NovelToon NovelToon

Harta Karun Raja-Raja

Katering Emil

Sukarkarta, Masa Sekarang

              Ayu adalah seorang mantan mahasiswi jurusan perhotelan. Setelah lulus kuliah ia mengharapkan bisa bekerja di kapal pesiar. Mendapatkan kontrak sekian tahun sekaligus jalan-jalan ke luar negeri gratis. Kemudian pulang membawa duit yang banyak dari hasil gaji.

              Setelah sampai di rumah ia ingin menggunakan uangnya itu untuk modal membangun usaha mandiri.

              Itu lah cita-cita sederhana Ayu sama seperti teman-temannya yang lain. Tapi rencana yang dibuatnya beberapa tahun yang lalu itu tidak pernah terjadi.

              Pada kenyataannya Ayu tidak lulus kuliah. Ia hanya sampai di semester dua dan tidak sanggup untuk meneruskan study karena kurang biaya.

              Tapi Ayu tidak berkecil hati dan tetap semangat melanjutkan hidup. Hal semacam itu bisa terjadi kepada siapa pun dan pada situasi apa pun.

              Setelahnya Ayu sempat bekerja kesana-kemari. Menekuni bidang pekerjaan yang satu dan yang lain. Mencoba apa yang dirasa paling cocok untuknya.

              Setelah beberapa kali gonta-ganti pekerjaan. Akhirnya Ayu sekarang ini memutuskan untuk menetap bekerja di dekat rumahnya.

              Ayu bekerja di tempat sebelah rumahnya yaitu Katering Emil. Sebuah usaha jasa boga milik paman Ayu sendiri.

              Malam ini Ayu bersama tim katering Emil yang lain sedang kerja lembur. Besok pagi-pagi mereka harus berangkat ke rumah seorang yang paling terpandang di kota ini.

              Orang itu merupakan keturunan terakhir darah murni bangsawan kerajaan. Orang-orang memanggilnya Raden Mas.

              Besok adalah ulang tahun Raden Mas yang ke 120 tahun. Katering Emil dipercaya untuk menyediakan hidangan di pesta perayaan ulang tahun tersebut.

              Raden Mas tinggal di wilayah kaki gunung. Tanah warisan dari leluhurnya begitu luas.

              Halaman rumahnya saja seluas tanah milik orang-orang satu kampung. Semua keluarga Raden Mas tinggal di kawasan tersebut.

             “Sebenarnya besok itu konsep acaranya seperti apa?”,

              “Pesan katering nya banyak sekali”,

              “Kalau acaranya cuma keluarga besar saja tanpa tamu undangan”,

           “Makanannya untuk diberikan kepada tetangga”,

              “Niatnya syukuran sudah diberi umur panjang”,

              “Sekarang jarang-jarang ada yang sampai usianya seratus tahun lebih”,

              “Apalagi seperti Raden Mas yang masih sehat dan masih jelas bicaranya”,

              “Tetanggaku saja usianya belum ada lima puluh tahun sudah terkena stroke”,

              “Ya tidak usah jauh-jauh, aku dari tadi belum berhenti saja juga sudah pegel-pegel”,

              Seperti itulah suasana obrolan di tempat Katering Emil. Persiapan sebelum besok pagi mereka berangkat ke rumah Raden Mas.

              Menu pesanan yang harus dibuat untuk besok adalah nasi tumpeng komplit sebagai pengganti kue ulang tahun. Kemudian beraneka macam masakan khas nusantara seperti sate, soto, gulai, dawet ayu dan masih banyak lagi.

              Ditambah 300 nasi kotak plus snack untuk dibagikan kepada para tetangga.

              Besok pagi Ayu dipercaya untuk menjadi ketua tim Katering Emil. Paman Ayu selaku pemilik usaha percaya kepada keponakannya yang sudah lebih dari dua tahun ikut dengannya. Terlebih Ayu adalah keluarga sendiri.

              Sementara itu paman Ayu besok tidak bisa ikut ke tempat Raden Mas karena paman Ayu sudah dua hari ini sakit panas.

              “Yuk, besok paman minta tolong ya?”,

              “Kamu koordinasi teman-teman yang lain”,

              “Paman tidak bisa ikut”,

              “Kamu pasti bisa”,

              “Kurang lebih sama seperti acara-acara hajatan yang lain”,

              Paman Ayu berpesan kepada tangan kanannya. Ayu sendiri tidak terlalu khawatir karena memang Katering Emil sudah sering ditanggap untuk acara kawinan, ulang tahun, bahkan sampai acara kematian.

              Katering Emil sedang top-topnya di kota Sukarkarta. Banyak yang mengantri ingin menggunakan jasa mereka karena kualitas rasa makanan yang enak dan pelayanan mereka yang memuaskan.

              Selain Ayu yang sudah berpengalaman. Teman-teman Ayu di katering Emil pun juga sudah terbiasa untuk bekerja dengan penuh tekanan.

              Paman Ayu sendiri menaruh harapan besar kepada Ayu. Paman Ayu melihat keponakannya itu sebagai sosok penerus yang pas untuk memegang tampuk kepemimpinan di usaha jasa boga yang sudah lama dirintisnya.

               Karena anak tertua dari paman Ayu sendiri yang diharapkan untuk meneruskan bisnis keluarga justru memilih berkarir di bidang yang lain.

              Padahal nama anaknya Emil. Nama yang sama yang dipakai sebagai brand usaha keluarga mereka Katering Emil.

Pesta Ulang Tahun

Pagi-pagi buta semua anggota tim Katering Emil yang sudah dijadwalkan untuk berangkat ke rumah Raden Mas berkumpul.

              Sebelum tancap gas mereka memastikan semua barang-barang dan makanan yang harus dibawa sudah masuk ke dalam mobil. Tidak boleh ada yang tertinggal.

              Ayu sebagai ketua tim bertanggung jawab dari mulai berangkat sampai nanti pulang semua urusannya berjalan lancar. Katering Emil di hari ulang tahun Raden Mas yang ke 120.

              “Sudah lengkap semua ya?”,

              “Semua sudah masuk mobil”,

              “Jangan sampai ada yang ketinggalan”,

             “Berangkat”,

              Setelah memastikan tidak ada yang kurang Ayu dan teman-temannya pun berangkat. Menuju ke kediaman Raden Mas di kaki gunung. Di sana Katering Emil akan bekerja hari ini.

              Makanan yang berkuah dan minuman yang manis-manis. Semuanya dipacking dengan aman supaya tidak sampai tumpah. Perjalanan ke rumah Raden Mas banyak tanjakan dan lumayan curam.

              Hari ini bukanlah kali pertama Katering Emil bekerja untuk keluarga Raden Mas. Beberapa tahun silam paman Ayu pernah diminta menyediakan katering untuk pernikahan cucu pertama Raden Mas.

Dan jauh sebelumnya lagi paman Ayu juga pernah diminta untuk menyediakan katering untuk acara khitanan cucu Raden Mas. Waktu itu belum memakai nama Katering Emil.

Keluarga Raden Mas benar-benar sudah percaya dengan usaha katering yang dikelola oleh paman Ayu.

Hari ini adalah hari pembuktian bagi Ayu.

Ayu harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk keluarga Raden Mas. Dan juga membayar kepercayaan yang telah diberikan oleh sang paman kepadanya.

*

              Syukurlah semua berjalan dengan baik.

              Acara HUT ke 120 Raden Mas berlangsung meriah dengan dihadiri keluarga besarnya. Dari anak-anak Raden Mas sampai cucu-cucu Raden Mas semuanya hadir.

              Kerukunan keluarga besar Raden Mas tercermin dari kumpul-kumpul mereka yang diwarnai dengan penuh gelak tawa.

Tidak diizinkan masalah kehidupan untuk dibahas di acara suka ria di hari itu. Semua orang harus ikut bergembira.

              Begitu juga dengan Ayu dan teman-temannya. Katering Emil sukses memuaskan tamu-tamu yang datang.

              Sejak mereka tiba di rumah Raden Mas sampai mereka berkemas untuk pulang. Semuanya berjalan lancar untuk Ayu dan teman-temannya tanpa kendala yang berarti.

              Katering Emil laris manis. Hidangan mereka habis dimakan tanpa ada yang tersisa sia-sia untuk dibuang.

Mereka mendapatkan pujian langsung dari yang punya acara.

              “Seperti biasa masakan kalian enak-enak”, kata Raden Mas.

*

              Malam hari di rumah Ayu,

              Biar pun sudah sampai di rumah. Ayu masih saja terngiang-ngiang dengan acara hari ini di rumah besar itu.

              Ada sebuah momen di rumah Raden Mas yang membuat Ayu tidak bisa tidur sampai larut malam. Ayu begitu kepikiran dengan kejadian itu.

              Momen itu terjadi setelah jam makan siang sudah berakhir. Ada sesi untuk Raden Mas bersama cucu-cucunya.

              Di sebuah ruangan khusus yang tampaknya adalah ruang kerja Raden Mas. Ada anak-anak kecil di dalam sana begitu juga dengan Raden Mas.

              Dan di dalam sana juga ada Ayu yang masuk ke dalam ruangan itu dengan membawa nampan berisi es krim untuk cucu-cucu Raden Mas.

              Raden Mas membuka sebuah gulungan yang sudah terlihat usang. Rupanya setelah dibuka ada gambar sebuah peta di dalam gulungan tersebut.

              Peta itu serupa dengan peta tanah air namun ada sedikit berbeda. Begitu lah Ayu melihatnya.

              Raden Mas pun mulai bercerita kepada cucu-cucunya;

              “Ada yang tahu ini apa?”,

              “Peta kek”,

              “Betul sekali ini peta”,

              “Ada yang bisa tebak ini peta apa?”,

              “Peta perang kek”,

              “Peta dinosaurus kek”,

              “Jawaban kalian kurang tepat”,

              “Mau kakek kasih tahu?”,

              “Ini adalah peta harta karun raja-raja”,

              “Peta ini diwariskan secara turun-temurun kepada kakek dari leluhur kakek para raja-raja”,

              “Harta karunnya apa kek?”,

              “Harta karun itu apa kek?”,

              “Siapa yang bisa menemukan harta karun di dalam peta ini”,

              “Ia akan menjadi kaya raya layaknya seorang raja”,

              “Dahulu kakek sempat membawa peta ini kepada petinggi negara”,

              “Tidak hanya satu kali”,

              “Berkali-kali”,

              “Kakek meminta dibentuk tim ekspedisi untuk mencari harta karun di dalam peta ini”,

              “Jika harta karun di dalam peta ini bisa ditemukan maka negara ini tidak perlu berhutang lagi”,

              “Secuil saja dari harta karun di dalam peta ini sudah bisa dipakai untuk melunasi hutang-hutang negara yang jumlahnya sekarang sudah semakin tidak terbendung”,

              “Tapi sayangnya tidak ada yang benar-benar percaya kepada kakek”,

              “Tidak ada yang percaya dengan peta harta karun raja-raja ini”,

              “Raja-raja pendahulu bangsa ini sudah tahu jika suatu hari negara ini akan kepayahan”,

              “Raja-raja pada masa itu mengumpulkan harta-harta mereka dalam jumlah yang tidak terhingga dan menyimpannya untuk menyelamatkan masa depan”,

              “Harta-harta itu dikubur di suatu tempat”,

              “Dan peta harta karun ini lah satu-satunya petunjuk untuk menemukan harta karun raja-raja peninggalan nenek moyang kita”,

              “Sekarang sudah waktunya”,

“Harus ada yang mencarinya”,

              “Demi kesejahteraan bangsa”,

              Mendengar perkataan Raden Mas, anak-anak kecil itu tidak terlalu begitu memahami. Mereka justru lebih serius makan es krim.

              Hanya Ayu di dalam ruangan itu yang benar-benar mendengarkan Raden Mas.

              Pandangan mata Ayu tidak pernah lepas dari peta harta karun itu.

Jiwa Ayu serasa terpanggil untuk menemukan harta karun peninggalan para raja-raja.

Peta Kuno

Ayu benar-benar sudah tersihir.

              Bagaimana jika ia berhasil menemukan harta karun raja-raja?

              Yang ada di otak Ayu seharian cuma itu saja.

              Jika, seandainya, apabila, dan kalimat-kalimat pengandaian lainnya.

              Seandainya Ayu bisa memiliki harta karun yang berlimpah itu. Pasti hidup Ayu tidak akan pernah susah lagi.

              Bayangkan saja, Raden Mas bilang sedikit dari harta karun itu bisa untuk melunasi hutang negara yang sudah mencapai angka ribuan triliun.

              Kira-kira mau buat apa uang sebanyak itu?

              Ayu ingin mempunyai maskapai kapal pesiar. Ia juga mau memberikan makan gratis kepada orang-orang yang tidak mampu.

              Tentu saja makanannya akan ia pesan dari Katering Emil.

              Ayu senyam-senyum sendiri ketika mengkhayalkan semua itu. Ini semua gara-gara peta harta karun yang ia temui di rumah Raden Mas.

              Raden Mas begitu yakin dengan kebenaran peta harta karun itu. Tapi apakah semua yang dikatakan oleh Raden Mas kemarin itu benar-benar nyata?

              Atau kah hanya sekedar dongeng hiburan untuk cucu-cucunya?

              Tapi masak iya Raden Mas berbohong? Apalagi sampai bawa-bawa nama negara dan sumpah.

              Raden Mas merupakan keturunan terakhir darah murni bangsawan kerajaan.

              Ayu yang penasaran setengah mati mau mencari tahu kebenarannya. Ia harus membuktikannya.

*

              Pada sore harinya setelah satu hari berlalu dari perayaan ulang tahun yang ke 120 Raden Mas. Ayu mendatangi tempat Katering Emil.

              Tapi kali ini ia sedang tidak ingin membahas soal makanan. Di rumah itu ia mau bertemu dengan Emil anak dari paman Ayu.

              Sepupu Ayu itu bekerja berangkat pagi pulang sampai di rumah sore hari. Emil adalah seorang pegawai kontrak dengan bayaran yang masih kecil.

              Emil adalah sosok yang tepat untuk Ayu temui tentang masalah ini. Karena secara kebetulan Emil adalah seorang pengajar geografi yang menggilai sejarah.

              “Emil, ikut aku ke rumah”,

              “Ada yang mau aku kasih tunjuk sama kamu”,

              Ayu mengajak Emil ke rumahnya yang bersebelahan.

Ayu harus mendatangi Emil secara langsung. Karena Emil punya kebiasaan cuek terhadap notifikasi yang dianggapnya tidak penting.

              “Mau apa Yuk?”,

           “Komputer mu ngelag lagi?”, tanya Emil.

              “Penting”, jawab Ayu.

              Ayu mengajak Emil masuk ke dalam kamarnya. Dua bersaudara itu memang sudah sangat akrab sedari cilik. Ditambah lagi mereka juga sebaya.

              Di dalam kamar Ayu menceritakan semua yang didengarnya dari Raden Mas kemarin. Perihal peta harta karun raja-raja.

              Gulungan itu tidak lebih dari lima puluh centimeter. Jika dibentangkan lebarnya kurang dari satu meter.

              Gulungan itu terbuat dari kulit binatang yang sudah usang berwarna kecoklatan.

              Di dalamnya terbentang gambar sebuah peta.

Sekilas tampak peta itu merupakan peta negeri ini. Tapi ada perbedaan di bentuk pulau-pulaunya yang lebih lebar dan jarak antar pulau yang lebih berdekatan.

              Pulau-pulau itu tergambar dengan warna cokelat yang lebih tua.

              Lalu dimanakah letak harta karun itu?

              Ada sebuah garis hitam yang menghubungkan titik-titik bulatan hitam hingga bermuara di sebuah jantung lokasi yang ditandai dengan menggunakan warna merah.

              Dari satu titik bulatan hitam ke titik bulatan hitam yang lain, garis hitam bertanda panah itu menunjukkan arah jalan sampai ke titik merah yang diyakini sebagai titik tujuan.

              Di setiap titik-titik bulatan hitam itu ada sebuah kalimat yang ditulis menggunakan bahasa aksara kuno.

              Titik-titik itu adalah tempat yang harus dilalui. Garis hitam itu adalah petunjuk jalannya. Gambar atau titik merah itu adalah tempat harta karun itu berada.

              “Apa kamu yakin Yuk?”, tanya Emil.

              “Aku yakin Mil”,

              “Kita harus pergi mencari harta karun ini”,

              “Apa kamu mau hidup sampai tua seperti sekarang ini?”,

              “Hidup kita ini susah Mil”,

              “Ini adalah satu-satunya peluang emas untuk kita bisa hidup enak”,

              “Jika berhasil menemukan harta karun ini kamu tidak perlu lagi berangkat pagi pulang sore untuk memikirkan anak-anak orang itu sampai pusing”, kata Ayu.

              “Kalau begitu aku ikut Yuk”,

              “Mari kita pergi mencari harta karun ini”,

“Aku sudah bosan hidup miskin”, jawab Emil.

Sama seperti sepupu yang mengajaknya, Emil pun tergiur dengan iming-iming harta yang berlimpah. Kesempatan kebebasan finansial ada di hadapan mata.

Jika berhasil menemukan harta karun itu yang pertama ingin Emil lakukan adalah mengembalikan sepeda motor kredit yang belum lunas diangsurnya.

Bahkan upah Emil yang sekarang tidak cukup untuk membayar angsuran bulanan sehingga ia terpaksa meminta tambahan uang dari kedua orang tuanya.

Jika punya duit banyak Emil ingin membeli motor gede impiannya.

Bagaimana Ayu bisa menghafal dengan seksama peta harta karun di rumah Raden Mas?

Jawabannya karena Ayu membawa pulang peta harta karun milik Raden Mas ke rumahnya.

Ayu mencuri peta harta karun raja-raja.

Gulungan kulit binatang itu Ayu samarkan dengan peralatan-peralatan katering untuk bisa ia bawa pulang.

Ayu pun menunjukkan peta yang selama seharian penuh selalu berada dalam pengawasannya itu kepada Emil.

“Ini peta kuno Yuk”,

“Ini memang peta tanah air”,

“Tapi ini bukan peta seperti peta yang sering kita pelajari di sekolah”,

“Peta harta karun ini adalah peta bawah tanah”, terang Emil.

“Tulisan itu bunyinya apa?”,

Ayu bertanya kepada Emil tentang judul di peta itu. Emil pun bisa membaca tulisan-tulisan bahasa aksara lama tersebut.

“Harta Karun Raja-Raja”,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!