NovelToon NovelToon

Keyafa

Bagian 1

Melelahkan!

"Perkenalkan saya Ibu Uun, saya di sini akan menjelaskan bagaimana strategi masuk PTN favorit"

Suara nyaring itu terdengar begitu jelas di sudut kelas ku. Memperkenalkan dirinya hingga menjelaskan secara ditailnya tujuan dia datang ke sekolah ku.

"Saya merupakan alumni dari universitas gajah mada" ucap Bu Uun  melanjutkan.

"Bu uun" salah seorang temanku tiba-tiba mengangkat tangannya dan memanggil Bu Uun, memotong pembicaraan Bu Uun secara tiba-tiba.

"Iya, ada apa de?" tannya Bu Uun

"Jurusan apa ya bu di UGM?"

"Sastra inggris" jawab nya

"Susah bu?"

"Sangat gampang" kata Bu Uun sambil tersenyum memperlihatkan gigi - giginya.

"Ibu lanjut dulu yah bicaranya? Nanti ada sesi tanya jawab. Tenang" Sambung Bu Uun.

"Iya bu ... " suara kompak dari kelas

"Jadi perjalanan menjadi mahasiswa UGM, dulu itu ibu sangat tidak gampang. Apalagi ibu lahir di keluarga yang kurang berada" kata Bu Uun.

***

"Huuuhhaam ..."

Suara orang menguap itu terdengar jelas di bangku sebelah kanan ku, ya siapa lagi kalo bukan berandalan kelas itu.

Untuk menyimak pelajaran yang di berikan oleh guru saja terkadang dia malas dan meninggalkan kelas. Apalagi mendengarkan sosialisasi dari pihak luar sekolah seperti ini.

Rasanya dia ingin cepat - cepat mengemasi tasnya dan pergi ke tempat dimana dia biasa nongkrong.

"Mimpiku banyak meski aku jarang tidur!" kata berandaan kelas itu setiap kali ditanya cita - cita.

Saatnya istirahat kedua ...

Suara bel untuk pemberitahuan istirahat telah berbunyi. Pukul 12.10 WIB tepatnya, membuat suasana kelas yang tadinya tenang menjadi ricuh seperti keadaan pasar di pagi hari.

"Baiklah karena sudah waktunya istirahat. Bu Uun izin pamit, kurang lebihnya mohon maaf. Selamat istirahat" kata Bu Uun

"Terima kasih Bu Uun" serempak aku dan teman - teman ku memberi ucapan terimakasih kepada Bu Uun.

***

Sebenarnya Bu Uun bukan guru dari sekolah ku. Bukan juga guru dari sekolah lain. Bu Uun adalah pengajar di lembaga bimbel yang cukup terkenl di Kota Jogja.

Tempat bimbel yang sudah memiliki lumayan banyak cabang di setiap daerah di Indonesia. Termasuk di kota ku.

Fasilitas yang setara dengan harga tentunya. Hahaaa

***

Kelas pun sepi secara sekejap. Semua penghuni pergi ke luar kelas guna menjernihkan otak mereka masing - masing.

Tentunya sebelum bel masuk berbunyi lagi.

Selain takut akan bel masuk, para siswa juga takut akan tidak kebagian tempat duduk di kantin. Sehingga harus menunggu untuk bergantian dengan siswa yang datang lebih awal.

Tempat yang sangat ramai.

Bukan pasar, melainkan lingkungan belajar. Tempat dimana kaka - kaka angkatan bilang, kalian akan merindukan nya kelak.

Dan aku belum tau rasanya rindu tempat ini. Hanya selalu menikmati keadaannya dan juga sedikit keluh kesal saat cepe menerjang.

***

"Mau ke kantin gak?" tannya Caca di depan tempat ibadah di sekolah.

"Kantin yuk aku laper" ucap salah satu temanku yang sudah selesai memakai sepatunya.

Dia yang selalu memakai sepatu pantofel setiap hari. Sehingga kemudahan dan kecepatan selalu berpihak pada nya.

"Tunggu sebentar aku belum selesai!" sambung Fit yang terlihat terburu - buru

"Iya aku tunggu" kata anak yang memakai sepatu pantofel itu

"Kalo kelamaan aku tinggal" Caca yang telah selesai memakai sepatu dari tadi mulai merasa kesal dengan Fada yang menurut nya sangat lama.

"Sebentar" saut Fada

"Kamu lama"

"Iya bentar" Sambung Fada

"Yaudah pake, jangan ngomong terus" ketus Fit

"Galak anda. Yuk!" saut Fada yang selesai mengikat sepatu paling akhir.

***

Jalan menuju kantin sangat ramai. Lebih ramai dari konser penyanyi Raisa.

"Aku sudah lapar. Tapi ini sangat ramai" kata Fada di depan kantin.

"Sabar" ketus Caca yang berjalan paling depan

"Yuk duduk" ajak Fit

Mereka duduk di pojok sebelah kiri di ujung kantin sekolah.

"IBU PESANNNN ... " teriakan Caca

"Iya. Pesan apa?"

Ibu kantin yang ramah datang dengan sabarnya. Mencatat pesanan siswa dalam 1 meja yang sedang kelaparan itu.

"Ditunggu ... "

***

"Lama ih. Bisa - bisa keburu masuk ini" kata Caca

"Sabar atuh"

"Sebenarnya kamu itu gak sabar karena takut masuk apa karena sudah lapar sih?" tannya ku.

"Dua - duanya deh" jawab Caca meringis

"Hadeh. Dasar"

3 menit berlalu ...

Ibu kantin itu datang membawakan pesanannya, sambil tersenyum lebar. Ia meletakan makanan dan minuman di atas meja yang sudah di kelilingi 4 anak yang tengah kelaparan itu.

"Silahkan ... " kata Ibu kantin sangat ramah.

"Makasih bu" ucap 4 anak itu serempak.

"Iya sama - sama. Ibu tinggal dulu yah?"

"Iya bu" lanjut kita masih kompak dan segara menyantap makanan nya.

***

Brekkk

"Huuahhhh..."

Sekolah yang melelahkan. Andai manusia bisa cerdas tanpa harus belajar. Hahaa, rasanya halu sekali.

"Mandi, terus makan"

Suara itu menggema. Hampir saja aku menuju alam mimpi. Segara ku buka mataku, menatap langit - langit kamar.

Sambil memutar fikiran "Rasanya aku ingin bimbel untuk persiapan Ujian sekolah nanti, dan untuk persiapan masuk PTN juga"

"Tapi bagaimana aku ngmong sama ibu?" gumam ku lirih.

Ibu ku sangat ingin anak - anaknya sekolah sampai kuliah. Meski aku tau penghasilan bapa tidak banyak. Lumayan lah, terkadang Bapa bisa di rumah hingga 2 bulan.

Tapi ambisi Ibu yang begitu besar, selalu siap untuk memberikan pendidikan yang layak untuk ke 2 anaknya.

Tapi bagaimana pun juga Bapa yang mencari uang. Semua keputusan akan selesai di tangan Bapa. Ya! walau ujung nya Bapa menyerahkan sepenuh nya pada Ibu.

Dan ku tau Bapa akan setuju jika aku mengikuti bimbel tahun ini. Tapi aku tidak ada persiapan, dan tekat yang kuat. Aku tidak mau membuang banyak uang untuk hal yang tidak aku siap.

Rasanya enak sekali mungkin jika memiliki orang tua yang serba ada. Tapi hatiku selalu tidak enak untuk mengatakan keinginan ku kepada mereka.

***

Tadinya aku lapar. Tapi aku teringat akan tugas yang harus dikumpulkan besok.

Aku memang bukan orang pandai, Buakn orang cerdas juga. Apa lagi jenius. Tapi aku selalu takut akan tugas yang belum aku selesaikan.

Tok .. tok ... tokk ...

Suara ketokan itu terdengar dari balik pintu kamar ku.

"Siapa?" teriak ku lemah

"Abang"

"Masuk aja gak di kunci. Ada apa bang?" tannya ku dari dalam kamar sebelum Abang masuk.

"Disuruh makan sama ibu" jawab Abang mengantarkan pesan ibu.

"Nanti" lirih ku

"Sekarang key" ketus Abang

"Abang ih sukannya maksa" kata ku dengan bibir sudah monyong.

"Cepet bangun" tak ada toleransi lagi dari Abang.

"10 menit lagi ... " kata ku mengelak

"Gak ada penawaran. Cepet!" ketus Abang dengan wajah yang mulai serius.

"Abang ih!"

"Keya ih" Abang mengikuti ku.

"Jangan ikutin keya!!" ketus ku lirih

"Ayo ikutin abang"

"Kemana?" tannya ku

"Makan keya!" jawab Abang sudah ketus.

"Nanti abang" lesuku males bangun.

"Ganurut sama abang gak abang beliin novel lagi" ancaman Abang lalu keluar

"Gaboleh ngancem - ngancem abang!" kata ku lalu berjalan menhikuti Abang.

***

Selesai makan aku kembali ke dalam kamar untuk menyelesaikan tugas sekolah ku.

"Akhirnya selesai juga!"

Pukul 10.15 WIB

Sudah malam rupanya, selesai membereskan tas aku terlelap di atas kasur ku.

Hari yang melelahkan.

***

Ting.. tring.. Tringg..

Suara alaram sudah terdengar. Pertanda hari baru akan di mulai.

Aku bangun dan melemaskan badan ku di atas kasur. Rasanya tulangku kehabisan pelumas nya.

Kretek .. Kretekk ...

Tulang yang sangat cape. Kasian para tulang, menanggung semua perbuatan seharian kemarin.

"Sudah seperti kos saja. Mau mandi harus ngantri" ketus ku di depan pintu kamar mandi.

Perbuatan Abang yang selalu lama berada di kamar mandi membuat aku cekcok sendiri di depan kamar mandi.

"Abang cepetan kasihan keya" kata Ibu.

"Aku duluan loh bu bangunnya" sahut Abanh tak mau ngalah.

"Kamu kan gak kemana-mana. Nanti adik mu terlambat sekolah" jelas Ibu sambil menyiapkan makanan.

"Iya iya sebentar"

"Abang mandinya cepetan" lanjut Ibu mengomel lagi

Kebiasaan para Ibu. Membuat suasana rumah ramai setiap hari nya.

"Iya bu ini udah" Sahut Abang dari dalam kamar mandi.

"Tuh siapa dulu" Lanjut Abang menawari.

"Keya masuk" kata Ibu.

"Siap" ucap ku semangat

"Cepetan sana" ketus Abang dengan suara kesalnya.

"Iya abang ku yang paling ganteng"  kata ku menjaili abang.

***

25 menit kemudian ...

"Bu aku berangkat ... "

"Gak sarapan dulu key?" tannya Ibu dari ruang makan

"Udah siang. Nanti terlambat" kata ku terburu - buru.

"SARAPANNYA DI BAWA AJA YA ... " sambung Ibu berteriak.

"Iya"

Keya lari terburu - buru keluar dari rumah. Mengambil sepeda motornya dan berangkat kesekolah setelah mencium tangan Ibu.

"Hati - hati, jangan ngebut" kata Ibu dari depan rumah.

"Iya bu"

35 menit perjalanan menuju sekolah di mulai. Cukup lama, karna sekolah nya lumayan jauh dari rumah.

***

"Hay key" suara itu terdengar nyaring dari belakang ku.

"Ih ngagetin ajah" ketus ku.

"Iya maap, hehe" sambung nya.

"Yuk langsung ke kelas" ajak Caca yang baru saja membut ku kaget.

"Eh bukannya di suruh pa uria ke labolaturium kimia?"

"Emang tasnya mau di bawa?"

"Yang lain?" tannya ku.

"Pada taru di kelas dulu lah. Nanti dikirannya terlambat"

"Okh lh. Hayuuh" ajak ku lalu berjalan ke kelas

"Yuk"

Aku dan Caca jalan menuju kelas. Menyusuri lorong sekolah yang panjang itu. Berpapasan dengan siswa lain semestinya. Suasana pagi di sekolah ini tak akan pernah di temukan setelah lulus kata nya.

Kelasku sudah terlihat. Aku melihat lurus dengan tajam. Mengintai siapa yang sudah masuk di dalamnya.

Ada 3 anak. Semua cowo, ku lihat hingga tubuh ku semakin mendekat. Hingga aku lupa berkedip saat sampai di depan pintunya.

"Ehhh cepet kalian"

Kaget tidak. Heran tidak. Syok juga tidak. 3 cowo itu berandalan kelas. Yah sudah biasa.

Mitos di sekolah dan sinetron FTV selalu memperlihatkan berandalan kelas terlambat. Berangkat lompat pagar. Dan hal mengecewakan lainnya.

Tapi tidak dengan teman - teman brandalan di kelasku ini. Sebenarnya mereka baik, juga rajin. Buktinya mereka berangkat sangat pagi dan selalu menyapu kelas setiap baru sampai.

Sungguh mulia hati berandalan kelas ini.

Mungkin mereka memang baik. Sebenarnya juga hati mereka baik. Tapi guru telah mengecap namannya sebagai berandalan karena mereka tidak mematuhi peraturan di sekolah.

Menurut ku mereka sangat apes. Bagaimana tidak, dicap sebagai berandalan kelas bahkan berandalan sekolah. Membuat nama mereka menjadi turun.

Para guru akan semena - mena memberikan nilai akhir tentunya. Dan mereka akan menemukan kesulitan setelah sekolah ini berakhir.

Iya kalo mereka memiliki nasib baik.

Yang terkadang pintar dikelas saja susah cari kerja setelah lulus.

Tapi itu semua ulah mereka sendiri. Menyulitkan diri sendiri. Bertindak sendiri dan merugikan diri sendiri.

***

Seharian di sekolah membuat otak menjadi panas. Gerah rasannya.

Waktu pulang yang di tunggu - tungu kini tinggal menghitung detik. Membuat para siswa mulai bersiap - siap untuk pulang.

Guru jam terakhir pun telah memberi intruksi untuk berkemas - kemas semenit yang lalu. Guru yang sangat peka, kebiyasaan guru seperti ini selau di sukai siswa - siswi nya.

........ ..... ..... sampai jumpa besok pagi dengan semangat belahar baru...

"Akhirnya ... "

***

Bisikan teman sebangku ku terdengar pelan di samping tubuh yang terasa lelah ini.

"Oh ya key besok mau kemana? kan libur tuh" tannya Fit sambil menggendong tasnya.

"Belum tau fit. Kayanya di rumah aja"

"Gak main gitu?" sambung Fit.

"Main kemana?" aku balik tannya karena gak tau mau ke mana besok pagi.

"Kemana - mana hatiku senang" lanjut nya mengecom.

"Ih kau ini fit. Nggak kayanya, belum tau juga mau kemana"

"Okh lh key selamat libur"

"Siip. Kamu juga, jangan kangen aku" kata ku pada Fit

"Eh tau aja luh" jawab nya terlihat tak trima.

"Tau lh. Kebiasaan cuma libur akhir pekan ajah udah rindu"

"Iya maap kan jomblo" kata Fit lantang.

"Yaampun gausah bawa - bawa status juga kali fit" kata ku sambil tertawa lirih.

"Biarin dah. Udah ah mau pulang, cape aku di kelas ini mulu"

"Yaudah yuk"

Sambil jalan ke palkiran yang masih ramai. Banyaknya siswa yang terburu - buru untuk meninggalkan sekolah ini karena bosan mungkin.

Hahaa bagaimana tidak bosan. 5 hari bersekolah dengan sistem FDS. Masuk pukul 06.40 WIB dan pulang 16.30 WIB cukup melelahkan.

***

Aku terburu - buru untuk pulang. Rasannya ingun sekali merebahkan tubuh ini keatas kasur. Aku menyalakan mesin motor dan segera pergi menyusuri jalan - jalan yang panjang menuju rumah ku.

Hingga rumah sudah mulai terlihat. 45 menit terlewat.

"Eh udah pulang" sambutan Ibu

"Udah bu" jawab ku lemas

"Yaudah ayo masuk ... "

Brukkkk ... !!!

________________________________

Untuk kalian yang masih sekolah,

Aku tau kalian lelah dengan semua kegiataannya. Tapi percaya saja kalian akan bingung setelah kegiatan yang kalian anggap melelahkan itu berakhir.

Semangat untuk target kalian.

Target hidup itu perlu.

Menjadi yang terdepan itu tidak terlalu penting.

Tapi berani bangkit itu penting!

Semangat❕❕❕

 

Jangan lupa like, vote, rate 5. Dan beri komentar yang membangun untuk karya ini😊

Trima kasih telah memuaskan hati Author dengan cara di atas❤

Bagian 2

Akhir Pekan Yang Ditunggu

"Akhirnya malam sabtu datang!" aku teriak di depan pintu kamar ku.

"Ada apa dengan malam sabtu?" tanya Abang dengan muka datar nya.

"Tidak ada apa - apa"

"Ko seneng?"

"Karena besok libur sekolah. Yeyyy ... " kata ku sangat gembira seperti anak kecil.

"Nanti kalo udah gak sekola kamu pengin mengerjakan tugas malam - malam. Bahkan hingga larut malam sekalipun. Nikmati keadaanmu, jangan bosan dengan hari di mana kau sedang berdiri" kata Abang.

"Enakan kalo udah gak sekola. Bisa rebahan seharian. Iya kan?"

"Sotau" jawab Abang sambil meremas-remas kepala ku sebelum pergi keluar rumah.

"Bang mau kemana?" tannya ku membuntuti Abang keluar.

"Pacaran!" ketus nya

"Hah?" aku melongo

"Ikut?" ajuan Abang sambil membalikan kepalannya menghadap ku.

"Kemana?" tannya ku

"Nongkrong di lesehan" jawab abang meringis.

"Tadi kataanya pacaran?" tannya ku mulai bingung

"Kalo nongkrong gabisa pacaran?" sambung Abang

"Kalo pacaran bawanya kepinggir jalan?"

"Kalo cewenya mau gimana?" Abang balik bertannya.

"Kalo cewenya aku. Pasti gamau" kata ku sangat percaya diri.

"Untung kamu adik ku. Bukan cewe ku" ketus Abang mendekat.

"Ikut dong bang" rengek ku dengan wajah manja.

"Kemana?" tannya Abang

"Abang mau kemana?"

"Keya mau ikut kemana?" Abang mengulang nya

"Kemana ajah asal sama abangkuh" ketus ku menggunakan suara manja.

"Abang mau ke tukang tambal ban. Ikut?" jawab Abang entah itu benar atau tidak aku juga tidak tau.

"Ikut. Nanti keya makan bakso di samping tempat tambal ban ... "

"Jangan ikut ah" kata Abang

"kenapa?" tannya ku merubah mimik wajah gembira menjadi sedih.

"Abang mau sampai malam. Nanti ngantuk"

"Yaudah besok beliin novel baru lagi yh?" rengek ku meminta

"Besok kan abang berangkat"

"Yaudah duitnya ajah. Nanti beli sendiri"

"Enak ajah. Iya nanti" jawab abang tak mau berlama - lama

"Okh!" sambung ku menyetuji nya dan segera masuk ke dalam rumah.

Berjalan fokus sambil menata rambut yang 3 kali di acak - acak Abang.

***

"Abang kemana?" tannya kaka kesya saat aku sampai di depan tv

Kaka Kesya adalah anak dari kaka Ibu ku, dia sering menginap di rumah ku. Selain karna rumah nya yang sepi karna kedua orang tua nya dan 2 kaka nya tinggal di ibu kota, ia juga sangat dekat dengan ibu. Sampai ia punya kamar pribadi di rumah ku.

Usia nya dengan ku selisih 6 tahun, sekarang dia sedang bekerja di salah satu gerai dalam mall di pusat kota.

Alasannya tidak ikut orang tua nya, karna ia tak mau tinggal di kota. Dan sejak kecil, Kaka Kesya lebih dekat dengan Ibu dari pada dengan orang tua nya.

"Kemana - mana hatiku senang" jawab ku menggoda Kaka.

"Eh dosa loh!" ketus Kaka Kesya.

"Pacaran katanya" jawab ku cepat sebelum Kaka Kesya menjadi harimau.

"Jam 9 malem pacaran?" sambung Kaka Kesya tak percaya.

"Nongkrong katanya" ketus ku ngawur, karna aku pun tak tau abang ke mana.

"Yg bener yang mana keya?" Kaka Kesya mulai kebingungan.

"Gatau keya jadi bingung"

"Harusnya kaka yang bingung!" kata Kaka Kesya menggarug-garum rambut.

"Keya juga bisa bingung kaka!"

"Pusing ah key ngomong sama kamu"

"Keya juga pusing ngmong sama abang" kata ku mengikuti omongan Kaka Kesya.

Bukannya menjawab lagi Kaka Kesya langsung berjalan masuk ke kamar nya. Hahaa, marah rupa nya dia. Aku memang sering mengganggu kaka ku itu saat sedang menginap di sini.

Terkadang untuk asik - asikan aja. Tapi bisa baper parah karo sama Kaka Kesya.

Berbicara dengan Abang dan Kaka memang melelahkan. Tapi aku suka menggoda mereka.

***

"Oh ya, besok kan libur. Buka hp ah"

Sudah seminggu aku tidak menyentuh hp ku. Bukan karena malas, tapi memang tidak mau.

Kebiasaan buruku adalah selalu melupakan hp di saat jam sekola. Paling buka hp malem sabtu hingga minggu sore.

Kalo sudah mulai malam senin ganti buka buku lagi. Yah aturan ku buat sendiri. Tak ada tuntutan dari pihak manapun.

Tidak buka hp sebenarnya juga rindu isi di dalamnya. Rindu Instagram. Twiter. Watsapp. *******. Noveltoon. Lightroom. Picsart. Dan aplikasi lainnya.

Tapi ini demi diriku juga. Aku tidak membuka hp setiap hari karna aku sadar, aku selalu lupa waktu saat bermain hp.

Aku melupakan segalannya. Beberes kamar. Beberes rumah. Makan. Bahkan belajar. Hanya bangun saat mau solat dan pipis saja.

Kucari hp ku ke ujung lemari. Membuka satu persatu rak di dalam kamarku. Mencari - cari wujud benda tipis dengan silikon berwarna merah muda itu.

Menengok - nengok kesudut meja belajar yang ada di dalam kamarku. Setelah 5 menit berlalu. Akhirnya aku menemukannya. Benda tipis itu sudah kugenggam di tangan ku.

Ku lanjut melangkah menuju kasur empuk itu. Lalu membaringkan tubuh ke atasnya. Ku mulai membuka kunci hp dengan memasukan pasword yang aku bikin.

Kluntung ... kluntung ... kluntung ...

Banyaknya pemberitahuan yang masuk setelah seminggu tidak pernah kubuka.

Kupilih menu watsapp terlebih dahulu.

659 pesan dari 45 chat.

"Wah banyak" gumam ku.

Mataku menuju pesan yang aku selalu paku. Kulanjut membuka pesan itu.

_____________

Dari ; Hafis

Untuk ; Keya

"Jangan lupa makan ..."

"Solat jangan lupa"

"Aku tau ini sudah pukul 5 sore. Saatnya kau off hp"

"Belajar yang bener"

"Jangan lupa sama akuh"

"Keya oh keya sudah pulang? Ini jumat masih lama kah? Keya belum juga datang"

"Key aku main yh? Tapi keya tidak menjawab. Itu berarti tidak boleh."

"Keya ditunggu hafis.nJangan lupa makan Dicariin ibu keya"

"Key"

"Key"

"Key"

"Udah hari jumat. Keya nanti malem kita merindu"

______________

Pesan dari Hafis terlalu banyak tidak di jawab oleh ku. Dia selalu menunggu setiap harinya. Ku acungi kemauan memberi kabar kepada ku setiap waktu.

Tapi maaf. Aku selalu menyibukan diri setiap kali kau rindu. Dengan cepat aku mulai mengetik balasan untuk pesan dari Hafis.

______________

Dari ; Keya

Untuk ; Hafis

"Hay fis" panggil ku

"Rindu yah sama keya?"

"Nih keya dateng."

"Maafin keya fis gapernah nemenin"

______________

2 centang biru langsung terlihat dalam sedetik. Cepat nya Hafis. Sudah menunggu rupannya dia.

📩

"Hay key?" pesan masuk dari Hafis

📨

"Hay fis. Apa kabar?" dengan cepat aku membalasnya.

📩

"Baik. Kamu?" tannya Hafis dalam pesan nya

📨

"Aku baik. Kamu rindu?" kata ku

📩

"Sudah jangan tanyakan itu" jawab Hafis mulai resah

📨

"Maaf fis" lanjut ku merasa salah

📩

"Gausah minta maaf"

📨

"Kamu baik"

📩

"Ih keya apaan kamu"

📨

"Lagi apa?" tannya ku tiba - tiba

📩

"Lagi duduk sama ibu"

📨

"Jangan curhat fis" lanjut ku tau dia suka curhat pada ibu nya

📩

"Nggak key. Kamu lagi apa?"

📨

"Lagi tiduran terus bales chat kamu"

📩

"Udah makan belum?" rutinan Hafis

📨

"Udah dong"

📩

"Siip deh"

📨

"Mau main kamu?" tannya ku meminta nya datang.

📩

"Emm.. Besok gabisa key maaf"

📨

"Siapa yg nyuruh besok oy"

📩

"Eh ganyuruh yh. Heheee"

📨

"Dasar hafis"

📩

"Kenapa key? Sayang?"

📨

"Banget"

📩

"Sayangnya beneran gak?"

📨

"Beneran. Aku sayang sekali... Dorahafis"

📩

"Keya!"

📨

"Hafis!"

📩

"Jangan ikut - ikut"

📨

"Boleh ikut - ikut"

📩

"Ceweku gila bu"

📨

"Cowoku ganteng bu" kata ku memuji nya

📩

"Astafirullah"

📨

"Masyaallah"

📩

"Selesein gak?" kata Hafis mulai lelah

📨

"Yah hafis kalah" ledek ku

📩

"Ngalah key"

📨

"Iya iya"

Melepas rindu dengan hafis memang tidak ada akhirnya.

***

Awal pertemuan dengan hafis memang tidak terduga.

Pagi itu hari sabtu. Aku keluar rumah dan meminta izin kepada ibu untuk pergi ke toko buku.

"Ko nyari buku jauh banget?" kata Ibu saat aku meminta izin.

"Iya bu. Sekalian main ke temen SMA. Lagi ada diskon juga bu di sana" kata ku meyakinkan Ibu.

"Yaudah hati - hati. Pulangnya jangan sore - sore" pinta Ibu.

"Iya bu"

Setelah izin di dapatkan dari Ibu. Aku lanjut mendatangi Abang keruang tau. Tadinya mau minta ijin eh dikasih uang. Kata Abang sudah dengar pembicaraan aku dan Ibu barusan.

Abang memang peka, I love you Bang. Hehee

Karena semua sudah memberi lampu hijau untuk aku pergi meninggalkan rumah. Ku lanjut memakai sepatuku lalu bergeas untuk pergi.

45 menit perjalanan menyebrang kota dengan motor. Hahaa

Akhirnya kutemui ke 7 temanku di tempat yang sudah di tentukan.

"Key" suara itu datang menghampiri ku. Di sebrang jalan dimana aku sedang memarkirkan motor ku.

Kuputar segera kepala ku, memastikan memang itu benar panggilan untuk ku.

Disebrang jalan itu ada 2 teman ku. Mereka sedang mengulurkan tanda dengan mengangkat tangannya. Memberi tau untuk segera aku mendatanginya.

Akupun bergegas turun dari motor. Dan melihat kanan dan kiri ku untuk segera menyebrangi jalan raya itu.

Sesampainya di depan mereka.

"Hay maaf telat. Yang lain mana?"

"Iya gak apa apa. Rumah mu kan jauh, maklum kalo terlambat. Yang lain di taman yok kesana"

"Yuk"

Kaki ku berjalan ketengah - tengah taman itu dengan kedua teman ku.

Mataku mencari - cari sosok 5 teman ku. Kutemukan mereka sedang tertawa ditengah - tengah 2 pohon besar disana.

"Hay" kusapa mereka dengan nada bahagia dan senyuman.

"Hay key, sudah sampai akhirnya"

"Iya maaf terlambat"

"Gak apa apa kan rumahnya jauh"

"Heheee, jadi gak enak"

"Iya lah kan bukan makanan. Yaudah yu masuk ke toko bukunya"

"Yuk"

Mereka bergegas membereskan barangnya. Dan berdiri untuk segera pergi ke toko buku yang terlihat sudah ramai.

"Eh ramai banget deh kayanya" kata temanku saat hendak menyebrang jalan untuk masuk ketoko.

"Iya maklumin kan lagi diskon besar" jawab temn ku yang lain.

"Oh iya yah. Yu cepetan keburu yang bagus habis"

"Ih kamu kalo diskon cepet"

"Iya kan gak mau rugi"

"Hadeh"

"Yaudah yuk nyebrang" sambungku menghentikan keributan di pinggir jalan.

"Yuk"

Saat memasuki pintu utama. Kita mulai berpencar.

Ada 2 orang ke kanan. 3 orang kekiri. Dan sisannya saling sibuk melihat buku di bagian depan dulu.

"Aku kekanan dulu sama keya" ucap Fit saat setelah memasuki pintu.

Kemarin Fit meminta ku untuk menemaninnya agar mengantar mencarikan buku yang di titip kaka nya.

"Dahh ..." Lanjut ku memberi ucapan selamat pisah kepada yang lainnya.

Tanganku sudah terlebih dahulu ditarik Fit untuk menjauh dari yang lain. Kebiasaan tidak sabar dari Fit.

Kuikuti langkah Fit mencari - cari buku yang di maksud oleh kaka Fit. Lumayan lama mencarinnya, tapi tidak apa itu mennyenangkan.

Setelah 15 menit berlalu ...

Buku yang di maksud Kaka nya Fit sudah ada di tangan. Fit segera mendatangi kasir untuk melakukan transaksi jual beli.

Aku menunggu Fit sambil melihat - lihat buku dirak yang sudah siap dijual. Sayangnya tidak ada yang kuingin.

"Yuk kay ke gerai lain" ajak Fit mendatangi ku.

"Udah bayarnya?"

"Udah ini" jawab Fit sambil melihatkan kantong tempat penyimpanan buku kepada ku.

"Yaudah yuk" kutarik tangan Fit ke gerai yang lain, melihat - lihat buku yang di kira cocok untuk selera ku.

"Kamu mau cari buku apa Fit?" kuajukan pertannyaan kepada Fit

"Aku mau cari novel. Yang keren jangan lupa" lanjut Fit memberi jawaban.

"Bentar fit. Kesini yuk"

Langkah ku berhenti saat melihat buku tebal di depan gerai itu.

Tangan ku menarik tangan Fit untuk mengajaknya masuk kedalamnya.

Ku baca satu persatu judul buku - buku itu. Tak lupa ku baca deskripsi buku di belakannya.

"Key aku cocok yang ini" kata Fit membawa sebuah buku kedekat ku.

Kuambil buku itu dari tangan Fit setelah Fit mennyodorkannya kepada ku.

"Wah bagus pasti ceritannya. Nemu dimana?" tannya ku

"Itu di pojok kanan" kata Fit sambil menunjuk letak buku itu di temukan.

"Ohh ya"

"Kau sudah nemu kay?" lanjut Fit memberi pertannyaan.

"Udah ini 2" jawab ku kepada Fit, sambil menunjukan pilihan ku.

"Dasar kamu. Beli novel aja tentang pelukis" kata Fit sambil menepuk lengan ku.

"Aduh. Sakit woy" ketus ku setelah merasaan sedikit sakit di bangian lengan.

"Yakin ini?" Fit meyakinkan ku.

"Iya, ini bagus tau deskripsinya. Pasti ceritannya keren. Satu server juga. Pelukis" kataku dengan PD nya

"Yaudah terserah. Masih mau lagi atau udah?" lanjut Fit memastikan.

"Udah disini. Yuk bayar. Nanti cari di gerai yang lain lagi" kataku menjawab pertannyaan Fit.

"Iah lu mau beli buku berapa?"

"Yang bagus aku beli" jawab ku sambil tersennyum.

Aku dan Fit melanjutkan berjalan ke kasir untuk segera melakukan transaksi. Mengantri dengan antrian cukup panjang.

Mungkin memang buku di grai ini lumayan bagus. Sehingga peminatnya lumayan bannyak.

***

Setelah muter - muter toko buku yang cukup luas ini. Membuat kaki terasa lelah ditambah tenggorokan yang mulai kering.

Aku dan Fit sudah mendapatkan cukup buku yang kita inginkan.

Fit membeli 4 buku novel dan 1 buku yang di pesan Kakanya. Aku membeli 7 novel sekaligus untuk cemilan disaat gabut melanda.

Aku pun mengajak Fit keluar dari toko buku yang ramai akan pengunjung ini.

"Fit keluar yuk cari minum" kataku mengajak Fit untuk keluar.

"Yang lain?"

"Di WA ajah suruh ketemu di taman" kataku karena sudah sangat lelah bila harus mencari satu persatu.

"Okh yuk. Jajan dulu bawa ke taman yah?" ajak Fit.

"Baiklah"

Aku dan fit bergegas keluar meninggalkan toko. Melewati krumunan orang yang sedang menawar barang yang mereka inginkan.

Sesampainya di luar. Aku dan Fit mencari makanan dan minuman untuk mengganjal perut dan membasahi tenggorokan.

Kuberjalan menyusuri banyaknya pembeli yang sedang menawarkan dagangannya di depan toko buku itu.

"Key aku mau ini. Kamu mau?" tannya Fit sambil menarik tangan ku dan memberhentikan langkah ku.

"Seblak?" kubaca tulisan di grobak milik mba yang sedang berjualan itu.

"Iya. Mau?"

"Aku gadoyan seblak fit. Kalo kamu mau beli aku tungguin" kataku memberi jawaban.

"Kamu cewe ko gadoyan seblak?" Fit mengajukan pertannyaannya.

"Iya emang semua cewe harus doyan seblak gituh?" kubalik memberikan pertannyaan.

"Iya cewe kan identik dengan makan - makanan pedas. Termasuk seblak juga" kata Fit memberi pendapat.

"Terus aku bukan cewe gitu?" kuajukan kepastian kepada Fit.

"I.. I.. Iyaaa cewe. Tapi ko gadoyan seblak?" kata Fit ragu

"Gak semua cewe doyan seblak juga kali fit. Aku juga gak suka"

"Kenapa?"

"Mbel mbel" kata ku membisikan jawaban di telinga Fit. "Yaudah jadi beli gak?" lanjutku memastikan.

"Iya jadi. Tungguin aku"

"Iya"

Ku ambil hp di dalam tas kecil yang aku bawa sambil menunggu Fit memesan seblak.

"Mba seblaknya satu" ucap Fit kepenjual seblak itu.

"Pedes apa sedeng?" lanjut penjual seblak pada Fit.

"Sedeng mba"

"Kuah apa kering?"

"Kuah"

"Ditunggu ka"

Fit berjalan mendatangi ku yang sedang duduk menunggu di bangku tunggu. Menepuk pundakku secara pelan.

"Mau jajan apa key?" kata Fit memastikan.

"Batagor itu. Nanti anter yah" ku jawab sambil menunjuk grobag batagor di sebrang jalan.

"okh deh" lanjut fit dengan semangat.

"Beli minum apa yah?"

"Es teh ajah"

"Yaudah aku beli es dulu sambil nunggu seblak kamu jadi yh"

"Iya aku sekalian"

"Okh"

Aku berdiri dan mengambil tas kecilku di atas meja. Dan segera ke samping tempat seblak itu untuk membeli minuman.

Belum selesai membeli minuman, Fit mendatangi ku tiba - tiba. Memberi tau bahwa seblaknya sudah jadi.

Aku dan Fit segera berjalan menuju taman di alun - alun kota itu. Mencari - cari keberadaan teman yang lain.

Setelah berhasil menemukan keberadaan ke 2 teman yang lain. Aku dan Fit segera mendatangi mereka.

Iya sama seperti aku dan fit. Mereka juga sudah membeli beberapa jajanan pinggir jalan.

"Hay" kusapa mereka saat kakiku telah berada di samping mereka.

"Ehh.. Hay"

"Udah lama?"

"Baru aja"

"Yg lain mana?"

"Gak tau belum keliatan"

"Ohh" jawab ku karena kehabisan kata - kata.

***

1 jam terlewat. Menghabiskan waktu dengan ke 7 teman ku. Makan, ngobrol, tertawa. Inikah masa remaja.

Katannya indah. Hahaaa

Kucuci tanganku dengan sabun yang tersedia di sudut-sudut taman kota hingga bersih setelah makan-makan.

Lalu aku beranjak dari tempat itu menemui teman ku.

"Asalamualaikum" aku mendengar suara itu dari samping kanan ku.

Kutengok dengan cepat. Dan kutemui orang bertubuh tinggi di samping ku.

"Waalaikumsalam" ku jawab salamnya.

"Boleh kenalan?" lanjut dia kepada ku. Sambil memandang mata ku dan memberikan senyuman.

Aku ragu karena belum mengenal sosoknya.

"Oh tuhan dia ganteng"  kataku dalam hati.

Aku masih melongo didepannya.

"Hay boleh kenalan?" ulangnya sambil tersennyum.

"Eh iya boleh" kata ku terkejut tiba - tiba.

Kenapa jadi gugup akunya. Hahaaa

"Ayo duduk, mau?" katanya mengajak.

"Iya boleh" jawab ku tak fikir panjang. Hahaa

Kududduk dengan dia di kursi umum taman kota itu.

Belum 5 menit aku duduk dengannya, temanku sudah mengirim pesan. Memintaku untuk segera kembali.

Kuberanikan diri untuk pamit dan pergi.

"Maaf aku harus pergi. Temen ku sudah menunggu" kata ku meminta izin.

"Ohh yaudah. Bisa di lanjut nanti, boleh minta WA nya?" katanya tiba - tiba.

"Buat apa?" Kataku memastikan.

"Bu..a.. Buat ... Iya buat punya" katanya terbatah - batah.

"Iya boleh" Kataku mengiyakan.

Setelah memberi nomer kepada dia aku pun segera pergi menemui teman ku.

Rasanya sangat senang hatiku hari ini. Hari yang melelahkan. Tapi hati ini tidak bisa di bohongi. Yaampun.

_____________________________

Untuk kalian yang masih SMA ;

Kalian bisa membuat hubungan dengan seseorang untuk semangat kalian belajar saat kalian sudah bisa mengatur waktu. Jangan biarkan SMA kalian selesai dengan hasil yang tidak kalian sukai karena seseorang yang datang di masa itu.

_____________________

Tinggal kan like, Vote, Rate 5 dan beri komentar yang membangun setelah membaca cerita. Bikin author semangat terua membuat cerita😊

jangan lupa vote yah❤

Terima kasih atas dukungan kalian😊

Bagian 3

Ketemu Sabtu Pagi

"Huuuaammm..."

Pagi telah datang, aku menguap di atas kasur yang sangat empuk itu. Ku lanjut untuk berdiri diatas kasur empuk merapikan selimut dan bantal - bantal.

Hari ini sekolah libur. Aku bisa melakukan kegiatan apapun sesuka ku.

Sayangnya setiap hari sabtu Hafis selalu sibuk belajar. Meski sekolah libur, tapi kegiatan di hari sabtu adalah membuka buku dan leptopnya. Seharian di rumah tanpa hp.

Dasar cowo rajin!

Aku merasa sepi setiap kali hari sabtu.

Kukira memang benar. Hari sabtu adalah hari libur untuk pelajar.

Abang sudah berangkat ke jakarta tadi pagi. Merantau jauh ke kota besar. Mencari pundi-pundi uang untuk masa depan nya.

***

Ritual ku setiap hari libur adalah makan dulu baru mandi.

Tidak seperti hari biasa. Dimana aku melakukan hal di pagi hari untuk mandi dulu setelah bangun tidur baru makan.

Tapi beda cerita kalo hari libur datang. Pagi hari di lakukan untuk makan dan bersantai.

Urusan mandi gampang. Setelah tubuh ini terasa asam menurut hidung ku.

Setelah merapikan tempat tidur, aku beranjak mendatangi jendela. Membuka gordeng berwara pink yang di belikan Ibu.

Ku ulurkan tangan ku keluar dari jendela itu. Merasakan sejuknya pagi, sebelum matahari sempurna menyinari.

"Key bangun udah siang"

Aku telah menebak suara itu. Lembut dan agak sedikit bawel di telinga. Yaa, siapa lagi kalo bukan Ibu.

Seorang ibu yang melahirkanku. Merawatku dengan penuh kegembiraan. Memberikan apapun yang dirasa anak nya butuhkan.

Meski suara cerewetmu selalu aku keluhkan. Tapi aku tidak bisa membayangkan kehilangan mu sekarang dan kapan itu.

"Iya udah bangun" ku teriak memberi tahu Ibu di balik pintu kamar.

Aku lari keluar kamar menuju kamar mandi. Dengan cepat ku kejar Ibu yang sedang berjalan di ruang makan rumah ini.

"Heh ada apa lari - lari?" tanya Ibu saat setelah aku kejar.

"Olahraga" jawab ku.

"Anak siapa ini punya hobi olahraga lari - lari setiap pagi di dalam rumah" kata Ibu sambil menepuk jidatnya.

"Anak ibu sama bapa. Saling melengkapi" jawab ku enteng.

"Eh dasar jawabnya" lanjut Ibu sambil tertawa.

"Yaudah bu mau cumuk dulu" kata ku mengakhiri.

"Apa?" Ibu balik bertanya.

"Cuci muka (cumuk) ibu" penjelasan ku dengan pelan.

"Aneh - aneh saja singkatannya" kata Ibu sambil tersipu - sipu.

"Keren kan bu?"

"Udah sana. Ngmong terus malah"

"Eh ibu yang nanya terus"

"Eh jawab lagi!" ketus Ibu seperti ingin mencubit ku

"Ampun" teriak ku sambil lari kekamar mandi dengan buru - buru.

***

Menghabiskan minggu pagi alaku adalah dengan menghabiskan cemilan di depan tv. Sambil nonton doraemon tentunya.

Kubuka hp ku sambil memasukan makanan kedalam mulut.

"Yah ini hari sabtu. Hafis gak bakal online" gerutuku sendirian.

Memang memudarkan rasa rindu itu tidak segampang menghapus tulisan di papan tulis.

Waktu untuk bertemu dengan Hafis saat itu memang sangat susah. Karena kita tinggal di kota yang berbeda.

Kita juga sekolah di sekolah yang berbeda. Karena takdir yang menemukan kita. Dan karena sayang yang menguatkan kita.

Di rasa sudah mulai kenyang. Aku bangun dari tempat santai itu. Mengambil sapu dan menyapu rumah.

2 jam terlewat untuk beres - beres. Iya itung - itung olahraga.

Aku mengambil handuk dan berjalan masuk kedalam kanar mandi. Menyentuh air yang terasa dingin di jam 10 pagi ini.

Setelah selesai mandi. Aku keluar dan kamar mandi yang telah membuat badan ku menggigil itu.

Tidak ada kegiatan hari ini. Semua orang rumah juga sibuk dengan urusannya. Pergi meninggalkan ku di rumah sendirian.

Aku beranjak keluar dari rumah. Menuju halaman depan dan mencari - cari pancaran matahari dari sudut timur.

Air yang jahat! Tidak mau bersahabat. Membuat badan ku menggigil di pagi hari. Ya walau ini sudah agak siang.

15 menit di luar membuat badan terasa hangat.

Aku masuk kedalam rumah. Mencari - cari novel yang semalam aku baca sebelum tidur.

Mata ku tertuju pada setiap sudut kamarku. Mencari - cari keberadaan novel itu. Hingga 10 menit berlalu, akhirnya novel ku ketemu.

Di bawah kolong tempat tidur ku. Sebenarnya aku tidak menjatuhkannya semalam.

Yang ku ingat, aku sengaja menarunya di kolong agar aku bisa tidur. Karena jam telah menunjukan pukul 11 malam itu.

Strategi yang bagus. Menyembunyikan novel yang membuat insom di bawah kolong tempat tidur. Tentunya agar mata ini merasa tidak melihat nya lagi.

Setelah novel berhasil aku temukan, kulanjut berjalan keluar dari kamar. Mendatangi kulkas untuk mengambil air dingin. Tak lupa kudatangi meja untuk mengambil cemilan.

Lalu kembali, dan duduk di depan tv. Ku nyalakan tv di rumah ku itu. Mencari remot dan mengganti chanel tv yang aku sukai.

Tanganku berhenti memegang remot tv, saat acara yang aku sukai sudah ku temukan.

***

Dalam hatiku berkata "Aku harus belajar! Aku sudah kelas 12."

Tapi mengapa raga ini susah sekali untuk diajak membuka buku sekolah. Hanya buku novel yang ku buka.

Jika aku terus - menerus membuka novel. Apakah aku bisa masuk PTN nanti. Ketidak sincronan hati, fikiran dengan raga selalu membayang - bayangi segalanya.

Aku harus bertindak! Bagaimana aku mulai bertindak?

Apa aku bisa? Seenaknya mengambil keputusan. Jika sudah ku musyawarahkan dengan ibu dan bapa mereka pasti meng iya kannya.

Orangtua mana yang tidak menginginkan anaknya bahagia. Walau untuk makan saja mereka mencari kesana - kesini.

Jika anak mengatakan "Saya ingin lanjut" saja. Hati mereka merasakan kebahagiyaan.

Bagaimana tidak? Soal pendidikan selalu jadi priorits bagi kedua orang tua. Menyekolahkan ke 2 anak nya merupakan tanggung jawab mereka.

Tapi apakah anak bisa di andalkan dalam setiap jeri payahnya. Hidup takan berjalan lurus sewajarnya.

"Mungkin jika kau bicarakan dengan ibu dan bapa mereka akan mengatakan boleh. Tapi kau jangan langsung senang! Lihat dibalik ucapan boleh itu. Lihat umur bapa. Lihat penghasilan mereka. Kau anak terakhir key. Kalo mau lanjut monggo - monggo saja, silahkan. Apa jurusan yang ingin kau ambil? Lihat orang yang mulai menua itu. Mampu mereka membiyayai dengan penuh rasa tanggung jawab selama 4 tahun nanti?" kata Abang saat aku bilang ingin kuliah jauh.

Bukan solusi yang ku dapat. Justru penambahan beban menurut ku. Bukan menjadi hilang rasa pusing ini. Malah bertambah dag dig dug kepala dan mengalir ke hati.

"Iya bang" ku jawab dengan kepala menunduk.

"Jangan bingung. Lewati semua, semangat untuk hidup yang benar - benar hidup" lanjut Abang.

***

Kuambil buku SBMPTN besar yang kubeli bersama Abang sehabis pengambilan rapot kemarin.

Alasan aku membeli buku persiapan SBMPTN di awal masuk kelas 12 ini, karena aku tau meminta untuk bimbel kepada orang tua ku. Aku yakin mereka tidak akan berat karna niat ku tidak begitu kuat.

Aku sudah mulai membaca beberapa bagian buku ini. Ada yang sudah paham dan ku ulang. Ada yang belum paham dan terus di ulang agar bisa.

Aku adalah orang yang tidak bisa belajar menggunakan hp. Masih mending belajar pake buku.

2 jam terlewat, aku habiskan untuk berlatih soal dan membuka kunci jawabannya pada buku itu.

Ada beberapa materi yang masih belum bisa aku kuasai juga hingga sekarang. Aku lemah pada PK.

"Makan dulu key" Ibu ku teriak dari dapur.

"Iya nanti" kata ku menyahut

"Cepetan" ajak nya

"Nanti"

"Nungguin apa?" tannya Ibu

"Nungguin dia yang gak datang - datang" canda ku mulai tak lihat waktu.

"Siapa?" teriak ibu terkejut.

"Bukan siapa - siapa" kata ku.

"Kenapa di tungguin?"

"Gak di tungguin" kata ku

"Kenapa gak makan?" tannya Ibu

"Nanti" jawab ku asal

"Kenapa?"

"Nungguin dia yang ganteng" kata ku

"Siapa?" tannya Ibu

"Bukan siapa - siapa"

"Kenapa di tungguin?" ulang Ibu

"Gak di tungguin"

"Kenapa gak makan?" ulang nya lagi

"Iya iya"

"Kita bahas apa kay?"

"Gak tmtau ibu" jawab ku enteng.

"Loh ibu ngomong sama siapa yah?"

"Gak tau"

"Punya anak gini yah" kata Ibu sambil menepuk jidatnya.

"Baik ya bu?"

"Banget" jawab Ibu sambil mengacak - acak rambut ku.

"Iiiih kotor bu. Habis masak juga" gerutu ku tak trima.

"Udah cuci tangan sayang"

"Ohhh. Yaudah mau makan"

"Yaudah sana"

Dengan cepat aku berjalan ke meja makan. Mengambil makanan yang sudah di buat Ibu.

Sudah pukul 3 sore aku baru makan, memang tidak pada jamnya. Kebiasaan yang tidak patut di tiru memang.

Makan siang usai. Aku masuk ke dalam kamar. Sebelum memasuki kamar, aku berkemas - kemas membereskan barang di depan tv.

Setelah masuk kamar, aku taru barang yang ku bawa kedepan tv tadi. Memasukan nya kembali ketempat semula.

Ku lanjut mengambil hp di atas meja, lalu membukannya. Kutemui sebuah pesan yang seharian aku tunggu.

_______________

Dari ; Hafis

Untuk ; Keya

"key"  panggil nya

"Iya" balasan ku.

"Lagi apa?" tanya Hafis.

"Lagi duduk"

"Kangen gak?"

"Gausah di tannya" kata ku

"Maaf  ya seharian sibuk sama buku"

"Udah tau fis. Biasa"

"Jangan marah key"

"Sotau kamu" ketus ku

"Kali aja marah"

"Kesel ajah"

"Kenapa?" tannya Hafis

"Gak kenapa - napa"

"Udah mandi belum?"

"Belum"

"Jorok" ejek Hafis.

"Kamu?" tannya ku

"Belum" jawab Hafis

"Cubit nih"

"Ampun bos" ketus nya

"Hih" balesku kesel.

"Iyaudah yuk mandi"

"Bareng?" goda ku.

"Mau?"

"Kamu?"

"Malu ah" katanya.

"Siapa juga yang mau bareng"

"Gada tuh"

"Ih hafis mah"

"Apa keya sayang?" manja Hafis

"Mandi!" kata ku

"Iya iya keya sayang"

"Cepet" ketua ku

"Iya"

"Dah"

________________

Ku akhiri pembicaraan singkat itu, dan kemudian ku lempar hp itu keujung kasur.

Aku bergegas keluar kamar untuk mandi. Sesampainya di depan kamar mandi. Kulihat pintunya tertutup, pertanda ada orang di dalamnya.

Yah keduluan lagi. Kuketok pintunya untuk memastikan, sekaligus ingin tau siapa yang ada di dalamnya.

Tok ... tok ... Tokkk ...

Kuketok lumayan kencang. Membuat orang di dalam nya merasa berisik. Sebetulnya tidak sengaja. Hanya untuk memastikan siapa yang ada di dalam sana mrndengar ketokanku.

"Siapa?" tanya orang di dalam kamar mandi itu.

"Keya"

"Ada apa?"

"Gantian"

"Mau apa?"

"Mau mandi lah. Masa ke kamar mandi mau tidur" teriaku.

"Gak usah nggas!"

Ternyata Kaka Kesya. Sudah ku duga, ini akan melelahkan jika menunggunya mandi hingga selesai.

Aku duduk di depan kamar mandi. Memegang handuk yang sudah aku ambil dari tempat handuk.

28 menit menunggu ...

***

Akhirnya manusia itu keluar juga. Ku tatap matanya dengan tajam di depan pintu kamar mandi itu. Tak ada senyuman yang aku berikan kepadannya.

"Mandi atau gali kubur?" tanya ku.

"Benerin pintu" jawabnya ngawur.

"Lama" ketus ku

"Pintunya rusak"

"Apa hubungannya dengan mandi?" aku mulai bingung.

"Kamu jelek belum mandi"

"Gak nyambung"

"Gak pinter sh"

"Udah awas aku mau mandi" keselku mengusirnya.

"Mau mandi aja dibikin sebel" gerutu ku sambil menutup pintu kamar mandi.

***

Malam minggu datang. Malam yang di identikan dengan keluar rumahnya sebagian besar anak muda. Mereka manfaatkan malam minggu untuk keluar dari tempat rebahan.

Memanfaatkannya dengan mengajak pacar jalan. Atau hanya sekedar main dengan teman, untuk makan jajan di pinggir jalan.

"Key ada temen mu" kata Ibu di balik pintu kamar ku.

"Siapa?" tannya ku.

"Gak tau, sana keluar"

"Iya bentar"

Aku keluar untuk menemui tamu itu. Betapa terkejutnya aku, setelah mengetahui siapa yang datang di malam ini. Ohh tidak!

Mataku tertuju pada sosok orang yang datang di malam itu. Tubuh ku berhenti secara sepihak saat mata telah terkejut.

"Hafis" ku berbisik sambil menutup mulut dengan tangan kanan ku.

"Hay" suara itu terdengar jelas di depan ku.

"Mimpi apa semalam Tuhan" gerutu ku dalam hati.

3 bulan tidak bertemu Hafis, rasannya sangat mustahil jika dia sampai main malam - malam ke rumah ku.

Tapi sekarang bukan mimpi. Untuk pertama kalinya dia datang malam - malam ke rumah ku.

"Keya" dia mengulang memanggil ku.

"Eh iya. Iya. Hafis, yaampun. Kesini sama siapa?" kutannya dia.

"Sama izal sama cewenya izal" jawab Hafis.

"Mana? Duduk dulu sini"

"Mau ngajak keya jalan - jalan malam. Udah izin sama ibu tadi. Sana dandan dulu. Aku tungguin" jelasnya

"Ih hafis. Kenapa gak bilang dulu. Kamu mah ih" jawab ku gugup.

"Iya maaf, yaudah sana siap - siap"

"Gak duduk dulu? Minum dulu?"

"Keburu malem key, udah sana aku tungguin"

"Iya iya. Duduk fis. Sama izal sama cewenya."

"Iya"

"Masuk dulu yah?"

"Iya ih. Keya bicara terus kapan siap - siapnya?"

"Oh iya" aku berlari menuju kamar ku.

Ku cari tas kecil. Menata semuanya dengan cepat, sangat terburu - buru dalam mengambilnya. Ku oles wajah ku dengan make up tipis malam itu.

Setelah dirasa sudah. Aku keluar kamar, aku mendengar Ibu sedang mengobrol dengan Hafis di ruang tamu.

"Keyanya udah keluar?" tanya Ibu ke Hafis.

"Udah bu" jawab Hafis

"Mau minum apa?"

"Gausah bu, udah mau pergi"

"Oh langsung pergi yah"

"Iya bu"

"Yaudah ibu tinggal keluar dulu"

"Iya bu"

Setelah Ibu keluar dari rumah, aku bergegas lari ke depan. Dengan tangan membawa tas kecil.

"Gausah lari - lari key" ucap Hafis.

"Eh udah kelar larinya. Baru ngomong, ayo jalan? Ibu mana?"

"Ibu keluar katannya. Langsung aja atau nyari ibu dulu?"

"Udah izin kan?"

"Udah 2 kali"

"Yaudah lngsung ajah"

Aku dan Hafis berjalan menuju motor Hafis. Memakai masker dan helm dengan rapi, bersiap - siap untuk beranjak pergi dari rumah ku. Jalan - jalan malam dengan Hafis, di malam minggu tentunya.

__________________________________

Untuk kalian yang sedang bingung ;

Bingung itu wajar.

Setiap manusia bisa bingung dengan masalahnya sendiri.

Obat paling mujarab mengatasi kebingungan sebenarnya bukan berfikir untuk keluar dari masalah.

Tapi jalan - jalan dengan raut wajah bahagia.

Seperti obat bius. Akan lupa dalam sekejap.

Tetap selesaikan masalah dalam setiap permasalahan!

______________________

Jangan lupa Like, Vote, Rate 5 da

n beri komentar yang membangun untuk cerita ini😊😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!