Di sebuah ruangan, ada seorang wanita yang sedang menangis sesenggukkan dan di sebelahnya ada seorang laki-laki yang sedang menenangkannya sambil meminta maaf.
"Suci maafkan aku" ucap Irwan sang lelaki
"Aku tidak bisa menikahimu" ucap Irwan lagi
"Kenapa kau tidak bisa menikahiku Wan?" tanya Suci
"Karena aku harus menikahi Rosa, saat ini dia sedang hamil" ucap Irwan
"Tapi aku juga sedang hamil Wan" ucap Suci
"Maafkan aku" ucap Irwan yang hanya bisa meminta maaf
"Lalu bagaimana nasibku dan nasib bayi ini hah?, apakah aku harus menggugurkannya?" tanya Suci
"Tidak, kau tidak boleh menggugurkan anak kita" ucap Irwan
"Kau harus melahirkannya dan merawatnya dengan baik" ucap Irwan lagi
"Aku akan membiayai semua kebutuhanmu dan semua kebutuhan anak kita, setiap bulan aku pasti akan mengirim uang ke rekening tabunganmu" ucap Irwan lagi
"Uang saja tidak cukup Wan" ucap Suci
"Anak ini juga butuh sebuah status" ucap Suci lagi
"Apakah kau tahu, jika anak kita lahir tanpa nama seorang ayah di akta kelahirannya, apa kata orang nanti?" ucap Suci
"Pasti nanti aku dan anak kita akan jadi bahan olok-olokkan semua orang" ucap Suci lagi
"Bisakah kau menahannya untuk sementara waktu!" ucap Irwan
"Suatu hari nanti, jika aku sudah mempunyai kekuasaan, aku akan kembali kepelukkanmu lagi, dan akan hidup bahagia bersama anak kita untuk selamanya" ucap Irwan lagi
"Tapi kapan Wan?" tanya Suci
"Aku tidak tahu pastinya kapan, tapi percayalah bahwa aku akan kembali kepelukkanmu lagi" ucap Irwan
"Dan ingatlah, di hatiku hanya engkaulah satu-satunya wanita yang aku cintai seumur hidupku" ucap Irwan
"Jika hanya aku satu-satunya wanita yang kamu cintai, lalu kenapa sekarang kau malah lebih memilih Rosa untuk kau nikahi?" tanya Suci
"Karena aku membutuhkan bantuan dari Ayahnya Rosa untuk mengembangkan perusahaanku supaya bisa tumbuh lebih besar lagi" ucap Irwan
"Apakah kekayaanmu saat ini masih belum cukup Wan?" tanya Suci
"Suci, aku mohon kamu ngertiin aku ya!" ucap Irwan
"Ini juga demi masa depan kita dan anak kita" ucap Irwan
"Tolong tahan sementara saja yah" ucap Irwan
Suci hanya terdiam saja sambil menangis
"Sekarang aku harus pergi ya, karena sebentar lagi acara pernikahanku dengan Rosa akan segera di gelar" ucap Irwan
"Kamu di rumah saja, dan jangan datang ke acara resepsi pernikahanku" ucap Irwan
Tapi saat Irwan akan meninggalkan ruangan ini, Suci menahan kepergiannya Irwan
"Tidak, kamu tidak boleh pergi Wan" ucap Suci sambil memegangi lengannya Irwan dengan sekuat tenaga
"Suci, tolong lepaskan aku" ucap Irwan sambil berusaha melepaskan cengkraman tangannya Suci
"Tidak, aku tidak akan melepaskannya" ucap Suci
"Lepaskan" ucap Irwan
Meskipun tangan Suci mencengkram erat lengan Irwan, tapi apalah daya kekuatan Irwan jauh lebih besar, sehingga cengkraman tangan Suci mudah untuk di lepaskan.
"Maafkan aku" ucap Irwan yang kini lengannya sudah lepas dari cengkraman tangannya Suci, setelah mengucapkan kata maaf, Irwan langsung berlari pergi meninggalkan Suci yang sedang menangis sesenggukkan.
"Irwan, Irwan" teriak Suci memanggil-manggil nama kekasihnya yang saat ini sedang berlari meninggalkannya.
Sore harinya, Irwan dan Rosa telah menjadi sepasang suami istri yang sah, mereka berdua larut dalam tawa kebahagiaan, sedangkan Suci saat ini hanya bisa menangisi pernikahannya Irwan dengan Rosa.
***
Setelah Irwan menikah dengan Rosa, nasib buruk terus-menerus mendatangi Suci secara bertubi-tubi, di mulai dari kedua orangtuanya yang sudah tidak menganggap lagi Suci sebagai anaknya, lalu dia di usir dari rumah, di tempat tinggal barunya, Suci selalu di gunjingkan oleh warga sekitar, di tambah lagi Irwan tidak pernah datang menjenguknya, dan ketika Suci akan melahirkan anak yang sedang di kandungnya, dia hanya seorang diri, tidak ada seorangpun yang menemaninya di rumah sakit.
Di waktu yang bersamaan, Rosa juga sedang melahirkan anak yang sedang di kandungnya di rumah sakit yang sama dengan Suci, anaknya Suci dan anaknya Rosa lahir dalam waktu yang bersamaan, tangisan pertama bayinya Rosa di sambut suka cita oleh seluruh anggota keluarga Azura, sedangkan tangisan pertama bayinya Suci di sambut oleh tangis kesedihannya Suci dan dendam kesumatnya.
Saat Rosa memandangi bayi yang sedang berada di dalam pangkuannya, ekspresi wajahnya Rosa di penuhi dengan raut kebahagiaan
"Anakku yang cantik, Bunda akan memberimu nama Zoriontasuna Azura, yang artinya kebahagian di keluarga Azura" ucap Rosa
Di lain tempat, Suci memandangi bayi yang sedang berada di dalam pangkuannya dengan ekspresi wajahnya yang di penuhi rasa amarah dan penuh dendam
"Anakku, suatu hari nanti kau harus membalaskan semua dendam ibumu ini kepada keluarga Azura karena telah merampas semua kebahagian kita berdua, jadilah kesulitan untuk keluarga mereka, dan mulai saat ini namamu adalah Zoritxarrean Azura yang artinya kesulitan untuk keluarga Azura" ucap Suci
Hari-hari berlalu bergitu cepat dan tidak terasa kini 6 tahun telah berlalu, anaknya Rosa yang sering di panggil Suna, hidupnya penuh dengan kebahagiaan, sedangkan anaknya Suci yang nama panggilannya Rean, hidupnya penuh dengan kesengsaraan karena semua teman-temannya selalu mengolok-ngoloknya yang lahir tanpa seorang ayah, Rean sering kali di panggil oleh anak-anak lainnya dengan sebutan anak haram, akhirnya Rean di pindahkan sekolahnya ke sekolah dasar yang hanya di huni oleh para kalangan atas saja, meski Rean sudah pindah ke sekolah dasar kalangan atas, dia masih mendapatkan olok-olokkan, karena salah satu orang tua murid di sekolah itu, ada yang tidak suka dengan Suci dan kebetulan dia mengetahui bahwa anaknya Suci tidak mempunyai seorang ayah, akhirnya dia menyebarkan rumor melalui anaknya yang sedang bersekolah di sekolah itu, agar memberitahu teman-temannya bahwa Rean itu anak haram dan tidak mempunyai seorang ayah.
Setelah rumor buruk itu menyebar, Rean langsung menjadi bahan olok-olokkan teman-teman sekelasnya, bahkan teman yang duduk sebangku dengannya memilih untuk pindah dari tempat duduknya saat ini karena tidak mau lagi berteman dengan Rean. Rean hanya bisa menangis seorang diri dalam keadaan diam.
Di ujung kelas, ada seorang anak perempuan yang menatap Rean dengan tatapan iba, perlahan dia mengambil tasnya dan berjalan menuju mejanya Rean, kemudian anak perempuan itu mulai duduk di bangku sebelahnya Rean.
Rean langsung menatap anak perempuan yang kini sedang duduk di sebelahnya, dan anak perempuan itu hanya tersenyum manis ke arah Rean.
"Kenapa kamu duduk di sebelahku?" tanya Rean
"Karena aku ingin" jawab anak perempuan itu
"Apakah kau tidak malu duduk bersebelahan denganku?" tanya Rean
"Kenapa aku harus malu?" tanya anak perempuan itu
"Karena aku anak haram" jawab Rean
"Kamu bukan anak haram, karena kata guru ngajiku, semua anak di dunia ini lahir dalam keadaan suci" ucap anak perempuan itu
"Perkenalkan namaku Suna" ucap anak perempuan itu sambil tersenyum
"Namamu siapa?" tanya Suna
"Namaku Rean, Zoritxarrean Azura, itu nama lengkapku" jawab Rean
"Wah, namanya mirip sama nama lengkapku" ucap Suna
"Benarkah?" ucap Rean
"Iya, nama lengkapku itu Zoriontasuna Azura" ucap Suna sambil tersenyum
"Jika ada orang yang mendengar nama lengkap kita, pasti mereka akan mengira bahwa kita adalah adik kakak" ucap Suna
"Oh iya, bagaimana kalau mulai saat ini kamu menjadi saudaraku!, kamu mau kan?" tanya Suna
"Iya, aku mau" jawab Rean dengan wajah penuh senyuman
Setelah hari pertama perkenalan antara Rean dan Suna, hari-hari berikutnya Suna selalu berada di sisinya Rean, selalu mendampinginya ketika berada di sekolah, Suna tidak pernah memperdulikan olok-olokkan teman-temannya tentang Rean, bahkan ketika teman-temannya Suna mengajaknya untuk menjauhi Rean, dengan tegas Suna menolaknya.
Suatu hari, Mamanya Rean dan Bundanya Suna telat menjemput anak-anak mereka di sekolah, sehingga membuat Rean dan Suna menjadi siswa dan siswi satu-satunya yang masih tertahan di tempat tunggu jemputan di sekolah itu.
Ketika Rean dan Suna sedang bermain sambil menunggu kedatangan orang tua mereka masing-masing, tiba-tiba air hujan turun dari langit, Suna yang sangat menyukai hujan, langsung mendekat ke arah tritikan air hujan, lalu mengulurkan tangan sebelah kirinya ke dalam guyuran hujan untuk merasakan dinginya air hujan itu, Rean juga ikut mendekat ke arah tritikkan air hujan itu dan ikut mengulurkan tangan sebelah kanannya untuk terguyur air hujan.
Posisi tubuh antara Suna dan Rean saling bersebelahan, Rean memperhatikan ekspresi wajah Suna dari samping, dan Rean ikut tersenyum saat melihat Suna yang saat ini sedang tersenyum memandangi air hujan yang sedang membasahi tangan kirinya Suna, kini Rean juga ikut menikmati dinginnya air hujan yang sedang membasahi tangan kanannya.
Tiba-tiba ada sebuah mobil bercat hitam berhenti di depan pintu gerbang sekolah itu, dan seorang wanita keluar dari dalam mobil itu sambil bernaung di bawah payung yang ia pakai, wanita itu berjalan tergopoh-gopoh mendekat ke arah pintu gerbang sekolah itu, pintu gerbang itu pun langsung di bukakan oleh sang penjaga pintu gerbang karena dia mengenali wanita tersebut.
Setelah memasuki pintu gerbang, wanita itu meletakkan payungnya di dekat pos penjaga pintu itu, lalu ia mulai berjalan mendekat ke arah anak perempuannya yang sedang berdiri di dekat tritikkan air hujan.
"Suna" ucap wanita itu yang ternyata adalah Rosa, ibundanya Suna
Suna yang mendengar namanya di panggil, segera menoleh ke arah sumber suara
"Bunda" ucap Suna ketika melihat ibundanya telah datang menjemputnya
"Bunda minta maaf ya sayang karena telat menjemput kamu" ucap Bunda Rosa
"Iya tidak apa-apa Bunda" ucap Suna
"Ya sudah kalau begitu mari kita pulang" ucap Bunda Rosa
"Bunda, kita pulangnya nanti saja ya!, soalnya temannya Suna kasihan jika harus menunggu sendirian saja disini" ucap Suna
"Iya sayang, kita pulangnya nanti saja" ucap Bunda Rosa
Kini Bunda Rosa, Suna, dan Rean sudah duduk di sebuah kursi memanjang, Bunda Rosa mulai di kenalkan oleh Suna kepada Rean.
"Bunda, kenalin ini Rean" ucap Suna
"Halo sayang, salam kenal yah" ucap Bunda Rosa
"Kenalin, nama tante, Rosa" ucap Bunda Rosa lagi kepada Rean
"Salam kenal juga tante Rosa" ucap Rean
"Oh iya, ini teman yang sering kamu ceritakan ke Bunda ya?, yang kata kamu, namanya itu mirip banget sama nama kamu" ucap Bunda Rosa kepada Suna
"Iya Bunda, ini teman yang sering aku ceritakan sama Bunda" ucap Suna
"Oh iya kalau tidak salah nama kamu itu Zoritxarrean Azura ya" ucap Bunda Rosa kepada Rean
"Iya tante, itu nama lengkap saya" ucap Rean
Tiba-tiba ada suara perempuan yang memanggil Rean sambil berjalan tergopoh-gopoh ke arah tempat duduknya Rean saat ini.
"Rean" ucap wanita itu, yang ternyata adalah Mamanya Rean, yang bernama Suci
"Mama" ucap Rean ketika melihat Mamanya telah datang menjemputnya
Saat Mama Suci menyadari bahwa di sebelah Rean ada Bunda Rosa, langkahnya langsung terhenti dan tubuhnya hanya diam terpaku ketika kedua matanya bertemu pandang dengan kedua matanya Bunda Rosa.
***
Setelah tujuh detik berlalu, Mama Suci sudah bisa menguasai dirinya kembali dari rasa keterkejutannya, perlahan dia mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah tempat duduknya Rean yang sedang duduk bersama dengan Bunda Rosa dan Suna.
"Suci" ucap Bunda Rosa, dan kini tubuh Bunda Rosa sudah berdiri karena ingin mendekati sahabat lamanya ini yang sudah lama tidak pernah di jumpainya.
Bunda Rosa langsung memeluk Mama Suci dengan hangat, sedangkan Mama Suci hanya bisa tersenyum kaku ketika mendapatkan pelukkan hangat dari sahabat lamanya ini yang dahulu pernah dia khianati.
Dulu Bunda Rosa dan Mama Suci adalah sahabat karib, Bunda Rosa selalu menceritakan isi hatinya kepada Mama Suci tentang dirinya yang sedang jatuh hati kepada Ayah Irwan, akan tetapi Bunda Rosa tidak berani menyatakan perasaannya kepada Ayah Irwan, setelah mengetahui bahwa Bunda Rosa jatuh hati kepada Ayah Irwan, Mama Suci diam-diam juga ikut memperhatikan Ayah Irwan dari jauh dan mulai ikut jatuh hati juga kepada Ayah Irwan.
Suatu hari, Ayah Irwan dan Mama Suci tidak sengaja bertemu di sebuah klub malam, lebih tepatnya Mama Suci sengaja menumpahkan minuman haramnya ke tubuh Ayah Irwan yang sedang duduk bersama dengan teman-temannya, semenjak kejadian itu Mama Suci dan Ayah Irwan saling mengenal satu sama lain, akan tetapi Mama Suci merahasiakan hal ini dari Bunda Rosa, semakin lama hubungan antara Ayah Irwan dan Mama Suci berkembang dengan pesat yang pada akhirnya hubungan mereka berdua berubah menjadi sepasang kekasih.
Setelah jadian dengan Ayah Irwan, Mama Suci menceritakan hal yang sebenarnya kepada Ayah Irwan tentang sahabatnya yang bernama Bunda Rosa yang diam-diam jatuh cinta kepada Ayah Irwan, dan meminta kepada Ayah Irwan untuk merahasiakan hubungan mereka dari Bunda Rosa.
Suatu hari, Ayah Irwan berkenalan dengan Bunda Rosa melalui perantara Ayahnya Bunda Rosa yang ternyata adalah salah satu investor terbesar di perusahaannya Ayah Irwan, dan lama kelamaan hubungan Ayah Irwan dengan Bunda Rosa menjadi lebih dekat karena Ayahnya Bunda Rosa selalu mengundang Ayah Irwan untuk berkunjung ke rumahnya, atau sering mengajaknya untuk liburan bersama dengan keluarganya, pada akhirnya hubungan antara Ayah Irwan dengan Bunda Rosa berlanjut ke jenjang pernikahan, dan sampai saat ini Bunda Rosa masih tidak mengetahui tentang hubungan antara Mama Suci dengan Suaminya (Ayah Irwan).
Kembali lagi ke masa kini.
Setelah Bunda Rosa memeluk Mama Suci, Bunda Rosa mulai bertanya kepada Mama Suci yang tiba-tiba menghilang entah kemana, bahkan ketika Bunda Rosa menikah, Mama Suci tidak menghadiri acara tersebut.
"Suci, sudah lama sekali kita tidak bertemu" ucap Bunda Rosa
"Selama ini kamu pergi kemana?, kok tiba-tiba menghilang tidak ada kabar sama sekali sih" ucap Bunda Rosa lagi
Mama Suci hanya bisa tersenyum kaku ke arahnya Bunda Rosa, dengan nada suara yang gugup, Mama Suci langsung mengucapkan kata maaf kepada Bunda Rosa karena dia harus bergegas pulang ke rumah.
"Ma Maafkan aku ya Ros, a aku harus segera pulang" ucap Mama Suci
"Ayo Rean, kita pulang" ucap Mama Suci kepada Rean sambil meraih tangannya Rean dan mengajaknya untuk segera pergi dari tempat ini
Mama Suci langsung menarik anaknya berjalan menjauh dari Bunda Rosa dan Suna, Bunda Rosa dan Suna hanya bisa menatap heran ke arahnya Mama Suci yang kini sedang berjalan terburu-buru meninggalkan tempat ini dengan anaknya (Rean) .
Setelah peristiwa mengejutkan yang di alami oleh Mama Suci di sekolah dasarnya Rean (tidak sengaja bertemu dengan Bunda Rosa), membuatnya berkeinginan untuk pergi jauh meninggalkan kota J.
Mama Suci langsung menghubungi Ayah Irwan melalui telepon, setelah sebelas kali gagal menghubungi nomornya Ayah Irwan, akhirnya di percobaan ke-dua belas panggilan teleponnya di angkat oleh Ayah Irwan.
"Halo" ucap Ayah Irwan dari seberang telepon
"Halo Mas" ucap Mama Suci
"Kamu kenapa kok tiba-tiba menghubungi aku?" ucap Ayah Irwan dengan nada bicaranya yang seperti orang sedang berbisik
"Aku kan sudah bilang, jangan pernah menghubungi nomorku, biar aku saja yang menghubungi nomormu" ucap Ayah Irwan berbisik
"Maaf Mas, kali ini aku terpaksa melakukannya, karena tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Rosa di sekolahnya Rean" ucap Mama Suci
"Kok bisa?" tanya Ayah Irwan
"Aku juga tidak tahu Mas kalau anaknya Rosa ternyata sekolah di sekolah yang sama dengan Rean" ucap Mama Suci
"Terus reaksi Rosa bagaimana?" tanya Ayah Irwan
"Reaksi dia juga kaget ketika melihat kehadiranku di depannya" ucap Mama Suci
"Tapi tenang saja, Rosa masih tidak mengetahui tentang hubungan kita, dan dia juga tidak merasa curiga kepada Rean" ucap Mama Suci lagi
"Syukurlah kalau begitu" ucap Ayah Irwan penuh kelegaan
"Tapi Mas, sepertinya aku harus pergi dari kota J untuk sementara waktu, karena aku takut, Rosa lama-lama akan curiga kepada Rean, sebab wajahnya Rean ada kemiripan dengan wajahmu Mas" ucap Mama Suci
"Baiklah kalau begitu, aku akan segera mengurus kepindahanmu ke kota lain" ucap Ayah Irwan
"Terimakasih Mas" ucap Mama Suci
"Oh iya, mulai besok Rean tidak boleh berangkat sekolah lagi kesekolah itu" ucap Ayah Irwan
"Baik Mas" ucap Mama Suci
Setelah pembicaraan mereka selesai, Ayah Irwan langsung mematikan sambungan teleponnya Mama Suci, dengan segera Ayah Irwan menghubungi salah satu nomor anak buahnya dan memerintahkannya untuk mengurus kepindahannya Mama Suci dan Rean ke kota lain untuk sementara waktu.
Esok harinya, Rean tidak berangkat ke sekolah dan membuat Suna bertanya-tanya tentang alasan Rean yang tiba-tiba tidak masuk sekolah.
"Rean kok tidak masuk sekolah ya hari ini" ucap Suna kepada dirinya sendiri
"Apakah dia sakit?" ucap Suna bertanya-tanya
Sedangkan teman-teman sekelasnya Suna tidak peduli kepada Rean yang tiba-tiba tidak masuk sekolah, mereka malah senang ketika Rean tidak masuk sekolah, dan semua teman-teman sekelasnya Suna bertambah senang ketika wali kelas mereka mengabarkan bahwa Rean telah pindah dari sekolah ini ke sekolah lain.
"Yes, akhirnya anak haram itu pindah juga dari sekolah ini" ucap salah satu siswi di kelas itu yang namanya adalah Grazia
Ternyata bukan hanya siswi itu saja yang berani terang-terangan mengucapkan rasa bahagianya ketika mengetahui Rean pindah dari sekolah ini, hampir semua siswa-siswi di kelas ini juga mengucapakan kata-kata yang intinya serupa dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Grazia, dan hanya Suna satu-satunya murid yang bersedih dengan kepindahannya Rean dari sekolah ini.
Setelah Rean pindah dari sekolah ini, teman-teman di kelasnya Suna bersepakat untuk tidak berteman dengan Suna lagi sebagai bentuk hukuman karena dulu Suna selalu membela Rean si anak haram itu.
Meski Suna tidak mempunyai teman lagi di kelas itu, Suna tidak sekalipun merasa bersedih atau berkecil hati karena baginya teman-teman sekelasnya itu tidak pantas untuk di jadikan sebagai seorang teman.
***
Tujuh tahun kemudian
Semua murid SMP tingkat akhir yang berdomisili di kota J atau-pun murid dari luar kota, saat ini mereka sedang mengunjungi gedung pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda untuk mendaftarkan diri mereka supaya bisa ikut dalam ujian masuk sekolah-sekolah yang bernaung di bawah naungan Sekolah Tunas Legenda yang memiliki empat sekolah yaitu :
SMK Anggrek 2
SMK Melati 3
SMA Kenanga 4
SMA Cempaka 5
Semua murid yang ingin bersekolah di salah-satu sekolah-sekolah itu akan mengikuti tes di gedung pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda, dan nantinya murid-murid yang lolos dalam tes ujian masuk sekolah ini, akan di tempatkan di salah-satu sekolah itu, dan uniknya para siswa/siswi tidak bisa menentukan sekolah mana yang ingin mereka masuki, karena yang boleh menentukan hanyalah para pengurus pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda, yang keputusannya di ambil dari hasil/nilai ujian tes ujian masuk tersebut, akan tetapi sistem penerimaan murid di sekolah ini sangat aneh penilaiannya, dan sangat berbeda dengan sistem yang terdahulu, yang hanya mengedepankan nilai yang tinggi, sedangkan sekarang, seorang siswa/siswi yang memperoleh nilai rendah juga bisa masuk ke sekolah ini, dengan catatan, tulisan/jawaban di kertas jawaban essai bisa menyentuh hatinya para juri/penilai.
Biasanya kegiatan tes ujian masuk ke Sekolah Tunas Legenda akan berlangsung selama satu bulan, hal ini di sebabkan oleh membludaknya siswa/siswi yang ingin bersekolah di sekolah ini, selain itu kertas jawaban juga terdiri dari dua jenis, yang pertama, kertas jawaban yang bisa di nilai oleh mesin komputer, sedangkan kertas jawaban yang kedua akan di periksa secara manual oleh para juri penilai.
Setiap hari ada 400 siswa/siswi yang akan mengikuti tes ujian masuk, jika di total dalam satu bulan ada sekitar 12000 siswa/siswi yang mengikuti tes. Semua murid yang mengikuti tes akan di berikan 1004 soal, 1000 soal adalah soal pilihan ganda dan 4 soal adalah soal essai.
Tahap pertama, semua siswa/siswi akan mengerjakan/menjawab soal essai terlebih dahulu dan waktu yang di berikan untuk mengerjakan soal essai tersebut adalah selama tiga puluh menit.
Tahap Kedua, semua siswa/siswi akan mengerjakan/menjawab soal pilihan ganda yang jumlahnya 1000 soal dalam kurun waktu selama dua jam.
Semua siswa/siswi SMP tingkat akhir itu sudah mengikuti Ujian Nasional yang di adakan tiga hari yang lalu, meski pengumuman hasil UN belum keluar, semua siswa/siswi itu tetap mendaftarkan dirinya untuk mengikuti tes masuk di Sekolah Tunas Legenda, yang memang sengaja di laksanakan satu minggu setelah UN berakhir.
Sebenarnya pendaftaran bisa di lakukan secara online, akan tetapi para murid juga banyak yang memilih mendaftar secara manual.
Meski di gedung pusat Kompleks Sekolah Tunas Legenda banyak sekali murid yang sedang mendaftarkan dirinya, akan tetapi banyak juga para murid yang hanya melihat-lihat tempat ujiannya nanti, agar saat hari H mereka tidak mencari-cari nomor tempat duduk mereka, sebab nomor-nomor di bangku kursi tidak berurutan, dari nomor 1-400 semuanya di letakkan secara acak.
Dan murid-murid yang saat ini sedang melihat-lihat tempat ujian mereka nanti adalah para murid yang sudah mendaftar terlebih dahulu, dan sudah di berikan jadwal hari ujian mereka beserta nomor bangku mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!