannya, David.
Akhirnya dengan trik licik, Ariana berhasil mengelabui David, sehingga dia dengan leluasa menindas Rihan. Rihan hanya menerima semua siksaan itu dengan pasrah. Dia hanya berdoa semoga orang tuanya baik-baik saja tanpa dirinya.
Ariana menampar dengan keras kedua pipi Rihan berulang kali, hingga mengeluarkan darah, sedangkan teman-temannya menendang juga menginjak dengan brutal semua bagian tubuhnya, sehingga Rihan pingsan di toilet sekolah.
Ariana beserta teman-temannya lalu meninggalkan Rihan yang sudah terkapar tak berdaya di toilet sekolah, hingga satpam yang berjaga menemukan Rihan dan mengantarnya pulang ke rumah kakek dan neneknya.
Rihan dirawat di rumah sakit Indonesia selama beberapa hari, kemudian dibawa pulang ke Amerika oleh kedua orang tuanya untuk perawatan lebih baik karena hampir seluruh organ dalamnya mengalami kerusakan akibat tendangan brutal teman-teman Ariana.
Sang mommy hanya bisa menangisi keadaan anak satu-satunya setiap hari. Sedangkan daddy Rihan ingin membalas mereka yang sudah membully Rihan, tetapi dilarang oleh sang istri karenaRihan sendiri yang harus memberi mereka pelajaran. Akhirnya daddy Rihan hanya mengikuti kemauan istrinya.
Meski Rihan sudah menjalani operasi untuk perbaikan organ dalamnya yang rusak, tetapi dia dinyatakan koma karena memiliki fisik yang lemah.
***
6 bulan Rihan koma, akhirnya dia sadar sehingga mengundang kebahagiaan, rasa syukur dan terima kasih dari orang tuanya kepada sang pencipta. Sayangnya, kebahagiaan mereka sirna karena sang anak berubah drastis tidak seperti dulu.
Anak yang dulunya ceria, ramah, kini hanya berwajah datar, sedikit bicara. Jangan lupa dengan sorot matanya yang tajam selalu mengintimidasi orang yang melihatnya.
Setelah bangun dari komanya, Rihan yang dulunya ceria, Rihan yang selalu menampilkan senyum manisnya, kini semuanya berubah. Yang ada hanya dendam yang membarah dalam hatinya.
Rihan berjanji untuk membalas semua rasa sakitnya pada mereka yang membuatnya seperti ini. Dengan banyak rencana di kepalanya, Rihan berjanji akan melatih dirinya agar menjadi kuat, untuk bisa membalas semua rasa sakitnya.
***
3 tahun kemudian.
Cahaya kemerahan memasuki celah-celah kain jendela salah satu kamar, membuat mata biru itu terbuka sepenuhnya dan pemiliknya terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi hendak membersihkan diri.
Selesai membersihkan diri, dia lalu memandang cermin di kamar mandinya yang menampilkan wajah putih bersih, hidung mancung, bibir yang tidak terlalu tipis maupun tebal tetapi terkesan seksi dan merah menawan, iris mata biru yang tajam juga rambut coklat kemerahan pendek layaknya pria. Dialah Rihan. Gadis cantik dan manis yang kini berpenampilan pria agar bisa membalaskan dendamnya.
Selama 3 tahun ini, Rihan melanjutkan studinya dengan jalur homeschooling untuk mengejar ketertinggalannya. Rihan selama 3 tahun ini melatih fisik dan otaknya guna membalaskan dendamnya.
Rihan mulai berpenampilan pria sejak keluar dari rumah sakit. Kedua orang tuanya hanya mengerti, karena ini merupakan rencana anak satu-satu mereka untuk membalaskan dendamnya.
Rihan juga mengganti namanya menjadi Rehhand. Dengan tinggi badan 170 cm, badan yang tidak terlalu berisi atau kurus tetapi di atas rata-rata pria normal, sehingga tidak ada yang akan tahu jika dia adalah seorang perempuan selain kedua orang tuanya, keluarga pamannya di Prancis juga orang kepercayaannya.
Rihan atau Rehhand sudah membangun perusahaannya sendiri tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Perusahaannya kini sudah memasuki urutan ketiga dunia sebagai perusahaan terkenal dengan investasi besar.
Awalnya Rihan hanya menanam saham di perusahaan-perusahaan kecil hingga sedang, sampai dia berhasil membangun sendiri perusahaannya, juga organisasi yang membantu pihak pemerintah membasmi kejahatan.
Perusahaan yang didirikan dua tahun lalu, tidak diketahui siapa sebenarnya pemiliknya. Rihan hanya menamai dirinya dengan Rehhand Axerius yang dikenal dunia sebagai pendatang baru yang menduduki posisi ketiga sebagai orang terkaya dan juga misterius dalam dunia bisnis.
Tidak ada yang tahu wajah pebisnis muda itu selain orang-orang yang bekerja padanya di perusahaan yang merupakan anggota organisasinya. Mereka yang bekerja dengannya adalah preman, anak jalanan dari berbagai negara yang diambilnya untuk bekerja untuknya.
Mereka sudah bersumpah setia padanya sehingga hanya mereka yang dapat melihat wajahnya. Tetapi mereka tidak tahu jika Rihan adalah seorang perempuan sehingga semua yang bekerja padanya menyebutnya 'Pria Cantik'.
Bisnis Rihan di berbagai bidang yang sudah meluas dengan berbagai cabang di dalam maupun luar negeri termasuk Indonesia tempatnya akan menjalankan rencana balas dendamnya. Perusahaan dengan nama R.A Group atau singkatan dari Rehhand Axerius Group.
Rencananya Rihan akan melanjutkan studinya di Indonesia tempat Ariana Angel Samantha berada yaitu Antarik Universitas. Rihan akan menggunakan identitas sebagai Rehhand Roland Lesfingtone yaitu anak kedua dari pamannya yang ada di Prancis. Semuanya sudah diatur atas izin pamannya juga.
Rihan bisa saja menggunakan identitas kedua orang tuanya tetapi yang dikenal publik, Jhack Roland Lesfingtone yang merupakan pebisnis sukses itu, hanya memiliki satu-satunya anak perempuan yang juga merupakan pewaris seluruh harta kekayaan keluarga Lesfingtone. Meskipun anak perempuan seorang Jhack itu belum diketahui seperti apa wajahnya.
Paman Rihan juga memiliki seorang anak laki-laki yang juga merupakan pewaris satu-satunya. Tetapi demi keponakannya, mereka sengaja memberitahu publik jika memiliki anak kedua yang selama ini disembunyikan dari publik, sehingga Rihan leluasa menggunakan identitas sebagai anak kedua dari sang paman.
...
Di sinilah seorang Rihan berada. Bandar udara internasional, Jakarta. Dengan menggunakan pesawat pribadi, akhirnya dia tiba di Indonesia.
Dengan penampilan kasual, jangan lupa kaca mata hitam yang bertengger manis di hidungnya, membuatnya semakin mempesona, sehingga gadis-gadis yang dia lewati hampir pingsan dibuatnya.
Kedatangannya yang tiba-tiba membuatnya menjadi sorotan orang-orang di bandara. Layaknya artis, Rihan dikerumuni masa khususnya para gadis muda. Untungnya Rihan membawa pengawal sehingga dia terbebas dari kerumunan masa yang mengejar.
Rihan hanya menatap datar masa yang mengejarnya tanpa mempedulikan mereka. Rihan hanya mencibir dalam hati...
"Inilah awal rasa iri dan dengki muncul,"
Rihan kemudian dituntun oleh pengawalnya memasuki lamborgini merah yang dikendarai sendiri olehnya yang dikawal ketat oleh para pengawal dari depan maupun belakang.
Sedangkan di media sosial juga stasiun TV, sudah tersebar kedatangan anak kedua Jhon Roland Lesfingtone di Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya, alasan apa yang membuat anak dari orang terkaya di Prancis itu datang di Indonesia.
Semakin netizen berspekulasi, semakin Rihan merasa senang untuk melancarkan aksi balas dendamnya. Rihan hanya duduk dengan santai di kamarnya sambil menonton siaran TV yang menampilkan foto dia tiba di vandara.
"Permainan akan segera dimulai!"
***
Jangan biarkan rasa iri dan dengki membuatmu melakukan segala cara untuk menjatuhkan orang lain.
Syukuri apa yang ada dalam dirimu dan percayalah kebahagiaan akan datang padamu bila sudah waktunya.
Liana'S
***
Jangan lupa jaga kesehatannya.
See You.
Pagi yang cerah dengan suara burung-burung yang beterbangan mengelilingi pohon, juga hinggap di atas dahan pohon di samping mansion besar milik seorang Rihan, tepatnya dekat kamarnya. Sang empunya kamar terganggu karena suara cicitan burung-burung tersebut sehingga mengharuskannya untuk bangun.
Rihan bangun dari tidurnya dan merenggangkan otot-otot tangannya kemudian bersandar pada kepala tempat tidur. Ia dengan tenang menekan tombol yang menempel di samping tempat tidurnya untuk membuka pintu kamarnya agar asisten pribadinya segera masuk.
"Selamat pagi, Nona. Saya akan menyiapkan air mandi untuk anda," Seorang asisten pribadi Rihan yang bernama Alen menyapa, sambil membungkukkan sedikit badannya ke arah Rihan.
Alen merupakan asisten pribadi khusus yang melayani Rihan dalam hal membersihkan diri dan juga berdandan.
"Selamat Pagi, Nona. Dua jam lagi anda harus segera ke kampus." Alex yang berdiri di samping Rihan juga berbicara setelah membungkukkan badannya.
Alex juga merupakan asisten pribadi Rihan dalam hal menemaninya dalam bekerja juga mencari informasi yang diperlukan.
Rihan hanya membalas kedua asistennya dengan deheman juga anggukan kepalanya. Ia lalu memandang jam di atas meja dekat tempat tidurnya yang kini menunjukan pukul 6 pagi.
Selain keluarganya, kedua asisten pribadi Rihan juga mengetahui bahwa Rihan adalah seorang perempuan, karena mereka berdua yang selalu menemani Rihan juga mengurusi hal-hal pribadinya.
Alex dan Alen merupakan saudara kembar yatim piatu yang Rihan tolong 3 tahun lalu di saat keduanya dibuang oleh Paman dan Bibi mereka sehingga mereka berakhir di jalanan dan mencuri makanan juga hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan hidup mereka.
Awalnya mereka ingin mencuri tas Rihan, tetapi karena insting seorang Rihan yang begitu kuat, sehingga mampu menggagalkan rencana kakak beradik itu. Rihan lalu menawarkan pekerjaan pada keduanya.
Keduanya dengan senang hati menerima tawaran Rihan untuk menjadi asisten pribadinya. Rihan lalu melatih keduanya sehingga menjadi asisten yang sangat diandalkan.
Awalnya mereka kesulitan untuk belajar tetapi dengan keyakinan Rihan juga ketekunan keduanya, membuat mereka menjadi sosok yang kuat juga cerdas, sehingga Rihan sangat bangga pada si kembar Alex dan Alen.
Meski umur si kembar yang dua tahun lebih tua dari Rihan, tetapi mereka sangat menghormati sang majikan yang juga merupakan penolong mereka. Mereka juga bersumpah dengan nyawa mereka sendiri untuk selalu setia pada Rihan.
Back to topic.
Rihan lalu melangkahkan kakinya dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Melihat sang majikan yang sedang membersihkan diri, Alen lalu membantu merapikan tempat tidur, juga menyiapkan keperluan sang majikan. Sedangkan Alex, dirinya beranjak dari kamar sang majikan dan menunggu dengan tenang di depan pintu kamar Rihan.
Selesai membersihkan diri, Rihan lalu menuju walk in closet diikuti oleh Alen untuk membantu menyamarkan tubuh Rihan sedemikian rupa sehingga menjadi terlihat seperti pria normal pada umumnya.
Selesai memakai pakaiannya Rihan lalu melihat penampilannya pada cermin yang tersedia didekat walk in closetnya.
Disana terlihatlah pemuda tampan juga cantik dengan mata coklat yang tajam, bibir seksi merah menawan, hidung mancung, kulit putih blasterannya, juga curtains hairstyle berwarna coklat kemerahan layaknya artis Korea.
Dengan baju kaus putih dilapisi dengan kemeja kotak-kotak senada yang digulung sebatas sikut tanpa dikancing dengan celana jeans hitam panjang, Sneakers Buscemi putih yang menghiasi kakinya, dan terakhir jam tangan Rolex Daytona yang melingkar di pergelangan tangannya.
Outflitnya yang bernilai jutaan rupiah bahkan miliaran rupiah mampu membuat mereka yang melihatnya akan melongo takjub. Rihan hanya menatap datar penampilannya pada cermin di depannya. Sedangkan sang asisten, wajahnya sudah memerah malu hampir mimisan jika dirinya tidak ingat kalau yang ada di depannya ini adalah seorang perempuan.
Alen dan Alex dilatih langsung oleh Rihan membuat sifat mereka hampir menyamai majikan mereka sendiri, yaitu datar dan dingin. Tetapi ketika melihat penampilan sang majikan, wajah datar milik Alen entah hilang kemana. Meski hampir setiap hari dia sudah melihat penampilan Rihan, tetapi tetap saja Alen akan memerah malu.
"Penampilan Tuan Muda sangat sempurna." Komentar Alen sopan dengan wajah yang sudah kembali normal seperti semula.
Memang mereka akan memanggil tuan muda jika Rihan sudah berpenampilan seperti sekarang. Rihan hanya memandang datar sang asisten dengan sorot mata tajamnya lewat pantulan cermin di depannya. Membuat Alen hanya menundukkan kepalanya takut juga mengeluarkan keringat di punggungnya.
Meski sudah bekerja sebagai asisten pribadi Rihan, yang setiap hari menemani sang majikan, hampir setiap hari mendapati tatapan tajam dari sang majikan, tetap saja Alen merasa takut.
"Terima kasih, Alen." Jawab Rihan datar pada Alen sambil melihat jam tanganya yang sudah menunjukan pukul 06.45 pagi.
"Sudah menjadi tugas saya, Tuan." Balas Alen sambil menundukkan kepalanya.
"Hmm."
Rihan lalu mengambil tas punggungnya yang berwarna hitam dan hanya memakai sebelahnya di bahu kanan lalu berjalan keluar dari walk in closet. Selanjutnya, Rihan lalu menekan tombol pada jam tangannya yang sudah dimodifikasi untuk dapat membuka pintu kamarnya secara otomatis.
Rihan kemudian keluar dari kamarnya diikuti oleh Alen dari belakang juga Alex yang sudah menunggunya sedari tadi di depan pintu kamar.
Mereka bertiga lalu menuju meja makan untuk menikmati sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh para pelayan atas perintah kepala pelayan, sebelum melakukan aktivitas hari ini.
Alex dengan sigap mengambil tas di bahu Rihan kemudian menarik kursi untuk diduduki oleh sang majikan kemudian dirinya dan sang saudari kembarnya ikut duduk di samping kiri dan kanan Rihan.
"Selamat makan, Tuan Muda." Ucap Alex dan Alen bersamaan sebelum menikmati sarapan pagi mereka.
"Hmm."
Rihan memang meminta mereka agar makan bersamanya di meja makan karena dia tidak suka makan sendiri. Alex dan Alen hanya mengikuti perintah sang majikan tanpa membantah.
Ketiganya kemudian menikmati makanan di depan mereka dengan tenang tanpa mengeluarkan suara apapun. Hanya ada suara dentingan peralatan makan.
Setelah menikmati sarapan pagi bersama, Rihan lalu beranjak dari meja makan dan menuju pintu keluar Mansion. Alex kemudian membawa tas Rihan mengikuti langkah kaki sang majikan diikuti oleh Alen dari belakang.
Beberapa meter dari pintu keluar Mansion terlihatlah McLaren F1 LM-Spec Supercar berwarna perak seharga US $ 19.8 juta terparkir sempurna menunggu untuk dinaiki.
Alex lalu berjalan mendahului Rihan dan membuka pintu mobil untuk sang majikan. Rihan lalu masuk ke dalam mobilnya, kemudian menurunkan sedikit kaca mobil lalu melihat Alen yang sedang berdiri dan melihat saudara kembarnya masuk ke dalam mobil yang satunya, yang nantinya akan mengikuti sang majikan dari belakang.
Memang Rihan akan menyetir sendiri mobilnya ke kampus tanpa adanya sopir. Akan tetapi Alex akan selalu standby mengikuti sang majikan dari belakang agar selalu bisa melindungi sang majikannya.
"Hati-hati di jalan, Tuan Muda." Alen membuka suara dengan sopan ketika melihat Alex sudah memasuki mobilnya sendiri. Ia lalu membungkukkan sedikit badannya tanda menghormati sang majikan.
Rihan hanya menganggukkan kepalanya membalas ucapan Alen. Rihan lalu memasangkan kaca mata hitam yang menutupi kedua matanya. Kaca mata yang selalu tersedia rapi di dalam mobilnya. Rihan kemudian manaikkan kembali kaca mobil lalu menjalankan mobilnya keluar dari Mansion menuju Universitas Antarik diikuti Alex dari belakang.
McLaren F1 LM-Spec Supercar milik Rihan dan Lamborgini Veneno hitam milik Alex melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota Jakarta menuju Universitas Antarik.
Dalam perjalanan, Rihan hanya sesekali memandang datar kendaraan yang berlalu lalang di belakang maupun di depannya, begitu juga dengan pejalan kaki, baik itu anak muda maupun orang tua yang melakukan aktivitasnya.
Tepat di lampu merah, mobil Rihan lalu berhenti diikuti oleh mobil lainnya. Pandangannya lalu tertuju pada seorang gadis muda bertubuh mungil dengan pakaian sederhana layaknya anak sekolah menengah. Sayangnya, gadis itu tidak memakai pakaian seragam.
Gadis itu sedang membantu seorang Nenek untuk menyeberangi jalan di depan mereka. Gadis itu jika dilihat secara teliti cukup cantik dengan senyum manisnya, yang sedang bercanda ria dengan sang Nenek sambil memegangi sepedanya di sebelah kanan, sedangkan sang Nenek di sebelah kirinya.
Rihan hanya memandang mereka datar kemudian bergumam.
"Jika semua orang sepertinya, pasti tidak akan ada yang menderita."
Rihan lalu tersadar dari pandangannya ketika suara sistem dalam mobilnya memberi peringatan untuk melanjutkan perjalanannya.
Jangan salah jika hampir semua mobil milik Rihan terpasang sistem kendali otomatis yang membantu sang pengemudi. Sistem yang sudah dirancang khusus hanya menuruti atau mendengar satu suara dari sang pemilik mobil atau orang yang sudah terdaftar dalam sistem juga membantu mengingatkan pengemudi tentang bahaya apa saja yang akan terjadi di sekitar mobil.
Mobil dengan sistem pengendali hologram tersebut dapat mendeteksi bahaya sampai jarak kurang lebih 1 km, sehingga pengemudinya dapat merasa aman dan nyaman dalam mengemudi.
Semua mobil milik Rihan dirancang khusus olehnya sendiri dengan bantuan perusahaan sang Daddy di bidang otomotif kendaraan atau elektronik lainnya.
Hanya mobil milik Rihanlah yang dipasang sistem pengendali atau sistem berupa hologram otomatis.
Jika ada yang ingin memesan mobil seperti miliknya yang terdapat sistem, harus mendapat izin dari si perancang mobil itu sendiri atau izin dari Rihan.
***
Pukul 07.50 pagi, mobil Rihan dan Alex memasuki gerbang Antarik Universitas. Mobil yang berharga miliaran rupiah itu menjadi sorotan publik.
Meski waktu masih pagi untuk mahasiswa ataupun Dosen datang ke kampus, tetapi sudah ada sebagian mahasiswa yang datang karena memiliki kelas pagi. Tetap saja Rihan menjadi sorotan publik.
Alex dengan cepat turun dari mobilnya dan mendapati teriakan histeris para kaum hawa akan ketampanannya. Jangan salah karena Alex termasuk jajaran pria tampan dunia dengan wajah campuran Amerika-Korea, menambah ketampanannya. Hanya saja wajah Alex begitu datar dan dingin. Alex tidak memperdulikan teriakan para gadis kampus, karena prioritasnya saat ini adalah sang majikan harus turun dari mobilnya.
Alex lalu menuju mobil sang majikan dan membukakan pintu mobil sehingga sang majikan dapat keluar dari mobilnya. Ketika Rihan menjulurkan kakinya untuk menampaki tanah, hening seketika.
Semua orang menunggu dengan menahan nafas, siapa kira-kira yang akan keluar dari mobil mahal tersebut. Apalagi melihat sepatu sang pemilik mobil yang terlihat mahal dengan harga selangit itu, membuat rasa penasaran banyak pasang mata semakin tinggi.
Tidak lama kemudian,
KYAK
[Tuan Muda Rehhand...]
[Astaga! Anak kedua keluarga Lesfingtone sangat tampan ya.]
[Bukan hanya tampan, dia juga terlihat cantik.]
[Benar sekali. Bukannya, julukan Tuan Muda Rehhand adalah Pria Cantik, ya.]
KYAK
[Aslinya begitu tampan.]
[Tapi, Kenapa orang kaya sepertinya datang jauh-jauh ke sini?]
Banyak bisikan-bisikan tentang ketampanan Rihan juga alasan kenapa ia bisa berada disini. Semua itu tidak dihiraukan oleh seorang Rihan. Dia malah berjalan melewati kerumunan dengan dibantu oleh Alex.
Para mahasiswi hanya menatap Rihan tak berkedip dengan air liur hampir menetes. Bahkan ada juga yang hampir pingsan ketika melihat pahatan sempurna seorang Rihan. Alex hanya menuntun perjalanan Rihan menuju ruangan Dekan Fakultas Kedokteran.
Rihan tidak mungkin mengambil jurusan bisnis karena menurut publik, anak pertama Jhon Roland Lesfingtone mewarisi bakat Ayahnya menjadi seorang pebisnis. Sedangkan anak kedua mewarisi sang Mama menjadi seorang Dokter. Oleh karena itu Rihan mendaftarkan dirinya di sini di Fakuktas Kedokteran.
Kebetulan Fakultas Kedokteran berdekatan dengan jurusan desain tempat Ariana Angel Samantha berkuliah yaitu Fashion Design. Rihan hanya bisa tersenyum dalam hati karena rencananya akan berjalan dengan baik selagi musuhnya dekat dengannya sehingga memudahkan Rihan untuk memantau gerak-gerik Ariana.
Rihan lalu masuk ke salah satu ruangan yang pintunya sudah dibuka oleh Alex. Di dalam terlihatlah seorang pria paru baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan senyum cerahnya menunggu kedatangan Rihan.
"Selamat pagi, Dekan. Hari ini Tuan Muda akan berkuliah di sini. Harap menjaga Tuan Muda dengan baik." Suara Alex begitu dingin seakan menusuk ke tulang sang Dekan ketika mendengar suara itu.
Sang Dekan yang dikenal dengan nama Roberth Lesmana, dengan sigap berdiri dan membungkukkan badannya ke arah Rihan yang sudah duduk dengan tenang di sofa yang ada dalam ruangan sang Dekan.
"Semoga Tuan Muda merasa nyaman berkuliah di sini. Eum... apakah saya boleh bertanya, Tuan?" Dekan Roberth meminta izin terlebih dahulu untuk bertanya.
"Hmm."
"Apa alasan anda datang jauh-jauh ke Indonesia untuk berkuliah? maaf jika saya lancang, Tuan Muda." Tanya Dekan Roberth Gugup.
"Itu bukan urusan anda,Pak Dekan. Tugas anda hanya menjaga kenyamanan Tuan Muda selama berkuliah di sini." Balas Alex dingin. Lagi-lagi Dekan Roberth menelan ludahnya kasar.
"Baik Tuan. Sekali lagi maaf atas kelancangan saya."
"Tidak masalah. Bisa tolong antarkan Tuan Muda ke kelasnya?" Alex tetap dengan nada suara yang sama.
"Baik Tuan. Mari ikuti saya, Tuan Muda." Balas Pak Roberth.
Pak Roberth lalu berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Rihan dan Alex dari belakang menuju kelas yang akan di tempati oleh Rihan.
Selama perjalanan banyak pasang mata yang terpesona akan ketampanan seorang Rihan. Sayangnya, yang menjadi sorotan tidak mempedulikan tatapan liar para gadis yang di tujukan padanya.
***
Mengagumi sesuatu yang terlihat indah itu baik.
Hanya saja, jangan terlalu memaksakan dirimu jika tidak sanggup meraihnya.
Liana'S
***
Jangan lupa like dan komennya ya.
See You.
Sesampainya Rihan yang diantar oleh sang Dekan di depan salah satu ruangan jurusan kedokteran yang merupakan kelas spesialis ilmu bedah. Dekan Roberth lalu mengetuk pintu kelas karena kebetulan sedang ada kelas pagi yang baru saja akan dimulai.
Mendengar ketukan pada pintu, Dosen yang akan mengajar lalu mempersilahkan si pengetuk untuk segera masuk. Dosen Roberth langsung membuka pintu kelas kemudian masuk ke dalamnya diikuti oleh Rihan dan Alex dari belakang.
Mahasiswa yang berada dalam kelas itu menganga tidak percaya akan kedatangan anak kedua Jhon Lesfingtone di kelas mereka.
[Astaga! Tuan Muda Rehhand tampan sekali.]
[Bersyukur aku ambil kelas pagi. Bisa lihat si pria cantik ini,]
[Mimpi apa aku semalam... Bisa satu kelas dengan pangeran cantik,]
[Aku tidak pernah menyesal datang setiap hari hanya untuk melihat wajah Tuan Muda Rehhand.]
Begitulah bisik-bisik tetangga tentang kedatangan seorang Rihan.
"Harap tenang semuanya! Mulai hari ini Tuan Muda Rehhand akan berkuliah bersama kalian di sini.
Jadi, jagalah sikap kalian. Bapak yakin kalian semua pasti sudah mengenal Tuan Muda Rehhand, maka tidak perlu memperkenalkan diri lagi." Dekan Roberth berbicara pada semua mahasiswa yang ada di kelas itu.
"Iya Pak..."
"Baiklah. Tuan Muda akan duduk di kursi kosong di sebelah sana. Semoga anda merasa nyaman di kelas ini." Ucap Dekan Roberth dengan sopan.
Rihan lalu memandang Alex dengan sorot mata tajamnya. Alex pun mengerti pandangan sang majikan kemudian berbicara mewakili Rihan.
"Sebelumnya Maaf Pak Dekan dan Pak Dosen, Tuan Muda hanya ingin berkuliah seperti biasa layaknya anak lain. Tidak perlu ada perlakuan istimewah padanya. Asalkan Tuan Muda tetap merasa nyaman." Alex membuka suara dengan dingin.
"Baik, Tuan. Tetap saja, kami merasa terhormat karena Tuan Muda Rehhand memilih Universitas kami." Balas Dekan Roberth sopan dengan membungkukkan sedikit badannya ke arah Rihan.
Rihan hanya melirik sebentar sang dekan dengan memasukan satu tangannya ke dalam saku celananya.
"Bisakah Tuan Muda saya duduk? Sudah terlalu lama beliau berdiri." Ucap Alex dingin.
"Maafkan kami, Tuan Muda. Silahkan duduk. Dosen Roberth merasa bersalah. Sedangkan sang dosen hanya menunduk takut.
Rihan tidak memusingkan tindakan kedua pria paru baya itu. Ia dengan langkah lebar layaknya pria pada umumnya, berjalan dengan wajah datar dan dinginnya menuju tempat duduk yang kosong. Semua mata memandang takjub akan ciptaan Tuhan yang terlihat sempurna itu.
Apalagi cara berjalannya yang begitu berwibawah dengan aura kepemimpinannya yang sangat kuat. Jangan lupa dengan sorot mata tajamnya yang mampu menindas siapapun yang melihatnya.
Rihan hanya berjalan dengan tegap diikuti oleh Alex dari belakang hingga sang majikan duduk di tempat duduknya. Alex lalu berpamitan pada Rihan agar kembali pulang ke mansion milik Rihan.
"Kelas anda akan selesai pukul 4 sore, Tuan." Alex memberitahu dengan tegas.
"Hmm." Balas Rihan dingin sambil membenarkan letak jam tangannya.
Alex kemudian keluar ruangan dan kembali ke mansion. Sedangkan Rihan hanya memainkan ponsel pintarnya yang baru saja diambil saat Alex keluar dari kelas.
Semua mata masih setia memandang lekat-lekat apa saja yang dilakukan si pria cantik ini. Merasa diperhatikan, Rihan lalu mengangkat wajahnya dan memandang dengan tajam wajah Pak Bayu.
Pak Bayu selaku dosen yang mengajar pun tersadar dari pandangannya karena sorot mata tajam dan aura penuh intimidasi itu.
"Ma....afkan saya, Tuan Muda." Sesal Pak Bayu terbata-bata.
Semua yang ada di dalam ruangan itu juga tersadar dan kembali memperhatikan Pak Bayu yang akan melanjutkan pelajarannya. Sedangkan Pak Roberth, ia sudah keluar kelas sedari tadi.
Jika kalian bertanya sedang apa Rihan dengan ponselnya? Maka jawabannya adalah sedang memperhatikan rekaman CCTV pergerakan seorang gadis yang sedang berceloteh ria dengan teman-temannya di kelas. Tepatnya jurusan Fashion Design. Semua pasti tahukan siapa yang dimaksud.
Rihan memang menyuruh anggota kepercayaannya untuk memasang CCTV tersembunyi di seluruh area Kampus yang tidak akan terlihat oleh mata telanjang. Semua CCTV sudah dihubungkan langsung dengan ponselnya sehingga dia hanya perlu melihat semua aktivitas orang-orang yang ada di Universitas Antarik ini.
Rihan sibuk dengan ponsel pintarnya, sedangkan Mahasiswa yang lain sibuk memperhatikan sang Dosen yang sedang mengajar tetapi tetap saja sesekali para gadis akan mencuri pandang pada si pria cantik, Tuan Muda Rehhand itu.
Tak ada yang berani menegur seorang Rihan karena tidak memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Berdiri dekat dengannya saja membuat tubuhmu merinding, apalagi ditatap dengan sorot matanya yang begitu tajam? Siapapun tidak akan berani.
Tak lama kemudian.
Tok
Tok
Tok
Terdengar ketukan pintu dari luar, memecahkan fokus mahasiswa yang mendengar pelajaran maupun dosen yang sedang mengajar. Pak Bayu lalu mempersilahkan si pengetuk pintu untuk segera masuk.
"Maaf Pak, saya terlambat. Hosh... hosh..." Seorang gadis yang baru saja masuk dengan nafas tersengal-sengal seperti habis berlari.
"Ini sudah lewat 20 menit dari mata kuliah saya, Dian." Balas Pak Bayu tegas.
"Maafkan saya, Pak. Ini pertama dan terakhir kalinya saya terlambat. Maafkan saya, Pak." Dian menjawab dengan sopan sambil membungkukkan badannya tanda meminta maaf.
"Ya, sudah. Kamu saya maafkan. Jangan ulangi lagi. Duduklah." Balas Pak Bayu tegas.
Pak Bayu terkenal dengan sifatnya yang baik hati, tegas dan tidak memandang derajat mahasiswa yang ia ajarkan. Semua diperlakukan sama olehnya. Ia akan memberi toleransi bagi mahasiswa yang terlambat mengikuti perkuliahan atau terlambat mengumpulkan tugas darinya, asalkan mahasiswa yang bersangkutan memberi alasan yang logis. Akan tetapi, ketika berhadapan dengan seorang Rihan, pria paru baya itu menjadi lunak pada Tuan Muda Rehhand. Entah apa yang merasukinya.
"Terima kasih banyak, Pak." Dian bersyukur kemudian bergegas ke tempat duduknya.
DEG
DEG
DEG
Ketika sampai di tempat duduknya, Dian mematung di samping tempat duduknya tak mampu bergerak melihat pahatan sempurna yang sedang duduk tepat di sebelah kursi kosong yang akan diduduki olehnya. Dian begitu takjub dan merasa tersihir hanya dengan melihat pesona seorang Rihan.
Para gadis yang melihat Dian, merasa iri karena bisa duduk bersebelahan dengan sang tuan muda. Rihan yang merasa diperhatikan, segera mengangkat kepalanya dan memandang dengan datar seorang gadis yang sedang berdiri mematung di depannya.
Sedangkan Dian, dia segera tersadar dari kekagumannya di saat mata coklat tajam itu memandangnya seakan ia siap dikuliti.
"Maafkan saya, Tuan Muda." Dian merasa bersalah dan segera duduk di tempat duduknya.
Rihan tidak mengambil pusing tindakan Dian. Rihan kemudian menurunkan kembali tatapannya dan melanjutkan menonton rekaman CCTV di ponselnya.
Dian yang sudah duduk di tempatnya, merasa gelisah. Jantungnya tak berhenti berdetak karena duduk bersebelahan dengan sang Tuan Muda Rehhand yang saat ini menjadi bahan perbincangan publik karena ketampanannya.
"Ya Tuhan, kenapa dengan jantungku?" Tukas Dian dalam hati sambil memegangi dadanya, tempat jantungnya berada.
Selama pelajaran berlangsung, Dian tidak bisa fokus mengikuti pelajaran dikarenakan ciptaan Tuhan yang begitu sempurna sedang duduk di sampingnya, juga detak jantungnya yang sedari tadi tidak bisa berhenti berdetak kencang. Sesekali dia akan melirik ke sampingnya memandang wajah putih bersih, hidung mancung, apalagi bibirnya yang begitu menawan.
Dian sendiri merasa heran akan sikapnya. Tidak biasanya dia seperti ini. Sudah banyak melihat ketampanan para pria, tetap saja dia tidak merasa kagum. Berbeda dengan sang tuan muda di sampingnya ini.
Rihan yang mengetahui sedang dipandang intens oleh teman sebangkunya, hanya mencibir dalam hatinya
"*S*etampan itukah aku?"
"Dian, Tolong kamu jelaskan apa itu Infeksi Nosokomial." Perintah tegas Pak Bayu pada Dian, karena sedari tadi ia mengajar, anak didiknya itu selalu memperhatikan sang tuan muda. Pak Bayu hanya takut jika muan muda dingin itu merasa risih.
Dian yang merasa dirinya disebut, segera mencari asal suara yang ternyata berasal dari dosen di depan kelas. Dian hanya bisa mengutuk kebodohannya dalam hati.
"Maaf, Pak. Bisa tolong ulangi pertanyaannya?" Tanya Dian gugup.
"Tolong jelaskan apa itu Infeksi Nosokomial." Tanya Pak Bayu lagi.
Dian gelagaban. Dia kemudian segera memutar otaknya dan menjawab.
"Infeksi Nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit. Seseorang dikatakan mengalami Infeksi Nosokomial, jika..." Penjelasan Dian terputus karena tidak sanggup lagi memutar otaknya. Padahal setahunya, ini merupakan pelajaran ilmu bedah dasar. Bisa-bisanya dia melupakan hal segampang ini.
Sementara dirinya memutar otak, seseorang tiba-tiba menyahut.
"Seseorang dikatakan mengalami Infeksi Nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani perawatan di Rumah Sakit. Infeksi Nosokomial bisa terjadi pada Pasien, Perawat, Dokter, serta Pekerja atau pengunjung Rumah Sakit." Sambung sebuah suara sambil menatap datar Dian yang duduk di sebelahnya dengan menopang dagunya menggunakan satu tangannya.
Semua yang mendengar suara dingin itu tertegun. Mereka tidak menyangkah bahwa suara sang Tuan Muda Lesfingtone begitu merdu layaknya seorang gadis (memang gadis kok).
Apalagi Dian. Dia merasa sangat malu karena jawabannya dibantu oleh sang tuan muda. Dian semakin merasa malu juga terintimidasi karena ditatap dengan sorot mata tajam bak pisau itu. Ingin sekali Dian berlari dan bersembunyi menutupi dirinya saat ini.
Sedangkan Rihan, dia hanya tertawa dalam hati karena tingkah gadis di sampingnya ini. Rihan merasa lucu, karena gadis di sampingnya ini hanya memandangnya sepanjang pelajaran dan ketika ditanya, dia menjadi gelagapan.
Tidak ada maksud untuk membantu gadis itu, hanya saja suasana hatinya sedang baik, juga gadis di sampingnya ini merupakan gadis mungil yang tadi pagi dilihatnya sedang membantu seorang nenek untuk menyeberangi jalan. Rihan membantunya karena kebaikan hati gadis itu sendiri.
"Kamu harus berterima kasih pada Tuan Muda, karena sudah membantumu, Dian." Ucap Pak Bayu.
Pria paru baya itu pikir tuan muda dingin yang menawar mata kuliahnya hanya mengandalkan kekuasaannya saja untuk berkuliah. Akan tetapi, lihatlah sekarang... Pak Bayu begitu takjub. Setahunya, tuan muda itu, sedari tadi sibuk dengan ponselnya, tetapi mampu mendengar dan melanjutkan apa yang tidak sempat Dian jelaskan.
"Terima kasih, Tuan Muda." Dian berbicara dengan gugup. Pipinya sudah merona.
"Hmm."
Para gadis di dalam kelas itu lagi-lagi merasa iri akan keberutungan Dian yang dibantu oleh Rihan. Apalagi ditatap seperti itu dari dekat, sungguh mereka sangat iri.
Dian, jangan ditanya. Jantungnya hampir saja melompat keluar jika tidak segera dikontrol. Pipinya semakin merona. Kini dia yakin, dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
...
Perkuliahan kemudian berlanjut hingga waktu selesai. Pak bayu lalu keluar dari kelas disusul oleh mahasiswa lainnya. Sedangkan Rihan, dia menunggu hingga kelas hampir kosong, kemudian melangkahkan kakinya keluar menuju kantin tanpa mempedulikan teman sebangkunya. Dian yang melihat kepergian Rihan, hanya memandang dengan sendu punggung Rihan yang perlahan-lahan mulai tidak terlihat.
"Hanya memandangnya dari jauh sudah cukup bagiku,"
***
Tidak ada salahnya mengharapkan sesuatu yang lebih tinggi.
Semuanya dapat dicapai jika kita memiliki keinginan yang kuat.
Liana ' S
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!