NovelToon NovelToon

Istri Kontrak

01. sinopsis

Pagiku selalu disibukan dengan rutinitas ala ibu ibu berdaster tapi sorry aku bukan golongan ibu ibu itu aku masih muda dan belum menikah sama sekali boro boro menikah pacar saja gk punya, sungguh miris nasibku ini kan , tapi aku slow aja karna aku yakin rejeki jodoh dan maut sudah ada yg mengaturnya entah kapan itu tp aku yakin Jodohku pasti datang suatu saat nanti dan entah dengan cara apa yg jelas mimpiku Dia seorang yg bertanggung jawab Soleh ganteng dan kalau bisa sixpack, hehehhe semoga saja

ah hampir lupa perkenalkan namaku Arumi syahira umurku saat ini 24thn pekerjaanku serabutan yg penting halal dan barokah hehehe,

ibuku meninggal pas umurku 13thn beliau kecelakaan korban tabrak lari dan ayahku menjadi single father ya seperti itulah mungkin dan itulah awal mimpi burukku dimulai

Mimpi yg membuat ku harus menentukan pilihan yg membawaku kepada pilihan yg berujung bagai dineraka, ah entah itu neraka atau surga aku pun tak tau . Aku hanya menjalaninya seperti air mengalir yang tak tahu dimana harus bermuara

"pagi rum " sapa Lala

"pagi la" ucapku

Lala adalah tetangga sekaligus sahabatku, kami sama sama bekerja di sebuah warung makan sederhana sudah lama kami bekerja disana mungkin 6 sampai 7 tahunan kurasa, kami bekerja ber shif an dan hari ini giliranku masuk pagi bersamanya

"sudah siap" ucapnya

"tentu" jawabku

"kalau begitu kita les't go... Jalan kaki" ucapnya sembari berjingkrak semangat

"hahaha.. Kupikir bakal naik motor butut mu itu" ucapku sembari meledeknya

"sibutut lagi ngadat pengen jajan katanya jadi hari ini kutinggal dulu biar dia diurus bapak ku dulu .. Heheh" ucapnya

"Pantas jalan kaki" ucapku sembari ku anguk angukan kepala ini

.....

Se sampainya di warung kami langsung pergi kebagian masing masing, Lala bekerja sebagai kasir dan aku adalah pelayan kadang kadang kalau butuh uang tambahan aku juga mencuci piring lumayan uangnya bisa buat makan sehari hari dan gaji pelayanku bisa ku tabung sebagian

"permisi" ucap pelanggan

"silahkan mba, mau pesan apa ? " ucapku

"saya pesan nasi liwet komplit untuk 2 orang minumnya es teh manis dan tawar" ucapnya

"baik. Kalau begitu tunggu sebentar ya mba " ucapku sembari tersenyum ramah

setelah mencatat pesanan langsung aku pergi ke belakang untuk menyampaikan pesanan pelanggan .

.............

Hari sudah sore saat ini waktunya aku pulang tp aku memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan apapun itu yang penting halal

"hari ini kau mau kemana" tanya Lala

"aku mau cari pekerjaan lagi" ucapku

"kerja apa ? " tanya nya

"jadi pelayan dicafe ujung jalan" balasku

"hah, apa kau tak lelah, dari pagi kau melayani pelanggan sekarang harus jadi pelayan lagi " ucapnya ketus

"apa mau di kata, kalau bukan butuh aku pun ogah" balasku ..

Aku tau dia berkata seperti itu karna kasihan padaku tapi dia juga tau aku butuh pekerjaan itu untuk kebutuhan sehari hariku.

Setelah ibuku meninggal ayahku kerja serabutan sampai dia sakit dan aku harus menggantikannya mencari nafkah dan setelah sembuh bukannya mencari kerja dia malah menjadi .. Dia menjadi sosok ayah yang tidak bertanggung jawab dan suka judi entah itu online atau bukan,

aku terpaksa harus cari kerja untuk menyambung hidupku dan ayahku itu

sampai suatu ketika .....

02

Brrakkk .. Bugh

"ya Allah , ada apa ini pak?"

Kulihat bapak babak belur dan ada orang berbadan besar di sampingnya lalu ku pindai sekelilingnya dan ada sekitar 4 orang lagi, aku bingung ada apa ini sebenarnya ?

"siapa kau?" tanya salah seorang dari mereka

Kulirik orang itu meski takut, wajahnya seram badannya besar dan ada banyak tato di tangan dan lehernya, dan mungkin seluruh badannya seram hanya itu yang ada dipikiranku, apalagi matanya merah melotot kalau malam pasti ku kira dia gender''uwo ,, lihat bahkan rambutnya kusut seperti mie yang lama di rendam air

"saya anaknya, bapak bapak ini siapa? Kenapa bapak saya babak belur begini ?" kulihat bapak hanya meringis sakit

"oh jadi kau anaknya si mahfud ini (tunjuknya kepada bapak,, dan ya nama bapak adalah Mahfud)"

"betul" (gugup)

"bapak kau ini punya hutang 150 juta dan itu belum dengan Bunga nya, ekhh pas di tagih malah bilang gak punya "

Bjirr 150 juta ? Kulitik bapak dan dia tetap meringis kesakitan sembari memalingkan wajahnya, kaget tentu, uang sebanyak itu untuk apa? Jika dikilas balik selama aku hidup serumah dengan bapak belum pernah makan enak, baju bagus apalagi uang jajan besar, selama ini kalau aku mau, semua itu pasti ku beli dari hasil kerjaku sendiri tanpa pernah di belikan olehnya

"pak uang sebanyak itu untuk apa? "

bapak diam

" apa hasil kerjaku kurang?"

Bapak tetap diam

"apa kau tak tahu, selama ini bapak mu sering main judi di tempat kami awalnya hanya pasang yang kecil kecil lama kelamaan jadi besar" sahut pria pelontos

kaget dong kukira bapak sudah tobat ternyata TOMAT (tobat maksiat)

"bohong , bapak bilang mau berhenti judi 4 tahun lalu" sanggahku

"hahhaha,, berhenti? Bullshit . Buktinya hampir setiap malam bapak mu itu datang, benerkan Fud ?"

rasanya pengen nangis kejer tapi malu sekaligus takut mereka makin marah, aku cuma bisa meratapi nasib

"Karena kau anaknya jadi kau yang harus bayar semua hutang hutangnya sekaligus bunga nya" ucap salah satu diantara mereka

"bbeer apa jumlah semua hutangnya?" badan dan suaraku bergetar antara takut, marah dan kecewa kepada bapak ku sendiri

"Hutang bapakmu 150 juta dan jika ditambah bunga total nya 250 juta" ( maaf ya saya kira2 saja hutangnya 🙏)

"hah ! Saya gak punya uang sebanyak itu"

Ya iya lah, aku kerja cuma jadi pelayan emang berapa gajiku meski punya kerjaan tambahan tapi penghasilannya sedikit

"itu urusan mu atau rumah ini kami ambil" ucap si botak

"jangan" ucap bapak

(berbarengan)

"jangan rumah ini kumohon hanya rumah ini yang kami punya" seruku

"kalau begitu bayar semua hutang bapakmu"

Sambil menahan tangis "baik , baik tapi saya minta keringanan"

"ok. besok harus ada, saya tidak mau tau"

"jangan besok,, saya minta setiap sebulan sekali, akan saya bayar dari gaji saya setiap bulan , bagaimana?" (harap harap cemas ku ungkapkan kesanggupanku) " akan saya bayar semua tapi dengan dicicil tiap bulan"

Kulihat mereka saling lirik, mungkin meminta pendapat masing-masing

"oke , kalau kau mau nya seperti itu tapi bunga nya bakal naik dan ada denda tambahan kalau kau telat membayar, gimana?"

"kenapa bunga nya naik? Dan Berapa dendanya?"

"karna hutang bapakmu sudah besar dan kau minta keringanan sudah ku berikan sudah beruntung rumah ini gak kita ambil, harus nya kau bersukur dan untuk denda telat sehari 100ribu itu sudah paling ringan kau masih beruntung karna kami yang menagih bukan langsung bos , kalau dia yang nangih mungkin bapak mu tingal nama" ujarnya sembari melirik bapak dan yang lain hanya tertawa sinis

"baiklah , bulan depan saya akan bayar hutangnya karna untuk bulan ini gaji saya sudah habis"

"yaaakh.. Lama lama kau ngelunjak ya , sudah di kasih jantung minta hati lagi" ucap wajah sangar sembari membentak

" saya mohon , saya janji bulan depan saya bayar, gaji saya sudah habis untuk makan sehari-hari,, saya mohon" ucapku memelas

"(menghela napas), ok lah .. bulan depan kita datang kemari lagi dan kau bocah awas saja kalau kau menipu kami, kemana pun kau pergi akan kita kejar , paham "

Buru buru ku anggukan kepala "baik, baik"

Dan akhirnya mereka pergi dari rumahku..

03

"pak, kenapa bapak minjam uang sebanyak itu, bapak taukan aku cuma lulusan SMP cari kerja susah apalagi dengan gaji yang tinggi , ini aja sudah sukur ada buat kita sehari hari kenapa bapak malah minjam uang itu, dari mana uang untuk bayarnya, sebenarnya mau bapak itu apa ?" dadaku bergemuruh marah, kecewa, sedih semua rasa itu membuat dadaku sesak ingin sekali kuluapkan tapi apa daya saat melihat bapak babak belur hatiku tak tega

"kan kamu bilang mau cicil buat bayarnya" ujar bapak

astaga kalau bukan bapakku sendiri sudah ku lempar kepalanya dengan wajan

"iya, tapi apa bapak gak mikir mau seberapa lama utang itu lunas belum bunganya, bapak mau seumur umur hidup cuma kerja buat lunasin hutang doang "

"makanya cari kerja yang gajinya gede , ini cuma jadi pelayan "

kesabaran ku di uji oleh bapakku sendiri

"kalau bapak menyekolahkanku hingga sarjana mungkin aku sudah kerja kantoran gaji gede, lah ini SMA aja enggak bapak bilang buat apa sekolah ujung ujungnya cuma jadi ibu rumah tangga, sekarang bapak ngomong kaya gitu bapak sadar gak kalau semua ini karna bapak sendiri dan kenapa aku yang jadi korban, bapak yang ngutang aku yang bayar, bapak pikir aku tak lelah dengan semua ini aku lelah pak aku ingin seperti yang lain yang kerja cuma buat dirinya sendiri bukan untuk segala kebutuhan yang harusnya bapak yang tanggung, aku lelah pak sangat tapi bapak gak pernah mau berpikir seperti itu bapak selalu mementingkan ego bapak sendiri selalu bilang terlalu sedih ditinggal istri mati tapi yang kulihat bapak gak seperti itu, kalau bapak sedih gak seharusnya bapak larinya ke ju'di, bapak bilang sama ibu kalau bapak bakal merawatku dan menjadikan aku orang sukses tapi lihat lah sekarang sesukses apa aku ini" kuluapkan segala unek unek yang ada dikepala ini biar bapak tau aku pun lelah dijadikan tulang punggung keluarga

kulirik bapak ia terdiam entah membenarkan perkataan ku atau menyangkalnya aku tak tau, aku sudah lelah menebak isi kepalanya ku kira segala usahaku untuk meringankan beban nya bisa membuatnya mengerti bahwa aku masih sayang padanya meski jarang dinafkahi tapi sepertinya pikiranku keliru

Kulangkahkan kaki ini menuju kamar semua ini membuat pikiranku kacau aku butuh istirahat ingin ku biarkan bapak termenung sendiri tapi hati ini masih punya nurani ku ambil p3k lalu ku obati lukanya tak ada pembicaraan apapun kami saling membisu setelah selesai kutingalkan ia sendiri tanpa berkata lagi

.......

Keesokan harinya

kulakukan pekerjaan ku seperti biasa beresin rumah lalu berangkat kerja

selama bekerja fokusku pecah banyak kesalahan yang kulakukan sampai ditegur atasan semua menjadi kacau

,, jam istirahat,,

Ada yang menepuk punggungku

"kamu kenapa si rum?" kulihat ternyata lala

"gak papa kok" sembari kupaksakan tersenyum

"jangan bohong , hari ini kamu sepertinya beda kayak ngebeban banget gitu, kalau mau curhat bilang aja jangan sungkan kita ini kan sahabat kalau perlu bantuan bilang ya kalau bisa kubantu pasti kubantu kalau enggak ya kubantu juga tapi lewat do'a, heehhe" ujarnya

aku tersenyum kupikir sudah tak ada yang peduli ternyata aku salah aku masih punya sahabat yang selalu ada untukku

"bapak punya hutang la (dan mengalirlah ceritaku, semuanya kukatakan tanpa ditutup tutupi)" sembari terisak

"astaga , bapak loe kerasukan setan mana sampe segitunya rum?"

Kuhela napas ini dan menggelengkan kepala

"rum, maaf ni kalau uang segitu gue gak punya" ujarnya

"gak papa la , gue tau kok keadaan loe , malah gue makasih loe mau dengerin curhatan gue"

"kalo dengerin curhat gampang , tapi gimana caranya loe ngelunasinnya?" ujarnya

"entah lah , gue pun bingung , kalo loe ada pekerjaan lain kasih tau gue ya "

"loe kerja udah di dua tempat kalo nyari lagi gimana loe ngimbangi nya rum !"

"ya mau gimana lagi kalo ngandelin gaji disini gak bakalan cukup , buat sehari hari aja kadang kurang"

Kami sama sama terdiam

"ahhh .. Gue inget " ujarnya semangat

Kukerutkan alis "apa?"

" ibu bilang sepupunya lagi nyari orang yang mau kerja jadi ART dikota gajinya gede,(mendadak dia lesu) tapi harus stay 24 jam disna" ujarnya

"serius La "

"serius rum, kalo Lo mau gue bakal bilang sama sepupu ibu gue, tapi kalo loe mau nanti kita jarang ketemu lagi dong" ucapnya sedih

"iya sih, tapi kan gue butuh banget la kalau bisa milih gue juga gak mau "

"ya udah nanti gue bilangin ibu kalo loe mau jadi ART, tapi kerjaan Lo disini gimana?"

"hufftt,, kalo jadi ya terpaksa gue keluar tapi itupun kalo jadi, nanti gue ngomong sama atasan "

"ok lah, semangat jangan sedih terus hidup tetap harus berjalan" ucapnya menghiburku

,,,,,,,,,,

Sudah 5 hari tapi belum ada kabar dari sepupu ibunya lala katanya sedang sibuk dan bakal ngabarin lagi nanti kalau waktu senggang, sebetulnya aku gak mau pergi kerja jauh tapi aku gak punya pilihan

Waktu kuberitahu bapak soal pekerjaan itu dia diam bahkan seperti gak peduli sakit hati ini melihat dia bersikap seperti itu se olah bukan dia penyebab nya tapi kutekan rasa itu berpikir bahwa aku melakukan ini adalah untuk bakti ku padanya karna hanya dia keluarga yang kupunya

...

"rum , loe jadi gak terima tawaran budhe ? kata budhe kalo loe mau lusa udah harus berangkat soalnya lagi di butuhkan banget"

~sebelumnya maaf saya jarang update ~

ide buat cerita ini kadang ada kadang hilang jadi masih abu abu, saya mas pemula 🙏 jadi mohon bimbingannya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!