NovelToon NovelToon

Roni Sang Pejuang Cinta

Bab 1 Prolog

Assalamualaikuuum...

Selamat membaca, jangan lupa kasih like Vote nya.

****

Roni laki laki dari desa terpencil yang sangat jauh dari kota,

Keadaan ekonomi dikeluarganya sangat kekurangan. Walupun serba kekurangan namun orang tuanya sangat gengsi, terutama Bapaknya, yang pandai sekali menutupi kemiskinanya.

Usia Roni sekarang sudah menginjak 21 tahun, Roni mempunyai latar belakang sekolah yang kurang baik, dia hanya lulusan SD.

Bapaknya Roni hanyalah seorang tukang cukur rambut di kampung itu, karna orangnya gengsian, dia hanya mengandalkan hasil cukur rambut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sehingga untuk melanjutkan sekolah Roni tidak mencukupi. Ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga,dan mengurus ayam peliharaanya.

Roni beruntung mempunyai wajah yang sangat tampan dan juga baik, itulah yang sangat dibangga-banggakan orang tuanya. Karna wajah tampanya itu banyak gadis desa yang naksir sama dia,dan patah hati di buatnya.

Termasuk juga anak pak kepala desa yang kaya raya itu, dia bernama Risa wajahnya cantik, sekarang Risa masih kuliah semester satu. Mereka sudah saling kenal, dulu mereka satu kelas waktu di Sekolah Dasar.

Mereka sering bersama-sama, mereka saling menyukai, merekapun menyatakan perasaan cintanya walaupun itu hanya cinta monyet.

Bapaknya Risa mengetahui kisah percintaan mereka, dia tidak suka anaknya berhubungan dengan Roni yang dari keluarga miskin, tidak berpendidikan tinggi.

Menurutnya keluarga Roni tidak sederajat denganya. Sehingga Risa tidak boleh menjalin hubungan dengan Roni walaupun hanya sekedar teman.

Setelah lulus Sekolah Dasar, mereka sudah jarang bertemu, walaupun bertemu mereka hanya saling memandang tanpa satu katapun, matanya menyimpan banyak kata-kata yang tak bisa di ungkapkan, seperti ada yang di sembunyikan oleh Risa.

Karna hanya lulusan Sekolah Dasar, Roni hanya bekerja kalau ada panggilan saja, seperti membenahi genteng bocor, pompa air yang rusak, dan lain-lain.

Hanya itu yang Roni bisa lakukan, dan mendapatkan upah seadanya, kadang juga hanya mendapatkan makanan saja.

Pagi-pagi sekali terdengar suara cewek memangil nama Roni.

"Mas Roni...," belum ada jawaban cewek tadi memangil lagi.

"Mas Roni..., assalamualaikum..."

"Waalaikum salam," jawab Bapaknya Roni sembari membuka pintu.

"Oh sinta, anaknya pak bayan ya"

"Ya pak," jawab sinta dengan santun.

"Wah bagus ni kalo Roni bisa pacaran sama anaknya pak Bayan, yang terpandang itu," kata Bapaknya Roni dalam hati.

Sinta anak pak Bayan yang mempunyai wajah cantik ayu alami, sekarang dia masih sekolah dibangku kelas 3 SMA, anaknya baik dan juga kalem. Diam diam dia sangat mengagumi Roni.

"Ada apa mencari Roni."

"Seperti biasa pak keran dirumah kami rusak, saya disuruh bapak ngasih tau mas Roni untuk benerin keran yang rusak "

"Tunggu sebentar Bapak panggilin."

"Ron-Ron...."

Roni di panggil Bapaknya, Roni ada di belakang rumahnya yang sedang memberi makan ayam-ayamnya.

"Ya ada apa pak."

"Ni ada yang nyariin kamu."

"Siapa?", tanya Roni penasaran.

"Anaknya pak bayan yang cantik itu lo."

Roni bergegas menemui sinta yang menunggu di depan rumah.

"Ada apa sin?"

"Leran dirumahku rusak lagi tolong kamu benerin ya, sekarang."

"Ya udah ayo."

Sinta tersenyum sumringah mendengar ajakan Roni, karna sudah lama dia memendam rasa cinta pada Roni. Tetapi Roni menganggap sinta hanya gadis biasa seperti cewek-cewek lainya.

Mereka berdua sudah sampai rumahnya Sinta.

"Mana kerannya yang rusak,"tanya Roni.

"Di kamar mandi aku."

Roni yang sudah biasa ngebenerin keran sinta berkata pada Sinta yang membuntuti Roni ke kamar mandi.

"Perasaan keran yang rusak pasti di kamar mandi kamu deh,aku tu udah tiga kali benerin keran kamu ini."

"Aku sengaja supaya kamu dateng kerumahku,supaya aku bisa sama kamu,memandangi wajah tampanmu."

"Hei jangan terlalu memujaku nanti kamu jatuh cinta sama aku,"kata Roni.

"Gimana kalo aku jatuh cinta beneran sama kamu," sahut sinta yang sudah lama ingin mengungkapkan rasa cintanya pada Roni.

"sebaiknya simpan saja rasa cintamu padaku, karna aku sudah punya tambatan hati sejak lama."

"Siapa dia?", tanya Sinta penasaran.

"Kamu nanti juga akan tahu siapa orangnya."

Dengan wajah cemberut Sinta sangat kecewa dengan jawaban Roni yang tak memberinya peluang cinta.

Roni selesai membetulkan keran di rumah Sinta, lalu dia pamit pulang.

"Sin, udah selesai ni aku pulang dulu ya."

Tidak ada jawaban dari Sinta yang sedang meneteskan air mata di jendela kamarnya sembari melihat pemandangan .

Sinta sangat malu dan sakit hati tanpa sengaja mengungkapkan perasaan cintanya, dan mendapat penolakan cinta dari Roni.

Roni tau kalo sinta sangat marah denganya. Roni bergegas pulang tanpa di beri upah oleh Sinta.

Roni berlalu pergi, sinta menutup kamarnya dan menangis sekeras-kerasnya, sambil melempar bantal, dan boneka yang ada dikamarnya.

Sudah kesekian kalinya Roni membuat patah hati cewek yang pernah dekat denganya. Roni masih mempertahankan cinta pertamanya, yang tak bisa di gantikan oleh siapapun, yaitu Risa anak Pak Kepala Desa.

Dalam hatinya Roni sangat kangen dengan Risa, dalam bayanganya dia ingin memeluk erat tubuh Risa dan enggan melepaskanya, karena sudah lama dia tak berjumpa denganya.

Menjelang malam Roni masuk kedalam kamarnya,ingin beristirahat. Tanganya menepuk sebuah bantal dan berbaring diatasnya.

Roni mengingat waktu masih di bangku Sekolah Dasar, saat dia bersama sama dengan Risa, berangkat sekolah bersama, bermain bersama, dan saat menyatakan cintanya pada Risa dia memberikan boneka kelinci yang sangat lucu dan imut.

"Apa kamu masih menyimpan boneka pemberianku itu Risa,"gumam Roni dalam hati.

"Sekarang kamu lagi ngapain,kamu dimana,sudah lama aku tidak pernah bertemu denganmu,"hati Roni semakin terbakar api kerinduan.

Karena Roni anak desa yang hidupnya serba kekurangan, dia tidak punya telepon rumah ataupun hand phone.

Kalau jaman sekarang kalau kita kangen pacar bisa cari di sosmed, pokoknya ngenes banget kehidupan cintanya.

Beralih ke Risa, karena dia anak orang kaya dan hanya anak satu-satunya, dia kuliah dikota,tapi bukan di Jakarta. Karena tempatnya jauh dari kampungnya dia harus ngekos disana.

Sudah selang beberapa tahun Risapun sama dengan Roni tidak pernah pacaran, bahkan dia sering menolak cowok yang dekat denganya. Dia masih mempertahankan cinta pertamanya yaitu Roni.

Didalam kamarnya terlihat diatas tempat tidur ada boneka kelinci yang lucu dan imut, itu adalah boneka pemberian Roni yang masih di simpan Risa, sebelum tidur seperti biasa Risa mencium dan memeluk boneka kesayanganya itu,sambil berkata.

"Roni maafkan aku yang tak pernah memberitahumu soal hubungan kita, semenjak Bapakku tahu kalau kita saling menyukai, sejak itulah hubungan kita berhenti.

Bapak mengancamku, bila hubungan ini berlanjut ia tidak akan segan-segan menganggapku sebagai anaknya karena telah mencintai cowok miskin seperti kamu," Risa berkata sambil memandangi bonekanya tak terasa air matanya membasahi boneka.

"Aku berharap kamu masih menungguku, dan kamupun masih menungguku, semoga kita bisa berjodoh untuk selamanya."

***tunggu kisah selanjutnya ya...

Jangan lupa kasih like dan comment....

Bab 2 Pingin beli hand phone

Malam telah berlalu, pagi-pagi seperti biasa Roni berada di belakang rumahnya membantu ibunya memberi makan ayam-ayam peliharaanya. Pandangan Roni tertuju pada ayam-ayam yang sedang asyik makan sembari berkata dalam hati.

"Wah ayam-ayamku ini sekarang sudah besar-besar, sudah bisa di jual.aku pingin apa ya..."

Terlintas di pikiranya Roni, dia ingin membeli hand phone supaya dia bisa berhubungan dengan Risa lagi.

"Bu ayam-ayamnya sudah tumbuh besar ni,udah bisa di jual, nanti uangnya buat aku ya bu."

"Emangnya kamu mau beli apa?", tanya ibu.

"Mau beli sesuatu yang bisa buat aku bahagia dan menemukan orang yang aku cintai"

"Sesuatu apaan, yang jelas ngomongnya",cetus Ibu Roni.

"Aku pingin beli hand phone, kayak anak-anak muda sekarang ini."

"Buat apa, emangnya kamu bisa makeknya, gayamu itu lo kayak anak orang kaya."

"Bisalah Bu kalo belajar, aku kan anaknya pintar walaupun hanya lulusan Sekolah Dasar, buktinya aku bisa ngebenerin benda-benda yang rusak tanpa harus sekolah dulu."

"Emang harga hand phonenya berapa," tanya ibu lagi." sekitar dua jutaan Bu."

"Apaaaa...," sahut Ibu dengan teriaknya.

"Harganya dua juta, mana cukup hanya dengan jual ayam, ibu aja nggak pernah punya uang segitu banyaknya, buat belanja sehari-hari aja ibu masih ngutang di warung-warung."

"Kamu tau sendiri Bapakmu tu kerjanya cuma jadi tukang cukur rambut, yang upahnya nggak cukup buat kebutuhan sehari-hari. Mendingan kamu gak usah deh beli hand phone yang nggak begitu penting it.""

"Tapi Bu bagiku itu penting banget, aku butuh banget hand phone buat nyari seseorang yang sudah lama aku rindukan"

"Emangnya siapa? anaknya pak bayan itu ya yang sering dateng kesini nyariin kamu"

"Bukan-bukan dia Bu"

"Lalu siapa",tanya ibu penasaran.

"Ibu ingat gak, waktu aku masih sekolah di bangku Sekolah Dasar, aku punya temen cewek namanya Risa anaknya Pak Danu yang sekarang menjadi kepala desa. Dia sering main di rumah kita, wajahnya cantik dan anaknya baik. Aku suka Bu sama dia,dan aku juga sudah menyatakan cintaku padanya."

"Oh Risa!, kemana ya dia sekarang kok ibu nggak pernah melihatnya, dan juga gak pernah main kesini."

"Ya sejak kita lulus Sekolah Dasar, tiba-tiba dia menghindar begitu saja, itu yang membuat aku penasaran sampai sekarang, aku dari dulu sampai sekarang masih mencintainya dan sangat merindukannya."

"Lalu bagaimana dengan Risa apa dia juga mencintai kamu," tanya ibu lagi yang terharu dengan cerita anaknya.

"Risa juga sama sangat mencintai aku, dia ingin kita bisa bersama sampai beranak cucu, tapi kenapa dia jadi begitu," ucap Roni dengan muka yang sangat sedih.

"Ya udah Ibu izinin kamu beli hand phone, tapi kamu juga harus bilang Bapakmu."

"Tapi aku takut Bapak marah."

"Ya udah nanti biar ibu yang ngomong sama Bapak kamu."

"Makasih ya Bu, aku sayang Ibu," ucap Roni sambil memeluk ibunya.

***

Bapak Roni yang sedang menata alat cukurnya mendengar suara.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikum salam...," jawab Bapaknya Roni pada seorang pria paruh baya yang sedang membutuhkan tenaga Roni.

"Roninya ada pak?" tanya pria itu.

"Ya ada,ada apa nyariin Roni."

"Saya butuh tenaga Roni untuk membantu saya."

""Ron-Ron....," dengan suara keras Bapak memanggil Roni yang masih ada di belakang rumah bersama ibunya.

"Ya Pak ,ada apa?" sambil berlari Roni memenuhi panggilan Bapaknya.

"Mi ada orang yang butuh tenaga kamu."

"Oh Pak Samin."

Pak Samin adalah orang yang bekerja dirumah pak Bayan.

"Ada apa Pak ,kerannya rusak lagi?" tanya Roni yang kemarin baru saja ngebenerin keran di rumahnya Sinta anaknya Pak Bayan.

"Bukan keranya yang rusak Ron, tapi hatinya mbak Sinta yang rusak"

"Emangnya kenapa Pak dengan Sinta"

"Sudahlah ayo kita cepat kesana."

Roni segera berangkat ke rumah Sinta dengan Pak Samin.

Sesampainya di rumah, Sinta dan Roni bertemu dengan pak Bayan ayahnya Sinta.

"Kamu apakan anak saya hingga jadi seperti itu," kata Pak Bayan yang marah dengan Roni.

Roni bergegas menuju kamarnya Sinta, terlihat banyak tissu berserakan di lantai, Sintapun terlihat menangis tersedu-sedu hingga matanya memerah dan bengkak.

"Sinta kenapa kamu?" tanpa menjawab Sinta langsung memeluk Roni sambil berkata.

"Roni kamu gak boleh begitu kenapa kamu menolak cintaku,bsakit hatiku," Roni melepaskan pelukan Sinta dan berkata.

"Bukan maksud aku menyakiti hatimu, aku juga sama seperti kamu entah ditolak atau bagaimana pada cewek yang aku cintai, dia meninggalkan aku tanpa sebab hingga sekarang aku tak tau jawabannya. Tapi aku masih setia menunggunya dan akan mencarinya."

Mendengar perkataan Roni Sinta jadi terharu, dan hatinya sudah rela melepaskan Roni yang akan mencari cinta sejatinya.

"Gimana kamu sudah sembuh hatinya," dengan tersenyum Sinta menjawab.

"Ya aku sudah baikan, aku salut sama kamu yang masih setia dengan cinta sejatimu, tetap semangat ya"

"Ya udah aku pamit ya."

"Tunggu sebentar, ini upah kamu yang kemarin belum aku kasih, karna waktu itu hatiku sedang kacau balau"

"Nggak usah terima kasih."

"Udah terima aja, siapa tau ini berguna buat kamu."

*** Di rumah Roni

Ibunya sedang menyeduh kopi panas yang akan diberikan kepada suaminya, yang sedang menonton Tv Ibu pingin ngasih tau Bapak soal keinginan anaknya," Bapak ini Ibu buatin kopi di minum ya"

"Ya, Istriku yang cantik," jawab bapaknya Roni sambil memuji istrinya.

"Pak Ibu pingin ngomong sama Bapak "

"Ngomong apa bu kok slinta-slintut gitu, nggak seperti biasanya Ibu pingin ngomong sama Bapak pakai izin dulu."

"Gini lo pak, Roni pingin beli hand phone."

"Apa!!!, beli hand phone," jawab bapak terbelalak.

"Untuk apa to Bu, Hand phone itu mahal harganya jutaan dari mana kita dapat uang sebanyak itu."

"Kita jual saja ayam kita yang sudah besar-besar itu."

"Mana cukup Bu,emangnya apa pentingnya Roni mau beli Hand phone."

"Itu penting pak buat Roni, dengan punya Hand phone Roni bisa mencari cinta sejatinya sejak kecil, dan ingin bisa berhubungan denganya dari jarak jauh," kata Ibu menjelaskan pada Bapaknya Roni.

"Bukannya Sinta pacarnya Roni, yang rumahnya dekat sini, ngapain pake hp-hpan segala."

"bukan Pak, yang ibu maksud itu Risa teman sekolahnya Roni waktu di Sekolah Dasar, dia anaknya pak Danu yang sekarang jadi kepala desa kita."

"Oh seperti itu," sepertinya Bapak suka karna anaknya mencintai Risa anak pak kepala desa yang kaya raya itu.

"Risa itu cinta pertamanya Roni, tapi setelah lulus sekolah dasar, Roni tidak pernah berhubungan denganya lagi entah karna apa, tapi Roni masih setia menunggunya.

"Ya udah Bu, akan aku usahakan supaya Roni bisa membeli hand phone."

***tungguin episode selanjutnya ya....

Bab 3 Butuh uang dua juta

***Di rumah

Bapaknya Roni kelihatan mondar-mandir memikirkan gimana cara dapetin uang untuk bisa beli hand phone buat Roni, sambil mengusap-usap rambutnya Bapak berkata.

"Gimana ya caranya dapat uang sebanyak dua juta itu, untuk beli Hand phone."

Maklum ya bagi orang yang kurang mampu uang segitu udah kelihatan banyak dan susah nyarinya.

Tiba-tiba saja terdengar suara dari depan rumah, "Ayamnya-ayamnya...yang mau di jual monggo-monggo."

Segera Bapak keluar dari rumah dan memanggil tukang penjual ayam itu.

"He..., penjual ayam berhenti, saya mau menjual ayam-ayam saya."

"Oh iya boleh pak, dimana tempat ayamnya?" tanya penjual ayam itu.

"Ada di belakang rumah,ayo kita kesana," dengan hati gembira Bapaknya Roni menuju kandang ayam bersama penjual ayam itu.

"Berapa pak ayamnya yang mau dijual?"

"Saya hitung dulu, dan memilih yang sudah besar-besar, satu, dua, tiga.......sepuluh, sebelas......duapuluh, ada dua puluh ekor yang mau saya jual, kira-kira dapat uang berapa?"

"Perbijinya saya beli lima puluh ribu ya pak..."

"Tambahin dong pak harganya masak cuman segitu," pinta Bapaknya Roni pada pembeli ayam itu.

"Itu sudah mahal pak, kalo ayamnya gak gemuk-gemuk nggak laku segitu."

"Ya sudah, saya mau dengan harga segitu, jadi tu

jumlah uangnya berapa?"

"Saya hitung dulu ...jumlahnya satu juta, ni pak uangnya."

"Oh ya terimakasih banyak," ucap Bapak Roni.

Pembeli ayampun berlalu pergi. Bapak berjalan menuju ruang dapur.

"Bu ayamnya sudah Bapak jual, dapat uang satu juta rupiah."

"Alhamdulilah pak dapat uang segitu banyaknya , ntar bisa buat beli hand phonenya Roni."

"Masih kurang banyak Bu, Bapak punya simpanan uang itupun untuk belanja bulanan kita,gimana ini," keluh Bapak Roni.

"Sabar-sabar pak kita nunggu punya uang lagi."

"Ya semoga Roni juga mau bersabar."

Ternyata kedua orang tua Roni sangat antusias sekali ingin membelikan hand phone buat Roni.

***

Sembari berjalan pulang dari rumah Sinta Roni melewati sekolah yang dulu pernah dia tempati bersama Risa, dia terhenti sebentar membayangkan kenangannya bersama Risa , dalam hatinya berkata," Risa aku pingin kita bisa bersama-sama lagi seperti dulu,kapan kita bisa bertemu lagi."

Lalu Roni melanjutkan perjalanan pulang, tiba saja dia kepikiran pingin melewati rumahnya Risa yang arahnya berlawanan dari rumahnya, Roni membalikkan badannya dan berjalan menuju rumahnya Risa.

Selang waktu berjalan Ronipun sampai di depan rumah Risa yang terlihat sangat bagus dan mewah diantara rumah warga-warga yang lain, Roni melihat dari luar pagar rumah Risa terlihat sepi tidak ada orang satupun di depan rumah.

Ternyata di dalam rumah ada seorang pembantu yang melihat orang yang ada diluar pagar, dia bergegas mengambil selembar uang, dan keluar dari rumah. Roni kaget, dan berkata dalam hatinya," ternyata ada orangnya"

Tiba-tiba saja pembantu itu memberikan selembar uang pada Roni, sambil berkata.

"Ini Mas silahkan pergi."

Roni kaget di buatnya, dan berkata.

"Lo mbak saya bukan pengemis"

"Kirain mas orang minta-minta alias pengemis jaman new."

"Maksudnya apa!!!, orang tampan begini kok di bilang pengemis pakek jaman new lagi maksudnya gimana," cetus Roni.

"Sekarang tu banyak ya orang yang modus, lagian mas ini mukaknya saya lihat melas banget sih, jadi saya kira pengemis."

"Ini rumahnya pak lurah kan," tanya Roni pada pembantu itu.

"Ya benar,emangnya kenapa?"

"Kok sepi banget rumahnya orangnya pada kemana," tanya Roni sambil meliha kesana-sini tak ada orang kecuali pembantu itu.

"Pak lurah sedang keluar kota,dia pergi ke kota Malang untuk mengunjungi putrinya yang sedang kuliah di sana, dia itu putri satu-satunya, dia nggak pernah pulang ke sini, kalau orang tuanya kangen,mereka akan berkunjung kesana."

"Oh begitu kenapa putrinya gak pernah pulang kesini," tanya Roni penasaran.

"Ysng saya tahu katanya,kalau dia pulang hatinya akan terasa sakit."

"Sakit karena apa," tanya Roni lagi.

"Ya mana saya tahu."

"Emangnya kamu siapa sih nanya -nanya terus,ngapain juga saya cerita sama kamu."

"Aku ini temannya Risa waktu masih di Sekolah Dasar, dulu kami sangat akrab, selalu pulang sekolah bersama-sama dan bermain bersama-sama, diapun sering main ke rumah saya, tapi saya tidak pernah di ajak main ke rumahnya entah karena apa."

Pembantu itu terpaku mendengar cerita Roni.

Roni melanjutkan ceritanya lagi.

"Dia pernah bilang kalau dia sangat menyayangiku dan ingin hidup bersamaku selamanya, semenjak lulus dari Sekolah Dasar, kita seperti terpisah dan tak pernah bertemu lagi."

"Oh begitu, kasihan ya kamu, jadi kamu kesini mau nyariin neng Risa to."

"Saya sudah sering kesin tapi tidak pernah bertemu siapapun, rumah ini selalu kelihatan sepi, saya pingin sekali bertemu dengan Risa dan menanyakan kenapa semenjak itu dia tidak pernah menemuiku lagi."

"Gimana ya caranya kamu bisa bertemu dengan neng Risa, saya juga nggak tahu alamatnya di mana, oh iya kamukan bisa menghubungi nomernya neng Risa,saya punya nomer telephonnya, sebentar saya ambilkan."

"Ya Bu, ya Bu," jawab roni dengan hati yang sangat gembira.

Pembantu itupun langsung masuk kerumah dan mencatat nomer telephonnya Risa,sedangkan Roni masih menunggu diluar pagar. Pembantu itupun keluar dari rumah dan memberika nomer telephonnya Risa pada Roni.

"Ini nomer telephonya neng Risa, kamu bisa menghubunginya."

"Ya Bu ,terima kasih banyak...," sambil bersalaman Roni mengucapkan banyak terima kasih pada pembantunya Bapak lurah itu.

Roni berlalu pergi pulang menuju rumahnya dengan hati gembira, karena sudah dapat petunjuk untuk bisa menghubungi Risa.

Roni sudah sampai di depan rumahnya, dia berlari sambil berteriak .

"Bu...Ibu, Roni pulang , Roni seneng banget Bu bisa hari ini," sambil memeluk Ibunya yang terkejut karena teriakan anaknya yang seneng kegirangan itu, sedangkan Bapaknya hanya terdiam menyaksikanya.

"Ya ya kamu seneng kenapa,kamu sudah bertemu Risa," tanya Ibu.

"Belum Bu aku sekarang sudah dapat nomernya Risa."

"Baru dapet nomernya Risa aja seneng banget, emangnya kamu mau menghubunginya pakai apa," Roni terdiam.

"Iya emangnya kamu mau menghubungi pakai apa," sahut Bapaknya Roni.

"Kan katanya Bapak mau beliin Roni hand phone."

"Bapak sudah jual ayam-ayamnya tapi uangnya masih nggak cukup untuk bei hand phone."

Mereka bertiga terdiam dengan muka sedih. Bapak dan Ibunya Roni memandang Roni yang sangat sedih, sekilas bapak memandang saku baju Roni terlihat amplop putih.

"Ron itu disakumu ada amplop putih isinya apa," tanya Bapak.

"Ini tadi upah dari sinta Pak."

"Kok tebel banget isi amplopnya,coba kamu buka."

Mereka bertiga terbelalak ternyata isinya uang yang jumlahnya satu juta rupiah.

"Ya Alloh pak isinya uang sebanyak satu juta."

"Apa uang satu juta,banyak banget upahnya,Alhamdulillah...," kata ibu bersyukur banget.

"Ini bisa buat tambahan buat beli hand phone kamu Ron," kata Bapak.

"Ya Pak," jawab Roni dengan hati yang sangat gembira, karena sebentar lagi Roni bisa beli hand phone, untuk bisa berhubungan dengan Risa cinta sejatinya.

***masih berlanjut tunguin kisah selanjutnya....like dan kommen ya... makasih buat yang baca...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!