NovelToon NovelToon

Balas Dendam Sang Immortal

Kehidupan Seorang Immortal

NOTE:

"Halo, pembaca! Sebelum mulai, saya ingin kasih tahu kalau cerita ini murni fiksi, hasil dari imajinasi saya sebagai seorang penulis. Jadi, tolong jangan dianggap serius atau dicontoh, ya! Cerita ini hanya dibuat untuk hiburan semata, bukan untuk mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama atau norma sosial. Selamat membaca dan semoga kalian menikmati perjalanan cerita ini!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini, di sebuah puncak sebuah gunung batu, malam tampak sunyi ditemani angin dingin yang menembus kulit. Di bawah sinar rembulan yang menerangi kegelapan, terlihat seorang pria paruh baya sedang duduk bersila dengan limpahan Energi Spiritual yang tengah mengalir masuk ke dalam tubuhnya.

Namanya adalah Li Xuan, seorang Kultivator pengembara yang akhirnya berhasil mencapai ranah Immortal setelah berkultivasi selama 250 Tahun.

"Huh... Mari sudahi di sini." Li Xuan bergumam sambil menghela nafas panjang, kemudian membuka matanya perlahan dan melihat rimbunan pepohonan di sepanjang matanya memandang, "Rasanya seperti mimpi... Baru saja sebulan yang lalu aku naik ke ranah Immortal."

Senyum terukir di wajah Li Xuan, ia kemudian bangkit berdiri lalu melesat terbang dan keluar dari Hutan tersebut. Sepanjang perjalanan, Li Xuan selalu tersenyum sembari memikirkan apa yang telah dicapainya sekarang ini.

Dahulu, Li Xuan adalah seorang Pengemis dan bukan berasal dari kalangan yang hebat. Dia beralih menjadi Kultivator setelah bertemu dengan seorang pria tua, yang merupakan Kultivator pengembara. Saat itu, Li Xuan hanya diajari caranya berkultivasi saja dan tidak pernah sekalipun diberi pelajaran bela diri.

Namun, setelah sepuluh tahun lamanya, Guru menyadari potensinya dalam belajar bela diri. Beliau awalnya tidak menaruh harapan yang tinggi karena Li Xuan memiliki bakat kultivasi yang rendah, tetapi seiring berjalannya waktu dia menyadari kalau Li Xuan adalah anak yang berbakat, bukan dari segi kultivasi melainkan segi bela diri.

Sejak saat itu, Li Xuan mulai diajari bela diri dan menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Namun, beberapa bulan setelahnya, Gurunya mengalami sakit parah dan harus kehilangan nyawanya dalam waktu kurang dari satu bulan saja.

Sejak kepergian Gurunya, Li Xuan tidak pernah lagi belajar bela diri dan kembali fokus pada kultivasinya. Li Xuan tidak berhubungan dengan urusan duniawi, niatnya hanyalah berkultivasi tanpa henti sampai mengurung diri di dalam Gua dan tidak pernah keluar selama tidak ada kepentingan lain.

Saat ini, Li Xuan pergi ke kota terdekat dengan tempat tinggalnya. Semenjak menjadi seorang Immortal, ia mulai berpergian ke luar dan mengunjungi kota terdekat. Meskipun Li Xuan telah berusia ratusan tahun, ia sangat jarang pergi ke kota dan hanya datang sesekali ketika punya suatu kebutuhan.

Kota Jigu adalah sebuah kota kecil yang terletak di perbatasan Kerajaan Dong. Meskipun hanya dikategorikan sebagai kota kecil, kota ini memiliki penduduk yang cukup padat.

Di gerbang masuk kota, terlihat tembok kayu yang kokoh mengelilingi seluruh wilayah kota. Saat ini, Li Xuan sedang mengantri masuk ke dalam dan suasana terbilang lebih ramai dari biasanya.

Li Xuan yang mengenakan mantel lusuh warna coklat muda mulai menyapu pandangannya ke sekitar, dan tatapannya berhenti tepat setelah menemukan sekelompok Kultivator yang berjarak belasan meter di belakangnya.

"Berjumlah lima orang, dengan jubah putih yang mempunyai bahan bagus. Mereka pasti berasal dari sekte besar..." pikir Li Xuan, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan, "Selama aku datang ke kota ini, jarang aku temukan kelompok dari sekte besar. Apa yang mereka sedang lakukan?"

Li Xuan terdiam sejenak sebelum menepis pertanyaan tersebut dari kepalanya, apa yang mereka lakukan bukan menjadi urusannya.

Setelah menunggu selama beberapa waktu, akhirnya Li Xuan memasuki kota. Dia segera berjalan menuju pasar, dan kemudian mulai membeli kebutuhannya di sana.

"Sepertinya semuanya sudah kubeli..." Li Xuan bergumam, menatap barang belanjaannya di tangannya, "Baiklah. Saatnya kembali..."

Baru saja berjalan beberapa langkah, suara keributan terdengar. Li Xuan awalnya tidak terlalu tertarik melihatnya, tetapi setelah merasakan Niat Membunuh membuatnya menjadi begitu penasaran dengan apa yang terjadi.

Li Xuan mendatangi kerumunan yang tidak jauh dari tempatnya berada. Di sana, ia bisa melihat ada seorang anak kecil berpakaian lusuh sedang diinjak-injak oleh seorang Pemuda.

"Dia salah satu dari rombongan orang tadi." gumam Li Xuan, kemudian menatap anak kecil yang malang tersebut, "Kasihan sekali..."

Walaupun merasa begitu, Li Xuan tidak punya niat untuk menolongnya. Gurunya pernah berkata kalau ikut campur dalam masalah orang lain adalah ide yang buruk, terlebih lagi jika berkaitan dengan Kultivator.

"Apa tidak ada yang mau menghentikannya?"

"Untuk apa, Bodoh?! Lebih baik kita diam saja, jangan pernah menyinggung orang-orang dari sekte besar kalau kau tidak mau mati!"

"Lagipula, bocah itu terlalu memaksa meminta uang. Tidak biasanya dia begitu."

"Kalau tidak salah dia punya adik perempuan, bukan? Kemana dia?"

"Aku tidak tau, bocah perempuan itu jarang muncul. Dia selalu diam di dalam gang, dan hanya menunggu kakaknya sampai kembali membawa makanan yang diberikan beberapa pedagang di sini."

Banyak pembicaraan di antara orang-orang yang menonton keributan tersebut. Li Xuan sendiri hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam, merasa iba tetapi tidak mau untuk mengambil resiko.

"Dasar pengemis sialan! Seharusnya kau mati saja! Makhluk menjijikan!" Pemuda itu tanpa ampun menginjak anak laki-laki tersebut, "Beraninya bajingan sepertimu menyentuh gaun Zhu'er?! Sialan kau!"

Alasan pemuda itu begitu marah karena anak laki-laki itu menarik gaun kekasihnya secara kasar sampai membuatnya robek.

"Liong Shu Gege... Ayo kita pergi, sudah ramai orang yang menonton." gadis cantik bernama Mi Zhu menarik pelan pundak kiri Liong Shu, "Lagipula, dia hanya seorang anak-anak..."

"Zhu'er, tenang saja! Tidak perlu khawatir!" Liong Shu berhenti, kemudian berbalik dan menatap para warga yang menonton sambil memperlihatkan senyum sombong, "Kalau aku mau menghabisi anak ini, siapa yang berani meleraiku?! Aku adalah Liong Shu! Salah satu murid Inti dari sekte Raja Naga!"

Para warga mundur beberapa langkah, dan beberapa mulai pergi menjauh karena takut terlibat dalam masalah tersebut.

"Hahahaha! Kalian tidak lebih dari seorang pengecut!" Liong Shu tertawa lantang, nadanya merendahkan orang-orang di sana. Pandangannya kembali teralih pada anak laki-laki di bawah kaki kanannya, "Lihat! Meskipun mereka orang dewasa, mereka tidak akan membantu begitu kau terlibat dengan seorang Kultivator!"

"M-maafkan aku... T-tuan..." anak laki-laki itu memegang dengan erat kaki kanan Liong Shu, matanya berlinang air mata karena sekujur tubuhnya merasakan sakit luar biasa, "Ampuni saya... T-tuan..."

"Maaf...?" Liong Shu menyeringai lebar, lalu meludah ke tanah, "Kalau begitu, jilat itu dan menggonggong lah seperti anjing. Dengan begitu, aku akan mempertimbangkan diri untuk memaafkanmu."

Anak laki-laki itu melebarkan mata, ia sejenak diam sebelum menggigit bibir bawahnya sambil merangkak ke arah ludah tersebut berada.

"Wah... Bukankah itu terlalu keterlaluan?" Li Xuan yang sedari tadi menonton berjalan maju ke depan, lalu mendatangi anak laki-laki di sana, "Bangunlah..."

Li Xuan mengangkat tangan anak laki-laki itu dan membantunya berdiri, tetapi Liong Shu langsung memegang tangannya dengan kuat sembari memberikan tatapan tajam.

"Siapa kau, Bajingan?!" Liong Shu bertanya, nadanya terdengar marah.

"Aku hanya pengembara biasa..." balas Li Xuan sambil tersenyum, dan melepaskan tangan Liong Shu yang menggenggam erat dirinya dengan mudah, "Mari kita sudahi ini, biar aku menggantikan gaun rusak milik wanitamu."

"Haha..." Liong Shu tertawa pelan sebelum Niat Membunuh yang begitu besar merembes keluar dari tubuhnya, "Hanya seorang Rogue Kultivator, huh?! Berani-beraninya kau ikut campur dalam masalah sekte Raja Naga?!"

"Aku minta maaf, tapi tindakanmu terlalu berlebihan..." Li Xuan berkata dengan tenang, tanpa terlihat terintimidasi sedikitpun dengan Niat Membunuh tersebut, "Apa kita bisa akhiri ini dengan damai?"

Whoooosh!

"Tidak..." Liong Shu membalas, aura Golden Core bintang 3 mulai merembes keluar dari tubuhnya, "Kau akan mati di sini bersama bocah itu!"

Konflik Fatal

"Anak muda... Apa kau sungguh-sungguh dalam hal ini?" tatapan Li Xuan berubah menjadi tajam ketika melihat pemuda itu mengeluarkan sebilah pedang, "Tidak ada jalan kembali bagimu jika menyerangku dengan itu."

Liong Shu tertawa lantang sesaat setelah mendengar itu, ia mengangkat pedangnya ke depan dan memberikan ekspresi mengejek, "Teruslah bermimpi, orang tua sialan!"

Whooosh!

Liong Shu bergerak maju dan mengayunkan pedangnya secara vertikal, namun di detik selanjutnya matanya melebar sempurna saat mendapati telapak tangan besar kini berada tepat di depan wajahnya.

Swoooosh!

Duar!

Tanpa bisa bereaksi sedikitpun, Liong Shu terpental dan menghancurkan tembok rumah di belakangnya. Pada saat itu terjadi, semua warga langsung dibuat mematung dan tidak lama kemudian mereka segera pergi menjauh karena ketakutan.

Sementara itu, seorang perempuan bernama Mi Zhu tampak sangat terkejut melihat situasi itu. Dia awalnya berniat mendekati Liong Shu untuk memeriksa kondisinya, tetapi langsung mengurungkan niatnya begitu merasakan fluktuasi aura kuat menyebar keluar dari celah tembok yang hancur.

"Walaupun aku sebisa mungkin mengurangi dampaknya, tetapi aku mendorongmu cukup keras." ucap Li Xuan tenang, lalu melihat Liong Shu keluar dari sana dengan tubuh yang terluka, "Sepertinya kau tidak terlihat mau mengakhiri ini, ya?"

Tepat setelah berkata demikian, Liong Shu kembali maju. Kali ini dia menyerang sambil melancarkan tekniknya, siluet naga tercipta di bilah pedangnya.

Li Xuan menghela nafas panjang melalui mulutnya, "Baiklah... Kupastikan serangan terakhir ini tidak akan bisa membuatmu bangun."

Li Xuan melapisi tangan kanannya dengan Qi, lalu sekali lagi mengenai wajah Liong Shu dan mendorongnya ke tanah.

Duar!

Liong Shu lagi-lagi dibuat terkapar tanpa bisa memberikan perlawanan, kedua matanya memutih dan pingsan seketika itu juga.

"Apa kau hanya diam saja?" Li Xuan menoleh ke arah perempuan yang bersama pemuda itu, dia tampak ketakutan dan wajahnya memucat, "Jangan salah paham. Maksudku, bawa dia pergi dari sini..."

Mi Zhu mengangguk cepat dan bergegas mendekati Liong Shu, ia membawanya tanpa sedikitpun menatap ke arah Li Xuan.

"Aku pasti akan kena masalah..." Li Xuan bergumam ketika keberadaan dua orang itu telah menghilang dari pandangannya, "Apa kau baik-baik saja, anak kecil?"

Li Xuan menatap anak laki-laki itu, dan hanya mendapat anggukan pelan darinya.

"Bagus..."

Li Xuan kemudian membawa pergi anak itu, dan menuju tempat yang diarahkan olehnya. Mereka berdua sampai di sebuah gang yang kecil dan gelap, begitu sampai anak laki-laki itu minta diturunkan.

Li Xuan menurutinya, membiarkan dia pergi dan melihatnya berjalan ke sebuah kardus yang tampak seperti rumah. Dia hanya diam tanpa bereaksi, sudah mengetahui kalau ada orang lain di sana.

"Adiknya, ya?" Li Xuan mengingat kembali obrolan warga sebelumnya, "Mereka mengingatkanku pada masa lalu."

"Adik... Adik... Apa kamu sedang tidur?"

"Um... Kakak? Eh! Kakak! Kamu kenapa! Apa yang terjadi padamu!"

Setelah menyadari kondisi Kakaknya, anak gadis itu terkejut bukan main. Dia memegang wajah Kakaknya dan mulai menangis.

"Tidak apa-apa..." anak laki-laki itu tersenyum lembut, lalu mengeluarkan sebuah roti dari balik bajunya, "Makanlah ini. Maaf jika sudah tidak hangat."

Anak gadis itu menolak dan terus menangis karena merasa sangat kasihan dengan Kakak laki-lakinya.

"Kalian berdua..." Li Xuan yang sedari tadi mengamati mulai berjalan mendekat, membuat pandangan keduanya teralih padanya, "Apa mau tinggal bersamaku?"

"Huh?"

Mereka berdua terkejut mendengarnya, dan kemudian anak laki-laki itu menanyakan alasannya. Li Xuan sendiri hanya menjawab dengan jujur, ia merasa kasihan dan juga kehidupan mereka mengingatkannya pada masa lalu.

Kedua anak itu diam dan saling menatap satu sama lain, sampai akhirnya anak laki-laki itu setuju asalkan Li Xuan mau merawat mereka dengan sungguh-sungguh.

"Yah, sepertinya aku mengerti alasan dia mengajukan syarat itu." pikir Li Xuan tenang, lalu mengatakan kalau dirinya siap dengan persyaratan tersebut, "Ayo kita pergi..."

Li Xuan menggendong kedua anak tersebut sekaligus, lalu terbang menuju tempat tinggalnya.

...****************...

"Sudah seminggu semenjak kejadian itu, tapi tidak ada pergerakan dari mereka." Li Xuan bergumam, menatap langit malam dengan tenang, "Sekte Raja Naga adalah sekte aliran Putih terbesar dan terkuat di benua Surgawi ini, mungkin perkara itu bukan sesuatu yang perlu mereka urus."

Li Xuan tersenyum tipis, merasa lega karena tidak terjadi masalah atas tindakannya. Dia kemudian berbalik, hendak memeriksa apa kedua anak yang telah dirawatnya sudah tidur atau belum.

"Hm?" Li Xuan menoleh ke belakang, dibuat terkejut ketika mendengar suara ledakan dari kejauhan, "Asal suaranya..."

Li Xuan langsung melesat terbang dengan kecepatan tinggi, menuju kota Jigu yang tidak jauh dari sana. Setelah sampai di kota itu, matanya melebar sempurna ketika mendapati kota tersebut sudah hancur lebur dan dilalap oleh kobaran api.

Tadinya Li Xuan ingin memadamkan api itu dengan Qi-nya, tetapi serangan mendadak berupa energi muncul dan membuatnya terpental ke tanah.

Duar!

Terjadi ledakan begitu Li Xuan membentur tanah, ia bangun tidak lama setelahnya lalu mendongak ke atas. Jantung Li Xuan sesaat berhenti berdetak ketika menemukan tiga orang Immortal melayang di atas langit.

"Tiga Immortal sekaligus, ya?" gumam Li Xuan, lalu menangkupkan tangan, "Salam, Tuan Immortal. Kenapa Anda secara tiba-tiba menyerang saya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Aku tau kau mengenali kami..." salah satu Pria tua berkata, dia menggunakan sebuah jubah putih yang mempunyai lambang Naga bermahkota di belakang punggungnya, "Kau tidak melupakan kesalahanmu, bukan?"

"Jadi, kalian dari sekte Raja Naga, ya?" sahut Li Xuan, ekspresinya terlihat serius, "Apa kalian marah hanya karena aku membuat bajingan itu pingsan, huh?"

"Bajingan yang kau bilang itu mengalami kecacatan sementara dalam kultivasinya karena membuka segel kekuatannya secara tiba-tiba..." balas Pria tua itu tenang, dia memiliki wajah tegas, "Selain anak Patriark sekte, dia mempunyai bakat kultivasi yang dianugerahi oleh Surga. Dan sekarang, kau membuat bakat itu hampir menghilang."

"Apa kau pikir, sekte Raja Naga akan diam saja setelah mengetahui itu?" lanjut Pria tua lain, yang memiliki janggut putih panjang, "Meski kau seorang Immortal, nyawamu tidak lebih berharga dari dirinya. Dia adalah masa depan bagi sekte Raja Naga kami..."

"Sekarang... Terimalah hukumanmu." Immortal ketiga yang merupakan seorang Nenek tua berkata, mengangkat tangan kanannya dan menciptakan kubah energi yang mengurung mereka dalam radius sepuluh kilometer, "Jangan berpikir bisa kabur dari kami."

Li Xuan langsung mengepalkan kedua telapak tangannya dengan erat, ia menggertakkan gigi sebelum melapisi tubuhnya dengan Qi, "Kalau begitu, jawab satu pertanyaan terakhir. Apa alasan kalian melibatkan para warga kota?! Mereka semua tidak bersalah! Tapi, kalian malah membantai mereka tanpa sisa!"

"Kenapa...? Tentu saja, kami tidak mau muncul rumor buruk tentang Jenius kami yang dibuat babak belur oleh orang lain." balas Pria tua yang memiliki wajah tegas, lalu menyeringai, "Dan juga, rumor tentangnya yang menghajar seorang anak kecil. Kami juga tidak dapat membiarkan hal itu tersebar luas..."

"Bajingan...!" Li Xuan berseru marah, dan aura Immortal bintang 1 merembes keluar dari tubuhnya, "Hanya karena alasan itu saja...!? Kalian bahkan lebih buruk dari aliran Hitam!!!"

Whoooosh!

Sesaat setelah berkata demikian, Li Xuan langsung melesat ke udara dan mulai bertukar serangan dengan ketiga Immortal tersebut.

Takdir Dao of The Heavens?

Pertempuran Li Xuan dan ketiga Immortal itu berlangsung sengit di langit, meskipun begitu ia tidak mampu bertahan lama dan langsung dibuat terpojok dengan luka parah serta tubuh yang dipenuhi oleh darah sendiri.

"Keugh!" Li Xuan memuntahkan darah segar dari mulutnya, menatap ketiga Immortal di depannya dengan penuh kebencian, "Kalian begitu kuat, bahkan satu orang dari kalian lebih dari cukup untuk membunuhku..."

"Kau memuji lawanmu? Sungguh murah hati..."

"Aku tidak memuji kalian, tapi aku akan ingat ini!" Li Xuan berseru marah, Niat Membunuh semakin merembes keluar dari tubuhnya, "Aku akan menghabisi sekte Raja Naga suatu hari nanti! Ingatlah namaku! Aku adalah Li Xuan!"

Setelah berseru demikian, Li Xuan langsung berbalik dan melarikan diri. Tentu saja, ia mengarah ke gunung dan berniat membawa kedua anak itu bersamanya.

"Penghalang sialan! Akan kuhancurkan kau!!!" Li Xuan mengumpulkan sebagian besar Qi-nya di tangan kanan, dan meninju penghalang itu menggunakan kekuatan penuhnya.

Crack! Duar!

"Bagus! Sekarang aku harus pergi membawa Yu Shan dan Yu Ling dari sini!"

Li Xuan berhasil menghancurkan penghalang itu dan langsung meningkatkan kecepatannya. Sesampainya di sana, matanya mulai melebar ketika melihat seorang pria bertopeng hitam polos sedang berdiri di puncak gunung batu.

"A-apa...?" suara Li Xuan terbata-bata dan nadanya terdengar tidak percaya, "Tidak mungkin..."

Di antara pria bertopeng itu, ada dua tiang kayu setinggi dua meter. Di ujung atasnya, terdapat dua kepala yang tertancap dan itu tidak lain milik Yu Shan dan Yu Ling.

Li Xuan berhenti di udara begitu melihat hal tersebut, nafasnya memburu dengan detak jantung yang berdebar tak karuan. Tiba-tiba saja, serangan energi muncul dari atas kepala Li Xuan dan menghantam keras tubuhnya, ia terpental hingga menghancurkan tanah di bawahnya sampai menciptakan kawah besar.

Kepulan asap memenuhi area tersebut, dan menghilang dalam sekejap setelah diterpa hembusan angin yang kuat. Kondisi Li Xuan saat ini jauh lebih parah dari sebelumnya, banyak luka robek dan kedua kakinya patah.

"Menyedihkan sekali, meskipun dirimu adalah seorang Immortal tetapi kau hanya punya kekuatan mentah saja." Pria tua berwajah tegas menggeleng pelan, lalu mengangkat tangan kanannya yang dilapisi aura merah, "Sekarang sudah saatnya kau mati, selamat tinggal..."

Li Xuan yang mendengar semua itu dalam keadaan setengah sadar hanya diam, ia merapatkan giginya karena merasa sangat marah.

"Guru... Maafkan aku..." lirih Li Xuan, kemudian tersentak ketika mengingat ucapan Gurunya di masa lalu.

"Li Xuan... Simpan kristal ini..."

"Ini... Kristal apa Guru?"

"Kristal teleportasi... Yang memungkinkan kamu teleportasi ke tempat yang jauh dan secara acak."

"Huh? Acak?"

"Ya, benar. Hancurkan ini sewaktu kamu berada di ambang batas hidup dan mati..."

"Aku tidak terlalu mengerti, tapi baiklah!"

Li Xuan buru-buru mengeluarkan kristal bulat berwarna biru dari balik baju, yang disimpan dalam sebuah kantung kecil lusuh bersama dengan koin emas.

Tepat setelah Li Xuan mengeluarkan itu, pria tua yang memiliki wajah tegas melancarkan serangannya.

Swoooosh!

Saat serangan itu berjarak belasan meter lagi, Li Xuan langsung menghancurkan kristal bulat tersebut dan mengeluarkan cahaya biru yang amat terang. Di detik selanjutnya, ledakan besar terjadi karena serangan dari Immortal tersebut.

"Kalian melihatnya, 'kan?" Pria tua berwajah tegas bertanya.

"Ya, dia berhasil melarikan diri." balas Pria tua lainnya yang mempunyai janggut sepanjang dada.

"Apa kita perlu mencari jejaknya?" Nenek tua bertanya, nadanya tenang.

"Tidak perlu melakukan itu." Pria bertopeng hitam polos muncul di antara mereka, "Luka yang diterimanya sangat parah, bahkan pil Penyembuh kelas Spiritual tidak akan mampu menyembuhkannya."

"Kami mengerti, Patriark!"

Secara serempak ketiga Immortal itu berseru, dan kemudian mereka berempat menghilang dalam sekejap dari sana.

...****************...

Di sebuah hutan belantara, terlihat seorang perempuan sedang berdiri di salah satu pohon besar, menatap rembulan malam yang indah. Rambutnya panjang dan seputih salju, berkilau setiap kali angin malam berhembus melewati pepohonan. Pupil matanya yang berwarna merah terang memancarkan sinar tajam penuh misteri, yang dapat membius siapapun yang menatapnya.

Di belakangnya, sembilan ekor putih besar melambai perlahan, seakan menari mengikuti irama angin malam. Dia adalah siluman rubah putih ekor sembilan, makhluk legenda yang dikenal karena kecantikannya yang luar biasa dan kekuatannya yang tak terukur.

Perempuan cantik itu bersenandung dengan tenang, dan tiba-tiba saja dia tersentak ketika merasakan fluktuasi energi di dekatnya. Di detik berikutnya, cahaya biru menyilaukan muncul dan membuat perhatian perempuan itu teralih.

"Hoo..." Perempuan cantik itu mengangkat sudut bibir kanannya, lalu melompat turun dan pada saat yang bersamaan cahaya biru itu menghilang, "Orang yang sekarat, bagaimana bisa kau sampai di sini?"

Perempuan cantik itu jongkok tepat di sebelah Li Xuan yang tengah berbaring dalam posisi tengkurap.

"S-siapa... Kau?" Li Xuan dengan susah payah mengangkat kepalanya, menatap perempuan cantik itu dan melebarkan matanya ketika melihat ekor besar di belakangnya, "Huh...?Apa-apaan?"

"Aku...? Namaku Rong Baihu. Manusia seperti kalian biasanya memanggil aku sebagai Dewa Rubah? Atau mungkin siluman rubah putih ekor sembilan..." ucap Rong Baihu sambil tersenyum, "Jadi, boleh jawab pertanyaanku sebelumnya?"

"A-aku..." Li Xuan tadinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi pandangannya tiba-tiba saja berubah menjadi gelap dan pingsan seketika itu juga.

"Hmph... Aku bisa menebaknya." Rong Baihu memutar bola matanya malas, lalu menyentuh kepala Li Xuan dan cahaya putih terang keluar dari sana, "Ah, jadi begitu..."

Rong Baihu mengangguk beberapa kali, dia melihat ingatan Li Xuan selama hidupnya dan mulai merasa kasihan.

"Bola kristal itu mempunyai kemampuan yang akan memindahkan lokasi penggunanya ke lokasi acak...." Rong Baihu bergumam, lalu tersenyum tipis, "Dari banyaknya tempat yang ada di dunia ini, bisa-bisanya dia berakhir di tempat ini."

Rong Baihu bangkit berdiri, lalu menatap langit malam yang sunyi. Dia menunjuk ke atas dengan penuh percaya diri dan semakin memperlebar senyumannya, "Dao of The Heavens, apa rencanamu kali ini, huh?!"

Hening...

Tidak ada balasan apapun dari entitas yang disebut oleh Rong Baihu, dan itu membuatnya mendengus kesal.

"Baiklah... Aku akan mengikuti takdir yang telah kau tentukan!" Rong Baihu kembali menatap Li Xuan, lalu Qi putih menyelimuti orang itu dan membuatnya melayang di udara secara perlahan, "Pertama-tama, aku akan menyembuhkanmu."

Tidak lama setelah berkata demikian, luka-luka di tubuh Li Xuan mulai pulih. Kedua kakinya yang patah juga pulih, dan kekuatan Rong Baihu itu tidak hanya membuat sekedar pulih saja melainkan meningkatkan kualitas tulangnya sehingga mampu memperkuat hingga sepuluh kali lipat dari sebelumnya.

"Sudah lama aku tidak memakai kekuatanku sebanyak ini..." ujar Rong Baihu, tersenyum puas sambil menatap Li Xuan yang kini penampilannya telah jauh berbeda dari sebelumnya, "Setelah sadar nanti, pastikan dirimu berterima kasih padaku. Tidak hanya membuatmu pulih, tapi aku juga membuatmu menjadi lebih kuat dari sebelumnya."

Berkat peningkatan kualitas tulang Li Xuan, wajahnya yang sebelumnya terlihat seperti orang berusia 50-an sekarang sudah berubah menjadi seperti pemuda berusia sekitar 20-an.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!