Flirt Vs Cuek {TaeKook}
[1] – Si Playboy dan Si Dingin
Radith Arslan
Brooo, gue nemu target baru.
Reza
Siapa lagi? Lo nggak capek gonta-ganti?
Radith Arslan
Hehehe, beda ini. Anak kelas kita.
Radith Arslan
Saka Rendra.
Reza
Yang duduk di belakang?
Reza
Ngakak. Bro, lo nggak bakal bisa dapetin dia.
Radith Arslan
Woi, jangan remehin gue gitu lah. Semua orang bisa jatuh kalau gue deketin.
Reza
Itu kalau mereka punya hati. Saka itu... kayak batu es.
Radith Arslan
Justru itu yang bikin seru.
Radith Arslan
100%. Gue bakal bikin dia jatuh ke gue.
Reza
Taruhan yuk. Sebulan. Kalau lo gagal, lo traktir gue seminggu penuh.
Radith Arslan
/Smirk/ Deal
Lita
Sakaaa, lo lagi baca buku apa sih?
Saka Rendra
/Menutup buku perlahan/ Novel sejarah.
Lita
Hadeh, serius amat. Lo nggak bosan?
Lita
Lo tuh dingin banget tau, coba sesekali ngobrol sama yang lain.
Saka Rendra
/Menatap datar/ Gue nggak butuh.
Radith Arslan
/Muncul sambil nyengir/ Hei, Saka.
Saka Rendra
/Memandang sekilas/ Ada apa?
Radith Arslan
Gue pengen kenalan lebih deket sama lo.
Saka Rendra
/Mengangkat alis/ Kenapa?
Radith Arslan
Karena lo menarik.
Saka Rendra
Nggak tertarik. ❄️
Radith Arslan
/Ketawa kecil/ Tenang, gue nggak nyerah semudah itu.
Saka bangkit, mengambil bukunya, lalu pergi tanpa menoleh.
Lita
/Ngikik/ Ya ampun, Radith. Lo kena mental?
Radith Arslan
Nggak lah, justru makin tertarik.
Oke ini cs pengganti cs Harem kemarin, itu cs kehapus 👀
[2] – Usaha Pertama, Gagal Total?
Reza
Gimana, bro? Udah kena mental?
Radith Arslan
Gila, nih anak lebih dingin dari freezer.
Reza
Ngakak. Gue udah bilang.
Radith Arslan
Gue nggak nyerah. Ini baru pemanasan.
Radith Arslan
Yakin banget.
Reza
Oke, gue tunggu drama lo selanjutnya.
Lita
Sakaaa, lo nggak penasaran sama Radith?
Saka Rendra
/Menutup buku/ Kenapa gue harus penasaran?
Lita
Dia kan terkenal di sekolah. Banyak yang suka.
Saka Rendra
Gue bukan salah satu dari mereka.
Lita
Menghela napas. Lo tuh terlalu cuek.
Tiba-tiba, HP Saka berbunyi.
📱 Pesan dari nomor tak dikenal:
"Boleh gue duduk sama lo besok di kantin?"
Saka Rendra
/Menyipitkan mata/
Saka Rendra
📱 Saka membalas:
"Siapa?"
Radith Arslan
📱 Nomor tak dikenal:
"Radith. :)"
Saka menghela napas lalu mengabaikan pesan itu.
Saka duduk sendirian di meja pojok, menikmati makan siangnya dengan tenang. Tapi tiba-tiba, sebuah nampan mendarat di hadapannya.
Radith Arslan
Nyengir. Gue duduk sini, ya?
Saka Rendra
Menatap sekilas. Gue nggak jawab ‘iya’.
Radith Arslan
Tapi juga nggak jawab ‘nggak’. Jadi, gue duduk aja.
Saka Rendra
/Menghela napas dan lanjut makan/
Radith Arslan
Lo nggak bosen makan sendirian?
Radith Arslan
Nggak mau ngobrol?
Radith Arslan
/Terkekeh/ Gila, lo emang irit kata banget.
Saka Rendra
Lo nggak capek ngomong terus?
Saka Rendra
/Mendengus pelan/
Radith Arslan
/Mencondongkan badan/ Lo tau nggak? Gue suka tantangan.
Saka Rendra
Bukan urusan gue. ❄️
Radith Arslan
Dan lo tantangan paling seru yang pernah gue temuin.
Saka Rendra
/Berhenti makan sejenak ; menatap Radith lama/ Jangan buang waktu lo buat hal yang nggak akan berhasil.
Radith Arslan
/Tertawa kecil/ Kita lihat aja nanti.
Saka Rendra
/Berdiri membawa nampannya ; pergi tanpa berkata apa-apa/
Radith Arslan
📱 Radith:
"Besok lo duduk sama gue lagi di kantin, oke?"
Saka Rendra
📱 Saka:
"Nggak."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Yakin? Gue bakal terus dateng, lo tau?"
Saka Rendra
📱 Saka:
"Silakan. Gue nggak peduli."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Lo bakal peduli."
Saka Rendra
📱 Saka:
"Mimpi aja."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Tunggu aja, Saka. Gue nggak gampang nyerah."
[3] – Kejar Terus Sampai Luluh?
Radith Arslan
📱 Radith:
"Lo yakin nggak bakal goyah?"
Saka Rendra
📱 Saka:
"100%."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Kita lihat."
Saka Rendra
📱 Saka:
"Jangan buang waktumu."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Gue nggak buang waktu, gue investasi."
Saka Rendra
📱 Saka:
"Investasi yang bakal rugi."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Menurut lo."
Saka membaca pesan terakhir tapi tidak membalas. Dia menghela napas panjang, lalu meletakkan ponselnya. Radith benar-benar tidak mau menyerah, ya?
Di sekolah, suasana seperti biasa: ramai dan penuh dengan gosip. Radith melangkah santai ke kelas, senyum khasnya masih melekat. Saat melihat Saka duduk di bangkunya sambil membaca, Radith langsung mendekati meja itu dan menjatuhkan diri di kursi kosong di sebelahnya.
Radith Arslan
Nyengir. Selamat pagi, partner diem-dieman.
Saka Rendra
/Menghela napas/ Gue bukan partner lo.
Radith Arslan
Tapi kita udah sering ngobrol, loh. Itu udah cukup buat gue naik pangkat jadi orang spesial buat lo.
Saka Rendra
/Menutup bukunya perlahan/ Radith, lo tau batas, kan?
Radith Arslan
/Menyandarkan diri di kursi/ Gue suka nge-push batas.
Saka menghela nafas, jelas-jelas tidak tertarik untuk melanjutkan obrolan ini. Tapi sayangnya, Radith bukan tipe orang yang mudah diabaikan.
Radith Arslan
Lo lagi baca apa?
Radith Arslan
/Tertawa kecil/ Gue liat itu. Maksud gue, judulnya apa?
Saka Rendra
/Menatap sekilas ; menjawab dengan malas/ Sejarah Peradaban Kuno.
Radith Arslan
/Meringis/ Serius banget, sih. Lo nggak pernah baca novel romance atau thriller?
Saka Rendra
Nggak tertarik.
Radith Arslan
/Mengangguk-angguk/ Jadi, lo lebih suka hal-hal yang pasti dan bersejarah daripada sesuatu yang penuh dengan imajinasi dan emosi?
Saka Rendra
/Mengangkat alis/ Lo mulai ngerti gue?
Radith Arslan
/Menunjuk dirinya sendiri/ Gue tuh cerdas, Saka.
Saka Rendra
/Mengabaikan Radith dan kembali membaca/
Radith Arslan
/Mendekat/ Nih, kalau gue jadi bagian dari sejarah lo, lo bakal baca tentang gue nggak?
Saka Rendra
/Datar/ Gue nggak akan tertarik.
Radith Arslan
/Tertawa kecil/ Itu tantangan, ya?
Saka tidak menjawab. Tapi diam-diam, dia tahu kalau Radith tidak akan menyerah begitu saja.
Lita
Lo beneran nggak ada ketertarikan sama Radith?
Saka Rendra
/Menatap Lita datar/ Kenapa semua orang nanya hal yang sama?
Lita
Karena dia Radith. Playboy terkenal. Semua orang pasti bakal jatuh kalau dideketin dia.
Saka Rendra
Gue bukan semua orang.
Lita
/Menghela napas/ Ya, ya, tapi lo sadar nggak sih? Radith makin sering nyari lo dan..
Saka Rendra
/Mengerutkan kening/ Dan?
Lita
Dan itu aneh. Biasanya, kalau target Radith susah dideketin, dia bakal nyerah dalam waktu seminggu. Tapi ini? Udah lebih dari dua minggu, dan dia masih ngejar lo.
Saka Rendra
/Diam sejenak/
Lita
Gue nggak bilang lo harus suka sama dia. Tapi... lo nggak penasaran kenapa dia beda ke lo?
Saka tidak menjawab. Sebenarnya, dia memang sedikit penasaran. Kenapa Radith masih bertahan sejauh ini?
Hari berikutnya, di lapangan basket
Radith sedang bermain basket dengan beberapa temannya. Dengan tubuh yang tinggi dan lincah, dia dengan mudah mencetak angka, membuat para cewek yang menonton bersorak.
Di sisi lain, Saka duduk di bangku tribun, membaca bukunya seperti biasa. Dia tidak peduli dengan keramaian di sekitarnya.
Radith Arslan
/Berteriak dari lapangan/ Saka!
Saka tidak mengangkat kepala, tapi jelas-jelas mendengar namanya dipanggil.
Reza
/Tertawa/ Bro, dia nggak akan peduli.
Radith Arslan
/Smirk/ Kita lihat aja.
Tiba-tiba, Radith menggiring bola ke arah tribun. Dengan satu lompatan cepat, dia duduk di sebelah Saka sambil memantulkan bola pelan di lantai.
Radith Arslan
Lo harus liat gue main.
Saka Rendra
/Tetap membaca/ Nggak tertarik.
Radith Arslan
/Mendekat/ Gue bakal cetak skor spesial buat lo.
Saka Rendra
/enutup bukunya dan menatap Radith datar/ Apa lo selalu kayak gini?
Saka Rendra
Terlalu percaya diri.
Radith Arslan
Itu daya tarik gue.
Saka Rendra
/Menghela napas dan bangkit berdiri/
Radith Arslan
/Mengangkat alis/ Lo mau pergi?
Saka Rendra
/Datar/ Lo terlalu berisik.
Radith hanya tertawa melihat Saka pergi, tapi bukannya kesal, dia justru semakin tertarik. Orang ini benar-benar beda dari yang lain.
Radith Arslan
📱 Radith:
"Gue bakal bikin lo nonton gue main basket suatu hari nanti."
Saka Rendra
📱 Saka:
"Terus?"
Radith Arslan
📱 Radith:
"Terus lo bakal nyadar kalau gue keren banget."
Saka Rendra
📱 Saka:
"Mimpi lo tinggi banget."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Tinggi banget. Dan gue yakin suatu hari nanti lo bakal liat gue lebih dari sekadar playboy."
Saka Rendra
📱 Saka:
"...Kita lihat aja."
Radith Arslan
📱 Radith:
"Deal. :)"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!