Terjebak Di Kontrak Cinta
Perjanjian Yang Mengubah Takdir
📍 Kafe Mewah – Malam Hari
Rania menggenggam cangkir kopinya dengan gelisah. Di hadapannya, seorang pria berjas hitam duduk dengan ekspresi dingin. Wajahnya tampan, tapi sorot matanya tajam, penuh perhitungan.
Andrian
Jadi, kau sudah mempertimbangkan tawaranku?
Suara beratnya memecah keheningan. Rania menelan ludah, tangannya yang berada di pangkuan mengepal erat. Ini bukan keputusan yang mudah.
Rania
Aku tidak punya pilihan lain, kan?
Mata pria itu menyipit, seakan menelanjangi pikirannya.
Andrian
Kalau begitu, mari kita bahas detail kontraknya.
Rania menarik napas panjang. Ia tidak pernah membayangkan dalam hidupnya akan menandatangani kontrak pernikahan dengan pria asing. Tapi utang keluarganya terlalu besar. Jika ia tidak setuju, keluarganya akan kehilangan segalanya.
📍 Rumah Keluarga Rania – Beberapa Jam Sebelumnya
Ibu rania
Rania… kita tidak punya uang lagi. Rentenir akan mengambil rumah ini!
Rania
Aku akan cari cara, Bu. Aku janji.
Tapi mencari uang ratusan juta dalam waktu singkat? Itu mustahil—sampai seseorang datang dengan tawaran gila ini.
Pria itu menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatapnya seakan pertanyaannya konyol.
Andrian
Aku butuh istri untuk sementara. Kau butuh uang. Ini hanya bisnis.
Bisnis? Pernikahan baginya adalah impian setiap wanita, tapi bagi pria ini, itu hanya perjanjian semata.
Andrian
Setelah setahun, kita cerai. Tidak ada yang rugi.
Rania
Tidak ada yang rugi? Bagaimana dengan harga diriku?
Pria itu tersenyum miring, tatapannya dingin.
Andrian
Harga dirimu akan tetap utuh, kecuali kau berharap lebih.
Rania mengepalkan tangannya. Sikap pria ini benar-benar menyebalkan.
Pria itu mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam map hitamnya dan menyodorkannya ke arah Rania.
Andrian
Baca dulu sebelum tanda tangan.
Rania mengambil dokumen itu dengan tangan bergetar. Di bagian atas tertulis jelas:
PERJANJIAN PERNIKAHAN ANTARA ADRIAN MAHENDRA DAN RANIA ASTARI
Rania
Adrian Mahendra… CEO Mahendra Corp?
Andrian
Sekarang kau tahu dengan siapa kau berhadapan.
Pesan Masuk dari Nomor Tak Dikenal:
"Selamat datang di neraka kecilmu, Nia. Kau pikir pernikahan ini akan mudah? Kau salah besar."
Jantung Rania berdegup kencang.
Siapa yang mengirim pesan ini?
Pernikahan Tanpa Cinta
📍 Rumah Rania – Malam Hari
Rania duduk di tepi tempat tidurnya, menatap kontrak yang baru saja ia tanda tangani. Tangannya masih sedikit bergetar, seakan otaknya belum bisa menerima keputusan yang ia buat.
Anisa
Sahabat Rania)Kau serius, Nia? Kau benar-benar menikah dengan pria itu?!
Rania
Aku tidak punya pilihan, Sarah. Kalau tidak, rumah ini akan disita.
Di luar kamar, suara batuk ibunya terdengar semakin parah. Hatinya semakin nyeri.
Anisa
Aku tetap merasa ada yang aneh. Kenapa pria sekaya dia memilihmu?
Rania terdiam. Sarah benar. Ini semua terasa seperti jebakan.
📍 Kantor Adrian – Keesokan Harinya
Adrian menatap berkas pernikahan mereka dengan ekspresi datar. Di hadapannya, Reza Mahendra—kakaknya—menyilangkan tangan.
Reza
Kau yakin dengan keputusan ini, Adrian? Menikahi perempuan yang bahkan bukan dari kalangan kita?
Andrian
Ini hanya perjanjian. Setahun, dan semuanya selesai.
Reza
Tapi kau bermain api. Apa kau pikir perempuan itu akan tetap diam setelah tahu semua ini hanyalah permainan?
📍 Rumah Keluarga Mahendra – Malam Hari
Rania berdiri di depan gerbang besar rumah keluarga Mahendra, menggenggam koper kecilnya. Jantungnya berdebar kencang. Ini adalah awal dari pernikahan tanpa cinta.
Saat ia melangkah masuk, seseorang menatapnya dengan penuh kebencian.
Nadine
Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya kau masuk ke dalam hidup Adrian!
Neraka di Rumah Mahendra
Rumah Keluarga Mahendra – Malam Hari
Rania berdiri canggung di depan pintu masuk rumah Adrian. Rumah itu megah, jauh dari apa yang pernah ia bayangkan. Tapi di balik kemewahan ini, ia merasakan tekanan yang begitu besar.
Nadine masih berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh kebencian.
Nadine
Kau pikir dengan menikah dengannya, kau bisa menjadi bagian dari keluarga ini? Mimpi!
Rania menggigit bibirnya. Ia sudah menduga akan mendapat sambutan buruk, tapi tidak secepat ini.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar. Adrian muncul dari dalam rumah, mengenakan kemeja hitam yang mempertegas aura dinginnya.
Andrian
Apa yang kau lakukan di sini, Nadine?
Mata Nadine berbinar penuh emosi.
Nadine
Aku yang seharusnya bertanya, Adrian! Kenapa perempuan ini bisa ada di rumahmu?
Adrian melirik Rania sekilas, lalu menarik tangannya dengan lembut.
Andrian
Dia istriku. Dia punya hak untuk tinggal di sini.
Nadine
Kau gila! Kau menikahi gadis miskin ini hanya karena sebuah kontrak?! Apa harga dirimu serendah itu?
Rania mengepalkan tangannya. Ia ingin membalas, tapi suara Adrian lebih dulu memotong.
Andrian
Cukup, Nadine. Kau tidak berhak mencampuri urusanku lagi.
Mata Nadine berkaca-kaca. Dengan gerakan kasar, ia mengambil tasnya dan melangkah pergi.
Kamar Rania – Beberapa Saat Kemudian
Rania duduk di tepi ranjangnya, menghela napas berat. Rumah ini terlalu asing, terlalu dingin.
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan Adrian masuk tanpa mengetuk.
Andrian
Kau tidak perlu terlalu memikirkan Nadine. Dia hanya tidak terima dengan keputusan ini.
Rania
Tentu saja dia tidak terima. Kau memutuskan menikah denganku begitu saja, tanpa menjelaskan apapun pada orang-orang terdekatmu.
Adrian mendekat, tatapannya tajam.
Andrian
Dengar, Rania. Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan. Yang perlu kau lakukan hanyalah memainkan peranmu sebagai istriku.
Rania
Dan setelah satu tahun?
Andrian
Setelah itu, kau bebas. Sampai saat itu tiba, jangan berpikir untuk lari dari kesepakatan ini.
Jantung Rania berdebar kencang. Ia baru saja memasuki neraka pernikahan ini, dan entah bagaimana, ia tahu bahwa ini baru permulaan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
