NovelToon NovelToon

MUSUH TERINDAH

Cerita 1

Suasana diskotik yang ramai dan meriah tak membuat Adry mengalihkan konsentrasinya dari sebuah buku yang sedang dibacanya, dia bukanlah seorang kutu buku, bagi seorang Adri pengalaman yang didapat langsung dari lapangan itu yang paling utama dalam dia belajar, tapi dia juga tahu dari buku dia mendapatkan banyak ilmu. Adry sedang berencana membangun bisnis baru yang bersih di negaranya yang sekarang. Sejak dia lari dari kekuasaan ayahnya di Itali dan datang ke negaranya yang sekarang di dunia gelap dia terkenal sebagai seorang cybercrime, masalah menyusup, memata-matai, merubah atau memalsukan data, menyebarkan virus bahkan melumpuhkan target dalam jaringan internet dan komputer Adry adalah ahlinya, dalam bidang ini dia terkenal sangat cerdik, licik dan lihai  dan Adry sangat menyukai bidang ini. kemampuannya itu membuatnya punya banyak teman dan koneksi bahkan lawan di dunia hitam. Adry bukanlah tipe orang yang bisa dikendalikan atau dikuasai, jiwa pemimpinnya selalu bisa membuatnya menguasai orang disekitarnya, anak buahnya tidak banyak tapi mereka setia, patuh dan segan padanya, sedangkan untuk lawan Adry bukanlah tipe orang yang suka mencari lawan, baginya selama mereka tidak mengganggunya semua bisa diterima, tapi Adry tetap ditakuti karena kemampuannya menghancurkan lawan-lawannya dengan kejam dan mengerikan tanpa harus terlibat langsung, bagi Adry dia tak peduli kalau ada yang mengatakan dia pengecut karena cara kerjanya menghancurkan lawan dari tempat tersembunyi seperti tikus got dengan menggunakan otak dan kemampuan jarinya dia bisa menghancurkan lawannya dengan cepat dan mudah, baginya cara apapun dihalalkan selama kemenangan didapatkan. Walaupun begitu Adry bukanlah orang yang tidak bisa berkelahi, kemampuan bela dirinya diatas preman-preman pasar.

Adry Brama, itu nama yang dia pakai di negara ini seorang pemuda berusia hampir 28 tahun, tubuhnya tinggi berotot dengan bahu yang lebar sangat mengintimidasi, sedangkan wajahnya selalu terlihat dingin, serius dan menakutkan, walaupun begitu wajah tampannya selalu digemari para perempuan.

Hari itu Adry sedang menunggu salah satu kliennya di bar dan diskotik miliknya, ditemani dua orang anak buahnya Adry duduk sambil membaca buku disalah satu sudut yang disediakan buatnya, dari sudut itu dia bisa melihat semua bagian dari bar dan diskotik miliknya itu. Tanpa sengaja saat dia sedang berusaha memahami maksud dari paragraf yang dibacanya dia melihat seorang wanita cantik masuk bersama dengan seorang laki-laki yang telah Adry kenal, kedua alis Adry sedikit mengerut, dia terdiam sesaat, melihat itu kedua anak buahnya langsung melihat ketempat yang sama yang dilihat Adry.

"Cantik ya bos.. kayak artis.. tapi sayang dia udah punya pacar." komentar Theo salah satu anak buahnya Adry.

"Sial.... pacar gadis itu si Reyn!" tambah Bram anak buah Adry yang lain.

"Tapi kalau bos suka, kita bisa mengatur supaya gadis itu.." kata Bram lagi

"Aku nggak suka, dia terlalu kurus untuk ku tiduri" potong Adry dan kembali membaca bukunya.

"Tapi cara bos memandangi gadis itu tadi seperti sedang terpesona.." Theo tersenyum tak percaya yang dikatakan bosnya.

"Benar.. aku juga tadi sempat melihat ada air liur meleleh dari.." kata Bram tapi tak dilanjutkan karena Adry telah menatapnya dengan tatapan tajam dan menakutkan. Dua anak buah Adry senyum-senyum merasa bersalah.

"Suruh anak buah mu mengawasi si Reyn dan gadis itu.." kata Adry pada Theo sesaat setelah tadi dia terlihat menakutkan, dan dia kembali melihat ke buku yang sedang dibacanya.

"Baik bos.." kata Theo dan tersenyum.

"Bos.. Apa kita juga perlu untuk mencari tau tentang gadis itu ?" tanya Bram

"Jangan coba-coba kalian lakukan itu!!! ku peringatkan kalian masalah gadis ini tak boleh ada yang tau.." kata Adry sedikit mengancam.

"Okay bos.. kami mengerti" kata Bram dan Theo hampir bersamaan mereka tahu bos mereka sedang serius.

 

Jessica Ayudisa seorang gadis berusia 24 tahun, panggilan sehari-harinya Jessi, wajahnya cantik dan enak di pandang, rambutnya lurus sebahu. Tingginya 163 cm untuk cewek pada umumnya dia bisa dibilang tinggi, tapi karena tubuhnya yang tinggi itu makanya dia terlihat kurus. Keseluruhan fisik gadis itu sebenarnya bisa membuatnya menjadi seorang artis atau bisa juga model, tapi kesederhanaannya membuat gadis ini berbeda. Dia baru datang dari kota kecil tempat tinggalnya selama ini, orang tuanya telah lama meninggal dunia,  dia dibesarkan dan tinggal dengan neneknya, kemudian setelah neneknya meninggal dunia juga, dia di bawa pacarnya ke kota besar. Dan disinilah dia sekarang mengikuti pacarnya Reyn di dalam sebuah bar dan diskotik.  Dia terlihat gelisah karena ini pertama kalinya dia datang ketempat seperti ini. Dia baru saja lulus kuliah sebagai seorang arsitek dan datang ke kota ini karena dijanjikan oleh pacarnya untuk bekerja di perusahaan besar sebagai seorang arsitek, seperti yang selama ini dia impikan, menjadi perancang untuk membangun gedung-gedung.

 "Sayang.. kenapa kita ke tempat seperti ini? Disini berisik sekali, telingaku jadi sakit.." kata Jessi tersenyum memohon pada pacarnya. Jessica dan Reyn telah menjalin hubungan pacaran hampir 8 tahun sejak Jessi masih duduk di SMU. Reyn adalah cinta pertama Jessica dan juga cinta sejatinya itu yang selalu dirasakan dan dikatakan Jessica pada orang-orang, selain itu juga jessica berutang budi pada Reyn, karena setelah Reyn bekerja di kota besar dia banyak membantu membiayai kuliah Jessica.

"Bisa kamu diam nggak sih.. aku ini lagi kerja. Jangan banyak protes, ikut saja" kata Reyn kasar, dan Jessica dengan patuh mengikuti pacarnya. Jessica telah paham betul dengan sifat Reyn, dia kadang kasar, tapi juga kadang sangat manis dan penyayang, walaupun sifat Reyn seperti itu Jessica tetap sangat mencintai Reyn. Mereka memasuki sebuah ruangan dan didalam ruangan itu telah duduk tiga orang laki-laki ditemani dua orang perempuan cantik.

"Halo semua maaf terlambat.." sapa Reyn pada penghuni ruangan itu.

"Eh Reyn.. apa kabar? waaah cewek yang kamu bawa kali ini cantik banget.. " kata salah seorang kolega Reyn itu.

"Kabar baik bos.. terima kasih bos atas pujiannya.. dia pacarku bos.." kata Reyn dan kemudian berbisik kepada Jessica.

"Kamu duduk di samping bos ku itu dan bantu dia menuangkan minumannya" Reyn memberi perintah.

"What... kamu gila Reyn.. kenapa harus aku.." protes Jessica

"Dengarkan perkataan ku atau ku pukul kamu.." kata Reyn mengancam, Jessi ingin protes lagi tapi dia tau itu didepan banyak orang, dia tak ingin memulai pertengkaran. Akhirnya dengan patuh dia mengikuti perintah Reyn.

 

Cerita 2

Jessica merasa tak mengerti dengan apa yang dilakukan Reyn sekarang ini, Reyn yang biasanya akan sangat cemburu pada Jessica apabila dia duduk ataupun berada didekat laki-laki lain, walaupun Reyn tahu itu adalah temannya Jessica, demikian juga pada orang asing yang duduk disampingnya saat di kendaraan umum atau ditempat umum lainnya, pokoknya yang berjenis kelamin laki-laki tidak boleh berdekatan dengan Jessica, Reyn begitu posesif. Kali ini dia membiarkan Jessica duduk di samping laki-laki lain bahkan menyuruhnya menuangkan minuman untuk laki-laki itu, Jessica berusaha memahami pikiran Reyn, pasti karena orang ini sangat penting buat Reyn pikir Jessica. Dengan agak takut Jessica ingin melihat laki-laki yang disampingnya itu seperti apakah orangnya, dan sial buat Jessica laki-laki itu sedang memandangi Jessica dengan berani dan tersenyum mesum, dia seperti sedang membayangkan sesuatu yang nakal. Melihat tingkah orang itu secara spontan Jessica melihat kearah Reyn seakan ingin mengkonfirmasi tingkah orang itu, tapi Reyn seperti tak peduli, dia sedang asik atau mungkin pura-pura asik ngobrol dengan temannya yang lainnya. Jessica jadi kecewa, dia biasanya selalu merasa senang jika Reyn cemburu dan posesif padanya karena dia merasa jadi perempuan istimewa bagi Reyn, tapi hari ini dia gelisah Reyn sepertinya tak menghargainya bahkan berkesan menjualnya. Masih dengan rasa marahnya pada Reyn tiba-tiba Jessica merasa ada sesuatu yang aneh di atas pahanya, ternyata tangan laki-laki itu sedang berusaha bergerilya diatas pahanya, menyentuh dan membelai pahanya, dan di saat Jessica sadar dengan apa yang telah dilakukan laki-laki itu secara naluri jessica menepis tangan orang itu dan otomatis berdiri dari tempat duduknya.

"Maaf.." kata Jessica sangat kesal tapi berusaha menahannya.

"Ada apa?!" tanya Reyn, dia dan semua orang yang berada ditempat itu langsung memandangi Jessica.

"Eh itu.. Itu.. Anu.." Jessica tak ingin mengatakan secara langsung apa yang terjadi, dia hanya berusaha memberitahu Reyn dengan memberi isyarat, tapi  reaksi Reyn tak seperti dugaan Jessica. Reyn menarik tangan Jessica dengan kasar keluar dari ruangan itu dan membawanya di daerah yang lebih sunyi yang tidak terlalu bising.

"APA YANG KAMU LAKUKAN, KAU MAU MEMBUATKU MALU DIDEPAN MEREKA" bentak Reyn pada Jessica,

"Orang itu melakukan pelecehan padaku dan kamu memarahiku?!"

"Dia hanya memegang paha mu bukan meniduri mu, kenapa kau begitu kasar padanya!"

"Jadi kau melihat apa yang dia lakukan?! Aku Hanya Menepis Tangannya Yang Kurang Ajar, Kau Bilang Itu Kasar!.. Reyn aku ini pacarmu bukan pelacur"

PLAAAAK.. sebuah tamparan di wajah Jessica, tapi tak berselang lama seseorang datang dan memukul wajah Reyn. Jessica yang sedang menahan rasa sakit, kaget melihat Reyn jatuh karena ditinju oleh seorang laki-laki bertubuh begitu besar dan menakutkan.

"Ku peringatkan kamu jangan membuat kekacauan disini, aku paling benci laki-laki yang memukul wanitanya.." Reyn kaget dan menahan sakit karena kena pukulan orang itu, dia hendak membalasnya tapi kemudian dia sadar siapa yang memukulnya itu

"Ini urusan antara aku dengan pacarku, ku pikir bos Adry bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain"

"Ku peringatkan Kau sekali lagi.. Jangan Membuat Kekacauan Disini, Apalagi Kalau Kau Membuat Transaksi Narkoba Ditempat ku, jangan coba-coba atau Kau Akan Tau Akibatnya" adry mengeram dengan marah, tatapannya mengancam Reyn. Dengan diam dan agak takut Reyn meninggalkan Adry dan Jessica dan kembali ke ruangannya. Setelah Reyn pergi Adry berniat menarik tangan Jessica untuk pergi tapi dengan kasar Jessica menepis tangan Adry.

"Apa yang mau kau lakukan?!" tanya Jessica dengan ketus.

"Aku hanya ingin membawamu keluar dari sini, lebih baik kamu pulang.. pacarmu itu bukan laki-laki yang baik" kata Andry tenang.

"Siapa kamu?! maaf ya aku nggak mengenalmu.. jadi jangan sok merasa dirimu baik" Jessica kesal dengan orang itu, dia telah memukul pacarnya dan masih menghina pacarnya juga. Andry kaget dengan perkataan Jessica, dia mengerutkan alisnya.

"Aku hanya berniat menolong mu.." jawab Adry tenang.

"Jadi Kau Pikir Tadi Itu Pertolongan?! Kau Tau Apa Yang Kau Lakukan ini?! Hei Brengsek!! Kau itu semakin memperkeruh masalah kami tahu, jadi tolong bos jangan sok menjadi pahlawan dalam hal ini.." Jessica marah

"Dasar manusia nggak punya otak hanya mengandalkan otot.." kata Jessica lagi dan berjalan melewati Adry yang terdiam, dia kembali ke ruangan tempat pacarnya berada. Theo yang sejak tadi berdiri tidak terlalu jauh dari bosnya kaget tapi juga merasa lucu melihat bosnya diperlakukan seperti itu.

"WHAT!!!.. waaah bos dia bukan cewek yang biasa.. para cewek biasanya akan melambung tinggi saat di bela oleh laki-laki ganteng seperti bos.." puji Theo, dan dia langsung mendapatkan tatapan tajam bosnya, tapi kali ini tatapan bosnya tak membuatnya gentar, ke inginnya untuk menceritakan kejadian itu pada Bram membuatnya bersemangat mengikuti bosnya kembali ketempat mereka tadi.

"Sepertinya bos kita kali ini kena batunya," Theo memulai gosipnya.

"Maksudnya?" tanya Bram penasaran.

" Tadi sesaat setelah mendapat laporan kalau gadis itu sedang diseret keluar ruangan oleh pacarnya, kau lihat sendiri kan bos begitu bersemangat datang ketempat itu untuk menyelamatkan cewek itu, walau harus meninggalkan buku yang lagi seru dibacanya. tapi apa yang didapat bos.. bukan ucapan terima kasih, cewek malah menyalahkan bos.. katanya bos membuat masalahnya jadi tambah keruh" Bram tertawa kecil mendengar cerita Theo itu.

"Dan tadi cewek itu juga bilang kalau bos manusia yang nggak punya otak, hanya mengandalkan otot.."

"apa?! nggak salah dengar.. Itu kalimat terlucu buat bos.." kata Bram dan tertawa, dan dia baru diam saat bosnya menatap mereka dengan tatapan tajamnya.

"Bos.. anak buah ku masih harus mengikuti cewek itu? atau kutarik saja.." tanya Theo mengalihkan cerita.

"Aku nggak menyuruhmu menarik anak buah mu, jangan membuat keputusan sendiri" kata Adry dengan tegas.

"Baik bos.." jawab dua anak buah Adry dengan patuh.

Cerita 3

"Jadi bagaimana bos kabar aplikasi penjualan yang baru diluncurkan itu?" tanya Theo, Adry baru saja keluar dari ruang kerjanya setelah hampir setengah hari hanya berada didalam ruangan kerjanya.

"Bagus semuanya lancar.. Kerja para pegawai baru itu lumayan bagus.." Adry baru saja mencoba meretas aplikasi penjualan yang baru diluncurkannya itu untuk menguji ketahanan aplikasi itu dari para hacker. Aplikasi penjualan itu adalah salah satu bisnis bersihnya.

"Dalam hal ini sepertinya aku bisa mempercayai kerja mereka"  katanya lagi dan mulai makan makanan yang telah disediakan buatnya.

"Theo.. carikan aku perempuan rasanya malam ini aku ingin bercinta.." kata Adry sambil mengunyah makanannya.

"Ok bos.. tapi gini bos, sebenarnya sejak tadi aku ingin melaporkan soal cewek yang di bar kemarin itu bos" kata Theo melapor. Adry berhenti mengunyah dan memandang Theo dengan alis berkerut.

"Hm.. kenapa dengan cewek itu?.."

"Itu bos.. tadi siang dia sepertinya habis dipukuli oleh pacarnya si reyn dan diusir dari rumahnya.."

"Trus.."

" Trus.. sampai sekarang dia masih berkeliaran bos, sepertinya dia tidak punya tujuan dan uang bos" mendengar itu adry tak berkata apa-apa, dia kembali mengunyah makanannya.

"Bagaimana bos.. apa cewek itu kita bawa pulang ke rumah aja bos?, kan bos lagi cari cewek buat ditiduri.." tanya Theo lagi. Tapi Adry masih tetap diam sampai akhirnya dia selesai makan.

"Ayo..kita temui gadis itu.." kata Adry pada akhirnya.

 

Jessica sedang duduk bersandar di ruang tunggu apotek disebuah rumah sakit umum di kota itu, dia tak tau harus kemana lagi. Siang tadi setelah Reyn sadar dari mabuknya tak berapa lama kemudian mereka mulai bertengkar, Jessica kecewa dengan kelakuan Reyn semalam, seharusnya dia membela dan melindungi Jessika dari tingkah mesum bosnya, tapi Reyn malah menyalahkan Jessica bahkan menuduhnya main mata dengan Adry laki-laki yang memukul Reyn, padahal jangankan kenal, saat Adry memukul Reyn itu, kali itu adalah saat pertama kali Jessica melihat orang itu. Reyn menjadi semakin marah pada penyangkalan Jessica dan akhirnya terjadi pemukulan serta pengusiran oleh Reyn. Jessica sebenarnya tahu di kota ini dia tidak punya kenalan apalagi keluarga, dan dia juga tak punya uang untuk menyewa kamar penginapan tapi karena sakit hati dan gengsi dia tetap pergi dari rumah Reyn, dan di sinilah dia berakhir di ruang tunggu apotek rumah sakit umum, dia masih ingat saat neneknya dirawat dirumah sakit dulu, ruang tunggu apotek di sebuah rumah sakit umum tak pernah tutup jadi dia pikir disana dia bisa beristirahat sambil memikirkan rencana selanjutnya. 

"Woi.. ngapain kamu disini?" sebuah suara membangunkan Jessica dari tidur ayamnya. Dia melihat ke orang yang membangunkannya.

"Eh kamu.." kata jessica saat menyadari siapa orang yang membangunkannya itu.

"Kamu satpam disini juga ya?" tanya Jessica.

"what!!.. sialan kamu dipukuli kayak ini.." Adry sebenarnya kesal dikatai satpam oleh Jessica tapi kekesalannya itu membuat dia menatap Jessica dan DEG.. Dia kaget dan kesal melihat wajah Jessica yang memar akibat dipukuli, tangan Adry terulur berniat menyentuh wajah Jessica yang memar, tapi lagi-lagi langsung ditepis oleh Jessica.

"Aku tadi terburu-buru dan menabrak pintu.." bohong Jessica.

"HAH?!.. kamu masih membela laki-laki brengsek itu.."Adry tertawa sumbang, merasa aneh dengan cinta Jessica.

"Halo bro.. aku nggak kenal kamu.. jangan seenaknya mengatai orang buruk.."

"Apa yang ingin kau ketahui tentang aku?" tanya Adry angkuh

"Kenapa kamu disini? Kamu mengikuti aku, Kamu menguntit aku kan?!" Jessica menatap Adry tajam dan mereka saling menatap untuk sesaat.

"Aku.. aku hanya kebetulan lewat disini.. ada kenalanku yang sakit, dan kasihan melihatmu disini"

"Kenapa kau berpikir aku kasihan?"

"Ya kasihan aja.. Lihat dirimu, dengan sebuah koper.. dan duduk hampir tertidur disini.. Kenapa nggak pulang.."

"Itu bukan urusanmu.." Jessica berhenti menatap Adry, dia mengatur posisi duduknya bersiap untuk tidur kembali dan mengabaikan Adry.

"pulanglah ke kotamu.. Reyn itu bukan laki-laki yang baik, sekedar kamu tau Reyn itu pengedar.." kata Adry suaranya sedikit menjadi lembut, dan dia mengeluarkan setumpuk uang dan meletakkannya ditangan Jessica.

"Aku ingin mengajakmu pulang ke rumahku tapi pasti kamu nggak mau.. pakailah uang itu, sewa lah kamar hotel, atau apapun yang kau mau, dan jangan lupa ke dokter, obati memar di wajahmu itu" kata Adry lagi. Jessica terdiam tak bisa berkata-kata, dia memandangi uang dan wajah Adry bergantian, takjub dengan orang aneh itu, pikirnya siapa dia kenapa rela memberinya uang sebanyak itu, padahal mereka tidak saling kenal, apakah dia orang yang berpura-pura baik, tapi akhirnya akan menjualnya? Jessica masih menatap Adry tajam.

"Apakah kamu penyihir yang memberikan permen dan kue pada dua kakak beradik kemudian setelah mereka gemuk dia memakan mereka" tanya Jessica

"Jangan ngaco, aku hanya kasihan padamu"

 "Apakah kamu mengenalku?" dan mereka kembali saling menatap, dimata Adry ada sedikit keraguan.

"Iya aku mengenalmu.. kamu pacar Reyn.. pengedar narkoba yang paling brengsek"

"bukan itu maksudku.."

"Oke.. apakah kamu mengenalku juga?" Adry balik bertanya, dan memandangi Jessica dengan angkuh.

"Baiklah uangmu aku terima. Jangan berpikir yang aneh- aneh itu karna saat ini aku memang perlu uang, tapi maaf tidak perlu sebanyak ini " Jessica mengambil sedikit uang dari tumbukan uang yang diberikan oleh Adry tadi.

"Cukup segini..yang lainnya aku kembalikan dan ku harap kamu boleh pergi, terima kasih" kata Jessica, dan dia bersiap pergi.

"ku antar kamu ke hotel.."

"Nggak perlu, aku bisa sendiri.." jawab Jessica.

"Kamu nggak takut pada preman atau orang jahat, ini sudah hampir jam 12 malam" Jessica diam, tapi tiba-tiba Jessica melakukan gerakan kaki dan menampar pipi Adry dengan kakinya, gerakannya begitu cepat, entah bagaimana dia bisa melakukan itu.

"Maaf ya.. aku bisa menjaga diriku sendiri, walaupun sudah lama aku tak latihan lagi tapi aku DAN-2 taekwondo" kata jessica percaya diri, dan berjalan meninggalkan Adry. Dengan rasa sakit dan malu Adry berjalan ke mobilnya.

"Bos.. kamu nggak apa-apa?" tanya Theo ketika Adry telah duduk didalam mobilnya , Theo tadi sempat melihat bosnya ditampar oleh Jessica dengan menggunakan kakinya.

"Ayo jalan.." kata Adry cuek.

"Dia cewek yang istimewa ya bos.."

"Aku nggak peduli.." jawab Adry ketus.

"nggak usah malu bos kalau memang suka.."

"Aku nggak suka. Dan kamu bisa diam nggak sih.." kata Adry tegas, Theo dengan patuh langsung diam, tapi dalam hatinya dia protes, kalau nggak suka, kenapa harus jauh-jauh datang kesini kalau hanya untuk memberikan uang pada cewek itu.

"Tetap suruh anak buah mu awasi dia.." kata Adry lagi.

"Baik bos.." jawab Theo, dia tersenyum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!