"Mas, aku capek kalau terus-terusan seperti ini" suara wanita yang tengah marah kepada lelakinya
"Kamu capek apa dan kenapa? Ada apa? Coba cerita? " sahut lelaki itu
"Kamu bertanya mas? Mas aku tuh butuh perhatian kamu, diajak ngobrol, canda, tawa" adesya menjelaskan dengan emosi yah nama wanita itu adesya,
dia memang sudah lelah dengan sikap. Suaminya yang lebih memilih di luar rumah daripada menemaninya untuk sekedar mengobrol atau bahkan bersenda gurau bersama
"Kan mas cuman kumpul-kumpul doang sama teman mas dek, gak jauh juga" raka menjawab
"Mau jauh, mau deket sedekat urat nadi pun seenggaknya kalau pulang kerja jangan langsung kelayapan mas" adesya menggebu-gebu menjelaskan agar Raka peka dengan perkataannya
"Ya sudah mas minta maaf, udah gak usah marah lagi ntar yang ada cantiknya mas ini tambah keriput" Raka mencoba meredakan
"Oh.. Jadi mas Raka do'ain aku banyak keriput? Terus mas mau cari yang lebih seger lagi? "
"Aduuhhh.. Salah lagi" Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu
"Udahlah mas, bilang aja kalau aku udah gak cantik lagi dan udah banyak keriputnya" Ades pun masuk ke kamar meninggalkan Raka.
Ades dan Raka menikah di tahun lalu, lebih tepatnya orang masih menganggap pengantin baru. Ades tipe yang ingin menjadi satu-satunya, di perhatiin, di sayang dan segalanya... Keknya semua perempuan kek ginii bukan sih??? Hayoo ngaku aja kalian wkwkwkwkwk
Nah sedangkan Raka tipe yang ingin bebas bermain, kumpul atau kelayapan kesana kemari.. Nah laki-laki kek gini harusnya di geplak udah nikah pun masih pengen bebas kek gak berdosa dan gak bersalah padahal mah salah bangettttttt.
"Dek, maafin mas yah. Mas tau mas salah, mas janji gak akan kek gitu lagi" Raka mengikuti istrinya dan mulai meredakan amarah istri nya itu
"Udah berapa janji yang mas ingakari? Inget gak? " Ades membelalakkan matanya
"Janji deh, ini beneran yang terakhir dek " Raka cengengesan
"Mas, aku gak pernah larang kalau mas mau kumpul atau sekedar cerita, tapi seenggaknya aku duluan yang mas perhatiin. Masa pulang kerja langsung nangkring aeee tuuh di pos ronda sampai gak inget kalau ada istrinya nungguin" Ades menghentikan lalu kemudian melanjutkan
"Aku juga butuh mas, disini aku gak punya siapapun kecuali mas dan keluarga mas keluargaku jauh di kota mas" Ades menjelaskan untuk kesekian kalinya
Yah.... Adesya memang orang kota sedangkan suaminya di kampung. Tapi adesya mengalah karena Raka sering mengeluh kecapean karena harusmenempuh perjalanan jauh sepulang kerja
"Mas inget gak waktu awal pacaran mas ngomong apa? Mas bakal sanggup bolak balik dari tempat kerja ke rumah mama, tapi karena aku kasihan ngeliat mas kecapean jadi aku ngalah mas" sambung Ades lagi
"Mas, minta maaf dek.. Bukan mas gak memperhatikan kamu tapi mas suka lupa, mau kan maaafin mas? " Raka menggenggam tangan Ades
"Aku capek mas, udah beribu-ribu kali masalah yang sama berulang dan harus ku jelaskan juga" Ades menghempas tangan Raka
"Iya dek, mas ngaku salah. Beneran ini yang terakhir dek. Suwer takewer kewerrrr deh" Raka menaikkan dua jarinya
"Awas aja kalau sampai mas ngulangin lagi, aku bakal balik ke rumah mama" ancam Ades
"Yah jangan dong dek, nanti mas sama siapa disini? Kalau mas kangen gimana? " Raka panik bukan main, Raka bahkan berlutut memegang kaki Ades
"Biarin, suruh sana temennya mas buat nemenin mas.. Terus nannti kembali ke aturan awal aja mas bolak balik kalau mau ketemu, rasain" pungkasnya
"Idihhh ogah banget masa mas main batang batangan dek? " membayangkannya saja sudah menjijikan
"Biarin, siapa suruh ingkar terus. Udah sana kaki ku keram mas" mendorong tubuh Raka yang masih memegang kakinya
"Gak, sebelum kamu maafin mas, mas gak akan lepasin" tangannya mengeratkan pegangannya
"Ya udah sih, iyya aku maafin. Udah sana lepasin mas kaki ku beneran keram nih"
"Beneran? Gak boleh bohong loh?" mendongakkan kepalanya melihat wajah sangat istri
"Iya mas,lepasin gak? Atau mas gak mau di maafin? " ancam Ades
"Ya udah iya nih udah lepas, maaciwww istriku tersayang dan tercantik di seluruh dunia my lope lope ku" Raka bangkit dari kaki Ades dan memeluk Ades dengan riang tak terkira
"Udah ah mas, aku mau tidur capek habis buang buang tenaga" membaring kan tubuhnya dan menarik
"Ya udah daripada buang tenaga yang sia sia, gimana kalau buang di dalem aja dek? Sekalian olahraga hehhehe" dasar lelaki me s um padahal baru aja buat salah malah udah di ajak olahraga, otak laki-laki memang isinya begitu semua yah? Komen dong
"Ogah, gak mau. Capek mau tidur" tubuhnya membelakangi Raka
"Gak baik loh dek menolak permintaan suami ntar Allah murka dek. Kamu mau kek gitu? Mas sih ogah" jurusss pamungkas nya keluar saudara saudara
Ades yang tidak mau sampai mendapatkan dosa karena menolak permintaan suaminya, akhirnya bisa pasrah dan menuruti keinginan suaminya itu
"Ya udah deh, daripada aku dosa. Tapi awas aja kalau baru secelup dua celup langsung letoy ku patahkan sosis mu itu mas" wahhhh kayaknya bakalan seru nih, hayo secelup apaaan? Dosa loh puasaaa woiii
"Idihh, kamu meragukan punya mas dek? Sini biar mas buktikan kalau mas bisa buat kamu lemas tak berdaya"
Raka pun mulai beraksi dengan bermain atas dulu sambil pemanasan, tangannya terus beradu di bawah hingga malam itu terasa lebih syahdu dan lebih syahdu.
"Akhhhh... Masssshhhhh...... Emmpptthhh" suara demi suara mulai keluar
"Terus dek terussss... Mas suka kalau kamu bersuara, suaramu membuat mas makin panas"
"Maassssssssss........ "
Badan mereka sudah bermandikan keringat, baju berserakan kemana-mana. Amarah yang tadi nya memuncak berubah jadi keromantisan yang begitu istimewa di antara suami istri itu.
Detik demi detik, menit demi menit, bahkan ronde demi ronde telah menghiasi malam itu,
Tenang, aman kok guyssssss mereka cuman tinggal berdua jadi bisa bebas bersuara, meraung bahkan menambah ronde tanpa ada gangguan karena sejak keluar dari rumah mama Ades, mereka sudah mendapatkan mess dari tempT Raka bekerja karena merek ingin hidup mandiri...
"Ahhhh.... Massshhhhhh, aaaa..... A... Akuuuu sudah inginnn... " belum selesai Ades menyelesaikan ucapannya, Raka memainkan permainan nya dengan lihai
"Sabarrrr sayangggg... Arrrkhhhh... Ntar bersamaan biar sama sama enak"
"Ayokkk massssshhh... Buruuaannnnn.. Aku bentar lagi... Akhhhhhh"
"Ayoooo terusss sayanggggg" tak lama air itu pun keluar dan mereka sama sama sudah selesai dengan permainan nya.
Akhirnya Raka menjatuhkan diri ke kasur dengan nafas yang masih tidak beraturan,, mereka saling memeluk dan akhirnya tertidur lelap karena kegiatan itu
Alarm sudah mulai berbunyi, ayam sudah mulai berkokok suara lantunan dari masjid sudah mulai terdengar. Ades lekas mematikan alarm dan membuka matanya, bersiap-siaap mandi kemudian menghadap sang Pencipta
"Mas, ayok bangun terus mandi. Ntar kesiangan loh" menggoyangkan tubuh Raka yang terlihat sangat lelap dan lelah
"Hhhmmm.. 5 menit lagi dek" jawab Raka
"Bangun sekarang atau mas ku siram yah gak ada ntar ntaraan" pamungkas Ades keluar
"Iya iya nih mas bangun, galak banget sih istri mas ini. Tapi mas sayang kok hehehhehe" sontak saja Raka langsung bangun dan berdiri tegap ketika Ades sudah mengancam
"Udah sana mandi dulu"
"Bareng yok dek, tapi nanti satu kali lagi yah" adeeuuuhhhhh dasar lelaki
"Massssssss" teriak Ades, bantal yang tak memiliki sayap pun terbang tepat sasaran
"Ya udah iyya gak, cuman mandi aja.. Kan udah lama gak mandi bareng dek" Raka masih terus mencoba
Kalau saja Ades tidak mengingat dosa sudah pasti Raka bakal di makan hidup hidup
"Ya sudah iya ayok" mereka bergegas mandi
"Hehhehe.. Bakal ada kesempatan nih" gumam Raka
"Kesempatan apa mas?" dahi nya mengkerut mendengar kata yang di ucapkan Raka
" ehhh gak dek, anuu ituu... Mandi aja dek ntar kesiangan loh" hampir saja niatnya gagal
Damn..... Yang terjadi sudah terjadi,. Kalian tau kan apa selanjutnya? Yang jawabannya bener berarti otaknya sama kek Raka wkwkwkwk.. Candaaa weeehhhh
*******
Siang itu Raka pulang untuk menemui istrinya.
"Yang, sayang kamu dimana? " Raka seperti anak ayam yang sedang mencari induknya
"Loh mas kok kamu udah pulang? Kenapa? Kamu sakit? Atau ada masalah apa? " Ades yang sedang masak untuk makan siang itu bergegas keluar, Raka jarang membawa bekal ketika mendapat sift pagi karena Raka gak suka sarapan lagi pula jaraknya deket tinggal ngeesot aja nyampe kalau lapar tinggal pulang.
"Gak apa apa sayang, yok ikut mas"
"Kemana mas? Aku lagi masak gak bisa di tinggal" ucap Ades
"Ya udah selesaiin dulu, mas tungguin. Gak lama kan? " sambil melepas sepatunya karena tadi terburu-buru masuk jadi lupa lepas
"Gak sih mas, paling 5-10 menitan" melangkah ke dapur,
"Ya sudah sini mas bantuin biar cepet, kamu siap- siap aja biar nanti langsung jalan"
Meskipun Ades gak tau mau di bawa kemana dan masih ambigu, tapi Ades manut manut aja lumayan gak perlu capek masak.
Raka memang cukup bisa memasak, selama menikah dengan Ades. Raka sudah biasa di dapur membantu Ades di setiap kesempatan.
"Dah beres, sayang kamu udah siap. Belum??? " tanya Raka
"Tinggal pake lipstik mas, emang mau kemana sih? "
"Udah ikut aja, yuk keburu antri nanti"
Bruuuummmm... Grakkk grakkk,setelahban motor berputar sebanyak seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan kali, dilarang protes . Akhirnya mereka sampai tempat tujuan,
"Loh mas kok kita kesini? Emang udah gajian? " ketika motor berhenti tepat di depan bangunan, Ades mulai bertanya
"Yah udah dong sayang, kalau gak ngapain kita kesini? " mereka turun dari motor terus melangkah sebanyak seratus ribu langkah wkwkwkkwk
Raka memang selalu mengajak istrinya untuk menarik semua uang yang d terimanya, berhubung di tempat kerja Raka sistem tunai jadi Raka selalu melibatkan istrinya.
"Mas, aku kan dah bilang. Mas sendiri aja ngambilnya ntar orang orang mikir aku nuduh kamu yang gak gak" langkah demi langkah mereka menuju tempat itu
"Biarin aja, toh yang penting aku gak mau ambil sendiri. Biar orang orang di luar sana tau kalau semua uang ku ada sama kamu jadi gak ada yang berani macam macam atau pinjem pinjem" Raka memang setulus itu, dia tidak ingin mereka ada kesalah pahaman masalah ekonomi.
Hubungan mereka romantis kan? Romantis banget banget, semua nya di penuhi dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dan bahagia.
Ades juga mendapatkan mertua yang sangat sangat baik, beliau tidak pernah mau tau gaji anaknya dan tidak mau menerima apapun yang terpenting anak dan menantunya bahagia dan kebutuhan mereka terpenuhi.
Pernah suatu hari Ades memberi, tapi kalian tau mereka jawab apa?
"Gak nak, alhamdulillah kami masih mampu kok. Kamu simpan aja yah untuk kebutuhan kalian" baik mertua laki ataupun perempuan kompak melakukannya, Ades sangat sangat bersyukur memiliki mereka.
Eittttssss... Jangan senang dulu karena bakalan ada part yang paling paling seruuu hingga semuanyaaaa yang awal baik baik saja namun namanya hidup pasti ada saja cobaannya.
Tau kan ujian nya dimana? Pasti gak tau kan?? Kepo? Makanya baca sampai ke akarnya
******
Hari demi hari telah berlalu mereka romantis dan bahagia, sampai di satu waktu mereka bertengkar hebat.
"Udahlah mas, aku udah capek. Aku mau pulang ke rumah mama" Ades mengemas semua barangnya ke dalam tas
"Gak, mas gak ngijinin kamu untuk. Keluar dari rumah" Raka mulai tersulut emosi
"Emang aku minta izin sama kamu? Gak mas, gak sama sekali akuu gak perlu dan gak butuh izin dari kamu? " tangannya masih terus membereskan barangnya
Tak lama Kemudian ibu dan bapak dari mas Raka datang dengan tergopoh gopoh
"Nak, ini ada apa nak? Kalian kenapa? Coba tenang dulu, gak enak di dengar tetangga kalau berantem begini" ibu dan bapanya terlihat khawatir yang menimpa anak. Dan menantunya
"Gak ada apa-apa kok bu pak,. Ades cuman kangen sama mama aja, boleh kan kalau Ades pulang dulu ke mama? " tangisan Ades mulai pecah ketika mertuanya datang
"Kamu yakin nak. Hanya karena itu? Apa gak ada hal lain? Kalau kangen sama mama mu kenapa bukan suami mu aja yang antar? " ibu mertua nya mengelus lembut rambut Ades,
"Sebenarnya ini ada apa Raka? Kalian kenapa? " kini bapak mulai membuka suara ke Raka
"Gak tau tuh pak, dikit-dikit kabur, dikit-dikit nangis lah, marah lah, ngamuk lah. Gak jelas banget" sontak saja jawaban dari Raka berhasil membuat mata Ades terbelalak
"Mas kamu gak sadar apa yang selama ini kamu lakuin?? Aku capek mas, udah berkali kali dan ini udah kesekian kalinya mas" sambil menghapus air matanya dan melepaskan pelukan hangat dari sang mertua
"Emang aku salah kalau kumpul sama teman? Salah? Aku juga masih ingin berteman, bergaul" wah sifat aslinya udahh mau. Keluar nih guyssssss
"Mas, emang pernah aku larang mas keluar? Pernah gak??? Terus apa kabar aku???? Aku sampai harus menjauh dari teman ku bahkan dari keluarga ku demi untuk ikut sama kamu. Kamu gak mikir? " Ades pun gak peduli dengan adanya mertuanya dia terus menerus menjawab
"Kamuuu......? " Raka mulai naik pitam, dia menunjuk ke arah wajah Ades
"Kenapa?? Kenapa mas??? ...... "
Dan.... Akhirnya.........?????? Bruuuukkkkkk
Dan... Akhirnya..
"Bbrruugkkkhh" Raka mendorong Ades hingga tersungkur, Ades yang kala itu tidak memasang kuda kuda langsung ketakutan
"Rakaaaaa....... Kamu bener bener keterlaluan yah" ibu dan bapak segera menolong Ades.
"Aduuhhh.... Mas kamu tega sama aku yah. Aku gak bakal mau sama kamu lagi, aku mau telfon mama buat jemput aku" meraih HP yang ada di atas kasur menelfon sang mama
"Jangan nak, kita selesaikan dulu semua disini. Kamu tenang dulu yah" ucap. Sang ibu mertua
"Betul nak apa yang di katakan ibu mu, tenang dulu. Kamu tau kan sifat mama mu kek gimana? Yang ada nanti kami di amuk semua" bapak mertua pun menimpali
"Maaf Pak bu kali ini mas Raka bener bener keterlaluan. Aku udah capek pak bu" Ades meraung sejadi-jadinya
"Udahlah pak bu, gak usah di tahan. Nanti dia malah ngelunjak " jawab Raka santai dari ruang tengah
"Raka, kamu diam dulu gak usah banyak bicara atau bapak akan membuat mu diam selamanya, kamu mau? " yah bapak mertua Ades terkenal sabar dan pendiam tapi ketika beliau sudah mulai angkat bicara semua akan terdiam termasuk si Raka
"Nduk, sabar dulu yah. Tenang dulu, masalah ini biar tenaang kalau emang udah tenang kamu mau ke rumah mama, gak apa apa nanti bapak yang antar" si bapak kemudian keluar kamar menuju ruang tengah tempat Raka berada.
Sementara di dalam kamar, Ades masih terus terisak dan masih syok. Sang ibu mertua menenangkan menantunya itu, Ades memang di kenal cengeng di keluarga nya maupun di keluarga suaminya, nyamuk yang ketepuk aja dia nangisss
"Sabar yah nduk, maklum suami mu memang begitu sifatnya. Jadi ibu minta kamu maklumin aja yah nak" sontak saja Ades yang kala itu menangis langsung terkaget mendengar ucapan sang ibu mertua
"Apa??? Ibu nyuruh Ades maklumin sifat mas Raka? Terus aku harus sendirian disini nungguin mas Raka sampai mas Raka bosan dengan temannya? " Ades terdiam kemudian langsung melanjutkan kalimatnya
"Aku udah ngorbanin semua demi mas Raka bu, aku rela berhenti kuliah untuk menunjukkan bakti ku ke mas Raka, sampai sampai mama ku sendiri memusuhi aku bu" tetesan demi tetesan meluncur dengan mulusnya di pipi Ades
Ades memang sempat kuliah dulu, awal kenal Raka pun Ades masih kuliah. Dari awal perkenalan sampai akhirnya menikah mereka telah menyepakati kalau Ades boleh tetap kuliah, tapi seiring berjalannya waktu ada masalah yang menghampiri jadi Ades memutuskan berhenti. Nanti deh kapan kapan d cerita in kalau gak lupa, ingetin yah guysss
"Yah kan suami mu juga butuh teman nak, dia juga gak macam macam kok. Gak main perempuan juga kan? " pungkas ibu mertuanya
"Bu ades gak pernah melarang atau membatasi mas dengan temannya tapi setidaknya ngertiin Ades, teman mas Raka juga kebanyakan gak bener bu" Ades sudah lama menyimpan ini semua, di saat ada kesempatan Ades betul betul meluapkannya
"Maksud nya? Gak bener gimana nak? " sang ibu mertua pun heran dengan ucapan Ades
"Emm.. Anu bu, itu... Emm.... " Ades gelagapan ketika di tanya, hampir aja Ades kelepasan kalau ternyata bukan pertama kali Ades mendapatkan perlakuan kasar dari Raka, Raka terhasut oleh temannya kalau laki laki gak boleh lemah harus melawan ketika istri udah mulai ngatur
"Anu apa nak, coba cerita biar ibu bisa kasi solusinya " tangannya yang sudah termakan usia itu membelai lembut kepala menantunya
"Gak apa apa bu. Intinya aku gak bisa maklumin terus kek gini. Ini bukan sekali dia kali bu, masalah yang sama terus berulang dan masih terulang. Aku juga punya batas kesabaran bu, Ades capek" suaranya yang mulai serak itu pun menjelaskan
"Untuk kali ini kamu maafin yah, nanti biar ibu dan bapak yang bicara dengan suamimu. Bagaimana nak? Mau kan? "
Ades mulai berfikir, Ades merasa berdosa sekali kalau menolak permintaan sang mertua tapi di satu sisi Ades bener bener kesal di buat suaminya itu
"Nak, bagaimana? Mau kan maafin mas mu? Biar ini kita selesaikan secara kekeluargaan dulu tapi jangan sampai mama mu tau, semua bisa berantakan" kata demi kata keluar dari mulut ibu mertua
"Baiklah bu, untuk kali ini aku akan memaafkan mas Raka demi ibu dan bapak. Tapi kalau ke depannya mas Raka gak bisa berubah, jangan salahin aku kalau aku tiba-tiba ilang" Ades luluh dengan permintaan ibu mertua tapi dengan sedikit ancaman
"Makasih yah nak, ibu senang kamu mau menuruti ibu" ibu merasa sangat senang
"Oh ya.. 1 lagi bu, kalau mas Raka masih kasar sama Ades atau bahkan berani bermain tangan lagi. Ades gak akan segan segan buat laporin mas Raka atas tuduhan KDRT " kalau main tangannya yang enak enak mah ayok tapi kalau untuk mendorong, memukul atau bahkan yang lainnya yah gak bisa lah
"Jangan nak, iyya nanti ibu akan bicara sama mas mu yah. Tapi tolong jangan laporin yah nak" sebagai seorang ibu, sudah tentu merasa khawatir
"Kita liat saja nanti gimana ke depannya bu. Aku gak bisa jamin tangan dan mulut ku akan tetap diam ketika mas Raka berani mencoba untuk kasar terhadapku lagi"
"Gak nak, ibu janji Raka tidak akan melakukannya. Ibu akan menasehati Raka kalau perlu ibu yang akan membalaskan perbuatan kasarnya tadi ke kamu nak" Ades bisa bernafas lega dan tersenyum tipis mendengar ucapan ibu nya, mereka akhirnya berpelukan dengan hangatnya di dalam kamar. Saling menenangkan.
*********
Sementara itu, di ruang tengah
"Kamu kenapa nak? Kenapa kamu sampai tega berbuat seperti itu ke istri mu sendiri? " bapak memutus kesunyian
"Aku gak kenapa kenapa pak, dia aja tuh yang lebay suka larang ini itu" menngekuarkan sebatang dari bungkus
"Nak, kamu ini sudah menikah. Sudah punya istri, kamu yang memutuskan untuk menikah kan?? "
"Dunia mu memang tidak boleh d batasi tapi bagaimana dengan istri mu? Kamu yang membawanya kesini, meminta baik baik kepada orang tuanya. Laluu sekarang kamu ingin mengabaikannya" lanjutnya lagi
"Paak aku juga butuh teman pak" Raka mengalihkan pandangannya sambil terus mengeluarkan asap
"Bapak ngerti nak, bapak paham. Tapi istri mu jauh lebih membutuhkan mu, jauh lebih butuh perhatian mu. Jika memang kamu sudah tidak sanggup lagi bersamanya, kamu mau ini masalah sampai ke telinga mertua mu?? Kamu tidak lupa kan gimana keras nya mertua mu itu? " bapak masih mulai bersabar menjelaskan ke anak bungsunya itu
Sejenak Raka berfikir, dia kembali teringat beberapa waktu lalu ketika mereka ada masalah juga. Mama bahkan mengeluarkan sumpah serapah nya
"Kamu mau, mertuamu sampai tau terus akhirnya menjemput Ades? " hayolohhh mulaii takut kan?
"Gaklah pak, gini gini juga aku masih sayang sama istri ku. Aku gak mau sampai hal itu terjadi, tidak akan" Raka bergedik ngeri ketika memikirkan kata kata bapaknya
Bagaimana pun Raka masih sangat mencintai istrinya, karena untuk meluluhkan hati sang mertua menerima nya sebagai menantu itu tidak mudah, dia harus meluluhkan "HARIMAU"(JULUKAN MAMA ADES), berkat keteguhan hati mereka akhirnya sang mama luluh. Ades terus meyakinkan mamanya..
Disitulah semuanya dimulai..........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!