NovelToon NovelToon

Aku Bukan Catharina

Episode 1

Meski terpuruk tidak membuat Rendra Mahardika melupakan tanggung jawab sebagai pemilik perusahaan,dia tetap sibuk dengan kegiatan didalam dan diluar perusahaan,selama bekerja dia akan terhibur namun jika sudah berada dirumah dia akan kembali rapuh.

Pagi ini selain meeting bersama pimpinan pemegang saham ada agenda kunjungan kedaerah karena dia juga menjadi donatur disebuah panti asuhan.

Rendra baru saja kehilangan istri yang dicintainya,Catharina Mahardika meningal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam kondisi hamil muda.

"Bos,apa sudah siap?"tanya Roy asistennya

"Ayo kita pergi."jawab Rendra

Asisten Roy membuka pintu mempersilahkan sang Bos besar keluar terlebih dahulu,dia berjalan mengikuti Rendra yang memiliki langkah panjang sehingga dia harus menyesuaikan.

Dari dalam mobil Rendra sudah tidak bisa lagi konsentrasi,dia meminta kepada asisten Roy untuk minggir dan menepi,Roy mengerti dia menepi disebuah warung makan yang terbilang ramai pembeli.

Didalam warung makan terlihat seorang gadis sedang melayani pembeli,dia membantu ayah dan ibunya jualan saat tidak ada jadwal kuliah.

Karina Adam namanya,dia berlari keluar warung dengan membawa bok makanan,kepalanya menoleh kekanan dan kiri mencari seorang Bibi yang biasa membawa barang bekas,bibirnya tersenyum saat bertemu dengan Bibi tersebut.

"Pagi Bi,silahkan sarapan dulu."kata Karin memberikan sarapan dan juga air minum

"Ah,gadis manis terimakasih banyak."kata Bibi tersebut

Mereka berdua terlibat pembicaraan santai penuh canda dan tawa,Bibi tersebut beranjak setelah menghabiskan sarapannya dan berjalan mengikuti jalurnya

Didalam mobil Rendra masih memejamkan mata,berbeda dengan Roy yang terus memperhatikan gadis yang berjalan hampir melewati mobilnya.

"Bos,lihat keluar."kata Roy

"Ada a...."Rendra menatap Karina yang berjalan melewati mobilnya,dia menurunkan kaca mobil dan menatap lekat-lekat gadis yang berjalan melewatinya.

Melihat wajah istrinya kembali Rendra tersenyum,namun karena waktu terus berjalan dia harus meninggalkan sementara gadis tersebut.

"Aku ingin gadis itu malam ini."kata Rendra sebelum keluar dari mobil

"Baik Bos."kata Roy

Roy sebagai orang kepercayaan Rendra memberi kewenangan kepada bawahannya,dia meminta membawa gadis yang wajahnya mirip nyonya besar dan langsung memberi perintah.

"Lakukan dengan halus,jangan ada kekerasan."kata Roy kepada bawahannya.

"Baik Pak,kami mengerti."kata bawahan Roy

Saat Rendra mendatangi kegiatan menjelang makan siang disebuah panti asuhan disana dia juga bertemu lagi dengan dengan Catharina,senyum riangnya kepada anak-anak membuatnya terus berjalan mendekat.

"Cathi."panggil Rendra saat berada didekat Karina

Karina menoleh kearah kanan dan kiri lalu melihat kearah Rendra,wajahnya datar karena dia bukanlah pemilik nama Cathi

Melihat Rendra terus menatapnya Karin tersenyum lalu mengangguk dan pergi meninggalkannya.

"Cathi,jangan pergi."kata Rendra memeluk Karina

Karina meronta meminta Rendra melepaskannya,namun Rendra malah memeluk lebih erat,Karin menginjak kaki Rendra dan berlari saat Rendra melepaskan pelukannya.

"Auuu,berani sekali dia."kata Rendra

Mendengar teriakan Rendra yang cukup keras membuat Roy berlari mendekatinya,dia meminta maaf karena sudah teledor meninggalkannya.

"Jangan lupa malam ini dia harus menikah denganku."kata Rendra kembali dengan pandangan serius

Rendra kembali keperusahaan dengan menyetir sendiri,meski sesekali dia gagal fokus karena mengingat sikap Catharina yang berbeda,Cathi yang sekarang lebih ceria dan tomboi berbeda dengan Cathi sebelumnya yang kalem dan lebih pendiam.

Suasana diwarung milik Karina tiba-tiba sepi karena Roy sengaja membeli tempat dan memborong semua,bersama dengan delapan bawahan dan seorang pengacara mereka akan membagikan kotak nasi kepada yang membutuhkan.

"Maaf sebelumnya,Bos kami menginginkan putri Bapak."kata Roy

"Anda siapa?"tanya Ayah Karin

"Bapak,kami hanya butuh kerjasama yang baik kepada Bapak,Bos Besar kami ingin menikahi putri Bapak."jawab Roy

"Secepat ini?"tanya Ayah Karina

"Tidak perlu khawatir,Bos akan menjamin masa depannya dengan baik."jawab Roy

"Tapi kami tidak mengenal kalian?"tanya Ibu Karina

"Percayakan kepada kami,setelah menikah Bos akan mengunjungi Bapak dan Ibu,kami hanya perlu ijin kalian."jawab Roy

Roy memberikan lembaran surat perjanjian dan pelunasan hutang mereka berdua,meski begitu Ibu Karin masih ragu dan menggeleng kepala,dia menolak mentah-mentah dan mendorong kertas kembali kedepan Roy.

"Maaf,kami tidak percaya."kata Ibu Karin

"Jika begitu kami terpaksa membawa putri Ibu sekarang."kata Roi

Roi meminta seseorang untuk membuka kaca mobil,dan meminta kedua orang tua Karina untuk melihatnya,Karina sudah berada didalam mobil dengan memejamkan matanya,membuat Ibunya histeris memanggil namanya.

"Kami minta dengan baik-baik,jangan melawan."kata Roi sedikit mengancam

Ayah Karin menyetujui namun meminta kepada Roy untuk menjaga putrinya dengan baik,mereka akhirnya menyerahkan Karina meski tidak rela.

Ibu yang langsung pingsan diurus dibawa kerumah sakit dengan pelayanan terbaik,Ayah setia mendampingi meski Ibu terus menangis.

"Sudah Bu,kita percayakan saja dengan mereka."kata Ayah

"Bagaimana kalau mereka mempersulit kita Pak."kata Ibu

"Buktinya mereka membawa Ibu kerumah sakit."kata Bapak

****

Karina membuka mata meski terasa berat,suasana dikamar sangat remang,badannya terasa berat sehingga hanya mata yang berkeliaran memandang setiap sudut ruangan.

Ruangan yang terdesain dengan apik dan memiliki sisi maskulin disetiap jengkalnya,warna yang mendominasi dan aroma wangi menciptakan karakter tegas.

"Kamu sudah bangun."sapa seseorang dengan lembut

Karina mengingat kembali pertemuan dengan laki-laki yang berdiri didepannya,dia yang tiba-tiba memeluknya dan berakhir dengan teriakan.

"Ada apa ini?kenapa aku disini?"tanya Karin

"Catharina,kamu masih hidup?"tanya Rendra

"Catharina?Catharina siapa?"tanya Karina

"Kamu Catharina istriku."jawab Rendra

Karina mencoba mengingat nama Catharina,namun dia tetap tidak berhasil karena dia tidak memiliki saudara apalagi yang bernama Catharina.

Karin mencoba turun dari ranjang,dia berusaha berlari mencari jalan keluar namun tangan Rendra menahan dan menarik kembali keranjang.

"Jangan menguji kesabaranku Catharina,kamu istriku jangan menghindar."kata Rendra mencoba menahan saat Karin memberontak

"Aku bilang aku bukan istrimu,aku Karina bukan Catharina."kata Karina

Rendra tidak mendengarkan lagi rengekan Karina,karena itu bagian dari caranya untuk melepaskan dan melarikan diri,meski begitu itu menjadi satu tantangan buat Rendra.

Rendra mulai menindih tubuh Karina,dengan menahan kedua tangannya keatas,satu tangannya bermain dan melepaskan paksa baju yang masih melekat pada tubuh Karina.Bibir Rendra terus mengisap dalam bibir Karina,merasa tidak memiliki daya lagi Karina hanya bisa menangis,Setelah Rendra mengalami pelepasan pertama dia tetap memeluk tubuh Karin dan terlelap.

Karin terbangun karena merasakan sakit diperut bagian bawah,dia berusaha menyingkirkan tangan Rendra dan beranjak kekamar mandi,didalam dia mengunci diri dan terus mengguyurkan air dari shower.

Rendra terbangun karena ponselnya berbunyi,dia meraba mencari dimana letak benda pipih tersebut,saat menyibakkan selimut dia melihat percikan darah ditempat tidurnya.

"Jadi ini yang pertama kalinya."lirihnya

Rendra juga mengingat malam pertama dengan Catharina,tidak ada rasa sakit bahkan tidak ada darah yang terpercik diatas sprei warna putih,karena Rendra tidak suka warna lain untuk alas tidurnya.

Episode 2

Lebih dari satu jam Karina berada didalam kamar mandi,Rendra mencoba mengetuk pelan namun tidak ada sahutan,hanya terdengar suara gemericik air.Rendra berusaha mendobrak pintu dengan sisa tenaganya,saat pintu terbuka terlihat Karina sudah terbaring lemah dibawah guyuran air shower.

"Cathi,kamu kenapa?"tanya Rendra sambil memeluk tubuh Karina

Rendra mematikan air dan membungkus tubuh Karina dengan handuk,dia membaringkan diranjang dan mengganti dengan baju kering.Rendra meminta Roy menghubungi dokter keluarga,agar segera datang.

Diandra memeriksa Karina,dia hanya tersenyum saat melihat wajah pasiennya yang sangat special untuknya,wajah yang sedikit menggigil tersebut sangat mirip dengan mendiang istri Rendra hanya saja usianya lebih muda,Diandra merasa mereka bukan kembar,bisa jadi saudara,namun itu hanya dia simpan dalam hati saja karena Rendra akan terus menyangkalnya,jika gadis yang berada disampingnya adalah Catharina.

Diandra melirik diatas sprei ada bekas darah yang tertinggal,dia sangat yakin jika itu adalah darah perawan pasiennya,Diandra hanya mengusap keringat yang mulai menetes dikening Karin.

"Buatkan dia makanan hangat,sebisa mungkin dia makan."kata Diandra

"Baik."kata Rendra

"Usianya jauh lebih muda dari mantan istrimu,jangan terlalu keras jika kamu ingin mendapatkan hatinya."kata Diandra

"Jangan ceramahi aku,aku cukup mengenal istriku."kata Rendra terus memandangi Karina

Diandra hanya menggelengkan kepala mendengar Rendra masih menganggap Catharina hidup dan menjadikan gadis yang sakit tersebut menjadi bayang-bayangnya.Diandra cukup mengenal Catharina sebelumnya,gadis yang royal dan suka berpesta dibelakang Rendra,namun jika didepannya dia akan berusaha manis dan itu terkadang membuat Diandra muak.

"Aku sudah memperingatkanmu,jangan sampai dia pergi meninggalkanmu karena keras kepalamu."kata Diandra

"Aku bilang aku tidak butuh nasehatmu,pergilah kamu tahu pintu ada dimana."kata Rendra

Diandra hanya bisa memaki dibelakang Rendra namun berani didepan Roy asisten Rendra,Roy hanya menjalankan tugas apapun itu jika Rendra berkehendak langit sekalipun Roy akan meruntuhkannya.

"Kamu juga ketularan bodoh."kata Diandra saat berjalan mendekati Roy

"Aku anggap itu sebagai nasehat."kata Roy

"Kamu juga tahu dia bukan Catharina?kasihan sekali dia hanya menjadi bayang-bayang wanita gak jelas,padahal usianya jauh lebih muda."kata Diandra

Roy mengantar Diandra sampai masuk kedalam mobilnya,dia masih menunggu sampai Diandra benar-benar menghilang ditikungan jalan,Roy tidak menyesali apa yang sudah dia lakukan selama membuat Bos besar senang.

"Pak Roi,anda dipanggil."kata bawahannya

"Aku segera kesana."kata Roy

Roy menghadap Rendra didepan pintu kamarnya,meski hanya memakai bathrobe aura Rendra tetap kuat sebagai pimpinan,Roy hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan Rendra.

Karina terbangun dipagi hari karena merasakan hangatnya pagi,semalam Rendra dengan sengaja membuka tirai agar sinar matahari bisa menembus masuk,tubuh menggigilnya kini telah kembali hangat karena tubuh Rendra terbukti dia masih tidur dengan telanjang dan memeluknya.

Meski matanya terbuka tapi tidak dengan tubuhnya,karena badannya cukup sakit sekedar gerak,saat ingin duduk Karin sempat meringis menahannya.

"Aaaahhh."suara Karin membangunkan Rendra,dia membuka mata dan melihat Karin memukul bahunya.

"Butuh bantuan?"tanya Rendra

Karena susah bergerak pagi ini mau tidak mau Karin menerima tawaran dari Rendra,dia mengangguk meski hatinya mengatakan jijik.

Rendra mendekat,dia memijit dengan lembut bagian punggung Karina,meski merasa lebih baik tidak membuat Karina bisa memaafkan kelakuan Rendra semalam.

"Aku ijinkan kamu kembali kekampus dengan catatan jangan kabur."kata Rendra

Karina masih membisu meski sebenarnya seneng,dia beranjak membawa bantal dan selimut pindah kesofa dan kembali menenggelamkan tubuhnya dibawah selimut dia tidak memperdulikan lagi Rendra.

Rendra mengikuti kemana Karina merebahkan tubuhnya dan kembali memeluk Karin meski dia sudah berganti baju lengkap,tangannya membelai wajah dan rambut Karin yang terurai,rasanya hari ini ingin tetap bersamanya.

"Kamu tidak ingin pergi?"tanya Rendra

Karin hanya menggeleng dia membalikan badan memunggungi Rendra dan kembali menutup kepalanya dengan selimut.Sebisa mungkin Karina mengurangi cara memberontak karena hanya akan mendapat perlakuan kasar dari Rendra.

Ponsel Rendra berbunyi dan dia beranjak meninggalkan kamarnya,Roy sudah menunggu didepan pintu,siap membawa keluar dari rumah,Rendra ingin menemui kedua orang tua Karina dirumah sakit.

Bibi pelayan masuk membawa sarapan untuk Karin,sebenarnya Karin ingin menolak namun melihat ketulusan Bibi akhirnya dia makan dan meminta Bibi tetap menemaninya.

"Bi,apa aku benar-benar mirip dengan Catharina?"tanya Karin dalam kunyahan makanan

"Benar,hanya saja Nyonya Besar lebih tinggi mungkin karena pakai sepatu hak tinggi dan longdress."jawab Bibi

"Bi,carikan aku baju ganti yang biasa aja."kata Karina meletakkan piring dan gelas diatas nampan

"Ada dikamar Bibi,sebenarnya Bibi beli buat cucu tapi kamu lebih butuh sekarang pakai aja."kata Bibi

Karina berjalan mengikuti Bibi menuju kamarnya,dua stel baju yang Bibi beri sangat dia suka karena lebih ringan,Karin membawa kembali dan masuk kedalam kamar.

"Apa kamu akan marah jika aku pakai baju seperti ini?maka marah sesukamu."kata Karin dalam hati

Dengan baju pemberian Bibi dia keluar sekedar berjalan -jalan didekat kolam renang,Karin duduk ditepian dengan kedua kaki masuk kedalam air.

Dari jauh seseorang melihat dan menghampirinya,wajahnya lebih ramah saat tersenyum.

"Apa kamu saudara kembar Catharina?"tanya Kenzo

"Catharina lagi,aku tidak mengenalnya."jawab Karina

"Maaf,sepertinya aku sudah membangunkan kucing yang sedang tidur."kata Kenzo

Karina tetap fokus memandang air yang berkilau karena terkena sinar matahari,Kenzo duduk disebelahnya dengan melingkarkan kedua tangan dikakinya,Kenzo adalah saudara sepupu Rendra yang baru saja datang pagi ini.

Melihat mata Karin yang sembab dan masih berair Kenzo memastikan Rendra memaksa membawanya hanya karena mirip dengan mendiang istrinya.

"Apa dia menyakitimu?"tanya Kenzo

"Apa aku harus menjawabnya?"tanya Karina

"Dia pernah mengalami depresi saat istrinya mengalami kecelakaan ...."Kenzo belum selesai bicara

"Dan itu tidak ada hubungannya denganku,aku bukan Catharina,semua itu bukan urusanku."kata Karina

Kenzo memahami perasaan Karina,sebagai orang terdekat Rendra dia juga sangat ingin menyalahkan Rendra karena sudah membawa masuk Karina yang hanya mirip secara wajah kedalam lingkaran cintanya.

Karina mengangkat kaki dan berjalan meninggalkan Kenzo,saat berjalan beberapa langkah dia melihat seekor anak kucing yang berjalan mendekati Kenzo.Melihat Kenzo mengendong anak kucing Karina tersenyum dan memintanya.

"Apa aku boleh membawanya?"tanya Karina

"Kamu menyukainya?"tanya Kenzo

"Mirip dengan kucingku,tapi dia sudah mati."jawab Karina

"Namanya Hero."kata Kenzo

Kenzo merasa lega melihat Karina tersenyum,Hero bisa menghiburnya meski hanya sebentar,entah dia akan tersenyum lagi apa tidak saat Rendra kembali jam makan siang ini.Kenzo berharap Rendra segera sadar jika gadis yang bersamanya saat ini bukan Catharina.

Episode 3

Kenzo masih menemani Karina,mereka pindah duduk digazebo dengan membawa makan siang,Kenzo yang sudah terbiasa makan sambil duduk bersila bisa mengimbangi keinginan Karina yang sederhana.

"Lain kali aku buatkan makan siang untukmu."kata Karina sambil menyendok nasi kedalam mulutnya

"Apa kamu bisa memasak?"tanya Kenzo

"Ayah dan Ibuku pemilik warung makan jadi hari-hari aku berkutat didapur."jawab Karina

"Ah begitu,dimana tempatnya biar aku kesana."kata Kenzo

Karina tidak menjawab karena terdengar suara pintu mobil ditutup,perasaannya tidak enak namun dia mencoba terus mengunyah makanan agar tetap memiliki tenaga.

"Catharina."panggil Rendra

Kenzo memasangkan headphone dikepala Karina,meski begitu dia juga akan menanggung akibat jika Rendra akan marah padanya.Setelah selesai makan Kenzo memainkan ponsel miliknya,dia juga pura-pura tidak mendengar Rendra memanggil nama mendiang istrinya.

"Catharina."panggil Rendra saat sudah mendekat

Rendra merasa Karina mengabaikannya,makan siang lebih dahulu tanpa menunggunya bahkan duduk berdua dengan laki-laki hanya dengan kaos tanpa lengan dan celana pendek.

"Catharina!"panggil Rendra sambil berteriak dan menarik tangan Karina

"Ren,kalau kau sakit lebih baik kerumah sakit."kata Kenzo

"Diam kamu!"katanya berteriak

"Jelas-jelas namanya bukan Catharina!"balas Kenzo

Karina melepaskan headphone dan mengembalikan kepada Kenzo,dia membereskan sisa makanan dan membereskan piring,meski wajahnya sudah berurai air mata namun Rendra tetap tidak peduli.

"Kak Kenzo jangan membelaku,karena aku tidak berharga untuk dibela,aku hanya bayangan pemuas nafsu Tuan Rendra."kata Karina

Mendengar kata-kata Karina membuat panas perasaan Kenzo,sementara Rendra menarik tubuh Karina dan melempar piring dan gelas yang ada ditangan Karina.

"Kamu ikut aku."kata Rendra menarik tangan Karina dan menyeretnya masuk kedalam kamar yang didominasi warna ungu,bagi Karina warna sangat membuatnya mual merasa ingin muntah.

"Kamu harus belajar disini,jangan sentuh apapun."kata Rendra

"Hah,melihat isi kamarnya pasti dia sangat memuakkan,karakternya lembut saat bersamamu karena kamu bodoh."kata Karina terucap begitu saja

"Plaaakk."sebuah tamparan mendarat dipipi Karina,namun Karina malah tersenyum sinis.

"Apa kata-kataku benar?kau pintar tapi bodoh."kata Karina

Rendra hanya menggenggam erat tangannya,kepalanya sedikit pusing karena mendengar ocehan Karina,meski begitu dia tetap berjalan dengan dengan langkah seperti tidak terjadi apa-apa.

Karina terkunci didalam ruangannya sangat pengap dan temaram,warna yang membuatnya mual dia singkirkan dan dia lempar melalui jendela.

Roy yang melihat barang milik Catharina berhamburan dari lantai dua langsung meminta kepada para pelayan untuk memungut kembali barang milik Catharina dan membawanya kembali masuk kedalam.

Kenzo melihat para pembantu kalang kabut membawa masuk barang berwarna ungu,dia tersenyum karena Karina bukanlah gadis yang mudah ditindas,dia berani memberontak meski akan mendapatkan perlakuan kasar dari Rendra.

"Sepertinya saudara iparku akan lebih membuatmu gila."kata Kenzo dengan senyum

"Bicara yang jelas."kata Rendra

"Coba kau lihat sendiri."kata Kenzo menunjuk arah luar

Diruangan Karina berhasil mengobrak-abrik seluruh ruangan,dia juga menemukan korek api milik seorang laki-laki yang terselip disudut ranjang.

"Apa dia merokok?"tanya Karina dalam hati

Karina memainkan korek api dengan menghidupkan dan meniupnya dengan senyum sinis dia menyambut kedatangan Rendra yang mungkin akan bertambah marah saat melihat kamar istri tercinta berantakan.

Rendra masuk dengan wajah dingin dia mendekati Karina berniat akan mengancam dengan mengunakan kedua orang tuanya,namun Karina menyakan korek api yang dia pegang.

"Apa Tuan Rendra merokok?"tanya Karina sambil menyalakan korek api ditangan kanannya

Rendra mundur selangkah,Roy dan Kenzo juga terkejut mendengarnya apalagi melihat ruangan yang sudah mirip dengan kapal pecah.

"Nona muda,anda..."kata Roy

"Jangan mengancamku,jika ingin kamar ini masih baik-baik saja."kata Karina

Karin keluar karena pintu terbuka,beberpa pelayan membenahi ruangan membereskan dan mengembalikan ketempat semula.Karina tersenyum lega setidaknya dia tidak akan dikurung lagi diruangan yang pengap dan membuatnya mual.

Karina masih memainkan korek api yang dia temukan dikamar Catharina,dia kembali duduk digazebo.Kenzo mendekat dengan membawa kotak obat.

"Caramu sangat keren meski menakutkan."kata Kenzo

"Dia pikir aku lemah dan bodoh,jika aku punya tenaga semalam sudah kuikat batang miliknya."kata Karina

Pernyataan Karina membuat Kenzo merinding,ternyata gadis mungil didepannya cukup pintar menghadapi Rendra,Kenzo tidak akan khawatir setelah mendengarnya.

"Aku yakin kamu mampu menghadapinya."kata Kenzo

Rendra keluar dengan membawa kopor namun sebelumnya dia mendekati Karina,dia merebut kotak obat yang dipegang oleh Kenzo,dengan lembut dia mengoleskan cream kebibir Karina yang terluka karena tamparan tadi.

"Maafkan aku."kata Rendra mengecup kening Karina namun Karina sudah mundur

Dia meninggalkan Karina begitu saja tanpa pamit mau kemana yang pasti karena perjalanan bisnis,Kenzo berpura-pura tidak melihat dia melihat kearah lain.

"Apa Rendra merokok?"tanya Karina

"Tidak."jawab Kenzo

"Lalu korek api ini milik siapa?"tanya Karina memperlihatkan korek api yang dia temukan disudut ranjang Catharina

Kenzo memperhatikan dengan seksama korek api yang dimainkan oleh Karina,selama ini Kenzo tidak pernah melihat Catharina merokok,saat dirumah dia terlihat kalem dan lemah lembut.

"Apa menurutmu Catharina selingkuh?"tanya Karina

"Pertanyaanmu terlalu berani."jawab Kenzo

Kenzo mendapat panggilan dari Rendra,dia meminta agar menemuinya sekarang,Kenzo sendiri bingung bukannya tadi Rendra pergi dengan membawa kopor lalu mengapa tiba-tiba memintanya menemuinya

"Ada apa?"tanya Kenzo setelah sampai ditempat tujuan.

"Bagaimana menurutmu Pak Kenzo?"tanya Roy

"Apa dia kambuh?"tanya Kenzo

"Sejak perselisihan tadi dengan ....."kata Roy

"Karina bukan Catharina."kata Kenzo

"Maaf,saya hanya mengikuti Bos."kata Roy

"Kau harusnya mencegah bukan malah mengikuti kemauannya."kata Kenzo

Kenzo menghubungi Diandra namun Diandra sudah angkat tangan,dia menyerah dan melimpahkan kepada yang lain,namun dia akan mencoba bicara dengan gadis Rendra.

Roy menjemput Karina sementara Kenzo menunggu Rendra yang masih berbaring dengan mata terpejam.Diandra datang namun bukan sebagai dokter dia datang sebagai teman yang peduli.

"Bagaimana ceritanya?"tanya Diandra

"Gadis yang kamu maksud ternyata bukan gadis biasa,dia melawan Rendra dengan caranya sendiri saat Rendra mengurung didalam kamar Catharina."jawab Kenzo

"Ooohhh,bagus dong!"kata Diandra

"Kamu ini suka memprovokasi."kata Kenzo

"Orang buta macam dia memang pantas mendapat hukuman karena merugikan yang lain."kata Diandra

"Dia tidak merasa rugi."kata Kenzo

"Yang rugi orang tuanya."kata Diandra

Terdengar ketukan pintu dan suara pintu dibuka,Karina masuk masih memakai baju yang sama,dia melihat Rendra terbaring diranjang,Kenzo memperkenalkan kepada Diandra.

Diandra meminta kepada Karina untuk merawat Rendra dengan caranya,awalnya Karina menolak namun Diandra percaya Karina mampu melakukannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!