NovelToon NovelToon

Ku Buang Calon Suamiku

Bab 1. Batal nikah

Mera tersenyum melihat pantulan cermin yang menampakan wajah cantik nya usai di make up, lengkap pula dengan gaun pengantin yang sangat indah sekali. gaun yang menjadi impian nya selama ini, untung dia mendapatkan nya walau dengan harga yang sangat mahal, bagi Damera itu bukan masalah karena uang banyak dan bisa di cari.

Sedangkan pernikahan sekali seumur hidup sehingga bila memang ada tak masalah untuk di meriahkan, lagi pula memakai uang dia sendiri bukan uang orang tua nya. sebab Damera sudah punya perusahaan sendiri di usia nya yang sudah dua puluh sembilan tahun, memang agak terlambat menikah karena selama ini fokus dengan karir saja.

Untung adik Damera juga satu dan jarak nya lumayan jauh, sekitar delapan tahunan sehingga Calista belum keburu juga mau melangkahi Kakak nya. sebab sekarang usia nya baru dua puluh satu tahun, masih suka dengan masa gadis dan pergi kesana kemari untuk menghibur diri dan sama sekali tidak kepikiran mau menikah.

Damera dan Danil sudah lima tahun pacaran, mereka adalah teman sekolah dulu nya dan berawal dari dekat lalu saling cinta satu sama lain. sudah lama Danil mengajak Damera menikah, sebab Mama nya juga ingin segera punya cucu yang mau di timang, Danil adalah anak satu satu nya dalam keluarga.

"Eh Calista mana, tadi dia sudah membawakan aku ponsel yang satu lagi atau belum ya?" Mera melihat sekeliling.

Namun ponsel yang di maksud sama sekali tidak ada, maka nya Mera pun keluar dari ruangan nya untuk melihat apa kah sudah ada Calista datang membawa ponsel. sebab yang itu ponsel untuk bekerja, menjelang ijab kabul maka rasa tidak masalah sambil mengecek ponsel.

"Calista ini kebiasaan kalau di mintai tolong, ngaret kemana mana!" rutuk Mera melihat keluar.

"Nanti alasan nya yang macet lah, yang mau pipis lah! atau jangan jangan dia di kamar mandi ini, lebih baik ku datangi saja." Mera menuju toilet karena hapal dengan kebiasan sang adik.

Langkah pengantin cantik ini kian dekat saja menuju toilet, namun semakin dekat malah semakin merasa ada yang aneh dari dalam toilet itu. suara wanita dan suara pria bercampur menjadi satu, Mera bukan perempuan polos yang tidak paham akan suara tersebut tercipta.

"Gila ya, aku mau nikah tapi malah di dului orang saja ah ah nya." rutuk Mera yang makin penasaran.

"Aaaah terus, Masssss." rintih suara yang sedang di landa nikmat.

"Kau sangat nikmat, Calista." erang Danil yang sedang menikmati tubuh calon adik ipar nya dan sudah mendapatkan pelepasan yang amat luar biasa.

"Kedepan nya bakal susah dong kita mau begini lagi, mana kalian bakal pisah rumah kan sama Mama dan Papa." Calista merajuk manja.

"Itu sedang kami bicarakan dengan Mera, semoga saja dia mau tinggal satu rumah sama Papa biar kita bisa terus gini saat dia sedang gila kerja." Danil mencium leher Calista.

Dunia Damera seakan runtuh saat ini juga setelah mendengar semua nya, pria yang ia cintai dan ia percayai selama lima tahun ini sudah tega bermain wanita lain di belakang nya. mana yang jadi selingkuhan pun tidak lain dan tidak bukan adalah adik Mera sendiri, air mata wanita ini jatuh tanpa permisi karena sakit sekali di buat begini.

Di raba nya perut yang masih datar walau sudah berisi janin berusia tiga bulan, Mera memang memutuskan untuk menikah setelah tau bahwa dia hamil. selama lima tahun pacaran, Mera dan Danil sudah melakukan hubungan suami istri sehingga ada janin yang tumbuh di dalam rahim.

"Pokok nya Mas harus secepat mungkin meminta tanda tangan dari dia, enak saja sudah punya perusahan sendiri pun masih saja warisan dia yang paling besar." Calista berkata serius.

"Kamu tenang saja pokok nya, setelah satu bulan menikah maka Mera pasti akan tunduk padaku! soal harta pun tidak usah kamu cemaskan, cukup buka kaki mu setiap saat untuk ku maka akan ku usahakan semua harga pindah tangan." janji Danil sangat meyakinkan Calista.

"Aaah lelaki terbaik ku, terima kasih sudah sayang sama aku." Calista memeluk Danil.

"Sekarang sudah dulu, aku mau ijab kabul dan Mera resmi menjadi istriku." Danil menolak sentuhan Calista.

"Hmmmp iya deh, pasti kamu bakal melewati malam pertama hot sama dia!" Calista bersidekap tangan di dada.

"Tentu saja harus ku lakukan dong, nanti Mera bisa curiga bila aku tidak menyentuh nya!" Daniel membenarkan tuxedo dan juga celana nya agar jangan sampai ketahuan olej orang orang di luar sana.

Calista juga menurun gaun nya yang rapi agar dia bisa memberikan senyum palsu pada sang Kakak, siapa sangka bahwa gadis yang sangat Mera manjakan ini tega menusuk dari belakang dan mengambil calon saudara ipar nya sendiri.

Braaaak.

Cekrek.

Cekrek.

"Apa apaan ini?!" Danil kaget karena banyak yang mengambil foto nya yang belum rapi.

"Aaah kalian tidak sopan, ini privasi!" Calista menaikan dalaman nya yang masih di dengkul.

Byuuur.

Byuuur.

Dua ember air dingin mengguyur wajah mereka sehingga gelagapan lah dua pasangan mesum ini, Calista juga tidak jadi menaikan dalaman nya karena mengusap wajah yang di siram dengan air oleh sesorang.

"CALISTA!" Pak Bram membentak kecewa melihat anak bungsu nya.

"PAPA!"

"Apa yang kalian lakukan?!" Mama Arum menatap Danil yang juga sangat kaget dengan keadaan ini.

"Mera! Mer aku bisa jelaskan ini semua, aku tidak melakukan apa apa." Danil ingin meraih tangan calon istri nya.

"Jangan sentuh aku, aku najis di sentuh anjing seperti mu!" Mera membentak dengan mata merah karena menangis.

Siapa yang tidak menangis bila di hari pernikahan nya malah mendapat kado yang sangat istimewa dari calon suami, bahkan dengan adik sendiri pula. sudah pasti Mera merasakan sakit yang amat besar, tidak bisa ia terima semua ini karena dia pun bisa hidup sendiri.

"Aku tidak melakukan apa apa dengan Calista, dia yang menggoda ku!" Danil ingin membuang jejak.

"Gila kau, Mas!" Calista tidak mau di salahkan sendiri.

"Dengarkan aku, Sayang! aku tidak mungkin mengkhianati mu, aku mencintai kamu." Danil terus berusaha.

"Pernikahan kita batal, mulai saat ini kita tidak ada hubungan apa pun!" geram Mera tidak bisa menahan sakit hati nya.

"Kamu salah pah...

Praaaaak.

Botol minuman menghantam kepala nya Danil dengan sangat kuat sehingga menimbulkan luka yang berdarah, semua nya juga kaget karena sslama ini Mera kalem dan tidak banyak bicara, namun sekarang dia mengamuk akibat sakit hati nya.

Bab 2. Amukan Damera

Kemarahan dan juga rasa kecewa yang amat besar sekarang Mera rasakan, kenapa orang yang ia cintai bisa sejahat ini pada nya. tidak permah sekali pun terlintas dalam benak nya bahwa Danil akan mengkhianati dia dengan adik sendiri, bahkan hubungan mereka saja sudah sejauh itu, sama hal nya dengan hubungan Mera dan juga Danil.

Bisa di simpulkan bahwa Danil memang tipe pria yang mata keranjang, tidak pernah bisa menghargai wanita karena dia memang rakus akan selangkang*n saja. tidak peduli bahwa selama ini Damera juga sangat mencintai diri nya, hanya saja memang Mera kadang kala melupakan banyak waktu karena dia butuh kerja juga.

"Berani sekali kau menyakiti Mas Danil, di mana hati mu?!" pekik Calista saat melihat kepala Danil bocor.

"Kau bertanya di mana hatiku? justru kau yang harus nya ku tanya!" pekik Mera menjambak rambut Calista.

"AAHKKKK, PAPA!" Calista menjerit kesaitan karena di jambak saudara nya.

"Hentikan, Mera!" Bram panik melihat anak nya bertengkar begini.

"Bangsat kau, Mera!" Danil berteriak marah karena kepala nya yang bocor.

Braaaak.

Tanpa perasaan Danil mendorong Mera hingga calon istri nya ini jatuh, sebab kekuatan laki laki memang jauh lebih kuat. namun bukan rasa sakit saat di dorong ini yang Mera rasakan, justru dia merasakan sakit karena Danil memang sungguh tidak punya perasaan pada dia hingga mendorong pun langsung sekasar ini.

"Kau berkata aku jahat? seharus nya kau mikir bahwa aku juga tubuh kasih sayang, bukan cuma kerja saja yang ada di otak mu!" Danil menunjuk wajah Mera.

"Hentikan omong kosong mu!" Mera mengambil pembersih toilet dan menyemprotkan di mata Danil.

"AAAGHHHH PANASSS!" Danil kembali menjerit kesakitan sembari memegang mata nya.

"Astaga, Danil!" Mama Arum juga baru sadar bahwa anak nya terluka.

"Bubar kalian semua, tidak ada yang boleh mengambil foto lagi." Sanjaya Papa nya Danil membubarkan wartawan agar mereka tidak terlalu malu nanti nya.

"Tidak perlu menyuruh mereka pergi, kalian harus memberitakan bahwa Danil anak nya Tuan Sanjaya pemilik perusahan mabel itu berselingkuh di hari pernikahan nya!" Damera berdiri tegak dengan wajah merah.

"Sinting kau, Damera!" Calista masih maju sambil membawa gelas karena mau menghantam Damera.

"Kenapa bila aku sinting, kau ingin merasakan kesintingan ku!" Damera meraih botol yang sudah pecah tadi dan menancap kan di mata Calista.

"Aaaakhhhh!" Calista tidak sanggup berdiri karena sangking sakit nya.

"Hentikan, Damera! kau menyakiti adik mu, Papa mohon tolong hentikan." Bram memeluk anak bungsu nya.

"Kenapa Papa hanya peduli dengan rasa sakit nya? siapa yang peduli dengan rasa sakit ku, Pa!" Damera menangis lirih.

"Nak, maafkan anak Mama ya." Mama Arum yang mendekati Damera.

"Sampai kapan pun akan ku ingat perbuatan kalian berdua, untung aku tidak jadi menikah dengan sampah seperti anak mu itu! lebih baik ku buang saja pria seperti itu." Damera melepas cincin nya dan membanting di wajah Danil yang masih belum bisa melek.

"DAMERA!" Bram memanggil anak sulung nya agar mau mendekat.

"Dia butuh menenangkan diri, Bram!" Mama Arum berkata pelan karena dia juga kasihan pada Damera.

"Urus saja anak mu itu, aku malu punya anak seperti dia!" Sanjaya meninggal kan gedung dengan rasa malu yang sangat besar.

Mama Arum walau pun marah dengan putra nya namun dia masih kasihan karena mata Danil bisa saja iritasi akibat kena cairan keras, bersama dengan Bram yang membawa Calista maka mereka segera kerumah sakit agar anak anak segera di tangani dengan baik agar tidak ada yang fatal lagi.

Mungkin nanti akan bisa bicara baik baik apa bila sudah tidak emosi lagi, sekarang Damera pasti sedang sangat emosi akan semua ini. siapa juga yang sanggup melihat calon suami malah selingkuh dengan adik nya sendiri, bahkan di haro pernikahan mereka pula, gaun pengantin yang seharus nya untul bahagia malah untuk menangis.

"Aku minta maaf atas anak ku karena dia menyakiti hati putri mu." Arum berkata lemas pada calon besan nya setelah Danil dan Calista mendapatkan perawatan.

"Bagai mana bisa aku pun tidak tau bahwa Calista punya hubungan gelap dengan Danil, andai saja aku tau maka tidak mungkin ada pernikahan ini." sesal Bram.

"Mera pasti sangat terluka, Ya Allah kasihan lah calon menantu ku." Arum memang sudah suka dengan Mera.

"Dia pasti nya tidak akan mau melanjutkan pernikahan ini, maka sebaik nya Danil menikahi Calista saja." tegas Bram.

"Gila kau! tidak kau pikirkan perasaan Mera, di mana otak mu." sentak Arum yang kesal.

"Mau bagai mana lagi, anak ku sudah rusak di buat putra mu!" sengit Bram pula.

Arum terdiam karena dia sungguh bingung sekarang, suami nya pasti sudah lepas tangan soal Danil. sebab Sanjaya lebih menjunjung martabat nya lebih dari apa pun, apa lagi tadi wartawan pun sampai tau maka sudah pasti besok berita mencoreng nama baik mereka semua.

Bram sangat pusing karena dia juga di lema sekarang, dia masih memikirkan Mera yang pasti sangat sedih sekali karena pernikahan sudah batal. belum lagi kerugian untuk pesta ini, sebab sebagian juga menggunakan uang Damera untuk pernak pernik agar terlihat lebih mewah.

Malu dan juga marah yang Mera rasakan saat ini, para tamu juga sudah berkumpul dan semua teman teman Mera juga menyaksikan bagai mana saat Danil sedang di pergoki tengah bermesraan dengan Calista. hal seperfi itu sudah pasti mencoreng wajah Mera dengan arang yang paling kotor sekali.

"Bila nanti dia sudah agak tenang, maka aku sendiri yang akan minta maaf pada nya!" Arum memang sangat merasa bersalah.

"Tidak akan di maafkan oleh Mera, bahkan sampai Danil menyembah nya pun tidak akan di maafkan." Bram yakin sekali.

"Memaafkan atau tidak itu hak dia, kewajiban Danil harus minta maaf karena dia sudah menyalah gunakan kepercayaan Mera! ahhh aku tidak habis pikir kenapa dia malah selingkuh dengan Calista, sangat beda jauh dengan Mera." geram Arum yang tak mengerti akan sikap anak nya.

"Aku harus bersikap bagai mana nanti, mereka dua dua nya adalah anak ku." bingung Bram yang tak tau harus bagai mana.

Apa lagi dia sudah tidak punya istri yang bisa di ajak berunding, Mera dan Calista beda Mama. Mama mereka sama sama sudah meninggal dunia, Bram sejak saat itu tidak mau menikah lagi karena rasa nya trauma, sudah dua kali menikah tapi istri nya meninggal semua seolah sangat tidak betah memiliki suami seperti dia.

Bab 3. Ternyata sama

Aira begitu iba melihat sahabat nya yang terus menenggak minuman keras malam ini, sebagai pelampiasan dari rasa sakit hati nya maka Damera pergi keclub malam untuk minum alkohol dan melupakan apa yang sudah ia alami. rasa sakit tentu sudah tidak main main lagi, sebab mereka pacaran dengan waktu yang sangat lama.

Malah tiba tiba saja Danil bermain gila dengan Calista yang tidak lain dan tidak bukan Adik Damera sendiri, siapa pun pasti akan merasakan sakit hati amat dalam. mana di dalam perut juga sudah ada janin yang menunggu untuk di resmikan, namun mau bagai mana lagi karena Damera memilih untuk menikah saja.

Dari pada menikahi pria yang mata keranjang, bahkan calon adik ipar pun di celup. maka lebih baik Damera hidup sendirian saja untuk selama nya, soal membesarkan anak maka dia pasti bisa melakukan nya walau pun tanpa Ayah nya sekali pun, dari segi harta maka bisa akan ia cukupi.

Hanya saja soal kasih sayang Ayah nya nanti yang akan jadi masalah, oleh sebab itu lah Damera masih ragu antara mempertahan kan atau akan membuang anak yang belum terbentuk ini di dalam perut nya. mau di buang namun Mera masih sangat sayang, sungguh pusing sekali dia sekarang harus bagai mana.

Aira pun sampai bingung untuk memberi solusi, sebab masalah yang sedang Mera hadapi agak berat tentu nya. andai saja di dalam perut tidak ada bayi, maka rasa nya tentu lebih gampang dan aman, ini sudah ada perintilan kecil pula yang akan memiliki nyawa serta Mera harus menanggung nya sendirian nanti.

"Kenapa? kenapa mereka tega sekali padaku, Ra!" teriak Mera.

"Kamu udah jangan minum lagi, astaga sudah habis tiga botol pula." Aira mulai panik.

"Aku kurang apa pada dia? semua nya sudah ku berikan, bahkan aku tidak pernah menolak apa saja yang di pinta dia!" Mera kembali menangis lagi di dalam ruang VIP ini.

"Kurang ajar sekali memang Danil dan Calista, aku sudah dari dulu ya mengingatkan mu agar kau waspada!" Aira memang sudah curiga.

"Huhuhuuuu, anak ku akan lahir tanpa Ayah bila aku tetap mempertahan nya." isak Damera.

"Aku yakin kau akan bisa, mari kita besar kan bersama sama." Aira memang sahabat nya Damera yang paling baik.

"Aku tak akan diam saja, Ra! akan ku balas rasa sakit hati ini, sungguh aku tidak terima di buat begini." Damera mulai terselimuti dendam.

"Bagus bila kau dendam pada mereka, mari bangkit dan balas mereka yang sudah membuat kau sakit." Aira memberi semangat.

Di depan orang yang menyakiti nya Damera memang bisa bersikap tegar dan juga tegas, namun apa bila sudah di belakang maka yanh ia lakukan hanya lah menangis pilu. mau di tutupi bagai mana pun juga maka dia tetap punya rasa sesih, apa lagi Danil adalah cinta pertama nya dan sudah bersama sama selama beberapa tahun ini.

"Aku harus kekamar mandi dulu." Damera terhuyung huyung bangkit.

"Hati hati, atau mau ku antar saja?" tawar Aira cemas.

"Tidak usah, aku akan lama di dalam sana." sahut Damera.

"Sudah tau aku, paling sebentar kau akan keluar satu jam." sahut Aira memutar bola mata nya malas.

Damera sedikit tersenyum karena Aira memang sungguh mengerti akan sikap nya, dia tau luar dalam nya Mera bagai mana. tidak ada rahasia di antara mereka, bahkan rasa nya Aira juga tau bagai mana hubungan Damera dan Danil di mulai sejak awal karena dia lah yang sudah mendekatkan mereka berdua.

"Astaga, aku malah melupakan ponsel ku." Mera mengeluh pelan karena ponsel ketinggalan.

Biasa nya sambil menangis di dalam toilet maka akan sambil main ponsel, tapi malah ketinggalan juga ponsel nya. sudah jalan terhuyung huyung begini, mau tak mau Damera pun harus kembali lagi untuk mengambil ponsel agar betah di dalam kamar mandi.

"Sedang bicara dengan siapa Aira?" gumam Mera perlahan mendekat karena nada suara sahabat nya terdengar cukup tinggi.

"Di mana otak kamu, Bang! aku dari awal sudah bilang kalau jangan sampai dia hamil, tapi ini apa?" teriak Aira sambil menggigiti kuku.

"Siapa yang Aira bicarakan?" Mera bingung juga.

"Aku tidak tau saat itu kalau akan jadi." jawab suara laki laki.

"Jangan banyak alasan saja kau, Danil! besok temui aku di cafe xxxx karena aku akan membahas hubungan mu dengan Calista." sentak Aira sangat marah.

"Sayang, itu semua salah paham dan aku belum bisa keluar dari rumah sakit." sahut Danil.

"Aku tidak mau tau pokok nya, kalau kamu tidak menuruti ucapan ku maka akan ku bongkar rahasia kita!" ancam Aira.

"Iya, oke! kita akan bicara besok, tapi kamu yang datang kerumah sakit karena aku belum boleh keluar." putus Danil akhir nya.

"Bisa bisa nya kau pun ada hubungan dengan Calista, di mana otak kau ini?!" bentak Aira.

"Maafkan aku, sayang." Danil berucap pelan.

Rasa nya seluruh dunia seolah menimpa kepala Damera setelah tau semua fakta yang amat menyakitkan ini, sakit nya berlapis lapis karena banyak sekali yang ia tidak tau selama menjalin hubungan bersana dengan Danil. di mulai dari adik nya, lalu sekarang malah sahabat yang paling ia percayai.

Semua menyalah gunakan kepercayaan yang Damera berikan, hanya seorang pria bernama Danil. di sini yang paling menang banyak tentu nya Danil, bukan cuma satu atau dia saja dia mendapatkan wanita, melainkan langsung tiga saja dia dapat.

"Aku saat ini sedang bersama dengan Damera, dia masih ragu untuk mempertahan kan atau menggugurkan anak nya!" ujar Aira.

"Pokok nya kalau bisa buat lah dia membuang anak itu saja, aku tidak ingin ada anak lagi." pinta Danil.

"Kau yang membuat anak tapi aku pula yang harus tanggung jawab! pernah kau pikirkan perasaan ku, Danil?" bentak Aira.

"Ini demi masa depan kita, kamu tau kan bahwa kita dalam posisi yang sulit." Danil berucap pelan.

"Ya sudah lah, aku akan berusaha nanti." sahut Aira.

"Terima kasih ya, sayang! i love you." Danil berkata mesra namun tidak di jawab oleh Aira yang masih dongkol.

Damera sudah masuk kedalam toilet lagi dengan air mata yang berderai derai, sungguh sakit perasaan nya sekarang karena di buat begini oleh para manusia jahanam ini. kebaikan nua di salah gunakan oleh semua nya, bahkan Aira juga berkhianat.

"Kenapa kalian tega sekali padaku?" isak Damera memukuli dada nya.

Terasa sangat sesak dan seolah ia tak sanggup lagi mau menahan derita yang amat besar ini, bukan hanya dari satu orang saja yang menyakiti nya, melainkan dari banyak orang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!