NovelToon NovelToon

Deus ex Machina

Prolog (Revised)

"Aku yakin mereka pasti mengalahkanmu, aku yakin kepada anak-anakku sampai kapan pun"

Aku kembali bermimpi dan mimpi itu memiliki latar yang sama, seorang sosok tergeletak di tanah Ia mengatakan dialog yang serupa, Ia terdengar begitu yakin, walaupun posisinya tidak menguntungkan ia masih tetap percaya dengan apa yang Ia katakan

"Itu semua hanyalah mimpi belaka", sosok yang seorang lagi berkata dengan suara yang ketus dan tak bersahabat

"Aku yakin, selalu yakin, sampai kapan pun juga", sosok yang tergeletak itu kini menoleh ke arahku dan ia pun seketika tersenyum

"Karena Harapanku ada di sini", aku seketika mengulurkan tanganku berusaha untuk menggapai pria itu tetapi semuanya tiba-tiba menjadi buyar seperti air setelah ditimpa batu, aku berusaha untuk mencari sosok itu tetapi ia tidak ada dimana, mengetahui bahwa aku telah kehilangannya aku pun meraung di kegelapan itu

Seketika aku terbangun, tanganku di atas seperti ingin menggapai sesuatu, hal yang pertama kali kulihat bukanlah lagi kegelapan melainkan cahaya pagi hari yang begitu terang terselip melalui tirai yang masih tertutup dengan kain putih lusuh dan mata Emerald seorang pria

"Hey, uh, kau tidak apa-apa sobat?", Suara bariton yang khas keluar dari sosok di depanku, Truman, Cyborg pria yang sekaligus merupakan wali dan penjagaku

"Iya, iya…mungkin", kepalaku seketika pening dan aku merasakan bahwa seluruh tubuhku kini dialiri perasaan yang dingin, Truman meletakkan tangannya di pundak-ku

"Hei, jangan paksakan dirimu jikalau kamu lelah, ok", aku melihat matanya yang ber-iris Emerald, menatapku dengan tatapan yang tajam, melihat ini aku hanya tersenyum

"Jangan khawatir begitu, dasar tua bangka.", Mendengar perkataan-ku Ia hanya menghela nafas dan menaikkan pundaknya, Ia menatap mataku dengan baik-baik, aku berusaha untuk meyakinkannya dengan tatapanku

"Baiklah kalau begitu, apakah kamu masih yakin dengan keputusanmu semalam?", Truman membuka tirai yang selama ini menutupi jendela, membiarkan cahaya yang begitu begitu silau sepenuhnya menyinari ruangan kayu ini, dengan lemari-lemari bukunya, sebuah meja, dan tumpukan besi berserakan dimana-mana, pintu kamar ini masih terbukan dan seorang sosok lain masuk ke ruangan ini

Sesosok robot bulat berwarna putih dengan garis oranye, wajahnya berupa layar kaca dan ekspresinya berupa sinar biru yang terpantul dari kaca hitam, A.V sahabat robot milikku, menggelinding dan melompat ke tempat tidurku hanya agar aku dapat memeluknya

"Tentu saja aku yakin dan selamat pagi kawan", aku memeluk sahabatku itu dan Ia pun bereaksi dengan bahagia yang cukup baik diutarakan melalui sebuah "piru"

"Aku masih tidak begitu yakin", Truman berjalan ke arah pintu kamarku, sejenak Ia membelai kepala A.V dan rambutku dengan tangannya, yang dimana aku hanya tertawa kecil

Aku melihat bayangannya yang kini telah pergi dan melihat pemandangan di luar jendela, dari atas ini dapat aku lihat manusia dengan kegiatan mereka, ada yang bersiap untuk hari pembersihan, ada beberapa anak kecil yang sedang asik bermain, ada beberapa orang berjubah putih yang akan segera pergi ke rumah ibadah, dan ada juga yang sedang berdagang, semuanya dengan kegiatan mereka masing-masing

"Hari yang indah, bukannya begitu A.V?, Membuatmu ingin berterima kasih kepada Dewi Machina bukan?", A.V menatapku dengan tatapan kesal dan seketika aku pun tertawa, aku mengangkat A.V dan meletakkannya di lantai

Sejenak aku terus mengambil nafas dan memikirkan mimpi yang sama yang terus menghantuiku tetapi mengingat kemungkinan Truman akan meninggalkanku jikalau aku lambat aku pun bersiap diri

Aku ambil kacamataku dan kemudian mengenakannya, menggosok gigi sebelum kemudian berkaca sejenak, menatap refleksi diriku di cermin, mata iris Hazel bulat milikku masih terlihat terang, tidak seperti Truman walaupun aku tidak tidur tidak akan tampak kantung mata di bawah mataku

Aku mengenakan pakaian yang memang telah aku label sebagai setelan scavenger yang terdiri atas sebuah baju kodok dan baju lengan panjang bergaris putih-cokelat

Dengan semua itu telah selesai aku pun turun ke bawah untuk menemui Truman

Di saat aku menuruni tangga yang berdecit Truman telah memakai sepatu roket berwarna hitamnya, yang sungguh terlihat cocok dengan kemeja dan rompi hitam yang Ia kenakan, rambutnya yang juga sama dengan pakaiannya bermodel Mid Fade berantakan

"Aku masih tidak ingin kamu ikut denganku", mendengar ini aku segera mengambil sarapan yang sudah ada di meja dan memakannya, tidak menghiraukan perkataannya, melihat perilaku ku Truman hanya menghela nafasnya

"Ya sudah! Kamu boleh ikut tetapi hanya Area A, ok?", Aku menoleh ke arahnya dan menganggukkan kepalaku, bahkan sebelum ia mengatakan itu aku sudah pasti hanya akan berada di Area A, melihat reaksiku Truman entah untuk ke berapa kalinya hanya menghela nafas, setelah ia selesai memasang sepatunya kami pun keluar dari rumah

Di depan Rumah kami sudah terdapat Hovercar milik Truman, Mobil tanpa roda yang melayang di atas tanah, warna putih oranye menghiasi tubuhnya, terdapat tiga saya kecil di tubuhnya, sisi kanan-kiri dan sisi atas, Hovercar tersebut cukup untuk menampung 6 orang dengan ukuran tubuh sedang, sebenarnya Truman dapat membawa Hovercar itu masuk ke dalam Monspes tetapi ia tidak ingin Mutan-Mutan Monspes itu baik dari area mana pun merusak mobil kesayangannya itu

Sebelum kami dapat masuk ke dalam Mobil terdapat suara menjengkelkan layaknya gemeretuk jeruji menyapa kami dan seketika dengan senyuman layaknya Iblis Truman pun menoleh ke arah suara itu

"Mr Huxley", Truman berseru keras antusiasme yang ditunjukkan dirinya sangatlah palsu

"Halo, Truman, Toivo, lama tidak berjumpa", Mr Huxley Walikota Defecto kota dimana kami tinggal berjalan sembari membusungkan dadanya senyum angkuh terlukis di wajahnya

"Ingin bersiap-siap untuk kalah di hari Pembersihan?", Mendengar perkataan Mr Huxley, terdapat kilat di sorot mata Truman tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan itu dengan senyumannya

"Oh tentu saja tidak Mr Huxley kita tahu bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya", Truman kini mendekatkan wajahnya ke wajah pria pendek buntal itu, "Anda lah yang akan kalah"

Mr Huxley hanya tersenyum mendengar perkataan Truman, kini wajah mereka sangat dekat dan kilat terpancar di mata masing-masing pria itu

"Kita lihat saja itu nanti", Mr Huxley lebih dulu menutup matanya dan melangkah mundur tidak mampu terus adu menatap dengan Truman, "Dewi Machina pasti akan memberkatiku, nantikan saja Cyborg", dengan suara gemeretuk jeruji itu Ia pun pergi menuju keluarganya yang mengenakan pakaian putih, bersiap-siap untuk ibadah

"Ch, Dewi Machina", setelah mengatakan itu Truman pun masuk ke dalam Mobil dan aku pun duduk di kursi penumpang, menatap secara diam-diam wajah Truman yang semula cemberut kini kembali tersenyum seperti setan

Perjalanan ke Monspes tidaklah begitu lama setidaknya menuju area A, negara kami bernama Scientia Deus, menurut apa yang telah guruku ajarkan kepadaku, negara ini terletak di sebuah pulau baru yang muncul setelah ledakan besar Yellowstone Kardala, saat terjadi ledakan supervolkano ini dunia tenggelam di dalam masa yang disebut masa 1 millenium kegelapan, yang dimana karena gumpalan debu vulkanik yang begitu besar matahari tertutup untuk sekian lamanya dan dunia pun selamanya terjebak dalam musim dingin

Banyak manusia yang tewas selama masa ini tetapi setelah beberapa lama dan dunia mulai membaik manusia yang sebelumnya tercerai berai dapat bersatu kembali, tetapi layaknya masa-masa sebelumnya di antara 100 manusia pasti akan ada satu manusia egois dan itulah awal mula Scientia Deus terbentuk

Karena sudah ada dalam diri manusia kebutuhan akan pemimpin maka pemimpin dicari di antara manusia-manusia yang selamat itu dan disitulah terjadi pertengkaran dan ketidakcocokan, bahkan sampai ada yang berperang, para Ilmuwan yang masih selamat pada saat itu berpikir bahwa jikalau mereka tetap disitu maka manusia akan punah, maka dengan pemikiran ingin membuat dunia dimana tidak ada konflik dan egoisme manusia para Ilmuwan itu mencari sebuah negara baru dan membuat Utopia di negara itu

Utopia itu adalah Scientia Deus

Walaupun pulau itu bukanlah pulau yang subur dan terdapat sedikit sekali varietas makhluk hidup terdapat disana, para Ilmuwan ini terus berjuang dengan segala pengetahuan yang mereka miliki pun mereka dapat membuat sebuah Utopia dari pulau yang tandus itu

Pemimpin Scientia Deus dijuluki seorang Deus dan Deus yang sekarang memimpin adalah seorang Android bernama Omnis setelah kasus misterius hilangnya Deus yang sebelumnya yakni Prima Vistakovich yang tidaklah lain adalah pencipta dari Deus yang sekarang

Banyak orang masih kebingungan mengenai kasus hilangnya Profesor Prima dan banyak teori bersirkulasi di antara masyarakat mengenai penyebabnya, berita angin itu berderu semakin kencang mengikuti peristiwa "pengkhianatan ciptaan"

Yakni hari dimana Omnis secara paksa mengusir semua manusia dari Scientia Deus, tanpa alasan apa pun tanpa mengatakan apa pun

Walaupun begitu tradisi pemerintahan Teknokrasi tetap dilaksanakan, Omnis merupakan satu-satunya Deus yang tidak dipilih menggunakan sistem Teknokrasi karena ia dianggap sebagai ciptaan sempurna, sistem Teknokrasi sendiri adalah sistem pemilihan Deus berdasarkan tingkat kecerdasan yang dimana manusia yang paling cerdas dianggap berhak atas gelar Deus

Tradisi itu tetap dilaksanakan di kota-kota oleh para manusia atas perintah Omnis sendiri, karena mau tidak mau hidup kami bergantung di tangannya sehingga walaupun kami berada di luar kota Scientia Deus kami harus tetap menuruti perkataannya

Lagipula hadiah yang kami dapatkan jikalau kami berhasil memukau para penjaga juga sangatlah berharga yakni sebuah saxum solis

"Toivo!", Suara Truman yang sudah intonasi tinggi seketika membangunkanku dari lamunanku, ia menatapku dengan mata terbelalak, alisnya naik satu

"Apakah pasir dan langit biru lebih menarik daripada aku?", Mendengar perkataannya aku hanya menatapnya dengan tatapan bingung, melihat wajahku ia hanya mendengus kesal

"Perhatikan waktu aku berbicara", Truman menatap ke bawah sembari menghela nafas dan aku pun tertawa melihat ini, aku menoleh ke belakanh melihat ke arah A.V, ia masih memandang langit selagi mobil kami terus berjalan

"Jadi, ada masalah apa?", Truman terus terdiam dan menatap ke arah jalan di depan kami, di sisi kiri dan kanan kami terdapat beberapa kendaraan dengan senjata mereka pergi ke arah yang sama, terdapat beberapa bekas kerusakan di kendaraan mereka, memang lebih mudah menjelajahi Monspes dengan kendaraan tetapi tetap saja Truman tidak ingin begitu

"Aku masih tidak yakin, kau tahu? Apakah kamu bahkan bisa menembak dengan tepat? Seingatku nilai praktik mu saat disekolah hanya B+", mendengar perkataannya aku hanya memutar bola mataku

"Ya, sedangkan semuanya mendapat F, ayolah Truman, aku sudah dewasa", mendengar ini ia menatapku dengan tatapan tidak percaya sebelum kemudian tersenyum mengejek

"Kalau kamu sudah dewasa aku ini sudah mati", mendengar perkataannya dan dapat membayangkan bahwa bisa-bisa nanti ia akan mengunciku di dalam mobil karena takut aku akan pergi maka aku pun dengan cepat melompat ke pangkuannya dan memutar dengan sembarangan setir kemudi yang sedang ia pegang dengan satu tangan

"Toivo!", Truman mendorongku dengan pelan dengan tangan Bioprostetik senapan gatling miliknya yang cukup untuk membuatku kembali duduk di kursi penumpang, Truman berhenti sejenak untuk menatap tajam ke arahku

"Apakah kamu gila? Kita bisa saja menabrak orang lain dan diminta mengganti kerugian!", Perkataannya lucu tetapi mengingat bahwa Ia dan A.V bisa melindungi kami dengan medan energi pelindung maka maksud akal

"Aku ingin kamu percaya kepadaku!", Truman masih menatapku dengan tajam, mulutnya cemberut, tetapi aku tidak ingin kalah, aku pun terus menatapnya

Setelah saling menatap untuk sekian lama, Truman pun menghela nafasnya dan kembali duduk di kursi pengemudi, menolehkan pandangannya ke arah lain menolak untuk menatapku

"Terserah, tetapi hati-hati, mengerti?", Mendengar jawabannya aku tertawa kecil dan tersenyum dengan sebaik mungkin ke arahnya

"Terima kasih, Truman", Ia menatap ke arahku sejenak sebelum kemudian kembali menyalakan mesin dengan tangannya dan kembali berkendara tetapi setelah beberapa saat aku dapat mendengar 'Hm' singkat datang dari pria yang ada di sebelahku itu

Setelah beberapa saat perjalanan yang diselimuti oleh keheningan kami pun sampai di Monspes, tidak seperti orang-orang lain yang langsung masuk ke dalam sembari mengendarai kendaraan mereka, Truman berhenti tepat di depan Monspes yang tanahnya berupa semen yang kotor, untuk beberapa saat ia terdiam bukannya keluar dari dalam mobil aku terus menatapnya dengan tatapan bingung, A.V kini berada di pangkuanku sedang asik membenamkan tubuhnya di dadaku

Keheningan lama menyelimuti kami sebelum akhirnya Truman menghela nafas panjang, membuka dashboard mobil dengan telapak tangannya, di dalan Dashboard itu tersimpan berbagai macam senjata tetapi dari sekian banyak variasi senjata itu Truman memberiku sebuah pistol plasma biasa

Atas apa yang ia berikan kepadaku aku menatapnya dengan tatapan "benar saja", tetapi ia hanya menatapku dengan tatapan yang datar pada akhirnya aku hanya menghela nafas karena kalah, lagipula sudah merupakan suatu keajaiban ia mengizinkanku untuk menjelajah Area A

Tiba-tiba saja Truman meletakkan tangannya di atas kepalaku dan membelai rambutku

"Jaga…jaga dirimu baik-baik, ok?", Entah berapa kali ia telah mengatakan ini, tatapannya seperti tatapan seorang Ibu yang sering kulihat pada saat aku masih sekolah dulu dan ini seketika membuatku tersenyum

"Tentu saja, pak tua, lagipula A.V akan menjagaku.", aku berusaha untuk terdengar lebih meyakinkan mendengar perkataan-ku Truman hanya mendengus sebelum kemudian keluar dari mobil, aku dan A.V pun ikut keluar bersamaan dengannya

Di depan kami terdapat Monspes, sebuah tumpukan sampah mesin sejak bertahun-tahun yang lalu, menurut Truman sebenarnya tidak semua Area merupakan tumpukan mesin yang sudah tak dipakai ada beberapa area yang merupakan sebuah gua, labirin maupun sebuah kota, pada dasarnya Monspes adalah Area dimana di dalamnya terdapat banyak sekali barang berharga tetapi tanpa alasan yang jelas banyak sekali mutan menginfeksi area-area ini

Sebenarnya mutan memang berada di mana-mana diakibatkan karena mutasi genetik sejak bertahun-tahun yang lalu akibat letupan supervolkano tetapi apa yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mutan-mutan ini terkonsentrasi di satu tempat, banyak orang telah berusaha untuk meneliti permasalahan ini tetapi tidak ada yang menemukan jawaban yang tepat atau mereka mungkin mendapatkannya tetapi sayangnya mereka setelah itu menghilang

"Baiklah, akan aku beritahu rencana besar milikku kali ini", Truman berjalan mendekatiku dan berjongkok di depanku, karena perbedaan tinggi kami yang begitu besar ia sering mengejekku dengan itu, walaupun begitu kali ini wajahnya terlihat begitu serius dan aku pun ikut serius menatapnya

"Aku akan pergi ke area W dan mencari spare parts disana", aku menatapnya dengan mata terbelalak, walaupun melihat ekspresi kagetku wajah Truman tetap terlihat biasa saja

"Area W? Bukankah itu jauh DAN BERBAHAYA?", aku menekankan suaraku di bagian "Berbahaya", Truman mendengar ini hanya menyeringai dan aku merasa kesal melihat wajahnya, A.V juga kini terus fokus menatapnya sepertinya Ia juga kaget

"Benar dan Benar, tetapi aku Truman yang hebat selalu memiliki rencana jadi masalah jarak bukanlah masalah!", Aku masih menatapnya dengan tatapan yang berusaha menegaskan bahwa Ia sangatlah bodoh, Truman hanya tertawa kecil

"Kalau masalah berbahaya tidak perlu khawatir, aku lebih kuat daripada yang kamu tahu, kau tahu, kalau masih mutan Area W aku bisa menghabisi mereka", Truman terus tersenyum padaku dan aku mendapatkan diriku menunduk ke bawah, ia mengangkat wajahku dengan satu jarinya

"Oi Oi, aku berusaha percaya kepadamu jadi percaya kepadaku juga, ok?", Mendengar perkataannya aku pun terdiam sejenak, A.V terus menatapku dengan mata birunya setelah beberapa saat aku pun menganggukkan kepalaku dan tersenyum kepadanya

"Baiklah, tetapi berjanji kau akan pulang dengan selamat.", Aku mengulurkan jari kelingking ku kepada Truman, cara paling lama untuk saling berjanji, Truman tertawa sejenak sebelum kemudian mengikatkan tangannya di jari kelingkingku

"Janji"

Dengan itu aku dan Truman pun berpisah, Ia terbang dengan cepat menggunakan sepatu roketnya, masuk ke dalam area A dan terbang terus hingga aku tidak dapat melihat lagi bayangannya, aku coba merasakan aliran hawa yang ada di tubuhku dan untung saja semuanya terasa seperti biasa, berarti tidak akan ada hal yang buruk terjadi kepada Truman, aku selalu mempercayai intuisi-ku dalam hal meramal kemungkinan terjadinya sesuatu dan biasanya apa yang aku rasakan selalu tepat

Aku masuk ke dalam gerbang Area A bersama dengan A.V yang sedang bersenandung dengan ceria, ia memainkan musik dengan volume kecil, musik dari tahun-tahun yang telah silam, walaupun perkembangan teknologi begitu pesat terjadi disini hal yang tidak serupa terjadi dengan perkembangan seni, aku tidak tahu apakah ini karena manusia sudah menganggap tidak diperlukannya lagi keindahan di dunia karena pengetahuan adalah segalanya atau karena kami semua terlalu sibuk untuk fokus dan memaknai keindahan

Aku sentuh dengan pelan tombol yang ada di gagang kacamataku dan seketika saja pemandangan yang aku lihat semuanya berubah warna menjadi oranye, walaupun begitu tertera dengan jelas sebuah lingkaran bidik yang asik bergerak kemana-mana meninjau semua yang aku lihat dan mencocokkannya dengan sebuah gambar yang tidak lain adalah barang yang Truman perlukan, terdapat banyak sampah disini sehingga aku mengalami kesusahan disaat mencari barang yang aku inginkan

Selain sebagai tempat mesin bekas Area A hingga Area C juga merupakan tempat sampah bagi semua kota, pada saat pemerintahan sebelum Deus Omnis semua sampah manusia diolah dengan baik menggunakan teknologi yang ada di Scientia Deus, tetapi setelah manusia di usir dari Scientia Deus mereka terpaksa untuk membuang sampah layaknya manusia milenia terdahulu tetapi pada saat-saat tertentu kota-kota besar seperti DuskTown atau Lucador, akan mendaur ulang semua sampah ini agar tidak bertumpuk layaknya sampah manusia zaman dahulu

Tempat seperti area V,W, dan seterusnya merupakan area bekas riset para ilmuwan Scientia Deus terdahulu sehingga dapat dipastikan akan banyak barang berharga yang dapat dipakai di sana apalagi semenjak ditinggal setelah konflik Scientia Deus

Aku terus mengumpulkan barang yang diperlukan oleh Truman, setiap aku menemukan mesin yang diminta Truman aku akan meminta A.V untuk menyimpannya di dalam tubuhnya, selain mencari mesin aku juga memerhatikan dengan baik barang-barang yang ada di sana, biasanya karena ini merupakan sampah dari kota-kota besar akan ada beberapa satu atau dua barang yang berharga atau setidaknya bernilai banyak tetapi walaupun aku lama mencari barang seperti itu tidak dapat aku temukan

Banyak orang juga mencari mesin seperti layaknya aku, mereka semua adalah anak-anak berumur setidaknya delapan sampai empat belas tahun karena memang benar Area A hingga Area B adalah Area yang paling aman untuk di jelajah bagi anak-anak hingga remaja, perlahan-lahan waktu berlalu hingga mentari sudah ingin tidur banyak orang kembali dari Ekspedisi mereka menjemput anak-anak itu hingga tersisa aku seorang diri di tempat itu

Terdapat sofa merah bekas di tumpukan besi itu, walaupun aku tidak letih aku mendapati kakiku berjalan menuju sofa itu dan duduk di atasnya, A.V menggelinding mengikuti langkahku dan melompat tepat ke sofa itu, duduk di sebelahku sembari merebahkan tubuhnya di atas pahaku

Aku terus memikirkan wajah Truman, aku tahu bahwa Ia kuat banyak orang bercerita mengenai dirinya dan dari beberapa cerita tersebut ada yang terdengar begitu di luar akal, tetapi tetap saja aku merasa khawatir bagaimana pun juga sampai kapan pun juga aku akan terus khawatir

"Piru!", A.V tiba-tiba menabrakkan tubuhnya kepadaku, wajahnya ia fokuskan kepadaku, cahaya biru yang merupakan matanya menatap dalam ke arah mataku, kami terus menatap untuk beberapa saat sebelum kemudian aku tertawa sembari menatap ke arah bintang yang kini telah bermunculan

"Benar, benar A.V aku tidak perlu khawatir, kamu akan selalu ada di sisiku", aku mendapat jawaban "Piru" yang singkat dari A.V dan aku mendapati diriku tersenyum, melihat bahwa suasana hingga saat ini sangatlah damai aku pun mematikan sistem bidik kacamataku dan seketika pemandangan yang aku lihat pun kembali normal, bintang-bintang yang berkelap-kelip cantik dapat aku lihat dengan saksama

BRAK!

Tiba-tiba sofa dimana aku duduk bersama dengan A.V terdorong ke depan dan kami pun otomatis jatuh ke tanah dengan sofa tempat kami semula duduk jatuh tepat di bawah kaki ku, disaat aku berdiri dan mulai menilai situasi berusaha untuk mencari pelaku kejahatan keji itu aku di pandang kan dengan pemandangan yang membuatku terkejut

Ada seekor tikus

Tikus raksasa

Tetapi bukan itu masalahnya, mataku terfokus akan apa yang gigi tajam raksasa tikus itu gigit yakni tubuh A.V yang layar kaca wajahnya sepenuhnya hitam yang berarti bahwa Ia sedang tertidur, tiba-tiba cahaya biru kembali ke layar kaca wajahnya dan dapat kulihat bahwa ia terlihat bingung, pertama ia menatapku yang juga menatapnya dengan tatapan bingung setelah beberapa saat Ia pun menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh setelah menyadari gigi tikus yang kini terbenam di dalam besi tubuhnya seketika A.V pun teriak

"Piruuuuuuuu!!!", Seketika aku berusaha menenangkan A.V

"A.V! Tenang!", karena terkejut tikus itu pun segera bersiap-siap untuk berlari, aku segera mengambil pistol ku dan menembakkannya kepadanya tetapi sayangnya tikus itu telah lari terlebih dahulu

"Sialan!", Aku segera mengaktifkan sistem bidik kacamataku dan dengan segera lingkaran bidik kacamataku pun membidik tikus yang kini sedang berlari itu, tidak kalah dengannya aku pun segera berlari mengejarnya

Lama rasanya aku berlari mengejar tikus itu setiap kali aku menembaknya tikus itu berhasil menghindar, aku sedikit bimbang menyadari bahwa tikus itu berlari membawa A.V keluar dari Area A masuk ke dalam Area B karena jarak antara Area A dan B sangatlah dekat, aku untuk sejenak terdiam memikirkan daftar mutan apa saja yang kemungkinan berada di Area B tetapi setelah mendengar teriakan A.V pikiranku pun seketika buyar dan aku pun berlari masuk ke dalam Area B mengikuti Tikus itu

Aku terus berlari mengejar Tikus itu untung saja selama aku berlari aku tidak melihat tanda-tanda mutan, di pertengahan Area B gerakan mutan itu tiba-tiba melambat dan aku pun segera membidik makhluk itu dan menembaknya, tembakan ku untung saja tepat mengenai tikus itu dan tidak mengenai A.V

"Piruuuuuu!!", A.V terus berteriak, walaupun tikus itu kini mati giginya masih tertancap dalam di tubuh besi A.V, mendengar teriakan minta tolong A.V aku pun tertawa kecil

"Iya-iya kawan aku tahu", aku berjalan mendekatinya dan menarik gigi tikus itu keluar dari tubuh A.V, setelah aku melakukan itu A.V segera menggelinding dan menabrak tubuhku hingga aku terjatuh, cahaya biru di matanya kini mengeluarkan apa yang dapat aku tafsir sebagai air mata

"Haha, tenang kawan aku ada disini", aku memeluk A.V untuk beberapa lama setelah beberapa saat ia pun berhenti menangis dan aku berhenti memeluknya untuk menatap ke arah wajahnya, ia kembali menatapku

"Aku akan selalu berada di sisimu, itulah janjiku.", A.V terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan-ku sebelum kemudian tersenyum dan mengeluarkan dua kali "Piru" yang sangat antusias, aku pun ikut tersenyum melihat A.V yang kini bahagia

A.V turun dari tubuhku dan aku pun dapat kembali berdiri, aku mematikan sistem bidik kacamataku dan melihat keseluruhan pemandangan tempat aku kini berdiri bersama dengan A.V, untung saja aku masih dapat mengenali dari arah mana aku berlari

"Baiklah A.V, Truman pasti sedang gila mencari kita lebih baik kita kembali sekarang.", A.V menganggukkan tubuhnya mendengar perkataan-ku dan dengan itu kami pun berlari kembali ke arah Area A

Area B lebih besar daripada area A dan terdapat banyak persimpangan dimana-mana, persimpangan tersebut sebagian besar tidak menuju ke arah lain melainkan berakhir di sebuah jalan buntu, menurut apa yang diajarkan oleh Truman jalan buntu itu dibuat oleh para mutan untuk menjebak manusia sebelum kemudian menyerang mereka, aku masih selalu tidak mengerti mengapa mutan menyerang manusia, mungkin suatu saat aku akan menanyakan pertanyaan itu kepada Truman

Tiba-tiba di tengah perjalanan A.V berhenti di tengah jalan, ia menatap ke depan walaupun tidak ada apa-apa di sana, kami sebentar lagi akan sampai ke gerbang menuju Area A, aku menatapnya dengan saksama

"Ada apa kawan? Apakah ada masalah?", Aku terus melihat ke sekeliling kami, bahkan kacamataku pun aku aktifkan untuk meneliti dengan lebih saksama tetapi tetap saja tidak ada apa-apa, tiba-tiba saja layar kaca A.V berwarna biru cerah, karena aku tidak pernah melihat ini aku pun seketika terkejut

"Oi A.V apakah ada masalah?", Aku berjongkok dalam upaya untuk menginspeksinya dengan lebih dekat, tetapi sebelum aku bahkan dapat menyentuhnya A.V menggelindingkan tubuhnya menjauh dari tempat yang kami tuju

"A.V hei?!", Aku berteriak tetapi ia terus menggelinding dan aku pun memutuskan untuk berlari mengejarnya

A.V membawa kami ke jalan yang berbeda dari jalan yang aku lalui, ia terus menggelinding, walaupun aku dapat merasakan bahwa bahaya akan datang jikalau aku terus mengikuti dia, kakiku teruslah bergerak mengejarnya

Setelah beberapa saat berlari ke sana dan kemari kami, melewati beberapa simpangan yang untung saja berakhir di sebuah jalan A.V pun menggelinding ke sebuah simpangan yang di mana akhirnya bukanlah sebuah jalan melainkan sebuah jalan buntu tetapi ada yang tidak biasa di jalan buntu ini

Terdapat seorang gadis tergeletak di tengah tanah ini, sepertinya pingsan

A.V menggelinding mendekati gadis itu sedangkan aku terus menatapnya dari kejauhan, Setelah Ia berada dekat dengan gadis itu Ia tiba-tiba saja memeriksanya dengan cahaya pemindai setelah beberapa saat A.V pun selesai memindai dan Ia seketika menoleh ke arahku

Semula layar kacanya masih biru tetapi perlahan layar kaca yang merupakan wajahnya pun kembali normal dan dari matanya Ia terlihat sama kebingungannya denganku, A.V menoleh ke arah dimana gadis itu tergeletak, melainkan terkejut Ia malah berteriak khawatir

"Piru!", A.V berputar mengelilingi gadis itu dan sesekali Ia menabrakkan tubuhnya ke arah gadis itu dalam upaya untuk membangunkannya tetapi sayangnya usahanya tersebut tidak berhasil

"Kamu mengenalnya sobat?", Aku kini memberanikan diri untuk berjalan mendekati tubuh gadis itu

Gadis itu memiliki rambut panjang hingga bagian belakang tubuhnya, di bawah renungan kegelapan ini gadis itu tampak bercahaya hal ini diakibatkan oleh kulitnya yang begitu putih dan rambutnya yang berwarna Aqua, baju yang ia kenakan juga tampak aneh, karena baju itu seperti menyatu dengan bagian atas tubuhnya yang berwarna Aqua, kukunya berwarna Aqua, selain itu ia mengenakan shoulder pad yang juga berwarna Aqua dan sebuah helm Visor berwarna sama

Satu hal yang keluar di benakku adalah bagaimana gadis ini begitu menyukai warna Aqua, itu warna yang indah tetapi ini sungguh ketertarikan di level yang jauh lebih baru

Suara gerangan yang berat menganggu konsentrasi milikku dan seketika aku pun menoleh ke arah gerangan itu dan apa yang aku lihat membuat mulutku terbuka

Sebuah mutan berdiri di depan kami tetapi mutan itu sungguhlah aneh, makhluk itu terbuat sepenuhnya dari lendir berwarna hitam dan lendir itu bersifat korosif terhadap tanah, makhluk itu walaupun demikian dapat berdiri tegak sehingga dikatakan humanoid, Ia mengulurkan tangannya menunjuk ke arah kami

Aku segera mempersiapkan pistolku dan menembaki monster itu tetapi hasil tembakan tersebut bahkan tidak dapat menembus kulit lendir monster itu, A.V menggelinding ke depanku mengaktifkan perisai energinya selagi aku terus menembak

Setiap tembakan yang mengenai monster itu membuat lendir yang merupakan tubuhnya terhempas kemana-mana, dan memang benar lendir itu sangatlah korosif, tetapi karena ada A.V aku tidaklah perlu khawatir

Monster itu bergerak sangat lambat tetapi kini ia sudah sangat dekat dengan tempat dimana A.V berada

"Sialan!", Aku segera memikirkan cara lain yang dapat membantu kami melarikan diri dari monster itu sebelum tiba-tiba sebuah tangan di bahuku sontak membuatku terkejut

Gadis Android itu telah bangun, matanya yang berwarna Aqua bersinar sangat terang, menatapnya dengan saksama aku seperti melihat cahaya lain, cahaya yang mirip dengan gambaran ledakan angkasa yang sering Truman pertontonkan kepadaku melalui sebuah proyektor, begitu indah dan begitu tidak asing

Gadis itu tiba-tiba saja menatap ke arahku dan sinar matanya yang begitu menyilaukan refleks membuatku menutup mataku dengan lenganku tetapi sebelum aku dapat berbuat demikian gadis itu refleks memegang kedua lenganku dengan tangannya

"Saya akan melindungi Anda, Tuan.", Perkataan itu begitu singkat tetapi dapat membuat sekujur tubuhku terasa begitu hangat, A.V kini kembali ke sisiku karena makhluk itu telah begitu dekat dengan kami

Gadis itu memegang kerah bajuku dan kepala A.V sebelum melempar kami dengan keras ke belakang, tubuhku imun terhadap rasa sakit tetapi apa yang Ia lakukan sungguh membuatku terkejut dan dapat kulihat kini mata A.V berputar-putar

Gadis itu berdiri di hadapan Mutan itu seketika Mutan itu mengaum dan mengulurkan tangannya hingga memanjanh ke arah gadis itu

Gadis itu dengan elegan melompat dan menembak Mutan itu dengan menggunakan tangannya, tetapi tembakan itu tidak cukup kuat untuk menghancurkan Mutan itu dan Mutan itu pun kembali menyerang dengan cepat kini terdapat tangan lendir ekstra keluar dari tubuhnya

Tiba-tiba listrik berwarna biru cerah keluar dari tubuh itu dan gadis itu pun tersetrum, sesaat setelah itu Ia pun terjatuh ke tanah tidak dapat bergerak, Mutan itu segera mengulurkan empat tangan lendirnya dalam upaya untuk meremukkan gadis itu tetapi sebelum itu dapat terjadi sebuah sinar yang begitu terang menghantam Mutan itu dan akibat dari hantaman itu menyebar ke kami semua membuat kami diliputi oleh cahaya ledakan

Setelah cahaya ledakan itu usai, aku mendapati diriku dilindungi oleh A.V oleh Perisai energinya sedangkan gadis itu pun sedang melindungi dirinya sendiri dengan menggunakan perisai energi, terbentuk sebuah lubang besar dimana monster itu berada dan seorang sosok muncul di balik kekacauan itu

"Eh lumayan juga, walaupun hanya menggunakan sedikit saxum solis", Truman datang dari balik asap pasca ledakan, bajunya penuh dengan kotoran dan matanya terlihat lelah tetapi melihatku Ia seketika tersenyum dan aku pun tersenyum balik, lega melihatnya tetapi tidak lama pandangannya teralih kepada gadis yang kini tergeletak di tanah itu, tubuhnya kini jatuh karena tanah tempat ia berada juga ikut runtuh

"Lama tidak melihat wajahmu Fidei", pendengaran-ku cukup baik sehingga aku dapat mendengar apa yang Truman katakan sembari berjongkok menatap gadis itu

"Egali….", Mata Gadis itu tiba-tiba berubah menjadi putih dan Ia pun kembali pingsan, melihat ini Truman pun menggoncang tubuh gadis itu sebelum kemudian menghela nafasnya

"Baiklah, ayo kita pulang Toivo, dan jangan harap aku tidak akan memarahimu", Truman mengangkat tubuh gadis itu dan menggendongnya bak seorang pengantin, melihat ini aku hanya terdiam dan menatapnya dengan bingung

"Jangan iri, aku akan melakukan hal yang sama jikalau kamu mau", mendengar perkataannya ini aku pun seketika marah kepadanya dan memanggilnya bodoh, melihat ini ia hanya tersenyum menyeringai

"Iya-iya akan aku ceritakan semuanya nanti, Ok?", Aku menganggukkan kepalaku mendengar perkataan Truman tetapi entah mengapa setelah tersenyum kepadaku dan menatap ke arah jalan yang berada di depannya, ekspresi wajahnya seketika berubah, aku tidak tahu apa yang aku lihat tetapi dapat aku pastikan bahwa ekspresi itu merupakan ekspresi paling serius dan paling marah yang pernah Truman tunjukkan

Tetapi untuk sekarang aku lebih memilih untuk diam dan kami pun mencari jalan kami kembali menuju Area A

Pokoknya akan banyak yang harus Truman jelaskan kepadaku

Chapter 1: Algoritma Takdir (Revised)

Setelah perjalanan yang panjang dimana tidak ada satu pun dari kami yang berbicara kami pun akhirnya sampai di tempat yang kami tuju yakni Hovercar Truman yang begitu ia cintai, hari sudah larut malam dan mungkin sebentar lagi pagi

Truman membuka pintu kursi bagian belakang dan mendudukkan gadis itu secara perlahan, gadis itu masih tak sadarkan diri untuk beberapa saat Truman terus menatap gadis itu tatapannya sendu tetapi Ia kemudian menggelengkan kepalanya dan menutup pintu setelah A.V masuk dan duduk di sebelah gadis itu

Setelah masalah itu selesai Ia pun berbalik ke arahku yang masih penasaran akan gadis itu, aku sampai tidak sadar bahwa Ia mengangkat kepalanya untuk memukul kepalaku, walaupun tidak sakit tetap saja aku terkejut

"Hey, untuk apa itu?!", Aku menatap ke wajah Truman dan entah mengapa wajahnya terlihat begitu sedih, alisnya yang tebal turun dan bibirnya mengerut terutama matanya yang terlihat seperti ingin menangis, setelah beberapa saat Ia pun menarik nafas dalam-dalam

"Untuk… menjadi anak bodoh dan pergi ke sembarang tempat menyelamatkan gadis Android.", Aku kebingungan mendengar perkataannya karena biasanya Truman tidak begitu anti dengan tindakan heroik layaknya menyelamatkan seseorang bahkan Android karena Ia sendiri juga adalah seorang Cyborg

"Eh? Mengapa begitu? Apa salahnya aku pergi menolongnya dan lagi pula bukan Aku yang berinisiatif untuk pergi ke sana melainkan A.V.", mendengar penjelasan ku seketika Truman berdecik kesal, bahkan semua kekesalannya kini terukir di wajahnya, matanya tidak lagi menatapku tetapi menoleh ke kiri bawah seperti memikirkan sesuatu, aku terus menatapnya berharap ia menjelaskan sesuatu kepadaku

"Truman?", Suaraku seperti membangunkannya dari lamunannya sejenak Ia menatapku dengan tatapan layaknya orang yang bingung untuk beberapa saat Ia terus menatapku sebelum kemudian memegang kedua pipiku yang dimana sontak membuatku terkejut

"Hey, ada apa pak tua?", Aku tertawa kecil dengan tingkahnya yang begitu aneh, Ia terus menatapku dengan bisu tetapi setelah beberapa saat Ia tersenyum sembari tertawa kecil

"Setidaknya kamu masih berada disini dan aku akan selalu berada di sisimu.", Ia menatapku dengan tatapan begitu serius dan senyum yang begitu tulus, terdapat sosok dari diriku di mata Emerald-nya dan aku mendapati diriku tersenyum sembari memegang tangannya yang ada di pipiku

"Kalau itu tidak perlu ditanyakan lagi, bukan?", Truman menatapku untuk beberapa saat sebelum kemudian tertawa kecil dan menurunkan tangannya dari pipiku, Ia membalikkan badannya dan kembali ke dalam Hovercar mengikuti langkahnya aku pun juga ikut masuk ke dalam Hovercar

Setengah perjalanan kami habiskan dalam keheningan, aku ingin sekali bertanya kepada Truman mengenai apa yang telah terjadi tetapi aku dapat menaksir melihat tingkah lakunya beberapa saat tadi bahwa ini bukanlah saat yang tepat untuk bertanya

"Kamu boleh bertanya jikalau kamu mau, tetapi aku tidak akan menjawab jikalau aku tidak dapat menjawabnya.", Truman berkata dengan nada datar, pandangannya masih terfokus ke jalan yang ada di depan kami, banyak orang berkendara berlawanan arah dengan kami menuju Monspes, masuk akal mengingat bahwa hari telah pagi, aku berpikir dalam-dalam mengenai pertanyaan apa yang akan kuberikan

"Apakah kamu mengenal gadis ini?"

"Iya.", Begitulah jawaban singkat yang berasal dari Truman, menyadari bahwa Ia akan menjawab SESUAI dengan apa yang aku tanyakan maka aku pun berusaha untuk membuat pertanyaannku menjadi lebih spesifik

"Bagaimana kamu bisa mengenalnya?", Aku terus menatap wajah Truman untuk memperhatikan jikalau ada perubahan ekspresi di wajahnya

"Aku tidak dapat menjawab itu.", Ia berpikir lama sebelum menjawab itu

"Siapa nama gadis ini?", Mata Truman kini sedikit terbelalak dan sama seperti pertanyaan sebelumnya Ia memerlukan waktu yang cukup lama sebelum menjawab pertanyaan ini

"Fidei, Fidei Vistakovich.", Mendengar nama "Vistakovich" aku sontak tidak dapat menahan rasa terkejutku

"Eh? Vistakovich?!, apakah maksudmu seperti Prima Vistakovich?", Mendengar ini Truman hanya terdiam tetapi kini ekspresi wajahnya berubah, kelopak matanya seperti ingin menutupi matanya, seperti Ia berusaha untuk menahan rasa sedih yang begitu mendalam

Sebelum aku dapat bertanya apa-apa lagi atau berbicara mengenai alasan mengapa Ia terlihat begitu sedih bayang-bayang kota Defecto dapat kami lihat secara perlahan dan aku pun memutuskan untuk diam

Disaat kami sampai di Defecto orang-orang sedang sibuk berkeliaran, ada yang mempersiapkan barang-barang, ada yang asik bercerita dan banyak macam lagi kegiatan jenis lain, Truman terus berkendara hingga sampai ke kediaman kami, Ia memarkirkan mobilnya di dalam garasi yang sekaligus merupakan ruang kerja kami

Untuk beberapa saat Ia terdiam, menarik nafas dalam-dalam sebelum kemudian menghelanya setelah itu matanya pun Ia tuju kepadaku, pada saat itu aku sedang mengintip A.V yang sedang tertidur tetapi setelah merasakan tatapan Truman aku pun kembali menghadapnya

"Tolong, ambil sebuah kain yang bisa aku gunakan untuk menutupi gadis ini.", Aku menatapnya dengan tatapan kebingungan

"Eh? Untuk apa kita menutupnya?", Tetapi bukannya menjawab Truman hanya melotot ke arahku dengan tajam dan menyadari bahwa ini bukan waktunya bertanya aku pun segera keluar dari mobil untuk mengambil apa yang Truman minta

Setelah mendapatkan apa yang Ia inginkan Truman pun menutup tubuh Fidei dengan kain itu sebelum kemudian menggendongnya keluar dari garasi dan masuk ke dalam rumah selagi aku menggendong A.V, tidak ada orang yang terlalu memerhatikan maupun mencurigai kami, mereka hanya menyapa untuk mengucapkan selamat pagi

Setelah kami berada di dalam rumah, Truman meletakkan Fidei di atas sofa sebelum kemudian berjalan ke lantai atas, A.V yang semual berada di tanganku seketika terbangun, melihat bahwa ia telah bangun aku pun meletakkannya di atas lantai

"Piru?", Ia menatapku dengan bingung, aku seketika melakukan apa yang pertama kali aku lakukan di pagi hari disaat melihatnya yakni membelai kepalanya

"Kita sudah di rumah kawan, dan ada tamu yang akan bersama kita untuk beberapa saat.", Aku menunjuk dengan jempol ke arah dimana Fidei terbaring dan seketika A.V pun menggelinding ke sana, dengan panik ia memindai Fidei, sayangnya aku tidak mengerti apa yang A.V bicarakan karena jikalau iya aku akan bertanya mengapa ia begitu panik

"Kamu mengenalnya sobat?", A.V menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaann-ku, Ia masih bersikap panik sebelum aku dapat menenangkannya tiba-tiba saja lantai kayu di seberang kami terbuka, menjatuhkan karpet yang berada di atasnya, aku dan A.V menatap lubang itu dengan mata terbelalak dan mulut terbuka, Truman turun dari lantai atas dengan tatapan kebingungan

"Hn? Ada apa dengan wajah kalian? Kalian melihat kecoa?", Aku segera menunjuk lubang besar yang kini berada di tengah ruangan ini

"Oh iya, aku lupa memberitahumu, tetapi tidak masalah lagi pula aku tidak memiliki alasan untuk memberitahumu.", Truman segera berjalan ke arah kami dan menggendong Fidei yang kini tidak lagi Ia tutupi dengan kain, dengan cepat Ia balikkan badannya sembari terus melihat ke arah jendela rumah kami

etelah beberapa saat Ia pun berjalan ke arah lubang yang baru saja terbentuk dan dengan sepatu roketnya terbang melayang di atas lubang itu sebelum kemudian mulai turun ke bawah tetapi sebelum Ia dapat sepenuhnya menghilang Ia seperti teringat sesuatu

"Ah! Toivo, tolong kerjakan proyek kita untukku, ok?!, Aku akan lama mengurus ini tetapi aku akan segera kembali jikalau sudah selesai!", Dan dengan itu kini figurnya sepenuhnya menghilang setelah beberapa saat lubang itu pun tertutup, seperti ada besi yang menyatu untuk menutupnya dan setelah tertutup besi itu pun berkamuflase sehingga mirip dengan lantai yang ada di sekitarnya

"Apa yang? A.V, apakah kamu tahu apa-apa soal itu?", A.V hanya menatapku dengan ekspresi bingung, melihat responnya aku pun menghela nafas sebelum kemudian menggelengkan kepalaku

"Baiklah, tidak ada artinya kita duduk disini menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi, lebih baik kita mengerjakan tugas yang Truman berikan.", Mendengar perkataan-ku A.V seketika menganggukkan kepalanya, aku selalu penasaran apakah Ia sebenarnya benar-benar mengerti apa yang aku katakan atau Ia hanya bereaksi sesuai dengan ekspresi yang muncul di wajahku tetapi itu tidak penting sekarang

Aku memutuskan untuk membeli beberapa barang dan juga kebutuhan sehari-hari, melihat bahwa kulkas kami telah 3 minggu dalam kondisi kosong, disaat aku keluar rumah aku seketika dihadapkan oleh wajah bulat Mr.Huxley yang tembam tetapi sayangnya Ia sepertinya tidak berada dalam suasana hati yang baik dinilai dari betapa merah wajahnya saat ini

"Dimana Truman?!", Aku seketika mundur selangkah akibat teriakannya yang sangat nyaring, orang-orang yang sedang berjalan menoleh ke arah kami tetapi setelah menyadari bahwa itu tadi adalah suara menjengkelkan walikota Huxley mereka segera memalingkan wajah mereka

"Dia pergi ke Monspes.", Aku berusaha untuk berbicara setenang mungkin tidak membiarkan orang tua itu melihat dibalik kebohonganku tetapi Ia tidak memeriksa banyak, setelah mendengar jawabanku Ia seketika memalingkan pandangannya dan bergumam dengan penuh amarah, sorot matanya berapi-api

"Bilang kepadanya untuk berbicara denganku lagi, aku tidak ingin Ia datang kemari hanya untuk membawa masalah", setelah mengatakan itu walikota Huxley pun pergi dengan langkah yang cepat dan wajah yang masih penuh dengan amarah, Ia terus bergumam sepanjang jalan, setelah Ia tidak lagi dalam jangkauan mata aku pun menoleh ke arah A.V

"Ada apa dengan orang tua itu?", A.V menggelengkan kepalanya kepadaku, aku terdiam beberapa saat memikirkan beberapa skenario yang mungkin dapat membuatnya begitu marah kepada Truman tetapi aku tidak mendapatkan satu pun, setelah beberapa saat aku menghela nafas

"Baiklah tidak ada gunanya berpikir mengenai hal itu, ayo kita pergi A.V", A.V menganggukkan kepalanya mendengarkan usulanku dan kami pun pergi ke toko tempat biasanya Truman membeli barang-barangnya

"Ah, Toivo! Disitu kau rupanya!", Sesaat setelah kami memasuki toko serba guna itu, pemilik toko itu Mr Arts segera menyapa kami, Ia melambaikan tangannya ke arahku dan aku pun berjalan mendekati kasir tempat ia kini berdiri

Toko itu seperti bangunan lain di Defecto sangatlah sederhana, terbuat dari kayu, terdiri atas beberapa rak barang yang di dalamnya terdapat bermacam-macam komoditas dari kota-kota besar, Ia adalah salah satu dari 3 toko yang diizinkan untuk berdiri oleh Mr Huxley

Bukan karena Mr Huxley adalah walikota yang diktator, melainkan karena sistem perekenomian kami hanya mengizinkan sampai dengan 3 toko di setiap kota untuk berdiri, tugas mereka bukanlah menjual barang untuk mendapatkan keuntungan melainkan untuk mengedarkan dan mencatat barang yang telah berhasil diedarkan dari kota-kota besar

Selagi aku memikirkan tentang keuntungan dan kelemahan sistem ekonomi kami, Mr Arts telah selesai mengambil apa pun yang Ia cari dari bahwa kasirnya dan meletakkannya di atas meja

"Truman memintaku untuk mencari barang ini di Lucador dan sungguh Anak itu memang memiliki standar!", Aku melihat isi dari tas plastik cokelat itu yang kebanyakan adalah suatu tabung berisi cairan yang menyala yang aku tidak tahu namanya

"Ironis bukan, karena robot tidak dapat menggunakan saxum solis kita harus menukarkan saxum solis untuk itu", Ia menunjuk tabung berisi cairan itu

"Memangnya apa isi tabung ini?", Mr Arts tertawa kecil mendengar pertanyaann-ku

"Truman tidak mengajarimu? Benda itu adalah plasma energi, sumber energi sebelum saxum solis ditemukan", Mr arts terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya, "ya sebagian besar hal"

Pintu terbuka dan beberapa wanita masuk sedang bercakap-cakap, Mr Arts menoleh ke arah mereka sejenak sebelum kemudian kembali berbicara kepadaku

"Ya, kita dulu menggunakan ini jauh sebelum mendiang Deus Prima menemukan saxum solis.", Ia mengambil satu tabung dan menimbangnya di tangannya sebelum kemudian meletakkannya kembali

"Tetapi setelah dipikir lagi tidak semua robot tidak dapat menggunakan saxum solis, apakah kamu tahu para Divina Providentia?", Mendengar nama itu aku mengingat masa-masa sekolahku disaat guruku mengajarkan kelas kami sejarah

"Iya, tentu saja, ciptaan terhebat mendian Deus Prima", Mr Arts menganggukkan kepalanya, Ia ingin melanjutkan kata-katanya tetapi para wanita tadi berjalan mendekati kami

"Arts, apakah kamu memiliki barang dari kota ( kota milik Profesor Henrietta)?", Arts dan wanita itu pun berbincang-bincang mengenai barang yang sedang wanita itu cari, melihat bahwa Arts sibuk aku pun membawa barang itu dan mengucapkan terima kasih kepadanya di tengah perjalananku keluar dari toko itu aku mendengar pembicaraan dua orang ibu-ibu

"Benarkah perdana menteri sendiri akan datang ke sini?", Apa yang mereka bicarakan terdengar menarik sehingga aku berhenti untuk mendengarkan, wanita yang ditanya itu menganggukkan kepalanya

"Iya, perdana menteri sendiri akan mengunjungi kota-kota bahkan kota kecil kita ini!", Wanita yang menjadi lawan bicaranya pun tersenyum berbinar-binar

"Kyaa! Aku selalu ingin melihat sang perdana menteri kata kakekku Ia sangatlah tampan!", Wanita yang satunya menganggukkan kepalanya

"Memang, tetapi tidak ada yang sesempurna Deus Omnis, setidaknya itu apa yang aku dengar!", Para wanita muda itu berbicara dengan antusias sebelum mereka menyadari bahwa aku menguping pembicaraan mereka aku segera keluar dari toko itu

Selama perjalanan aku memikirkan apa yang mereka katakan, menurut yang pernah diajarkan kepadaku sistem pemerintahan kami adalah Teknokrasi yang dimana jikalau kita berhasil membuktikan bahwa kita adalah manusia yang paling intelektual atau penemuan kita mengubah dunia seutuhnya maka kita akan diangkat menjadi Deus sedangkan sistem pemerintahan ke bawah mengikuti sistem pemerintahan Teknokrasi pada umumnya tetapi ada beberapa hal yang berbeda yang diimplementasikan disini

Contohnya saja jabatan Perdana Menteri, untuk mendapatkan jabatan itu maka seseorang harus memiliki tingkat Intelektual satu level saja di bawah Deus sendiri dan orang tersebut harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sempurna mengenai permasalahan politik baik di dalam maupun luar negeri, Perdana Menteri pada masa pemerintahan Mendiang Deus Prima adalah Profesor Helios Agrata yang sekaligus juga merupakan ketua dari Magnanimi, kelompok ilmuwan jenius di bidangnya masing-masing

Selagi aku memikirkan semua ini aku dan A.V telah sampai kembali ke kediaman kami, setelah aku membuka pintu aku melihat sosok Truman sedang bersandar di sofa, lengannya menutupi wajahnya

"Piru?", A.V berbisik pelan kepadaku, kami terus menatap Truman yang terbaring di sofa karena sungguh kami tidak pernah melihatnya terlihat begitu lelah

"Iya, sepertinya Ia sedang tidur.", Aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, yang dimana A.V seketika menganggukkan kepalanya, aku memberinya isyarat untuk mengikuti langkahku

Kami berjalan secara perlahan ke arah Truman, Ia masih menutup wajahnya kalau Ia tahu kami kini sedang mengendap ke dekatnya Ia tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun, pernapasannya masih stabil dan Ia tidak bergerak tiba-tiba

Aku bernafas dalam-dalam dan mempersiapkan pita suaraku

"Uwa!", Aku terjatuh ke lantai dengan keras yang dimana A.V seketika bersembunyi di belakangku, Truman tertawa melihat ini, sebelum aku dapat mengejutkannya matanya terbuka dan menganggetkan aku terlebih dahulu

"Hahaha, walaupun kamu berhasil aku tidak akan terkejut kau tahu.", Truman membelai rambutku dan memainkannya, aki hanya lega karena sebelum aku melakukan ini aku meletakkan semua barang hasil belanja aku dan A.V di lantai

"Jadi, apa yang dapat membuatmu terkejut?", Truman kini memegang pipiku dengan tangan kanannya, matanya menatap dalam mataku sebelum kemudian bibirnya terangkat menunjukkan sebuah senyuman kecil

"Kamu tentu saja.", Matanya terlihat sedih disaat Ia berkata seperti itu, aku ingin mengatakan sesuatu tetapi ia kembali berbaring di sofa itu dan meletakkan lengannya kembali di dahinya

"Jadi, dimana barang itu?", Aku menunju ke arah plastik cokelat yang bersandar di pintu, Truman melihat ke arah dimana aku menunjuk sebelum kemudian menghela nafasnya

"Haah, melelahkan.", Truman pun kembali menutup wajahnya dengan lengannya, tidak mengatakan apa-apa, aku a memikirkan cara agar dapat memotivasinya tetapi teringat akan hal lain

"Jadi, bagaimana kabar gadis itu?", Truman terdiam sejenak, Ia menunjukkan punggungnya kepadaku ketika menjawab

"Baik, Ia akan kembali pulih setelah beberapa hari habis itu Ia bisa pergi", aku teringat bahwa nama gadis itu adalah Fidei Vistakovich yang berarti gadis itu memiliki hubungan dengan mendiang Deus Prima, karena nama belakang di Scientia Deus tidak ada yang sama mengingat bahwa populasi di tempat ini juga sangat rendah

"Um, apakah gadis itu memiliki hubungan dengan mendiang Deus Prima?", Tubuh Truman sedikit bergetar ketika mendengar nama Prima, tetapi Ia tidak menjawab apa-apa, karena sikapnya ini aku pun memutuskan untuk membicarakan hal lain

"Sama Mr Huxley tadi mencarimu.", Aku mendengar Truman mendengus kesal tetapi Ia masih menghadap membelakangi-ku

"Jikalau kamu bertemu dengannya selalu bilang kepadanya bahwa aku tidak ada di rumah.", Truman terdengar sangat malas saat mengatakan itu, aku seketika mengingat ekspresi wajah Walikota yang begitu marah dan aku dapat menaksir bahwa itu bukanlah sikap yang tepat

"Tetapi menurutku itu bukanlah sikap yang tepat kau tahu?", Truman hanya terdiam mendengar ini tidak berkomentar apa-apa, yang dimana aku hanya dapat menghela nafas kesal

"Sama aku mendengar berita bahwa Perdana Menteri Scientia Deus akan mendatangi kota-kota.", Truman menghadap ke arahku sebelum kemudian duduk, sikapnya yang tiba-tiba mengejutkanku

"Perdana menteri? Maksudku Valdo Vistakovich?", Aku menganggukkan kepalaku dan mata Truman pun membelalak

"Valdo Vistakovich?", Aku menganggukkan kepalaku sekali

"SI Valdo Vistakovich?", Sikapnya yann aneh membuatku kesal

"Tentu saja bodoh! Memangnya ada dua Valdo Vistakovich di negara ini?", Truman berdiri sebelum kemudian berjalan ke lantai atas dan setelah beberapa saat pintu ke bawah tanah itu muncul lagi bersamaan dengan itu Truman turun dari lantai atas dan melemparkan sebuah buku kepadaku

"Apa ini?", Truman tanpa basa basi segera mengaktifkan sepatu roketnya dan melayang di atas lubang menuju bawah tanah itu

"Benda yang akan kita tunjukkan di hari pembersihan, aku harus menyelesaikan sesuatu, apakah aku bisa mengandalkan-mu untuk melakukan pekerjaan ini?", Truman menatapku dengan tatapan penuh keraguan dan aku pun seketika merasa terhina

"Tentu saja aku bisa! Kamu kira aku ini anak yang bodoh?", Aku mendengus kesal terhadapnya, melihat ini Truman hanya tertawa

"Sedetik pun dalam hidupku aku tidak pernah menganggap dirimu bodoh.", Truman hanya menatapku untuk beberapa saat sebelum kemudian melambaikan tangannya, Ia memberikanku sebuah ciuman udara sebelum pergi, dengan kepergiannya pintu itu pun tertutup dan berkamuflase menjadi sebuah lantai

Dengan kepergiannya aku malah menjadi semakin bingung, tetapi aku percaya kepada Truman, Ia pasti akan menjelaskan segalanya kepadaku, aku membuka buku yang Ia berikan dan membaca konten yang ada di dalamnya dengan saksama

Setelah beberapa lama membaca aku dapat menyimpulkan bahwa Truman ingin menyempurnakan Robot sederhana yang kami buat sebelumnya proyek ini Ia namakan Roboto-3, Roboto-3 adalah robot sederhana yang berfungsi untuk membantu manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan bukan hanya itu Robot ini juga dapat berfungsi sebagai motivator dan teman bagi manusia dalam menjalani hidup yang sulit ini, sederhana tetapi multifungsi

Jikalau taksiran yang aku ambil tepat maka berdasarkan instruksi yang Truman beri proyek ini akan memakan waktu tiga hari jikalau dikerjakan semalam suntuk yang dimana merupakan keahlian-ku

"Baiklah!, Waktunya bekerja!", Truman selalu mengerjakan semua proyek kami sendirian, aku ingin membantunya tetapi Ia selalu memintaku untuk hanya mengawasinya bekerja, setiap aku memarahi dirinya karena tidak percaya akan kemampuanku Ia akan selalu mengelak dengan mengatakan bahwa semuanya akan tepat pada waktunya, memikirkan bahwa ini merupakan waktunya membuatku bahagia

A.V menabrakkan tubuhnya dengan keras ke kakiku, dan seketika aku pun tertawa dan menggendongnya

"Ada apa, sobat?, Kamu ingin membantuku?", A.V seketika menjawab pertanyaanku dengan sebuah "Piru" yang begitu antusias, tingkahnya ini membuatku menggosokkan kepalaku ke tubuhnya

"Baiklah kalau begitu, asistenku."

Mulai hari itu aku dan A.V terus bekerja mengikuti dengan baik setiap instruksi yang Truman berikan, karena Truman selalu memberikan Instruksi dengan tepat dan detail kami tidak mengalami kesulitan dalam mengikutinya

Selama kami bekerja pintu bawah tanah itu tidak kembali terbuka perlahan bulan pun menyapa kami dari jendela yang tirai-nya terbuka, aku dan A.V tidak tidur tubuh kami tidak dapat berhenti melakukan apa yang harus dilakukan agar proyek itu jadi

Keesokan harinya pun berlangsung sama tetapi aku dan A.V menyempatkan diri kami untuk pergi ke luar guna mencari barang-barang yang diperlukan, suasana di kota Defecto begitu riuh, orang-orang tidak ada henti-hentinya bercerita mengenai kedatangan Valdo Vistakovich, berdasarkan apa yang aku dengar Ia sudah mulai mengunjungi kota-kota dimulai dari kota-kota besar

"Setelah sekian lama, akhirnya! Aku sempat mengira bahwa Deus Omnis telah lupa bahwa ada bentuk kehidupan di luar Scientia Deus!", Ucap seorang wanita paruh baya, perkataannya mengejek

"Hei! Hati-hati kalau bicara, tetapi Iya sudah lama sekali kita tidak melihat wajah para anggota Divina.", Wanita yang terlihat lebih muda darinya berkata

"Valdo akan berkunjung?!, Dari semua Divina aku paling tidak suka dengan anak itu gaya berpakaian dan bicaranya membuatku merasa bahwa Ia memandang rendah manusia.", Ucap seorang Pria yang sedang berjalan melewati diriku kepada teman seperjalanannya

"Bukan hanya Dia, semua Divina memandang rendah ciptaan selain sesamanya.", Mereka terus bergunjing dengan nada kesal

Sesampainya aku kembali di rumah bersama dengan A.V kami pun lanjut bekerja tetapi terkadang aku mendapati pikiranku melayang, memikirkan semua berita yang baru saja aku dengar

Semasa aku bersekolah kami memang diajarkan mengenai para Divina karena mereka merupakan bagian besar dari sejarah Scientia Deus tetapi ajaran tersebut hanya terdiri dari fakta-fakta umum, memikirkan bahwa aku dapat benar-benar melihat salah satu dari mereka secara langsung membuatku begitu bersemangat

Menurut berita yang beredar dikarenakan kunjungannya yang bertepatan dengan hari pembersihan maka yang akan mengadakan penilaian terhadap hasil karya kami tidaklah lain dari sang Perdana Menteri sendiri dan ini menjadi api yang membuat tubuhku terasa membara, apa pun yang terjadi aku tidak boleh gagal

Pada hari esoknya, sehari sebelum hari pembersihan, lubang bawah tanah itu pun akhirnya terbuka dan Truman keluar dari dalamnya, terdapat lingkaran hitam di bawah matanya dan pandangannya seperti kosong, Ia mendarat di atas lantai dan pintu menuju bawah tanah itu segera tertutup

Truman segera berjalan ke arahku tetapi entah mengapa gerakannya seperti pincang, satu langkah kemudian Ia pun jatuh dengan keras ke lantai

"Eh?!", Aku dan A.V segera berlari ke sisinya, tetapi sebelum kami dapat mengguncang-guncang tubuhnya Ia telah bangun, lebih tepatnya memaksa dirinya untuk bangun

"Aku tidak apa-apa, tidak apa-apa.", Truman berdiri dan menjatuhkan dirinya di atas sofa, Ia membalikkan badannya dan dengan telapak tangan di atas dahi Ia mengerang dengan kesakitan

"Apakah kamu yakin? Kamu tidak ingin aku membuatkan-mu sesuatu?", Truman menggelengkan kepalanya setelah beberapa lama mengerang Ia seketika duduk, kepalanya Ia letakkan di tangan kanannya

"Kapan Perdana Menteri itu datang?", Aku dan A.V sedang melanjutkan proyek kami

"Hn, besok bukan? Bertepatan dengan Hari Pembersihan?", Aku terus berfokus kepada Proyek yang ada di depanku yang dimana telah 80% selesai

"Besok?! Sialan!", Sebelum aku dapat menoleh ke arahnya untuk menatapnya dengan bingung Truman telah berlari ke luar rumah, layaknya aku sewaktu terlambat sekolah

"Piru?", A.V menatapku dengan ekspresi bingung tetapi aku yang juga sama bingungnya hanya dapat menaikkan bahuku sebagai jawaban, setelah itu kami segera melanjutkan pekerjaan

Pada saat matahari mulai terbenam Truman barulah kembali ke rumah, nafasnya terengah-engah dan Ia terlihat dalam kondisi lebih buruk dari sebelumnya, pekerjaanku dan A.V sudah selesai dan kami hanya dapat menatapnya dengan mata terbelalak

Truman berjalan mendekati kami dan menatap dengan saksama hasil dari kerja kerasku dan A.V, Robot itu memiliki tinggi yang sama denganku yakni 150 cm jauh lebih pendek dari Truman yang memiliki tinggi 180 cm, Ia mengelilingi robot itu menatapnya dari berbagai sisi

Setelah selesai menatap Ia pun menekan tombol yang ada di belakang tubuh robot itu seketika mengaktifkannya, Robot itu terdiam untuk beberapa saat, bentuk robot itu mirip dengan A.V tetapi bedanya Ia memiliki setangkai roda sebagai kaki dan dua buah tangan, matanya mengeluarkan sinar warna putih dan aku dapat merasakan adrenalin mengalir di sekujur tubuhku tetapi rasa tegang ini hilang ketika sinar putih di mata robot itu berubah menjadi hitam dan kini ada bola biru muncul di tengahnya

Robot itu menoleh ke sekitarnya dan matanya seketika tertuju kepada Truman

"Halo! Tuan! Namaku Roboto dan mulai sekarang aku akan menemanimu untuk selamanya!", Truman hanya terdiam saat disapa oleh Robot itu, sebelum robot itu dapat mengatakan apa-apa lagi Ia kembali menekan tombol yang berada di belakang tubuhnya dan begitu saja robot itu mati

"Jadi, bagaimana?", Suaraku terdengar serak dan kecil, Truman hanya terdiam matanya tertutup seperti sedang memikirkan sesuatu, setelah beberapa saat Ia pun menggenggam bahuku dengan erat dengan tangannya yang bukan senapan gatling

"Itu sangatlah hebat!, Haha! Aku bangga kepadamu, setidaknya jikalau aku tua nanti akan tidak akan dipermalukan Huxley!", Tidak terbiasa dipuji karena hasil kerjaku aku mendapati diriku melihat ke lantai

"Jangan berkata begitu, lagi pula aku dan A.V hanya mengikuti instruksi darimu.", Ia melepaskan tangannya dari bahuku sebelum kemudian memainkan rambutku

"Mengikuti Instruksi itu tidak semudah yang kamu kira, pada intinya aku bangga kepadamu kawan.", Mendengar perkataan Truman aku dapat merasakan kehangatan mengalir di sekujur tubuhku dan senyum mendapati dirinya di wajahku

"Terima kasih Pak Tua.", Truman juga menggosok kepala A.V, Ia tersenyum tulus tidak lagi terlihat terlalu terbebani seperti sebelumnya, aku mempertimbangkan apakah ini saat yang tepat untuk bertanya

Disaat Truman mulai berjalan menuju lantai atas disitulah aku menarik lengan bajunya dengan cukup kuat

"Hei tunggu!", Truman menoleh ke arahku, salah satu alisnya terangkat ke atas

"Hn? Apakah ada masalah? Kalau kamu mau perayaan ayo kita rayakan nanti ok?", Truman tersenyum dengan mengejek dan dengan kesal aku melepaskan lengan bajunya dari genggamanku

"Bukan itu aneh! Hanya saja aku ingin bertanya mengenai sikapmu hari-hari ini.", Wajah Truman seketika mengeras dan kini Ia menatap mataku dengan tajam , aku mendapati pandangan mataku seketika beralih ke sepatu yang Truman kenakan

"Hanya saja kamu bertingkah aneh akhir-akhir ini dan kamu tidak menjelaskan apa-apa kepadaku dan A.V, itu membuatku", Sebelum aku dapat melanjutkan perkataan-ku beban yang ringan kini berada di bahuku dan disaat aku kembali memandang-kan mataku ke atas kini Truman sudah kembali tersenyum

"Toivo, aku berjanji akan aku ceritakan semuanya kepadamu, setelah hari esok berakhir.", Walaupun Truman tersenyum matanya terlihat begitu sedih tetapi ketulusan dari kata-katanya tetap terlihat di setiap inci wajahnya

"Baiklah, aku percaya kepadamu.", Aku berusaha untuk tersenyum kepadanya, melihat senyumku Truman pun melepaskan tangannya dari bahuku

"Terima kasih, kawan.", Ia kembali menggosok rambutku, senyum di wajahnya kembali setelah beberapa saat Ia mulai berjalan ke arah pintu bawah tanah itu, mengaktifkan sepatu roketnya sebelum kemudian turun, sesaat sebelum sosoknya menghilang Ia melambaikan tangannya ke arahku yang dimana aku hanya dapat tersenyum

Setelah pintu itu tertutup aku hanya dapat menghela nafas dan seketika A.V pun menghantamkan tubuhnya kepadaku, aku tersenyum melihatnya

"Tidak apa-apa kawan, ayo kita sempurnakan lagi robot itu, besok sudah hari pembersihan.", A.V tidak menganggukkan kepalanya, Ia hanya terus menatap ke arahku dari ekspresi wajahnya Ia terlihat khawatir tetapi aku berusaha untuk tidak menyadari

Pada akhirnya kami pun bekerja hingga malam setelah itu untuk pertama kalinya setelah tiga hari kami membiarkan tubuh kami beristirahat walaupun sebenarnya aku tidak merasa lelah, pada malam itu aku meminta A.V untuk tidur bersamaku

Malam semakin larut tetapi aku mendapatkan diriku tidak dapat menutup mataku, pertama karena aku takut aku kembali bermimpi buruk, kedua karena aku masih terus memikirkan Truman dan ketiga karena aku merasa dingin di seluruh tubuhku entah mengapa perasaan layaknya teror kini merambat ke seluruh tubuh dan aku mendapatkan diriku gemetar

Aku berusaha untuk menutup mataku dan memikirkan kenangan-kenangan yang indah tetapi tidak ada hasilnya

"Piru?", Aku mendengar suara A.V lembut bertanya kepadaku, disaat aku membuka mataku aku dapat melihat wajahnya yang kini terlihat semakin khawatir

"Tidak apa-apa A.V, sebentar lagi aku akan tidur.", Aku membelai kepalanya sebelum kemudian berusaha untuk kembali menutup mataku, setelah beberapa lama aku merasakan kehangatan menjalar di tubuhku dan ada cahaya redup yang bersinar, aku membuka mataku untuk melihat tubuh A.V yang kini bersinar redup bewarna putih

Terkadang untuk menenangkan diriku A.V melakukan ini, masih menjadi pertanyaan mengapa aku merasa begitu hangat dan tenang disaat tubuh A.V bersinar, rasanya sama dengan bagaimana orang menjelaskan apa rasanya dipeluk oleh sosok Ibu, disaat perasaan hangat itu menjalar aku mendapati diriku memeluk A.V dengan lebih erat

"Terima kasih, kawan.", A.V tidak menjawab apa-apa, berbalut keheningan dan dalam kondisi yang tenang aku perlahan dapat menutup kelopak mataku, dan dengan begitu saja aku tenggelam dalam kegelapan mimpi

Mimpiku kali ini berbeda daripada yang sebelumnya, aku memimpikan sosok seorang pemuda dengan model rambut Fringe, apa yang paling menarik perhatianku adalah penampilan sosok ini yang serba putih dari rambut hingga pakaiannya, kulitnya yang juga putih membuatku curiga jikalau Ia dapat bersinar di dalam gelap, satu-satunya yang berbeda adalah iris matanya yang berwarna abu-abu, dengan tatapan yang tajam, hidung mancung dan wajah yang terlihat tidak lebih tua dari 18 tahun

"Tuan, menilai perkembangan teknologi Scientia Deus kali ini dapat dipastikan bahwa posisi kita di mata dunia kini semakin kuat, berita mengenai apa yang telah kita capai telah menglobal di dunia, saya juga dapat memberikan yang mulia laporan mengenai apa saja yang terjadi di Scientia Deus-.", Aku seperti memberhentikan pria itu melanjutkan kata-katanya tetapi aku tidak tahu apa yang aku katakan

"Hn? Yang Mulia ingin saya memanggil Yang Mulia dengan sebutan yang begitu penuh dengan afeksi yakni "Ayah".", Aku menganggukkan kepalaku, Pria itu hanya terdiam untuk beberapa saat, ekspresi wajahnya terlihat terganggu, lama sekali Ia tidak berkata apa-apa sampai-sampai rasanya aku menunggu hingga hari berakhir

"Baiklah, Yang, eh maksud saya… Ayah..", Pria itu memalingkan wajahnya ke bawah dan tatapannya tertuju kepada lantai yang berwarna putih

Aku tertawa melihat ekspresinya walaupun aku tidak mengenalnya tetapi aku dapat merasakan rasa hangat menjalar di seluruh tubuhku, setelah beberapa lama sosok itu pun kini terlihat kabur, disaat aku mengulurkan tanganku untuk menggapainya semuanya seketika menjadi terang dan pemandangan yang aku lihat berubah, yakni sinar matahari yang telah dibiaskan oleh kaca yang sedikit tertutup tirai

Aku mendudukkan diriku di kasur dan memikirkan mimpi yang baru saja aku lihat, aku tidak mengenal siapa sosok itu tetapi mengingat kembali mimpi itu aku mendapati diriku tersenyum bahagia tanpa alasan yang jelas

Pintu kamarku terbuka dengan suara yang keras dan Truman masuk melewatinya, lingkaran hitam di wajahnya yang berwarna oranye kini terlihat semakin jelas, ekspresi waspada terukir di wajahnya

"Oh, kamu sudah bangun, tidak seperti biasanya kamu dapat bangun sendiri.", Truman berjalan mendekatiku, kini Ia mengenakan sebuah blazer berwarna cokelat, di semua baju Truman bagian lengan kiri akan selalu dirobek, karena mana mungkin ada baju yang sesuai dengan ukuran tangan senapan Gatling miliknya

"Apakah kamu tidak apa-apa?", Truman mendekatkan wajahnya ke wajahku, matanya menatapku dengan khawatir

"Ah iya tentu saja, mengapa kamu berpakaian begitu rapi?", Truman menjauhkan wajahnya dari wajahku dan membuka jendela kamarku, wajahnya terlihat sangat serius

"Aku yang akan menunjukkan proyek kita kepada si Perdana Menteri, apakah kamu keberatan?", Aku menggelengkan kepalaku dan dapat aku lihat untuk sesaat Ia menghela nafas lega

"Apakah Ia telah datang kemari?", Truman menganggukkan kepalanya dan aku menatapnya dengan mata terbelalak

"Eh kapan?"

"Satu jam yang lalu, kamu masih tertidur, kini Ia sedang memimpin ibadah di kuil Dewi Machina.", Aku segera turun dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi pribadiku untuk bersiap-siap

"Jangan bilang kamu ingin pergi ke sana.", Truman berkata demikian setelah aku keluar dari kamar mandi

"Hm? Apakah ada yang salah? Tidak apa-apa kan berdoa sesekali?", Truman terdiam sejenak tangan kanannya kini menopang dagunya dan matanya tertutup setelah beberapa saat Ia menatapku dengan tajam

"Bukan begitu, hanya saja aku ingin kamu tidak bertemu dengannya.", Aku menatap Truman dengan tatapan tidak percaya, ada apa dengan pria ini?!

"Eh?! Mengapa?", Truman terlihat terkejut dengan reaksiku, Ia memalingkan wajahnya, tubuhnya sedikit miring menghindari tatapanku

"Bukan kenapa-napa, aku hanya ingin kamu tidak bertemu dengannya.", Aku semakin kesal dengannya

"Truman, argh!, Ada apa denganmu? Apa salahnya bertemu dengan Perdana Menteri negara kita sendiri?", Truman tidak menjawab apa-apa, aku menolak untuk menatap wajahnya

"Um, begini, kamu bisa melihatnya tetapi jangan secara langsung, ok?", Mendengar perkataannya aku pun menggunakan kesempatan itu untuk berbalik bertanya kepadanya

"Kamu berjanji kepadaku bahwa kamu akan memberitahuku mengapa sikapmu akhir-akhir ini aneh, sekarang jelaskan bersamaan dengan mengapa kamu tidak ingin Valdo melihatku", Truman terlihat terkejut dan kini ekspresinya layaknya orang yang terganggu, tetapi untuk beberapa detik Ia menyadari sesuatu

"Begini aku akan jujur, alasan mengapa Valdo melakukan kunjungan keliling ke kota-kota hanyalah untuk mencari gadis itu.", Aku menunjuk ke bawah dengan tatapan tidak percaya, Truman menganggukkan kepalanya

"Valdo mengenal diriku dan aku mengenal cara berpikirnya, Ia sangatlah pintar, analisisnya selalu tepat, maka aku ingin kamu melindungi gadis itu dan selain itu aku…", Truman membisikkan kalimat terakhirnya dengan pelan, "Tidak ingin kamu terkena masalah"

Aku bingung dengan maksud perkataan terakhirnya tetapi melihat wajahnya yang tulus khawatir aku pun merasa iba dan dengan berat hati aku menganggukkan kepalaku, walaupun kepalaku penuh dengan pertanyaan

"Terima kasih, kawan ,sungguh.", Truman beranjak pergi dan memberi isyarat kepadaku untuk mengikutinya dan aku pun melakukan demikian, tombol untuk membuka ruang bawah tanah itu terletak di kamarnya di bawah meja kerjanya, sebelum kami pergi ke sana Ia memberikanku sebuah sepatu roket berwarna perunggu dan aku bahagia segera mengenakannya

"Apakah sesuai?", Aku menganggukkan kepalaku dan Ia pun tersenyum bangga

"Haha! Aku berpikir kamu akan membutuhkannya suatu saat nanti, lagi pula kamu selalu berkata bahwa kamu menginginkannya.", Truman memberikanku panduan bagaimana cara menggunakan sepatu itu, yang dimana cukup mudah kita tinggal mengaktifkan sistem roket yang akan aktif jikalau sisi samping sepatu diraba secara horizontal dengan menggunakan jari telunjuk, pergerakan roket juga dikontrol dengan jari yang sama

Kami pergi ke ruang bawah tanah dan secara otomatis setelah kami masuk pintu ruang bawah tanah itu tertutup dengan tertutupnya pintu itu maka sistem cahaya di ruangan itu pun aktif dan dapat aku lihat dengan jelas apa saja yang berada di sini

Terdapat 3 buah sleeping Pod di sini, 2 sepertinya buatan terletak di sisi kiri dan kanan dan ada satu di tengah yang terlihat jauh berbeda seperti dibuat dengan teknologi tingkat tinggi, di dalam Healing Pod itu ada seorang gadis yang kini tubuhnya sedang melayang, penutup berwarna Aqua di tengah dadanya menyala terang dengan sinar berwarna biru muda, banyak kabel tertempel ke tubuhnya, gadis itu menutup matanya, ekspresinya terlihat tenang

Disaat aku menatap gadis itu aku merasakan perasaan yang hangat di hatiku, aku berusaha menahan impuls untuk mengulurkan tanganku menyentuh kaca Healing Pod itu

"Baiklah, sudah waktunya, jaga dia untukku sobat.", Truman membelai rambutku hingga menjadi berantakan sebelum kemudian terbang pergi dari ruang bawah tanah ini

Aku menghabiskan waktu cuma menatap gadis yang berada di dalam Healing Pod itu, aku ingat bahwa namanya adalah Fidei Vistakovich, yang berarti Ia dan sang Perdana Menteri mempunyai hubungan kekerabatan, Fidei Vistakovich, aku ingat di dalam buku sejarah yang aku baca tidak pernah disebutkan bahwa mendiang Deus Prima memiliki keturunan, apakah ini berarti mereka para Divina?

Semakin lama aku menatap gadis itu semakin kuat perasaan hangat yang awalnya berasal dari hatiku kini menjalar ke seluruh tubuhku,aku mengulurkan tanganku dan menyentuh kaca Healing pod itu dan perasaan dingin kini meledak di sekujur tubuhku, membuatku seketika menarik tanganku, transisi perasaan itu membuatku terkejut

Warna merah berkedip layaknya api di ruangan itu, dan suara alarm meraung di tempat itu, aku yang terkejut dan kebingungan hanya bisa terdiam

Tepat di kaca Healing Pod itu muncul sebuah pemindai tangan, ada tulisan di atasnya yang memintaku untuk meletakkan tanganku di atas situ dalam kondisi darurat, suara alarm dan ruangan yang kini berwarna merah terang merupakan indikasi jelas bahwa ini adalah keadaan darurat

Aku meletakkan tanganku di atas pemindai tangan itu dan untuk beberapa saat alat itu memindai tanganku sebelum kemudian menunjukkan hasil yang positif terbukti dengan alarm yang kini mati dan ruangan itu kembali normal

Cairan yang semula mengisi Healing Pod itu kini semakin berkurang, seperti terisap ke bawah, kabel-kabel yang tertancap di tubuh gadis itu seketika lepas dan menggulung diri mereka sendiri, lama gadis itu menutup matanya tetapi setelah Ia membukanya menunjukkan iris berwarna Aqua yang kini menyala terang tertutupi dengan visor miliknya yang juga berwarna sama, Ia masih terlihat sama seperti pada saat aku pertama kali bertemu dengannya

Gadis itu kini tidaklah lagi mengambang dan pintu Healing Pod itu seketika terbuka dengan sadarnya gadis itu, Ia hanya diam menatapku sebelum kemudian turun dari Healing Pod itu dan menatapku dengan sangat dekat, yang dimana membuatku sangat malu karena tinggi badanku setara dengan dadanya

Gadis itu membungkuk sedikit untuk dapat menatapku dengan dalam-dalam, sebelum aku dapat berkata apa-apa Ia menggenggam kedua sisi rahangku dengan tangan kanannya, jari-jarinya walaupun pastinya terbuat dari besi terasa sangatlah halus, jikalau Ia memang seorang Divina tidak dapat dipungkiri mendiang Deus Prima sangat ahli dalam membuat Android

Gadis itu membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi Ia terhenti seperti menyadari sesuatu, matanya melirik ke atas ke arah pintu ruang bawah tanah ini baru setelah beberapa saat Ia berjalan menuju sebuah meja mengambil suatu benda yang ada di atasnya

Setelah mengambil benda itu secara otomatis penutup berwarna Aqua yang berada di tengah dadanya terbuka dan Ia pun memasukkan benda itu ke dalamnya, mengikuti masuknya benda itu penutup itu secara otomatis kembali tertutup

Kini mata gadis tidaklah lagi bersinar Aqua warna itu digantikan oleh warna putih yang menyilaukan, Ia berjalan ke arahku dan mendekap tubuhku, aku yang tidak mengerti apa-apa dan baru pertama kali dipeluk oleh seorang gadis hanya dapat terdiam dengan mulut terbuka

"Program Stealth Level Maksimum, Perisai pelindung Level Maksimum Egalita, aktifkan.", cewek itu berbisik dengan nada datar sebelum kemudian sebuah perisai energi dengan gelombang yang terlihat berguncang melapisi atasnya terbentuk

Sebelum aku dapat mengatakan apa-apa gadis itu dengan keras mendorong kepalaku ke bawah dan menahannya sehingga aku sekarang berada di posisi tiarap, Gadis itu juga ikut tiarap.di sebelahku

Ledakan besar menggema dari atas kami, dapat aku lihat reruntuhan-reruntuhan ledakan itu dimana-mana walaupun tidak ada yang menyentuh kami

Seseorang turun secara perlahan dari atas, Ia mengenakan jubah model mantel berwarna putih, jubah itu menutupi kakinya tetapi dapat aku lihat untuk sekilas celana kain di atas mata kaki dan selop berwarna putih, aku berusaha untuk sedikit menengadah untuk dapat melihat wajah sosok itu hanya untuk melihat wajah persis dari mimpiku kini menatap ke sekeliling ruangan dengan saksama

"Valdo!, Agh! Sudah aku bilang kan aku tidak tahu apa-apa!", Truman mendarat tepat di sebelah sosok itu yang kini aku tahu namanya adalah Valdo, Perdana Menteri Scientia Deus, melihat dirinya perasaan seperti ingin berteriak merasuki diriku, Valdo tidak mengherankan perkataan Truman

Setelah beberapa saat terjebak dalam keheningan yang mencekam, Valdo mengangkat tangan kirinya sekaligus jari telunjuknya, listrik menyambar dimana-mana, kini disekeliling perisai kami terdapat aliran listrik yang mengalir deras berusaha untuk menghancurkan perisai ini

Semakin lama aliran listrik itu semakin kuat dan dapat aku lihat bahwa perisai ini mulai retak, aku bahkan tidak dapat melihat lagi sosok Truman maupun Valdo, aku menutup mataku bersiap untuk menghadapi nasib yang tidak pasti tetapi semuanya seketika hening

"Hei Tuan Perdana Menteri!", Aku mendengar suara menjengkelkan Mr Huxley dari atas, aku memberanikan diri untuk melihat yang terjadi dan kini Valdo tidak lagi mengangkat tangannya, pandangannya teralih kepada Mr Huxley yang kini berada di atas, Truman terus melihat ke arah dimana kami berada,apakah dia dapat melihat kami?

"Saya akan melaporkan Anda kepada Tuan Helios jikalau Anda berani untuk bertindak lebih lanjut atas dasar tindakan kekerasan terhadap manusia, saya yakin mantan Perdana Menteri sekaligus tangan kanan dari Mendiang Deus Prima tidak akan senang mendengar salah satu ciptaan terbaik temannya menyerang saudaranya sendiri hanya karena asumsi liar semata.", Mendengar nama mendiang Deus Prima dapat aku lihat dalam sekilas tubuh Valdo menjadi defensif

Semenjak diusirnya manusia dari Scientia Deus, Walikota Helios kini menjadi layaknya seorang Deus bagi para Manusia, para Walikota selalu berkonsultasi dengannya jikalau terdapat masalah yang besar,salah satu alasan mengapa kami para manusia masih bergantung sama Deus Omnis adalah fakta bahwa Walikota Helios hingga saat ini masih percaya dengan keagungan Deus Omnis dan bagaimana segala keputusan yang Ia buat pastilah keputusan yang sempurna secara kesimpulan, Ia begitu tunduk terhadap kekuasaan Deus Omnis bukan karena Omnis adalah Deus tetapi karena Omnis ciptaan sempurna, ini pernah dijelaskan oleh guruku

"Saya juga memiliki hak untuk menghukum salah satu warga Anda karena telah berani menyerang saya, padahal saya sendiri tidak melakukan tindakan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat berpotensi menyebabkan bahaya kepada pihak yang bersangkutan.", Nada suara Valdo sangatlah datar dan sedikit robotik, sama seperti yang ada di mimpiku semalam, Ia berbicara layaknya seseorang pada saat menyampaikan laporan keuangan

"Benarkah? Apakah Anda lupa siapa yang mengusir manusia dari Scientia Deus?", Tatapan Valdo kini terlihat malas, kedua tangannya kini berada di belakang punggungnya

"Itu merupakan keputusan yang dibuat oleh Yang Mulia Deus Omnis atas dasar yang tidak dapat di spesifikasi, keputusan sendiri dibuat dalam rangka melindungi Scienti-", Truman memotong pembicaraan Valdo, dengan memegang pundaknya dengan genggaman yang keras

"Valdo, sudah cukup, kamu sudah puas bukan? Jikalau memang ada seseorang di sini mustahil bagi mereka untuk bertahan dari serangan semacam itu, terdapat banyak kota kecil selain Defecto Fidei bisa saja bersembunyi di sana.", Valdo menatap Truman dengan tatapan bingung

"Egalita Proba-", Truman mengangkat tangannya, tatapannya dingin dan sorot matanya tajam

"Aku bukan bagian dari kalian lagi, jadi berhenti memanggilku dengan sebutan itu.", Hanya dengan begitu Valdo seketika terdiam, sorot matanya kini sama tajamnya dengan sorot mata Truman, setelah beberapa saat saling menatap Valdo pun memandang ke arah lain, sebelum kemudian berjalan melewati Truman sekilas Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Truman membisikkan sesuatu

Setelah itu Ia pun terbang melayang, tepat di samping walikota Huxley Ia mendarat yang dimana berhasil membuat sang Walikota menjauh dengan ketakutan

"Dikarenakan kebetulan yang begitu menarik dan juga Peforma yang sangat memuaskan saya akan memberikan hadiah sebuah saxum solis kepada seluruh warga Kota ini dan bagi pemenang akan diberikan satu buah saxum solis tambahan sebagai hadiah akan kreativitas dan pengetahuan yang terbukti begitu memuaskan, mengenai masalah dimana seorang warga beberapa jam yang lalu dimana pihak yang bersangkutan berusaha untuk menusuk Saya dengan benda tajam akan Saya anggap sebagai lonjakan emosi yang dapat dimaklumi", Ia memandang ke bawah sebelum lanjut berkata,

"Dengan itu telah dikatakan maka Saya mengizinkan diri untuk pergi, karena ada seseorang yang harus saya temukan.", Valdo berjalan pergi meninggalkan tempat ini sebelum pergi mengikuti langkah Valdo, Mr Huxley menoleh ke arah Truman yang kini menundukkan kepalanya, di wajah Mr

Huxley terdapat ekspresi khawatir walaupun demikian Ia tetap berlari mengejar Valdo

Lama waktu berlalu yang dimana kami semua hanya terdiam, tidak ads yang berani bersuara tidak lama setelah itu baru Truman menjatuhkan dirinya ke lantai, nafasnya terengah-engah, kepalanya kini Ia angkat dan dengan suara serak Ia berkata

"Jadi, Bagaimana memuaskan?", Mendengar ini gadis Android yang sedari tadi terdiam dan Fokus, Fidei, tersenyum kecil

"Benar, ini merupakan hasil kerja yang begitu memuaskan.", Kini giliran Truman yang tersenyum

Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi tetapi satu hal yang aku ketahui pertanyaan yang aku miliki akan menjadi lebih banyak mulai sekarang.

Chapter 2: Rahasia yang Dipendam (Revised)

Lama waktu telah berlalu, setidaknya itu yang aku rasakan, tidak ada dari mereka berdua yang berani memecah keheningan sedangkan aku hanya dapat terdiam menatap mereka setelah mungkin lima belas menit yang terasa seperti selamanya, Fidei membuka mulutnya

"Bagaimana, Ia bisa tahu soal ruangan ini?", Truman telah berhenti berbaring, kini ia duduk bersandar di dinding jauh dari Fidei bersama denganku, sesekali aku menolehkan pandangan ke arah gadis Android itu untuk mendapatkan Ia tersenyum kepadaku

"Robot kecil mata-matanya itu, aku terlambat menghancurkan salah satu dari mereka.", Fidei terlihat terganggu dengan informasi ini tetapi untuk beberapa saat matanya menatap Truman dengan tatapan penuh harapan

"Tetapi, semua itu cukup untuk meyakinkannya bukan?", Truman terdiam untuk beberapa saat sebelum kemudian menggelengkan kepalanya yang di mana membuat Fidei hanya dapat tersenyum sedih

Suara langkah kaki terdengar dari atas dan kami memandang ke arahnya untuk menemukan sosok walikota Huxley, wajahnya memerah dan gerakannya tidak tenang

"Oh, kamu masih di sini Truman!, Bertemu dengan Valdo menunjukkan sisi pengecut semua orang huh?", Nada suara Huxley begitu kasar tetapi Truman yang biasanya marah kini hanya terdiam, walaupun ia tidak takut tatapannya begitu kosong, menatap ke dinding yang berada di depan kami, aku menoleh ke arah Huxley kini wajahnya terlihat bersalah

"Terima kasih, Egalita,", Aku dan Truman menatap Fidei yang terlihat canggung, "Karena telah menyelamatkanku.", Truman hanya menghela nafas mendengar perkataan Fidei

"Tidak perlu berterima kasih kalau kamu mau melakukan sesuatu untukku.", Fidei menatap Truman dengan tatapan penuh harapan

"Pergilah dari sini.", Truman mengatakan itu dengan nada yang begitu datar, aku terkejut mendengarnya

"Egalita", Fidei berdiri bersamaan dengan Truman tetapi bedanya Truman membidik tangan gatling gun-nya tepat ke wajah Fidei, aku juga segera berdiri, hanya sesaat yang lalu mereka saling menyapa satu sama lain layaknya teman kini mereka seperti musuh seratus abad

Fidei hanya terdiam melihat Truman membidik ke arahnya, Truman tidak menunjukkan ciri-ciri ingin berhenti membidiknya

"Hey, hey, aku tidak terima Dua Divina berkelahi di kotaku.", Huxley berseru dengan panik walaupun begitu Truman tetap membidik Fidei, tatapan di antara mereka berdua begitu tajam

Setelah beberapa saat Truman menurunkan tangan-senapannya dan menghadap ke arahku, menggendongku dengan satu tangan sebelum kemudian terbang keluar dari ruangan bawah tanah itu, walaupun kakinya telah menginjak tanah Ia tidak melepaskan diriku

"Tunggu! Kamu mau kemana?!", Huxley memegang lengan baju Truman dengan erat, menghalanginya untuk berjalan lebih jauh

"Kalau wanita itu tidak mau pergi maka aku akan pergi.", Ia melepaskan tangan Huxley dari bajunya dengan paksa sebelum kemudian membawaku layaknya sebuah karung yang hendak dibuang, A.V melihat aku dibawa pergi oleh Truman segera menggelinding mengikuti kami

Dengan terpaksa aku masuk ke dalam mobil dengan Truman, A.V melompat dengan cepat sebelum Truman dapat sepenuhnya menutup pintu, tanpa berkata apa-apa Ia berkendara menjauhi Defecto, sebelum kami pergi jauh aku dapat melihat Walikota Huxley berlari ke luar mengejar kami tetapi setelah beberapa saat menyerah karena terlalu lelah

Aku menatap wajah Truman yang kini terlihat sangat masam, tangan kanannya dengan erat menggenggam setir mobil yang kalau misalkan saja terbuat dari kayu pasti sudah akan patah, aku memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa

"Piru?", A.V menatapku dengan bingung sebagai balasan aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, melihat ini A.V hanya menganggukkan tubuhnya yang bulat

Hening kami menghabiskan waktu perjalanan dengan Truman membawa kami ke suatu tempat yang dapat aku katakan antah berantah setiap kali aku ingin bertanya niat itu aku urungkan ketika melihat matanya yang melotot dan giginya yang ia kertak-kan

Saking bosannya aku mendapat mataku menganggap bahwa medan padan pasir yang sedang kami lewati kini lebih menarik, tetapi laju hovercar melambat ketika medan yang semula padan pasir berubah menjadi batu yang padat sebelum akhirnya berhenti di atas gunung batu yang tinggi

Tanpa berkata apa-apa, Truman keluar dari mobil dan mulai teriak, mengeluarkan seluruh emosinya kepada tumpukan-tumpukan batu menjulang tinggi yang berada di bawahnya setelah beberapa lama berteriak, Truman berhenti dan kembali masuk ke dalam mobil, kepalanya Ia letakkan di atas setir Hovercraft, setelah beberapa lama aku memberanikan diri untuk bertanya

"Kamu tidak apa-apa?", Aku memukul diriku sendiri di dalam hati atas pertanyaan yang bodoh itu, Truman sama sekali tidak menjawab dan aku pun ikut terdiam karenanya

Di dalam keheningan itu aku baru menyadari langit penuh dengan bintang-bintang yang berada di atas kami, bagaimana cahaya mereka berkedip ke arah kami dengan indah membuatku tersenyum dan momen itu mengingatkanku akan suatu janji di bawah bintang

"kamu ingat tidak apa yang kamu janjikan kepadaku di saat aku pergi melarikan diri dari rumah?", Jawaban tidak keluar dari pria yang berada di sebelahku walaupun begitu aku tetap berbicara

"Kamu berkata bahwa, tidak boleh ada rahasia di antara kita dan bahwa sebesar apa pun masalahnya, serumit apa pun kita akan menyelesaikannya bersama"

Seusai mengatakan itu aku hanya terdiam, menganggap apa yang aku katakan sudah cukup selang beberapa menit pria Cyborg di sebelahku itu mengangkat kepalanya dari setir mobil dengan gerangan yang jelas-jelas kesal

"Dasar tukang paksa.", Aku hanya tertawa mendengar ejekannya yang Ia sampaikan sembari tersenyum kecil, Truman mengambil nafas sebentar sebelum memandang ke arah bintang-bintang yang berada di depan kami

"Begini, kedatangan gadis Android itu bagiku adalah sebuah mimpi buruk yang aku harap tidak pernah datang.", Genggaman tangan Truman terhadap setir Hovercraft kini semakin erat, bibirnya Ia katup kan dan sorot matanya semakin tajam

"Karena kedatangan gadis itu bagiku sama saja dengan maut,", Truman kini menoleh ke arahku, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman, matanya kini tidak lagi terlihat begitu tajam

"Maut bagi semua yang telah aku jaga dengan sepenuh hati"

Setelah mengatakan itu Truman menolehkan kembali pandangannya ke arah bintang-bintang yang berada di depan kami dan aku pun berpikir sejenak mengenai apa yang baru saja Ia katakan

"Tetapi kalau kamu benar-benar membenci kedatangan wanita itu kamu tidak akan menolongnya, bukan?", Truman seketika menoleh, matanya terbelalak dan dahinya mengkerut, sebelum kemudian wajahnya Ia pandangkan ke arah yang lain

"Itu merupakan masalah yang berbeda"

Mendengar ini aku hanya tertawa dan A.V ikut tertawa bersamaku, melihat bahwa ini tetaplah Truman penolong malu-malu kucing yang aku ketahui tanpa ragu tanganku aku julurkan untuk menggenggam tangannya, matanya sontak tajam menatapku

"Truman asal kita bersama-"

"Semuanya akan baik-baik saja."

Dengan nada lembut Truman melengkapi kalimat yang ingin aku ucapkan, kalimat sederhana itu tidaklah lain sebuah janji, di antara diriku dengan dirinya, ikatan kekeluargaan kami, bahwa bagi kami definisi dari 'rumah' adalah satu sama lain

Setelah beberapa lama memegang tangan dan menatap mataku dengan dalam, Truman dengan tidak rela melepasnya sebelum kemudian kembali menghadap ke depan, ke arah pemandangan bintang yang kini semakin terang, diam yang awalnya menyelimuti kami tiba-tiba berubah menjadi tawa kecil yang tidak jelas penyebabnya

Setelah beberapa lama, wajah Truman yang kini tidaklah lagi terlihat begitu keras tersenyum dengan penuh belas kasih

"Benar, ke mana pun kita pergi, apa pun yang terjadi asalkan kita bersama maka semuanya akan baik-baik saja", aku menganggukkan kepalaku dengan antusias, menatap Truman dengan tatapan anak ****** terbaikku dengan tanganku aku kepalkan di depan dadaku, melihat ini awalnya Ia tersenyum sebelum kemudian Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga nafasnya dapat dengan jelas kurasakan

"Toivo, dengarkan aku baik-baik, ada sesuatu yang selama ini aku rahasiakan dari dirimu dan gadis itu mengetahuinya, aku yakin bahwa gadis itu akan mengatakan segalanya kepadamu, aku ingin kamu mengabulkan satu permintaanku."

Tangannya kini memegang tanganku dan sorot matanya terlihat berkaca-kaca refleksi dari wajahku terlihat jelas di matanya

"Apa pun perintahku kamu harus mengikutinya.", Keinginanku untuk bertanya dan menentang seketika bergejolak tetapi iris Truman yang berkaca-kaca membuat api yang semula membara itu seketika padam dan aku mendapatkan diriku dengan begitu saja menganggukkan kepala

"Terima kasih."

Nada suara Truman terdengar begitu tulus ketika mengatakan dua kata itu, dengan sebuah senyum yang layaknya seorang Ayah Ia memainkan rambutku secara perlahan sebelum kemudian kembali fokus kepada setir Hovercraft yang berada tepat di depan dadanya

Larut malam kami pulang dari tempat itu dan kembali menuju Defecto, baru kami sampai di gerbang tubuh gembul walikota Huxley dengan wajahnya yang kini memerah telah menghadang kami tanpa sama sekali takut ditabrak

Truman dipaksa untuk keluar dari mobil dan untuk beberapa lama mereka berbicara berdua di tempat lain, setelah selesai wajah Walikota Huxley tidaklah lagi memerah, ekspresi yang sebelumnya digantikan dengan ekspresi serius yang tidak pernah sekalipun aku lihat di wajahnya sebelumnya

Truman kembali masuk ke dalam mobil dan aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku tetapi semenjak kami pergi meninggalkannya mata Walikota Huxley terus menatap ke arahku dengan tatapan yang melankolis

Setelah kami sampai di depan rumah kami, sosok yang bersinar begitu terang bagaikan salju yang diterangi oleh cahaya menyapa kami, wajahnya datar, dengan iris Aqua yang selalu fokus menatap Truman

Walaupun kami telah keluar dari mobil gadis itu tetap terdiam mematung di depan pintu, baik dia maupun Truman tidak mengatakan sepatah kata pun terhadap satu sama lain, jelang beberapa saat dan aku sudah mulai mengantuk sembari memeluk A.V, suara merdu lantunan gadis itu memecah keheningan

"Egalita, aku mohon kepadamu.", Hanya dengan berkata demikian gadis itu berlutut satu kaki di hadapan Truman, bukannya terkejut atau apa, Truman hanya menghela nafas kesal

"Kamu tidak perlu melakukan itu, selamanya bersembunyi tidak terdengar realistis juga bagiku.", sembari Tidak menoleh ke arah gadis itu, Truman menjulurkan tangannya tetapi gestur ramah-tamah Truman tidak dijawab oleh gadis itu

"Bukan hanya itu, saya juga meminta maaf kepada,", kini mata gadis itu menatap ke arahku dengan tatapan yang layaknya seorang pemuja ketika melihat Tuhan-Nya dengan tangan di atas dadanya

"Ia yang memberikanku kehidupan."

Pada saat itu Truman hanya terdiam, kedua tangannya Ia silangkan di depan dadanya, A.V menatapku dengan tatapan penasaran sedangkan satu-satunya kata yang terlintas di pikiranku pada saat itu tidaklah lain adalah

'Apa?'

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!